Stenly, penggunaan media visual untuk meningkatkan hasil belajar penjas tentang budaya hidup sehaat siswa SDN Wuasa Kab. Poso

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI TK SIS ALJUFRI 1 TATURA PALU

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

MENINGKATKAN KEMAMPUAN DASAR KONGNITIF ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK TERATAI SUNJU

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MELEMPAR DALAM BERMAIN KASTI MELALUI PENERAPAN BOLA MODIFIKASI PADA SISWA KELAS V SDN BANYUSARI

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Manggalai Dalam Pembelajaran IPA Khususnya Materi Gaya Melalui Pendekatan Inkuiri

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas II SD Inpres 2 Mepanga Kecamatan Mepanga

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Upaya Guru Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Peta Konsep Di Kelas IV SDN 1 Bale

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN Doda Melalui Media Gambar Pada Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Kontekstual (CTL) Pada Perubahan Sifat Benda Siswa Kelas V SDN 3 Ogotua

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No.

Meningkatkan Hasil Belajar Ips Mengenai Keragaman Suku Bangsa Dan Budaya Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SD Inpres 5

Sabran, Kemampuan Roll Depan, Metode Tutor Sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 3 Sukadadi Kabupaten

MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI PEMBIASAAN DI KELOMPOK B PAUD NEGERI PEMBINA PALU

Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri

MENINGKATKAN PENGEMBANGAN MORAL ANAK MELALUI METODE BERCERITA PADA KELOMPOK B TK GPID 2 PALU SELATAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 8 ISSN X. Budianti, Vanny Maria, dan Ratman

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PENJELAJAHAN GERAK PADA SISWA KELAS V SDN 19 BOKAT KABUPATEN BUOL

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat Di Kelas III SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Ahmad Rifai, Kamaluddin, dan Amiruddin Kasim. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Model Siklus Belajar Dengan Pemanfaatan Lingkungan Alam Sekitar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 9 Ampana

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Simoro Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN 9 MAMBORO PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI. Oleh WAHDANIA* ABSTRAK

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA KELOMPOK B DI TK UMMAHAT DDI

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar Kelas V SDN Osan

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 2 ISSN X. Dian Kustianti. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Pada Mata Pelajaran PKn di SDN 05 Lakea Kabupaten Buol

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 1 No. 3 ISSN

Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X MIPA4 SMA Negeri 5 Palu

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING (PEMECAHAN MASALAH) PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VIIIA SMP NEGRI 1 LABUAN

Penerapan Model Learning Cycle Tipe 5E dengan Media Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Kelas X c SMA Negeri 2 Dolo

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Media Gambar Di Kelas II SDN 03 Lakea Kab. Buol

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ips Dengan Menggunakan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Laemanta

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas IV SD Inpres Koyoan

Penerapan Metode Stop Think Do Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas Xb SMA Negeri 2 Dolo

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE PENUGASAN DI KELAS V SD INPRES MATANTIMALI KEC. MARAWOLA BARAT JURNAL PENELITIAN

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 10 Karamat Melalui Media Gambar Pada Pembelajaran IPA Materi Tentang Alat-Alat Indera

Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

PENERAPAN PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KELAS VI DI SDN 1 KALUKUBULA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas IV SDN Bantuga

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Inpres Kautu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Kabinuang Dalam Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Diskusi Kelas

Peningkatan Kemampuan Siswa Menyimak Cerita Rakyat Melalui Metode Tanya Jawab di Kelas V SDN Watutinonggo

Cindra Dewi, Muchlis Djirimu, dan Lestari Alibasyah. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Peningkatan Kemampuan Siswa Berbicara Melalui Metode Bermain Peran Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas III SDN Lampasio

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Wahida, Lestari, M.P. Alibasyah, dan Minarni Rama Jura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Melalui Metode Eksperimen di Kelas VI SDN 21 Ampana

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Binangga Kecamatan Marawola Palu

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 2 Ogowele Pada Pokok Bahasan Perkembangbiakan Pada Hewan Melalui Penerapan LKS Bergambar

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

Penerapan Metode Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas III di SDN 15 Biau

Saida M. Oden Tau, Irwan Said, dan Anang Wahid. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS IV SDN 1 BALE DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Penerapan Metode Inkuiri di Kelas IV SDN Inpres Luksagu

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 1 Tomini Pada Konsep Gerak

Naomi Edy Kantor Kemenag Kota Kupang, Jl. SK Lerik, Kota Baru Kupang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Inkuiri Terbimbing di Kelas IV SD Inpres 3 Terpencil Baina a

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Penerapan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPS Kelas III Mi Al-Hikmah Batu Bota

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen PadaPelajaran IPA Kelas IV SDN No.

Peningkatan Kemampuan Membaca Dan Menulis Dengan Menggunakan Kartu Huruf di Kelas I SDN 2 Wombo

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENGGUNAKAN KALIMAT TANYA PADA SISWA KELAS V SDN 1 LABEAN MELALUI METODE LATIHAN

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN NO. 1 SIKARA

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Penggunaan Metode Demontrasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Murid Kelas II SD Taba

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 11 MATARAM

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PALU

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK PKK KAVAYA MARANA KEC. SINDUE

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

Meningkatkan Kemampuan Siswa Mengelompokan Hewan Berdasarkan Makanannya Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 2 Wombo

Penggunaan Alat Peraga Konkrit Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SDN No. 3 Ogoamas I Kecamatan Sojol Utara Kabupaten Donggala

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh

Kata Kunci : Pendekatan Kontekstual, Jigsaw puzzle competition, Hasil Belajar Fisika I. PENDAHULUAN

Sumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA TIPE JIGSAW TENTANG POKOK BAHASAN STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN

Peningkatan Kemampuan Siswa Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Pada Siswa Kelas III SDN 08 Paleleh

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas I Pada Pembelajaran IPA di SDN 2 Terpencil Eeya Dengan Menggunakan Metode Tanya Jawab Berbantu Media Gambar

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling

Meningkatkan Pengetahuan Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Media Gambar Dikelas IV SD Negeri 1 Lalos Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli

Penerapan Teknik Pembelajaran Probing -Prompting Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika pada Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri I Banawa Tengah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Kelas 1V SDK Padat Karya

Transkripsi:

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJAS TENTANG BUDAYA HIDUP SEHAT PADA SISWA KELAS IV SDN WUASA KABUPATEN POSO KECAMATAN LORE UTARA STENLY Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Tadulako Kampus Bumu Tadulako Tondo Telp. 429743 Pst. 246-247-248-249-250 Palu Sulawesi Tengah ABSTRAK Penelitian tindakan kelas ini bertujuan tuk mningkatkan hasil belajar penjas kelas IV SDN Wuasa. Masalah yang diteliti adalah rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran penjas. Konsep budaya hidup sehat. Alternatif pemecahan masalah adalah, menerapkan penggunaan media visual. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Wuasa dengan jumlah siswa 15 orang. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan secara bersiklus dan mengacu pada desain penelitian dari model Kemmis dan Mc. Taggart, yang meliputi 4 tahap (1) Perencanaan (II) Pelaksanaan tindakan, (III) dalam observasi (IV) dalam refleksi, Jenis data yang diperoleh adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif data yang diperoleh dalam kegiatan belajar mengajar berupa hasil observasi dan wawancara sedangkan data kuantitatifadalah data hasil belajar yang diperoleh dengan tes. Hasil belajar siklus I diperoleh ketuntasan klasikal yakni 60 % dengan jumlah yang tuntas sebanyak 9 orang siswa dan yang belum tuntas sebanyak 6 orang siswa. Pada siklis II ketuntasan belajar klasikal sebanyak 86,6 % dengan rincian 13 siswa tuntas dan 2 siswa yang masih belum tuntas. Peningkatan presentase ketuntasan klasikal hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II 26,6 %. Dengan demikian disimpulkan bahwa penerapan penggunaan media visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kata Kunci : Media visual, hasil belajar, Budaya Hidup Sehat. 1

A. PENDAHULUAN Suatu tugas utama seorang guru dalam mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah adalah mengembangkan strategi-strategi belajar mengajar secara efektif. Pengembangan strategi ini bertujuan untuk menciptakan kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi kehidupan peserta didik sehingga mereka dapat belajar dengan menyenangkan dan dapat meraih prestasinya secara memuaskan. Motivasi merupakan unsur terpenting dari pengajaran efektif. Friny (2004:3) menyebutkan bahwa salah satu syarat guru yang berhasil adalah guru yang menguasai sejumlah keterampilan mengajar sehingga dapat memotivasi siswa untuk berpikir reflektif dan mampu memecahkan masalah. Akan tetapi saat ini masih banyak guru yang belum menguasai cara mengajar dan memotivasi siswa dalam proses pembelajaran. Kenyataan di lapangan pada saat pengamatan pembelajaran siswa SD Negeri Wuasa Khususnya siswa kelas IV banyak yang belum mencapai hasil maksimal saat mengikuti proses pembelajaran dimana hasil evaluasi siswa kelas IV tentang materi Budaya Hidup Sehat sangat kurang bahkan 75% nilai siswa tidak mencapai nilai ketuntasan. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya perhatian siswa pada penjelasan guru yang sangat monoton dan tidak berfariasi yang membuat kondisi kelas menjadi sangat membosankan. Untuk mengatasi masalah di atas sekaligus upaya untuk meningkatkan perkembangan kognitif dan mental siswa secara optimal maka proses interaksi dan komunikasi diantara individu perlu dilatih dan dikembangkan dalam pembelajaran, dalam proses interaksi dan komunikasi tersebut peran motivasi sangat besar. Motivasi diperlukan untuk mendorong siswa berpartisipasi aktif didalamnya. Oleh karena itu, salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk membangun proses pembelajaran seperti yang diharapkan adalah melalui pembelajaran yang menggunakan media mengajar. Salah satu media yang dapat digunakan adalah media Visual. Sumantri dan Permana (1998:183) menyatakan bahwa Media visual yaitu : Suatu media mengajar yang dapat ditangkap oleh indera penglihatan. Jenis media ini terdiri dari : media gambar, media papan, media proyeksi. Untuk mempersiapkan pembelajaran yang menggunakan media visual, guru memerlukan suatu perangkat 2

pembelajaran yang berorientasi pada penggunaan media tersebut. Karena adanya kebutuhan akan perangkat pembelajaran tersebut maka dalam penelitian ini dibuat perangkat pembelajaran Penjas Sekolah Dasar Kelas IV, bahan kajian tentang budaya hidup sehat yang berorientasi pada pembelajaran yang menggunakan media visual. Perangkat pembelajaran yang akan digunakan terdiri dari buku guru, buku siswa. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) instrumen penilaian yang memungkinkan guru dan siswa melakukan pembelajaran. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul Penggunaan Media Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Penjas Tentang Budaya HIdup Sehat Pada Siswa Kelas IV SDN Wuasa Kabupaten Poso Kecamatan Lore Utara. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan media visual dapat meningkatkan hasil belajar penjas tentang budaya hidup sehat pada siswa kelas IV SDN Wuasa Kabupaten Posa Kecamatan Lore Utara?. Tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk meningkatkan hasil belajar penjas tentang budaya hidup sehat pada siswa kelas IV SDN Wuasa dengan menggunakan media visual Kabupaten Poso Kecamatan Lore Utara. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan penelitian mengikuti tahap penelitian yang tiap tahapnya disebut siklus. Dimana penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari beberapa tahap, yaitu refleksi awal, perencanaan, tindakan, pengamatan, evaluasi, dan refleksi. Adapun tahapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini mengacu pada desain yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Depdiknas, 2003:19), sebagaimana dapat dilihat pada gambar 1. Setting penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Wuasa, dan kelas yang dijadikan penelitian adalah siswa kelas IV. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV yang mengikuti mata pelajaran Penjas pokok bahasan Budaya Hidup Sehat Tahun Ajaran 2011/2012 dengan jumlah 15 siswa yang terdiri atas 7 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. 3

3 0 4 a 1 2 8 Keterangan: 0 : Pratindakan 1 : Rencana siklus 1 2 : Pelaksanaan siklus 1 3 : Observasi siklus 1 4 : Refleksi siklus 1 7 b 5 5 : Rencana siklus 2 6 Gambar 1. Diagram Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Depdiknas, 2003:19) Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa. Sedangkan Jenis data yang dikumpulkan yatu data kualitatif dan data kuantitatif yang terdiri dari lembar observasi, tes hasil formatif, dan respon siswa. Untuk data mengenai kekeliruan siswa dalam menjawab pertanyaan secara tertulis akan diambil melalui tugas, dan tes sumatif pada setiap siklus.untuk data mengenai keterampilan proses akan diambil pada saat pembelajaran berlangsung melalui teknik observasi. Untuk data mengenai pendapat/penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang menggunakan Media Visual akan diambil pada saat proses pembelajaran (siklus I dan II) selesai lain: Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap dalam tiap siklusnya, yaitu antara 1. Pra Tindakan Pada tahap pra tindakan dilakukan beberapa hal yang diperuntukkan sebagai pemantapan pada saat pelaksanaan tindakan, adapun yang dilakukan pada tahap ini yaitu peneliti mengidentifikasi mengenai pemahaman siswa terhadap konsep Budaya Hidup Sehat yang telah dipelajari sebelumnya dengan cara memberikan tes awal. Tes tersebut dimaksudkan untuk menilai pemahaman (penguasaan) awal siswa dalam konsep Budaya Hidup Sehat yang akan dipakai untuk mendistribusikan siswa ke 4

dalam kelompok sesuai dengan kemampuan akademisnya. Kegiatan selanjutnya adalah membentuk kelompok yang terdiri dari 5 orang untuk setiap kelompok, dimana jumlah siswa adalah 15orang sehingga terbentuk menjadi 3 kelompok. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Berangkat dari hasil pra tindakan, selanjutnya melaksanakan tindakan yang dilaksanakan dalam 2 siklus, yaitu: a. Siklus I 1) Perencanaan Tindakan Pada tahap ini kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: a) Membuat skenario pembelajaran penerapkan penggunaan Media Visual yang berisi alur kegiatan yang akan dilakukan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran b) Membuat rencana pembelajaran c) Membuat lembar observasi keterampilan proses d) Membuat lembar kerja siswa e) Membuat alat evaluasi, di antaranya tugas (setiap selesai pembelajaran) dan tes sumatif (pada akhir siklus I). 2) Pelaksanaan Tindakan a) Melaksanakan tahapan-tahapan pembelajaran penerapan penggunaan Media visual yang telah direncakan. b) Membagi siswa dalam kelompok c) Menuntun siswa d) Memberikan tugas kepada siswa yang berhubungan dengan Materi ajar, yang terdiri dari tugas kelompok dan tugas individu. e) Memberikan umpan balik berupa pengembalian tugas-tugas yang disertai dengan catatan atau komentar kepada siswa untuk kemudian diperhatikan dan diperbaiki kembali. f) Memberikan tes yang mencakup materi ajar, sebagai hasil akhir dari tindakan siklus I. 3) Observasi 5

Pada saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran dengan penerapan penggunaan Media visual, dilakukan pengamatan terhadap keterampilan proses pada siswa dan aktivitas guru (peneliti). Dalam melakukan pengamatan tersebut digunakan lembar observasi. 4) Refleksi Pada tahap ini dilakukan evaluasi sebagai data yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus satu, kemudian berdasarkan hasil observasi dan analisis evaluasi yang dilakukan pada siklus satu, maka dilakukan refleksi guna melihat kekurangan yang terjadi pada saat pembelajaran siklus pertama diterapkan, kemudian membuat rencana untuk tindakan pada siklus dua. b. Siklus II 1) Perencanaan Tindakan Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama akan diulang pada siklus kedua setelah memperoleh refleksi dari siswa sebagai subyek penelitian. Pada siklus ini, hal-hal yang dipersiapkan sama dengan perencanaan pada siklus pertama. 2) Pelaksanaan Tindakan a) Melaksanakan tahapan-tahapan pembelajaran penerapkan penggunaan Media Visual yang telah direncakan. b) Membagi siswa dalam kelompok c) Menuntun siswa d) Memberikan tugas kepada siswa yang berhubungan dengan materi ajar, yang terdiri dari tugas kelompok dan tugas individu. e) Memberikan umpan balik berupa pengembalian tugas-tugas yang disertai dengan catatan atau komentar kepada siswa untuk kemudian diperhatikan dan diperbaiki kembali. f) Memberikan tes yang mencakup materi ajar, sebagai hasil akhir dari tindakan siklus II. 3) Observasi Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap aktivitas guru (peneliti) serta keterampilan proses siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Data dari 6

hasil observasi ini, kemudian dimasukkan dalam lembar observasi siswa maupun guru (peneliti). 4) Refleksi Pada tahap ini kembali dilaksanakan evaluasi yang serupa dengan siklus I, pada tahap ini dilakukan evaluasi sebagai data yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus kedua, kemudian berdasarkan hasil observasi dan analisis evaluasi yang dilakukan pada siklus kedua ini, maka dilakukan refleksi guna melihat peningkatan keterampilan proses dan hasil belajar yang terjadi setelah pembelajaran siklus I ke siklus II. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Adapun teknis analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Analisis Deskriptif Pengamatan Aktivitas Siswa Pengamatan yang dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung, reliabilitas instrument ditentukan oleh laporan dua pengamat dengan tingkat reliabilitas dihitung menggunakan tehnik analisa persentase: F P = x100% Sudjana, (dalam Yusran Ahmad Hippy, 2007: 26) N Keterangan : P = Persentase yang dicapai F = Jumlah frekuensi setiap variabel jawaban N = Jumlah sampel 2. Analisis Tes keterampilan Proses Analisis tes keterampilan proses dilakukan dengan pemberian tes keterampilan proses untuk mengetahui ketuntasan keterampilan proses. Dimana pembelajaran dapat dilihat dari berbagai aspek kegiatan pembelajaran diantaranya: mendengarkan penjelasan guru, memperhatikan penjelasan guru, mengerjakan tugas dan keaktifan dalam kelas. 3. Analisis Tes Hasil Belajar Analisis tes hasil belajar dilakukan dengan pemberian tes hasil belajar untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa. Untuk menganalisis data dan persentase ketuntasan hasil belajar pada tes formatif digunakan rumus sebagai berikut: 7

a. Daya serap individu T KB = 1 x100% T Dimana : KB = ketuntasan belajar b. Tuntas Klasikal Ri KS = R Dimana: t T 1 = jumlah skor yang diperoleh siswa T = jumlah skor total/maksimal x100% KS = Persentase tuntas klasikal R i R t = = Banyak siswa yang tuntas Banyak siswa seluruhnya Setiap siswa dikatakan tuntas (ketuntasan Individu) jika hasil belajar siswa 65%, dan suatu kelas dikatakan (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat 85% siswa yang telah tuntas belajarnya (Depdiknas, 2003:79). C. HASIL PENELITIAN 1. Hasil pengamatan Pra tindakan Berdasarkan data yang telah dikumpulkan oleh peneliti sebelum tindakan dapat disajikan pada tabel 1. Tabel 1 menunjukan bahwa dari 15 siswa yang menjadi subyek penelitian pada tahap pra tindakan pada fase mendengarkan penjelasan guru, 2 siswa atau 13.33 % siswa yang menunjukan kategori sangat baik, 3 siswa atau 20% yang menunjukan kategori baik, 5 siswa atau 33.33 % yang menunjukan kategori kurang baik dan 5 atau 33.33% yang menunjukan kategori kurang. Tabel 1. Rekapitulasi Hasil pengamatan Pra Tindakan Aktivitas Siswa No Kategori A B C D F % F % F % F % Jml 1 Sangat Baik 2 13.33 1 6,67 3 20 3 20 9 2 Baik 3 20 3 20 3 20 3 20 12 3 Kurang baik 5 33,33 4 26,67 4 26,67 4 26,67 17 4 Kurang 5 33.33 7 46,67 5 33,33 5 33,33 22 Jumlah 15 100 15 100 15 100 15 100 60 8

Keterangan : A = Mendengarkan penjelasan guru B = memperhatikan penjelasan guru C = mengerjakan tusa yang diberikan guru D = aktif dalam kerja kelompok Perhatian siswa dalam proses pembelajaran, ada 1 siswa atau 6.67% yang menunjukan kategori sangat baik sedangkan yang menunjukan kategori baik ada 3 siswa atau 20% selanjutnya siswa yang menunjukan kategori kurang baik ada 4 siswa atau 26,67% sedangkan yang menunjukan kategori kurang ada 7 siswa atau 46.67%. Pada fase mengerjakan tugas ada 3 siswa atau 20% yang menunjukan kategori sangat baik, sedangkan 3 siswa atau 20% menunjukan kategori baik selanjutnya yang kurang baik ada 4 siswa atau 26,67%, dan yang menunjukan kategori kurang ada 5 siswa atau 33,33%. keaktivan siswa dalam perilaku kerja sama ada 3 siswa atau 20% yang menunjukan kategori sangat baik, sedangkan yang menunjukan kategori menunjukan baik ada 4 siswa atau 26,67%, selanjutnya masih adan yang kategori yang kurang baik ada 5 siswa atau 33,33%, dan yang menunjukan kategori kurang ada 3 siswa atau 20 %. 2. Hasil Observasi Tindakan pada Siklus pertama Observasi dilakukan pada tindakan pertama dan kedua di siklus pertama hasilnya dapat dipaparkan pada tabel 2. Tabel 2 menunjukan bahwa ada peningkatan perilaku sosial anak dalam mendengarkan penjelasan guru jika dibandingkan dengan tahap pra tindakan. Ternyata sudah ada 5 siswa atau 33,33% yang menunjukan kategori sangat baik. Sedangkan yang menunjukan kategori baik ada siswa 6 atau 40%. Selanjutnya yang menunjukan kategori kurang baik ada 2 siswa atau 13,33 % dan yang menunjukan kategori kurang ada 2 siswa atau 13,33 %. Pada fase memperhatikan penjelasan guru menunjukan kategori sangat baik dalam memperhatikan penjelasan guru yang menunjukan kategori sangat baik ada 4 siswa atau 26,67%, selanjutnya 6 siswa atau 40% menunjukan kategori baik dan yang menunjukan kategori kurang baik ada 3 siswa atau 20% dan ada 2 siswa atau 13,33% yang menunjukan kategori kurang. Pada fase mengerjakan tugas yang diberikan oleh Guru, menunjukkan bahwa ada 5 siswa atau 33,33%, yang menunjukan kategori 9

sangat baik dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru, selanjutnya 4 siswa atau 26,67% menunjukan kategori baik dan yang menunjukan kategori kurang baik ada 4 siswa atau 26,67% dan yang menunjukan kategori kurang ada 2 siswa atau 13,33%. Pada fase keaktifan dalam kerja kelompok, menunjukkan bahwa siswa yang menunjukan kategori sangat baik ada 5 siswa atau 33,33%. Selanjutnya 5 siswa atau 33,33% menunjukan kategori yang baik selanjutnya ada 3 siswa atau 20% yang menunjukan kategori kuarang ada 2 siswa atau 13,33 %. Tabel 2 Rekapitulasi Hasil pengamatan Siklus Pertama Perilaku perilaku yang diamati No Kategori A B C D F % F % F % F % Jml 1 Sangat Baik 5 33,33 4 26,67 5 33,33 5 33,33 19 2 Baik 6 40 6 40 4 26,67 5 33,33 21 3 Kurang baik 2 13,33 3 20 4 26,67 3 20 12 4 Kurang 2 13,33 2 13,33 2 13,33 2 13,33 8 Jumlah 15 100 15 100 15 100 15 100 60 Keterangan : A = Mendengarkan penjelasan guru B = memperhatikan penjelasan guru C = mengerjakan tugas yang diberikan guru D = aktif dalam keja kelompok Kegiatan selanjutnya adalah memberikan tes formatif, sebagai akhir dari proses pembelajaran. Tes formatif berupa tes uraian dengan jumlah soal sebanyak 5 nomor. Rekapitulasi hasil tes siklus I secara singkat dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Analisis Tes Formatif Siklus 1 No. Aspek Perolehan Hasil 1. Skor tertinggi 80 2. Skor terendah 50 3. Skor rata-rata 63,6 4. Banyaknya siswa yang tuntas 9 5. Persentase tuntas klasikal 63,6 6. Persentase daya serap klasikal 59 10

Setelah melakukan tindakan pada siklus I ada perubahan aktivitas siswa dapat dilihat perbandingannya dari hasil observasi awal/pratindakan, walaupun demikian belum bias dijadikan indicator meningkat karena hasil yang dicapai belum sesuai harapan dengan beberapa factor penyebab, pemecahannya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4 Kelemahan Siklus I Analisis Penyebab Dan Usulan No Kelemahan Analisis penyebab Usulan /rekomendasi 1 Siswa hanya sekedar mendengar saja 2 Siswa belum sepenuhnya memperhatikan penjelasan guru Anak belum terfokus pada materi pelajaran dan media visual yang digunakan Guru tidak menggunakan media yang dapat membantu siswa dalam peningkatan mempelajari materi ajar Sebaiknya dibagi kelompok untuk mempermudah bagi guru untuk mengamati perilaku sosial anak Sebaiknya Guru menggunakan media visual dapat membantu peningkatan pembelajaran materi ajar 3 Perhatian anak hanya pada media saja bukan pada fungsinya Guru tidak menggunakan metode yang tepat dalam penggunaan media visual Guru harus lebih tefokus dalam menggunakan penggunaan media visual Dari beberapa penyebab timbulnya kelemahan pada siklus I maka peneliti dengan teman sejawat memutuskan melakukan perbaikan-perbaikan agar dapat meningkatkan Hasil belajar dengan memperbaiki proses pembelajaran pada siklus II 3. Hasil pengamatan pada siklus Kedua Hasil Pengamatan pada tindakan I dan tindakan II pada siklus II secara umum pada prinsipnya siswa sudah dapat meningkatkan aktivitas belajarnya sehingga menyebabkan hasil belajar juga meningkat dengan baik dari beberapa kategori dan indikator yang sudah ditetapkan. Untuk lebih jelasnya dalam tabel 5. Tabel 5 menunjukan bahwa ada peningkatan dalam mendengarkan penjelasan guru jika dibandingkan dengan siklus I ternyata sudah mengalami peningkatan sudah 10 siswa atau 66,67% yang menunjukan kategori sangat baik. Sedangkan yang menunjukan kategori baik ada 4 siswa atau 26,67%. Selanjutnya yang menunjukan 11

kategori kurang mampu sisa 1 siswa atau 6,67%. Dalam memperhatikan penjelasan guru yang menunjukan kategori sangat baik ada 10 siswa atau 66,67%, selanjutnya 5 siswa atau 33,3% menunjukan kategori baik dan yang menunjukan kategori kurang tidak ada. Dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, dapat dikemukakan bahwa ada 11 siswa atau73,33% yang menunjukan kategori sangat baik dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru yang menunjukan kategori baik ada 4 siswa atau 26,67%,dan tidak ada lagi siswa yang menunjukan kategori kurang tidak ada. Sedangkan keaktivan siswa dapat dikemukakan bahwa anak yang menunjukan kategori kategori sangat baik ada 11 siswa atau 73,33%. Selanjutnya 3 siswa atau 20% menunjukan kategori yang baik selanjutnya ada 1 siswa atau 6,67% menunjukan kategori kurang baik dalam keaktivannya dalam kerja kelompok dan tidak terdapat lagi siswa yang memperoleh kategori kurang. Tabel 5 Rekapitulasi Hasil pengamatan Siklus kedua Perilaku perilaku yang diamati No Kategori A B C D Jml F % F % F % F % 1 Sangat Baik 10 66,67 10 66,67 11 73,3 3 11 73,33 42 2 Baik 4 26,67 5 33,33 4 26,6 3 20 16 7 3 Kurang 1 6,67 - - - - 1 6,67 2 baik 4 Kurang - - - - - - - - - Jumlah 15 100 15 100 15 100 15 100 60 Keterangan : A = Mendengarkan penjelasan guru B = memperhatikan penjelasan guru C = mengerjakan tugas yang diberikan guru D = aktif dalam kerja kelompok Kegiatan selanjutnya adalah memberikan tes formatif, sebagai akhir dari proses pembelajaran. Tes formatif berupa tes uraian dengan jumlah soal sebanyak 5 nomor. Hasil tes siklus II secara singkat dapat dilihat pada Tabel 6. Berdasarkan rekapitulasi hasil observasi tindakan pada siklus II sebagaimana di paparkan dalam tabel 6 menunjukan beberapa kelebihan-kelebihan seperti pada perilaku yang diamati 12

dalam pemendengarkan penjelasan guru menunjukan peningkatan yang luar biasa karena ada tambahan 5 siswa yang menunjukan kategori yang sangat baik begitu pula pada siswa yang memperhatikan penjelasan guru ada 6 siswa dan yang mengerjakan tugas yang diberikan guru ada tambahan 6 siswa dan yang aktif dalam kerja kelompok ada tambahan 6 siswa. Oleh karena itu peneliti memutuskan bahwa secara umum aktivitas siswa dan hasil belajar siswa sudah dapat meningkat D. PEMBAHASAN 1. Pra tindakan Tabel 6. Hasil Analisis Tes Formatif Siklus 1I No. Aspek Perolehan Hasil 1. Skor tertinggi 85 2. Skor terendah 65 3. Skor rata-rata 72,3 4. Banyaknya siswa yang tuntas 13 5. Persentase tuntas klasikal 86,6 6. Persentase daya serap klasikal 72,3 Secara umum hasil obsevasi pra tindakan pada siswa yang mendengarkan penjelasan guru sebagian siswa menunjukan kemampuan yang belum memuaskan, dimana baru 2 siswa atau 13,33% yang menunjukan perilaku sangat baik 3 siswa 20% menunjukan hasil yang baik, 4 siswa atau 26,67% menunjukan kategori kurang baik dan 5 siswa atau 33,33% menunjukan kategori kurang. Sementara pada siswa yang memperhatikan penjelasan guru hanya ada 1 siswa atau 6,67% siswa sangat baik dan 3 siswa atau 20% menunjukan kategori baik dan 4 siswa atau 26,67% menunjukan kategori kurang baik, 7 siswa atau 46,67% menunjukan kategori kurang. Begitu pula pada siswa yang mengerjakan tugas guru ada 3 siswa atau 20% sudah sangat baik 3 siswa atau 20% baik dan 4 siswa atau 26,67% masih kurang baik, 5 siswa atau 33,33% masih kurang. Pada keaktifan siswa dalam kerja kelompok ada 3 siswa atau 20% sangat baik dan 3 siswa atau 20% siswa sudah baik selanjutnya masih 4 siswa atau 26,67 yang masih kurang baik dan 3 siswa atau 20% menunjukan kategori kurang baik dan 5 siswa atau 33,33% menunjukan kategori kurang. Dengan demikian pada pra tindakan baru 13%-20% siswa yang sudah berhasil dengan sangat baik,80% siswa yang belum berhasil kemungkinan hal itu karena siswa belum terbiasa dengan tugas-tugas yang 13

diberikan oleh guru, disamping itu kurangnya fasilitas dan media yang dapat membantu siswa serta guru yang mengajar tidak kreatif dalam menggunakan media yang ada serta tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan media pembelajaran hanya didominasi oleh guru saja. Hal-hal itulah yang mendorong peneliti untuk melakukan perbaikan pembelajaran untuk melakukan siklus I dengan menggunakan media visual yang dapat meningkatkan aktifitas siswa bahkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Siklus I Pada siklus I pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan media visual pada konsep Budaya Hidup Sehat. Sebelum melakukan penelitian peneliti terlebih dahulu berdiskusi dengan teman sejawat tentang rencana penelitian dan meminta kepadanya untuk membantu untuk mengamati selama proses pembelajaran. Selanjutnya bersama dengan teman sejawat merancang pembelajaran dan melaksanakan persiapan untuk mengamati proses belajar mengajar dikelas, adapun hal-hal yang dilaksanakan adalah melaksanakan tanya jawab dengan siswa berkaitan dengan materi ajar. Dalam proses pembelajaran dimulai dengan kegiatan awal, inti dan penutup. Dalam proses belajar tersebut ada 4 kategori yang akan diamati yang berhubungan dengan perilaku sosial anak yaitu: siswa yang mendengarkan penjelasan guru, memperhatikan penjelasan guru, mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, dan aktif dalam kerja kelompok. Penggunaan media visual sudah menunjukan adanya peningkatan meskipun belum maksimal, siswa yang memperoleh kategori sangat baik 5 siswa atau 33,33% jadi meningkat 3 siswa sedangkan kategori baik meningkat menjadi 6 siswa atau 40% ada ketambahan 2 siswa, dan yang memperoleh kategori kurang baik ada 2 siswa atau 13,33% dan kategori kurang ada 2 atau 13,33% Sedangkan kategori sangat baik untuk siswa yang memperhatikan penjelasan guru meningkat menjadi 4 siswa atau 26,67%, kategori baik ada 3 siswa atau 20%. dan kategori kurang baik sisa 2 siswa atau 13,33%. selanjutnya pada siswa yang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru yang menunjukan kategori sangat baik sudah meningkat menjadi 5 siswa atau 33,33% dan kategori baik ada 4 siswa atau 26,67% demikian juga kategori kurang baik 3 siswa atau 20% dan yang menunjukan 14

kategori kurang ada 3 siswa atau 20%. Begitu pula pada siswa yang aktif dalam kerja kelompok mengalami peningkatan yang menunjukan kategori sangat baik ada 5 siswa atau 33,33%, kategori baik ada 5 siswa atau 33,33%. dan kategori kurang baik ada 3 siswa atau 20%, yang menunjukan kategori kurang ada 2 siswa atau 13,33%. Dengan demikian secara umum sudah menunjukan peningkatan jika dibandingkan dengan pra tindakan dari semua perilaku yang diamati sudah ada 3 sampai 5 siswa yang sudah meningkat walaupun belum maksimal. Peningkatan dari beberapa aktifitas siswa yang diamati berkisar antara 20 hingga 33,33%. Adapun faktor yang mempengaruhi adanya peningkatan adalah penggunaan media visual yang dapat menarik minat siswa untuk belajar. Presentasi ketuntasan klasikal siswa mencapai 63,6 % dalam arti belum mencapai indikator atau criteria ketuntasan klasikal sehingga hal ini masih perlu dianalisa apakah karena siswa yang benar-benar tidak mampu dalam mengikuti pelajaran atau penggunaan media yang belum maksimal. Maka peneliti berusaha untuk meningkatkan penggunaan media visual yang lebih maksimal dengan cara memperbaiki cara mengajar dan memberikan motifasi kepada anak agar lebih terfokus dalam mengikuti pelajaran. 3. Siklus II Pada siklus kedua proses pembelajaran dilaksanakan dengan hasil yang sudah menunjukan peningkatan yang sangat baik dibandingkan dengan siklus pertama. Pada siswa yang mendengarkan penjelasan guru sudah meningkat menjadi 10 siswa atau 66,67% yang pada siklus pertama hanya memperoleh 33,33% dan kategori baik meningkat menjadi 26,67% dan sisa 6,67% siswa yang menunjukan kategori kurang. Begitu juga siswa yang memperhatikan penjelasan guru meningkat menjadi 10 siswa atau 66,67% yang menunjukan kategori sangat baik dan 5 siswa atau 33,33%. Jadi dari kedua kategori tersebut mengalami peningkatan rata-rata 60% Jika diamati pada siswa yang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dalam kategori sangat baik meningkat menjadi 11 siswa atau 73,33 ada ketambahan 6 siswa, sedangkan dalam kategori baik menjadi 4 siswa atau 26,67. Selanjutnya dalam perilaku kerja sama mendapat peningkatan yaitu 11 siswa atau 73,33% jadi ada 33,33% peningkatannya. 15

Secara umum peningkatan pada masing-masing aktifitas mengalami peningkatan antara 5 sampai 6 siswa jika dibandingkan dengan siklus I. Dengan demikian bisa dianalisa bahwa siklus pertama dan siklus kedua sudah ada peningkatan. Dalam perilaku mandiri dan kerja sama masih ada siswa yang belum berhasil itu karena siswa tidak aktif sekolah. Hal ini bukan berarti gagal karena siswa sudah menunjukan aktivitas lain yang artinya siswa tersebut sudah menunjukan peningkatan tetapi tidak sama dengan temannya. Sedangkan prosentasi hasil ketuntasan klasikal belajar siswa mencapai 86,6 % sesuai dengan indikator atau kriteria yang ada. Ini menunjukan bahwa hasil belajar siswa meningkat dari 60 % menjadi 86,6 % dalam arti peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II mencapai 36,6 %. Oleh karena itu peneliti dengan teman sejawad memutuskan untuk tidak melanjutkan ke siklus berikutnya karena siswa yang belum berhasil presentasinya sangat kecil sehingga penelitian ini dikatakan berhasil karena sudah dapat meningkatkan aktifitas siswa pada beberapa perilaku yang telah diamati. E. PENUTUP Berdasarkan analisa data yang telah berhasil dikumpulkan maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan penggunaan media visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Wuasa Kecamatan Lore Utara Kabupaten Poso. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari tindakan siklus I ke tindakan siklus ke II. Dimana prosentasi ketuntasan klasikal hasil belajar siswa pada siklus I mencapai 63,6 % dan prosentasi ketuntasan hasil belajar siswa siklus II mencapai 86,6 % dalam arti prosentasi ketuntasan klasikal hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II meningkat 36,16 %. Daftar Pustaka Agung Hartono dan Sumarto. 2002. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Rineka Cipta edisi Revisi Badru Zaman, dkk. 2007. Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Universitas Terbuka Benyamin Maftu. 2005. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Direktorat Tenaga Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Kependidikan 16

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1996/1997). Program Pembelajaran Tepadu D-II PGSD. Ditjen Pendidikan Tinggi. Jakarta: Proyek Pendidikan Tenaga Akademik Dimyati dan Mujiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud. DitjenPendidikan Tinggi. Proyek Pembinaan dan Peningkatan mutu Tenaga Kependidikan Mohamad Ali. 1990. Konsep dan Penerapan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) Dalam Pengajaran. Bandung: PT. Sarana Pancakarya Nana Sujana. 1997. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Remaja Rusda Karya Nur, M. 1998. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dalam Rangka Pendidikan di Sekolah. Laporan Study Kebijakan Direktorat Pendidikan Menengah dan Umum melalui Proyek Peningkatan Alat-alat IPA dan PKG. Jakarta: Dikmenum. Nur, M. dan Wikandari P. R. 2000. Pengajaran Berpusat Kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis Dalam Pengajaran. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran. Bandung: kencana prenada media group 17