BAB IV ANALISIS DATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB III DATA PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. BPRS JABAL NUR Surabaya. BPRS JABAL NUR Surabaya yang terletak di Jalan Raya Merr Pandugo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Character terhadap Tingkat Pengembalian Angsuran. Pembiayaan Murabahah pada BMT As-Salam Kras-Kediri Tahun 2015

BAB 5 PENUTUP. ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: pembiayaan oleh PT BPRS Karya Mugi Sentosa kantor cabang Mojokerto,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk pembiayaan didasarkan pada kepercayaan yang diberikan oleh pemilik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG

Kesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS STRATEGI MANAJEMEN RISIKO LINKAGE PROGRAM POLA EXECUTING AKAD MUDHĀRĀBAH. A. Analisis Implementasi Linkage Program Pola Executing

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pemberian Kredit Pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pasir Pengaraian

BAB IV ANALISIS TERHADAP UPAYA PENGOVERAN BUKTI FISIK TRANSAKSI MURA>BAH{AH DI BPRS JABAL NUR SURABAYA

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB V PEMBAHASAN. A. Peran Account Officer dalam Maganalisis permohonan pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. Subagyo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 2002, hlm. 127.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

BAB IV. PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MIKRO ib PADA BRISYARIAH KANTOR CABANG PADANG

Condition for Economic dan Syariah, serta monitoring pembiayaan. Hal ini BAB IV

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Risiko Pembiayaan dengan Akad Murabahah di BTM Wiradesa

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, ada

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA. 1. Apa Visi, Misi PT.Bank BRI Cabang Krakatau Medan? Visi BRI : Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. 1. Prosedur Pembiayaan Musyārakah Pada Bank Negara Indonesia. Syariah Kantor Cabang Banjarmasin

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bank sebagai tambahan dana untuk modal usaha dengan pinjaman dana tersebut, maka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Dana Berputar (PDB) pada Bank Syariah. Dalam menyalurkan dana pembiayaan, Bank Syariah Mandiri memiliki

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pokok bank, sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. perorangan maupun badan usaha non badan hukum dengan total exposure. a. Ketentuan Umum dalam melakukan penilaian agunan adalah :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pembiayaan Murabahah Modal Kerja

BAB IV. ANALISIS TENTANG PEMBERIAN PEMBIAYAAN GRIYA ib HASANAH

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah untuk Pertanian di KSPPS TAMZIS Cabang Batur

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISA. A. Ketentuan Jaminan Pembiayaan Murabahah di BPRS Asad Alif

BAB IV PEMBAHASAN. prosedur pembiayaan griya di BSM Kantor Area Padang dapat diuraikan. 1. Tahap permohonan dan pengajuan persyaratan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB II KAJIA PUSTAKA DA KERA GKA PEMIKIRA

BAB IV ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH DI BMT NU SEJAHTERA CABANG KENDAL

BAB V PENUTUP. Pembiayaan Syariah Al-Anshari di Kota Bukittinggi. Penelitian dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

BAB II LANDASAN TEORITIS. secara dini indeksi-indeksi penyimpangan (deviation) dari kesepakatan

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan jasa keuangan lainnya. Menurut undang-undang perbankan. ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. dengan mengambil judul Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro pada Bank

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudharabah Pada PembiayaanPertanian Di KSPPS

BAB II PEMBIAYAAN IJA>RAH MULTIJASA, DAN KONSEP MANAJEMEN RISIKO. kontinjensi pada rekening administratif serta Sertifikat Wadi> ah Bank

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).

BAB IV PEMBAHASAN. Angsuran ringan dan tetap hingga jatuh tempo pembiayaan. Bisa untuk membeli rumah baru, bekas dan renovasi rumah

Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A.

VI. MEKANISME PENYALURAN KREDIT BNI TUNAS USAHA (BTU) PADA UKC CABANG KARAWANG

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT SKALA MIKRO PADA BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan bahasa latin kredit berarti credere yang artinya percaya. Maksud dari

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia terus menunjukkan perkembangan yang begitu cepat. Hal

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

kemudian hari bagi bank dalam arti luas;

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011

BAB I PENDAHULUAN. tetapi jika dilihat kondisi UMKM di Indonesia, dapat dikatakan bahwa UMKM kurang

MENGENAL USAHA CALON NASABAH KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan.

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN. 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran

BAB IV MEKANISME PENILAIAN BARANG JAMINAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA KSPPS BINAMA SEMARANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat menyimpulkan beberapa hal. Selain itu juga memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2015, h Gita Danupranata, Buku Ajar Manajemen Perbankan Syariah, Jakarta: Salemba. Empat, 2013, h. 103.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

ANALISA PEMBIAYAAN MITRA BINAAN PKBL BUMN SECARA CEPAT DAN AKURAT DENGAN SKORING pembiayaan. Ardito Bhinadi presents

BAB IV ANALISIS AKUNTANSI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH WAL IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK DI BMI CABANG PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS 1. Landasan Teori A. Definisi Produk Pembiayaan Modal Kerja

BAB IV ANALISIS TENTANG FUNGSI ACCOUNT CREDIT

STRATEGI PEMASARAN KUR PADA PT.BANK RAKYAT INDONESIA Tbk. CABANG BOGOR PAJAJARAN. Anita Irawati dan Asti Marlina Universitas Ibn Khaldun Bogor ABSTRAK

BAB IV ANALISIS MEKANISME MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN MODAL KERJA UNTUK KOPERASI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DATA A. Implementasi Manajemen Risiko Pembiayaan Ija>rah Multijasa pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya Setiap bank pasti menghendaki proses pembiayaan yang sehat yaitu pembiayaan yang berimplikasi pada investasi yang halal, baik dan mampu menghasilkan return yang diharapkan. Pembiayaan merupakan sarana untuk memutar harta untuk kegiatan investasi agar harta tersebut tidak menganggur dan dapat menghasilkan keuntungan sehingga harta tersebut semakin bertambah dan dapat diputar lagi untuk kegiatan pembiayaan produktif yang lebih besar. Sebagai langkah antisipasi terhadap risiko yang mungkin terjadi khususnya risiko pembiayaan maka pihak bank harus mempunyai prinsip profesionalisme dalam melaksanakan aktivitasnya termasuk dalam hal pengelolaan risiko pembiayaan. Adapun yang dimaksud dengan prinsip profesionalisme adalah kemampuan mengerjakan dan menyelesaikan hal-hal tersebut secara sempurna dan sesuai dengan standarstandar tertinggi yang telah ditentukan. Pada dasarnya setiap bank memiliki kebijakan yang berbeda-beda dalam melakukan pengelolaan terhadap risiko pembiayaan. Adapun PT. BPRS JABAL NUR Surabaya dalam melakukan manajemen risiko pembiayaan 72

73 yang dijalankan oleh unit- unit proses pembiayaan yaitu, Account Officer, Manajer Pemasaran, Administrasi Pembiayaan, dan pimpinan cabang adalah: Pengelolaan pembiayaan Ija>rah Multijasa dimulai dengan melakukan analisis pembiayaan. Analisis pembiayaan merupakan proses yang dilakukan oleh Account Officer terhadap kelayakan berkas pengajuan pembiayaan Ija>rah Multijasa. Proses analisis tersebut digunakan untuk menentukan layak atau tidaknya nasabah untuk dibiayai. Segala proses yang berkaitan dengan pembiayaan harus dilakukan dengan prinsip kehatihatian sebagai upaya untuk mewujudkan pembiayaan yang sehat dan berimplikasi pada return yang bagus. Dalam teori analisi pembiayaan di dalam buku Memahami Bisnis Bank Syariah yang ditulis oleh para Ikatan Bankir Indonesia mengatakan bahwa dalam melakukan proses analisa pembiayaan menggunakan 5C dengan tujuan untuk memperoleh keyakinan apakah nasabah mempunyai kemauan dan kemampuan untuk memenuhi kewajibannya kepada bank. Pada PT. BPRS Jabal Nur Surabaya pun juga menggunakan metode yang sama dalam hal menganalisa pembiayaan yaitu dengan menggunakan metode 5C, yaitu : 1. Character (karakter) Analisa ini untuk mengetahui bahwa nasabah jujur, beritikad baik, dan tidak menyulitkan bank dikemudian hari. Hal ini juga telah dilakukan oleh pihak PT. BPRS Jabal Nur dalam menganalisis karakter nasabah mulai dari kebenaran data YMP, melihat kelancaran

74 pembayaran air, listrik, dan iuran-iuran lain YMP, melakukan Trade Checking kepada relasi usaha/bisnis YMP, survey kepada lingkungan tempat tinggal YMP untuk mengetahui pendapat orang disekitar lingkungan tempat tinggalnya, melakukan Bank Checking untuk memperoleh informasi tentang YMP dalam berhubungan dengan bank dan juga Sistem Informasi Debitur (SID) melalui BI checking. 2. Capacity (kemampuan) dan Capital (modal) Analisa ini digunakan untuk menilai kemampuan calon nasabah dalam bidang usahanya serta kemampuan modal yang dimiliki nasabahnya. Dalam penilaian ini pihak PT. BPRS Jabal Nur menganalisis beberapa hal, diantaranya mengetahui kemampuan dalam menjalankan usaha (punya pengalaman yang cukup dibidang usaha, minimal 1 tahun), mengetahui pendidikan formal/non formal dari YMP, mengetahui visi dan misi untuk usaha yang dijalankan YMP, One Man Show yaitu pandai dalam mendistribusikan, kewenangan, pekerjaan dan tanggung jawab terhadap usahanya sendiri, YMP memiliki struktur organisasi yang mendukung efisiensi usahanya, menganalisa kemampuan dalam mengembalikan fasilitas pembiayaan (melihat dari laporan keuangan, arus kas, piutang serta aktiva lain). 3. Collateral (jaminan) Untuk menganalisis agunan atas kecukupan pelunasan kewajiban nasabah pembiayaan apabila suatu hari nasabah tidak mampu dalam memenuhi kewajibannya kepada bank(sebagai second way-out).

75 Dalam hal ini PT. BPRS Jabal Nur Surabaya juga telah menganalisa agunan YMP, antara lain untuk jaminan benda bergerak (motor/mobil) : identifikasi fisik kendaraan dengan dokumen kepemilikan (STNK,BPKB), keabsahan dokumen kepemilikan sudah dikonfirmasikan kepada pihak berwenang (pihak kepolisian/samsat), foto barang jaminan (plat nomor, nomor mesin, kondisi fisik jaminan). Untuk Jaminan benda tidak bergerak : nama benda yang diagunkan berikut keabsahan dokumen kepemilikannya (no. sertifikat, atau surat lainnya, nama lembaga yang menerbitkan, luas/kapasitas), dokumen pendukung, taksasi agunan meng-cover pembiayaan. 4. Condition (kondisi) Analisa diarahkan pada kondisi sekitar yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap usaha/pekerjaan calon nasabah. Hal ini juga dilakukan oleh pihak PT. BPRS Jabal Nur dengan menganalisis apakah usaha YMP terpengaruhi/ tidak terpengaruhi musim, produk YMP mudah menjadi ketinggalan mode/ tidak, keberadaan usaha YMP dapat mendukung perkembangan masyarakat setempat, serta menganalisis wilayah pemasaran usaha YMP. Hal ini semua dilakukan oleh PT. BPRS Jabal Nur untuk mengantisipasi risiko yang mungkin muncul dari pembiayaan yang akan disalurkan seperti : nasabah yang kurang layak untuk dibiayai, nasabah yang mempunyai i tikad yang kurang baik, dan juga berupa persyaratan

76 jaminan sebagai jalan terakhir apabila nasabah gagal dalam hal pemenuhan kewajiban kepada bank. B. Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Ija>rah Multijasa pada PT. BPRS JABAL NUR Surabaya Seperti yang telah dijelaskan pada bab II bahwa risiko pembiayaan muncul akibat kegagalan nasabah atau pihak lain dalam memenuhi liabilitas kepada bank islam sesuai kontrak. Sehingga manajemen risiko diperlukan untuk mengantisipasi risiko tersebut. Pada dasarnya setiap perbankan syariah memiliki kebijakan masing-masing dalam hal pengelolaan manajemen risiko pembiayaan, begitu juga halnya dalam PT. BPRS JABAL NUR Surabaya. Implementasi manajemen risiko pembiayaan pada PT. BPRS Jabal Nur sebenarnya telah dilaksanakan sebelum realisasi pembiayaan itu terjadi, pihak bank juga telah melakukan berbagai persyaratan bagi nasabah Golongan Berpenghasilan Tetap (GBT) dan juga untuk nasabah wiraswasta, selain itu bank juga menganalisis kemampuan nasabah dengan melakukan pendekatan 5C, semuanya dilakukan untuk mengantisipasi serta meminimalisasi risiko pembiayaan. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah :...... Artinya : dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok.(qs Luqman : 34) 1 1 Departemen Agama Republik Indonesia, al-qur an dan terjemahannya (Jakarta : Yayasan Penyelenggara Penterjemah al-quran, 2008), 285.

77 Dari ayat tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa dalam Islam juga mengenal manajemen risiko, ketidakpastian merupakan sunnatullah dalam melakukan usaha, termasuk dalam kegiatan perbankan syariah. Konsep ketidakpastian dalam ekonomi Islam menjadi salah satu motivasi penting dalam proses manajemen Islami karena sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat Islam untuk mengamankan setiap tindakannya dan melakukan mitigasi terhadap setiap risiko yang akan diambil. Akan tetapi dalam pelaksanaan operasional bank, PT. BPRS Jabal Nur yang menerapkan kebijakan yaitu dalam hal angsuran pembiayaan dimana nasabah dapat mengangsur fee saja tiap bulan sedangkan pokok pinjaman dibayarkan pada saat jatuh tempo bank dapat mengalami risiko pembiayaan, misal pada saat jatuh tempo nasabah gagal memenuhi kewajibannya membayar pokok angsuran dikarenakan kegagalan nasabah mengalami kerugian terhadap usaha yang dijalankan oleh nasabah. Memang bank tidak membiayai kebutuhan usaha nasabah melainkan membiayai kebutuhan jasa nasabah, akan tetapi jika sumber pengembalian nasabah tergantung pada usaha yang dijalankan nasabah maka risiko pembiayaan tersebut dapat muncul, karena secara tidak langsung bank juga ikut menanggung risiko dari kegagalan nasabah dalam mengelola usahanya. Selain risiko pembiayaan, risiko lain yang dapat muncul dari pelaksanaan skema angsuran dengan pembayaran pokok di akhir adalah risiko likuiditas. Risiko ini muncul karena dana pokok pembiayaan yang

78 harusnya dapat dikelola kembali oleh bank dari penyaluran pembiayaan masih belum cair/belum kembali, mengingat pokok pembiayaan masih akan cair pada saat jatuh tempo sehingga dana bank idle pada satu nasabah saja, dan tidak dapat disalurkan kepada pembiayaan yang lainnya. Dalam al- Qur an surat Al-Hasyr: 7 dijelaskan tetntang prinsip harta : apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya.(qs al-hasyr : 7) 2 Ayat tersebut menjelaskan bahwa konsep harta dalam Islam adalah flow concept, sehingga harta tidak boleh ditimbun namun harus dipergunakan sesuai dengan fungsinya untuk menggerakkan sektor riil dan sektor lainnya. Oleh karena itu, bank syariah sebagai lembaga intermediasi pada dasarnya mempunyai fungsi untuk melakukan pendistribusian harta yang diimplementasikan melalui aktivitas pembiayaan untuk jasa dan juga kegiatan produktif. Karena Pembiayaan 2 2 Departemen Agama Republik Indonesia, al-qur an dan terjemahannya (Jakarta : Yayasan Penyelenggara Penterjemah al-quran, 2008), 485.

79 merupakan sarana untuk memutar harta agar harta tersebut tidak menganggur dan dapat diputar lagi untuk kegiatan pembiayaan produktif yang lebih besar sehingga dapat bermanfaat juga bagi orang lain. Risiko lain yang muncul adalah risiko operasional, risiko ini muncul jika risiko di atas benar-benar terjadi. Bank dapat mengalami masalah internal dalam operasional bank, dan dapat mengganggu keberlangsungan operasional bank. Hal ini berawal dari kebijakan bank yang menerapkan kebijakan yang mungkin kurang tepat, sehingga dirasa perlu evaluasi mengenai kebijakan tersebut. Risiko lainnya yang dapat muncul setelah risiko operasional adalah risiko reputasi, risiko ini disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan bank atau adanya persepsi negatif terhadap bank. Jika bank dinilai kurang mampu dalam mengelola kegiatan operasionalnya maka persepsi negatif terhadap bank itu akan buruk, sehingga nasabah yang akan bermitra juga akan berpikir ulang lagi dan ini kurang baik dalam dunia usaha perbankan. Selain itu akad Ija>rah sendiri merupakan akad tija>rah yang digunakan untuk mencari keuntungan, yaitu berupa fee atau upah atas sewa manfaat jasa. Seperti dijelaskan dalam bab II bahwa dalam hal tingkat kepastian dari hasil yang diperoleh, akad Ija>rah ini termasuk dalam Natural Certainty Contract(NCC) yaitu jumlahnya (quantity), mutunya(quality), harga(price), dan waktu penyerahannya (time of

80 delivery) ditetapkan diawal akad dengan pasti. Sehingga kontrak ini secara sunnatullah menawarkan return yang tetap dan pasti. Sehinga apabila skema angsuran ija>rah multijasa ini menggunakan skema angsuran dengan pokok di akhir/jatuh tempo maka hal tersebut bersifat spekulatif/mengandung unsur ketidak pastian (Natural Uncertainty Contract/NUC). Dan bila Natural Certainty Contract(NCC) diubah menjadi uncertain, terjadilah gharar (ketidakpastian, unknown to both parties), Dengan kata lain kita mengubah hal-hal yang sudah pasti menjadi tidak pasti dan hal ini melanggar sunnatullah, karena itu dilarang. 3 3 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, edisi kelima (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004), 78.