Jurnal Kejaora, Volume 1 Nomor 2 November 2016, ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL KONDISI FISIK ATLET JUNIOR TAEKWONDO PUSLATKOT KEDIRI TAHUN 2016 DALAM MENGHADAPI PEKAN OLAHRAGA PROVINSI (PORPROV) JAWA TIMUR TAHUN 2017

2014 PROFIL KECEPATAN TENDANGAN IDAN DOLLYO CHAGI PADA ATLET TIM TAEKWONDO UPI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia antara lain taekwondo, karate, kempo, yudho, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN DINAMIS DAN FLEKSIBILITAS PANGGUL TERHADAP PENAMPILAN POOMSAE (KORYO) PADA CABANG OLAHRAGA TAEKWONDO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROFIL KOBDISI FISIK PEMAIN EKSTRAKURIKULER BOLABASKET DI SMAN 2 PARE TAHUN 2014/2015 SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. sehingga dengan mempelajari taekwondo, pikiran, jiwa dan raga kita secara

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Fleksibilitas dan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Tendangan Eolgol Dollyo-Chagi pada Olahraga Taekwondo

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

PROFIL KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA PERKUMPULAN SEPAKBOLA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

ARTIKEL ILMIAH SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH THOMI PRADODO A1D408107

STATUS BIOMOTOR PEMAIN BOLA VOLI SENIOR PUTRA KLUB GARUDA DAN PADMANABA KULON PROGO TAHUN 2012 JURNAL PENELITIAN

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

Cara Meningkatkan Kebugaran Jasmani

ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Khususnya atlet Taekwondo Putra junior Sibayak Club

KONTRIBUSI DAYA TAHAN OTOT, POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI, KELENTUKAN, KESEIMBANGAN DAN REAKSI TERHADAP TENDANGAN DOLLYO. Jurnal.

JURNAL SURVEY TINGKAT KONDISI FISIK ATLET KLUB SEPAKTAKRAW YUNIOR PANGGUL TRENGGALEK 2016

BAB I PENDAHULUAN. tradisional korea. Taekwondo terdiri dari tiga kata dasar, yaitu :Tae yang berarti

SURVEY TINGKAT KONDISI FISIK ATLET SEPAKTAKRAW KOTA KEDIRI TAHUN 2016

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : SUGENG SANTOSA

HUBUNGAN ANTARA TINGGI BADAN, KEKUATAN OTOT LENGAN, DAN KELENTUKAN TERHADAP KETEPATAN SMASH PADA KLUB BOLA VOLI PUTRI JUNIOR KOTA KEDIRI

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

HUBUNGAN ANTARA TINGGI BADAN, KEKUATAN OTOT LENGAN, DAN KELENTUKAN TERHADAP KETEPATAN SMASH PADA KLUB BOLA VOLI PUTRI JUNIOR TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ARTIKEL SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI SMP PGRI BESOWO KEPUNG TAHUN AJARAN 2017/2018

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam

SURVEI KONDISI FISIK PEMAIN PS. PUTRA SAKTI JOMBANG

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI SISWA SD NEGERI PELEM 1 KELAS V KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN HASIL SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKULIKULER MTs PEMBANGUNAN PACITAN TAHUN 2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki banyak penggemar di Indonesia. Perkembangan Bola Voli di

I. PENDAHULUAN. Taekwondo merupakan olahraga beladiri yang berakar pada tradisi dan

BAB III METODE PENELITIAN. teknik pengumpulan datanya menggunakan tes dan pengukuran, sehingga

Journal of Physical Education, Health and Sport

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD ISLAM TERPADU NURUL ILMI KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH LATIHAN KNEE-TUCK JUMP

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : NOVITA RESTI ANGGRAENI NPM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pesat, sudah semestinya jika manusia menyadari arti pentingnya hidup sehat.

KONTRIBUSI PANJANG RENTANG LENGAN, POWER OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN. tradisional Korea. Taekwondo terdiri dari tiga kata dasar, yaitu: tae berarti kaki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETEPATAN SERVICE ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pembuktian bahwa pada jaman itu Taekwondo berafialiasi ke ITF (International

EVALUASI KONDISI FISIK ATLET IPSI KABUPATEN JOMBANG KATEGORI TANDING PUTRA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN OTOT PUNGGUNG DENGAN KECEPATAN TENDANGAN SAMPING PADA ATLET TAEKWONDO PUTRA KOTA KEDIRI

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna. MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S. Pd.) ProgamStudiPedidikanJasmani,KesehatandanRekreasi

Journal of Sport Sciences and Fitness

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Riska Bhakti Utomo ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA USIA TAHUN DI SSB DESA KETRO

TAHUN AJARAN 2015/1016 SKRIPSI. Diajukan Kepada Universitas Nusantara PGRI Kediri untuk memenuhi salah

DISUSUN OLEH : ADI DHARMA SAPUTRA

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PJKR OLEH:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan Kesehatan (FPOK) dan Gelanggang Olahraga Stadion Bumi Siliwangi

SKRIPSI Diajuakan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PENJASKESREK.

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KETEPATAN MENENDANG MENGGUNAKAN PUNGGUNG KAKI

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2014/2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Taekwondo merupakan olahraga yang terus berkembang setiap waktu seiring

SKRIPSI. Disusun Oleh : ENDRA HARFIYANTO NPM :

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010:3). Metode

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI DI KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga. Olahraga adalah suatu kegiatan

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh DENNY EKA NUSANTARA NPM

BAB I PENDAHULUAN. 2002:xv). Tiga materi terpenting dalam berlatih taekwondo adalah jurus dalam

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diwajibkan oleh pihak sekolah. Untuk memberikan kegitan tambahan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP KCEPATAN TENDANGAN PENALTI JURNAL. Oleh SINGGIH PRADITO

Oleh: MUHAMAD ALFIAN Dibimbing oleh : 1. Drs. Sugito, M.Pd. 2. ArdhiMardiyantoIndra. P, M.Or.

DUKUNGAN SOSIAL ORANGTUA DALAM MENGIKUTSERTAKAN ANAKNYA BERLATIH DI KRAKATAU TAEKWONDO KLUB MEDAN

I. PENDAHULUAN. Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang olahraga yang berpotensi menyumbangkan medali di setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Latihan ladder drill Terhadap kelincahan dan Power Tungkai

HUBUNGAN FLEXIBILITAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI. Disusun Oleh : NUR AMINSYAH RAMADHAN NPM:

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN ANTARA SINGLE LEG HOP DENGAN DOUBLE LEG HOP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

PROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

OLEH : YULI HARIANTO ANDRIANSYAH NPM :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

BAB I A. Latar Belakang

Transkripsi:

PROFIL KONDISI FISIK ATLET JUNIOR TAEKWONDO PUSLATKOT KEDIRI TAHUN 2016 DALAM MENGHADAPI PEKAN OLAHRAGA PROVINSI (PORPROV) JAWA TIMUR TAHUN 2017 YULINGGA NANDA HANIEF PUSPODARI SEPTYANING LUSIANTI ANDRIYAS APRILIYANTO Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusantara PGRI Kediri Email: ynh90@unpkediri.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kondisi fisik atlet junior taekwondo puslatkot Kediri tahun 2016 dalam menghadapi Pekan Olahraga Provinsi (PORPRov) Jawa Timur tahun 2017. Jenis penelitian adalah non eksperimen dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode survey dan teknik tes. Subyek penelitian adalah semua atlet Taekwondo kategori junior baik putra maupun putri yang tergabung dalam Pusat Latihan Kota (PUSLATKOT) Kediri yang berjumlah 15 atlet. Instrumen kondisi fisik yang digunakan adalah tes: leg dynamometer, vertical jump, sit and reach, lari 30 meter, tes Balke, flexometer, dan sit up. Data yang diperoleh tiap- tiap item tes merupakan data kasar dan diubah menjadi nilai t-skor dengan rumus t-skor kemudian data dimaknai, yaitu dengan mengkategorikan data. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan profil kondisi fisik atlet junior Taekwondo Puslatkot Kediri tahun 2016 adalah terdapat 0 atlet (0%) dalam kategori baik sekali, 5 atlet (33,33%) dalam kategori baik, 6 atlet (40%) dalam kategori cukup, 2 atlet (13,33%) dalam kategori kurang, dan 2 atlet (13,33%) dalam kategori kurang sekali. Kata kunci: Kondisi fisik, Taekwondo. PENDAHULUAN Taekwondo adalah seni beladiri Korea yang berkembang pesat di Indonesia dan di pelajari oleh berbagai lapisan masyarakat di seluruh dunia. Menurut V.Yoyok Suryadi (2002:7) Taekwondo sendiri sudah masuk dan berkembang di Indonesia selama kurang lebih 30 tahun dengan pembuktian bahwa pada jaman itu Taekwondo berafialiasi ke ITF (International Tae Kwon Do Federation), berkembang pula aliran WTF (The World Taekwondo Federation) tahun 1982 bergabung menjadi TI ( Taekwondo Indonesia). Peminat Taekwondo tidak hanya diminati oleh orang dewasa tetapi juga remaja maupun anak-anak karena keanggotaan Taekwondo terbuka untuk umum. Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK - Universitas PGRI Banyuwangi 17

Di dalam meningkatkan kondisi fisik komponen-komponen yang sangat penting untuk olahraga Taekwondo terdiri dari kekuatan, kelentukan, kecepatan, kelincahan, daya tahan, kekuatan otot, dan power. Karena dalam Taekwondo komponen-komponen tersebut sangat dibutuhkan. Kondisi fisik merupakan suatu persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang atlet di dalam meningkatkan dan mengembangkan prestasi olahraga yang optimal, sehingga segenap kondisi fisiknya harus dikembangkan dan ditingkatkan sesuai dengan ciri, karakteristik, dan kebutuhan masingmasing cabang olahraga. Kondisi fisik adalah satu kesatuan komponen fisik yang dimiliki oleh seseorang. Kondisi fisik adalah satu persyaratan yang diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar lagi. Kondisi fisik adalah satu kesatuan dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya (Yunyun Yudiana, 2012:19). Selain itu, juga dikenal empat macam kelengkapan yang perlu dimiliki, apabila seseorang akan mencapai suatu prestasi optimal. Berdasarkan uraian pengamatan di atas, latihan kondisi fisik sangat diperlukan bagi atlet taekwondo Kota Kediri. Sebab latihan-latihan mengenai kondisi fisik yang sudah dilakukan atlet taekwondo Kota Kediri saat ini masih kurang. Hal inilah yang kurang menjadi perhatian dari pelatih. Dengan demikian secara tidak langsung terjadi kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Harapan yang diinginkan adalah tercapainya kondisi fisik yang baik. Tetapi kenyataanya yang ada di lapangan, untuk mencapai kondisi fisik yang baik tidak disertai dengan penanganan yang baik karena tidak adanya pelatih khusus. Hal inilah yang menyebabkan pencapaian terhadap prestasi di dalam setiap pertandingan belum optimal, sehingga mulai saat ini kondisi fisik para atlet taekwondo Kota Kediri mulai dibenahi dan ditingkatkan. Rumusan Masalah Dari uraian di atas dapat diambil rumusan masalah adalah Bagaimana profil kondisi fisik atlet junior taekwondo puslatkot Kediri tahun 2016 dalam menghadapi Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) Jawa Timur tahun 2017?. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil kondisi fisik atlet junior taekwondo puslatkot Kediri tahun 2016 dalam menghadapi Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) Jawa Timur tahun 2017. KAJIAN LITERATUR Tae Kwon Do a. Definisi Tae Kwon Do Taekwondo adalah olahraga bela diri modern yang berakar pada beladiri tradisional Korea. Taekwondo mempunyai banyak kelebihan, tidak hanya mengajarkan aspek fisik semata seperti keahlian dalam bertarung, melainkan juga sangat menekankan pengajaran aspek disiplin mental dan etika. Menurut V. Yoyok Suryadi (2002:1) Taekwondo terdiri dari 3 kata: tae berarti kaki/menghancurkan dengan teknik tendangan, kwon berarti Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK - Universitas PGRI Banyuwangi 18

tangan/menghantam dan mempertahankan diri dengan teknik tangan, serta do yang berarti seni/cara mendisiplinkan diri. Maka jika diartikan secara keseluruhan, Taekwondo adalah cara mendisipinkan diri/seni beladiri yang menggunakan teknik kaki dan tangan kosong. Menurut V. Yoyok Suryadi (2002:1) menerangkan bahwa tiga materi terpenting dalam berlatih Taekwondo, yaitu poomse, kyukpa dan kyoruki. 1. Poomse atau rangkaian jurus adalah rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri yang dilakukan melawan musuh yang imajiner dengan mengikuti diagram tertentu. Setiap diagram rangkaian gerakan poomse didasari oleh filosofi timur yang menggambarkan semangat dan cara pandang bangsa Korea. 2. Kyukpa atau teknik pemecahan benda keras adalah latihan teknik dengan memakai sasaran/obyek benda mati, untuk mengukur kemampuan dan ketepatan tekniknya. Obyek sasaran yang biasanya dipakai antara lain papan kayu, batu bata, genting, dan lain-lain. Teknik tersebut dilakukan dengan tendangan, pukulan, sabetan, bahkan tusukan jari tangan. 3. Kyoruki atau pertarungan adalah latihan yang mengaplikasikan teknik gerakan dasar atau poomse, dimana dua orang yang bertarung saling mempraktekkan teknik serangan dan teknik pertahanan diri. b. Dasar Dasar Tae Kwon Do Menurut V. Yoyok Suryadi (2002:9) menyebutkan dasar-dasar Tae Kwon Do terdiri dari 5 komponen dasar, yaitu: 1) Bagian tubuh yang menjadi sasaran (Keup So) 2) Bagian tubuh yang digunakan untuk menyerang atau bertahan. 3) Sikap kuda-kuda (Seogi). 4) Teknik bertahan/menangkis (Makki). 5) Teknik Serangan (Kongkyok Kisul) yang terdiri dari: a) Pukulan/Jierugi(Punching) b) Sabetan/Chigi (Striking) c) Tusukan/Chierugi (Thrusting) d) Tendangan/Chagi (Kicking) Hakikat Kondisi Fisik Kondisi fisik merupakan aspek penting dan menjadi dasar atau pondasi dalam pengembangan teknik, taktik, strategi dan pengembangan mental. Menurut Sajoto (1988: 57) kondisi fisik adalah salah satu prasarat yang sangat diperlukan dalam setiap usaha peningkatan prestasi seorang atlet, bahkan dapat dikatakan dasar landasan titik tolak suatu awalan olahraga prestasi. Menurut Sugianto (1993: 221), kemampuan fisik adalah kemampuan memfungsikan organorgan tubuh dalam melakukan aktivitas fisik. Kemampuan fisik sangat penting untuk mendukung mengembangkan aktifitas psikomotor. Gerakan yang terampil dapat dilakukan apabila kemampuan fisiknya memadai. Kebutuhan Kondisi Fisik Pada Cabang Olahraga Taekwondo Cabang olahraga taekwondo pada prinsipnya merupakan cabang olahraga yang menekankan kekuatan Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK - Universitas PGRI Banyuwangi 19

otot (strengh), daya tahan otot, kelentukan (flexibility), kecepatan (speed), kecepatan reaksi, power, kelincahan (agility), keseimbangan (balance), Koordinasi (coordination), dan ketepatan (accuracy). Pertandingan taekwondo berlangsung selama 3 ronde dimana tiap ronde berdurasi 2 menit. Apabila hasil 3 ronde ini imbang, maka pertandingan dilanjutkan dengan ronde ke-4 selama 2 menit setelah kedua peserta diistirahatkan 1 menit. 1. Kondisi Fisik Umum Terkait dengan Kesehatan a) Daya Tahan Jantung dan Paru (General Endurance) Ada dua istilah daya tahan, yaitu daya tahan umum (cardio respiratory) dan daya tahan khusus (muscle endurance). Daya tahan umum (cardio respiratory) atau yang biasa disebut daya tahan jantung dan paru adalah keadaan atau kondisi tubuh yang mampu untuk bekerja dengan waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut (Amung Ma mun 2003:16). b) Daya Tahan Otot Daya tahan otot adalah kapasitas otot untuk melakukan kontraksi secara terus-menerus pada intensitas sub maksimal. Pada dasarnya daya tahan kekuatan otot merupakan rentangan antara daya tahan dan kekuatan otot. Daya tahan otot diperlukan untuk mempertahankan kegiatan yang sifatnya didominasi oleh penggunaan otot atau kelompok otot (Amung Ma mun 2003:17). c) Kelentukan (Flexibility) Kelentukan adalah keefektifan seseorang dalam penyesuaian dirinya untuk melakukan segala aktivitas tubuh dengan penguluran seluas-luasnya, terutama otot-otot dan ligamenliganen di sekitar persendian (Mochamad Sajoto,1988: 58). Kelentukan (fleksibilitas) adalah kemampuan otot dan persendian badan untuk bergerak seluas mungkin dan mempertahankannya dalam beberapa detik (Amung Ma mun 2003:17). d) Kelincahan (Agility) Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah atau posisi tubuh dengan cepat dilakukan bersama-sama dengan gerakan lainnya. (Amung Ma mun 2003:19). e) Kecepatan (Speed) Kecepatan merupakan kemampuan berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam waktu yang paling singkat (Amung Ma mun 2003:18). Sedangkan menurut Mochamad Sajoto (1988: 57) kecepatan adalah kemampuan seseorang dalam melakukan gerakan berkesinambungan, dalam bentuk yang sama dalam waktu sesingkatsingkatnya. f) Power Power merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum dengan usaha yang dikerahkanya dalam waktu sesingkat-singkatnya. Menurut Amung Ma mun (2003 : 19) power adalah gabungan antara kekuatan dan kecepatan atau pengerahan gaya otot maksimum dengan kecepatan maksimum. Sedangkan menurut Sukadiyanto (2005: 117) power adalah hasil kali antara kekuatan dan kecepatan. Pada dasarnya kekuatan dan kecepatan kedua-duanya melibatkan unsur power. Wujud gerak dari power adalah selalu bersifat eksplosif. Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK - Universitas PGRI Banyuwangi 20

2. Kondisi Fisik Khusus Terkait dengan Keterampilan Taekwondo Fisik yang berkaitan dengan keterampilan memerlukan tingkat kondisi fisik yang sangat tinggi. Taekwondo adalah cabang olahraga yang memiliki karakteristik berbeda dengan cabang lain, sehingga dari kondisi fisik yang mendasar dan umum diperlukan penerapan yang baik yang sudah mengacu ke dalam beberapa keterampilan dasar. Berikut adalah komponen dari kemampuan fisik yang telah menerapkan beberapa unsur keterampilan dasar dalam cabang olahraga taekwondo: a) Kekuatan Otot Tungkai dengan Menggunakan Leg Dynamometer Kekuatan otot tungkai pada cabang olahraga taekwondo sangat diperlukan terutama untuk mengukur kekuatan tungkai atlet tersebut selama bertanding untuk keperluan kuda-kuda dan tendangan. Leg Dynamometer adalah salah satu instrument untuk mengukur kekuatan statis otot tungkai (Faruq 2015 : 124) b) Power Menggunakan Vertical Jump Power dalam cabang olahraga taekwondo berperanan untuk mendapatkan kekuatan dan kecepatan menendang agar mendapatkan poin sesuai sasaran yang ditargetkan. Power yang lemah memudahkan lawan untuk mematahkan tendangan dan melakukan serangan balik. c) Kelincahan dengan Mengunakan Squat Thrust Kelincahan yang dimaksud adalah untuk mengukur kecepatan perubahan posisi tubuh. Dalam cabang olahraga taekwondo, kecepatan perubahan posisi tubuh sangat penting. Pada saat bertanding, atlet melakukan step maju mundur yang mana gerakan melangkah kedepan dengan posisi kuda-kuda dan gerakan mundur ke-belakang dengan posisi kuda-kuda. Hal ini harus dilakukan secara cepat untuk merancang pola serangan sehingga dengan melakukan step, atlet dapat menjangkau sasaran pada lawan dengan tendangan. Selain itu, step berfungsi untuk menghindari serangan dari lawan. d) Kecepatan Reaksi Kecepatan reaksi berperan untuk melakukan serangan ke sasaran secepat mungkin. Selain itu, kecepatan reaksi berfungsi sebagai serangan balik (counter-attact) ketika lawan gagal menyerang. e) Daya Tahan Jantung Paru Menggunakan Tes Balke Daya tahan pada cabang olahraga taekwondo sangat diperlukan terutama untuk mengukur daya tahan selama atlet bertanding. Strategi dan taktik yang di susun oleh pelatih saat bertanding tidak akan maksimal jika seorang atlet tidak memiliki daya tahan jantung paru yang baik. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini, maka bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Lexy. J. Moleong (2008 : 8-11), sendiri berpendapat bahwa Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mempunyai ciri-ciri yaitu mempunyai latar alamiah (konteks dari suatu keutuhan), manusia sebagai alat/instrument, menggunakan metode kualitatif, analisis data secara induktif, penyusunan teori subtantif berasal dari data, bersifat deskriptif, lebih Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK - Universitas PGRI Banyuwangi 21

mementingkan proses daripada hasil, adanya kriteria khusus untuk keabsahan data, desain bersifat sementara dan hasil penelitian merupakan kesepakatan bersama. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua atlet Taekwondo kategori junior baik putra maupun putri yang tergabung dalam Pusat Latihan Kota (PUSLATKOT) Kediri yang berjumlah 15 atlet. Kemudian penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh dimana semua populasi digunakan sebagai sampel. Menurut Sugiyono (2001: 61) bahwa, sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang sesuai maka dalam penelitian ini menggunakan metode survey dan teknik tes. Metode ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data-data mengenai kondisi fisik dengan menggunakan teknik tes. Macammacam tes kondisi fisik antara lain : 1. Kekuatan otot tungkai dengan leg dynamometer. (Faruq 2015 : 124) 2. Power dengan menggunakan vertical jump. (Faruq 2015 : 141) 3. Kekuatan otot punggung dengan menggunakan sit and reach. (Faruq 2015 : ) 4. Kecepatan dengan menggunakan lari 30 meter. (Faruq 2015 : 164) 5. Daya tahan jantung paru menggunakan tes Balke. (Faruq 2015 : 67) 6. Fleksibilitas dengan menggunakan flexometer. 7. Daya tahan otot perut dengan tes sit up. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh tiap- tiap item tes merupakan data kasar dari hasil tiap tes yang dicapai. Hasil kasar tersebut diubah menjadi nilai t- skor dengan rumus t-skor sebagai berikut: T = 10 + 50 (data inversi) T = 10 + 50 (data regular) Keterangan : T = nilai t skor M = nilai rata- rata kasar X = nilai data kasar SD = standar deviasi data kasar Data yang sudah dirubah ke dalam t-skor, kemudian data dimaknai, yaitu dengan mengkategorikan data. Pengkategorian dikelompokkan menjadi 5 kategori yaitu: baik sekali, baik, cukup, kurang, kurang sekali. Pengkategorian menggunakan acuan 5 batas normal (Anas Sudijono, 2007: 453), adalah sebagai berikut: Tabel 1 Skor Baku Kategori No Rentang Norma Kategori 1 X M + 1,5 SD 2 M + 0,5 SD X < M + 1,5 SD 3 M - 0,5 SD X < M + 0,5 SD Cukup 4 M - 1,5 SD X < M - 0,5 SD Kurang 5 X < M 1,5 SD Kurang Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK - Universitas PGRI Banyuwangi 22

Langkah selanjutnya setelah data diperoleh adalah menganalisis data untuk menarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Analisis data yang digunakan dari penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif dengan persentase. Menurut Anas Sudijono (2010: 43) rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: P = x 100% Keterangan : P = persentase yang dicari f = frekuensi N = jumlah responden DISKUSI HASIL PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, sehingga keadaan objek akan digambarkan sesuai dengan data yang diperoleh. Penelitian tentang profil kondisi fisik atlet junior taekwondo puslatkot Kediri tahun 2016 dalam menghadapi Pekan Olahraga Provinsi (PORPRov) Jawa Timur tahun 2017 dimaksudkan untuk mendeskripsikan mengenai keadan profil kondisi fisik atlet junior taekwondo puslatkot Kediri tahun 2016 secara keseluruhan. Dari hasil penelitian tentang profil kondisi fisik atlet junior taekwondo puslatkot Kediri tahun 2016, perlu dideskripsikan pula secara masingmasing berdasarkan item tes yang dilakukan. Data yang diperoleh dari 7 (tujuh) item tes, sehingga satuan skor yang diperoleh berbeda-beda. Untuk mengatasi hal ini, data dirubah kedalam bentuk T-score, sehingga diperoleh data dengan satuan yang sama. Data T-score lalu diambil rataratanya, dan selanjutnya data dikategorikan menjadi lima kategori sesuai dengan rumus pada bab sebelumnya. Pada masing-masing item tes juga dilakukan penghitungan, sehingga akan tampak profil kondisi fisik atlet dari masingmasing item tes. Berikut deskripsi data hasil penelitian. 1. Komponen kecepatan atlet junior taekwondo puslatkot Kediri tahun 2016 diperoleh nilai maksimal = 7,82, nilai minimal = 5,57, rata-rata (mean) = 6,87, dan standar deviasi = 0,61. 2. Komponen fleksibilitas atlet junior taekwondo puslatkot Kediri tahun 2016 diperoleh nilai maksimal = 55, nilai minimal = 26, rata-rata (mean) = 46,60, dan standar deviasi = 7,28. 3. Komponen power atlet junior taekwondo puslatkot Kediri tahun 2016 diperoleh nilai maksimal = 64, nilai minimal = 27, rata-rata (mean) = 47,73, dan standar deviasi = 8,85. 4. Komponen kekuatan otot punggung atlet junior taekwondo puslatkot Kediri tahun 2016 diperoleh nilai maksimal = 85, nilai minimal = 50, rata-rata (mean) = 62,13, dan standar deviasi = 9,03. 5. Komponen kekuatan otot kaki atlet junior taekwondo puslatkot Kediri tahun 2016 diperoleh nilai maksimal = 62, nilai minimal = 30, rata-rata (mean) = 47,47, dan standar deviasi = 9,65. 6. Komponen daya tahan otot perut atlet junior taekwondo puslatkot Kediri tahun 2016 diperoleh nilai maksimal = 27, nilai minimal = 17, rata-rata (mean) = 24,67, dan standar deviasi = 2,795. 7. Komponen daya tahan jantung paru atlet junior taekwondo Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK - Universitas PGRI Banyuwangi 23

puslatkot Kediri tahun 2016 diperoleh nilai maksimal = 9,9, nilai minimal = 4,9, rata-rata (mean) = 7,53, dan standar deviasi = 1,44. Profil Junior Taekwondo Puslatkot Kediri Tahun 2016 Data yang dianalisis telah dirubah ke dalam bentuk t-skor, sehingga satuannya sama. Hasil penelitian memperoleh nilai maksimum sebesar 379,52 dan nilai minimum 302,91. Mean diperoleh sebesar 350,0007 dan standar deviasi sebesar 24,083. Berdasarkan rumus kategori yang telah ditentukan, analisis data memperoleh profil kondisi fisik atlet junior taekwondo puslatkot Kediri tahun 2016 sebagai berikut: Tabel 2 Distribusi Profil Taekwondo Kategori Junior Frekue Frek uensi Kategori nsi > 386,13 0 0% 362,04 5 s/d 386,12 33,33% 337,96 6 s/d 362,03 Cukup 40% 313,88 2 s/d Kurang 13,33% 337,95 > 313,87 2 Kurang 13,33% Berdasarkan tabel 2, baik sekali sebanyak 0 (0%), kategori baik sebanyak 5 atlet (33,33%), kategori cukup sebanyak 6 atlet (40%), kategori kurang sebanyak 2 atlet (13,33%) dan kategori kurang sekali sebanyak 2 atlet (13,33%). terbanyak terdapat pada kategori cukup dengan frekuensi sebanyak 6 atlet. Profil kondisi fisik atlet taekwondo kategori junior sesuai dengan keterangan pada tabel 2 dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut : Gambar 1 Histogram Profil Kondisi Fisik Atlet Taekwondo Kategori Junior 1. Profil Berdasarkan Masing-Masing Item Tes a. Profil Berdasarkan Faktor Kecepatan Tabel 3 Distribusi Profil Berdasarkan Faktor Kecepatan > 7,80 2 Kategori 13,33% 7,18 s/d 20% 3 7,79 6,56 s/d 40% 6 Cukup 7,17 5,94 s/d 20% 3 Kurang 6,55 < 5,93 1 Kurang Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK - Universitas PGRI Banyuwangi 24

Berdasarkan tabel 3, baik sekali sebanyak 2 atlet (13,33%), kategori baik sebanyak 3 atlet (20%), kategori cukup sebanyak 6 atlet (40%), kategori kurang sebanyak 3 atlet (20%) dan kategori kurang sekali sebanyak 1 atlet (). terbanyak terdapat pada kategori cukup dengan frekuensi sebanyak 6 atlet. b. Profil Berdasarkan Faktor Fleksibilitas Tabel 4 Distribusi Profil Berdasarkan Faktor Fleksibilitas > 57,45 0 Kategori 0% 50,22 s/d 57,44 5 33,33% 42,99 s/d 50,21 7 Cukup 4 35,76 s/d 42,98 2 Kurang 13,33% < 35,75 Kurang 1 Berdasarkan tabel 4, baik sekali sebanyak 0 atlet (0%), kategori baik sebanyak 5 atlet (33,33%), kategori cukup sebanyak 7 atlet (4), kategori kurang sebanyak 2 atlet (13,33%) dan kategori kurang sekali sebanyak 1 atlet (). terbanyak terdapat pada kategori cukup dengan frekuensi sebanyak 7 atlet. c. Profil Berdasarkan Faktor Power Tabel 5 Distribusi Profil Berdasarkan Faktor Power > 61,01 1 Kategori 52,16 s/d 61,00 4 2 43,31 s/d 52,15 6 Cukup 40% 34,46 s/d 43,30 3 Kurang 20% < 34,45 1 Kurang Berdasarkan tabel 5, baik sekali sebanyak 1 atlet (), kategori baik sebanyak 4 atlet (2), kategori cukup sebanyak 6 atlet (40%), kategori kurang sebanyak 3 atlet (20%) dan kategori kurang sekali sebanyak 1 atlet (). terbanyak terdapat pada kategori cukup dengan frekuensi sebanyak 6 atlet. d. Profil Berdasarkan Faktor Kekuatan Otot Punggung Tabel 6 Distribusi Profil Berdasarkan Faktor Kekuatan Otot Punggung > 75,68 66,65 s/d 75,67 57,62 s/d 66,64 1 Kategori 3 20% 8 Cukup 53,33% Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK - Universitas PGRI Banyuwangi 25

48,59 s/d 3 Kurang 20% 57,61 < 48,58 Kurang 0 0% Berdasarkan tabel 6, baik sekali sebanyak 1 atlet (), kategori baik sebanyak 3 atlet (20%), kategori cukup sebanyak 8 atlet (53,33%), kategori kurang sebanyak 3 atlet (20%) dan kategori kurang sekali sebanyak 0 atlet (0%). terbanyak terdapat pada kategori cukup dengan frekuensi sebanyak 8 atlet. e. Profil Berdasarkan Faktor Kekuatan Otot Tungkai Tabel 7 Distribusi Profil Berdasarkan Faktor Kekuatan Otot Tungkai > 61,95 Kategori 1 52,30 s/d 61,94 4 2 42,65 s/d 52,29 5 Cukup 33,33% 33,00 s/d 42,64 4 Kurang 2 < 32,99 Kurang 1 Berdasarkan tabel 7, baik sekali sebanyak 1 atlet (), kategori baik sebanyak 4 atlet (2), kategori cukup sebanyak 5 atlet (33,33%), kategori kurang sebanyak 4 atlet (2) dan kategori kurang sekali sebanyak 1 atlet (). terbanyak terdapat pada kategori cukup dengan frekuensi sebanyak 5 atlet. f. Profil Berdasarkan Faktor Daya Tahan Otot Perut Tabel 8 Distribusi Profil Berdasarkan Faktor Daya Tahan Otot Perut Kategori > 28,86 0 0% 26,07 s/d 6 28,85 40% 23,28 s/d 7 26,06 Cukup 4 20,49 s/d 0 23,27 Kurang 0% < 20,48 2 Kurang 13,33% Berdasarkan tabel 8, baik sekali sebanyak 0 atlet (0%), kategori baik sebanyak 6 atlet (40%), kategori cukup sebanyak 7 atlet (4), kategori kurang sebanyak 0 atlet (0%) dan kategori kurang sekali sebanyak 2 atlet (13,33%). terbanyak terdapat pada kategori cukup dengan frekuensi sebanyak 7 atlet. g. Profil Berdasarkan Faktor Daya Tahan Jantung Paru Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK - Universitas PGRI Banyuwangi 26

Tabel 9 Distribusi Profil Berdasarkan Faktor Daya Tahan Jantung Paru > 9,69 2 Kategori 13,33% 8,25 s/d 9,68 3 20% 6,81 s/d 8,24 5 Cukup 33,33% 5,37 s/d 6,80 4 Kurang 2 < 5,36 1 Kurang Berdasarkan tabel 9, baik sekali sebanyak 2 atlet (13,33%), kategori baik sebanyak 3 atlet (20%), kategori cukup sebanyak 5 atlet (33,33%), kategori kurang sebanyak 4 atlet (2) dan kategori kurang sekali sebanyak 1 atlet (). terbanyak terdapat pada kategori cukup dengan frekuensi sebanyak 5 atlet. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan profil kondisi fisik atlet junior Taekwondo Puslatkot Kediri tahun 2016 adalah terdapat 0 atlet (0%) dalam kategori baik sekali, 5 atlet (33,33%) dalam kategori baik, 6 atlet (40%) dalam kategori cukup, 2 atlet (13,33%) dalam kategori kurang, dan 2 atlet (13,33%) dalam kategori kurang sekali. SARAN Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan, dan keterbatasan penelitian mengenai profil kondisi fisik atlet Taekwondo kategori junior Puslatkot Kediri tahun 2016, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Penulis berharap agar semua atlet Taekwondo kategori junior Puslatkot Kediri tahun 2016 melakukan latihan yang berguna untuk menjaga kondisi fisik dengan melakukan aktivitas latihan diluar jam latihan. 2. Bagi pelatih, agar mengevaluasi program latihan untuk kondisi fisik sehingga kondisi fisik atlet dapat menjadi lebih baik. Pelatih juga harus menyeimbangkan porsi latihan teknik, fisik dan taktik sehingga prestasi maksimal akan tercapai. 3. Bagi peneliti berikutnya, penelitian ini hanya membahas tentang kondisi fisik atlet Taekwondo kategori junior Puslatkot Kediri tahun 2016, peneliti berikutnya dapat menambahkan variabel yang bias membahas hal-hal yang mempengaruhi kondisi fisik atlet Taekwondo. DAFTAR PUSTAKA Amung Ma mun & Toto Subroto. 2001. Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Pembelajaran Bolavoli. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Andi Suhendro. 2004. Dasar-Dasar Kepelatihan. Jakarta: Universitas Terbuka. Dieter Beutelstahl. 2003. Belajar Bermain Bola Volley. Bandung: Pioner Jaya. Ismaryati. 2006. Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: Lembaga Pengembangan Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK - Universitas PGRI Banyuwangi 27

Pendidikan (LPP) dan UPT UNS Press. Nurhasan, 2001. Tes dan Pengukuran Pendidika Jasmani : Prisip- Prinsip dan Penerapan. Jakarta: Depdiknas, Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Bekerjasama dengan Ditjen Olahraga. Ricky Hendro Wibowo. 2014. Skripsi. Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Menggunakan Jarak Dan Koordinasi Mata-Tangan Terhadap Kemampuan Servis Bawah Pada Siswa Putri Ekstrakurikuler Bolavoli Sma Negeri 3 Sragen Tahun Pelajaran 2014/2015. Surakarta : Universitas Sebelas Maret Surakarta. Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Syaiful Sagala. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. ALFABETA. Wina Sanjaya, 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media. Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK - Universitas PGRI Banyuwangi 28