BAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan memiliki keunggulan bersaing secara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan kota terbesar kedua di provinsi tersebut setelah Medan. Luas daratan Kota

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar Minyak (BBM) mengalami fluktuasi harga dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi Tanah Karo dengan ketinggian antara 600 sampai 1400 meter di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor-sektor yang dapat memperlihatkan tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipungkiri. Selama ini masyarakat memenuhi berbagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ekonomi pasar yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. pasar tradisional. Sifat khas pasar tradisional memiliki fungsi penting yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terjadi. Pada umumnya, semua pasar tradisional yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan Perdagangan Nomor 23/MPP/KEP/1/1998 tentang Lembaga-lembaga

I. PENDAHULUAN. Pasar adalah tempat yang mempunyai unsur-unsur sosial, ekonomi, kebudayaan,

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan maupun di pedesaan. Eksisnya pasar tradisional di tengah-tengah

I. PENDAHULUAN. Pasar adalah sekumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pembeli berinteraksi. Pasar juga menjadi salah satu tempat dimana. menjadi pasar tradisional dan pasar modern.

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK.016/1994 tanggal 27. perambah hutan, penambang, pedagang barang dan jasa.

BAB II TINJAUAN TENTANG PASAR MODERN

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. budaya masyarakat sudah mulai bergeser dan beralih ke pasar modern ritel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEADAAN UMUM WILAYAH. ke selatan dengan batas paling utara adalah Gunung Merapi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. merambah, tidak saja di Kota Jakarta, tetapi kota-kota lain di luar. apakah pasar tradisional akan tetap eksis di era munculnya

JURNAL EKONOMI Volume 22, Nomor 1 Maret 2014 ANALISIS SUMBER MODAL PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DI KOTA PEKANBARU. Toti Indrawati dan Indri Yovita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pekarangan pada dasarnya merupakan lahan di sekitar rumah yang di

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, terutama dalam aspek-aspek seperti: peningkatan

STUDI POLA APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP PASAR MODERN DI KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Pada era perkembangan seperti ini setiap Negara perlu menggali dan mengenal serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak terlepas dari

BAB IV STRATEGI ADAPTASI PEDAGANG KECIL DI PASAR KOGA KELURAHAN SIDODADI KECAMATAN KEDATON BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi yang tanpa batasan ruang dan jarak, yang semakin. tumbuh dan berkembangnya peradaban baru di abad 21 ini.

BAB I PENDAHULUAN. paling penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, para ahli ekonomi

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan semakin modernnya teknologi yang berkembang di sektor


BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sengit. Hal tersebut mengakibatkan para produsen berlombalomba

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi kelangsungan hidup manusia. Jika pada zaman dahulu manusia lebih terbiasa

I. PENDAHULUAN. karena manusia menjadi perencana, pelaku, pengorganisasian, pengendalian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Simalungun adalah salah satu kabupaten yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, dan golongan tertentu saja. Yaitu kepentingan politik kekuasaan, bukan kepada publik.

I. PENDAHULUAN. Pusat perbelanjaan moderen merupakan tempat berkumpulnya. pedagang yang menawarkan produknya kepada konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. (Tjokroaminoto dan Mustopadidjaya, 1986:1). Pembangunan ekonomi dapat

TINJAUAN PUSTAKA. berupa daging, disamping hasil ikutan lainnya berupa pupuk kandang, kulit, dan

- Validitas Konstruksi LAMPIRAN 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada umumnya yang bertanggungjawab dalam pemenuhan kebutuhan

Bab 5. Jual Beli. Peta Konsep. Kata Kunci. Jual Beli Penjual Pembeli. Jual Beli. Pasar. Meliputi. Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan pasar. Sejak zaman prasejarah pasar diawali dengan sistem

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses tawar-menawar. Pada pasar tradisional terdapat kios-kios atau gerai,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah sebuah negara yang menganut sistem ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. pasar terorganisasi (Hart Keith, 1971). Richardson (1984) menyatakan bahwa di sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. golongan pedagang adalah orang-orang yang dalam pekerjaan sehari-harinya

BAB I PENDAHULUAN. Dampak Keberadaan Pasar Kaget Terhadap Perubahan Kehidupan Sosial-ekonomi Masyarakat desa

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya penjual dan pembeli tetapi juga sebagai wadah interaksi sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang maju dan

BAB I PENDAHULUAN. terlihat sebagai tempat pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar

BAB I PENDAHULUAN. khusus, karena terjadinya hubungan erat di antara keduanya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang

Revitalisasi Pasar Tradisional, Jumlah Kunjungan, Pendapatan Pedagang, dan Pendapatan Pasar

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum bidang usaha ritel atau pengecer modern di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ritel merupakan mata rantai yang penting dalam proses distribusi barang dan merupakan mata rantai terakhir dalam

BAB I PENDAHULUAN. Belakangan ini usaha pakaian semakin menjanjikan keuntungan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORI. tindakan pada kurun waktu tertentu, oleh suatu kelompok tertentu atau keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kota Sibolga adalah daerah yang multikultural karena dihuni oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan di daerah tersebut. Tinggi-rendahnya aktivitas perdagangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Citra Lokal Pasar Rakyat pada Pasar Simpang Aur Bukittinggi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan saat ini nyaris tidak dapat dilepaskan dari pasar.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau pelaku bisnis adalah mempertahankan pelanggannya. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. (untuk selanjutnya bisa disingkat dengan HIK) atau bisa disebut pula dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. makna bagi dunianya melalui adaptasi ataupun interaksi. Pola interaksi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini dampak kehadiran pasar modern terhadap keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. dan agamanya, semenjak dahulu menjadi perhatian khas dari para ilmuwan dan para

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, memberikan definisi pasar tradisional dan

BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar tradisional merupakan pasar yang berperan penting dalam memajukan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan memiliki keunggulan bersaing secara alamiah. Keberadaan pasar tradisional ini sangat membantu, tidak hanya bagi pemerintah daerah ataupun pusat tetapi juga para masyarakat yang menggantungkan hidupnya dalam kegiatan berdagang, karena didalam pasar tradisional terdapat banyak aktor yang memiliki arti penting dan berusaha untuk mensejahterakan kehidupannya baik itu pedagang, pembeli, pekerja panggul dan sebagainya. Mereka semua adalah aktor yang berperan penting dalam mempertahankan eksistensi pasar tradisional di Indonesia. Dalam pasar tradisional terdapat banyak interaksi yang tidak ditemukan dalam pasar modern, dimana para pedagang pasar tradisional tidak membeli suatu barang dagangan yang akan mereka jajakan di tokonya dalam jumlah yang besar dari agen, hal ini disebabkan karena keterbatasan modal yang mereka miliki tidak mencukupi untuk membeli barang-barang dalam jumlah yang besar kemudian juga mereka tidak memiliki fasilitas yang lengkap untuk menyimpan barang dagangan terlalu banyak karena pedagang tidak memiliki lemari pendingin untuk menyegarkan barang dagangannya seperti yang terlihat pada pasar modern. Demikian pula dalam masalah pembelian barang oleh pasar modern yang mana barang selalu di beli dalam jumlah yang besar, disamping mereka memiliki modal yang besar juga mempunyai perencanaan yang telah disusun terlebih dahulu dari sebelum pasar dibangun dengan

kata lain telah terorganisir sedemikian rupa dan diolah oleh orang yang memiliki ilmu tinggi dibidangnya sehinga memudahkan dalam melakukan segala sesuatunya. Berbeda dengan pasar tradisional yang para pedagangnya tidak memiliki perencanaan yang benar-benar matang karena didorong oleh faktor pendidikan juga yang menyebabkan mereka berada pada titik yang standar. Keunggulan dari pasar tradisional adalah dimana para pembeli dan penjual bertemu langsung untuk melakukan suatu transaksi jual beli. Didorong pula dengan defenisi dari pasar itu sendiri dimana pasar adalah suatu tempat bertemunya penjual dan pembeli dalam satu lokasi dan melakukan transaksi jual beli baik itu barang ataupun jasa. Sedangkan pada pasar modern tidak ditemukan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi jual beli secara langsung, yang ada hanyalah para pembeli melakukan pembelian suatu barang dengan hanya memperhatikan harga yang telah tertempel dalam kemasan atau label yang ada dari jenis barang yang telah ditentukan dan membawanya langsung ketempat pembayaran dan membayar harga seperti yang telah tertera pada kemasan, tidak ditemukan adanya proses tawar menawar dalam transaksi jual beli seperti pada pasar tradisional. Tindakan ini merupakan suatu nilai lebih untuk pasar tradisional dimana pembeli dan penjual dapat melakukan proses tawar menawar barang yang akan dibeli oleh pembeli, mutu dari barang yang akan dibeli dan yang terpenting menumbuhkan kesan akrab antara pembeli dan penjual. Keberadaan pasar tradisional telah ada sejak puluhan abad yang lalu, diperkirakan sudah muncul sejak jaman kerajaan Kutai Kartanegara pada abad ke -5 Masehi, dimulai dari barter (tukar-menukar) barang kebutuhan sehari-hari dengan para pelaut dari Cina. Masyarakat mulai menyusun barang dagangannya pada tikar-

tikar kemudian terjadilah transaksi jual beli tanpa mata uang. Selain itu dapat dilihat juga bahwa pasar pada jaman kerajaan dijadikan tempat bertemunya masyarakat atau kaum bangsawan dari penjuru desa bahkan dijadikan sebagai alat politik untuk menukar informasi penting dijamannya. Bahkan saat masuknya peradaban Islam ditanah air pada abad 12 Masehi, pasar digunakan sebagai alat untuk berdakwah dimana para wali mengajarkan masyarakat mengenai cara-cara berdagang yang benar menurut ajaran Islam. Sekarang telah menunjukan persaingannya untuk mendapatkan pangsa pasar kembali. Hal ini menjadi contoh bahwa eksistensi pasar tradisional dapat dirasakan sampai saat ini. Pedagang pasar tradisional yang terdapat di Pasar Padang Bulan lebih besar beretnis Karo, tetapi ada juga pedagang lainnya seperti Cina, India, Batak dan Jawa. Keberagaman ini lah yang membuat pasar tradisional menjadi lebih menarik, terdapat berbagai jenis etnis dalam suatu kegiatan usaha guna memajukan eksistensi pasar tradisional itu sendiri secara tidak langsung disamping dari pemenuhan kebutuhan masing-masing pedagang. Dalam kesehariannya masing-masing pedagang menjajakan barang dagangannya didalam toko yang telah mereka sewa dari PD (perusahan daerah) pasar yang mengelola Pasar padang bulan Medan. Toko yang mereka dapatkan bukan lah cuma-cuma tetapi mereka menyewanya dengan harga yang cukup besar, sebagian dari pedagang yang memiliki modal tinggi menyewa lebih dari satu pintu, ada yang dua bahkan tiga. Pasca kebakaran, toko-toko yang ada di Pasar Tradisional Padang Bulan terlihat lebih baik dan rapi, bangunannya yang permanen menunjukan kekokohan dari tiap toko, langit-langit yang telah tertutup rapi memberikan kenyamanan bagi pembeli ataupun pengunjung pada saat hujan turun.

Barang dagangan terlihat rapi disusun di atas meja yang telah mereka siapkan dari pukul 04.00 WIB, sebagian dari pedagang membawa barang dagangannya yang baru dengan mengenakan mobil pick up ada juga yang membawa dengan menaikan barang dagangannya ke atas becak barang, kegiatan ini khususnya dilakukan oleh para pedagang yang menjual sayuran dan ikan. Karena mereka harus mengganti barang dagangan mereka setiap harinya, berbeda dengan pedagang yang menjual kebutuhan pokok seperti beras, telur dan barang lainnya yang dapat bertahan lama, mereka cukup menyimpannya didalam toko mereka masing-masing tanpa harus khawatir terhadap mutu barang tersebut. Letak tempat berdagang para pedagang dibedakan menurut jenis barang yang mereka jual, pada bagian depan pasar terlihat pedagang bunga dan buah yang memadatin area pasar, lapisan keduanya ada toko-toko yang menjual sembako yang dikelola oleh pedagang etnis Tionghoa, kemudian dibagian kiri depan pasar terdapat beberapa penjual emas kemudian kios berikutnya terdapat pedagang yang menjual perlengkapan tulis, perlengkapan untuk menyirih dan tembakau, aksesoris dan pakaian. Pada bagian kanan pasar terlihat pedagang yang menjajakan sayur-sayuran, kemudian dibagian belakang terdapat kumpulan pedagang yang menjual ikan serta ayam ataupun daging. Dengan tersusun rapi seperti ini sehingga memudahkan pembeli untuk memilih kemana pembeli akan melangkahkan kakinya untuk membeli berdasarkan jenis barang apa yang akan dia beli. Etos kerja merupakan semangat yang terdapat didalam diri suatu individu, tetapi tinggi rendahnya etos bukan semata-mata dilandasi oleh tumbuh atau patahnya semangat. Kenyataan yang ada sering membuktikan bahwa penetrasi atau pengaruh

dari luarlah yang kadang-kadang memanifulasim unsur-unsur yang hakiki. Dimana kemampuan seseorang dalam mengekspresikan diri dalam bentuk kerja tidak lepas dari sistem nilai yang berkembang dalam masyarakatnya. Keseimbangan dalam menciptakan nilai baru membuka peluang untuk bertindak secara terstruktur. Gambaran ini menunjukan bahwa tidak ada sesuatu perbuatan yang tidak mungkin terjadi apabila individu tersebut menginginkan sesuatu perbuatan ke arah yang lebih baik dan nilai atau adanya budaya yang diyakini dalam masyarakat mempengaruhi diri individu tersebut untuk berusaha melakukannya dengan baik sehingga mendapatkan hasil yang baik pula. Dalam kegiatan jual beli di Pasar tradisional ini sendiri menunjukkan bahwa etos kerja para pedagang dalam menjalankan perannya sebagai pedagang mempunyai strategi masing-masing dalam menarik minat pembeli, misalnya saja ada pedagang yang melayani pembeli dengan menggunakan bahasa dari suku si pembeli meskipun pedagang tidak berasal dari suku yang sama tetapi sebisa mungkin pedagang menjalankan fungsinya demi mendapatkan pelanggan, sehingga menimbulkan keakraban antara pembeli dan penjual serta rasa nyaman yang didapatkan pembeli. Lain lagi dengan pedagang yang menanamkan selogan bahwa pembeli adalah raja, pedagang mempercayai bahwa apabila mereka melakukan pelayanan yang dapat memuaskan hati para pembelinya maka peluang untuk menjadikan pembeli itu menjadi pelanggan lebih besar, sehingga dampak yang dihasilkan pedagang juga baik untuk keberlangsungan usahanya. Budaya kerja pedagang tradisional yang tercermin seperti itu telah mempengaruhi eksistensi dari pasar tradisional itu sendiri, dengan semangat kerja

yang melatarbelakangi strategi yang dimiliki para pedagang berpengaruh baik terhadap keberadaan pasar tradisional yang telah ada dari jaman kerajaan dulu hingga saat ini, semua ini adalah hasil dari budaya kerja yang telah diwariskan turun temurun oleh keluarga pedagang. Motivasi pedagang untuk bekerja tidak terlepas dari faktor luar yang berasal dari luar diri (diluar keinginan) pedagang tersebut yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhinya, seperti pengaruh melihat teman atau ajakan saudara untuk bekerja di kota, pendapatan yang diberikan suami atau isteri belum mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dan hal-hal lain yang mempengaruhi seseorang untuk bekerja. Pasar tradisional bergerak pada sektor informal, sehingga siapa saja memiliki peluang untuk mendapatkan pekerjaan di pasar ini, karena tidak dibutuhkan syaratsyarat khusus untuk dapat memperoleh pekerjaan disini, tidak seperti pada kegiatan perkantoran atau disebut dengan sektor formal dimana banyak syarat yang harus dipenuhi untuk dapat diterima kerja misalnya mengenai tingkat pendidikan yang dibutuhkan seperti pendidikan SMU sederajat atau bahkan tamatan Sarjana, sedangkan di sektor informal seperti pasar tradisional ini, dimana semua masyarakat yang mempunyai kemauan yang keras, keuletan dan modal yang cukup dalam merintis usaha dari yang kecil terlebih dahulu, bahkan bukan hanya sebagai pedagang saja tetapi banyak lagi kesempatan kerja yang ditawarkan di sektor informal ini seperti menjadi penjaga atau karyawan di toko maupun kios dari para pedagang yang membutuhkan jasa pekerja, kuli panggul dan lain sebagainya yang tidak terlepas dari kegiatan di pasar tradisional. Keberagaman jenis barang yang didagangkan di Pasar tradisional Padang

Bulan ini sangat bervariasi, dari yang dapat ditemukan di pasar modern sampai yang tidak dijual di pasar modern, sejak dulu pajak sore terkenal dengan bunga krisannya hingga sampai saat ini, bunga-bunga itu selalu terlihat dijajakan setiap harinya, letaknya yang berada disepanjang pinggir badan jalan menyebabkan banyak mata yang melihat kearah bunga-bunga itu saat melintasi pasar tradisional ini. Bungabunga tersebut didatangkan langsung dari tanah karo, dimana bunga-bunga krisan akan tumbuh dengan baik jika ditanam pada suhu berkisar 20º sampai 25º C. Penataan bunga yang rapi pada stand bunga menarik para pengunjung untuk menikmati keindahan bunga krisan tersebut, kemudian ikan saleh yang menjadi khas sangat banyak diminati oleh pengunjung dan tidak ditemukan pada pasar modern, cemilan khas untuk suku di Kepulauan Sumatera yaitu daun sirih dan tembakau juga terdapat di Pasar tradisional ini. Rempah yang digunakan untuk melengkapi bumbu masakan juga banyak terlihat di meja-meja pedagang tersusun menurut jenisnya masing-masing, penyusunan ini mempermudah pedagang dalam mengambil apabila ada yang membeli dan agar terlihat langsung ketersediaan rempah, apakah jumlahnya masih banyak atau sedikit karena sering terlihat oleh mata mereka, dan tidak semua rempah yang dijual di pasar tradisional dapat kita temui di pasar modern. Ini merupakan sebagian kecil jenis barang yang tidak ditemukan di pasar modern melainkan masih banyak lagi barang yang tidak ditemukan di pasar modern tetapi dapat di temukan di pasar tradisional.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah tersebut, maka dapat dikemukakan rumusan masalah dari penelitian ini adalah Bagaimana etos kerja pedagang di Pasar Tradisional, Padang Bulan, Medan? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah Untuk Mengetahui seberapa besar etos kerja para pedagang di pasar tradisional, serta mengetahui bagaimana para pedagang mencerminkan etos kerja dalam kegiatan berdagang merek ditengah maraknya pasar modern 1.4 Manfaat Penelitian Ada dua manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.4.1 Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan untuk menambah pengetahuan peneliti mengenai seberapa besar etos kerja pedagang tradisional dalam menghadapi persaingan pada pasar modern. sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya, serta bermanfaat dalam pengembangan ilmu-ilmu sosial khususnya Ilmu Sosiologi 1.4.2 Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan memberikan masukan dalam bentuk bacaan untuk memperkaya wawasan setiap individu yang membaca hasil penelitian ini dan menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti lainnya dan

dapat dijadikan referensi dalam kajian yang berkaitan dengan etos kerja pedagang tradisional. 1.5 Defenisi Konsep Dalam penelitian ilmiah, defenisi konsep sangat diperlukan untuk mempermudah dan memfokuskan penelitian agar tidak menimbulkan kesalahpahaman konsep yang dipakai dalam penelitian. Berikut ini adalah beberapa konsep yang relevan dengan konteks permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Etos kerja merupakan respon yang unik dari seseorang atau kelompok atau masyarakat terhadap kehidupan, respon atau tindakan yang muncul dari keyakinan yang diterima dan respon itu menjadi kebiasaan atau karakter pada diri seseorang, kelompok atau masyarakat. Dengan kata lain, etika kerja merupakan produk dari sistem kepercayaan yang diterima seseorang, kelompok atau masyarakat. Etos kerja menyangkut faktor-faktor yang mempengaruhi keras tidaknya orang bekerja. 2. Pasar merupakan satu institusi sebagai arena peraktik transaksi ekonomi berlangsung, dan telah ada sejak manusia mulai mengenal pertukaran dalam pemenuhan hidupnya. Seiringan dengan perkembangan yang dialami masyarakat, pasar mengalami perkembangan, dan dewasa ini dikenal ada dua jenis pasar : pasar tradisional dan pasar modern. Kedua jenis pasar ini memiliki karakter dan pelaku yang realatif berbeda meski tidak jarang kedua pasar ini berjalan seiring dengan perkembangan masing-masing pasar, baik itu pasar tradisional dan pasar modern. 3. Pasar Tradisional merupakan ajang transaksi komoditas kebutuhan subsiten yang prosesnya dan modelnya masih diwarnai dengan ekonomi pedesaan dengan tradisi-

tradisi lama dengan aktor pedagang tradisional (subsistent economy). Pasar serupa ini termasuk dalam kategori sektor ekonomi informal. 4. Pasar Modern merupakan ajang peraktek ekonomi perkotaan yang sangat berbeda dan diwarnai oleh sain dan teknologi modern, baik dari komoditas, aktor yang terdapat didalamnya, bahkan proses dan aturan main seperti yang telah ditetapkan oleh pengelola. 5. Pedagang adalah individu atau sekelompok individu yang menjual produk atau barang kepada konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung( Damsar, 2000, 106). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pedagang adalah kelompok pedagang tradisional yang berada di pasar tradisional yang menjual produk atau barang-barang secara langsung kepada pembeli. Menurut Geertz pengkategorian pedagang dibedakan atas: a. Pedagang professional yaitu pedagang yang menganggap aktifitas perdagangan dan pendapatan dari hasil perdagangan merupakan sumber dan satu-satunya bagi ekonomi keluarga. Dapat berupa pedagang distributor, pedagang petani atau pedagang eceran. b. Pedagang semi professional yaitu yang mengakui aktifitasnya untuk memperoleh uang tetapi pendapatan dari hasil perdagangan merupakan sumber tambahan bagi ekonomi keluarga. c. Pedagang subsistensi yaitu merupakan pedagang yang menjual produk atau barang yang dari hasil aktifitas subsistensi untuk memenuhi ekonomi rumah tangga. d. Pedagang semu yaitu orang yang melakukan kegiatan perdagangan karena hobi atau mendapatkan suasana baru atau mengisi waktu luang. pe dagang jenis ini tidak

mengharapkan kegiatan perdagangan sebagai sarana untuk memperoleh uang, malahan mungkin saja sebaliknya (akan memperoleh kerugian dalam berdagang).