Perancangan Penerima Data EKG (Elektrokardiograf) Menggunakan Modulasi Digital FSK (Frequency Shift Keying) dan Modulasi Frekuensi (FM)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perancangan Penerima Data EKG (Elektrokardiograf) Menggunakan Modulasi Digital FSK (Frequency Shift Keying) dan Modulasi Frekuensi (FM)"

Transkripsi

1 Perancangan Penerima Data EKG (Elektrokardiograf) Menggunakan Modulasi Digital FSK (Frequency Shift Keying) dan Modulasi Frekuensi (FM) Desyanto Dwi Rahmadi [], Darjat, ST., MT. [], Yuli Christiyono, ST., MT. [] Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstrak Saat ini, seorang dokter di rumah sakit sering kali harus berjalan jauh untuk mengambil data pasien yang terekam pada alat EKG (elektrikardiograf). Hal ini disebabkan karena terpisahnya ruang pasien dengan ruang dokter. Untuk mengatasi masalah itu diperlukan suatu alat yang menghubungkan antara EKG di ruang pasien dengan komputer dokter menggunakan sistem nirkabel. Pada Tugas Akhir ini dilakukan perancangan sistem komunikasi nirkabel berupa receiver yang berguna untuk menerima data EKG yang telah dipancarkan oleh transmitter. Setelah data dipancarkan oleh transmitter maka data diterima oleh penerima FM. Sinyal yang diperoleh penerima FM ada 3 macam, yaitu sinyal pembawa, sinyal pemandu (pilot) dan data. Sinyal informasi didemodulasi dan dipisahkan dari pembawanya Pada sinyal informasi ini dilakukan proses pemisahan sinyal pemandu dengan data oleh LPF. Sinyal informasi kemudian diubah kembali menjadi data digital serial dengan demodulator FSK kemudian dihubungkan ke komputer dengan antarmuka RS3 untuk diolah lebih lanjut. Pada pengujian sistem penerima ini, data yang diperoleh adalah seperti yang diharapkan, baik saat diuji pada masing-masing blok maupun pada saat diuji dengan data EKG dari pemancar. Pada saat diterima, data dari pemancar mengalami pelemahan, tetapi hasil akhir tetap sebagaimana yang diharapkan. Hal tersebut terjadi karena pada rangkaian ini data yang terpenting adalah frekuensinya. Jadi adanya pelemahan tidak terlalu berpengaruh, sehingga secara keseluruhan sistem bekerja dengan baik, sesuai yang diharapkan. Kata kunci: Receiver, EKG, nirkabel, modulasi, komunikasi serial RS3. I. PENDAHULUAN. Latar Belakang Untuk mempermudah kinerja dokter di rumah sakit, terutama yang berkaitan dengan pengambilan data EKG, maka perlu dibuat suatu alat yang menghubungkan antara EKG ditempat pasien dengan dokter di ruang kerjanya dengan sistem nirkabel. Oleh karena itu pada Tugas Akhir ini dirancang sebuah alat yang berfungsi untuk menerima data EKG yang telah dikirimkan oleh pemancar di ruang pasien yang kemudian data dari pemancar tersebut diubah menjadi data digital dan dihubungkan ke komputer di ruang kerja dokter untuk diolah lebih lanjut.. Tujuan Tujuan dalam Tugas Akhir ini adalah membuat dan menguji sistem penerima data EKG dengan modulasi digital FSK (Frequency Shift Keying) dan modulasi frekuensi FM, kemudian dihubungkan ke komputer untuk diolah lebih lanjut..3 Pembatasan masalah Agar tidak menyimpang dari pembahasan, maka Tugas Akhir ini mempunyai batasan masalah sebagai berikut :. Tugas Akhir ini membuat perangkat keras yang berfungsi menerima data dari pemancar dan membuat antarmukanya ke komputer, sehingga tidak membahas perangkat keras EKG, pemancar data EKG dan tampilan data EKG di komputer.. Rangkaian menggunakan penerima FM dengan demodulasi digital FSK. 3. Pada penerima FM digunakan tuner (penala IF) buatan pabrik, dan tidak membahas tentang rangkaian penala tersebut. 4. Menggunakan komunikasi serial RS3 untuk antar muka dengan komputer. II. DASAR TEORI. Modulasi Modulasi frekuensi berarti suatu modulasi dimana frekuensi sinyal pembawa divariasikan secara proposional berdasarkan amplitudo sinyal masukan (amplitudo sinyal pembawa tetap konstan). Tujuan utama dari proses modulasi adalah untuk mengefisienkan dimensi antena. Untuk radiasi elektromagnetis yang efisien, besar dimensi antena harus sama dengan panjang gelombang ( ) dari sinyal yang dipancarkan. λ = c f (.) Jadi jika sinyal informasi (f) yang dipancarkan adalah khz, maka panjang antenanya adalah 300 km, sehingga tidak efisien. [][]. Penerima (demodulator) FM Proses demodulasi adalah kebalikan dari proses modulasi, yaitu memperoleh kembali sinyal informasi dengan cara menghilangkan sinyal pembawa. Untuk dapat mendeteksi suatu sinyal FM diperlukan suatu rangkaian yang tegangannya berubah secara linear sesuai dengan frekuensi sinyal masukan. Pada tugas akhir ini digunakan rangkaian detektor reaktif sebagai demodulator FM. Bila suatu sinyal dimodulasi fasa dikalikan dengan sinyal FM itu sendiri yang telah digeser 90, salah satu dari Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro UNDIP Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro UNDIP

2 komponen pada sinyal keluaran pengali itu adalah modulasinya sendiri. Bila arus pembawa mengalir lewat induktor seperti pada Gambar., dengan V L adalah pembawa yang dimodulasi yang tergeser 90, arus yang sama mengalir lewat Z, yang merupakan rangkaian resonansi paralel yang ditala pada frekuensi tengah pembawa. Tegangan pada rangkaian ini mengalami suatu pergeseran fasa yang langsung berkaitan dengan deviasi frekuensi pembawa, hasilnya ialah suatu konversi dari modulasi frekuensi ke modulasi fasa. Bila tegangan pada induktor dikalikan dengan tegangan pada rangkaian tala, modulasi akan timbul pada keluaran dari pengali. Gambar.. Rangkaian untuk memperoleh pergeseran fasa dalam sebuah detektor reaktif Skema blok detektor reaktif dasar Jika frekuensi pembawa bervariasi dengan perlahan-lahan, tegangan atau arus pembawa dimisalkan berbentuk sinusoida. Maka arus adalah i = im sin ωt (.) Maka tegangan pada induktor mendahului arus 90 ; v = V cosωt (.3) L L MAKS Tegangan pada rangkaian tala paralel akan sefasa dengan arus pada keadaan resonansi. Pada frekuensi-frekuensi dalam daerah sekitar ±% dari resonansi, sudut fasa admitansi dari rangkaian dengan memisalkan ω / ω adalah 0 φ = tan yq (.4) Sudut fasa impedansi adalah φ, dan tegangan pada rangkaian tala adalah vz = VZ MAKS sin( ωt φ) (.5) Sedangkan variabel y dapat dinyatakan dengan pendekatan sebagai f f o δf y = f o f f o (.6) dengan δ f = f f dan f o adalah frekuensi resonansi dari o rangkaian, dengan δ f << f. Kemudian kedua tegangan o v L dan v Z dimasukkan ke sebuah pengali seperti ditunjukkan Gambar.. Tegangan keluaran yang dinyatakan sebagai kesebandingan diberikan oleh: v v v O L Z v o cosωt sin( ωt φ) (.7) v O sin( ωt + φ) + sinφ (.8) LPF digunakan untuk memilih komponen sin φ dan menolak komponen sin( ω t + φ). Untuk sudut yang kecil, sin φ tanφ, sehingga keluarannya adalah sebanding dengan y, v o y atau v o δf f 0 (.9) karena δ f = f f = ke, dengan e m adalah sinyal i c m modulasi. Karena itu, vo em,atau tegangan keluaran adalah sebanding dengan sinyal modulasi asli. [].3 Antena Antena diperlukan untuk penggandengan antara pemancar dan penerima dalam suatu hubungan ruang (space link). Pada rangkaian penerima, antena berfungsi untuk menangkap pancaran gelombang elektromagnet yang dihasilkan oleh pemancar. Bentuk dasar antena ada dua macam, yaitu antena kutub dua ½ gelombang yang direntangkan secara horisontal (antena Hertz) dan antena ¼ gelombang vertikal (antena Marconi). Panjang efektif antena adalah f. =c. f p (.0) dengan f adalah frekuensi (Hz); adalah panjang gelombang (m); f p adalah faktor pendekatan (biasanya 95%) dan c adalah kecepatan rambat gelombang elektromagnet dalam ruang (300 x0 6 m/s). Pola pancaran antena yang ideal diperlihatkan oleh gambar.3, yaitu bila antena berada jauh diatas permukaan bumi. Bumi berpengaruh pada bentuk pola pancaran antena karena bumi menyerap/memantulkan gelombang elektromagnet. [] Gambar. Pola pancaran antena Marconi; Pola pancaran antena kutub dua ½..4 Tapis Pelewat Frekuensi Rendah (LPF) LPF berfungsi untuk melewatkan frekuensi dibawah frekuensi potong (f c, cut off) dan menahan frekuensi diatas frekuensi potong. Gambar.3 menunjukkan Rangkaian LPF aktif orde dua. Vout 3 db turun Gambar.3 Tapis frekuensi rendah aktif. respon keluaran Pada frekuensi rendah, kedua kapasitor menjadi seperti terbuka, rangkaian menjadi seperti pengikut tegangan. Jika frekuensi bertambah,impedansi C berkurang dan tegangan masukan tak membalik berkurang. Pada waktu yang sama, kapasitor C mengumpan balik sinyal dalam fasa pada sinyal masukan. Karena sinyal umpan balik menambah sinyal sumber, umpan balik adalah positif. Hasilnya adalah penurunan tegangan masukan tak pembalik, yang disebabkan karena C tidak sebesar tanpa pengumpan balik positif. Frekuensi kutub (f p ) digunakan untuk merancang tapis aktif. Perhitungan frekuensi kutub tersebut adalah: C Q = 0.5 (.) C fc f

3 dan f p = ; πr C C f p = (.) πrc Untuk tapis butterworth, nilai Q=0.707 dan untuk tapis bessel Q= [3].5 Detektor dengan ikal terkunci fasa (Phase- Locked Loop/ PLL) PLL terdiri atas 3 bagian dasar yaitu voltage controlled oscillator (VCO), Phase detector (PD), serta tapis ikal dengan penguat arus searah. Diagram blok PLL diperlihatkan pada Gambar.4. Gambar.4 Blok diagram PLL Frekuensi yang masuk ke detektor fasa dibandingkan dengan frekuensi pengumpanbalik. Kalau frekuensi yang masuk ke detektor berselisih fasa, maka detektor mengeluarkan isyarat berupa tegangan searah. Tinggi tegangan ini (disebut tegangan keliru/error voltage) berbanding lurus dengan besar selisih fasa. Tegangan keliru tersebut diumpankan ke VCO guna mengemudikan VCO, agar frekuensi terkunci pada frekuensi masukan. [] Osilator terkemudi tegangan (VCO) adalah osilator yang dapat menghasilkan frekuensi spontan yang dapat berubah sesuai tegangan masukan. Misalkan frekuensi spontan yang dihasilkan adalah 0 (t) maka dapat ditarik persamaan.3. 0 (t)= c + K c v c (t) (.3) dengan: c = frekuensi tengah dari VCO K c = penguatan VCO Detektor fasa (PD) memiliki dua masukan dan satu keluaran. Jika kedua masukan memiliki periode yang sama, maka komponen dc dari keluaran PD sebanding dengan besarnya perbedaan sudut antara kedua masukan sinyal periodik tersebut. x dc =K d sin( i o ) (.4) dengan x dc = rata-rata keluaran dc dari PD; i o adalah sudut fasa sinyal masukan dan keluaran VCO; K d adalah penguatan PD. Komponen dasar ketiga adalah tapis ikal dengan penguatan. Tujuan dari rangkaian tapis ini adalah untuk memperoleh komponen dc dari keluaran PD (x(t)). Ketika frekuensi masukan (f i ) dan ferkuensi keluaran (f o ) pada rangkaian terkunci fasa sama, maka tegangan v c (t) konstan. Jika f i dinaikkan perlahan maka akan menyebabkan perbedaan sudut fasa pada PD ( i o ) akan naik seiring dengan waktu. Bagian dc dari keluaran PD akan naik sehingga akan menaikkan tegangan dari keluaran tapis yang digunakan untuk mengendalikan keluaran frekuensi dari VCO. Kondisi yang bersesuaian ini akan menaikkan frekuensi keluaran VCO sampai didapatkan frekuensi yang sebanding dengan frekuensi masukan. [5][6].6 Modulasi Digital Pengunci Pergeseran Frekuensi (Frequency Shift Keying / FSK) Sistem modulasi FSK adalah modulasi frekuensi dengan pemodulasi data digital. Dengan kata lain FSK biner adalah suatu bentuk modulasi sudut dengan selubung konstan yang mirip dengan FM konvensional, tetapi sinyal pemodulasinya berupa aliran pulsa biner yang bervariasi diantara dua level tegangan diskrit, sehingga berbeda dengan bentuk perubahan yang kontinyu pada gelombang analog. Ungkapan matematis untuk sinyal FSK biner ditunjukkan Persamaan.5. v(t) = fm( t) ω VCCos ω C + t (.5) dengan v(t) adalah bentuk gelombang FSK biner; V C adalah puncak amplitudo carrier tanpa termodulasi; C adalah frekuensi pembawa (dalam radian); f m (t) adalah frekuensi sinyal digital biner pemodulasi; adalah selisih sinyal pemodulasi (dalam radian)..7 Demodulator Biner FSK Keluaran demodulator FSK biner adalah suatu fungsi langkah (step) pada kawasan frekuensi. Keluaran FSK bergeser diantara dua frekuensi yaitu mark frequecy (logika ) dan space frequency (logika 0). Pada modulator FSK biner, ada suatu perubahan frekuensi keluaran setiap adanya perubahan kondisi logika pada sinyal masukan. Sebagai konsekuensinya, laju perubahan masukan (bit rate) adalah sebanding dengan laju perubahan keluaran (baud rate). Baud rate sebanding dengan keterkaitan waktu pada satu elemen sinyal keluaran. Pada FSK biner, laju masukan dan laju keluaran adalah sama; sehingga, bit rate dan baud rate adalah sama. Gambar.5. Sistem modulasi FSK biner [].8 Komunikasi Serial Asinkron.8. Tata Cara Komunikasi Serial Asinkron Komunikasi data serial secara asinkron adalah komunikasi data serial yang pengiriman datanya berdasarkan kecepatan baudrate [] sehingga tidak memerlukan sinyal detak untuk sinkronisasi. [3] Penerima hanya perlu mendeteksi adanya start bit sebagai awal pengiriman data, selanjutnya komunikasi data terjadi antar dua buah register geser yang ada pada pengirim maupun penerima. Setelah 8 bit data diterima, maka penerima akan menunggu adanya stop bit sebagai tanda bahwa byte data telah terkirim dan penerima dapat siap untuk menunggu pengiriman data berikutnya. [5] Gambar.6. Transmisi serial asinkron [0].8. Karakteristik Sinyal Port Serial Standar RS3 hanya menyangkut komunikasi data antara komputer dengan alat-alat pelengkap komputer. Standar sinyal serial RS3 memiliki ketentuan level 3

4 tegangan sebagai berikut: Logika (mark) terletak antara -3V hingga -5V; Logika 0 (space) terletak antara +3V hingga +5V. Sedangkan daerah tegangan antara -3V hingga +3V adalah invalid level, sehingga harus dihindari. Level tegangan lebih negatif dari -5V atau lebih positif dari +5V juga harus dihindari. [5] III. PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Penerima data EKG ini terdiri dari 3 bagian utama, yaitu: bagian penerima, pengondisi sinyal, dan antarmuka dengan komputer. Gambar 3.. Blok Diagram Penerima Prinsip kerja Gambar 3. adalah penerima FM menerima sinyal yang dikirimkan pemancar, kemudian sinyal tersebut ditapis oleh LPF untuk memisahkan sinyal data dan sinyal pilot. Setelah mendapatkan sinyal data yang diinginkan, sinyal tersebut didemodulasi dengan demodulator FSK untuk mendapatkan data yang sebenarnya. Keluaran dari penerima FM juga dihubungkan ke PLL. Di dalam PLL terdapat pendeteksi sinyal penanda yang digunakan untuk validasi data. Data yang didapat kemudian dikirimkan ke komputer untuk diolah lebih lanjut. 3. Penerima FM Penala yang digunakan adalah penala jadi (build up) yang menghasilkan sinyal IF, kemudian diolah oleh IC LA60. Sistem pendeteksian yang digunakan adalah detektor reaktif. Jika IC LA60 digunakan sebagai penerima FM maka fasilitas yang dipakai adalah penguat IF, detektor reaktif, penguat depan AF, dan tuning indicator drive output. Rangkaian lengkap ditunjukkan oleh Gambar 3.. Gambar 3. Penerima FM [] 3. Tapis Pelewat Frekuensi Rendah 4 KHz LPF 4 KHz digunakan untuk memisahkan sinyal mark (300 Hz) dan space (00 Hz) dari sinyal penanda (5 khz), sebelum sinyal informasi tersebut diubah menjadi sinyal digital serial oleh demodulator FSK. Rangkaian LPF ditunjukkan oleh Gambar.3. Frekuensi potongnya 4 khz, nilai resitor adalah 3 k dan tapis yang digunakan butterworth (Q = 0.707), maka: C C C C Q = 0.5 =.44= = C 0.5 C C C Sehingga C =C. maka nilai kapasitor dapat dihitung dengan Persamaan. : C = = 9.38nF 0nF π 3kΩ 4kHz Jadi nilai C = 0 nf dan C = 0 nf. 3.3 Demodulator FSK Pada bagian pemancar bit-bit digital dikirim dengan sistem modulasi digital FSK dengan menggunakan IC TCM305. Untuk memperoleh kembali data yang telah dimodulasi FSK dari informasi analog keluaran LPF menjadi dereten bit digital, maka dibutuhkan demodulator FSK. Baud rate yang digunakan pemancar adalah 00 bps, maka baud rate penerima harus 00 bps. Menurut standar CCITT V.3, agar baud rate yang diterima adalah 00 bps, maka TRS TXR dan TXR diberi masukan logika rendah (Low). Rangkaian lengkapnya ditunjukkan Gambar 3.3. Gambar 3.3. Rangkaian lengkap Demodulator FSK dengan IC TCM305 [] 3.4 Pendeteksi Sinyal Penanda Sinyal penanda digunakan untuk membedakan sinyal informasi dengan sinyal lain, sehingga hanya sinyal informasi yang diinginkan yang dapat diproses oleh penerima. Pada saat sinyal yang diterima adalah sinyal informasi, maka LED menyala sedangkan pada saat sinyal yang diterima bukan sinyal informasi, maka LED padam. Untuk mengatur supaya LED hanya menyala jika ada sinyal 5 KHz. Maka resistor variabel pada pin 6 IC LA336 perlu disetel. 6K8 Masukan 0K uf uf 4. 7 uf 6K8 nf 680 pf 47 nf LA K Vcc+9V LED uf Keluaran Gambar 3.4. Pendeteksi sinyal penanda 5 KHz [] 4

5 3.5 Pengkondisi Penerimaan Pengkondisi penerimaan berfungsi untuk menonaktifkan data masukan saat tidak ada sinyal penanda. Pada blok ini digunakan gerbang AND, dengan masukan pendeteksi sinyal penanda dan data demodulator FSK. Pada waktu sinyal penanda terdeteksi, maka data tersebut diteruskan ke RS3, jika tidak ada sinyal penanda data tersebut tidak diteruskan ke RS3, sekalipun terdapat data dari keluaran demodulator FSK. 3.6 Antarmuka Serial RS3 Antarmuka serial RS3 digunakan untuk menjembatani jalur komunikasi serial komputer dengan sistem penerima, karena aras tegangan logika kedua sistem ini berbeda. RS3 menggunakan aras +V dan -V untuk logika 0 dan, sedangkan demodulator FSK menggunakan aras TTL +5V dan 0V, untuk logika dan 0. Pada blok ini digunakan IC MAX3, yang berfungsi mengubah aras tegangan TTL menjadi aras RS3. Gambar 4.. Pengujian Blok Penerima FM; Keluaran sinyal pilot Dari Gambar 4. dapat dilihat bahwa frekuensi sinyal penanda adalah 5 khz dengan tegangan 0,48 Vpp. Hal ini berarti blok penerima telah berfungsi dengan baik. Tahap kedua adalah pemancar memancarkan sinyal uji. Sinyal uji yang digunakan adalah sinyal sinus dari AFG dengan frekuensi 300 Hz dan 00 Hz, untuk mewakili sinyal mark dan space yang akan dimodulasi frekuensi. Hasil tampilan osiloskop pada penerima ditunjukkan Gambar 4.. Gambar 4.. Keluaran Penerima FM frekuensi mark. frekuensi space. Gambar 3.5. Antarmuka serial RS3 dengan IC MAX3 IV. PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Pengujian dilakukan dengan dua cara, yaitu pengujian pada masing-masing blok dan pengujian sistem secara keseluruhan. 4. Pengujian dan Analisa Blok Pendeteksi Sinyal Penanda Pengujian blok ini dilakukan dengan memberikan masukan sinyal sinus dari AFG, kemudian diamati kondisi logika pada indikator LED (nyala/mati). Resistor variabel pada pin 6 IC LA336 perlu disetel sampai LED menyala saat diberi masukan 5 khz. Dari hasil pengujian didapatkan LED menyala saat diberi masukan 4 khz sampai 7 khz. 4. Pengujian dan Analisa Penerima FM Pengujian rangkaian ini dilakukan bersamaan dengan pengujian pemancar FM dan blok pendeteksi sinyal penanda. Pengujian dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama menyamakan frekuensi pemancar dengan penerima, dengan cara memancarkan sinyal pembawa dan sinyal pilot. Kemudian pada bagian penerima, tuner diputar sampai ditemukan frekuensi pemancar FM dan melihat keluarannya pada osiloskop. Pada saat penerima menerima sinyal dari pemancar, maka indikator pada penerima FM dan pendeteksi sinyal penanda akan menyala. 4.3 Pengujian dan Analisa LPF 4 KHz Pengujian LPF dilakukan dengan memberi masukan gelombang sinus Vpp dengan frekuensi 0,5 khz sampai 0 khz. Penguatan dalam db dihitung dengan Persamaan 4.: Vout A = 0log db (4.) V Gain (db) ,5,5,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5 7 7,5 8 8,5 9 9,5 0 in f (x khz) Gambar 4.3. Tanggapan frekuensi terhadap penguatan LPF Pada Gambar 4.3 ditunjukkan respon yang sesuai dengan perancangan, hanya saja memiliki penguatan yang berbeda. Hal ini tidak masalah, sebab data yang dilewatkan adalah pada frekuensi 300 dan 00 Hz. Pada Gambar 4.4 ditunjukkan tanggapan keluaran LPF terhadap beberapa frekuensi masukan. (c) Gambar 4.4. Keluaran LPF 4 KHz dengan frekuensi masukan: k3 Hz k khz (c) 4 khz 5

6 Pada saat pemancar memancarkan data digital 0000, keluaran LPF ditunjukkan Gambar 4.5. Gambar 4.5. Masukan dan keluaran LPF 4kHz Dari Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa pada masukan LPF terdapat riak, sedangkan pada keluaran LPF riak tersebut tidak terlihat. Adanya riak tersebut menunjukkan bahwa sinyal keluaran penerima FM mengandung informasi sinyal penanda yang berfrekuensi lebih tinggi, yaitu 5 khz. 4.4 Pengujian dan Analisa Blok Demodulator FSK Laju baud pengiriman data yang digunakan 00 bps, sehingga keluaran demodulator FSK saat mendapat masukan analog dengan frekuensi 300 Hz adalah tinggi dan saat mendapat masukan 00 Hz adalah rendah. Hasil pengujian ditunjukkan Gambar 4.6. Gambar 4.8. keluaran pengondisi sinyal: tanpa Pilot; dengan Pilot Dari Gambar 4.8 dapat diamati bahwa pada saat LED mati, tegangan pada pin 6 IC LA336 adalah,6v dan pada saat LED nyala tegangannya adalah 0,64V. Pada blok ini, keluaran pin 6 dimasukkan ke gerbang NOT, sehingga level tegangan rendah berubah menjadi tinggi dan sebaliknya. Keluaran gerbang NOT di-and-kan dengan sinyal FSK. 4.6 Pengujian dan Analisa Blok Antarmuka Serial RS3 Pengujian blok ini dilakukan dengan memberi input TTL ke antarmuka serial. Input TTL berasal dari AFG dan keluaran demodulator FSK. Sinyal masukan dan sinyal keluaran dari blok antarmuka serial RS3 pada osiloskop ditunjukkan Gambar 4.9. Saat rangkaian mendapat masukan tegangan sebesar 0V maka tegangan keluarannya sekitar +9V. Sebaliknya jika rangkaian mendapat masukan tegangan sebesar +5V maka tegangan keluarannya mendekati -9V. (c) Gambar 4.6. Keluaran Demodulator FSK dengan frekuesi AFG: 300 Hz; 600 Hz; (c) 00 Hz Dari hasil pengujian didapatkan bahwa pada saat frekuensi masukan 600 Hz, kondisi keluarannya tidak tentu, hal ini terjadi karena saat frekuensi tersebut terjadi kondisi peralihan pada keluarannya. Frekuensi kurang dari 600 Hz menyebabkan kondisi keluaran tinggi dan frekuensi lebih dari 680 Hz menyebabkan kondisi keluaran rendah. Pada saat masukan demodulator FSK dihubungkan dengan LPF dan penerima FM, keluaran demodulator FSK ditunjukkan Gambar 4.7. Gambar 4.9. Hasil pengujian rangkaian Antarmuka RS3 dengan masukan: AFG; data FSK 4.7 Pengujian Sistem Secara Keseluruhan Pengujian yang terakhir yaitu dengan menerima data EKG yang telah dipancarkan. Pada tahap ini, dilakukan pengambilan data berupa byte-byte keluaran blok RS3 dengan program bantu. Byte-byte tersebut kemudian diubah dan dibuat grafiknya dengan bantuan Excel. Grafik yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan tampilan data EKG dari osiloskop pada sisi pemancar (Gambar 4.0). Gambar 4.7. keluaran demodulator FSK (masukan data dari penerima FM) Gambar 4.7 membuktikan rangkaian demodulator FSK berhasil mendapatkan kembali data dari pemancar, yaitu Biner 0 pada MSB sebagai start bit, dan biner pada LSB sebagai stop bit. 4.5 Pengujian dan Analisa Blok Pengondisi Sinyal Hasil pengujian blok ini adalah saat indikator sinyal penanda menyala, maka data FSK dikirim ke antarmuka serial RS3. Saat sinyal penanda mati, data tidak dikirim ke antarmuka serial RS3, sekalipun ada data pada keluaran demodulator FSK, karena data tersebut dianggap bukan dari pemancar yang semestinya. Gambar 4.0 Tampilan data EKG dari osiloskop pada sisi pemancar dari bit-bit digital keluaran RS3 6

7 Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa tiaptiap blok telah berfungsi dengan baik. Dari pengujian juga dapat diketahui bahwa penerima mampu mendapatkan kembali data yang dikirimkan sekalipun sudah mengalami pelemahan dan perubahan bentuk gelombang, asalkan penerima bisa mengetahui frekuensi sinyalnya. Jarak pengujian antara pemancar dan penerima agar data dapat diterima dengan baik adalah sejauh 300 meter. Jarak tersebut sudah bisa menjangkau jarak antara ruang pasien dengan ruang dokter di rumah sakit. V. PENUTUP 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan didapatkan hal-hal penting sebagai berikut:. Penerima dapat bekerja dengan baik pada jarak 300 meter dari pemancar dengan pelemahan 0 db.. Pada pengujian sistem penerima ini, data akhir yang diperoleh sama dengan data yang dipancarkan, sekalipun sinyal yang diterima mengalami pelemahan. Hal tersebut bisa terjadi karena pada penerima ini data yang terpenting adalah nilai frekuensinya, bukan amplitudonya. 3. Jika indikator sinyal pada blok penerima menyala, berarti sinyal yang diterima lebih dari 00mV (-0dB). 4. LPF digunakan untuk memisahkan sinyal penanda dengan sinyal informasi (mark dan space) sebelum masuk ke blok demodulator FSK. 5. Blok PLL digunakan untuk mendeteksi sinyal pilot/pemandu yang berguna untuk validasi data. 6. Dengan IC LA336, rentang frekuensi sinyal penanda adalah antara khz sampai 3 khz agar pemancar bisa dikenali oleh penerima. 7. Demodulator FSK bisa mendapatkan kembali data yang dipancarkan, sekalipun terjadi pelemahan dan perubahan bentuk gelombang pada sinyal yang diterima. 5. Saran. Baudrate dapat diperbesar dengan menggunakan IC yang lain.. Untuk menerima data yang dikirimkan lebih dari satu pemancar, maka bisa digunakan teknik penggandaan kanal seperti TDM dan FDM. 3. Untuk jarak yang lebih jauh bisa digunakan antena dengan penguatan yang lebih besar atau dengan ditambahkan penguat antena. DAFTAR PUSTAKA. Dennis Roody, J. Coolen, Komunikasi Elektronika, J.., Erlangga, Jakarta Wasito, S, Vademekum Elektronika Edisi Kedua, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Malvino, Paul Albert, Prinsip Prinsip Elektronika Jilid I, Diterjemahkan oleh Sahat Pakpahan, Erlangga, Jakarta, Coughlin, F. Robert, Penguat Operasional dan Rangkaian Terpadu Linear, Diterjemahkan oleh Herman Widodo S, Erlangga, Jakarta, Millman, Halkias, Elektronika Terpadu, Erlangga, Jakarta, Schwartz, Mischa, Transmisi Informasi, Modulasi dan Bising, Erlangga, Jakarta, Cooper, George, Modern Communications and Spread Spectrum, McGraw Hill Book Company, Singapore Erwin, Robert M. Pengantar Telekomunikasi, Elex Media Komputindo, Jakarta, P. H. Simale, Sistem Telekomunikasi I, Edisi kedua, Erlangga, Jakarta, Putra, Agfianto Eko, Belajar Mikrokontroler AT89C5/5/55 Teori dan Aplikasi, Gaya Media, Yogyakarta, Setiawan Rachmad, Mikrokontroler MCS-5, Graha Ilmu, Yogyakarta, Sudjadi, Teori dan Aplikasi Mikrokontroler, Aplikasi pada Mikrokontroler AT89C5, Graha Ilmu, Yogyakarta, Wasito, S, Data Sheet Book, Data IC Linier, TTL & CMOS, Elex Media Komputindo, Jakarta, Prasetia Ratna & Widodo, Edi Catur, Interfacing Port Pararel dan Port Serial komputer dengan Visual Basic 6.0, Penerbit Andi, Yogyakarta, 004. Biodata Penulis Desyanto Dwi Rahmadi (LF ), lahir di Pemalang, 5 Desember 98. Penulis adalah mahasiswa S Teknik Elektro, konsentrasi Elektronika Telekomunikasi Universitas Diponegoro, saat ini sedang menyelesaikan Tugas Akhir. Menyetujui dan Mengesahkan Pembimbing I Darjat, ST., MT. NIP Tanggal:... Pembimbing II Yuli Christiyono, ST., MT. NIP Tanggal:... 7

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Realisasi PLL (Phase Locked Loop) sebagai modul praktikum demodulator FM sebelumnya telah pernah dibuat oleh Rizal Septianda mahasiswa Program Studi Teknik

Lebih terperinci

MODULATOR DAN DEMODULATOR. FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta

MODULATOR DAN DEMODULATOR. FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta MODULATOR DAN DEMODULATOR FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Email: budihardja@yahoo.com Intisari

Lebih terperinci

PERANCANGAN TELEMETRI SUHU DENGAN MODULASI DIGITAL FSK -FM

PERANCANGAN TELEMETRI SUHU DENGAN MODULASI DIGITAL FSK -FM Perancangan Telemetri Suhu dengan Modulasi Digital FSK-FM ( Sukiswo ) PERANCANGAN TELEMETRI SUHU DENGAN MODULASI DIGITAL FSK -FM Sukiswo Jurusan Teknik Elektro Fak. T eknik Undip Jl. Prof Sudharto Tembalang,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MAKALAH TUGAS AKHIR PERANCANGAN TELEMETRI SUHU DENGAN MODULASI DIGITAL FSK (FREQUENCY SHIFT KEYING) MODULASI FREKUENSI Oleh : Januar Rifai Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2012/2013 JUDUL ( FSK) FREQUENCY SHIFT KEYING GRUP 1 TELKOM 3D PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK

Lebih terperinci

APLIKASI RDS (Radio Data Sytem) PADA SIARAN FM KONVENSIONAL

APLIKASI RDS (Radio Data Sytem) PADA SIARAN FM KONVENSIONAL APLIKASI RDS (Radio Data Sytem) PADA SIARAN FM KONVENSIONAL TUGAS AKHIR Disusun Oleh : AHMAD BURHANUDDIN ROSID 201010130312099 JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015 i KATA

Lebih terperinci

FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM TRANSMITTER DENGAN PSEUDO NOISE CODE

FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM TRANSMITTER DENGAN PSEUDO NOISE CODE FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM TRANSMITTER DENGAN PSEUDO Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Email: budihardja@yahoo.com

Lebih terperinci

Oleh : Dalmasius N A P.

Oleh : Dalmasius N A P. PENGGUNAAN SCA PADA SISTEM PENYIARAN RADIO FM UNTUK PENGIRIMAN DATA TEKS Oleh : Dalmasius N A P. Nama : M. Khoirudin NPM : 1211050051 Fakultas Ilmu Komputer Program Studi Sistem Informasi Informatics And

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT 3.1 Pembuatan Modulator 8-QAM Dalam Pembuatan Modulator 8-QAM ini, berdasarkan pada blok diagram modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu,

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu, BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM Pengukuran dilakukan untuk mengetahui apakah sistem beroperasi dengan baik, juga untuk menunjukkan bahwa sistem tersebut sesuai dengan yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

MODULATOR DAN DEMODULATOR BINARY ASK. Intisari

MODULATOR DAN DEMODULATOR BINARY ASK. Intisari MODULATOR DAN DEMODULATOR BINARY ASK MODULATOR DAN DEMODULATOR BINARY ASK Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Email: budihardja@yahoo.com Intisari

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima

Lebih terperinci

FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM RECEIVER DENGAN PSEUDO NOISE CODE

FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM RECEIVER DENGAN PSEUDO NOISE CODE FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM RECEIVER DENGAN PSEUDO Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Email: budihardja@yahoo.com INTISARI

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan tentang perancangan perangkat keras dari tugas akhir yang berjudul Penelitian Sistem Audio Stereo dengan Media Transmisi Jala-jala Listrik. 3.1.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Alat Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang direncanakan diperlihatkan pada Gambar 3.1. Sinyal masukan carrier recovery yang berasal

Lebih terperinci

Arie Setiawan Pembimbing : Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M. Eng, Ph.D.

Arie Setiawan Pembimbing : Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M. Eng, Ph.D. Teknik Telekomunikasi Multimedia -Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri ITS Surabaya 2012 Arie Setiawan 2209106024 Pembimbing : Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M. Eng, Ph.D. Latar Belakang Indonesian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari BAB III PERANCANGAN ALAT Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari beberapa perangkat keras (Hardware) yang akan dibentuk menjadi satu rangkaian pemodulasi sinyal digital

Lebih terperinci

PERANCANGAN TELEMETRI SUHU DENGAN MODULASI DIGITAL ON-OFF KEYING (OOK) MODULASI FREKUENSI (FM)

PERANCANGAN TELEMETRI SUHU DENGAN MODULASI DIGITAL ON-OFF KEYING (OOK) MODULASI FREKUENSI (FM) PERANCANGAN TELEMETRI SUHU DENGAN MODULASI DIGITAL ON-OFF KEYING (OOK) MODULASI FREKUENSI (FM) Ronald Arif Wibowo, LF e-mail: ndhutmu@yahoo.com Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 52 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Bab ini membahas pengujian alat yang dibuat, kemudian hasil pengujian tersebut dianalisa. 4.1 Pengujian Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN ROBOT MENGGUNAKAN MODULASI DIGITAL FSK (Frequency Shift Keying )

PENGENDALIAN ROBOT MENGGUNAKAN MODULASI DIGITAL FSK (Frequency Shift Keying ) PENGENDALIAN ROBOT MENGGUNAKAN MODULASI DIGITAL FSK (Frequency Shit Keying ) JOHANES 1 - FX.HENDRA PRASETYA 2 - RISA FARRID CHRISTIANTI 3 anes_spook@yahoo.com ; Universitas Katolik Soegijapranata Jl.Pawiyatan

Lebih terperinci

Quadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto,

Quadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto, Quadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto, http://sigitkus@ub.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Realisasi modul praktikum FM menggunakan PLL (Phase Locked Loop) sebelumnya telah pernah dibuat oleh Rizal Septiandi mahasiswa Program Studi Teknik Telekomunikasi

Lebih terperinci

Sistem Modulator dan Demodulator BPSK dengan Costas Loop

Sistem Modulator dan Demodulator BPSK dengan Costas Loop Sistem Modulator dan Demodulator BPSK dengan Costas Loop Budihardja Murtianta Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga budihardja.murtianta@staff.uksw.edu

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI MALANG 2016

POLITEKNIK NEGERI MALANG 2016 PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI LAPORAN PERCOBAAN 8 PHASE LOCKED LOOP Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Elektronika Telekomunikasi Semester IV PEMBIMBING : Lis Diana Mustafa, ST. MT.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PEDOMAN PRAKTIKUM

BAB III PERANCANGAN PEDOMAN PRAKTIKUM BAB III PERANCANGAN PEDOMAN PRAKTIKUM 3.1. Perancangan Pedoman Praktikum Pada perancangan pedoman praktikum untuk mata kuliah Elektronika Telekomunikasi Analog terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Tujuan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PEMESANAN MAKANAN DI RESTORAN SECARA WIRELESS

PERANCANGAN ALAT PEMESANAN MAKANAN DI RESTORAN SECARA WIRELESS TESLA Vol. 8 No. 2, 61 68 (Oktober 2006) Jurnal Teknik Elektro PERANCANGAN ALAT PEMESANAN MAKANAN DI RESTORAN SECARA WIRELESS Tjandra Susila 1), Tony Winata 1) dan Rakhman Setyo Nugroho 2) Abstract To

Lebih terperinci

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, ,

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, , 56 Tabel 4.1 Hasil Perbandingan Antara Output LM 35 dengan Termometer No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0,25 25 0 2 0,26 26 0 3 0,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0,29 28 1 6

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tergantung pada besarnya modulasi yang diberikan. Proses modulasi

BAB II LANDASAN TEORI. tergantung pada besarnya modulasi yang diberikan. Proses modulasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Modulasi dan Demodulasi Modulasi adalah suatu proses dimana parameter dari suatu gelombang divariasikan secara proposional terhadap gelombang lain. Parameter yang diubah

Lebih terperinci

Rangkaian Pembangkit Gelombang dengan menggunakan IC XR-2206

Rangkaian Pembangkit Gelombang dengan menggunakan IC XR-2206 Eddy Nurraharjo Program Studi Teknik Informatika, Universitas Stikubank email : eddynurraharjo@gmail.com Abstrak Sebuah sinyal dapat dihasilkan dari suatu pembangkit sinyal yang berupa sebuah rangkaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENELITIAN TERDAHULU Sebelumnya penelitian ini di kembangkan oleh mustofa, dkk. (2010). Penelitian terdahulu dilakukan untuk mencoba membuat alat komunikasi bawah air dengan

Lebih terperinci

DEMODULASI DELTA. Budihardja Murtianta

DEMODULASI DELTA. Budihardja Murtianta DEMODULASI DELTA DEMODULASI DELTA Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Email: budihardja@yahoo.com INTISARI Demodulasi Delta merupakan salah satu dari

Lebih terperinci

Pemancar dan Penerima FM

Pemancar dan Penerima FM Pemancar dan Penerima FM Budihardja Murtianta Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga budihardja.murtianta@staff.uksw.edu Ringkasan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada perancangan perangkat keras (hardware) ini meliputi: Rangkaian

BAB III PERANCANGAN. Pada perancangan perangkat keras (hardware) ini meliputi: Rangkaian BAB III PERANCANGAN Pada perancangan perangkat keras (hardware) ini meliputi: Rangkaian catu daya, modulator dan demodulator FSK, pemancar dan penerima FM, driver motor DC, mikrokontroler, sensor, serta

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS Untuk mengetahui apakah hasil rancangan yang dibuat sudah bekerja sesuai dengan fungsinya atau tidak, perlu dilakukan beberapa pengukuran pada beberapa test point yang dianggap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA 4.1 Amplitude Modulation and Demodulation 4.1.1 Hasil Percobaan Tabel 4.1. Hasil percobaan dengan f m = 1 KHz, f c = 4 KHz, A c = 15 Vpp No V m (Volt) E max (mvolt) E

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi PWM Sinyal PWM pada umumnya memiliki amplitudo dan frekuensi dasar yang tetap, namun, lebar pulsanya bervariasi. Lebar pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitudo sinyal

Lebih terperinci

BINARY PHASA SHIFT KEYING (BPSK)

BINARY PHASA SHIFT KEYING (BPSK) BINARY PHASA SHIFT KEYING (BPSK) Sigit Kusmaryanto http://sigitkus@ub.ac.id I Pendahuluan Modulasi adalah proses penumpangan sinyal informasi pada sinyal pembawa sehingga menghasilkan sinyal termodulasi.

Lebih terperinci

PERANCANGAN TELEMETRI SUHU DENGAN MODULASI DIGITAL ON-OFF KEYING MODULASI FREKUENSI

PERANCANGAN TELEMETRI SUHU DENGAN MODULASI DIGITAL ON-OFF KEYING MODULASI FREKUENSI SKRIPSI PERANCANGAN TELEMETRI SUHU DENGAN MODULASI DIGITAL ON-OFF KEYING MODULASI FREKUENSI Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program S-1 Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2015/2016

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2015/2016 LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2015/2016 JUDUL AMPITUDE SHIFT KEYING GRUP 4 3A PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Modulator Binary Phase Shift Keying

Perancangan Sistem Modulator Binary Phase Shift Keying Perancangan Sistem Modulator Binary Phase Shift Keying Deddy Susilo 1, Budihardja Murtianta 2, Arivia Aurelia Devina Pramono 3 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Universitas

Lebih terperinci

Sistem Pendeteksi Kapasitas Tempat Sampah secara Otomatis pada Kompleks Perumahan

Sistem Pendeteksi Kapasitas Tempat Sampah secara Otomatis pada Kompleks Perumahan Sistem Pendeteksi Kapasitas Tempat Sampah secara Otomatis pada Kompleks Perumahan Oleh: Yuli Ermawati Abstract Automatic Trash Capacity Detection System for Real Estate, there are two parts including:

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER Eko Supriyatno, Siswanto Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Jakarta Email : anzo.siswanto@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja sistem, baik secara keseluruhan ataupun kinerja dari bagian-bagian sistem pendukung. Perancangan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal. BAB II DASAR TEORI 2.1 Modulasi Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk memperoleh transmisi yang efisien dan handal. Pemodulasi yang merepresentasikan pesan yang akan dikirim, dan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1Amplitude Modulation and Demodulation

BAB II DASAR TEORI. 2.1Amplitude Modulation and Demodulation BAB II DASAR TEORI 2.1Amplitude Modulation and Demodulation Modulasi adalah suatu proses dimana parameter dari suatu gelombang divariasikan secara proposional terhadap gelombang lain. Parameter yang diubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Inovasi di dalam teknologi telekomunikasi berkembang dengan cepat dan selaras dengan perkembangan karakteristik masyarakat modern yang memiliki mobilitas tinggi, mencari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... BAB I Pendahuluan Latar Belakang...

DAFTAR ISI. Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... BAB I Pendahuluan Latar Belakang... ABSTRAK Kemajuan teknologi sudah berkembang dengan pesat terutama dengan banyak terciptanya berbagai macam peralatan dalam bidang telekomunikasi yang salah satunya yaitu modem sebagai alat modulasi dan

Lebih terperinci

TELEMETRI Abstrak I. Pendahuluan

TELEMETRI Abstrak I. Pendahuluan TELEMETRI Abstrak Telemetri (sejenis dengan telematika) adalah sebuah teknologi yang membolehkan pengukuran jarak jauh dan pelaporan informasi kepada perancang atau operator sistem. Kata telemetri berasal

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen murni. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh frekuensi medan eksitasi terhadap

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM. menjadi tiga bit (tribit) serial yang diumpankan ke pembelah bit (bit splitter)

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM. menjadi tiga bit (tribit) serial yang diumpankan ke pembelah bit (bit splitter) BAB II DASAR TEORI 2.1 Modulator 8-QAM Gambar 2.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM Dari blok diagram diatas dapat diuraikan bahwa pada modulator 8-QAM sinyal data yang dibangkitkan oleh rangkaian pembangkit

Lebih terperinci

Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver Satelit ITS-SAT

Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver Satelit ITS-SAT JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver Satelit ITS-SAT Respati Loy Amanda, Eko Setijadi, dan Suwadi Teknik Elektro,

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia SISTEM PENGIRIMAN INFORMASI PADA SASARAN TEMBAK DART (DISSAPEAR AUTOMATICALLY RETALIATORY TARGET) MENGGUNAKAN GELOMBANG RADIO Meisach Cristie Indianto [1], Ajub Ajulian Zahra, ST, MT [2], Darjat, ST, MT

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA VIA JALA JALA LISTRIK

KOMUNIKASI DATA VIA JALA JALA LISTRIK KOMUNIKASI DATA VIA JALA JALA LISTRIK Rama Kurnia Pasifik, Bayu Al Fajri, Angga Setya Perdana Program Studi Teknik Elekomunikasi Politeknik Negeri Jakarta, Depok ABSTRAK Dengan kemajuan dalam bidang telekomunikasi

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 4 ET 3200

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 4 ET 3200 PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 4 ET 3200 PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA ii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i DAFTAR ISI... ii ATURAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam penyusunan makalah ini kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan maupun kepada semua pembaca.

KATA PENGANTAR. Dalam penyusunan makalah ini kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan maupun kepada semua pembaca. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia-nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang

Lebih terperinci

Rancang Bangun Demodulator FSK 9600 Baud untuk Perangkat Transceiver Portable Satelit IiNUSAT - 1

Rancang Bangun Demodulator FSK 9600 Baud untuk Perangkat Transceiver Portable Satelit IiNUSAT - 1 1/6 Rancang Bangun Demodulator FSK 9600 Baud untuk Perangkat Transceiver Portable Satelit IiNUSAT - 1 Muhamad Aenurrofiq Alatasy, Prof. Ir. Gamantyo H., M.Eng, Ph.D. Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS Abstrak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 2. SISTEM MODULASI DALAM PEMANCAR GELOMBANG RADIO Modulasi merupakan metode untuk menumpangkan sinyal suara pada sinyal radio. Maksudnya, informasi yang akan disampaikan kepada

Lebih terperinci

MODUL MODULATOR-DEMODULATOR BINARY PHASE SHIFT KEYING (BPSK) MENGGUNAKAN METODE COSTAS LOOP

MODUL MODULATOR-DEMODULATOR BINARY PHASE SHIFT KEYING (BPSK) MENGGUNAKAN METODE COSTAS LOOP MODUL MODULATOR-DEMODULATOR BINARY PHASE SHIFT KEYING (BPSK) MENGGUNAKAN METODE COSTAS LOOP Oleh Arivia Aurelia Devina Pramono NIM : 612005004 Skripsi ini untuk melengkapi syarat-syarat memperoleh Gelar

Lebih terperinci

SAKLAR YANG DIAKTIFKAN DENGAN GELOMBANG SUARA SEBAGAI PELENGKAP SARANA TATA SUARA

SAKLAR YANG DIAKTIFKAN DENGAN GELOMBANG SUARA SEBAGAI PELENGKAP SARANA TATA SUARA ISSN: 1693-6930 39 SAKLAR YANG DIAKTIFKAN DENGAN GELOMBANG SUARA SEBAGAI PELENGKAP SARANA TATA SUARA Adi Wisaksono Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang Semarang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah pengaturan parameter dari sinyal pembawa (carrier) yang

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah pengaturan parameter dari sinyal pembawa (carrier) yang BAB II DASAR TEORI 2.1 Modulasi Modulasi adalah pengaturan parameter dari sinyal pembawa (carrier) yang berfrekuensi tinggi sesuai sinyal informasi (pemodulasi) yang frekuensinya lebih rendah, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan

BAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini perkembangan teknologi semakin pesat, terutama dalam bidang komunikasi data. Komunikasi berarti pengiriman informasi dari pengirim ke penerima

Lebih terperinci

PERANCANGAN DEMODULATOR BPSK. Intisari

PERANCANGAN DEMODULATOR BPSK. Intisari PERANCANGAN DEMODULATOR BPSK Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW Jalan Diponegoro 5-60, Salatiga 50 Email: budihardja@yahoo.com Intisari Dalam tulisan ini akan dirancang dan direalisasikan

Lebih terperinci

Teknik modulasi dilakukan dengan mengubah parameter-parameter gelombang pembawa yaitu : - Amplitudo - Frekuensi - Fasa

Teknik modulasi dilakukan dengan mengubah parameter-parameter gelombang pembawa yaitu : - Amplitudo - Frekuensi - Fasa BAB II PEMBAHASAN Modulasi adalah proses menumpangkan sinyal informasi kepada sinyal pembawa, biasanya berupa gelombang sinus berfrekuensi tinggi. Terdapat tiga parameter kunci pada suatu gelombang sinusoidal

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. regulator yang digunakan seperti L7805, L7809, dan L Maka untuk

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. regulator yang digunakan seperti L7805, L7809, dan L Maka untuk BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengukuran Catu Daya Pada pengujian catu daya dilakukan beberapa pengukuran terhadap IC regulator yang digunakan seperti L7805, L7809, dan L78012. Maka untuk regulator

Lebih terperinci

1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler

1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dewasa ini dunia telekomunikasi berkembang sangat pesat. Banyak transmisi yang sebelumnya menggunakan analog kini beralih ke digital. Salah satu alasan bahwa sistem

Lebih terperinci

(b) Gambar 3.1 (a) Blok Diagram Sistem Telemetri Bagian Pengirim Data. (b) Blok Diagram Sistem Telemetri Bagian Penerima Data

(b) Gambar 3.1 (a) Blok Diagram Sistem Telemetri Bagian Pengirim Data. (b) Blok Diagram Sistem Telemetri Bagian Penerima Data 39 Penerima FM Demodulator FSK Level Converter PC Gambar 3.1 (a) Blok Diagram Sistem Telemetri Bagian Pengirim Data (b) (b) Blok Diagram Sistem Telemetri Bagian Penerima Data 3.2 Perancangan Perangkat

Lebih terperinci

BAB II SISTEM KOMUNIKASI

BAB II SISTEM KOMUNIKASI BAB II SISTEM KOMUNIKASI 2.1 Sistem Komunikasi Digital Dalam mentransmisikan data dari sumber ke tujuan, satu hal yang harus dihubungkan dengan sifat data, arti fisik yang hakiki di pergunakan untuk menyebarkan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN Konsep dasar sistem monitoring tekanan ban pada sepeda motor secara nirkabel ini terdiri dari modul sensor yang terpasang pada tutup pentil ban sepeda

Lebih terperinci

MODULASI. Adri Priadana. ilkomadri.com

MODULASI. Adri Priadana. ilkomadri.com MODULASI Adri Priadana ilkomadri.com Pengertian Modulasi Merupakan suatu proses penumpangan atau penggabungan sinyal informasi (pemodulasi) kepada gelombang pembawa (carrier), sehingga memungkinkan sinyal

Lebih terperinci

ITS-SAT. Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver. Seminar Tugas Akhir. Respati Loy Amanda NRP.

ITS-SAT. Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver. Seminar Tugas Akhir. Respati Loy Amanda NRP. Seminar Tugas Akhir Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver ITS-SAT Respati Loy Amanda NRP. 2209100039 Dosen Pembimbing: Eko Setijadi, ST., MT., Ph.D Dr. Ir. Suwadi,

Lebih terperinci

Perancangan Modulator dan Demodulator pada DPSK

Perancangan Modulator dan Demodulator pada DPSK Perancangan Modulator dan Demodulator pada DPSK Makalah ini disusun dalam rangka pemenuhan tugas matakuliah Elektronika Telekomunikasi pada semester genap 2010/2011 Disusun Oleh: 1. Putu Laksmi Mas Pratiwi

Lebih terperinci

BIODATA PENULIS. Menyetujui, Dosen Pembimbing I,

BIODATA PENULIS. Menyetujui, Dosen Pembimbing I, V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasar hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1. Berdasae hasil pengujian, enkoder HT12E dan dekoder HT12D telah dapat berfungsi dengan baik sebagaimana yang

Lebih terperinci

Wireless Infrared Printer dengan DST-51 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-51)

Wireless Infrared Printer dengan DST-51 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-51) Wireless Infrared Printer dengan DST-5 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-5) Komunikasi Infra Merah dilakukan dengan menggunakan dioda infra merah sebagai pemancar dan modul penerima infra merah sebagai

Lebih terperinci

Pengiriman sinyal QAM tersebut menggunakan modulasi FM.

Pengiriman sinyal QAM tersebut menggunakan modulasi FM. Makalah Tugas Akhir PENGEMBANGAN TRANSMISI PERANGKAT KERAS SISTEM MODULASI DIGITAL 8-QUADRATURE AMPLITUDE MODULATION ( 8-QAM ) MENGGUNAKAN MODULASI FM (FREQUENCY MODULATION) Yunianto Panji Nugroho [1],

Lebih terperinci

PENGERTIAN GELOMBANG RADIO

PENGERTIAN GELOMBANG RADIO PENGERTIAN GELOMBANG RADIO PENGERTIAN GELOMBANG RADIO Sebelumnya kita bahas tentang Pengertian Radio Terlebih Dahulu. Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara Radiasi dan

Lebih terperinci

Quadrature Amplitudo Modulation-8 Sigit Kusmaryanto,

Quadrature Amplitudo Modulation-8 Sigit Kusmaryanto, Quadrature Amplitudo Modulation-8 Sigit Kusmaryanto, http://sigitkus@ub.a.id BAB I Quadrature Amplitudo Modulation Sinyal Quadrature Modulation (QAM) mempergunakan dua pembawa kuadratur os 2 π f t dan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. sesuai dengan sinyal pemodulasinya. Modulasi ada dua macam, yaitu modulasi

BAB II DASAR TEORI. sesuai dengan sinyal pemodulasinya. Modulasi ada dua macam, yaitu modulasi BAB II DASAR TEORI Modulasi adalah proses dimana parameter gelombang pembawa diubah sesuai dengan sinyal pemodulasinya. Modulasi ada dua macam, yaitu modulasi sinyal analog dan modulasi sinyal digital.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. serta pengujian terhadap perangkat keras (hardware), serta pada bagian sistem

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. serta pengujian terhadap perangkat keras (hardware), serta pada bagian sistem BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pengujian terhadap sistem yang telah dibuat dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang telah dibuat sudah dapat digunakan sesuai dengan perencanaan yang ada. Pengujian dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

DATA ANALOG KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T. Transmisi Analog (Analog Transmission) Data Analog Sinyal Analog DATA ANALOG

DATA ANALOG KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T. Transmisi Analog (Analog Transmission) Data Analog Sinyal Analog DATA ANALOG Transmisi Analog (Analog Transmission) DATA ANALOG SINYAL ANALOG PROJECT KOMUNIKASI DATA DATA DIGITAL SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T DATE GENAP 2013/2014 MATERI 4. TRANSMISI ANALOG Data Analog Sinyal

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa

TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa Disusun oleh: (Telkom Group) 1. Alwin Bahari 2. Aulya Rahman F 3. Firman Anggoro 4. Gunawan 5. Hafiz Maulana 6. Irfan

Lebih terperinci

Pengiriman sinyal QAM tersebut menggunakan modulasi FM.

Pengiriman sinyal QAM tersebut menggunakan modulasi FM. Makalah Tugas Akhir PENGEMBANGAN TRANSMISI PERANGKAT KERAS SISTEM MODULASI DIGITAL 8-QUADRATURE AMPLITUDE MODULATION ( 8-QAM ) MENGGUNAKAN MODULASI FM (FREQUENCY MODULATION) Yunianto Panji Nugroho[1],

Lebih terperinci

MODULASI DELTA. Budihardja Murtianta. Intisari

MODULASI DELTA. Budihardja Murtianta. Intisari MODULASI DELTA MODULASI DELTA Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika & Komputer UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Email: budihardja@yahoo.com Intisari Modulasi Delta merupakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 18 BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada pembahasan perancangan sistem ini akan menjelaskan cara kerja dari keseluruhan sistem kendali on/off dan intensitas lampu menggunakan frekuensi radio. Pengiriman data

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. dan carrier (gelombang pembawa) yang sesuai dengan aplikasi yang diterapkan.

BAB II DASAR TEORI. dan carrier (gelombang pembawa) yang sesuai dengan aplikasi yang diterapkan. BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Dasar Modulasi Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk memperoleh transmisi yang efisien dan handal. Modulasi melibatkan dua buah sinyal, yaitu sinyal

Lebih terperinci

Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta MSK dan GMSK Dr. Risanuri Hidayat Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Minimum-Shift Keying (MSK) adalah salah satu jenis modulasi frequency-shift

Lebih terperinci

I. ANALISA DATA II. A III. A IV. A V. A

I. ANALISA DATA II. A III. A IV. A V. A I. ANALISA DATA II. A III. A IV. A V. A VI. ANALISA DATA Percobaan SSB dan DSB yang pertama sinyal audio dengan gelombang sinus 1kHz dan amplitudo 2Vpp dimodulasi dengan carrier. Sinyal audio digabung

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENGIRIM DATA DIGITAL ANTAR KOMPUTER MENGGUNAKAN MODULASI PHASE

INSTRUMEN PENGIRIM DATA DIGITAL ANTAR KOMPUTER MENGGUNAKAN MODULASI PHASE Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 INSTRUMEN PENGIRIM DATA DIGITAL ANTAR KOMPUTER MENGGUNAKAN MODULASI PHASE

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. pembawa (carrier). Pemilihan jenis modulasi yang digunakan

BAB II DASAR TEORI. pembawa (carrier). Pemilihan jenis modulasi yang digunakan BAB II DASAR TEORI 2.1 Modulasi Digital Dalam memenuhi kebutuhan transmisi sinyal, maka dibutuhkan suatu proses modulasi atau penumpangan sinyal data yang berbentuk biner pada suatu gelombang pembawa (carrier).

Lebih terperinci

DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Arjuni Budi P. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK-UPI

DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Arjuni Budi P. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK-UPI DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Pendahuluan Telekomunikasi = Tele -- komunikasi Tele = jauh Komunikasi = proses pertukaran informasi Telekomunikasi = Proses pertukaran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Blok diagram Dibawah ini adalah gambar blok diagram dari sistem audio wireless transmitter menggunakan laser yang akan di buat : Audio player Transmitter Speaker Receiver

Lebih terperinci

Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015

Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015 PENGENALAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI Modul : 08 Teknik Modulasi Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015 PengTekTel-Modul:08 PengTekTel-Modul:08 Apa itu Modulasi? Modulasi adalah pengaturan parameter

Lebih terperinci

Rancang Bangun Modulator FSK 1200 Baud untuk Perangkat Transceiver Portable Satelit Iinusat-01

Rancang Bangun Modulator FSK 1200 Baud untuk Perangkat Transceiver Portable Satelit Iinusat-01 Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS Rancang Bangun Modulator FSK 2 Baud untuk Perangkat Transceiver Portable Satelit Iinusat- Arie Setiawan ), Prof. Ir. Gamantyo H., M.Eng, Ph.D.

Lebih terperinci

PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL

PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL Oleh : Zurnawita Dikky Chandra Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT Serial data transmission

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM 3.1 Gambaran Umum Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate 64 Kbps untuk melakukan proses modulasi terhadap sinyal data digital. Dalam

Lebih terperinci

Pembuatan Modul Praktikum Teknik Modulasi Digital FSK, BPSK Dan QPSK Dengan Menggunakan Software

Pembuatan Modul Praktikum Teknik Modulasi Digital FSK, BPSK Dan QPSK Dengan Menggunakan Software Pembuatan Modul Praktikum Teknik Modulasi Digital FSK, BPSK Dan QPSK Dengan Menggunakan Software Noviana Purwita Sa iyanti 1, Aries Pratiarso 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan

Lebih terperinci