BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Permainan sepakbola merupakan permainan yang paling populer dewasa ini di seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aktif di dalam prosesnya dan gurulah yang menjadi center utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MENINGKATKAN KEMAMPUAN DRIBBLING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI METODE SIMULASI PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 KWANDANG RISSAN YUSUF

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sepakbola, dribbling dalam permainan sepabola didefinisikan sebagai penguasaan

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. sepak bola. Karena dengan jump heading pemain bisa melakukan tehnik bertahan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI. tingkah laku lebih buruk. Menurut Jerome Bruner dalam Trianto (2010:

Sepakbola. Oleh: Rano Sulisto,S.Pd.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meliputi: ketahanan (endurance), kekuatan (strength) dan kecepatan (speed).

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cabang olahraga yang sangat digemari dan paling populer di

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Menendang Bola dengan kaki bagian dalam

BAB II KAJIAN TEORI. regu, masing masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS/ Hakekat Heading Dalam Permainan Sepak Bola

BAB I PENDAHULUAN. permainan yang cukup cantik dan menarik bagi siapapun.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. telah cukup tumbuh dan berkembang. Hal ini ditandai dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. banyak perubahan, dari permainan yang primitive dan sederhana sampai menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2015 PENGARUH PENGGUNAAN BOLA MOD IFIKASI TERHAD AP HASIL BELAJARA PASSING D AN STOPING D ALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA D I SMP NEGERI 4 BAND UNG

Materi Permainan Bola Basket Lengkap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita.

BAB I PENDAHULUAN. penjaga gawang dapat menggunakan tangan. Tujuan permainan ini adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. mempertahankan gawangnya sendiri agar tidak kemasukan (Sarumpaet. A.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dimiliki oleh seorang ketika mengontrol bola menggelinding dengan kontrol kaki bagian

Sepak Bola. 1. Lapangan dan Peralatan Sepak Bola

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, dari anak-anak, dewasa, dan orang tua, pria, maupun wanita. Hakekat sepakbola menurut Sucipto (1999:7) bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Timo Scheunemann (2005:15)

BAB I PENDAHULUAN. Moch.Vichi Fadhli Rachman, 2015 PENGARUH LATIHAN UMPAN KOMBINASI TERHADAP DOMINASI BALL POSSESSION DALAM CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA

BAB 1 PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MOCHAMAD AGUNG JUNIARTO,

dikehendaki sesuai dengan rencana.

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah passing, dribbling, controlling, dan shooting. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permainan sepakbola saat ini sangat pesat sekali, hal ini bisa

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan teknik yang tinggi. Dimana dalam sepak bola terdapat. banyak unsur-unsur yang harus dikuasai para pemainnya dari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis, temuan temuan yang berkaitan dengan perbandingan ketepatan menendang bola ke

BAB 1 PERMAINAN BOLA BESAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang menggunakan bola sepak. Sepakbola dimainkan di lapangan rumput

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. pertandingan tingkat lokal, regional hingga tingkat dunia. Berjuta-juta pasang

BAB I PENDAHULUAN. Sneyers (1988: 7) bahwa Dalam cabang olahraga sepakbola faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup sehat yang lebih baik lagi. Olahraga adalah proses sistematik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuda Muhammad Awaludin, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. permainan nasional bagi hampir semua negara Eropa, Amerika Selatan, Asia dan

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia

KERANGKA KERJA UNTUK PEMBELAJARAN INVANSION GAMES

TINJAUAN PUSTAKA. pada pemain yang bekerja dalam kombinasi. Untuk menguasai bola dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. teknik permainan, peraturan peraturan, pengorganisasian, atau dipandang dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk penjaga gawang. Hampir

I. PENDAHULUAN. regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain yang. dan mempertahankan gawangnya jangan sampai kemasukan,

I. PENDAHULUAN. masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang lazim disebut. sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan dan mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KAJIAN PUSTAKA. kulit binatang yang diisi rambut berdiameter 40 cm untuk jaringnya

BAB I PENDAHULUAN. primitive dan sederhana sampai menjadi permainan sepakbola modern seperti

BAB I PENDAHULUAN. sampai menjadi permainan sepakbola yang modern seperti sekarang ini.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. individu dan tim yang menyatu dalam sebuah kerja sama keseluruhan. Pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK. Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta

KAJIAN PUSTAKA. Sepak bola adalah jenis permainan beregu yang menggunakan bola sepak dan dimainkan

GAMBARAN KETERAMPILAN SHOOTING DAN PASSING SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) TALAWI PUTRA USIA DI BAWAH 17 TAHUN KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO JURNAL

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Gerak merupakan perpindahan kedudukan terhadap benda lainnya baik

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuattafsirannya tentang

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS. terbukti hampir diseluruh dunia memainkan olahraga ini. Menurut Sindhu dkk

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PASSING BAWAH DRIBBLING DAN KETEPATAN SHOOTING DENGAN KETERAMPILAN BERMAIN SEPAKBOLA SISWA SSB GELORA MUDA USIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengembangan kualitas permainan sepakbola pada awalnya mengacu kepada

BAB I PENDAHULUAN. olahraga. Mereka melakukan kegiatan olahraga dengan berbagai alasan, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Giri Renjana, 2013

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

SEPAK BOLA III. Design R2 Bramistra

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pembinaan di usia dini baik dari kemampuan teknik taktik dan

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat populer hampir di

PENERAPAN IPTEKS. Popi Indrayani Nainggolan Sabar Surbakti

BAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan olahraga yang menarik. Sepakbola merupakan olahraga permainan

Transkripsi:

1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hakikat Menggiring Bola Sepak bola modern dilakukan dengan keterampilan lari dan operan bola dengan gerakan-gerakan yang sederhana disertai dengan kecepatan dan ketepatan. Aktivitas dalam permainan sepak bola dikenal dengan dribbling (menggiring bola). Menggiring bola adalah menendang atau mendorong bola secara perlahan sambil berjalan atau berlari. Tujuan dribbling yaitu membawa bola ke arah gawang lawan, melewati lawan, dan memperlambat atau mengatur irama permainan. Untuk dapat melakukan hal tersebut dibutuhkan teknik agar bola tetap berada dalam kontrol kita (Yusup Hidayat dkk, 2010:132). Menurut Danny Mielke (2009:1) menggiring atau dribbling adalah keterampilan dasar dalam sepak bola karena semua pemain harus mampu menguasai bola saat sedang bergerak, berdiri, atau bersiap melakukan operan atau tembakan. Selanjutnya menurut Faridha Isnaini dan Suranto (2010:3) Menggiring bola diartikan dengan gerakan lari menggunakan bagian kaki mendorong bola agar bergulir terus-menerus di atas tanah, menggiring bola hanya dilakukan pada saat-saat yang menguntungkan saja yaitu bebas dari lawan. Kegunaan teknik menggiring bola adalah untuk melewati lawan, mencari kesempatan memberikan bola umpan kepada teman danmenahan bola tetap dalam penguasaan. Adapun

2 teknik dasar menggiring bola dapat dilakukan dengan menggunakan kaki bagian dalam, luar, dan punggung kaki. Kemudian menurut Budi Sutrisno dan Muhammad Bazin Khafadi (2010:6) Menggiring bola adalah membawa bola dengan cepat ke depan dengan passingpassing pendek dari kedua kaki silih berganti. Sedangkan menurut Akhmad Olih Solihin dan Khairul Hadziq (2010:69) menggiring bola adalah gerak mengatur jalannya bola menggunakan kaki agar bola tetap dalam penguasaan dan tidak terlepas jauh dari kaki saat berlari. Menurut Budi Sutrisno dan Muhammad Bazin Khafadi (2010:6) pada dasarnya menggiring bola dapat dilakukan dengan tiga cara, sebagai berikut : a. Menggiring bola dengan kaki bagian dalam Cara melakukannya adalah sebagai berikut : 1) Pandangan mata ke arah bola. 2) Kepala dan badan di atas bola. 3) Bola didorong dengan kaki bagian dalam dantetap dalam penguasaan. 4) Bola didorong lurus ke depan. Gambar 1. Menggiring bola dengan kaki bagian dalam. (Sumber : Akhmad Olih Solihin Khairul Hadziq, 2010:69)

3 b. Menggiring bola dengan kaki bagian luar Cara melakukannya adalah sebagai berikut : 1) Pandangan mata ke arah bola. 2) Kepala dan badan di atas bola. 3) Bola didorong dengan kaki bagian luar. 4) Kaki yang digunakan untuk mendorong bola diputar ke dalam, sehingga bagian kaki yang menyentuh bola adalah bagian kaki yang dekat dengan kelingking. 5) Bola didorong ke depan dengan jarak yang masih dalam penguasaan. Gambar 2.Menggiring bola dengan kaki bagian luar. (Sumber : Akhmad Olih Solihin Khairul Hadziq, 2010:69) c. Menggiring bola dengan punggung kaki Cara melakukannya adalah sebagai berikut : 1) Pandangan mata ke arah bola. 2) Kepala dan badan di atas bola. 3) Bola didorong dengan punggung kaki. 4) Ujung kaki yang mendorong bola menghadapke tanah. 5) Ketika berlari, kaki melangkah pendek. 6) Jarak bola masih dalam penguasaan pemain.

4 Gambar 3.Menggiring bola dengan punggung kaki. (Sumber : Akhmad Olih Solihin Khairul Hadziq, 2010:70) 2.1.2 Hakikat Strategi Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Strategi pembelajaran kooperatif jigsaw adalah metode pembelajaran berkelompok (Rusman, 2011:217) sedangkan Menurut Isjoni (2009:77) pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pembelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. berikut: Ada tiga hal penting dalam pembelajaran ini, dapat dijelaskan sebagai 1. Pengelompokan atau ability grouping adalah karakteristik memasukkan beberapa siswa dengan kemanpuan yang setara dengan kelompok yang sama. 2. Semangat pembelajaran kooperatif ini dapat di rasakan dengan pembinaan niat dan kiat siswa bekerja sama dengan siswa-siwa yang lainnya.

5 3. Penataan ruang kelas harus di sesuaikan dengan situasi dan kondisi ruangan kelas dan sekolah dalam artian lapangan dan alat-alat olahraga. Pada dasarnya dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa kedalam bentuk belajar kooperatif yang terdiri dari empat siswa sehingga setiap anggota bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponen atau subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari dua atau tiga orang. Rusman (2011:218) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif model jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa dalam kelompok kecil. Untuk mengoptimalkan manfaat belajar kelompok, keanggotaan kelompok seyogyanya heterogen, baik dari segi kemampuannya maupun karakteristik lainnya. Dengan demikian cara yang efektif untuk menjamin heterogenitas kelompok ini adalah guru yang membuat kelompok-kelompok itu. Tujuan utama dari pembelajaran kooperartif tipe jigsaw adalah memberikan pengetahuan, keterampilan, konsep dan pemahaman, dan siswa merasa senang menyumbangkan pengetahuannya kepada anggota kelompoknya, sehingga kelompok-kelompok belajar tersebutt secara kooperatif diuntungkan dengan sikap sosial mereka. Lebih lanjut Suyanto dalam skripsi Priyohadi Utomo (2011:19) tipe pembelajaran kooperatif jigsaw adalah dimana siswa di tempatkan

6 dalam tim beranggota enam orang untuk mempelajari akademik yang telah di pecahkan menjadi bagian-bagian untuk tiap anggota. Menurut Rusman (2010:219) pembelajaran model jigsaw ini dikenal juga dengan kooperatif para ahli. Karena anggota setiap kelompok dihadapkan pada permasalahan yang berbeda, namun permasalahan yang dihadapi setiap kelompok sama. Kita sebut sebagai team ahli yang bertugas membahas permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya hasil pembahasan itu di bawah kekelompok asal dan disampaikan pada anggota kelompoknya. Kegiatan yang dilakukan sebagai berikut: 1. Melakukan mambaca untuk menggali imformasi, siswa memeperoleh topik-topik permasalahan untuk di baca sehingga mendapatkan imformasi dari permasalahan tersebut. 2. Diskusi kelompok ahli, siswa yang telah mendapatkan topik permasalahan yang sama bertemu dalam satu kelompok atau kita sebut dengan kelompok ahli untuk membicarakan topik permasalahan tersebut. 3. Laporan kelompok, kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menjelaskandari hasil yang didapat dari diskusi tim ahli. 4. Kuis dilakukan mencakup semua topik permasalahan yang dibicarakan tadi. 5. Perhitungan sekor kelompok dan menetukan penghargaan kelompok. Kemudian menurut Lie dalam Rusman (2011:218) bahwa pembelajaran kooperatif model jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif dengan cara

7 siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Lebih lanjut Lei dalam Rusman (2011:218) menyatakan bahwa jigsaw merupakan salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang fleksibel. Selanjutnya menurut Isjoni dalam skripsi Priyohadi (2009:20) tipe pembelajaran kooperatif jigsaw adalah dimana siswa ditempatkan kedalam tim beranggota enam orang untuk mempelajari materi akademik yang telah dipecahkan menjadi bagian-bagian untuk tiap anggota. Stephen, Sikes, dan Snapp dalam Rusman (2011:220) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran kooperatif model jigsaw sebagai berikut: a. Siswa dikelompokkan ke dalam satu sampai lima anggota tim. b. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda. c. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan. d. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian atau subbab yang sama bertemu dalam kelompok baru untuk mendiskusikan subbab kelompok mereka. e. Setelah diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan seksama. f. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi. g. Guru memberi evaluasi.

8 h. Penutup. 2.1.2.1 Kelebihan dan kekurangan kooperatif tipe jigsaw Menurut Jhonson and Jhonson dalam Rusman (2011:219) melakukan penelitian tentang penelitian kooperatif model jigsaw yang hasilnnya menunjukkan bahwa interaksi kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif dan negatif terhadap perkembangan anak. Kooperatif tipe jigsaw memiliki kelebihan adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan hasil belajar. 2. Meningkatkan daya ingat. 3. Dapat digunakan untuk mencapai tarap penalaran tingkat tinggi. 4. Mendorong tumbuhnnya motivasi intristik (kesadaran individu). 5. Meningkatkan hubungan antar manusia yang heterogen. 6. Meningkatakan sikap anak yang positif terhadap sekolah. 7. Meningkatkaan sikap positif terhadap guru. 8. Meningkatkan harga diri anak. 9. Meningkatkan prilaku penyesuaian sosial yang positif. 10. Meningkatkan keterampilan hidup bergotong-royong. Sedangkan kelemahan dari kooperatif tipe jigsaw adalah sebagai berikut: 1. Apabila siswa yang menjadi kelompok ahli kurang memahami konsep yang dibahasnya maka dimungkinkan terjadinya kesalahan konsep saat menstranfer pengetahuan yang didapatnya kepada teman satu kelompoknya.

9 2. Materi yang disampaikan siswa yang kompetensinya di bawah ratarata akan sulit diterima rekan satu kelompoknya. 2.1.3 Hakikat Permainan Sepak Bola Andi Cipta Nugraha (2012:10) menjelaskan bahwa sepak bola adalah olahraga yang memainkan bola dengan menggunakan kaki. Tujuan utama dari permainan ini adalah untuk mencetak gol atau skor sebanyak-banyaknya yang tentunya harus dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Menurut Yusup Hidayat dkk (2010:124) Sepak bola merupakan salah satu permainan beregu. Setiap regu terdiri atas 11 pemain, termasuk 1 orang penjaga gawang (keeper). Permainan ini sangat memerlukan keterampilan gerak kaki dan tungkai. Sedangkan untuk penjaga gawang diperbolehkan menggunakan tangan selama di area gawangnya. Namun jika keluar area gawangnya maka menjadi suatu pelanggaran. Sedangkan menurut Budi Sutrisno dan Muhammad Bazin Khafadi (2010:1) Sepak bola adalah olahraga yang mengandalkan kerja sama tim. Tanpa adanya kerja sama yang baik, maka sebuah tim sepak bola akan sulit untuk mendapatkan kemenangan. Selanjutnya Feri Kurniawan (2012:76) mengemukakan bahwa permainan sepak bola adalah permainan yang sangat populer dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing beranggotakan sebelas orang. Oleh karena itu, satu regu di dalam permainan sepak bola dinamakan dengan kesebelasan. Didalam memainkan bola, setiap orang diperbolehkan menggunakan seluruh anggota badan, kecuali tangan dan lengan. Hanya penjaga gawang yang diperbolehkan memainkan bola dengan

10 seluruh anggota badan termasuk tangan. Suatu kesebelasan dinyatakan menang apabila dapat memasukkan bola kedalam gawang lebih banyak atau kemasukan bola lebih sedikit jika dibandingkan dengan lawannya. Sedangkan menurut Roji dalam skripsi Abdullah Rahmad (2009:9) mengemukakan bahwa sepak bola adalah permainan yang dilakukan pada sebuah lapangan empat persegi panjang pada permukaan yang datar dengan ukuran: Panjang 100-110 meter, lebar 64-75 meter, daerah gawang 18,32 x 5,5 meter, daerah hukuman 40,39 x 16,5 meter, jari-jari lingkaran tengah 9,15 meter. Dua penjaga garis mendampingi wasit, penjaga garis menunjukkan ketika bola keluar dan menentukan tim manakah yang melakukan lemparan kedalam, tendangan gawang, atau tendangan sudut. Mereka juga mendampingi wasit ketika pelanggaran offside. Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa permainan sepak bola adalah permainan yang dimainkan pada sebuah lapangan empat persegi panjang, permukaan yang rata, dan dimainkan oleh dua kelompok yang masing-masing kelompok beranggotakan sebelas orang atau biasa disebut juga dengan kesebelasan. Dan bertujuan untuk memasukkan bola kegawang lawan sebanyak-banyaknya. 2.1.3.1 Teknik Bermain Sepak Bola Menurut Feri Kurniawan (2012:76), teknik bermain sepak bola adalah sebagai berikut: a. Teknik tanpa bola, yaitu semua gerakan-gerakan tanpa bola terdiri dari: 1. Lari cepat dan mengubah arah

11 2. Melompat dan meloncat 3. Gerak tipu tanpa bola yaitu gerak tipu dengan badan 4. Gerakan-gerakan khusus untuk penjaga gawang b. Teknik dengan bola, yaitu semua gerakan-gerakan dengan bola terdiri dari: 1. Mengenal bola 2. Shooting/ Menendang bola 3. Menerima bola: menghentikan bola dan mengontrol bola 4. Dribbling/ Menggiring bola 5. Heading/ Menyundul bola 6. Throwing/ Melempar bola 7. Gerak tipu dengan bola 8. Merampas atau merebut bola 2.2 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan diatas, maka penulis merasa perlu untuk mengajukan hipotesis terhadap permasalahan yang akan di teliti dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini. Adapun hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah Jika menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, maka kemampuan menggiring bola pada permainan sepak bola siswa kelas X TSM SMK Negeri 1 Batudaa akan mengalami peningkatan.

12 2.3 Indikator Kinerja Yang menjadi indikator dalam penelitian ini adalah jika siswa yang diberi tindakan, telah memiliki kemampuan menggiring bola pada permainan sepak bola siswa kelas X TSM SMK Negeri 1 Batudaa dengan indikator kinerja rata-rata 85 maka penelitian ini dianggap selesai.