KARAKTERISASI LAJU DROP TEMPERATUR BILLET BAJA DALAM SISTEM HOT CHARGING

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI APLIKASI DAN PEMASYARAKATAN SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI PADA SEKTOR INDUSTRI PROSES

Perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur besi baja ini sudah banyak menghasilkan produk seperti kawat baja, plat baja, maupun baja

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi bidang otomotif berkembang sangat pesat mendorong

STUDI DESAIN KONSEPTUAL SISTEM BALANCE OF PLANT (BOP) PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) SKALA KECIL

Mempelajari Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada PT Krakatau Steel Divisi Wire Rod Mill. Disusun Oleh : Retno Fitri Wulandari ( )

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN

ANALISA KERUGIAN KALOR SERTA SISA UMUR OPERASI KERUSAKAN ISOLASI PIPA UAP INDUSTRI PROSES

BAB III METODELOGI PENELITIAN

I PENDAHULUAN. Pemikiran, dan (6) Tempat dan Waktu Penelitian. bakery oven. Perangkat khusus yang digunakan untuk memanggang produk pastry

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN PADA EFISIENSI TERMAL SOLAR WATER HEATER DENGAN PENAMBAHAN FINNED TUBE

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PENINGKATAN KUALITAS PENGERINGAN IKAN DENGAN SISTEM TRAY DRYING

Journal of Mechanical Engineering Learning

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM KONDUKTIVITAS TERMAL. Jl. Menoreh Tengah X/22, sampangan, semarang

Bab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

BAB III PERANCANGAN EVAPORATOR Perencanaan Modifikasi Evaporator

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

ANALISA KEAUSAN CYLINDER BEARING MENGGUNAKAN TRIBOTESTER PIN-ON- DISC DENGAN VARIASI KONDISI PELUMAS

I. PENDAHULUAN. mengalami pembebanan yang terus berulang. Akibatnya suatu poros sering

INSTALASI DAN PENGUJIAN SISTEM KONTROL TEMPERATUR FURNACE MULTI STEP RAMP/SOAK FUJI PXR 9

UNJUK KERJA PENGKONDISIAN UDARA MENGGUNAKAN HEAT PIPE PADA DUCTING DENGAN VARIASI LAJU ALIRAN MASSA UDARA

KARAKTERISASI BAJA ARMOUR HASIL PROSES QUENCHING DAN TEMPERING

Evaluasi Perencanaan Tata Letak Fasilitas Peleburan dan Pencetakan Terhadap Optimasi Proses Aliran Material pada PT. PANGERAN KARANG MURNI

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGER DI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON

PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA PROSES PRODUKSI. Ir. Parlindungan Marpaung HIMPUNAN AHLI KONSERVASI ENERGI

PROSES MANUFACTURING

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KETIDAKSESUAIAN KUAT TARIK DENGAN SPESIFIKASI STANDAR MELALUI DIAGRAM ISHIKAWA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu perkembangan pengaplikasian teknologi yang telah lama

EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN GROOVE. Putu Wijaya Sunu*, Daud Simon Anakottapary dan Wayan G.

Nama : Nur Arifin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : DR. C. Prapti Mahandari, ST.

III. METODE PENELITIAN. Adapun tempat pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

STUDI EKSPERIMENTAL UNJUK KERJA RADIATOR PADA SUMBER ENERGI PANAS PADA RANCANG BANGUN SIMULASI ALAT PENGERING

OLEH : SHOLEHUL HADI ( ) DOSEN PEMBIMBING : Ir. SUDJUD DARSOPUSPITO, MT.

TOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA. 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam!

Rancang Bangun Sistem Pegontrolan Temperatur dan Waktu untuk Proses Heat Treatmet

RANCANG BANGUN PEMANAS INDUKSI BERKAPASITAS 600 W UNTUK PROSES PERLAKUAN PANAS DAN PERLAKUKAN PERMUKAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMINAR PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT. Oleh: Ir. Harman, M.T.

PERANCANGAN SISTEM PENGELOLAAN DOKUMEN PADA DIVISI OPERASI SISTEM INFORMASI PT.KRAKATAU STEEL CILEGON

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PERPINDAHAN PANAS DAN TAHANAN TERMAL TERHADAP RANCANGAN TERMAL ALAT PENUKAR KALOR SHELL & TUBE

OPTIMASI DESAIN SISTEM TERMAL PADA RUANG BAKAR TUNGKU PENGECORAN KUNINGAN MENGGUNAKAN BRIKET BATUBARA KALORI RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Turbin blade [Gandjar et. al, 2008]

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan mesin yaitu turbin gas, mesin pendingin dan macam lainnya.

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) keperluan. Prinsip kerja kolektor pemanas udara yaitu : pelat absorber menyerap

STUDI AWAL PEMANFAATAN THERMOELECTRIC MODULE SEBAGAI ALAT PEMANEN ENERGI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. dengan globalisasi perdagangan dunia. Industri pembuatan Resin sebagai

Gambar 2.1 Sebuah modul termoelektrik yang dialiri arus DC. ( (2016). www. ferotec.com/technology/thermoelectric)

OPTIMALISASI PENYERAPAN RADIASI MATAHARI PADA SOLAR WATER HEATER MENGGUNAKAN VARIASI SUDUT KEMIRINGAN

ANALISA PENGARUH VARIASI LAJU ALIRAN UDARA TERHADAP EFEKTIVITAS HEAT EXCHANGER MEMANFAATKAN ENERGI PANAS LPG

Pemanfaatan Sistem Pengondisian Udara Pasif dalam Penghematan Energi

Perancangan Desain Ergonomi Ruang Proses Produksi Untuk Memperoleh Kenyamanan Termal Alami

PENGUJIAN THERMAL ALAT PENGERING PADI DENGAN KONSEP NATURAL CONVECTION

SOLAR INDUSTRIAL PROCESS HEAT. Nama: Hendra Riswan No. BP: Dosen: Iskandar R., M.T.

ANALISIS SIMULASI UJI IMPAK BAJA KARBON SEDANG (AISI 1045) dan BAJA KARBON TINGGI (AISI D2) HASIL PERLAKUAN PANAS. R. Bagus Suryasa Majanasastra 1)

BAB I PENDAHULUAN. pendinginan untuk mendinginkan mesin-mesin pada sistem. Proses pendinginan

Pertemuan 6: SISTEM PENGHAWAAN PADA BANGUNAN

ANALISIS SIKLUS KOMBINASI TERHADAP PENINGKATAN EFFISIENSI PEMBANGKIT TENAGA

PENINGKATAN KAPASITAS PEMANAS AIR KOLEKTOR PEMANAS AIR SURYA PLAT DATAR DENGAN PENAMBAHAN BAHAN PENYIMPAN KALOR

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DAN EFISIENSI ENERGI PADA ALAT PENGERINGAN DAUN SELEDRI BERBASIS KONTROL SUHU DAN HUMIDITY UDARA

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

BAB II LANDASAN TEORI

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE CES

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

STUDI FASADE RUMAH SUSUN UNTUK OPTIMASI ENERGI ALAM PADA BANGUNAN DI TROPIS LEMBAB

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

V. HASIL UJI UNJUK KERJA

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

Diajukan Sebagai Syarat Menempuh Tugas Akhir. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah. Surakarta. Disusun Oleh : WIDI SURYANA

PENGHITUNGAN EFISIENSI KOLEKTOR SURYA PADA PENGERING SURYA TIPE AKTIF TIDAK LANGSUNG PADA LABORATORIUM SURYA ITB

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

POTENSI PENGGUNAAN KOMPOR ENERGI SURYA UNTUK KEBUTUHAN RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

BAB IV HASIL DAN ANALISA

Kata kunci : pemanasan global, bahan dan warna atap, insulasi atap, plafon ruangan, kenyamanan

Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga

PERANCANGAN DAN UJI PERFORMANSI PENGERING TIPE RAK

BAB I PENDAHULUAN. pressure die casting type cold chamber yang berfungsi sebagai sepatu pendorong cairan

Heat and the Second Law of Thermodynamics

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk yang memerlukan banyak bangunan baru untuk mendukung

PENGUJIAN PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PADA HEAT SINK

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat perkakas, alat-alat pertanian, komponen-komponen otomotif, kebutuhan

Ahmad Farid* dan Moh. Edi.S. Iman Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pancasakti Tegal Jl. Halmahera km 1, Tegal *

Pengujian Pengaruh Penghambatan Kebeningan Kaca Terhadap Transfer Intensitas Cahaya pada Pemanasan Ruangan Mobil

TERMODINAMIKA TEKNIK HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA BAGI VOLUME ATUR. Chandrasa Soekardi, Prof.Dr.Ir. 1 Sistem termodinamika volume atur

BAB I PENDAHULUAN. Perpindahan kalor atau heat transfer adalah ilmu untuk meramalkan

Transkripsi:

Karakterisasi Laju Drop Temperatur... (Pujowidodo dan Nuryadin) KARAKTERISASI LAJU DROP TEMPERATUR BILLET BAJA DALAM SISTEM HOT CHARGING Hariyotejo Pujowidodo 1 dan Bhakti Nuryadin 2 Balai Termodinamika Motor Propulsi (BTMP) BPP Teknologi Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang Selatan Banten 15314 * Email: 1 h_pujowidodo@yahoo.co.id; 2 adin_mail@yahoo.com Abstrak Untuk mengoptimasi proses produksi baja kawat gulungan (Wire Rod Mill) di industri baja konvensional, dalam proses pemanasan ulang (Reheating) terdapat peluang pemanfaatan Teknologi Sistem Hot Charging. Bahan baku baja batangan (Billet) harus dapat dijaga temperaturnya 5secara optimum terutama saat ditransportasikan dari Billet Steel Plant (BSP). Karakterisasi laju penurunan temperature billet baja merupakan faktor penting guna memberikan desain optimal efisiensi energi kalor yang diinginkan.parameter simulasi pengujian berupa kecepatan udara lokal dan laju transportasi menggunakan teknik pencitraan panas (thermal imaging), melalui sistem terbuka dan tertutup. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa terdapat zona drop temperature yang tajam sebesar 36,38 o C/menit dan secara natural hot billet mengalami drop temperature sebesar 116 o C/menit dari rentang panas 1000 o C 700 o C. Hal ini menjadi acuan dalam penetapan spesifikasi kerja system hot box yaitu temperature billet loading sebesar 700 o C. Untuk Hot Charging Sistem Moving Atmospheric (1 3,5 m/s) memiliki rentang drop temperatur dari 4,9 8,4 o C/menit. Sehingga data tersebut dapat dipakai sebagai pedoman dalam penentuan desain system transportasi hot billet. Untuk Hot Charging Sistem Close System (0,016 0,047 m/s) memiliki rentang drop temperatur dari 5,98 6,96 o C/menit. Sehingga data tersebut dapat dipakai sebagai pedoman dalam penentuan desain system transportasi hot billet. Kata-kata kunci : billet, Billet Steel Plant, hot charging, sistem terbuka, sistem tertutup, Wire Rod Mill 1. PENDAHULUAN Tulisan ini merupakan hasil kegiatan kajian pengumpulan data pra-studi kelayakan (Pre- Feasibility Study) dalam rangka pelaksanaan program kegiatan Sistem Otomasi Industri Baja. Tujuan dari program kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan efisiensi proses dan energi pada industri baja dalam negeri agar mampu menghadapi persaingan di era globalisasi perdagangan bebas internasional dunia/regional. Untuk mencapai sistem efisiensi yang efektif pada proses industri baja melalui kajian implementasi teknologi sistem hot charging (Adibroto T.A dkk, 2006; BSE-KEHL, 2012; TBR Engineering) perlu dilakukan kajian pengumpulan data tentang tujuan dan kebutuhan dalam tahap perancangan sistem yang bertujuan untuk memperoleh sumber data analisa Pre-FS (HendartoA., 2010). Hal ini diperoleh melalui rangkaian kegiatan pengkajian awal berupa studi observasi lapangan pada plant BSP dan WRM di PT Krakatau Steel Cilegon (Pragowo D., 2010) dan pengkajian karakteristik laju drop temperatur billet baja panas pada kondisi sistem terbuka/tertutup (open/close system) dengan pendinginan natural/bergerak (natural/forced cooling) yang dilaksanakan melalui metode eksperimental simulasi sistem hot charging (Pujowidodo H., 2010). Sehingga dari simulasi yang dilakukan pada berbagai variabel pengujian dapat diperoleh sumber data laju drop temperatur pada sistem terbuka/tertutup dan acuan bagi perancangan sistem hot box dan sistem transportasi yang optimal. Temperatur billet baja sangat dipengaruhi oleh factor utama kondisi lingkungan sekitar (surroundings influencing) dan factor waktu sesaat (residence time) selama billet dipindahkan melalui mekanisme handling/transportasi yang akan dirancang (Wibisono M., 2010; Somorgon- Steel, 2010 ; EVOTECH, 2010). Dan proses optimasi system hot charging dapat ditentukan dengan pertimbangan hasil simulasi temperature dan waktu yang telah dilakukan. 72 ISBN 978-602-99334-3-7

D.13 2. METODOLOGI 2.1. Observasi Dalam tahap ini disusun rencana yang diperlukan untuk melakukan kegiatan simulasi yang dilaksanakan melalui metode studi literatur/referensi dan observasi lapangan. Kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan untuk mengumpulkan wawasan informasi terkait dengan sistem proses hot charging yang akan diterapkan pada plant Billet Steel Plant (BSP) dan Wire Rod Mill (WRM) dari unit proses industri baja. Informasi tersebut mencakup sistem proses pembentukan baja billet menjadi baja kawat (Wire Rod) melalui proses perlakuan panas (heat treatment). Selain itu juga diperlukan data informasi keadaan lingkungan udara di sekitar plant dan tata letak plant BSP dan WRM sebagai factor pertimbangan dalam merencanakan simulasi. Observasi lapangan berguna pula sebagai pengumpulan informasi primer yang didapatkan melalui pengamatan system pada plant dan hasil diskusi teknis dengan narasumber secara langsung sehingga dapat melengkapi hasil studi kajian. 2.2. Simulasi Sistem Hot Charging Secara sistematis pengujian simulasi hot charging dimulai dari simulasi system terbuka dengan mengamati laju drop temperature billet baja panas terhadap laju kecepatan udara natural, kemudian dilanjutkan simulasi system terbuka dengan laju kecepatan udara bergerak. Dengan system akusisi data beberapa data pengujian yang terdiri dari temperature dan waktu direkam melalui computer untuk memperoleh seluruh data selama uji simulasi secara otomatis. Untuk pengujian system tertutup sebagai variable simulasi adalah menggunakan batas kondisi udara panas dari laju kecepatan setting rotasi dari 10 Hz 50 Hz. Data pengujian yaitu temperature dan waktu diukur dengan menggunakan alat ukur termokopel/thermal imager dan alat pencatat waktu stopwatch saat specimen masuk dan keluar dari hot tunnel. (a) (b) Gambar 1. Instalasi Uji Model Hot Charging (a) Sistem terbuka (b) Sistem Tertutup [Pujowidodo H., 2010] Gambar 2. Bahan dan Peralatan Uji Simulasi Hot Charging Billet [Pujowidodo H., 2010] Prosiding SNST ke-5 Tahun 2014 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 73

Karakterisasi Laju Drop Temperatur... (Pujowidodo dan Nuryadin) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Proses Billet Steel Plant (BSP) dan Wire Rod Mill (WRM) Hasil observasi pada plant PT Krakatau Steel Cilegon memberikan data bahwa temperature billet yang keluar dari dapur peleburan baja mempunyai panas sebesar 760 o C di lokasi billet yard yang dibiarkan mengalami pendinginan natural, yang selanjutnya dipanaskan kembali dalam proses reheating hingga temperature 1150 o C di plant pembentukan kawat baja (wire rod). Secara natural laju pendinginan pada billet yard terjadi oleh kecepatan angin rata-rata sebesar 4 m/detik. Pada plant WRM, billet diletakkan melalui transportasi rolling table dan penggerak mekanik hidrolik yang akan diproses menjadi bentuk kawat baja. Billet diletakkan menurut arah berjajar agar tidak terjadi deformasi ke arah samping Gambar 3. Sistem Proses di Plant BSP dan WRM [Hendarto A. dan PT. KS, 2010] Data hasil observasi lapangan terkait kondisi lingkungan udara parameter kecepatan angin natural dan tata letak plant menjadi informasi yang digunakan sebagai variable simulasi. Simulasi dijalankan menurut keadaan system hot charging secara terbuka di dalam udara lingkungan dan secara tertutup melalui sistem pembatas terhadap udara lingkungan 3.2. Laju Drop Temperatur Hot Billet Sistem simulasi hot charging terdiri dari beberapa unit bagian yaitu : (a) Dapur pembakaran (furnace) kapasitas pemanasan spesimen billet hingga 1000 o C (b) Sumber udara penggerak (wind box) dengan laju udara hingga 4 m/s (c) Saluran udara panas terisolasi (hot tunnel) dengan rolling table dan kapasitas panas sampai 500 o C serta kecepatan transport specimen hingga 4 m/s (d) Sistem instrumentasi yang terdiri dari alat ukur temperature permukaan, temperature udara, kecepatan dan kelembaban udara serta sebuah system akusisi data. Sebagai variable simulasi hot charging untuk mengetahui karakteristik drop temperature hot billet ditentukan berdasarkan parameter berikut : (a) Simulasi terbuka dengan kondisi udara ambient natural (Natural Cooling) (b) Simulasi terbuka dengan kondisi udara ambient bergerak (Forced Cooling) yang berkisar dari kecepatan 1 m/detik 4 m.detik (c) Simulasi tertutup dengan kondisi udara panas bergerak (Isolated Tunnel) sebesar 300 o C 500 o C dan laju 1 m/detik 4 m.detik Pengukuran temperature permukaan billet baja panas menggunakan alat ukur termokopel pada beberapa titik ukur di atas permukaan sisi atas dan pencitraan termal (Thermal Imager) secara non kontak untuk memperoleh kondisi pendinginan permukaan. Kondisi udara lingkungan yaitu temperature, kecepatan dan kelembaban udara diukur dengan menggunakan instrument Psychometre. 74 ISBN 978-602-99334-3-7

Temperatur ( oc ) D.13 Non Contact measuring Heating 1000 o C Velocity measuring Isolated Cooling Hot Billet (a) (a) Rolling Table (b) (b) Backward moving Gambar 4. Simulasi Hot Charging (a) Sistem terbuka (b) Sistem Tertutup [WBS-2000, 2010] Dari hasil pengujian karakterisasi drop temperatur billet panas diperoleh besarnya laju penurunan seperti yang diberikan dalam tabel berikut. Tabel 1. Laju Drop Temperatur Billet Baja Open Hot Charging [WBS-2000, 2010] No Rentang Waktu Laju Pendinginan Kondisi Temperatur ( o C) Pendinginan (menit) ( o C/menit) Lingkungan 1 1036,9-700 125 36,68 Sistem Terbuka, udara natural 2 700-200 116 4,32 Sistem Terbuka, udara natural 3 1036,9-200 125 6,71 Sistem Terbuka, udara natural 4 675,4-200 96,4 4,9 Sistem Terbuka, udara lokal 1 m/s 5 696,4-196,9 79 6.3 Sistem Terbuka, udara lokal 2 m/s 6 732,5-200,6 72.4 7.3 Sistem Terbuka, udara lokal 3 m/s 7 690,1-196,3 58,9 8,4 Sistem Terbuka, udara lokal 3,5 m/s 800 700 600 500 400 300 200 100 0 Kec. 1 m/s Kec. 2 m/s Kec. 3 m/s Kec. 3,5 m/s 0 20 40 60 80 100 120 140 Waktu Pendinginan (menit) Gambar 5. Drop Temperature Hot Billet Udara Natural dan pada beberapa kecepatan udara lokal Sistem Terbuka [WBS-2000, 2010] Prosiding SNST ke-5 Tahun 2014 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 75

Temperatur ( oc ) Karakterisasi Laju Drop Temperatur... (Pujowidodo dan Nuryadin) Pada kondisi pendinginan secara natural oleh udara lingkungan, terdapat daerah drop temperatur yang sangat cepat sebesar 36,68 o C/menit hingga temperatur 700 o C. Kemudian temperatur akan mengalami pendinginan dengan laju mulai 4,3 o C/menit sampai 8,4 o C/menit pada kondisi kecepatan udara lingkungan 1 m/s hingga 3,5 m/s. Drop temperatur terjadi perbedaan yang signifikan sesudah rentang waktu 20 menit pendinginan oleh udara terbuka. Tabel 2. Laju Drop Temperatur Billet Baja Close Hot Charging (WBS-2000, 2010) No Rentang Waktu Laju Pendinginan Kondisi Temperatur ( o C) Pendinginan (menit) ( o C/menit) Lingkungan 1 720,8-302 69 6,10 Sistem Tertutup, Rolling table 10 Hz 2 708-277,3 72 5,98 Sistem Tertutup, Rolling table 20 Hz 3 693,2-271,3 70 6,04 Sistem Tertutup, Rolling table 30 Hz 4 760,2-271,7 71 6,90 Sistem Tertutup, Rolling table 40 Hz 5 750,4-290,1 66 6.96 Sistem Tertutup, Rolling table 50 Hz 800 700 600 500 400 Frekuensi 10 Hz Frekuensi 20 Hz Frekuensi 30 Hz Frekuensi 40 Hz Frekuensi 50 Hz 300 200 0 10 20 30 40 50 60 70 80 Waktu Pendinginan (menit) Gambar 6. Drop Temperature Hot Billet Udara Tertutup dan pada beberapa kecepatan rolling table Sistem Tertutup (WBS-2000, 2010) Dari hasil pengujian laju penurunan temperatur billet baja dalam kondisi close charging didapatkan bahwa besarnya temperatur saat billet masuk ke dalam tunnel tertutup berada di bawah temperatur 800 o C. Kemudian selama billet baja ditransportasikan di dalam ruang terisolasi (insulated tunnel) dengan variasi kecepatan putaran meja berjalan (rolling table) 10 Hz sampai dengan 50 Hz atau setara kecepatan translasi sebesar 0,016 hingga 0,047 m/detik, laju penurunan temperatur billet yang terjadi pada kisaran 5,98 sampai 6,96 o C/menit. Laju drop temperatur tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar (atmosferik lokal) pada saat billet akan dipindahkan menuju tunnel. Faktor utama pengurangan laju drop temperature hot billet dalam sistem hot charging tertutup disebabkan oleh kondisi adanya selubung isolasi yang mampu mengurangi pengaruh konveksi udara lingkungan dan panas radiasi yang dipantulkan kembali oleh dinding dalam selubung, sehingga laju kehilangan panas ke lingkungan dapat dikurangi. 76 ISBN 978-602-99334-3-7

D.13 4. KESIMPULAN Hasil simulasi hot charging sistem tertutup billet baja panas menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut : a. Secara natural hot billet mengalami drop temperature sebesar 116 o C/menit dari rentang panas 1000 o C 700 o C. Hal ini menjadi acuan dalam penetapan spesifikasi kerja system hot box yaitu temperature billet loading sebesar 700 o C. b. Untuk Hot Charging Sistem Moving Atmospheric (1 3,5 m/s) memiliki rentang drop temperatur dari 4,3 8,4 o C/menit. Sehingga data tersebut dapat dipakai sebagai pedoman dalam penentuan desain system transportasi hot billet c. Simulasi hot charging system tertutup memiliki temperature awal (Initial Temperature) sebesar kurang dari 800 o C hal ini dipengaruhi oleh kondisi pendinginan lingkungan sekitar lokasi. Selanjutnya dalam mempertimbangkan efektivitas temperature initial di lapangan perlu diketahui kondisi pendinginan rata-rata lingkungan sekitar melalui pengumpulan data kondisi udara lingkungan yaitu kecepatan dan kelembaban. d. Untuk Hot Charging Sistem Close System (0,016 0,047 m/s) memiliki rentang drop temperatur dari 5,98 6,96 o C/menit. Sehingga data tersebut dapat dipakai sebagai pedoman dalam penentuan desain system transportasi hot billet. UCAPAN TERIMA KASIH Kepala Program Otomasi Industri Baja Nasional 2010, Balai Mesin Perkakas, Teknik Produksi dan Otomasi (MEPPO), BPP Teknologi Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Adibroto, T.A., dkk. GERIAP Project : Recovering Waste Heat through Billet Transportation System Modification, UNEP, 2006. BSE-KEHL, Hot Billet Charging Saves Energy and Improves Mill Productivity, Steel Times International, July/Agustus 2012, http://www.bsekehl.de/wenglisch/downloads/publications_pdf/hot_billet_charging_saves_energy_and_im proves_mill_productivity_sti_2012.pdf. EVOTECH, Hot Charging Billet Mechanism, http://www.evotech.in/rollingmill/hot-billetmechanism.php Hendarto A,, Laporan Usulan Transportasi Billet dari BSP ke WRM di PT. KS, WP-2300, BPP Teknologi, 2010. Pragowo D., Technical Note Pre-FS Hot Charging, WP-2300, BPP Teknologi, April 2010. PT.KS, Oven Billet KS, 2010. Pujowidodo H., Technical Report No.00001/OIB-2200/BPPT/X/2010 Kajian Design Requirement and Objectives (DR&O) Otomasi Industri Baja Studi Kelayakan Sistem Hot Charging, WP- 2200, BPP Teknologi, 2010. Somorgon Steel, Case Studi Energy Savings : Increased Billet handling Efficiency Leads to 740,000 GJ Reduction and $168,000 savings, http://www.eco2smart.com/files/case_study_smorgon_steel2.pdf TBR Engineering, Hot Charging system for Billets, www.tbr-engineering.at. WBS-2000, Laporan Perkembangan-3 Studi Kelayakan Penerapan Teknologi Hot Charging Pada Pabrik Wire Rod, PT Krakatau Steel, BPP Teknologi, 15 Juni 2010. Wibisono M., Laporan Usulan Pengembangan Peralatan Pengujian Kualitas di BSP dan Transportasi Billet BSP-WRM, WP-2300, BPP Teknologi, 2010 Prosiding SNST ke-5 Tahun 2014 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 77