EVALUASI PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 15 No. 04 Tahun 2015

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Sistem Akuntansi Pemerintahan

1. SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH BERDASARKAN PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem akuntansi menurut Mulyadi (2001 : 3) adalah Organisasi formulir,

SIKLUS PENDAPATAN PEMERINTAH DAERAH

B U P A T I K U N I N G A N

Evaluasi Penerapan Akuntansi Penerimaan Dana Transfer Pada Badan Pengelola Keuangan dan Barang Milik Daerah Provinsi Sulawesi Utara

IMPLEMENTASI AKUNTANSI KEUANGAN DESA

PENATAUSAHAAN, PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN SKPD DAN BENDAHARA PENERIMAAN PPKD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sistem pemerintahan dari sistem terpusat menjadi sistem

BAB III GAMBARAN UMUM DAN METODE PENELITIAN Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Karena itu, belanja daerah dikenal sebagai

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK PADA BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN BARITO TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. mencatat desentralisasi di Indonesia mengalami pasang naik dan surut seiring

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintah daerah sepenuhnya dilaksanakan oleh daerah. Untuk

PERATURAN BUPATI PEMALANG TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI

Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi Pelaporan Keuangan Daerah BAB I PENDAHULUAN

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 35 TAHUN 2011

AKUNTANSI DI SATUAN KERJA

Novelson Mansoara, Pencatatan dan Pelaporan.

SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi.

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

Pendapatan Daerah Melalui Bendahara Penerimaan Pembantu

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

LAPORAN KEUANGAN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN TAHUN 2014

DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan daerah dilakukan dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya,

BAB I PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

II. PROSEDUR AKUNTANSI PENERIMAAN KAS

ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH DALAM MEMBIAYAI BELANJA DAERAH DI KOTA GORONTALO (Studi Kasus DPPKAD Kota Gorontalo)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

LKPJ- AMJ Bupati Berau BAB III halaman 45

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG

-169- BAB VI AKUNTANSI DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN SUMBAWA

PENATAUSAHAAN, PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN OPD DAN BENDAHARA PENERIMAAN PPKD

BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 37 TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG : POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Diberlakukannya undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CIAMIS

ANALISA PELAKSANAAN SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN ARUS KAS PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASETKOTA SIDOARJO

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWATENGAH NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN PPKD, BENDAHARA PENERIMAAN SKPD DAN SERTA PENYAMPAIANNYA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian

BUPATI SEMARANG PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Daerah dan Undang-Undang No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan. keuangan dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada

WALIKOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Selama ini pemerintahan di Indonesia menjadi pusat perhatian bagi

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

J. Tamalumu., H. Sabijono., V.Z. Tirayoh. Penerapan Akuntansi Penerimaan

PELAKSANAAN APBD PERTEMUAN 5

BAB I PENDAHULUAN. keuangan negara. Hal ini diindikasikan dengan telah diterbitkannya Undangundang

MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL AKUNTANSI PENDAPATAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

CAPAIAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TAHUN

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAERAH

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BATU

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E

BUPATI MALUKU TENGGARA

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan lain-lain. Sebagaimana bentuk-bentuk organisasi lainnya

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

BUPATI SEMARANG PROPINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENGELOLAAN RETRIBUSI DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB II TINJAUAN PENULISAN. Di masa orde baru peraturan pemerintah daerah ditetapkan dengan

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan pada tahun Pelaksanaan reformasi tersebut diperkuat dengan

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi suatu fenomena global termasuk di Indonesia. Tuntutan demokratisasi ini

PERATURAN BUPATI CIANJUR NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAHAH KELAS B

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

Pendapatan Daerah Melalui Bendahara Penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Ditetapkannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Jurnal MONEX Vol.6 No 1 Januari 2017

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat, termasuk kewenangan untuk melakukan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Tap MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaran Otonomi Daerah, Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

EVALUASI PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Jeane Maitulung, Hendrik Manossoh, Victorina Z. Tirayoh Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado Email : Maitulungjeane231@gmail.com ABSTRAK Sistem Penerimaan Kas merupakan sistem yang digunakan untuk menata usahakan kegiatan menerima, menyimpan, menyetor, membayar, menyerahkan dan mempertanggungjawabkan penerimaan. Dalam Permendagri No 59 Tahun 2007 sistem penerimaan kas dari pendapatan asli daerah ada prosedur yang harus dilakukan yaitu prosedur penerimaan, prosedur pelaporan dan prosedur pencatatan. Objek penelitian ini adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (PPKA)Kabupaten kepulauan sangihe. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian sistem akuntansi penerimaan pendapatan asli daerah di Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe dengan Permendagri No 59 Tahun 2007. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis melakukan kegiatan pengumpulan data dengan cara wawancara, dokumentasi, dan observasi. Hasil penelitian terhadap evaluasi sistem akuntansi penerimaan pendapatan asli Daerah menggambarkan bahwa sistem dan prosedur di Dinas PPKA Kabupaten Kepulauan Sangihe belum berjalan dengan baik karena masih ada dua prosedur yang tidak sesuai dengan peraturan yang ada. Kata Kunci : Evaluasi, Sistem Akuntansi, PAD Jurusan Ekonomi Pembangunan FEB Universitas Sam Ratulangi Manado 87

1. PENDAHULUAN Latar Belakang Pendapatan asli daerah merupakan pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan perundang-undangan merupakan salah satu sumber pendapatan yang cukup diandalkan oleh pemerintah propinsi atau kabupaten/kota, karena pendapatan ini murni digali sendiri oleh pemerintah daerah dan dapat digunakan sepenuhnya oleh pemerintah daerah untuk menjalankan kegiatan pemerintah dan pembangunan daerah. Otonomi Daerah yang diamanatkan oleh UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah berimplikasi pada adanya pendelegasian kewenangan dan tanggung jawab dari pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengelolah urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakatnya secara mandiri sesuai dengan peraturan perudang-undangan. Pelaksanaan otonomi daerah memberikan kewenangan yang cukup besar kepada pemerintah daerah untuk memanfaatkan segala potensi yang dimilikinya demi mensejahterakan masyarakat didaerahnya. Dimana Otonomi Daerah banyak menuntut pada pemerintah daerah untuk lebih memberikan pelayanan yang didasarkan asas-asas pelayanan publik yang meliputi : transparansi, akuntabilitas, kondisional, partisipatif, kesamaan hak, keseimbangan hak dan kewajiban demi tercapainya good government. Untuk mencapai hal tersebut maka diperlukan pengembangan sistem penyelenggaraan pemerintah dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan ilmu pengetahuan sehingga tersedianya data dan informasi pada instansi pemerintah yang dapat dianalisis dan dimanfaatkan secara tepat, akurat dan aman. Pemerintah atau unit kerja pemerintah perlu menggunakan sistem akuntansi, dimana dengan adanya penerapan sistem akuntansi akan dapat memudahkan manajemen untuk menyediakan informasi keuangan, serta memudahkan pengelolaan keuangan suatu organisasi. Salah satunya yakni Sistem Akuntansi Sektor Publik, dimana Akuntansi Pemerintahan merupakan salah satu bagiannya. Peran utama akuntansi dalam sektor publik yaitu menyediakan informasi akuntansi yang akan digunakan oleh manajer sektor publik dalam melakukan fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi. Informasi akuntansi diberikan sebagai alat atau sarana untuk membantu manajer menjalankan fungsi-fungsi manajemen sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Sistem Akuntansi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Di Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe telah sesuai dengan Permendagri No 59 Tahun 2007. Tinjauan Pustaka Sistem Akuntansi Sistem akuntansi yang dipaparkan oleh Hariadi, dkk (2010 : 115) Sistem akuntansi adalah prosedur-prosedur yang harus dilaksanakan untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak didalam dan diluar organisasi. Jurusan Ekonomi Pembangunan FEB Universitas Sam Ratulangi Manado 88

Unsur-Unsur Sistem Akuntansi Dari definisi sistem akuntansi, dimana didapat unsur sistem akuntansi adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta laporan. Pemerintah Daerah (PEMDA) Pengertian pemerintah daerah berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe No. 6 Tahun 2011 Pemerintah daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam system dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam undang-undang Dasar Negara RI Tahun 1945. Fungsi Pemerintah Daerah Fungsi pemerintah daerah menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 adalah : A. Pemerintah daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. B. Menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum dan daya saing daerah. C. Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki hubungan pemerintahan pusat dengan pemerintahan daerah. Dimana hubungan tersebut meliputi wewenang, keuangan, pelayanan umum pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (APD) Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah menurut PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Adalah rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi pemerintah (RI 2010 : 3). Tujuan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Adapun yang menjadi tujuan Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah antara lain : 1) Menjaga aset melalui pencatatan, pemprosesan dan pelaporan transaksi keuangan yang konsisten. 2) Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang anggaran dan kegiatan keuangan yang berguna sebagai dasar penilaian kinerja untuk menentukan ketaatan terhadap otorisasi anggaran dan tujuan akuntabilitas. 3) Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang posisi keuangan (Neraca) 4) Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan, pengelolaan dan pengendalian kegiatan dan keuangan secara efektif. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Drs.Nurlan Darise (2009 : 33) menyatakan Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disingkat PAD adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Jurusan Ekonomi Pembangunan FEB Universitas Sam Ratulangi Manado 89

Klasifikasi Pendapatan Asli Daerah Pendapatan asli daerah dapat dipisahkan menjadi 4 jenis yaitu : 1. Pendapatan asli daerah : a. Pajak Daerah b. Retribusi Daerah c. Hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan d. Lain-lain Pendapatan daerah yang sah 2. Dana Perimbangan 3. Pinjaman Daerah 4. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Penerimaan Pendapatan Asli Daerah dapat dilaksanakan dengan 3 (Tiga) mekanisme/ prosedur, yaitu : 1. Pembayaran langsung melalui Bendahara penerimaan. 2. Pihak Ketiga/Wajib Pajak/Wajib Retribusi menyetorkan uang melalui Bendahara Penerimaan Pembantu, kemudian Bendahara Penerimaan Pembantu melaporkan kepada Bendahara Penerimaan. 3. Pihak Ketiga/Wajib Pajak/Wajib Retribusi menyetorkan uang melalui Bank pemerintah yang ditunjuk, Bank Lain, Badan, Lembaga Keuangan dan/atau Kantor Pos. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Sistem akuntansi penerimaan kas adalah serangkaian proses melalui pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkenan dengan penerimaan kas pada SKPD dan/atau pada SKPKD yang dapat dilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi. (Mahmudi 2011 :224). Prosedur Sistem Penerimaan Kas Permendagri No 59 Tahun 2007 menyatakan bahwa prosedur penerimaan kas pada SKPD meliputi serangkaian proses mulai dari pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan penerimaan kas dalam rangka pertanggung jawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer. Penelitian Terdahulu 1. Evana Einde (2007) dengan judul Analisis Sistem dan Prosedur Akuntansi Keuangan Daerah berdasarkan Permendagri No.13 Tahun 2006 pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pendapatan Daerah Lampung. Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi sistem dan prosedur pengelolaan keuangan pada objek yang diteliti serta untuk mengetahui efisien dan efektifitas pengelolaan keuangan daerah khususnya penerimaan dari PAD. Metode yang digunakan adalah deskriptif analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SKPD Pendapatan Daerah Lampung belum menerapkan Pedoman Permendagri No.13 Tahun 2006 tentang pedoman pengurusan, pertanggungjawaban, pengawasan keuangan, pencatatan akuntansi yang benar. Jurusan Ekonomi Pembangunan FEB Universitas Sam Ratulangi Manado 90

2. Julia Palit (2012) dengan judul Analisis Penerapan Sistem Akuntansi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah di Kota Manado. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis kesesuaian Sistem Akuntansi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah dipemerintah Kota Manado. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerimaan kas di Dinas Pendapatan Kota Manado sesuai dengan Permendagri No. 13 Tahun 2006 yang didalamnya terdapat sistem dan prosedur pendapatan daerah melalui bendahara penerimaan, bendahara penerimaan pembantu dan melalui bank. 2. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian deskriptif merupakan suatu penelitian yang bersifat menggambarkan secara sistematis mengenai fakta, situasi dan aktivitas dari objek yang diteliti. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu melainkan hanya menggambarkan apa adanya mengenai suatu variabel, gejala atau keadaan. Jenis penelitian yang digunakan bersifat deskriptif karena ingin menggambarkan secara sistematis mengenai fakta, situasi dan aktivitas Sistem Akuntansi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan maret sampai dengan bulan mei 2015. Jenis Data Kuncoro (2009 : 145) menyatakan bahwa jenis data dapat dibedakan menjadi : a. Data Kuantitatif, adalah data yang diukur dalam suatu skala numeric (angka). b. Data Kualitatif, adalah data yang tidak dapat diukur dalam skala numerik. Namun karena dalam statistik semua data harus dalam bentuk angka, maka data kualitatif umumnya dikuantitatifkan agar data dapat diproses lebih lanjut. Dalam penelitian ini digunakan data kualitatif mengenai Sistem Akuntansi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Sumber data Sumber data penelitian dapat mempengaruhi dalam suatu proses penelitian. Sumber data penelitian dibagi menjadi dua yaitu : a. Data primer, adalah data yang diperoleh dengan survey lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original. b. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data untuk penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Teknik Wawancara Jurusan Ekonomi Pembangunan FEB Universitas Sam Ratulangi Manado 91

Teknik ini dilakukan dengan cara bertanya langsung kepada staf dan pimpinan dalam memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini. 2. Teknik Dokumentasi Teknik ini dilakukan dengan cara mendapatkan informasi dari buku-buku literatur, majalah, jurnal serta bahan-bahan informasi lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Metode Analisis Adapun metode yang digunakan untuk membahas permasalahan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Analisis deskriptif penerapan sistem dan prosedur akuntansi siklus penerimaan kas dilakukan dengan mempelajari sistem informasi akuntansi penerimaan kas dan membandingkan data yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut dengan landasan teori dari literatur kemudian menarik kesimpulan dan memberikan beberapa saran yang dianggap perlu. Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan yaitu melalui tahap-tahap sebagai berikut : 1. Mengetahui dan mempelajari struktur organisasi serta tugas dan tanggung jawab yang ada pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sangihe 2. Memperoleh gambaran umum mengenai sistem dan prosedur penerimaan kas pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Sangihe 3. Mengumpulkan formulir-formulir yang berhubungan dengan siklus penerimaan kas. 4. Mempelajari sistem dan prosedur penerimaan kas 5. Melakukan evaluasi terhadap sistem dan prosedur penerimaan kas pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sangihe. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah salah satu Satuan Kerja di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe, merupakan penggabungan dari Dinas Pendapatan Daerah dan bagian Keuangan Sekretariat Daerah sesuai Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 yang ditindak lanjuti dengan Peraturan Daerah No. 15 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe dengan struktur organisasi sebagai berikut : 1. Bidang Sekretariat 2. Bidang Perbendaharaan 3. Bidang Anggaran 4. Bidang Pendapatan 5. Bidang Penagihan 6. Bidang Akuntansi dan Aset 7. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah secara resmi melaksanakan tugas sejak tanggal 15 Januari 2009 terhitung sejak pelantikan Pejabat Struktural di lingkungan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe. Dalam Jurusan Ekonomi Pembangunan FEB Universitas Sam Ratulangi Manado 92

melaksanakan tugas dan fungsi mengacu pada Peraturan Bupati Nomor 31 Tahun 2008 tentang uraian tugas Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe. Adapun perubahan organisasi dan Tata Kerja Dinas PPKAD dengan ditetapkannya peraturan Daerah No. 9 Tahun 2010 tentang perubahan pertama atas Peraturan Daerah No. 15 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Peraturan Bupati No. 15 Tahun 2011 tentang Uraian Tugas Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe dengan struktur organisasi sebagai berikut : 1. Bidang Sekretariat 2. Bidang Perbendaharaan 3. Bidang Anggaran 4. Bidang Pendapatan 5. Bidang Aset 6. Bidang Akuntansi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah secara resmi melaksanakan tugas setelah perubahan tersebut sejak tanggal 29 Maret 2011 terhitung sejak pelantikan Pejabat Struktural di lingkungan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe. Hasil Penelitian Sistem dan prosedur pendapatan daerah melalui bendahara penerimaan pada Dinas PPKA dimulai dari Bidang Pendapatan yang menetapkan SKP- Daerah/ SKR atas Pajak yang terutang. Kemudian Wajib Pajak/ Retribusi membayar Pajak/ Retribusi yang terutang langsung kepada Bendahara Penerimaan. Penerimaan Daerah disetor ke rekening kas umum daerah pada Bank Sulut Cabang Tahuna selaku Bank pemerintah yang ditunjuk sebagai Kas Umum Daerah. Semua Penerimaan disetor ke rekening kas umum daerah paling lama 1 (satu) hari kerja terhitung sejak uang kas tersebut diterima. Setiap penerimaan tersebut disetorkan oleh Bendahara Penerimaan bersama dengan STS ke rekening kas daerah pada Bank Sulut dan kemudian Bank Sulut akan mengembalikan STS yang telah di otorisasi kepada Bendahara Penerimaan dan mengirimkan STS dan Rekening Koran (R/C) kepada BUD untuk memberitahukan posisi kas harian. STS yang digunakan dalam menyetor penerimaan adalah berupa Tanda Setoran yang diterbitkan oleh pihak Bank dari kerja sama antara pihak Bank dengan Pemerintah Daerah. Dalam objek pendapatan daerah tersebar atas pertimbangan kondisi geografis Wajib Pajak dan/atau Wajib Retribusi tidak mungkin membayar kewajibannya langsung pada Badan, Lembaga Keuangan atau kantor Pos yang bertugas melaksanakan sebagian tugas dang fungsi Bendahara Penerimaan, dapat ditunjuk Bendahara Penerimaan Pembantu. Dengan demikian, dalam suatu SKPD hanya akan terdapat satu Bendahara Penerimaan, tetapi dimungkinkan terdapat lebih dari satu Bendahara Penerimaan Pembantu. Seperti halnya Bendahara Penerimaan, Bendahara Penerimaan Pembantu wajib menyetor seluruh uang yang diterimanya ke Rekening Kas Umum Daerah paling lama 1 hari kerja terhitung sejak uang kas tersebut diterima. Bendahara Penerimaan Pembantu melakukan pembukuan bendaharawan tersendiri dan secara periodik Jurusan Ekonomi Pembangunan FEB Universitas Sam Ratulangi Manado 93

melakukan pertanggungjawaban disertai bukti penerimaan dan bukti penyetoran dari seluruh uang kas yang diterimanya kepada Bendahara Penerimaan. Kepala Daerah menentukan Kas Umum Daerah sebagai tempat penyimpanan uang daerah. Pembukaan rekening oleh Kepala Daerah pada Bank Sulut Cabang Tahuna adalah sebagai Bank Kas Umum Daerah. Jenis Pendapatan Daerah yang dilakukan melalui Bank Kas Umum Daerah yakni Bank Sulut yaitu berupa : a. Pendapatan dana perimbangan berupa dana bagu hasil Pajak, Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus. b. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah berupa Dana penyesuaian dan otonomi khusus, dana percepatan pembangunan infrastruktur daerah, dana bagi hasil Pajak dari provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya. Setiap Pendapatan Daerah diatas diterima secara langsung di rekening kas daerah pada Bank Sulut. Pemerintah Pusat melakukan transfer dana berupa pendapatan dana perimbangan ke rekening Kas Daerah. Apabila dana tersebut ditransfer ke rekening Kas Daerah pada Bank lain maka kemudian dana-dana tersebut akan dipindahkan ke rekening Kas Umum Daerah pada Bank Sulut Cabang Tahuna. Bank Sulut kemudian membuat Nota Kredit yang memuat informasi tentang setiap penerimaan tersebut, baik berupa informasi pengiriman maupun kode rekening yang terkait dengan jenis pendapatan yang kemudian diserahkan kepada BUD sebagai pertanggungjawaban penerimaan dari Bank. Pembahasan Kenyataan yang ada di lapangan menunjukkan bahwa sistem yang dijalankan belum sesuai dengan aturan yang berlaku yaitu Permendagri No 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Terdapat satu prosedur sesuai yaitu sistem dan prosedur Pendapatan Asli Daerah melalui Bank Pemerintah yang ditunjuk, Bank Lain, Badan, Lembaga Keuangan dan/atau Kantor Pos. Perbedaan yang terjadi pada sistem dan prosedur melalui Bendahara Penerimaan yaitu pada bentuk STS yang di gunakan oleh Dinas PPKA yang tidak sesuai dengan bentuk STS seperti pada Permendagri No 59 Tahun 2007. Perbedaan yang terjadi pada sistem dan prosedur melalui Bendahara Penerimaan Pembantu yaitu tidak di bentuknya Bendahara Penerimaan Pembantu. Penerapan sistem akuntansi penerimaan pendapatan asli daerah belum berjalan dengan baik, masih ada dua sistem yang belum sesuai dengan peraturan dan hanya satu sistem yang berjalan dengan baik yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Evana Einde, (2007) yaitu Analisis Sistem dan Prosedur Akuntansi Keuangan Daerah berdasarkan Permendagri No.13 Tahun 2006 pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pendapatan Daerah Lampung. Penelitian terdahulu yang dilakukan Julia Palit (2012) yaitu Analisis Penerapan Sistem Akuntansi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah di Kota Manado dijadikan sebagai acuan karena penelitian ini berbeda dimana lebih terperinci dalam membahas tentang sistem akuntansi penerimaan pendapatan asli daerah berdasarkan peraturan-peraturan, UU yang berlaku tentang Jurusan Ekonomi Pembangunan FEB Universitas Sam Ratulangi Manado 94

system akuntansi penerimaan pendapatan asli daerah yang di dalamnya terdapat sistem yang tidak sesuai dengan peraturan yang ditemui dan juga sistem yang telah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kesimpulan 4. PENUTUP Kesimpulan dari penelitian ini : 1. Penerapan Sistem dan Prosedur penerimaan pada di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Kepulauan Sangihe tidak sesuai dengan Permendagri No 59 Tahun 2007 karena : a. Dalam menerapkan Sistem dan Prosedur pada Bendahara Penerimaan tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Ketidaksesuaiannya terletak pada dokumen yang digunakan oleh Bendahara Penerimaan dalam menyetor setiap penerimaan. b. Dalam penerapan Sistem dan Prosedur Penerimaan Dinas PPKA tidak sesuai dengan Permendagri No 59 Tahun 2007, terlihat dari tidak dibentuknya Bendahara Penerimaan Pembantu. 2. Sistem dan Prosedur pendapatan melalui Bank Pemerintah yang ditunjuk telah diterapkan sesuai dengan Permendagri No 59 Tahun 2007. Saran Saran yang diberikan : 1. Dinas PPKA sebaiknya membentuk Bendahara Penerimaan Pembantu mengingat keadaan geografis Kabupaten Kepulauan Sangihe yang merupakan daerah Kepulauan, agar supaya dapat membantu Bendahar Penerimaan dalam melaksanakan tugasnya apabila Wajib Pajak/Wajib Retribusi tidak dapat membayar kewajibannya langsung kepada Bendahara Penerimaan. 2. Sistem dan Prosedur pendapatan Daerah melalui Bank Pemerintah yang ditunjuk perlu dipertahankan karena telah sesuai dengan peraturan yang berlaku. 3. Berkaitan dengan peraturan yang diterapkan dalam mengelola Keuangan Daerah, sebaiknya melakukan bimbingan teknis kepada para staf di Dinas PPKA Kabupaten Kepulauan Sangihe agar dapat memahami setiap peraturan yang berlaku dan dapat menerapkannya dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Darise, Nurlan 2010. Pengelolaan Keuangan Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah dan BLU Edisi Kedua, Penerbit Indeks, Jakarta. (SKPD) Evana Einde (2007). Analisis Sistem dan Prosedur Akuntansi Keuangan Daerah berdasarkan Permendagri No.13 Tahun 2006 pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pendapatan Daerah Lampung. Hariadi, dkk. 2010. Pengelolaan Keuangan Daerah. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Jurusan Ekonomi Pembangunan FEB Universitas Sam Ratulangi Manado 95

Julia Palit (2012). Analisis Penerapan Sistem Akuntansi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah di Kota Manado. Kuncoro, Mudrajat, 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis?. Penerbit Erlangga, Jakarta. Mahmudi, 2011. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit UII Press, Yogyakarta. Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe No. 6 Tahun 2011. Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kepulauan Sangihe No. 7 Tahun 2010 Tentang Retribusi Perizinan Tertentu. Sangihe. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007. Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Negara. Jakarta. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005. Tentang Standard Akuntansi Pemerintahan. Jakarta. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010. Tentang Standard Akuntansi Pemerintahan. Jakarta. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Tentang Pemerintahan Daerah, Jakarta 2004. Jurusan Ekonomi Pembangunan FEB Universitas Sam Ratulangi Manado 96