Assalamu alaikum Wr. Wb.

dokumen-dokumen yang mirip
d. Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi serta tercatat dalam buku daftar anggota.

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

INDONESIA Percentage below / above median

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2015 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2015

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

INDEKS TENDENSI KONSUMEN

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2015

HASIL Ujian Nasional SMP - Sederajat. Tahun Ajaran 2013/2014

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2017 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2017

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro)

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN III-2016

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2016

KESEHATAN ANAK. Website:

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN IV-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN I-2017

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA. No Nama UPT Lokasi Eselon Kedudukan Wilayah Kerja. Bandung II.b DITJEN BINA LATTAS

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

C UN MURNI Tahun

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN

Info Singkat Kemiskinan dan Penanggulangan Kemiskinan

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)

Disabilitas. Website:

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1970-an telah terjadi perubahan menuju desentralisasi di antara negaranegara,

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2017 DAN PERKIRAAN TRIWULAN III-2017

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2016

INDEK KOMPETENSI SEKOLAH SMA/MA (Daya Serap UN Murni 2014)

Memahami Arti Penting Mempelajari Studi Implementasi Kebijakan Publik

PAGU SATUAN KERJA DITJEN BINA MARGA 2012

INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017

PENDATAAN RUMAH TANGGA MISKIN DI WILAYAH PESISIR/NELAYAN

Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Tsanawiyah Tahun 2008

LAPORAN MINGGUAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN PERIODE 18 MEI 2018

PEMBINAAN KELEMBAGAAN KOPERASI

Propinsi Kelas 1 Kelas 2 Jumlah Sumut Sumbar Jambi Bengkulu Lampung

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

PEMBIAYAAN KESEHATAN. Website:

DESKRIPTIF STATISTIK PONDOK PESANTREN DAN MADRASAH DINIYAH

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016

BERITA RESMI STATISTIK

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI BENGKULU TRIWULAN III TAHUN 2016 SEBESAR 109,22

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI BENGKULU TRIWULAN I TAHUN 2016 SEBESAR 100,57

AKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website:

Besarnya Penduduk yang Tidak Bekerja Sama-sekali: Hasil Survey Terkini

Laksono Trisnantoro Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN STABILITAS HARGA PANGAN TAHUN 2015

POTRET KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Pemanfaatan Hasil Ujian Nasional MTs untuk Perbaikan Akses dan Mutu Pendidikan

BERITA RESMI STATISTIK

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) (Metode Baru)

DATA INSPEKTORAT JENDERAL

Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Aliyah Negeri Tahun 2008

DESKRIPTIF STATISTIK GURU PAIS

DRAF APK-APM PENDIDIKAN TAHUN 2017

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK BANTEN SEPTEMBER 2016 MENURUN

DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN Drs. Braman Setyo, M.Si

ProfilAnggotaDPRdan DPDRI Pusat Kajian Politik Departemen Ilmu Politik FISIP UniversitasIndonesia 26 September 2014

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

TUAN RUMAH KEJURNAS ANTAR PPLP TAHUN 2016

Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan menjadi persoalan serius yang di hadapi oleh banyak

5. PROFIL KINERJA FISKAL, PEREKONOMIAN, DAN KEMISKINAN SEKTORAL DAERAH DI INDONESIA

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015

CEDERA. Website:

VI. ARAH PENGEMBANGAN PERTANIAN BEDASARKAN KESESUAIAN LAHAN

TABEL 1 LAJU PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA (Persentase) Triw I 2011 Triw II Semester I 2011 LAPANGAN USAHA

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PETA KEMAMPUAN KEUANGAN PROVINSI DALAM ERA OTONOMI DAERAH:

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

EVALUASI KEGIATAN FASILITASI PUPUK DAN PESTISIDA TAHUN 2013

KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH DENGAN DUKUNGAN FASILITAS LIKUIDITAS PEMBIAYAAN PERUMAHAN (KPR-FLPP) PUSAT PEMBIAYAAN PERUMAHAN

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI BENGKULU TRIWULAN IV TAHUN 2015

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

Transkripsi:

Sambutan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Assalamu alaikum Wr. Wb. Sebuah kebijakan akan lebih menyentuh pada persoalan yang ada apabila dalam proses penyusunannya didukung oleh ketersediaan data dan informasi yang akurat dan memadai. Di sisi lain, ketersediaan data dan informasi juga merupakan bahan untuk mengetahui dan mengukur hasil dari upaya pemberdayaan yang telah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya. Hal demikian diharapkan dapat memacu semua pihak terutama pembina koperasi untuk bekerja lebih keras dan serius dalam melakukan pembinaan dan pemberdayaan koperasi di masa yang akan datang. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka penyediaan data dan informasi yang dibutuhkan, khususnya data dan informasi perkembangan perkoperasian di Indonesia, maka Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) telah menyusun Statistik Perkoperasian Tahun 2005. Dalam buku ini memuat gambaran tentang peran koperasi sebagai institusi di masyarakat yang dapat berperan sebagai salah satu sumber keuangan alternatif bagi usaha kecil dan menengah, dan perkembangan kelembagaan serta usaha koperasi dari tahun 2003 hingga 2004. i

Sumber sumber data pendukung yang digunakan dalam buku ini adalah laporan Dinas/Badan/Instansi yang membidangi koperasi dan UKM di seluruh Indonesia, dan hasil survey usaha terintegrasi Badan Pusat Statistik (SUSI- BPS) tahun 2003 dan 2004. Akhir kata, ketersediaan data dan informasi dalam buku ini, diharapkan dapat menjadi bahan analisa yang akurat dan detail terhadap berbagai hal yang terkait dalam pengembangan dan pembinaan perkoperasian di tanah air. Kiranya penerbitan buku ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap kemajuan perkoperasian dan UKM di Indonesia. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Jakarta, 31 Agustus 2005 ii

DAFTAR ISI Kata Sambutan... Daftar Isi... i iii Pengertian dan Batasan... 1 Sumber dan Cara Pengumpulan Data... 2 Peran Koperasi sebagai Lembaga Keuangan Alternatif... 3 Perkembangan Kelembagaan Koperasi Secara Nasional Periode 2003-2004... 6 Perkembangan Usaha Koperasi Secara Nasional Periode 2003-2004... 12 Lampiran-lampiran iii

TABEL - 12 STRUKTUR MODAL SENDIRI KOPERASI TERHADAP JUMLAH ANGGOTA PERKEMBANGAN + / - No PROPINSI ANGGOTA (Org) MODAL SENDIRI (Rp. Juta) ANGGOTA MODAL SENDIRI 1 2 3 4 5 6 * 1 NAD (287,523) (117,079) - - 2 Sumatera Utara 153,942 110,660 + + 3 Sumatera Barat (55,640) 18,660 - + 4Riau (88,684) (26,689) - - 5Jambi (5,186) - - - 6 Sumatera Selatan 38,102 213,003 + + 7Bengkulu (22,281) (27,944) - - 8Lampung 126,821 56,295 + + 9Bangka Belitung (5,780) (7,192) - - 10 Kepulauan Riau 11 DKI Jakarta - 1,163 + 12 Jawa Barat 27,976 1,204,667 + + 13 Jawa Tengah (331,155) 71,398 - + 14 DI Yogyakarta 270 106,957 + + 15 Jawa Timur 225,148 654,491 + + 16 Banten 79,331 26,266 + + 17 Bali 9,753 33,025 + + 18 Nusa Tenggara Barat (18,698) 32,706 - + 19 Nusa Tenggara Timur 4,295 8,392 + + 20 Kalimantan Barat 48,306 76,287 + + 21 Kalimantan Tengah 1,264 12,260 + + 22 Kalimantan Selatan 2,803 25,261 + + 23 Kalimantan Timur 10,652 (54,688) + - 24 Sulawesi Utara 61,235 10,170 + + 25 Sulawesi Tengah 10,138 (104,844) + - 26 Sulawesi Selatan 44,477 38,817 + + 27 Sulawesi Tenggara 3,799 102,934 + + 28 Gorontalo 1,398 7,326 + + 29 Sulawesi Barat 30 Maluku 4,269 4,446 + + 31 Papua (55,588) (5,770) - - 32 Maluku Utara (6,720) 2,767 - + 33 Irian Jaya Barat 240,395.00 2,569,464.34 29

TABEL - 11 PERKEMBANGAN PENYERAPAN TENAGA KERJA OLEH KOPERASI PER PROPINSI SELURUH INDONESIA TAHUN No PROPINSI 2003 2004 *) MANAJER (Org) KARYAWAN (Org) JUMLAH (Org) MANAJER (Org) KARYAWAN (Org) JUMLAH (Org) JUMLAH % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1NAD 916 5,623 6,539 937 5,028 5,965 (574) (8.78) 2 Sumatera Utara 1,161 6,024 7,185 1,172 6,365 7,537 352 4.90 3 Sumatera Barat 569 4,447 5,016 501 4,103 4,604 (412) (8.21) 4Riau 911 4,661 5,572 533 4,058 4,591 (981) (17.61) 5Jambi 795 2,823 3,618 799 5,552 6,351 2,733 75.54 6 Sumatera Selatan 367 2,479 2,846 546 6,667 7,213 4,367 153.44 7Bengkulu 232 1,954 2,186 178 1,943 2,121 (65) (2.97) 8Lampung 935 9,918 10,853 993 10,283 11,276 423 3.90 9Bangka Belitung 26 1,062 1,088 30 1,073 1,103 15 1.38 10 Kepulauan Riau - - 215 1,345 1,560 11 DKI Jakarta 742 8,222 8,964 742 22,998 23,740 14,776 164.84 12 Jawa Barat 2,542 16,363 18,905 3,597 33,773 37,370 18,465 97.67 13 Jawa Tengah 1,639 33,203 34,842 1,915 31,861 33,776 (1,066) (3.06) 14 DI Yogyakarta 360 3,476 3,836 346 4,424 4,770 934 24.35 15 Jawa Timur 3,183 37,304 40,487 3,215 41,172 44,387 3,900 9.63 16 Banten 933 5,775 6,708 2,429 6,360 8,789 2,081 31.02 17 Bali 611 8,642 9,253 624 8,774 9,398 145 1.57 18 Nusa Tenggara Barat 461 5,645 6,106 494 5,482 5,976 (130) (2.13) 19 Nusa Tenggara Timur 486 2,288 2,774 489 2,300 2,789 15 0.54 20 Kalimantan Barat 374 2,200 2,574 393 2,255 2,648 74 2.87 21 Kalimantan Tengah 106 1,160 1,266 105 8,204 8,309 7,043 556.32 22 Kalimantan Selatan 446 2,837 3,283 456 3,111 3,567 284 8.65 23 Kalimantan Timur 530 6,737 7,267 391 6,460 6,851 (416) (5.72) 24 Sulawesi Utara 765 4,472 5,237 837 8,078 8,915 3,678 70.23 25 Sulawesi Tengah 551 2,064 2,615 483 2,364 2,847 232 8.87 26 Sulawesi Selatan 3,302 12,815 16,117 3,434 13,374 16,808 691 4.29 27 Sulawesi Tenggara 810 3,450 4,260 813 4,848 5,661 1,401 32.89 28 Gorontalo 182 1,042 1,224 187 1,017 1,204 (20) (1.63) 29 Sulawesi Barat - - 307 1,173 1,480 30 Maluku 834 2,123 2,957 910 2,501 3,411 454 15.35 31 Papua 488 2,201 2,689 266 1,320 1,586 (1,103) (41.02) 32 Maluku Utara 236 451 687 354 1,075 1,429 742 108.01 33 Irian Jaya Barat - - 150 407 557 25,493 201,461 226,954 28,841 259,748 288,589 61,635 27.16 *) Angka Sementara PENGERTIAN DAN BATASAN a. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan. b. Perkoperasian adalah sesuatu yang menyangkut kehidupan Koperasi. c. Koperasi Aktif adalah koperasi yang dalam dua tahun terakhir mengadakan RAT (Rapat Anggota Tahunan) atau koperasi yang dalam tahun terakhir melakukan kegiatan usaha. d. Anggota Koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi serta tercatat dalam buku daftar anggota. e. Rapat Anggota Tahunan (RAT) adalah rapat anggota koperasi yang pelaksanaannya sesuai dengan AD/ART koperasi. f. Manager adalah orang yang di angkat oleh pengurus untuk mengelola usaha koperasi. g. Karyawan adalah orang yang dipekerjakan koperasi baik dalam menangani organisasi maupun usaha dan mendapatkan gaji dari koperasi. 28 1

h. Modal Sendiri adalah modal yang menanggung resiko (modal equity) atau merupakan kumulatif dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan hibah. i. Modal Luar adalah modal yang dipinjam koperasi yang berasal dari anggota, koperasi lainnya, bank/lembaga keuangan, penerbitan obligasi/surat berharga dan sumber-sumber lainnya. j. Volume Usaha adalah total nilai penjualan/pendapatan barang dan jasa pada tahun buku yang bersangkutan. k. Sisa hasil Usaha (SHU) adalah pendapatan koperasi yang di peroleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku, yang bersangkutan. SUMBER DAN CARA PENGUMPULAN DATA Data dalam buku ini bersumber dari laporan Dinas/Badan/Instansi yang membidangi pembinaan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) seluruh Indonesia, yang merupakan hasil konfirmasi terakhir pada bulan Juni * 2005. Disisi lain, untuk memberikan kelengkapan informasi tentang keberadaan koperasi di seluruh Indonesia, hasil survey BPS juga kami sertakan guna memberikan gambaran yang lebih komprehensif terhadap peran koperasi dalam TAHUN No PROPINSI 2003 (Juta) 2004 (Juta) *) JUMLAH % 1 2 3 4 5 6 1NAD 83,269.15 21,403.00 (61,866.15) (74.30) 2 Sumatera Utara 53,430.82 76,666.95 23,236.13 43.49 3Sumatera Barat 55,276.00 52,884.27 (2,391.73) (4.33) 4Riau 36,007.00 54,427.00 18,420.00 51.16 5Jambi 20,696.97 20,696.97 - - 6Sumatera Selatan 29,689.00 38,780.00 9,091.00 30.62 7Bengkulu 11,297.00 15,885.23 4,588.23 40.61 8Lampung 692,877.47 43,120.25 (649,757.22) (93.78) 9Bangka Belitung 3,805.01 909.49 (2,895.52) (76.10) 10 Kepulauan Riau 22,628.00 11 DKI Jakarta 135,533.00 152,539.00 17,006.00 12.55 12 Jawa Barat 174,560.91 922,215.43 747,654.52 428.31 13 Jawa Tengah 72,569.90 102,079.94 29,510.04 40.66 14 DI Yogyakarta 16,661.76 16,190.43 (471.33) (2.83) 15 Jawa Timur 146,871.89 257,971.09 111,099.20 75.64 16 Banten 75,350.07 51,120.83 (24,229.24) (32.16) 17 Bali 40,447.59 38,840.28 (1,607.31) (3.97) 18 Nusa Tenggara Barat 21,414.20 14,159.54 (7,254.66) (33.88) 19 Nusa Tenggara Timur 9,317.17 10,735.28 1,418.11 15.22 20 Kalimantan Barat 21,330.00 31,313.42 9,983.42 46.80 21 Kalimantan Tengah 6,640.48 12,545.59 5,905.11 88.93 22 Kalimantan Selatan 17,421.00 12,318.00 (5,103.00) (29.29) 23 Kalimantan Timur 26,469.55 48,487.86 22,018.31 83.18 24 Sulawesi Utara 13,020.00 14,763.00 1,743.00 13.39 25 Sulawesi Tengah 4,232.00 11,513.00 7,281.00 172.05 26 Sulawesi Selatan 39,404.80 42,134.62 2,729.83 6.93 27 Sulawesi Tenggara 38,016.00 44,015.00 5,999.00 15.78 28 Gorontalo 3,491.09 4,256.61 765.52 21.93 29 Sulawesi Barat 2,243.38 30 Maluku 9,035.00 10,221.00 1,186.00 13.13 31 Papua 9,424.89 9,451.08 26.19 0.28 32 Maluku Utara 4,367.00 5,334.00 967.00 22.14 33 Irian Jaya Barat 2,385.00 *) Angka Sementara TABEL - 10 PERKEMBANGAN JML SISA HASIL USAHA KOPERASI AKTIF PER PROPINSI SELURUH INDONESIA 1,871,926.70 2,164,234.54 292,307.84 15.62 2 27

TAHUN No PROPINSI 2003 (Juta) 2004 (Juta) *) JUMLAH % 1 2 3 4 5 6 1NAD 485,154.83 234,308.00 (250,846.83) (51.70) 2 Sumatera Utara 758,314.89 998,379.59 240,064.70 31.66 3Sumatera Barat 910,967.00 1,058,485.58 147,518.58 16.19 4Riau 912,802.00 986,840.00 74,038.00 8.11 5Jambi 645,756.38 645,756.38 - - 6Sumatera Selatan 1,352,904.00 1,578,332.00 225,428.00 16.66 7Bengkulu 106,253.00 112,792.38 6,539.37 6.15 8Lampung 1,148,347.13 1,046,507.23 (101,839.90) (8.87) 9Bangka Belitung 40,466.94 21,852.57 (18,614.37) (46.00) 10 Kepulauan Riau 136,817.00 11 DKI Jakarta 4,225,977.00 4,585,363.00 359,386.00 8.50 12 Jawa Barat 4,607,708.87 6,219,902.58 1,612,193.71 34.99 13 Jawa Tengah 5,970,908.02 7,054,105.66 1,083,197.64 18.14 14 DI Yogyakarta 328,306.65 517,092.09 188,785.44 57.50 15 Jawa Timur 4,403,550.86 5,651,761.82 1,248,210.95 28.35 16 Banten 1,109,154.69 1,101,132.99 (8,021.69) (0.72) 17 Bali 861,065.74 876,379.07 15,313.33 1.78 18 Nusa Tenggara Barat 482,885.20 524,800.97 41,915.77 8.68 19 Nusa Tenggara Timur 108,839.14 120,995.43 12,156.29 11.17 20 Kalimantan Barat 281,520.00 439,693.59 158,173.59 56.19 21 Kalimantan Tengah 101,480.08 131,587.45 30,107.37 29.67 22 Kalimantan Selatan 199,111.00 176,194.00 (22,917.00) (11.51) 23 Kalimantan Timur 363,994.22 438,657.67 74,663.45 20.51 24 Sulawesi Utara 662,000.00 898,042.00 236,042.00 35.66 25 Sulawesi Tengah 66,845.00 128,431.00 61,586.00 92.13 26 Sulawesi Selatan 1,110,074.69 1,365,921.06 255,846.37 23.05 27 Sulawesi Tenggara 116,225.00 151,738.00 35,513.00 30.56 28 Gorontalo 91,917.45 111,040.15 19,122.70 20.80 29 Sulawesi Barat 65,926.03 30 Maluku 99,686.00 93,908.00 (5,778.00) (5.80) 31 Papua 77,514.61 96,096.75 18,582.14 23.97 32 Maluku Utara 53,969.00 50,018.00 (3,951.00) (7.32) 33 Irian Jaya Barat 30,233.00 *) Angka Sementara TABEL - 9 PERKEMBANGAN JML VOLUME USAHA KOPERASI AKTIF PER PROPINSI SELURUH INDONESIA 31,683,699.39 37,649,091.04 5,965,391.65 18.83 kehidupan perekonomian masyarakat khususnya masyarakat usaha kecil dan menengah (UKM). Dalam proses pengumpulan data koperasi, Bagian Data telah menyampaikan format baku data dan informasi yang diperlukan kepada Dinas/Badan/Instansi yang membidangi KUKM di seluruh Indonesia, selanjutnya dari data yang diterima diolah dan disajikan sesuai dengan kebutuhan, sedangkan data peran koperasi, kami kutip dari hasil Survey Usaha Terintegrasi Badan Pusat Statistik (SUSI-BPS) tahun 2003 dan 2004. PERAN KOPERASI SEBAGAI LEMBAGA KEUANGAN ALTERNATIF Keberadaan koperasi dalam kehidupan ekonomi masyarakat hingga saat ini terbukti masih diperlukan, utamanya dalam rangka mendorong laju pertumbuhan unit unit usaha kecil dan menengah yang pada umumnya masih menjadi sandaran hidup masyarakat kecil. Hasil Survei Usaha Tertintegrasi (SUSI) Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2003, menunjukkan bahwa dari 15.784.059 usaha kecil dan menengah (UKM) yang tidak berbadan hukum, tercatat 2.454.720 UKM yang memanfaatkan pinjaman dalam upaya mendukung proses pengembangan usahanya. Sumber sumber permodalan yang tersedia bagi 26 3

UKM dikategorikan dalam perbankan, koperasi, lembaga keuangan non bank, modal ventura, perorangan, keluarga / famili, dan lain-lain. Dari total UKM yang memanfaatkan pinjaman, sumber pinjaman yang berasal dari lain-lain masih menduduki posisi teratas dalam memberikan pelayanan terhadap kebutuhan permodalan UKM yaitu sebanyak 897.114 UKM atau 36,55 persen, koperasi mampu memberikan pelayanan kepada 89.321 UKM atau 3,64 persen, selebihnya adalah dari sumber perorangan sebanyak 653.292 UKM atau 26,61 persen; perbankan sebanyak 399.051 UKM atau 16,26 persen; keluarga/famili sebanyak 324.307 UKM atau 13,21 persen; lembaga keuangan non bank sebanyak 81.262 UKM atau 3,31 persen dan modal ventura sebanyak 10.373 UKM atau 0,42 persen. Pada tahun GAMBAR-1. SUMBER-SUMBER PERMODALAN YANG MELAYANI UKM TIDAK BERBADAN HUKUM DAN UKM YANG DILAYANI TAHUN 2003 & 2004 2004 dibandingkan 1.000.000 900.000 800.000 tahun 2003, hasil 700.000 600.000 500.000 survei menunjukkan 400.000 300.000 adanya perubahan 200.000 100.000 0 Lembaga dimana sumber Modal Perbankan Koperasi Keuangan Perorangan Keluarga/Fa Lainnya Ventura miliy Non Bank permodalan koperasi TAHUN 2003 399.051 89.321 81.262 10.373 653.292 324.307 897.114 TAHUN 2004 790.572 140.737 163.971 30.425 836.557 485.570 712.950 tercatat mampu memberikan pelayanan kepada 140.737 UKM atau mengalami peningkatan sebesar 57,56 persen; Perorangan sebanyak 836.557 UKM atau mengalami UNIT * TAHUN No PROPINSI 2003 (Juta) 2004 (Juta) *) JUMLAH % 1 2 3 4 5 6 1NAD 224,204.36 225,119.00 914.64 0.41 2 Sumatera Utara 563,633.31 503,100.10 (60,533.21) (10.74) 3 Sumatera Barat 397,108.00 339,315.88 (57,792.12) (14.55) 4Riau 581,684.00 531,002.00 (50,682.00) (8.71) 5Jambi 159,815.26 299,542.91 139,727.65 87.43 6 Sumatera Selatan 580,916.00 624,559.00 43,643.00 7.51 7Bengkulu 28,602.00 45,973.99 17,371.99 60.74 8Lampung 978,764.80 588,848.98 (389,915.81) (39.84) 9Bangka Belitung 32,723.61 12,748.26 (19,975.35) (61.04) 10 Kepulauan Riau 43,049.00 11 DKI Jakarta 393,408.00 478,765.00 85,357.00 21.70 12 Jawa Barat 2,531,870.09 3,932,269.46 1,400,399.37 55.31 13 Jawa Tengah 2,311,353.00 2,350,712.94 39,359.94 1.70 14 DI Yogyakarta 119,614.68 174,801.22 55,186.54 46.14 15 Jawa Timur 3,317,637.32 3,620,682.88 303,045.56 9.13 16 Banten 418,327.45 422,413.71 4,086.26 0.98 17 Bali 438,557.69 475,914.68 37,356.99 8.52 18 Nusa Tenggara Barat 117,644.47 211,058.57 93,414.10 79.40 19 Nusa Tenggara Timur 78,061.74 78,545.37 483.64 0.62 20 Kalimantan Barat 226,130.00 311,140.98 85,010.98 37.59 21 Kalimantan Tengah 121,099.32 102,365.15 (18,734.17) (15.47) 22 Kalimantan Selatan 214,379.00 304,010.00 89,631.00 41.81 23 Kalimantan Timur 50,279.17 77,835.31 27,556.14 54.81 24 Sulawesi Utara 423,000.00 437,275.00 14,275.00 3.37 25 Sulawesi Tengah 192,622.00 182,250.00 (10,372.00) (5.38) 26 Sulawesi Selatan 191,994.54 229,251.37 37,256.83 19.41 27 Sulawesi Tenggara 54,345.00 65,009.00 10,664.00 19.62 28 Gorontalo 105,561.10 115,030.70 9,469.60 8.97 29 Sulawesi Barat 9,711.77 30 Maluku 21,923.00 37,909.00 15,986.00 72.92 31 Papua 42,548.24 39,086.11 (3,462.13) (8.14) 32 Maluku Utara 21,615.00 21,146.00 (469.00) (2.17) 33 Irian Jaya Barat 6,609.00 *) Angka Sementara TABEL - 8 PERKEMBANGAN JML MODAL LUAR KOPERASI AKTIF PER PROPINSI SELURUH INDONESIA 14,939,422.15 16,897,052.35 1,957,630.20 13.10 4 25

TAHUN No PROPINSI 2003 (Juta) 2004 (Juta) *) JUMLAH % 1 2 3 4 5 6 1 NAD 329,018.66 211,940.00 (117,078.66) (35.58) 2 Sumatera Utara 526,042.24 636,702.52 110,660.28 21.04 3 Sumatera Barat 304,814.00 323,474.22 18,660.22 6.12 4 Riau 226,476.00 199,787.00 (26,689.00) (11.78) 5Jambi 89,444.25 89,444.25 - - 6 Sumatera Selatan 252,125.00 465,128.00 213,003.00 84.48 7Bengkulu 60,567.00 32,622.63 (27,944.37) (46.14) 8Lampung 124,594.39 180,889.05 56,294.66 45.18 9Bangka Belitung 18,524.37 11,332.62 (7,191.75) (38.82) 10 Kepulauan Riau 66,297.00 11 DKI Jakarta 451,783.00 452,946.00 1,163.00 0.26 12 Jawa Barat 1,092,327.35 2,296,994.37 1,204,667.02 110.28 13 Jawa Tengah 1,596,522.56 1,667,920.29 71,397.73 4.47 14 DI Yogyakarta 146,453.38 253,410.17 106,956.79 73.03 15 Jawa Timur 2,155,782.89 2,810,273.52 654,490.63 30.36 16 Banten 204,774.10 231,040.19 26,266.09 12.83 17 Bali 296,519.37 329,544.34 33,024.97 11.14 18 Nusa Tenggara Barat 130,678.83 163,384.35 32,705.52 25.03 19 Nusa Tenggara Timur 117,309.11 125,700.83 8,391.72 7.15 20 Kalimantan Barat 57,460.00 133,746.74 76,286.74 132.76 21 Kalimantan Tengah 46,159.67 58,419.65 12,259.98 26.56 22 Kalimantan Selatan 81,981.00 107,242.00 25,261.00 30.81 23 Kalimantan Timur 71,973.95 17,285.74 (54,688.21) (75.98) 24 Sulawesi Utara 307,500.00 317,670.00 10,170.00 3.31 25 Sulawesi Tengah 233,024.00 128,180.00 (104,844.00) (44.99) 26 Sulawesi Selatan 300,477.67 339,294.90 38,817.23 12.92 27 Sulawesi Tenggara 55,070.00 158,004.00 102,934.00 186.91 28 Gorontalo 35,023.65 42,350.10 7,326.45 20.92 29 Sulawesi Barat 16,611.98 30 Maluku 27,142.00 31,588.00 4,446.00 16.38 31 Papua 56,582.72 50,813.02 (5,769.70) (10.20) 32 Maluku Utara 23,836.00 26,603.00 2,767.00 11.61 33 Irian Jaya Barat 12,811.00 *) Angka Sementara TABEL - 7 PERKEMBANGAN JML MODAL SENDIRI KOPERASI AKTIF PER PROPINSI SELURUH INDONESIA 9,419,987.16 11,989,451.50 2,569,464.34 27.28 peningkatan sebesar 28,05 persen; keluarga/famili sebanyak 485.570 UKM atau mengalami peningkatan sebesar 49,73 persen; lembaga keuangan non bank sebanyak 163.971 UKM atau mengalami peningkatan sebesar 101,78 persen; perbankan sebanyak 790.572 UKM atau mengalami peningkatan sebesar 98,11 persen dan Modal ventura sebanyak 30.425 UKM atau mengalami peningkatan sebesar 193,31 persen. Sedangkan sumber pinjaman yang berasal dari sumber lainnya mengalami penurunan dari tahun sebelumnya hingga mencapai 20,53 persen yaitu dari 712.950 UKM menjadi 897.114 UKM. Dengan mengacu pada gambaran di atas, menunjukkan bahwa manfaat koperasi dalam mendukung aktivitas perekonomian masyarakat di seluruh indonesia masih sangat diperlukan dan perlu terus dipacu agar dapat berkembang dan berperan dalam mendorong aktivitas perekonomian daerah. Secara rinci peran koperasi sebagai lembaga keuangan alternatif disajikan pada tabel-1. Untuk lebih dapat memperjelas peran dan gambaran koperasi secara nasional, perlu diketahui tentang keberadaan koperasi sampai akhir tahun 2004 baik dari aspek kelembagaan maupun aspek usahanya. Untuk itu akan diuraikan pada pokok bahasan selanjutnya. 24 5

PERKEMBANGAN KELEMBAGAAN KOPERASI SECARA NASIONAL PERIODE 2003-2004 Kelembagaan Koperasi periode 2003 2004 mengalami perkembangan secara signifikan dengan laju perkembangan rata rata sebanyak 7.549 unit atau 6,13 persen. Empat propinsi dengan perkembangan jumlah koperasi terbesar pada periode yang sama adalah : Sulawesi Tenggara sebanyak 234 unit atau sebesar 13,23 persen; Maluku Utara sebanyak 74 unit atau sebesar 12,09 persen; Gorontalo sebanyak 68 unit atau sebesar 12,04 persen dan Bali sebanyak 241 unit atau sebesar 11,56 persen. Perkembangan jumlah koperasi aktif untuk periode yang sama secara nasional, tercatat mengalami penurunan sebanyak 398 unit atau 0,42 persen. Namun Kop. Tidak Aktif Kop. Aktif GAMBAR-2. JUMLAH KOPERASI AKTIF DAN TIDAK AKTIF TAHUN 2003 & 2004 (dalam unit) Total Kop 123.181 29.381 93.800 37.328 93.402 TH 2003 TH 2004 Total Kop 130.730 TAHUN No PROPINSI 2003 (Org) 2004 (Org) *) JUMLAH % 1 2 3 4 5 6 1NAD 5,623 5,028 (595) (10.58) 2 Sumatera Utara 6,024 6,365 341 5.66 3 Sumatera Barat 4,447 4,103 (344) (7.74) 4Riau 4,661 4,058 (603) (12.94) 5Jambi 2,823 5,552 2,729 96.67 6 Sumatera Selatan 2,479 6,667 4,188 168.94 7Bengkulu 1,954 1,943 (11) (0.56) 8Lampung 9,918 10,283 365 3.68 9Bangka Belitung 1,062 1,073 11 1.04 10 Kepulauan Riau 1,345 11 DKI Jakarta 8,222 22,998 14,776 179.71 12 Jawa Barat 16,363 33,773 17,410 106.40 13 Jawa Tengah 33,203 31,861 (1,342) (4.04) 14 DI Yogyakarta 3,476 4,424 948 27.27 15 Jawa Timur 37,304 41,172 3,868 10.37 16 Banten 5,775 6,360 585 10.13 17 Bali 8,642 8,774 132 1.53 18 Nusa Tenggara Barat 5,645 5,482 (163) (2.89) 19 Nusa Tenggara Timur 2,288 2,300 12 0.52 20 Kalimantan Barat 2,200 2,255 55 2.50 21 Kalimantan Tengah 1,160 8,204 7,044 607.24 22 Kalimantan Selatan 2,837 3,111 274 9.66 23 Kalimantan Timur 6,737 6,460 (277) (4.11) 24 Sulawesi Utara 4,472 8,078 3,606 80.64 25 Sulawesi Tengah 2,064 2,364 300 14.53 26 Sulawesi Selatan 12,815 13,374 559 4.36 27 Sulawesi Tenggara 3,450 4,848 1,398 40.52 28 Gorontalo 1,042 1,017 (25) (2.40) 29 Sulawesi Barat 1,173 30 Maluku 2,123 2,501 378 17.80 31 Papua 2,201 1,320 (881) (40.03) 32 Maluku Utara 451 1,075 624 138.36 33 Irian Jaya Barat 407 *) Angka Sementara TABEL - 6 PERKEMBANGAN JML KARYAWAN KOPERASI AKTIF PER PROPINSI SELURUH INDONESIA 201,461 259,748 58,287 28.93 6 23

TABEL - 5 PERKEMBANGAN JML MANAJER KOPERASI AKTIF PER PROPINSI SELURUH INDONESIA demikian ditinjau dari rincian per propinsi, ada beberapa propinsi yang mengalami perkembangan keaktifan koperasi yang cukup signifikan. Empat propinsi dengan perkembangan jumlah koperasi aktif terbesar adalah : TAHUN No PROPINSI 2003 (Org) 2004 (Org) *) JUMLAH % 1 2 3 4 5 6 1 NAD 916 937 21 2.29 2 Sumatera Utara 1,161 1,172 11 0.95 3 Sumatera Barat 569 501 (68) (11.95) 4 Riau 911 533 (378) (41.49) 5 Jambi 795 799 4 0.50 6 Sumatera Selatan 367 546 179 48.77 7Bengkulu 232 178 (54) (23.28) 8Lampung 935 993 58 6.20 9Bangka Belitung 26 30 4 15.38 10 Kepulauan Riau 215 11 DKI Jakarta 742 742 - - 12 Jawa Barat 2,542 3,597 1,055 41.50 13 Jawa Tengah 1,639 1,915 276 16.84 14 DI Yogyakarta 360 346 (14) (3.89) 15 Jawa Timur 3,183 3,215 32 1.01 16 Banten 933 2,429 1,496 160.34 17 Bali 611 624 13 2.13 18 Nusa Tenggara Barat 461 494 33 7.16 19 Nusa Tenggara Timur 486 489 3 0.62 20 Kalimantan Barat 374 393 19 5.08 21 Kalimantan Tengah 106 105 (1) (0.94) 22 Kalimantan Selatan 446 456 10 2.24 23 Kalimantan Timur 530 391 (139) (26.23) 24 Sulawesi Utara 765 837 72 9.41 25 Sulawesi Tengah 551 483 (68) (12.34) 26 Sulawesi Selatan 3,302 3,434 132 4.00 27 Sulawesi Tenggara 810 813 3 0.37 28 Gorontalo 182 187 5 2.75 29 Sulawesi Barat 307 30 Maluku 834 910 76 9.11 31 Papua 488 266 (222) (45.49) 32 Maluku Utara 236 354 118 50.00 33 Irian Jaya Barat 150 *) Angka Sementara 25,493 28,841 3,348 13.13 Sulawesi Tenggara sebanyak 258 unit atau 18,22 persen; Sumatera Selatan sebanyak 304 unit atau 12,78 persen; DKI Jakarta sebanyak 356 unit atau 11,06 persen; dan Bali sebanyak 203 unit atau 10,35 persen. Sedangkan perkembangan jumlah koperasi tidak aktif secara nasional tercatat sebanyak 7.947 unit atau 27,05 persen. Propinsi dengan perkembangan jumlah koperasi tidak aktif terbesar adalah : Kalimantan Timur sebanyak 245 unit atau 207,63 persen; Sumatera Utara sebanyak 1.360 unit atau 89,18 persen; Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) sebanyak 737 unit arau 77,91 persen; dan Jawa Timur sebanyak 1.799 unit atau 53,18 persen. Gambaran rinci perkembangan jumlah koperasi, koperasi aktif dan koperasi tidak aktif disajikan pada tabel 2. 22 7

Sejalan dengan GAMBAR-3. JUMLAH ANGGOTA KOPERASI AKTIF TAHUN 2003 & 2004 (dalam orang) perkembangan jumlah koperasi aktif, jumlah anggota koperasi 2003 27.282.658 mengalami perkembangan sebanyak 240.395 orang atau 0,88 persen. Propinsi 2004 27.523.053 dengan perkembangan jumlah anggota terbesar adalah: Lampung sebanyak 126.821 orang atau 18,68 persen; Sumatera Utara sebanyak 153.942 orang atau 17,68 persen; Sulawesi Utara sebanyak 61.235 orang atau 16,62 persen; dan Kalimantan Barat sebanyak 48.306 orang atau 16,51 persen. Disisi lain, propinsi dengan penurunan jumlah anggota terbesar adalah : NAD sebanyak 287.523 orang atau 40,88 persen; Papua sebanyak 55.588 orang atau 28,62 persen; dan Bengkulu sebanyak 22.281 orang atau 18,30 persen. TABEL - 4 PERKEMBANGAN JML RAT KOPERASI AKTIF PER PROPINSI SELURUH INDONESIA TAHUN No PROPINSI 2003 (unit) 2004 (unit) *) JUMLAH % 1 2 3 4 5 6 1NAD 1,058 1,044 (14) (1.32) 2 Sumatera Utara 1,823 2,124 301 16.51 3Sumatera Barat 845 1,103 258 30.53 4Riau 1,377 1,099 (278) (20.19) 5Jambi 987 1,153 166 16.82 6Sumatera Selatan 1,182 1,301 119 10.07 7Bengkulu 467 440 (27) (5.78) 8Lampung 248 623 375 151.21 9Bangka Belitung 216 217 1 0.46 10 Kepulauan Riau 246 11 DKI Jakarta 2,288 2,829 541 23.65 12 Jawa Barat 5,373 5,628 255 4.75 13 Jawa Tengah 6,065 5,953 (112) (1.85) 14 DI Yogyakarta 869 828 (41) (4.72) 15 Jawa Timur 6,113 5,587 (526) (8.60) 16 Banten 1,976 2,016 40 2.02 17 Bali 953 1,222 269 28.23 18 Nusa Tenggara Barat 1,046 1,100 54 5.16 19 Nusa Tenggara Timur 691 887 196 28.36 20 Kalimantan Barat 404 520 116 28.71 21 Kalimantan Tengah 620 680 60 9.68 22 Kalimantan Selatan 614 571 (43) (7.00) 23 Kalimantan Timur 1,781 1,007 (774) (43.46) 24 Sulawesi Utara 1,077 1,254 177 16.43 25 Sulawesi Tengah 343 405 62 18.08 26 Sulawesi Selatan 4,071 4,295 224 5.50 27 Sulawesi Tenggara 997 975 (22) (2.21) 28 Gorontalo 192 229 37 19.27 29 Sulawesi Barat 337 30 Maluku 290 211 (79) (27.24) 31 Papua 429 200 (229) (53.38) 32 Maluku Utara 266 102 (164) (61.65) 33 Irian Jaya Barat 124 Gambaran rinci perkembangan jumlah anggota disajikan pada tabel-3. *) Angka Sementara 44,661 46,310 1,649 3.69 8 21

TABEL - 3 PERKEMBANGAN JML ANGGOTA KOPERASI PER PROPINSI SELURUH INDONESIA TAHUN No PROPINSI 2003 (Org) 2004 (Org) *) JUMLAH % 1 2 3 4 5 6 1N A D 703,350 415,827 (287,523) (40.88) 2 Sumatera Utara 870,519 1,024,461 153,942 17.68 3 Sumatera Barat 588,211 532,571 (55,640) (9.46) 4Riau 623,758 535,074 (88,684) (14.22) 5Jambi 289,339 284,153 (5,186) (1.79) 6 Sumatera Selatan 908,367 946,469 38,102 4.19 7Bengkulu 121,754 99,473 (22,281) (18.30) 8Lampung 679,022 805,843 126,821 18.68 9Bangka Belitung 63,126 57,346 (5,780) (9.16) 10 Kepulauan Riau 121,958 11 DKI Jakarta 1,716,756 1,716,756 - - 12 Jawa Barat 5,095,454 5,123,430 27,976 0.55 13 Jawa Tengah 5,049,739 4,718,584 (331,155) (6.56) 14 DI Yogyakarta 579,786 580,056 270 0.05 15 Jawa Timur 4,368,812 4,593,960 225,148 5.15 16 Banten 658,212 737,543 79,331 12.05 17 Bali 636,448 646,201 9,753 1.53 18 Nusa Tenggara Barat 535,779 517,081 (18,698) (3.49) 19 Nusa Tenggara Timur 351,184 355,479 4,295 1.22 20 Kalimantan Barat 292,503 340,809 48,306 16.51 21 Kalimantan Tengah 167,773 169,037 1,264 0.75 22 Kalimantan Selatan 284,880 287,683 2,803 0.98 23 Kalimantan Timur 356,919 367,571 10,652 2.98 24 Sulawesi Utara 368,543 429,778 61,235 16.62 25 Sulawesi Tengah 217,098 227,236 10,138 4.67 26 Sulawesi Selatan 1,089,499 1,133,976 44,477 4.08 27 Sulawesi Tenggara 171,764 175,563 3,799 2.21 28 Gorontalo 97,181 98,579 1,398 1.44 29 Sulawesi Barat 82,775 30 Maluku 144,698 148,967 4,269 2.95 31 Papua 194,221 138,633 (55,588) (28.62) 32 Maluku Utara 57,963 51,243 (6,720) (11.59) 33 Irian Jaya Barat 58,938 27,282,658 27,523,053 240,395 0.88 *) Angka Sementara 27,660,905 Hal menarik yang menjadi catatan kami dalam menganalisis perkembangan jumlah koperasi, pertumbuhan koperasi aktif, perkembangan koperasi tidak aktif dan perkembangan jumlah anggota yaitu dimana 4 (empat) propinsi dengan pertumbuhan jumlah koperasi terbesar tidak selalu diikuti menjadi propinsi dengan pertumbuhan koperasi aktif terbesar dan propinsi dengan perkembangan jumlah anggota terbesar. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa peningkatan jumlah koperasi aktif sebagian besar disumbang oleh tumbuhnya koperasi baru, bukan dari berkembangnya koperasi tidak aktif menjadi aktif. Hal tersebut berdampak juga pada perkembangan jumlah anggota. Disisi lain dengan adanya otonomi daerah yang berdampak terjadinya pemekaran daerah kabupaten/kota, sehingga berdampak juga pada terkendalanya laporan perkembangan koperasi dari daerah. Kabupaten/kota yang pada tahun 2003 belum sempat melaporkan ke propinsi, pada tahun 2004 sudah dapat melaporkan, sehingga berdampak adanya peningkatan yang cukup signifikan. Dengan mengacu pada gambaran di atas, menunjukkan bahwa animo masyarakat terhadap keberadaan koperasi mulai meningkat terutama pada daerah-daerah yang memiliki potensi besar untuk berkembang. Indikator peningkatan animo masyarakat terhadap keberadaan koperasi juga dibarengi dengan tingkat kesadaran masyarakat dalam 20 9

berkoperasi, hal GAMBAR-4 JUMLAH KOP. AKTIF DAN KOP. AKTIF YANG TELAH MELAKSANAKAN RAT TAHUN 2003 & 2004 (dalam unit) ini dapat terlihat 93.800 93.402 Kop Aktif juga pada 100.000 Kop. Aktif yang telah RAT pelakasanaan 80.000 44.661 46.310 RAT, dimana (47,61% ) (49,58% ) 60.000 pada periode 40.000 2003 2004 20.000 pelaksanaan - RAT mengalami 2003 2004 peningkatan sebanyak 1.649 unit koperasi atau 3,69 persen. 18 (delapan belas) propinsi dari 33 (tiga puluh tiga) propinsi yang melapor pada tahun 2003 dan 2004, terjadi peningkatan pelaksanaan RAT, propinsipropinsi tersebut adalah : Lampung sebanyak 375 unit atau 151,21 persen; Sumatera Barat sebanyak 258 unit atau 30,53 persen; Kalimantan Barat sebanyak 116 unit atau 28,71 persen; Nusa Tenggara Timur sebanyak 196 unit atau 28,36 persen; Bali sebanyak 269 unit atau 28,23 persen; DKI Jakarta sebanyak 541 unit atau 23,65 persen; Gorontalo sebanyak 37 unit atau 19,27 persen; Sulawesi Tengah sebanyak 62 unit atau 18,08 persen; Jambi sebanyak 166 unit atau 16,82 persen; Sumatera Utara sebanyak 301 unit atau 16,51 persen; Sulawesi Utara sebanyak 177 unit atau 16,43 persen; TABEL - 2 PERKEMBANGAN KOPERASI PER PROPINSI SELURUH INDONESIA TAHUN 2003 (Unit) 2004 (Unit) *) No PROPINSI Aktif Tidak Aktif JML Koperasi Aktif Tidak Aktif JML Aktif Tidak Aktif JML % % % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1N A D 3,806 946 4,752 3,153 1,683 4,836 (653) (17.16) 737 77.91 84 1.77 2 Sumatera Utara 5,558 1,525 7,083 4,672 2,885 7,557 (886) (15.94) 1,360 89.18 474 6.69 3 Sumatera Barat 2,252 626 2,878 2,195 767 2,962 (57) (2.53) 141 22.52 84 2.92 4Riau 3,326 1,079 4,405 2,549 1,236 3,785 (777) (23.36) 157 14.55 (620) (14.07) 5Jambi 1,813 460 2,273 1,886 521 2,407 73 4.03 61 13.26 134 5.90 6 Sumatera Selatan 2,379 730 3,109 2,683 689 3,372 304 12.78 (41) (5.62) 263 8.46 7Bengkulu 806 122 928 827 170 997 21 2.61 48 39.34 69 7.44 8Lampung 1,793 841 2,634 1,873 830 2,703 80 4.46 (11) (1.31) 69 2.62 9Bangka Belitung 368 115 483 361 120 481 (7) (1.90) 5 4.35 (2) (0.41) 10 Kepulauan Riau 723 423 1,146 11 DKI Jakarta 3,220 3,336 6,556 3,576 3,141 6,717 356 11.06 (195) (5.85) 161 2.46 12 Jawa Barat 13,396 4,646 18,042 13,283 5,612 18,895 (113) (0.84) 966 20.79 853 4.73 13 Jawa Tengah 11,497 2,854 14,351 11,778 3,494 15,272 281 2.44 640 22.42 921 6.42 14 DI Yogyakarta 1,687 224 1,911 1,644 306 1,950 (43) (2.55) 82 36.61 39 2.04 15 Jawa Timur 12,528 3,383 15,911 11,685 5,182 16,867 (843) (6.73) 1,799 53.18 956 6.01 16 Banten 3,271 1,520 4,791 3,261 1,740 5,001 (10) (0.31) 220 14.47 210 4.38 17 Bali 1,962 122 2,084 2,165 160 2,325 203 10.35 38 31.15 241 11.56 18 Nusa Tenggara Barat 1,854 374 2,228 2,024 422 2,446 170 9.17 48 12.83 218 9.78 19 Nusa Tenggara Timur 1,047 135 1,182 1,076 168 1,244 29 2.77 33 24.44 62 5.25 20 Kalimantan Barat 2,235 424 2,659 2,142 633 2,775 (93) (4.16) 209 49.29 116 4.36 21 Kalimantan Tengah 1,245 480 1,725 1,228 624 1,852 (17) (1.37) 144 30.00 127 7.36 22 Kalimantan Selatan 1,303 458 1,761 1,315 504 1,819 12 0.92 46 10.04 58 3.29 23 Kalimantan Timur 2,604 118 2,722 2,640 363 3,003 36 1.38 245 207.63 281 10.32 24 Sulawesi Utara 3,024 1,739 4,763 3,072 1,845 4,917 48 1.59 106 6.10 154 3.23 25 Sulawesi Tengah 922 276 1,198 922 344 1,266 - - 68 24.64 68 5.68 26 Sulawesi Selatan 5,117 1,129 6,246 5,244 1,238 6,482 127 2.48 109 9.65 236 3.78 27 Sulawesi Tenggara 1,416 353 1,769 1,674 329 2,003 258 18.22 (24) (6.80) 234 13.23 28 Gorontalo 406 159 565 445 188 633 39 9.61 29 18.24 68 12.04 29 Sulawesi Barat 417 104 521 30 Maluku 975 291 1,266 1,065 292 1,357 90 9.23 1 0.34 91 7.19 31 Papua 1,519 775 2,294 900 645 1,545 (619) (40.75) (130) (16.77) (749) (32.65) 32 Maluku Utara 471 141 612 486 200 686 15 3.18 59 41.84 74 12.09 33 Irian Jaya Barat 438 470 908 93,800 29,381 123,181 93,402 37,328 130,730 (398) (0.42) 7,947 27.05 7,549 6.13 *) Angka Sementara 93,978 15,654 109,632 10 19

18 Sumatera Selatan sebanyak 119 unit atau sebanyak 10,07 persen; Kalimantan Tengah sebanyak 60 unit atau 9,68 persen; Sulawesi Selatan sebanyak 224 unit atau 5,50 persen; Nusa Tenggara Barat sebanyak 54 unit atau 5,16 persen; Jawa Barat sebanyak 255 unit atau 4,75 persen; Banten sebanyak 40 unit atau 2,02 persen; dan Bangka Belitung sebanyak 1 unit atau 0,46 persen. Sedangkan propinsi selebihnya mengalami penurunan. Gambaran rinci pelaksanaan RAT disajikan pada tabel-4. Dari empat indikator GAMBAR-5. TENAGA KERJA KOPERASI NASIONAL TAHUN 2003 & 2004 (dalam orang) perkembangan koperasi TOTAL NAKER yang telah dijelaskan, 288.589 Org TOTAL NAKER 28.841 keberadaan koperasi 226.954 Org 25.493 sebagai badan usaha Manajer di seluruh daerah 259.748 Karyawan 201.461 diharapkan dapat memberikan peluang bagi terbukanya TH 2003 TH 2004 lapangan kerja baru di sebagian anggota masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan perkembangan penyerapan tenaga kerja sebagai manajer dan karyawan koperasi periode 2003-2004 secara nasional yang mengalami peningkatan sebanyak 61.635 orang atau 27,16 persen. manajer dilaporkan meningkat sebanyak 3.348 orang atau 13,13 persen 11 Lanjutan Tabel - 1 NO PROPINSI ASAL MODAL PINJAMAN UTAMA Bank Koperasi Lemb. Non Bank Modal ventura Perorangan Keluarga/ Famili Lainnya JUMLAH 2003 2004 2003 2004 2003 2004 2003 2004 2003 2004 2003 2004 2003 2004 2003 2004 NUSA TENGGARA 14.711 24,203 5.214 10,014 2.392 11,197 76 268 12.235 29,442 14.919 16,268 14.839 24,525 64.386 115,917 17 NTB 12.840 14,264 2.957 5,184 289 10,372-268 9.393 24,939 10.219 13,012 11.961 19,974 47.659 88,013 18 NTT 1.871 9,939 2.257 4,830 2.103 825 76-2.842 4,503 4.700 3,256 2.878 4,551 16.727 27,904 KALIMANTAN 20.345 26,326 7.542 5,218 2.479 6,393 1.793 950 27.110 31,167 26.332 28,746 16.118 17,906 101.719 116,706 19 KALBAR 6.309 8,503 2.680 504-1,770 1.703 47 12.973 9,761 6.888 6,611 6.123 3,412 36.676 30,608 20 KALTENG 3.448 3,417 432 1,041 171 274 90-3.635 4,041 5.574 2,028 2.551 1,519 15.901 12,320 21 KALSEL 5.561 7,454 2.846 2,985-2,743-230 4.906 11,046 6.560 10,553 4.910 8,523 24.783 43,534 22 KALTIM 5.027 6,952 1.584 688 2.308 1,606-673 5.596 6,319 7.310 9,554 2.534 4,452 24.359 30,244 SULAWESI 34.297 27,094 7.589 8,793 4.154 4,591 448 3,010 26.705 44,791 20.313 21,119 16.244 21,193 109.750 130,591 23 SULUT 13.490 8,501 3.652 2,137 1.523 474-252 4.287 3,417 4.373 2,892 4.787 6,350 32.112 24,023 24 SULTENG 5.376 9,321 1.032 1,343 259 1,640-485 3.280 4,688 1.302 3,329 1.141 2,727 12.390 23,533 25 SULSEL 13.948 5,934 2.253 2,927 1.686 1,278 448 1,470 14.454 31,666 12.188 11,391 8.504 10,155 53.481 64,821 26 SULTRA 1.483 1,048 652 1,634 686 1,090-684 4.684 3,504 2.450 1,983 1.812 810 11.767 10,753 27 GORONTALO - 2,290-752 - 109-119 - 1,516-1,524-1,151-7,461 MALUKU & PAPUA 2.626 3,432 1.710 3,527 294 1,872 74 152 7.467 4,729 10.853 3,377 804 3,427 23.828 20,516 28 MALUKU 2.177 904 1.210 2,286-1,710 - - 6.307 458 7.067 2,670 715 1,018 17.476 9,046 29 PAPUA 449 2,442 500 1,235 294 149 74 152 1.160 2,709 3.786 454 89 977 6352 8,118 30 MALUT - 86-6 - 13 - - - 1,562-253 - 1,432-3,352 TOTAL 491.405 790,572 105.348 140,737 98.058 163,971 12.041 30,425 690.184 836,557 409.373 485,570 648.311 712,950 2.454.720 3,160,782 Sumber : BPS (SUSI 2001 dan 2002)

sedangkan jumlah karyawan meningkat sebanyak 58.287 orang atau 28,93 persen. Walaupun secara nasional terjadi peningkatan jumlah penyerapan tenaga kerja, namun masih terdapat beberapa propinsi yang mengalami penurunan penyerapan tenaga kerja seperti; Papua sebanyak 1.103 orang atau 41,02 persen; NAD sebanyak 574 orang atau 8,78 persen; dan Riau sebanyak 981 orang atau 17,61 persen. Gambaran rinci perkembangan tenaga kerja koperasi aktif disajikan tabel-11. PERKEMBANGAN USAHA KOPERASI SECARA NASIONAL PERIODE 2003-2004 Perkembangan usaha koperasi yang dicerminkan oleh indikator keuangan koperasi seperti, modal sendiri, modal luar, volume usaha dan sisa hasil usaha koperasi periode 2003 2004 memberikan gambaran perkembangan yang tidak jauh berbeda dengan perkembangan kelembagaan. Perkembangan modal sendiri koperasi memberikan pencerminan kewajiban anggota dalam membayar simpanan pokok dan simpanan wajib kepada koperasi. Dengan perkembangan jumlah anggota sebanyak 240.395 orang atau 0,88 persen, modal sendiri meningkat sebesar Rp. 2.569.464,34 juta atau 27,28 persen. 12 17 NO PROPINSI TABEL - 1 BANYAKNYA USAHA TIDAK BERBADAN HUKUM YANG PERNAH MEMANFAATKAN PINJAMAN MENURUT PROPINSI DAN ASAL MODAL PINJAMAN UTAMA TAHUN 2003 DAN 2004 ASAL MODAL PINJAMAN UTAMA Bank Koperasi Lemb. Non Bank Modal Ventura Perorangan Keluarga/ Famili Lainnya 2003 2004 2003 2004 2003 2004 2003 2004 2003 2004 2003 2004 2003 2004 2003 2004 SUMATERA 50.786 93,278 10.861 16,798 7.313 15,430 1.949 2,315 95.752 98,445 56.405 81,047 70.459 93,403 293.525 400,716 1 NAD 5.904 8,510 272 375-250 - 248 2.634 3,461 3.226 7,267 725 773 12.761 20,884 JUMLAH 2 SUMUT 17.271 14,226 1.942 3,320 1.217 2,846 1.375 127 21.716 17,447 12.544 26,595 17.752 31,063 73.817 95,624 3 SUMBAR 14.295 27,186 6.552 5,101 3.021 4,509-371 14.855 20,539 12.560 14,377 13.093 20,911 64.376 92,994 4 RIAU 1.496 15,307-448 - 990 - - 11.105 5,871 8.489 6,839 989 3,669 22.079 33,124 5 JAMBI 2.860 4,500 251 1,195 300 525-448 529 2,224 2.486 1,901 3.174 3,322 9.420 14,115 6 SUMSEL 1.884 4,947 55 1,792 445 863-190 4.257 14,545 6.381 9,613 12.566 11,979 25.588 43,929 7 BENGKULU 2.853 5,691 1.203 1,937 118 314 239 7 3.920 2,938 2.563 4,315 3.775 2,085 14.671 17,287 8 LAMPUNG 4.403 12,431 586 2,520 2.212 5,050 335 619 36.736 29,742 8.156 9,351 18.385 16,994 70.813 76,707 9 BABEL - 480-110 - 83-305 - 1,678-789 - 2,607-6,052 JAWA & BALI 368.640 616,239 72.432 96,387 81.426 124,488 7.701 23,730 520.915 627,983 280.551 335,013 529.847 552,496 1.861.512 2,376,336 10 DKI JAKARTA 10.147 38,168 10.184 3,796 664 9,690 767 1,259 13.927 65,259 16.043 50,527 24.956 30,268 76.688 198,967 11 JABAR 122.663 113,776 13.476 13,248 16.569 28,275 4.068 10,386 242.134 161,704 94.208 91,301 187.235 185,216 680.353 603,906 12 JATENG 115.327 252,391 16.010 33,739 30.407 32,313 1.579 3,899 114.148 152,122 64.582 75,320 123.467 128,559 465.520 678,343 13 DIY 22.695 23,238 2.995 7,627 2.375 6,777-169 10.577 18,586 5.809 6,339 25.611 22,844 70.062 85,580 14 JATIM 78.584 163,930 24.968 31,790 24.365 34,304 648 5,099 129.090 180,476 94.201 88,554 161.681 160,504 513.537 664,657 15 BANTEN - 8,978-2,701-6,522-1,570-33,773-16,585-14,217-84,346 16 BALI 19.224 15,758 4.799 3,486 7.046 6,607 639 1,348 11.039 16,063 5.708 6,387 6.897 10,888 55.352 60,537

Jawa Barat sebesar Rp. 747.654,52 juta atau 428,31 persen; Sulawesi Tengah sebesar Rp. 7.281,00 juta atau 172,05 persen; dan Kalimantan Tengah sebesar Rp. 5.905,11 juta atau 88,93 persen. Propinsi dengan penurunan jumlah sisa hasil usaha terbesar adalah : Lampung, sebesar Rp. 649.757,22 juta atau 93,78 persen; Bangka Belitung yaitu sebesar Rp. 2.895,52 juta atau 76,10 persen; dan NAD yaitu sebesar Rp. 61.866,15 juta atau 74,30 persen. GAMBAR-7. JUMLAH VOLUME USAHA DAN SISA HASIL USAHA (SHU) KOPERASI NASIONAL TAHUN 2003 & 2004 (dalam Rp. Juta) 31.683.699 1.871.927 2003 2004 37.970.377 2.167.152 Volume usaha SHU Propinsi dengan perkembangan jumlah modal sendiri terbesar adalah : Sulawesi Tenggara sebesar Rp. 102.934,00 juta atau 186,91 persen; Kalimantan Barat sebesar Rp. 76.286,74 juta atau 132,76 persen; dan Jawa Barat sebesar Rp. 1.204.667,02 juta atau 110,28 persen. Propinsi yang mengalami penurunan modal sendiri adalah : Kalimantan Timur sebesar Rp. 54.688,21 juta atau 75,98 persen; Bengkulu sebesar Rp. 27.944,37 juta atau 46,14 persen; dan Sulawesi Tengah sebesar Rp. 104.844,00 juta atau 44,99 persen. Jika diteliti lebih jauh terhadap data perkembangan modal sendiri koperasi, terlihat adanya indikasi perubahan dalam struktur keanggotaan yang ada, yaitu adanya perubahan yang besar terhadap jumlah anggota yang keluar dan yang baru masuk menjadi anggota. Gambaran tersebut terlihat pada propinsi Sumatera Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara. Untuk lebih jelasnya gambaran perubahan struktur modal sendiri disajikan pada tabel - 12. 16 13

Dalam hal modal TOTAL MODAL Rp. 28.886.504 jt luar koperasi, TOTAL MODAL Modal Luar Rp. 24.359.409 jt perkembangannya Modal Sendiri dirasakan sangat 16.897.052 14.939.422 kecil, dimana pada 9.419.987 11.989.451 periode yang sama perkembangan modal TH 2003 TH 2004 luar secara nasional tercatat hanya mencapai 13,10 persen atau Rp. 1.957.630,20 juta. Propinsi dengan perkembangan jumlah modal luar terbesar adalah: GAMBAR-6. JUMLAH PERMODALAN KOPERASI TAHUN 2003 & 2004 (dalam Rp. juta) Jambi sebesar Rp. 139.727,65 juta atau 87,43 persen; Nusa Tenggara Barat sebesar Rp. 93.414,10 juta atau 79,40 persen; dan Maluku sebesar Rp. 15.986,00 juta atau 72,92 persen. Propinsi dengan penurunan jumlah modal luar adalah : Bangka Belitung sebesar Rp. 19.975,35 juta atau 61,04 persen; Lampung yaitu sebesar Rp. 389.915,81 juta atau 39,84 persen; dan Kalimantan Tengah sebesar Rp. 18.734,17 juta atau 15,47 persen. Disisi lain, perkembangan transaksi usaha koperasi yang dicerminkan oleh besarnya nilai volume usaha koperasi pada periode yang sama, tercatat mengalami perkembangan sebesar 18,83 persen atau Rp. 5.965.391,65 juta. Propinsi dengan perkembangan volume usaha koperasi terbesar adalah : Sulawesi Tengah sebesar Rp. 61.586,00 juta atau 92,13 persen; DI Yogyakarta sebesar Rp. 188.785,44 juta atau 57,50 persen; dan Kalimantan Barat sebesar Rp. 158.173,59 juta atau 56,19 persen. Propinsi dengan penurunan jumlah volume usaha terbesar adalah : NAD sebesar Rp. 250.846,83 juta atau 51,70 persen; Bangka Belitung sebesar Rp. 18.614,37 juta atau 46,00 persen; dan Kalimantan Selatan sebesar Rp. 22.917,00 juta atau 11,51 persen. Dari perkembangan volume usaha koperasi, perkembangan sisa hasil usaha koperasi nasional mengalami peningkatan sebesar 15,62 persen atau Rp. 292.307,84 juta. Propinsi dengan perkembangan sisa hasil usaha terbesar adalah : 14 15