PERIKATAN DENGAN PROSEDUR DISEPAKATI (AGREED-UPON-PROCEDURES) Beberapa Ha1 yang Perlu Diperhatikan

dokumen-dokumen yang mirip
PELAPORAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI

SA Seksi 504 PENGAITAN NAMA AUDITOR DENGAN LAPORAN KEUANGAN. Sumber: PSA No. 52 PENDAHULUAN. 01 Standar pelaporan keempat berbunyai sebagai berikut:

KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI

SURAT UNTUK PENJAMIN EMISI DAN PIHAK TERTENTU LAIN YANG MEMINTA

SA Seksi 324 PELAPORAN ATAS PENGOLAHAN TRANSAKSI OLEH ORGANISASI JASA. Sumber: PSA No. 61 PENDAHULUAN

KOMUNIKASI MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN INTERN YANG DITEMUKAN DALAM SUATU AUDIT

BAB 3 LAPORAN AUDIT Laporan Audit Bentuk Baku Judul Laporan Alamat Laporan Audit Paragraf Pendahuluan Paragraf Scope Paragraf Pendapat Nama KAP

SPJ 4400: PERIKATAN UNTUK MELAKUKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS INFORMASI KEUANGAN SPJ 4410: PERIKATAN KOMPILASI

BAB I PENDAHULUAN. keuangan negara yang diatur dalam UU No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Standar Audit SA 610. Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal

SA Seksi 534 PELAPORAN ATAS LAPORAN KEUANGAN YANG DISUSUN UNTUK DIGUNAKAN DI NEGARA LAIN. Sumber: PSA No. 71 PENDAHULUAN

SA Seksi 551 PELAPORAN ATAS INFORMASI YANG MENYERTAI LAPORAN KEUANGAN POKOK DALAM DOKUMEN YANG DISERAHKAN OLEH AUDITOR. Sumber: PSA No.

Buku Wajib: Standar Profesional Akuntan Publik, 2007, Ikatan Akuntan Indonesia

ATESTASI KEPATUHAN. SAT Seksi 500. S u m b e r : P S A T N o. 0 6 P E N D A H U L U A N D A N K E T E R T E R A P A N

Auditing 1. I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., MM., Ak., BKP., CPMA., CPHR., CA. Politeknik Negeri Bali

SA Seksi 552 PELAPORAN ATAS LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN DAN DATA KEUANGAN PILIHAN. Sumber: PSA No. 53 PENDAHULUAN

K A P IKATAN AKUNTAN INDONESIA KOMPARTEMEN AKUNTAN PUBLIK. Standar Auditing. Per 1 Januari 2001

BAB 1 PROFESI AUDITING

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga

PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS FUNGSI AUDIT INTERN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No.

PENUGASAN DAN JASA MANAJEMEN

KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI

BAB 1 PENDAHULUAN. dua kelompok; jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa

Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan panduan yang berkaitan dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang tidak diaudit.

BAB II PEMBAHASAN. 2.1 Tipe Opini Auditor. 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Semakin meluasnya kebutuhan jasa profesional akuntan sebagai pihak yang

SILABUS MATA AJAR AUDITING DAN ATESTASI 3 SKS

BENTUK-BENTUK PENUGASAN LAIN

SA Seksi 508 LAPORAN AUDITOR ATAS LAPORAN KEUANGAN AUDITAN. Sumber: PSA No. 29. Lihat SA Seksi 9508 untuk interprestasi Seksi ini PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

Standar Audit SA 800. Pertimbangan Khusus Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun Sesuai dengan Kerangka Bertujuan Khusus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap

PERIKATAN AUDIT TAHUN PERTAMA SALDO AWAL

PERIKATAN UNTUK MENERAPKAN PROSEDUR YANG DISEPAKATI ATAS UNSUR, AKUN, ATAU POS SUATU LAPORAN KEUANGAN

KOMUNIKASI DENGAN MANAJEMEN

Perbedaan Standar Auditing Baru dan Standar Auditing Lama Lembaga standar internasional ISO telah menerbitkan standar audit terbaru ISO 19011:2011,

Standar Audit SA 580. Representasi Tertulis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

SISTEM PENGENDALIAN MUTU DALAM KANTOR JASA AKUNTANSI

Menyongsong Berlakunya Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang Baru

Pertemuan 1 AUDITING

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin untuk

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan keuangan. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN DAN SUPERVISI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi

BAGIAN AUDIT DILAKSANAKAN OLEH AUDITOR INDEPENDEN LAIN

PERMINTAAN KETERANGAN DARI PENASIHAT HUKUM KLIEN TENTANG LITIGASI, KLAIM, DAN ASESMEN

LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU DAN LAPORAN AUDIT TIDAK BAKU

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006).

AUDIT I. The Assurance Service Market. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

TANGGUNG JAWAB AUDITOR. by Ely Suhayati SE MSi AK Ari Bramasto SE MSi Ak

SA Seksi 435 PELAPORAN AUDITOR ATAS INFORMASI SEGMEN. Sumber: PSA No. 40 PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR. penulis mengharapkan adanya masukan dan kritik serta saran yang membangun

PROSES KONFI RMASI. SA Seksi 330. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN

BAB I PENDAHULUAN. dan kompetitif, bukan hanya dengan perusahaan dalam negeri namun dengan

STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

DAR PROFESIO. NTA PDlll

REPRESENTASI MANAJEMEN

Tinjauan Konseptual Perencanaan Standar Pelaksanaan Tahapan Perencanaan Audit Keuangan Hubungan Asersi Manajemen dengan Tujuan Audit Terinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa akuntan publik semakin tinggi dikarenakan bukan hanya perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kerangka kerja yang baik sebelum melakukan auditnya di lapangan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan perlu dijaga dan hal itu

2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT

INTERNATIONAL STANDARD ON AUDITING 610 PENGGUNAAN PEKERJAAN AUDITOR INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional

LAPORAN KEUANGAN DISUSUN SESUAI DENGAN SUATU BASAIS AKUNTANSI KOMPREHENSIF SELAIN PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM DI INDONESIA

KONSISTENSI PENERAPAN PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan adanya pemeriksaan laporan keuangan oleh auditor independen

TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK

SURAT PERIKATAN AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ke depan (Yustrianthe, 2012). Berdasarkan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

PERBEDAAN STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA DAN GOVERNMENT AUDIT STANDARDS BAGIAN PENDAHULUAN

Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama SILABUS, SAP MATA KULIAH AUDIT DAN ATESTASI 3 SKS

BAB II LANDASAN TEORI

SA Seksi 326 BUKTI AUDIT. Sumber: PSA No. 07 PENDAHULUAN. 01 Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi:

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. diaudit dapat dihandalkan dan manajemen juga akan mendapat keyakinan dan. melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien.

BAB I PENDAHULUAN. terus beroperasi secara berkesinambungan untuk suatu masa yang tidak tertentu

IAI IKATAN AKUNTAN INDONESIA

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

Transkripsi:

Edisi : VI/Juni 2009 PERIKATAN DENGAN PROSEDUR DISEPAKATI (AGREED-UPON-PROCEDURES) Beberapa Ha1 yang Perlu Diperhatikan Oleh: Syarief Basir, Ak., CPA, SH, MBA I. Pendahuluan Akuntan publik sering kali diminta untuk melakukan suatu perikatan dengan prosedur yang disepakati, misalnya, apabila klien meminta dilakukan suatu pemeriksaan dengan prosedur tertentu atas suatu unsur, akun, atau item tertentu dengan harapan mendapatkan temuan tertentu yang berguna untuk tujuan khusus pemakai laporan tertentu. Di dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), pedoman mengenai perikatan dengan prosedur disepakati diatur dalam SA Seksi 622 tentang Perikatan untuk Menerapkan Prosedur yang Disepakati Atas Unsur, Akun, atau Pos Suatu Laporan Keuangan, dan SAT Seksi 600 mengenai Perikatan Prosedur yang Disepakati. Perikatan dengan prosedur yang disepakati pada dasarnya adalah melaksanakan prosedur yang telah disepakati antara akuntan publik dan entitas pemberi kerja, serta pihak lain yang berpartisipasi (selanjutnya disebut "pihak yang bersepakat") dan melaporkan temuan (finding) dari pelaksanan prosedur tersebut. Oleh karena itu perikatan ini sering disebut pula sebagai factual finding. Walaupun perikatan ini nampak lebih sederhana dibandingkan dengan perkatan audit ataupun review namun dalam pelaksanaannya masih sering dijumpai adanya salah pengertian. Untuk memberikan tambahan penjelasan mengenai Perikatan Dengan Prosedur Yang Disepakati, berikut ini disajikan ha1 ha1 yang perlu mendapatkan perhatian dalam Perikatan Dengan Prosedur Yang Disepakati. Tulisan ini tidak untuk membahas semua hal mengenai Perikatan Dengan Prosedur Yang Disepakati, namun terbatas mendiskusikan beberapa hal yang sering menjadi pertanyaan. Hal tersebut meliputi tanggung jawab atas prosedur yang disepakati, konsep materialitas, bantuan spesialis, laporan akuntan, management latter, dan Perikatan Dengan Prosedur Yang Disepakati pada standar internasional. 1

II. Tanggung jawab atas Prosedur yang disepakati Akuntan Publik yang melakukan Perikatan Dengan Prosedur Yang Disepakati bertanggung jawab melakukan semua prosedur yang telah disepakati, kecuali ia tidak dapat melakukannya karena adanya pembatasan ruang lingkup. Dalam hal Akuntan Publik tidak dapat melakukan prosedur karena pembatasan ruang lingkup, Akuntan Publik harus mencoba untuk memperoleh persetujuan dari pemakai tertentu untuk memodifikasi prosedur yang disepakati. Jika prosedur tersebut tidak diperoleh, Akuntan Publik harus menjelaskan adanya pembatasan atas pelaksanaan prosedur pada laporannya atau menarik diri dari perikatan. Mengingat perikatan ini berdasarkan pada pelaksanaan prosedur, maka para pihak yang terlibat dalam Perikatan Dengan Prosedur Yang Disepakati harus memiliki pemahaman yang jelas mengenai prosedur yang dilaksanakan. Oleh karena itu, sangat disarankan bahwa pada proses penyusunan prosedur dilakukan diskusi intensif diantara pihak yang bersepakat, dan kemudian prosedur tersebut mendapat persetujuan dari entitas pemberi kerja (pemakai tertentu). Karena prosedur yang akan dilaksanakan harus mendapatkan persetujuan lebih dahulu dari entitas pemakai tertentu, maka tanggung jawab atas kecukupan prosedur bukan pada Akuntan Puhlik namun terletak pada pemakai tertentu. Alasan yang melandasi pada tanggung jawab kecukupan prosedur terletak pada pemakai tertentu karena pemakai tertentu dipandang memahami dengan baik prosedur yang diperlukan antuk memenuhi kebutuhan mereka. Adapun tanggung jawab Akuntan Publik dalam Perikatan Dengan Prosedur Yang Disepakati terletak pada pelaksanaan prosedur dan melaporkan temuan sesuai standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. Akuntan Publik dapat dinyatakan bersalah apabila ia tidak melaksanakan prosedur dengan semestinya. Risiko yang mungkin timbul dari kesalahan pelaksanaan prosedur antara lain temuan yang tidak semestinya dilaporkan, atau temuan yang tidak akurat. Namun sekali lagi Akuntan Publik tidak bertanggung jawab atas kecukupan prosedur yang dilaksanakan. III. Konsep Materialitas Berbeda dengan perikatan audit yang mempertimbangkan konsep materialitas dalam pelaksanaan perikatan, dalam Perikatan Dengan Prosedur Yang Disepakati, konsep materialitas pada umumnya tidak berlaku. Akuntan Publik harus melakukan prosedur yang disepakati dan melaporkan temuannya tanpa mempertimbangkan apakah temuan tersebut material atau tidak. Demikian juga dalam hal pemeriksaan bukti atau transaksi Akuntan Publik tidak perlu mempertimbangkan materialitas. Namun demikian, dalam keadaan tertentu, apabila konsep materialitas ini akan dimasukkan dalam pertimbangan pelaksanaan perikatan maka definisi materialitas harus terlebih dahulu disepakati oleh para pihak yang bersepakat. Pemahaman atas ukuran materialitas dalam hal keadaan ini harus dipahami dan disetujui oleh para pihak yang bersepakat. Batasan materialitas ini harus dijelaskan dalam laporan Akuntan Publik. IV. Bantuan Spesialis Akuntan Publik mungkin memerlukan bantuan spesialis untuk melaksanakan perikatan dengan prosedur yang disepakati. Dalam keadaan demikian, Akuntan Publik dan pemakai tertentu harus secara eksplisit menyetujui keterlibatan spesialis tersebut. Akuntan Publik 2

harus menjelaskan sifat bantuan yang diberikan oleh spesialis dalam laporamya. Persetujuan eksplisit atas penggunaan bantuan spesialis dan penjelasan sifat bantuan spesialis dalam laporan Akuntan Publik antara lain dimaksudkan untuk menghindari risiko terganggunya prosedur yang disepakati, sekaligus menjaga agar kecukupan prosedur tetap menjadi tanggung jawab pemakai tertentu. V. Laporan Akuntan a. Isi Laporan Seperti dijelaskan di atas bahwa perikatan dengan prosedur yang disepakati merupakan pekerjaan factual finding, yaitu melakukan prosedur yang disepakati kemudian melaporkan temuan-temuan yang diperoleh dari pelaksanaan prosedur tersebut. Oleh karena itu, pada intinya laporan akuntan publik memuat prosedur yang disepakati dan temuan yang diperoleh. Diluar itu, isi laporan akuntan publik untuk perikatan dengan prosedur yang disepakati dapat dilihat pada paragraf 33 dari SA Seksi 622 dan SAT Seksi 600. Hal yang perlu mendapat perhatian dari kedua seksi di atas, yaitu bahwa laporan akuntan publik harus memuat identifikasi pada pemakai tertentu, pernyataan bahwa prosedur yg dilaksanakan adalah prosedur yang disepakati oleh pemakai tertentu yang diidentifikasi dalam laporan, pernyataan bahwa kecukupan prosedur merupakan tanggungjawab pemakai tertentu dan tidak bertanggungjawab atas kecukupan prosedur tersebut, dan pernyataan pembatasan atas penggunaan laporan tersebut karena laporan dimaksudkan untuk digunakan semata mata oleh pemakai tertentu. Dari apa yang diatur dalam seksi ini sangat jelas bahwa laporan akuntan publik untuk perikatan dengan prosedur yang disepakati harus secara eksplisit menjelaskan bahwa hal-ha1 yang berkaitan dengan prosedur, tanggung jawab prosedur, dan pemakai tertentu harus dinyatakan dalam laporan. Sedangkan mengenai temuan disajikan dalam format prosedur kemudian temuan yang diperoleh. b. No Assurance Kriteria penting lain dalam laporan perikatan dengan prosedur yang disepakati adalah tidak boleh menyajikan suatu pernyataan keyakinan (assurance), bahkan keyakinan negatif (negative assurance) sekalipun tidak diperbolehkan. Dengan demikian, pada waktu melaporkan temuan, akuntan publik harus menghindari penulisan kalimat seperti: " tidak ada satupun yang kami ketahui yang menyebabkan kami yakin bahwa (unsur, akun atau item tertentu) tidak disajikan secara wajar..." Kalimat yang dianjurkan dalam laporan apabila tidak menemukan penyimpangan hasil pelaksanaan prosedur misalnya: " Kami tidak menemukan penyimpangan sebagai hasil dari prosedur.......'' c. Terbatas pada Pemakai Tertentu (Restricted to Specified Users) Mengingat perikatan ini rnempakan perikatan yang prosedurnya disepakati oleh para pihak yang bersepakat, maka laporan akuntan publik distribusinya terbatas untuk pernakai tertentu (specified users). Yang dimaksud dengan pemakai tertentu adalah pemakai yang secara khusus disebut dalarn perikatan prosedur disepakati. Jika dipandang perlu untuk rnenarnbah pernakai tertentu selain yang sudah tertulis dalam surat perikatan, tambahan pemakai tertentu tersebut harus diberitahu tanggungjawabnya dan diminta persetujuaanya atas kecukupan prosedur yang dilaksanakan. Karena 3

laporan perikatan dengan prosedur yang disepaati dibatasi penggunaannya hanya oleh pihak yang secara ekspilisit bertanggungjawab pada prosedur yang disepakati, maka akuntan publik dapat meminimumkan kemungkinan laporan tersebut digunakan untuk tujuan lain selain dari apa yang telah ditentukan sebelumnya. d. Rekomendasi Mungkin saja akuntan publik tergerak atau diminta untuk mencantumkan rekomendasi pada laporannya dengan pertimbangan agar dapat memberikan nilai tambah kepada pemakai tertentu. Timbul pertanyaan apakah suatu rekomendasi, yang rnemuat saran saran perbaikan atau saran penyelesaian suatu masalah yang ditemukan dari pelaksanaan prosedur diperbolehkan ditambahkan pada laporan dengan perikatan dengan prosedur yang disepakati. Untuk menjawab pertanyaan ini hendaknya diperhatikan pokok-pokok sebagai berikut: 1. SA seksi 622 dan SAT 600 tidak menyebutkan sama sekali tentang rekomendasi. Seksi-seksi ini justru menegaskan bahwa laporan akuntan publik atas perikatan dengan prosedur yang disepakati harus dalam bentuk prosedur dan temuan. 2. Pada perikatan dengan prosedur yang disepakati kecukupan prosedur adalah tanggung jawab pemakai tertentu. Dengan demikian risiko dari penugasan ini sebagian besar telah dialihkan dari akuntan publik ke pemakai tertentu (since specified users toke responsibility for the sufficiency of the agreed upon procedures, much of the risk in these type engagements has been shifted from the practitioners to the users). 3. Penyajian prosedur serta temuan pada laporan memiliki konsekwensi bahwa yang membuat kesirnpulan dari hasil perikatan adalah pemakai tertentu, bukan akuntan publik. Perlu diingat bahwa akuntan publik tidak memberikan opini audit atau keyakinan negatif pada perikatan ini. 4. Jika akuntan publik menambahkan rekomendasi pada laporannya, ha1 ini dapat mernberikan identifikasi (signal) bahwa akuntan publik sudah mengambil suatu kesimpulan berdasarkan hasil prosedur yang dilaksanakan. Selain itu, rekomendasi juga mengandung konsekwensi akuntan publik mengambil tanggung jawab atas kualitas kebenaran dan keakuratan rekomendasi Berdasarkan pokok pokok di atas dapat diketahui bahwa penambahan rekomendasi pada laporan justru dapat mengubah substansi perikatan dengan prosedur yang disepakati, karena berarti akuntan publik telah menarik kesimpulan hasil pelaksanaan prosedur, memperluas risiko akuntan publik menjadi bukan hanya pada risiko kesalahan penerapan prosedur semata tetapi risiko kesalahan rekomendasi, dan yang penting lagi bahwa Standar Profesional Akuntan Publik, khususnya SA Seksi 622 dan SAT Seksi 600 tidak menyebutkan sama sekali tentang masuknya rekomendasi pada laporan akuntan publik pada perikatan dengan prosedur yang disepakati. Oleh karena itu, penambahan rekomendasi pada laporan akuntan publik bersifat diluar kriteria yang diatur standar. VI. Management Letter pada perikatan dengan prosedur yang disepakati Management Letter pada umumnya diterbitkan oleh akuntan publik dalam kaitannya dengan penugasan audit umum (Lihat SA Seksi 325) dan memuat hal-ha1 yang menyangkut persoalan - persoalan yang menarik perhatian auditor, yang menurut pertimbangannya, merupakan kekurangan material dalam desain atau operasi pengendalian intern, yang berakibat buruk terhadap kemampuan organisasi tersebut 4

dalam mencatat, mengolah, mengikhtisarkan, dan melaporkan data keuangan yang konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Selanjutnya dalam SA Seksi 360 - "Komunikasi dengan Manajemen" dijelaskan bahwa rekomendasi tentang pengendalian intern bukan merupakan tujuan utama audit atas laporan keuangan, namun hanya merupakan produk sampingan dari kegiatan audit atas laporan keuangan. Penerbitan Management Letter dalam suatu penugasan perikatan dengan prosedur yang disepakati tidak secara khusus di atur dalam SA seksi 622 dan SAT 600. Namun demikian, mengingat bahwa penugasan perikatan dengan prosedur yang disepakati bersifat factual finding, yang mana dapat diartikan akuntan publik melaporkan fakta temuan apa adanya, tanpa menambahkan pendapat atau pun kesimpulan akuntan publik terhadq fakta!emnan tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat keterbatasanketerbatasan dalam suatu penugasan perikatan dengan prosedur yang disepakati yang memungkinkan akuntan publik untuk dapat menerbitkan Management Letter. Misalnya: "prosedur untuk membandingkan catatan hutang usaha dari buku besar ke invoice" tidak memungkinkan akuntan publik untuk memperoleh cukup informasi yang memungkinkan ia untuk menarik kesimpulan (dan oleh karenanya memberikan rekomendasi dalam bentuk management letter) mengenai kecukupan pengendalian intern atas proses pencatatan hutang usaha. Demikian pula, jika akuntan publik menemukan adanya ketidak cocokan antara data hutang usaha di buku besar dan di invoice tidak dengan sendirinya membuat akuntan publik dapat langsung menarik kesimpulan bahwa terdapat kelemahan dalam proses pencatatan. Berdasarkan hal-ha1 tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa adalah sulit dan tidak mungkin?? bagi akuntan publik untuk menerbitkan Management Letter dalam suatu penugasan perikatan dengan prosedur yang disepakati. VII. PDPD pada Standar Internasional Perikatan dengan prosedur dalam Standar Internasional diatur pada ISRE 4400 mengenai Engagements to Perform Agreed Upon Procedures Regarding Financial Information. Walaupun ISRE ini memberikan pedoman pelaksanaan Agreed Upon Procedures pada informasi keuangan, namun juga dapat digunakan pada perikatan Agreed Upon Procedures untuk bukan informasi keuangan (nonfinancial information). Karena ISRE ini dapat digunakan pada kedua sifat informasi tersebut, maka pada standar intemasional hanya terdapat satu standar yang mengatur agreed upon procedures, sedangkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik ( SPAP ) diatur dalam 2 seksi, yaitu SA Seksi 622 dan SAT Seksi 600. Dilihat dari segi pengelompokan standar, dalam Standar Internasional Perikatan Dengan Prosedur Yang Disepakati dimasukkan dalam kelompok standard on related service, bukan terletak pada kelompok assurance engagements. Pengelompokkan ini berbeda dengan posisi standar PDSP pada Standar Profesional Akuntan Publik ( SPAP ) yang dimasukkan dalam kelompok standar audit dan SAT. Dari segi isi, Standar Internasional disusun secara lebih ringkas dibandingkan dengan SA seksi 622 maupun SAT Seksi 600, dan mengesankan hanya menyajikan pokok-pokoknya saja. Namun demikian, terdapat beberapa perbedaan tertentu yang bertujuan untuk rnenegaskan perlunya mematuhi kode etik, tambahan pada syarat perikatan, judul dan isi iaporan, dan penegasan bahwa agreed upon procedures bukan assurance engagements. 5

Berikut adalah uraian perbedaan tersebut : 1. ISRE menyebutkan secara ekplisit perlunya mematuhi pada kode etik profesi, seperti Integrity, Objectivity, Professional Competency and Due Cure, Confidentiality, Professional Behavior dan Technical Standards. Sedangkan lndependensi menurut lsre bukan suatu syarat untuk dapat melakukan perikatan dengan prosedur yang disepakati. Dalam ha1 akuntan publik tidak independen maka menurut standar Internasional laporan akuntan harus menyebutkan bahwa akuntan tersebut tidak independen. Dalam SA Seksi 522 paragraf 09 mengenai Kondisi Untuk Pelaksmaan Perikatan diatur bahwa akuntan yang dapat melaksanakan perikatan dengan prosedur yang disepakati adalah akuntan yang independen. 2. Dalam syarat perikatan, ISRE mengatur bahwa harus dinyatakan prosedur yang dilaksanakan tidak akan merupakan suatu audit atau review dan karenanya tidak ada assurance (no assurance) yang akan dinyatakan oleh AP. Sedangkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik ( SPAP ) tidak mengaitkan apapun dengan perikatan review. Termasuk dalam syarat perikatan adalah draf type laporan yang akan digunakan, yang dianjurkan untuk dilampirkan dalam surat perikatan. Dalam SPAP tidak menyebut mengenai bentuk laporan dalam syarat perikatan dengan prosedur yang disepakati. 3. Judul laporan akuntan publik tidak menyebutkan akuntan independen, laporan perikatan dengan prosedur yang disepakati harus menyatakan bahwa prosedur yang dilaksanakan bukan merupakan audit atau review, dan karenanya tidak ada pernyataan assurance (no assurance is expressed). Sedangkan bentuk laporan menurut Standar Profesional Akuntan Publik ( SPAP )memuat judul yang berisi kata independen, dan tidak ada referensi apapun terhadap perikatan review. Diluar perbedaan di atas, pada umumnya standar perikatan dengan prosedur yang disepakati pada satndar internasional adalah sama dengan SA Seksi 622 dan SAT Seksi 600, terutama yang berkaitan dengan adanya prosedur yang disepakati oleh pihak yang bersepakat, pemakai tertentu laporan yang terbatas (restricted to those parties that have agreed to the procedures to be performed), dan konsep factual finding dalam perikatan dengan prosedur yang disepakati. Khusus mengenai pengambilan kesimpulan atas laporan hasil pelaksanaan prosedur, ISRE secara ekplisit menjelaskanya pada paragraph 5 mengenai Objective of an Agreed-Upon Procedures Engagement bahwa kesimpulan dilakukan oleh pemakai laporan. Paragraf tersebut adalan sebagai berikut: "As the auditor simply provides a report of the factual findings of agreed upon procedures, no assurance is expressed. Instead, users ofthe report assess for themselves the procedures and findings reported by the auditor and draw their own conclusions from the auditor's work" Referensi ISRE 4400, SA Seksi 622, SAT Seksi 600, Article Agreed Upon Procedures: Applying SAS 75 and SSAE No. 4 by Thomas A. Ratcliffe, P.hD, CPA (The CPA Journal) 6