PASAR KOTAGEDE. Oleh : Theresiana Ani Larasati

dokumen-dokumen yang mirip
WATU GATENG DAN WATU GILANG KOTAGEDE. Theresiana Ani Larasati

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. makam yang merupakan tempat disemayamkannya Ngabei Loring Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan gambaran tentang pengertian DESAIN KAWASAN. WISATA PUSAT KERAJINAN PERAK, KAB. BANTUL, perlu diketahui

BAB 2 TINJAUAN TENTANG PASAR

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak ini, Indonesia mempunyai potensi kekayaan yang sangat beraneka

BAB 11 GAMBARAN UMUM HS SILVER

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan geografi sebuah kawasan bukan hanya merupakan. pertimbangan yang esensial pada awal penentuan lokasi, tetapi mempengaruhi

I. PENDAHULUAN. Kerajaan Mataram merupakan salah satu kerajaan berbasis agraris/pertanian

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. sustainable tourism development, village tourism, ecotourism, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan masih banyak lagi. Gelar kota pariwisata dapat diraih karena memang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan

BAB I PENDAHULUAN. spesifik dan bersejarah. Dilihat dari segi sejarah menurut Mlayadipuro (1984),

Jakarta dulu dan Kini Senin, 22 Juni :55

Cagar Budaya Candi Cangkuang

Alkulturasi Budaya Hindu-Budha pada Arsitektur Masjid Gedhe Mataram

Tetapi pemandangan sekitar yang indah dan udara yang begitu sejuk membuat para wisatawan tak jemu dengan perjalanan yang cukup menguras tenaga.

BAB II TINJAUAN TENTANG PASAR MODERN

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pada abad ke-5, dibuktikan dengan kisah perjalanan biksu Buddha

KERAJAAN DEMAK. Berdirinya Kerajaan Demak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seluruh dunia kini menghadapi era baru yang ditandai kecenderungan

Kegiatan Jual Beli. kompetensi dasar. Peta Konsep. Kata Kunci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan di daerah tersebut. Tinggi-rendahnya aktivitas perdagangan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG HARI JADI KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan pemerataan distribusi hasil-hasil pembangunan, UMKM juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan, di medan sendiri khususnya juga sudah banyak rumah makan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia mempunyai cakupan yang sangat luas, mulai dari tempat wisata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

JENIS- JENIS PEKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat

Tugas Akhir Mata Kuliah Lingkungan Bisnis

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

BAB II DATA DAN ANALISA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Pengertian Judul Redesain Masjid Darussalam Sebagai Tempat Ibadah dan Pusat Bisnis di Kampung Perhiasan Jayengan

Pekerjaan. Bab 4. Peta Konsep. Kata Kunci. Jenis pekerjaan Barang Jasa Semangat kerja. Pekerjaan yang Menghasilkan Barang. Pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. dan Perdagangan Nomor 23/MPP/KEP/1/1998 tentang Lembaga-lembaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Budaya Lanskap budaya merupakan hasil interaksi antara manusia dan alam dari waktu ke waktu (Plachter dan

2014 DAMPAK KEBERADAAN PASAR TRADISIONAL TERHADAP LINGKUNGAN KERATON KANOMAN KECAMATAN LEMAHWUNGKUK KOTA CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam

V. KONSEP PENGEMBANGAN

STUDI PENENTUAN KAWASAN KONSERVASI KOTA TEGAL MELALUI PENDEKATAN MORFOLOGI KOTA TUGAS AKHIR. Oleh : PRIMA AMALIA L2D

KLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perusahaan

I. PENDAHULUAN. Industri kecil mempunyai peranan penting tidak saja di negara-negara sedang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Definisi Batik

RINGKASAN SUSHI. dari luar Jepang maupun dari orang Jepang sendiri adalah sushi. Sushi adalah

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Petunjuk Umum : 1. Terlebih dahulu baca Basmalah kemudian tulis nama dan nomor pada kolom yang disediakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. misalnya Kotabaru yang memiliki citra sebagai kawasan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang

Cukup Sehari Menjelajahi Pulau LOMBOK. Dikutip dari Koran SURYA terbit Sabtu, 5 Oktober 2013, halaman 14.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. arsitek Indonesia masih berkiblat pada arsitektur kolonial tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Kotagede merupakan daerah penghasil kerajinan perak yang. sangat terkenal di kota Yogyakarta. Sepanjang jalan utama di Kotagede

BAB I PENDAHULUAN. Kontribusi sektor industri pengolahan memberikan peranan besar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 5. Jual Beli. Peta Konsep. Kata Kunci. Jual Beli Penjual Pembeli. Jual Beli. Pasar. Meliputi. Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah

HASIL PENELITIAN ANALISIS PERKEMBANGAN AKTIVITAS KOMERSIL GALALA DI JALAN LINTAS HALMAHERA

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Dari segi peristilahan, kata potensi berasal dari bahasa Inggris to patent yang

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK DAN SUBYEK PENELITIAN. lainya berstatus Kabupaten. Kota Yogyakarta terletak antara 110 o 24 I 19 II sampai

BAB III PRAKTEK JUAL BELI PIRING BONUS DI TOKO NURUL ILMU MAUMERE NUSA TENGGARA TIMUR. A. Gambaran tentang Toko Nurul Ilmu Maumere Nusa Tenggara Timur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

KAMPUNG LAUT GUDANG EMAS YANG TERLUPAKAN. ( Kategori : Masyarakat Umum )

Akulturasi Langgam Arsitektur pada Elemen Pintu Gerbang Masjid Agung Yogyakarta

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN JASA USAHA MAKANAN

Benteng Fort Rotterdam

BAB V KESIMPULAN. Di dalam aktivitas pelayaran dan perniagaan internasional Nusantara

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

Ujian Tengah Semester Pengenalan Teknologi Dasar (PTD) Kelas VII

MEDIA INFORMASI MENGENAL BATIK PEKALONGAN

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

-2- Mesin dan/atau Peralatan Industri kecil dan/atau Industri menengah; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kement

Bontang dari Cerita Menjadi Kebanggaan

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Kampoeng Batik Laweyan. keputusan. Hasil rangkuman pencarian data adalah sebagai berikut.

STUDI PARTISIPASI PEDAGANG DAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PARTISIPASI DALAM REVITALISASI KAWASAN ALUN-ALUN SURAKARTA TUGAS AKHIR

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN. Tabel 4.1 Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Kabupaten/ Luas Area

Toleransi antar etnis

Pengaruh keberadaan Beteng Trade Centre ( BTC )dan Pusat Grosir Solo ( PGS ) terhadap mobilitas perdagangan pasar batik klewer

PERDA TENTANG KARAKTER KHAS BANGUNAN DAN KAWASAN DIKOTA SOLO oleh: Bimo Hernowo

STUDI POLA MORFOLOGI KOTA DALAM PENENTUAN KAWASAN KONSERVASI KOTA DI KABUPATEN KENDAL TUGAS AKHIR

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Maluku Utara merupakan sebuah Provinsi yang tergolong baru. Ini adalah

PERSEBARAN SITUS DI KABUPATEN BANTUL DAN ANCAMAN KERUSAKANNYA 1 OLEH: RIRIN DARINI 2

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA TUNARUNGU (SMALB-B-D-E)

STUDI POLA APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODERN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

Transkripsi:

PASAR KOTAGEDE Oleh : Theresiana Ani Larasati Pasar Kotagede yang masih eksis hingga saat ini menurut beberapa sumber sejarah diketahui telah ada sejak zaman Ki Gede Pemanahan. Pasar yang dikenal dengan sebutan Pasar Gede atau Sargede tersebut dibangun terlebih dahulu pada saat Ki Gede Pemanahan akan membuka sebuah kota di atas hutan Mentaok. Keputusan untuk membuka pasar terlebih dahulu dinilai banyak orang sebagai keputusan yang sangat tepat, karena pasar merupakan jantung perekonomian. Keberadaan pasar menggeliatkan perdagangan, sehingga kota menjadi tumbuh dan berkembang pesat, ramai dan makmur. Meskipun telah beberapa kali mengalami pemugaran, namun letak Pasar Gede tidak berubah sejak zaman Mataram. Pasar Kotagede merupakan bagian dari konsep Catur Gatra Tunggal, yang berarti empat tempat atau wahana menjadi kesatuan tunggal. Keempat tempat tersebut terpisah oleh koridor jalan-jalan namun merupakan satu kesatuan. Keempat tempat atau wahana tersebut meliputi: pasar sebagai pusat perekonomian, alun-alun sebagai pusat budaya masyarakat, masjid sebagai pusat peribadatan, dan keraton sebagai pusat kekuasaan. Menurut sumber sejarah diceritakan bahwa Kotagede adalah sebuah kota lama dari abad ke-16 yang pernah menjadi ibukota Kerajaan Mataram Islam. Kotagede didirikan oleh Ki Gede Pemanahan. Bumi Mataram diperoleh Ki Gede Pemanahan ketika bersama Ki Penjawi berhasil menumpas kerusuhan Pajang yang dipimpin oleh Arya Penangsang. Atas keberhasilannya tersebut, Raja Pajang, yaitu Sultan Hadiwijaya memberikan hadiah kepada Ki Gede Pemanahan dan Ki Penjawi berupa tanah di Pati dan Mataram. Ki Gede Pemanahan memilih Mataram yang pada waktu itu masih berupa hutan. Setelah menerima bumi Mataram, Ki Gede Pemanahan menjadi penguasa daerah tersebut dan kemudian bernama Ki Gede Mataram atau Ki Ageng Mataram. Beliau mempunyai putra yang bernama Sutawijaya, yang diangkat menjadi anak angkat Sultan Hadiwijaya di Pajang. Sutawijaya dikenal dengan nama Ngabehi Loring Pasar. Nama tersebut kemungkinan besar menunjukkan bahwa tempat tinggal Sutawijaya berada di sebelah utara (lor) pasar. Kondisi yang digambarkan di atas menjadi semacam bukti terhadap keberadaan pasar Kotagede yang sudah ada dan dibicarakan sejak masa Ki Gede Pemanahan. 1

Hanya saja, Pasar Gede dahulu belum seluas seperti sekarang ini. Selain itu, pada masa lalu di Pasar Gede masih banyak ditumbuhi pohon perindang. Gambaran pasar zaman dahulu dengan pasar tradisional sekarang sangat berbeda jauh. Transaksi atau aktivitas jual beli pada waktu dulu dilakukan di bawah pohon-pohon rindang, atau di bawah payung-payung besar. Para penjual duduk di atas tanah. Barang-barang yang didagangkan sebagian besar merupakan hasil pertanian yang berupa beras, sayur mayur, dan buah-buahan. Hasil bumi tersebut dibawa ke pasar dengan cara dipikul atau digendong dari desa tempat ditanamnya hasil bumi tersebut. Transaksi yang paling ramai di Pasar Gede terjadi pada hari pasaran Legi (hari menurut kelender Jawa). Pada hari pasaran tersebut, selain dijual berbagai kebutuhan hidup sehari-hari seperti: hasil pertanian, makanan siap saji, obat-obatan, ikan, tembakau, dan garam, juga dijual kain batik, barang-barang dari besi dan tembaga. Barang-barang yang terbuat dari besi dan tembaga meliputi: alat penanak nasi yang terbuat dari tembaga, sabit, cangkul, dan pisau. Dijual pula aneka gerabah, seperti: kendil (alat penanak nasi), kendi (tempat air minum), dan kain seperti: katun dan batik. Untuk keperluan membatik, dijual di Pasar Gede berbagai alat pendukungnya, seperti: lilin, malam, dan celupan yang setiap harinya terjual dalam jumlah yang besar. Dalam hal makanan kecil atau kudapan, Kotagede terkenal dengan hasil industri rumah tangganya yang disebut kue kipa dan yangko. Yangko dari Kotagede telah meramaikan kuliner di pasaran sejak tahun 1921, dengan merk Ngudirasa. Yangko merupakan makanan kecil yang dibuat dari beras ketan. Proses pembuatannya membutuhkan ketekunan dan kesabaran karena membutuhkan waktu cukup lama dan sulit, sehingga tidak setiap orang sanggup membuatnya. Pembuat yangko yang pertama kali adalah Bapak Adulah Ma ruf, kemudian dilanjutkan oleh keturunannya, yaitu Mbah Alip, sampai pada Bapak Suprapto di Jalan Pramuka No. 82, Kotagede. Makanan khas Kotagede lainnya adalah kipa. Makanan yang terbuat dari tepung beras ketan, kelapa, dan gula Jawa adalah makanan yang sangat enak dan legit, namun tidak dapat bertahan lama atau mudah basi. Karena jenis makanan ini tidak awet, maka saat ini tidak banyak orang yang bertahan meneruskan usaha membuat kipa. Salah satu perajin kipa yang masih bertahan dan laris hingga kini adalah usaha kipa milik Ibu Istri Rahayu, Jalan Mondorakan No. 27 Kotagede. 2

Foto 1 Kipa Produksi Istri Rahayu Dra Sumber: Dokumentasi Penulis Selain itu, perhiasan yang terbuat dari emas, perak, atau batu permata juga meramaikan transaksi yang terjadi di Pasar Gede. Bahkan, reputasi hasil kerajinan dari emas dan perak yang dibuat di Kotagede terkenal sampai keluar daerah dan di seluruh penjuru Pulau Jawa. Hasil kerajinan Kotagede terkenal karena mempunyai desain yang halus dan asli, meskipun ada pengaruh desain Eropa. Hasil kerajinan tersebut antara lain berupa: keris, tangkai keris, sarung keris, cincin keris, timang, rantai, anting-anting, cincin, piring, tutup gelas, patung kecil, dan ikat pinggang. Banyaknya barang-barang yang dijual di Pasar Gede membuat pengunjung yang datang ke pasar ini dapat dengan mudah mencari dan mendapatkan berbagai macam kebutuhan yang diperlukan, terutama hasil kerajinan yang tidak ada di tempat lain. Menurut catatan sejarah, di sekitar tahun 1930, pernah ada beberapa orang dari etnis Tionghoa menetap dan berdagang di Kotagede. Keberadaan mereka tersebar di beberapa tempat, seperti di sebelah utara Babon Aniem terdapat toko yang menyediakan beraneka peralatan dapur dan pakaian. Pemiliknya dikenal dengan nama Bah Obral karena sering menjual barang dagangannya dengan cara diobral. Di sebelah timur toko Bah Obral bermukim pula warga etnis Tionghoa lainnya yang berjualan gula batu. Selain itu, di bagian timur pasar ada pula warga Tionghoa yang dikenal dengan nama Bah Obong. Sebuah sumber menyebutkan bahwa sebenarnya tidak ada konflik sosial antara masyarakat asli dengan warga Tionghoa yang berdagang dan bermukim di Kotagede. Namun ketentraman tersebut terusik saat Jepang masuk Kotagede pada tahun 3

1943. Ada sekelompok orang yang memaksa Bah Obral meninggalkan tempat usahanya. Sekelompok orang tersebut membuka paksa toko Bah Obral dan menjarah barang dagangan yang ada di tokonya. Barang jarahan dari toko Bah Obral kemudian dibagi-bagikan secara gratis kepada masyarakat di sekitar pasar yang menerimanya dengan kebingungan karena tidak mengerti kejadian yang sebenarnya. Setelah kejadian tersebut, Bah Obral pun meninggalkan tokonya dan tidak bermukim di Kotagede. Perkembangan Pasar Gede di masa Pemerintahan Hindia Belanda tampak dari pembangunan los-los pasar yang seragam di pasar-pasar tradisional, menggunakan konstruksi besi yang khas. Menjelang tahun 1960 berdiri kios di sebelah utara dan barat pasar Kotagede. Kawasan pasar Kotagede pada waktu itu masih dikelilingi pagar kawat berduri, dan di dalam pasar ditumbuhi pohon waru besar. Di dalam Pasar Gede pada waktu dulu ada warga pendatang dari luar Kotagede yang menetap di sana, antara lain: pedagang arang, kayu bakar, warung nasi dan aneka minuman panas dan dingin. Salah satu penghuni pasar yang legendaris bernama Beles, terkenal karena profesinya sebagai Bandar judi yang digelar tiap malam di tengah pasar. Nama Pasar Kotagede saat ini membaur dengan sebutan Pasar Legi sehingga Pasar Gede kadang juga disebut sebagai Pasar Legi atau disingkat Sarlegi. Dalam perkembangannya, nama Pasar Legi sedikit demi sedikit menggeser nama pasar yang sebenarnya, bahkan nama Pasar Legi dituliskan di atas gerbang pintu utama pasar. Beberapa sumber mengemukakan pemikirannya bahwa sebaiknya nama Pasar Legi dikembalikan ke nama semula, yaitu Pasar Gede atau Pasar Kotagede, sebagai langkah kembali menyatukan jejak-jejak sejarah, dan mendukung Kawasan Kotagede sebagai kawasan cagar budaya. Pasar Kotagede sendiri merupakan salah satu cagar budaya dan disebut sebagai pasar tertua yang memiliki keterkaitan historis dan filosofis dengan Kerajaan Mataram Islam. 4

Foto 2 Pintu Masuk Pasar Legi Kotagede (Sumber: Dokumentasi jogjacadabra.blogspot.com) Sumber Pustaka: Albiladiyah, I., dan Suratmin. 1997 Kotagede Pesona dan Dinamika Sejarahnya. Yogyakarta: Lembaga Studi Jawa Wibowo, E., Nuri, H., Hartadi, A. 2011 Toponim Kotagede. Asal Muasal Nama Tempat. Rekompak, Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya, Java Reconstruction Fund, Forum Joglo (Forum Musyawarah Bersama Sahabat Pusaka Kotagede) 5