PENENTUAN JOINT ECONOMIC LOT SIZE PADA PEMASOK KURSI LIPAT DAN PEMBELINYA DENGAN PERMINTAAN PROBABILISTIK DAN LEAD TIME VARIABEL

dokumen-dokumen yang mirip
PENGENDALIAN PERSEDIAAN DUA ESELON DENGAN MENGGUNAKAN METODE JOINT ECONOMIC LOT SIZE (JELS)

Data untuk Perhitungan Biaya Kirim Data untuk Perhitungan Biaya Simpan Pembeli Data untuk Perhitungan Biaya

Usulan Pengendalian Persediaan Produk Kursi Lipat (Folding Chair) dengan Menggunakan Metode Joint Economic Lot Size di PT Chitose Indonesia

MODEL PERSEDIAAN PEMASOK-PEMBELI DENGAN PRODUK CACAT DAN KECEPATAN PRODUKSI TERKONTROL

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PADA SUPPLY CHAIN DENGAN MENGAKOMODASI KEBIJAKAN PEMBELIAN BAHAN BAKU

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Koordinasi Persediaan Rantai Pasok Desentralisasi dengan Lead Time yang Terkontrol dan Mekanisme Revenue Sharing

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113

Manajemen Operasi Aulia Ishak, ST, MT

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PADA SISTEM SUPPLY CHAIN YANG MELIBATKAN PEMASOK, PEMANUFAKTUR DAN PEMBELI

USULAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN KATEGORI OBAT KERAS DAN OBAT BEBAS PADA APOTEK 12 PT

PENENTUAN UKURAN LOT GABUNGAN UNTUK PEMBELI DAN PEMASOK TUNGGAL DAN USULAN SISTEM VENDOR MANAGED INVENTORY (VMI) PADA PT.PUTRA ALAM TEKNOLOGI

RANCANGAN SISTEM PERSEDIAAN BAHAN BAKU KERTAS MENGGUNAKAN MODEL PERSEDIAAN STOKASTIK JOINT REPLENISHMENT DI PT KARYA KITA *

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

MODEL JOINT ECONOMIC LOT SIZE PADA RANTAI PASOK

UKURAN LOT PRODUKSI DAN BUFFER STOCK PEMASOK UNTUK MERESPON PERMINTAAN PROBABILISTIK

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

MODEL KEBIJAKAN CAN ORDER PADA DUA ESELON RANTAI PASOK DENGAN SISTEM VENDOR MANAGED INVENTORY

Jl. Veteran 2 Malang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Tyas Dessandie, Sutanto, dan Pangadi Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DENGAN DEMAND DAN LEAD TIME YANG BERSIFAT PROBABILISTIK DI UD. SUMBER NIAGA

BAB I PENDAHULUAN I-1

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN

JAZILATUR RIZQIYAH DEVIABAHARI Dosen Pembimbing : Prof. Ir. Suparno, MSIE., Ph.D PROPOSAL TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK INDUSTRI ITS SURABAYA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Sistem Pengendalian Persediaan Dengan Permintaan Dan Pasokan Tidak Pasti (Studi Kasus Pada PT.XYZ)

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Persediaan. Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si. Manajemen. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER QUANTITY PROBABILISTIC MODEL

MANAJEMEN PERSEDIAAN

Penjadwalan Pemesanan Bahan Baku untuk meminimasi Ruang Penyimpanan di Raw Material Warehouse Lamp Factory PT. Philips Indonesia

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PIPA PVC DI PT. DJABES SEJATI MENGGUNAKAN METODE JUST IN TIME (JIT) ABSTRAK

Sriyanto, Heru Prastawa dan Prudensy F. Opit Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

MODEL PERSEDIAAN TERINTEGRASI PRODUSEN DAN PENGECER DENGAN KESALAHAN INSPEKSI, KENDALI WAKTU TUNGGU, DAN LEARNING IN PRODUCTION

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Model Sistem Persediaan Dua Eselon Dengan Mempertimbangkan Interaksi Antar Fasilitas

Model Sistem Persediaan Probabilistik Multi Item pada Pendistribusian Multi Eselon Dengan Potongan Harga

kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Ir. Rini Anggraini MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

ANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK

PENDEKATAN SEDERHANA UNTUK FORMULASI MODEL UKURAN LOT GABUNGAN SINGLE-VENDOR MULTI-BUYER

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN METODE CONTINOUS REVIEW SYSTEM DI MOGA TOYS HOME INDUSTRY

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Studi Perbandingan Ekpektasi Biaya Total Antara Kasus Bakcorder dan Lost Sales pada Model Persediaan Probabilistik

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis

USULAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN DI PET SHOP PET & CO

PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN GUDANG KARPET MENGGUNAKAN ECONOMIC ORDER INTERVAL PROBABILISTIC MODEL

BAB III METODE PROBABILISTIK P

Usulan Sistem Persediaan Pada CV. Jasa Venus dengan Mempertimbangkan Kenaikan Harga

UJI KENORMALAN DATA. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N 12. Most Extreme Differences Absolute.152. Kolmogorov-Smirnov Z.525

MANAJEMEN PERSEDIAAN

PENGENDALIAN PERSEDIAAN KOMPONEN CIRCUIT BREAKER DENGAN KEBIJAKAN CAN- ORDER (STUDI KASUS : PT. E-T-A INDONESIA)

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN

RANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN COTTON MENGGUNAKAN MODEL STOKASTIK JOINT REPLENISHMENT DI PT. C59 *

Manajemen Persediaan

PENGARUH PENENTUAN JUMLAH PEMESANAN PADA BULLWHIP EFFECT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai peneltian terdahulu, penelitian sekarang, dan landasan teori sebagai dasar penelitian.

Model Persediaan Just In Time (JIT) Terintegrasi dengan Mengakomodasi Kebijakan Material

PENGENDALIAN PERSEDIAAN PRODUK MINUMAN AJE DI PT. DELTA GUNA UTAMA

MANAJEMEN PERSEDIAAN

Rancangan Sistem Persediaan Bahan Baku Kertas Menggunakan Model Persediaan Stokastik Joint Replenishment di PT KARYA KITA *

PENGEMBANGAN MODEL INTEGRASI PRODUKSI-PERSEDIAAN SINGLE VENDOR SINGLE BUYER KONDISI PROBABILISTIK DENGAN ADANYA LOSSING FLEXIBILITY COSTS

MENENTUKAN PERSEDIAAN OPTIMAL DENGAN METODE EOQ DAN STOCHASTIC DI PT. SUKA SUKSES SEJATI

Penelitian TUGAS AKHIR

Analisis Faktor-Faktor yang Menentukan Kelayakan Pemesanan Spesial Saat Terjadi Kenaikan Harga Material

MODEL PERSEDIAAN SINGLE-ITEM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN TINGKAT KADALUWARSA DAN PENGEMBALIAN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

USULAN PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN KATEGORI OBAT KERAS DAN OBAT BEBAS MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW

Inventory Management : MODEL PERSEDIAAN. TUJUAN Mengetahui model-model pengelolaan persediaan

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

USULAN PERENCANAAN KEBIJAKAN PERSEDIAAN VAKSIN MENGGUNAKAN METODE CONTINUOUS REVIEW (S,S) UNTUK MENGURANGI OVERSTOCK DI DINAS KESEHATAN KOTA XYZ

Inventory Management. Ir. Dicky Gumilang, MSc. Universitas Esa Unggul Juni 2017

PERENCANAAN PERSEDIAAN KOMPONEN PEMBENTUK MCB DI PT XYZ DENGAN METODE CONTINUOUS REVIEW

USULAN PERBAIKAN SISTEM PERSEDIAAN UNTUK MEMINIMASI BIAYA TOTAL PERSEDIAAN MENGGUNAKAN METODE OPTIONAL REPLENISHMENT PADA PT SANTOMIC MITRA BERSAMA

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK STATIS WAKHID AHMAD JAUHARI TEKNIK INDUSTRI UNS 2015

Usulan Manajemen Persediaan pada PT X yang Meminimasi Expected Total Cost dengan Mempertimbangkan Known Price Increase

BAB 4 FORMULASI MODEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP)

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 69

BAB 4 DATA. Primatama Konstruksi departemen PPIC (production planning and inventory

KONSEP TRADISIONAL. Kirim. Retail. Vendor. Order (q & T) Make q & T Decision

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN PRODUKSI, PRODUKSI ULANG, DAN PEMBUANGAN LIMBAH PADA KASUS PURE BACKORDERING DENGAN PERSEDIAAN PIHAK KETIGA

Penentuan Persediaan Bahan Baku Optimal Menggunakan Model Q dengan Lost Sales Pada Industri Air Minum Dalam Kemasan

Usulan Model Persediaan Dengan Metode Hadley- Within Dan Chiu Approximation Dengan Mempertimbangkan Pengembalian Pada Produk Farmasi Di RSUD Kardinah

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI

Transkripsi:

PENENTUAN JOINT ECONOMIC LOT SIZE PADA PEMASOK KURSI LIPAT DAN PEMBELINYA DENGAN PERMINTAAN PROBABILISTIK DAN LEAD TIME VARIABEL Santoso 1, Yoanes Elias 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha Jl. Prof. Drg. Surya Sumantri no. 65, Bandung-Jawa Barat 40164 Email: santoso_ajiank@yahoo.com Astrak Persaingan yang terjadi saat ini adalah ukan lagi persaingan antar perusahaan, tetapi persaingan antar rantai pasok. Kurangnya integrasi yang aik dalam pelaku rantai pasok dapat menyeakan kerugian agi satu atau eerapa pihak yang tentunya akan melemahkan daya saing rantai pasok terseut. Untuk itu sangat diperlukan integrasi antara pelaku dalam jaringan rantai pasok.hal ini masih terjadi pada PT. X seagai pemasok yang memproduksi kursi lipat untuk memenuhi permintaan pemelinya, dimana keijakan pemesanan dan produksinya masih dilakukan masingmasing dan tanpa integrasi. Untuk itu akan diusulkan model integrasi antara pemasok dan pemelinya, dimana permintaannya ersifat proailistik dan lead time pengiriman eruah terhadap jumlah pemesanan yang dilakukan. Pemasok saat ini menggunakan model Economic Production uantity (EP) erdasarkan pada permintaan rata-rata dari pemeli, sedangkan pada pemeli menggunakan keijakan pemesanan periodic review (t,e). Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, total iaya persediaan di pemasok adalah Rp. 66.678.592,51 per tahun dan total iaya persediaan di pemeli adalah Rp. 12.414.208,96 per tahun, sehingga total iaya persediaan di pemasok dan pemeli adalah Rp. 79.092.801,47 per tahun. Pada model integrasi pemasok dan pemeli diperoleh total iaya persediaan adalah Rp. 48.597.551,71 per tahun, sehingga diperoleh penghematan iaya persediaan seesar Rp. 30.495.249,76 per tahun atau 38,56%. Kata kunci: integrasi, lead time variael, permintaan proailistik, rantai pasok. 1. PENDAHULUAN Era gloalisasi yang semakin maju mengakiatkan jumlah perusahaan semakin meningkat.hal terseut pun menjadikan persaingan antar setiap perusahaan semakin tinggi.harga arang yang murah dan pelayanan yang cepat menjadi pun pilihan utama agi setiap konsumen.dalam menghadapi ini anyak perusahaan yang erloma-loma mencari strategi untuk mendapatkan harga yang kompetitif, salah satunya yaitu dengan mengendalikan persediaan arang.tujuannya yaitu agar perusahaan dapat ertahan hidup, semakin erkemang dan memenangkan persaingan yang ada. PT X (pemasok) merupakan suatu perusahaan manufaktur yang memproduksi kursi lipat.pt X memiliki permasalahan mengenai pengelolaan persediaan dengan distriutornya (pemeli).pt X menggunakan pendekatan sistem Economic Production uantity untuk mengelola persediaannya saat ini, sedangkan pada distriutornya menggunakan pendekatan metode periodik untuk mengeola persediaannya. Hal ini tentunya akan menimulkan permasalahan pada jaringan supply chain karena setiap pelaku isnis terseut hanya memikirkan sistem pengelolaan persediaan yang paling menguntungkan agi dirinya sendiri. Hal ini sangat penting karena dalam suatu jaringan supply chain, keoptimalan pasokan produk pada salah satu pihak elum tentu menjadi optimal agi pihak yang lain. Hal ini tentunya dapat menimulkan masalah pada iaya produksi, penentuan jumlah cadangan produk (stock), dan waktu pasokan produk dari jaringan supply chain terseut sehingga solusi teraik demi keuntungan ersama akan sulit tercapai. Oleh sea itu, penulis tergerak untuk memperaiki sistem pengelolaan persediaan yang sudah ada terseut sehingga leih efektif agi para pelaku isnis dalam jaringan supply chain terseut. Metode pengelolaan persediaan ini akan mengintegrasikan para pelaku isnis dalam jaringan supply chain terseut agar menjadi satu mata rantai yang saling menguntungkan demi kesuksesan ersama. 355

2. METODOLOGI 2.1. Model Matematis Pada model ini permintaan pada pemeli ersifat proailistik dan variasi permintaan dari pemeli diketahui oleh pemasok.tingkat produksi pada pemasok diasumsikan tetap yaitu seesar, dimana tingkat produksi leih esar dari tingkat permintaan. Pemeli mengelola persediaannya dengan lead time variael. Lead time diasumsikan seesar jumlah lot yang diproduksi oleh pemasok dan ditamah dengan waktu delay karena transportasi, waktu non produktif, dll, yaitu seesar Pada model ini pemeli melakukan pemesanan dengan lot seesar dari pemasok dengan iaya pesan seesar.pemasok memproduksi produk dengan lot seesar dengan rata-rata produksi maksimum adalah seesar dan iaya setup seesar. pemeli menerima frekuensi pengiriman seesar dengan lot pengiriman seesar dan iaya pengiriman seesar untuk setiap frekuensi pengiriman.pemeli akan melakukan pemesanan ulang apaila pemeli memiliki on hand inventory seesar reorder point. Gamar model persediaan dapat dilihat pada gamar 1 Gamar 1.Inventory of the vendor Notasi erikut ini akan digunakan pada model diatas : Rata-rata permintaan dalam satuan waktu Rata-rata produksi dalam satuan waktu Frekuensi pengiriman dari pemasok kepada pemeli Jumlah item yang dikirim untuk setiap pengiriman dari pemasok kepada pemeli Reorder point Biaya setup pemasok Biaya pesan pemeli seesar Biaya transportasi / pengiriman untuk pemeli dengan setiap pengiriman seesar Biaya simpan per unit per unit waktu untuk pemeli Biaya simpan per unit per unit waktu untuk pemasok Safety Stock Lead time =, dimana menunjukan waktu delay Biaya stockout / iaya lost sales 356

Total ekspektasi iaya pemeli perunit waktu didapat dari penjumlahan iaya pemesanan, iaya pengiriman, iaya persediaan dan iaya lost sales. Total ekspektasi iaya pemeli perunit waktu ditunjukan pada rumus erikut : TC A D D F h S ( s, L( )) n 2 (1) dimana, s ( s, L( )) ( x s) f ( x) dx, (2) dimana x adalah demand selama lead time dengan proaility density function. Model ini menggunakan persamaan Hadley-Whitin s (1963) dengan menggunakan tingkat rata-rata persediaan seesar. Sedangkan untuk total ekspektasi iaya pemasok didapat dengan mengurangi akumulasi produksi dengan akumulasi konsumsi pemeli (dapat dilihat di gamar 1) KD TCv h v n1 Dp 1 2Dp n 2 (3) sehingga total iaya gaungan dapat dirumuskan seagai h n1 Dp 1 2Dp h S D A K ETC(, s, n) F ( s, L( )) h v n 2 (4) Masalahnya adalah mencari jumlah frekuensi pengiriman n, jumlah lot pengiriman dan juga reorder point s, untuk meminimasi total iaya ekspetasi pada persamaan (4). Setelah itu diasumsikan juga permintaan selama lead time adalah erdistriusi normal dengan rata-rata permintaan seesar DL() dan standar deviasi seesar. Dalam hal ini, S k p, ( s, L( )) s x s f x, DL( ), L( ) dx p k, (5) (6) Dimana k ( s DL( ))/ L( ) (7) Dan k z k zdz k z adalah standard normal proaility density function Karenanya, persamaan dari iaya total ekspektasi dapat ditulis seagai 357 dimana (8)

D A K, F h n1 Dp1 2Dp h k p ETC k, n D p k n 2 h v (9) F ' adalah sama dengan commulative density function, dimana k F ' k 1 F k Nilai atau nilai optimum didapatkan dari penurunan rumus total iaya ekspektasi (persamaan 9) terhadap nilai q ETC 0 sehingga didapatkan persamaan h h v 2D F n 1 Dp A K n 1 2Dp k p k h p k p F ' k (10) dan nilai dapat dicari dengan rumus F ' k h D h (11) 2.2. Algoritma Langkah 0 : Tetapkan nilai Langkah 1 : Hitung nilai dan h A K 2D F n h v n1 Dp 1 2Dp Langkah 2 : Cari nilai k dengan persamaan (11), dan hitung nilai Langkah 3 : Hitung nilai dengan persamaan (10) Hitung nilai dengan persamaan (5) Langkah 4 : Jika nilai, hitung nilai dan lanjutkan ke langkah 5. Jika nilai, jadikan dan kemali ke langkah 2 Langkah 5 : Jika nilai maka, dan tentukan nilai dan kemudian kemali ke langkah 1 Jika nilai erhenti, maka nilai yang optimum adalah 358

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Perhitungan Menggunakan Metode Saat ini 3.1.1. Pengendalian Persediaan Saat Ini Pada Eselon Supplier / Pemasok Metode pengendalian persediaan yang saat ini digunakan menyerupai metode Economic Production uantity (EP), dimana produksi dilakukan saat persediaan telah mencapai reorder point. Jumlah produk yang diproduksi oleh pemasok adalah seanyak jumlah produksi optimum, yaitu seesar. Metode pendekatan EP ini digunakan karena jumlah presentase produk yang diproduksi supplier tidak diketahui.tael 2.Memperlihatkan data pada pemasok yang diutuhkan untuk perhitungan jumlah produksi optimum. Tael 1. Data Pemasok Notasi Keteragan Jumlah Satuan R Permintaan / tahun 22268 unit/tahun K Kapasitas Produksi / tahun 373256 unit N Hari Kerja 300 hari / tahun Hv Biaya Simpan Rp18,884.00 unit/tahun C Biaya Set Up Rp2,810,943.71 /set Up L Lead Time 0.0033 Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode EP maka didapatkan nilai = 1878 unit dengan iaya total seagai erikut: B. Total = Biaya Simpan + Biaya Setup = Rp33.348.403.73 + Rp33.330.188,78 = Rp66.678.592,51 3.1.2. Pengendalian Persediaan Saat Ini Pada Eselon Distriutor / Pemeli Pengendalian persediaan pada pemeli adalah dengan menggunakan metode p(t,e) atau yang iasa diseut dengan metode periodic. Pemesanan ditetapkan oleh perusahaan, yaitu selama 6 hari sekali. Lead time pengiriman adalah ersifat variael yaitu seesar. Tael 3.Memperlihatkan data pada pemeli. Tael 2. Data Pemeli Notasi Keterangan Jumlah Jumlah Satuan R Permintaan / tahun 22268 22268 unit/tahun σ Standar Deviasi Permintaan 241.912 241.912 unit/tahun C.pesan Biaya Pesan Rp5,610.00 Rp5,610.00 /pesan C.transportasi Biaya Kirim / Transportasi Rp145,750.00 Rp145,750.00 /unit/pesan H Biaya Simpan Rp16,088.00 Rp16,088.00 /unit/tahun t Waktu / Siklus Pemesanan 6 hari 0.02 tahun π Biaya Stock out / lost sales Rp78,760.00 Rp78,760.00 /unit Waktu Delay 1 hari 0.0033 tahun p Kecepatan Produksi 2.67913E-06 2.67913E-06 Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode periodic maka didapatkan nilai E (persediaan maksimum) adalah 2000 unit dan iaya total seagai erikut: B. Total = Biaya Pesan + Biaya Simpan + Biaya Stockout + Biaya Transportasi = Rp280.500 + Rp4.477.612,16 + Rp368.596,80 + Rp7.287.500 =Rp12.414.208,96 3.2. Data untuk Perhitungan Metode Joint Economic Lot Size (JELS) Data secara umum ditunjukan pada tael 1. 359

Tael 3. Data Awal Keseluruhan Keterangan Notasi Jumlah Satuan 1 Demand / tahun D 22268 22268 unit/tahun 2 Standar Deviasi σ 241.912 241.912 unit/tahun 3 Biaya Pesan A 5610 5610 /pesan 4 Kapasitas Produksi P 373256 373256 unit 5 Kecepatan Produksi p 2.67913E-06 2.7E-06 6 Biaya Kirim (Biaya Transportasi) F 145750 145750 /unit/pesan 7 Biaya Simpan pemasok Hv 18884 18884 /unit/tahun 8 Biaya Simpan pemeli H 16088 16088 /unit/tahun 9 Biaya Stock Out / lost sales π 78760 78760 /unit/tahun 10 Delay Time 1 hari 0.0033 tahun 11 Biaya Setup K 2810943.71 2810944 /set up 12 Hari Kerja 300 300 hari/tahun 3.3. Perhitungan Menggunakan Metode Usulan / JELS (Joint Economic Lot Size) Perhitungan dengan menggunakan metode JELS mengintegrasikan antara pemeli dengan pemasok sehingga memiliki nilai yang sama dengan iaya total yang leih kecil. Berikut adalah perhitungannya n = 1 Langkah 0 : Tetapkan nilai dan Langkah 1 : Hitung nilai 2768.356 2768unit Langkah 2 : Cari nilai k dengan persamaan (11), dan hitung nilai k 1.99 dan ( k) 0. 0087 Langkah 3 : Hitung nilai dengan persamaan (10) 2749.615 2750unit S 49.423 50unit Langkah 4 : Maka, dan kemali ke langkah 2 Iterasi 1 : Langkah 2 : Cari nilai k dengan dan hitung nilai k 1.975dan ( k) 0. 0091 Langkah 3 : Hitung nilai 2749.557 2750unit S 49.423 50unit Langkah 4 : ETC2750,1 Rp48.597.551,71 Langkah 5 :, dan,, maka kemali ke langkah 0 n = 2 Langkah 0 : Tetapkan nilai Langkah 1 : Hitung nilai 1406.7751407unit Langkah 2 : Cari nilai k dan hitung nilai dan 360

k 2.235 dan ( k) 0. 0044 Langkah 3 : Hitung nilai 1400.3981400unit S 45.5069 46unit Langkah 4 : Maka, dan kemali ke langkah 2 Iterasi 1 : Langkah 2 : Cari nilai k dan hitung nilai k 2.235 dan ( k) 0. 0044 Langkah 3 : Hitung nilai 1400.3851400unit S 45.5069 46unit Langkah 4 : ETC1400,2 Rp50.042.654,14 Langkah 5 : Maka nilai yang optimum adalah pada, yaitu pada nilai Berikut adalah hasil ringkasan iaya total antara persediaan yang terintegrasi (Menggunakan JELS) dan juga yang masih masing-masing Tael 4. Tael Rangkuman Keseluruhan Metode n Supplier DC Total Cost n=1 - - Rp48,597,551.71 JELS n=2 - - Rp50,042,654.14 Masing-masing - Rp66,678,592.51 Rp12,414,208.96 Rp79,092,801.47 Besarnya penghematan setelah menggunakan metode usulan adalah seagai erikut 79092801.47 48597551.71 % penghema tan 100% 38.56% 79092801.47 4. KESIMPULAN Dari hasil pengolahan data diatas, maka kesimpulan yang dapat diamil adalah : 1. Kelemahan pada metode perusahaan saat ini adalah tidak adanya koordinasi antara jaringan rantai pasok, sehingga perhitungan pengendalian saat ini hanya optimal agi salah satu pihak saja, tidak agi seluruh eselon yang ada 2. Metode pengendalaian persediaan yang tepat untuk diterapkan adalah dengan metode JELS 3. Besarnya penghematan yang dapat dihasilkan dari metode usulan adalah Rp30.495.249,71per tahun (38.56%). DAFTAR PUSTAKA Bedworth, Bailey. 1998. Integrated Production Control System, John Wiley and Sons, Inc. Ben Daya, M., Hariga, M.2004.Integrated single vendor single uyer model with stochastic demand and variale lead time.international Journal of Production Economics, No.92, 75-80. Jauhari, W, Ahmad., Pujawan, Nyoman., Wiranto, S, Eko., 2009, Model Joint Economic Lot SizePada Kasus Pemasok-Pemeli Dengan Permintaan Proailistik, Jurnal Teknik Industri, Vol 11, hal 1-14. Nur Bahagia.S. 2006. Sistem Inventori, Institut Teknologi Bandung, Bandung. 361

Sugiyono.2011. Usulan Pengendalian Persediaan Produk Kursi Lipat (Folding Chair) dengan Menggunakan Metode Joint Economic Lot Size di PT. Chitose Indonesia.Srkipsi, Fakultas Teknik Industri, Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Tersine, Richard J. 1994. Principles of Inventory and Material Management, Prentice-Hall International, Inc., USA. Smith, Spencer B. 1989. Computer Based-Production and Inventory Control, Prentice-Hall International, Inc., USA. 362