Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian. Universitas Lampung, Lampung INTI SARI

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN METODE. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada Maret--Agustus 2011 bertempat di

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013.

MATERI DAN METODE. Materi

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

I. PENDAHULUAN. Upaya memenuhi kebutuhan hijauan ternak ruminansia saat ini, para

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Lampung ABSTRAK

KANDUNGAN NUTRISI SILASE PELEPAH DAUN SAGU SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK RUMINANSIA DENGAN LAMA FERMENTASI DAN KOMPOSISI SUBSTRAT YANG BERBEDA

PENGARUH LAMA FERMENTASI Trametes sp. TERHADAP KADAR BAHAN KERING, KADAR ABU, DAN KADAR SERAT KASAR DAUN NENAS VARIETAS Smooth cayene

MATERI DAN METODE. Materi

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan baik kualitas, kuantitas

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

I. PENDAHULUAN. ruminansia adalah ketersedian pakan yang kontiniu dan berkualitas. Saat ini

SKRIPSI KUALITAS NUTRISI SILASE LIMBAH PISANG (BATANG DAN BONGGOL) DAN LEVEL MOLASES YANG BERBEDA SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF TERNAK RUMINANSIA

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan

MATERI DAN METODE. Materi

SUHU FERMENTOR TERHADAP NILAI GIZI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PRODUK FERMENTASI BUNGKIL KELAPA SAWIT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2014 Februari 2015 di Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengaruh Penambahan Pollard Fermentasi Dalam

KOMPOSISI FRAKSI SERAT DARI SERAT BUAH KELAPA SAWIT (SBKS) YANG DI FERMENTASI DENGAN PENAMBAHAN FESES KERBAU PADA LEVEL BERBEDA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Agustus 2013 di. PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar Lampung Tengah.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

Uji Nilai Nutrisi Kulit Ubi Kayu yang Difermentasi dengan Aspergillus niger (Nutrient Value Test of Cassava Tuber Skin Fermented by Aspergillus niger)

SUPARJO Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Peternakan Univ. Jambi PENDAHULUAN

KOMPOSISI KIMIA BEBERAPA BAHAN LIMBAH PERTANIAN DAN INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. kehidupan dan kelangsungan populasi ternak ruminansia. Menurut Abdullah et al.

Pengumpulan daun apu-apu

III. MATERI DAN METODE. Peternakan UIN Suska Riau, penelitian berlangsung selama 3 bulan, mulai bulan

PENDAHULUAN. kebutuhan zat makanan ternak selama 24 jam. Ransum menjadi sangat penting

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha peternakan,

Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(2): , Mei 2016

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan 24 ekor Domba Garut jantan muda umur 8 bulan

I. PENDAHULUAN. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi protein hewani seperti

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

I. PENDAHULUAN. peternakan, karena lebih dari separuh biaya produksi digunakan untuk memenuhi

TINJAUAN PUSTAKA. dalam meningkatkan ketersediaan bahan baku penyusun ransum. Limbah

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH DOSIS DAN LAMA FERMENTASI BUAH KETAPANG (Ficus lyrata) OLEH Bacillus licheniformis TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEKTIVITAS SUBSTITUSI KONSENTRAT DENGAN DAUN MURBEI PADA PAKAN BERBASIS JERAMI PADI SECARA IN VITRO SKRIPSI OCTAVIANI NILA PERMATA SARI

I. PENDAHULUAN. Pakan merupakan salah satu faktor penentu utama yang mempengaruhi produksi

MATERI DAN METODE. Pakan dan Ilmu Tanah sebagai tempat pembuatan silase dan analisis fraksi serat di

II. BAHAN DAN METODE. Bahan Pakan

Pemanfaatan Kulit Nanas Sebagai Pakan Ternak oleh Nurdin Batjo (Mahasiswa Pascasarjana Unhas)

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

KOMPOSISI FRAKSI SERAT PELEPAH SAWIT YANGDIFERMENTASI OLEHKAPANGPhanerochaete chrysosporium DENGAN PENAMBAHAN MINERAL KALSIUM (Ca)DAN MANGAN (Mn)

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi

SIFAT FISIK DAN FRAKSI SERAT SILASE PELEPAH KELAPA SAWIT YANG DITAMBAH BIOMASSA INDIGOFERA (Indigoferazollingeriana)

MATERI DAN METODE. Metode

ANALISIS KANDUNGAN PROTEIN KASAR (PK) DAN SERAT KASAR KOMBINASI RUMPUT GAJAH (PANNISETUM PURPUREUM) DAN TUMPI JAGUNG YANG TERFERMENTASI

I. PENDAHULUAN. membuat kita perlu mencari bahan ransum alternatif yang tersedia secara

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Pemakaian Urea Dalam Amoniasi Kulit Buah Coklat Terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Bahan Organik Secara in vitro

PENGGUNAAN PELEPAH KELAPA SAWIT FERMENTASI DENGAN BERBAGAI LEVEL BIOMOL + PADA PAKAN TERHADAP KARKAS DOMBA LOKAL JANTAN SKRIPSI

Lampiran 2. Skema tata letak akuarium perlakuan T

II. BAHAN DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh pemberian kombinasi tepung keong mas (Pomacea

I. PENDAHULUAN. sekitar 60% biaya produksi berasal dari pakan. Salah satu upaya untuk menekan

KANDUNGAN PROTEIN DAN SERAT KASAR TONGKOL JAGUNG YANG DIINOKULASI Trichoderma sp. PADA LAMA INKUBASI YANG BERBEDA ABSTRACT ABSTRAK PENDAHULUAN

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

PENGARUH LAMA FERMENTASI DENGAN MEDIA TRAMETES SP. TERHADAP ORGANOLEPTIK, KADAR AIR DAN LEMAK PADA LIMBAH DAUN NENAS DI LAMPUNG TENGAH

I. PENDAHULUAN. kontinuitasnya terjamin, karena hampir 90% pakan ternak ruminansia berasal dari

PENGARUH BERBAGAI KOMPOSISI LIMBAH PERTANIAN TERHADAP KADAR AIR, ABU, DAN SERAT KASAR PADA WAFER

HASIL DAN PEMBAHASAN. Korelasi Analisa Proksimat dan Fraksi Serat Van Soest

III. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan pembuatan silase dilakukan di Desa Tuah Karya Ujung Kecamatan

UJI KUALITAS IMBANGAN LIMBAH INDUSTRI IKAN NILA DENGAN IKAN PORA PORA (Mystacoleucus padangensis) SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan April Juni 2016.

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

UJI KADAR AIR, AKTIVITAS AIR, DAN KETAHANAN BENTURAN RANSUM KOMPLIT DOMBA BENTUK PELET MENGGUNAKAN DAUN KELAPA SAWIT SEBAGAI SUBSTITUSI HIJAUAN

KANDUNGAN GIZI PELEPAH SAWIT YANG DIFERMENTASI KAPANG PhanerochaetechrysosporiumDENGAN PENAMBAHAN MINERAL KALSIUM DAN MANGAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional (Hoddi et al.,

BAB III METODE PENELITIAN. (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan dimana masing masing ulangan terdiri dari

Lampiran 1. Diagram pembuatan tepung paku air (Azolla pinnata) terfermentasi. Paku air. Diletakkan dalam bak. Diberi air. Dibersihkan.

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

AGROVETERINER Vol.5, No.1 Desember 2016

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

II. TINJAUAN PUSTAKA

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kandang A, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian,

Transkripsi:

Delignifikasi Pelepah Daun Sawit Akibat Penambahan Urea, Phanerochaete chrysosporium, Dan Trametes sp. terhadap Kadar Abu, Kadar Protein, Kadar Lemak dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) Delignification of Oil Palm Ribs As The Result of The Adding of Urea, Phanerochaete crysosporium, and Trametes sp. to The Content of Ash, Protein, Fat, and NNE (Non Nitrogen Extract) Budi Kurniawan 1), Farida Fathul 2), Yusuf Widodo 2) Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Lampung--35145 INTI SARI Pelepah sawit merupakan limbah dari perkebunan sawit yang kurang di manfaatkan. Hal ini karena pelepah sawit batangnya keras, daunnya berduri, dan mengandung lidi sehingga mempunyai nilai kecernaan yang rendah. Rendahnya kecernaan ini disebabkan oleh adanya ikatan antara lignin dan karbohidrat (Lynd et al. 2002) sehingga tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh ternak ruminansia. Pemanfaatan pelepah sawit sebagai bahan pakan masih terbatas karena tingginya kandungan lignin yang menyebabkan rendahnya kecernaan, sehingga diperlukan aplikasi teknologi untuk meningkatkan nilai gizi dan kecernaan dari pelepah sawit tersebut. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan penambahan urea, jamur Phanerochaete chrysosporium dan Trametes sp ke dalam pelepah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kandungan nutrien dan pengolahan terbaik pelepah akibat penambahan urea, jamur Phanerochaete chrysosporium, dan Trametes sp. meliputi kadar abu, kadar protein, kadar lemak, dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga ulangan. Data yang diperoleh dilakukan analisis variance pada taraf uji 5 atau 1%, kemudian dilakukan uji beda nyata terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sangat nyata (P<0,01) pada kadar abu, dan berbeda nyata (P<0,05) pada kadar BETN, tetapi pada parmeter protein dan lemak tidak menghasilkan perbedaan yang nyata. Perlakuan yang terbaik pada percobaan ini adalah fermentasi pelepah + Trametes sp. Kata Kunci: Pelepah sawit, Lignin, Urea, Phanerochaete chrysosporium, Trametes sp. ABSTRAK Oil palm ribs plantations are less utilized. This is due to stem oil is tough stems, leaf spiked, and contains a stick that has a low digestibility values. The low digestibility is caused by the bonds between lignin and carbohydrates that can not be utilized by ruminants. Utilization of oil palm ribs as feed material is still limited because of the high lignin content of the low digestibility, requiring the application of technology to improve the nutritional value and digestibility of the stem oil. One way to do this is with the addition of urea, fungi Phanerochaete chrysosporium and Trametes sp into the oil palm ribs. The aim of this research is to know the proximate content and the best oil palm ribs processing as the result of the adding or urea, Phanerochaete crysosporium, and Trametes sp. to the content of ash, protein, fat, and NNE (Non Nitrogen Extract). This trial used Completly Rondomizes Design (CRD) with 3 replications. The data obtained was analized by using varience analysis on the test level of 5% or 1%, then continued by Least Significant Different (LSD). The best treatment on this trial was the fermentation of oil palm ribs + Trametes sp. Keywords: oil palm ribs, Lignin, Urea, Phanerochete chrysosporium, Trametes sp. 1) Alumni Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung 2) Dosen Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

PENDAHULUAN Ketersediaan pakan hijauan semakin berkurang karena semakin sempitnya tanah pertanian yang dapat menghasilkan pakan hijauan. Sehingga, perlu dilakukan alternatif lain dalam penyediaan pakan hijauan, salah satunya berasal dari limbah perkebunan. Lampung memiliki perkebunan sawit yang luas, sehingga terdapat limbah perkebunan sawit yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan hijauan seperti pelepah. Akan tetapi, pelepah sawit merupakan batang yang keras, daunya berduri, dan mengandung lidi sehingga mempunyai nilai kecernaan yang rendah. Rendahnya kecernaan ini disebabkan oleh adanya ikatan antara lignin dan karbohidrat sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh ternak ruminansia. Pemanfaatan pelepah sawit sebagai bahan pakan masih terbatas karena tingginya kandungan lignin yang menyebabkan rendahnya kecernaan, sehingga diperlukan aplikasi teknologi untuk meningkatkan nilai gizi dan kecernaan dari pelepah sawit tersebut. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan penambahan fermentasi urea, fermentasi jamur Phanerochaete chrysosporium dan fermentasi Trametes sp. ke dalam pelepah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kandungan nutrien dan pengolahan terbaik pelepah akibat fermentasi urea, fermentasi jamur Phanerochaete chrysosporium, dan fermentasi Trametes sp. meliputi kadar abu, kadar protein, kadar lemak, dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN). MATERI DAN METODE Kondisi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Februari Juni 2012, bertempat di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Materi sawit selanjutnya dipotong-potong sepanjang 2 cm, kemudian dijemur di bawah sinar matahari selama tujuh hari, setelah pelepah tersebut kering, dilajutkan dengan penggilingan lolos saring 40 mash, sehingga menjadi tepung. Selanjutnya pembuatan larutan mineral (0,6 g Mg SO4, 0,5 g KCl, 5 g NH4 NO3, 0,001 g CuSO4, 0,01 g Fe SO4 dan air sehingga menjadi 1000 ml dan larutan inokulum (1 g glukosa, 5 g peptone, 1 g yeast ekstrak) dicampur dan dipanaskan hingga mendidih. Larutan mineral yang telah mendidih tersebut didiamkan hingga dingin, kemudian dituang ke dalam botol. Ambil sedikit Jamur Phanerochaete chrysosporium dan Trametes sp. (dilakukan dekat dengan api Bunsen) yang diperoleh dari Laboratorium Pathologi Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, kemudian dicelupkan jamur Trametes sp. ke dalam masing-masing botol yang berisi larutan inokulum, botol ditutup, kemudian disimpan pada suhu ruang selama 7 hari. Larutan inokulum yang sudah ditumbuhi jamur, dicampur dengan tepung pelepah sawit yang di sterilisasi dan diaduk sampai homogen, bila sudah homogen dimasukkan kedalam kantong plastik sebagai tempat fermentasi. Sampel fermentasi diletakan secara acak, dan setelah waktu inkubasi berakhir, hasil fermentasi dikeringkan dengan oven suhu 60 0 C. Proses pengeringan selesai, dilakukan analisis proksimat untuk mengukur kandungan kadar abu, kadar protein, kadar lemak dan BETN. Metode Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga ulangan. Data yang diperoleh dilakukan analisis variance pada taraf uji 5 atau 1%, kemudian dilakukan uji beda nyata terkecil (BNT). P11 P12 P02 P21 P03 P31 P01 P23 P32 P33 P13 P22 Gambar 1. Skema tata letak Penelitian ini menggunakan sampel pelepah sawit yang didapat dari Perkebunan PTPN VII Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Pelepah

HASIL DAN PEMBAHASAN kandungan kadar Protein pada pelepah Penambahan urea, Phanerochaete chrysosporium, dan Trametes sp. tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap kadar protein pada fermentasi pelepah. Rata-rata kadar protein hasil fermentasi pelepah daun sawit pada percobaan ini dapat dilihat pada Gambar 2. Kadar protein relatif rendah diperoleh oleh perlakuan fermentasi pelepah tanpa perlakuan (6,75±0,19%), sedangkan kadar protein relatif tertinggi diperoleh oleh pelepah menggunakan urea (7,14 ± 0,11%). kandungan kadar lemak pada pelepah Hasil penelitian diperoleh bahwa penambahan urea, Phanerochaete chrysosporium dan Trametes sp. pada fermentasi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kadar lemak pelepah. Rata-rata kadar lemak hasil fermentasi pelepah pada percobaan ini dapat dilihat pada Gambar 3. Kadar lemak relatif terendah diperoleh dari perlakuan fermentasi pelepah menggunakan urea (8,59 ± 0,12%), kadar lemak tertinggi diperoleh dari pelepah tanpa penambahan P0 (9,44 ± 0,17%). Gambar 2. Diagram pengaruh urea, Trametes sp. terhadap kadar protein fermentasi pelepah. Keterangan : P0 = Pelepah daun kelapa sawit tanpa perlakuan, P1 = Fermentasi pelepah daun kelapa sawit menggunakan Urea, P2 = Fermentasi pelepah daun kelapa sawit menggunakan Phanerochaete chrysosporium, P3 = Fermentasi pelepah daun kelapa sawit menggunakan Trametes sp. Fermentasi pelepah menggunakan urea, diperoleh hasil kandungan protein relatif lebih besar (7,14 ± 0,11%) jika dibandingkan baik dengan menggunakan Phanerochaete chrysosporium (6,89 ± 0,11%) maupun Trametes sp. (6,99 ± 0,19%). Hal ini disebabkan oleh urea mengandung unsur nitrogen (N), dan nilai N masuk dalam perhitungan kadar protein. Penambahan urea pada percobaan ini tidak menghasilkan perbedaan yang nyata maupun sangat nyata, kemungkinan disebabkan oleh dosis urea yang digunakan pada fermentasi pelepah ini masih relatif rendah (3%). Gambar 3. Diagram pengaruh urea, Trametes sp. terhadap kadar lemak fermentasi pelepah. Penelitian ini tidak ada perlakuan yang berbeda antara, suhu, lama penyimpanan dan tempat penyimpanan yang dapat mempengaruhi kadar lemak pelepah sawit, sehingga tidak terjadi perbedaan yang nyata pada kadar lemak pelepah sawit (Utomo dan Soedjono, 1999).. kandungan kadar abu pada pelepah daun sawit Hasil penelitian diperoleh bahwa penambahan urea, Phanerochaete chrysosporium dan Trametes sp. berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar abu fermentasi pelepah. Rata-rata kadar abu hasil fermentasi pelepah pada percobaan ini dapat dilihat pada Gambar 4.

kandungan kadar BETN pada pelepah Gambar 4. Diagram pengaruh urea, Trametes sp. terhadap kadar abu fermentasi pelepah. Pada perlakuan tanpa penambahan, pelepah, tidak ada perubahan pada zat-zat nutrien. Sebaliknya, pada penambahan Trametes sp. ada penurunan lignin (Sulistiono,2012) dan serat kasar (Purwanto,2012). Penurunan kadar lignin dari 38,85 ± 4,14% menjadi 36,20 ± 2,45 %, dan serat kasar dari 37,25 ± 0,40% menjadi 32,22 ± 3,05%. Menurunnya lignin dan menurunnya serat kasar berhubungan erat dengan menurunnya kadar abu pada suatu bahan pakan. Wibowo (2010), menunjukkan bahwa kadar serat kasar dan kadar abu mempunyai hubungan yang positif, tingginya kadar serat kasar akan berpengaruh positip terhadap besarnya kadar abu bahan. Hasil uji lanjut BNT menunjukkan bahwa perlakuan fermentasi pelepah daun sawit tanpa perlakuan bila dibandingkan baik dengan menggunakan urea, Phanerochaete chrysosporium, ataupun Trametes sp. (P0 vs P1, P2,P3) berbeda sangat nyata (P<0,01). Hal ini disebabkan pelepah tanpa perlakuan merupakan batang yang keras, daunnya berduri dan mengandung lidi, sehingga mempunyai kandungan lignin yang tinggi (Fengel dan Wegener, 1995). Penambahan urea, Phanerochaete chrysosporium dan Trametes sp. dapat memecah lignin yang terdapat pada pelepah sawit, sehingga berpengaruh terhadap menurunya serat kasar pada pelepah sawit, menurunya serat kasar pada pelepah daun sawit akan berbanding lurus dengan menurunnya kadar abu pada pelepah sawit tersebut. Hasli penelitian diperoleh bahwa peranan urea, Phanerochaete chrysosporium dan Trametes sp. berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kadar bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) fermentasi pelepah, Ratarata kadar BETN hasil fermentasi pelepah pada percobaan ini dapat dilihat pada Gambar 5. Berdasarkan hasil penelitian, kadar BETN tetinggi diperoleh dari perlakuan fermentasi pelepah menggunakan urea (51,25±3,81%), sedangkan kadar terendah diperoleh dari fermentasi pelepah tanpa perlakuan (42,51 ± 1,99%). Gambar 5. Diagram pengaruh urea, Trametes sp. terhadap bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) fermentasi pelepah. Hasil uji lanjut BNT menunjukkan bahwa fermentasi pelepah tanpa perlakuan bila dibandingkan dengan fermentasi pelepah menggunakan urea (P0 vs P1) berbeda nyata (P>0,05) terhadap kadar bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN), hal ini berarti fermentasi pelepah menggunakan urea, memberikan pengaruh terhadap kandungan kadar bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN). Penambahan Trametes sp. tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar BETN meskipun penggunaan Trametes sp. berpengaruh nyata terhadap menurunya lignin (Sulistiono,2012), serat kasar (Purwanto,2012) dan kadar abu. Hal ini disebabkan dalam perhitungan kadar BETN, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kandungan kadar BETN selain kadar abu, dan serat kasar seperti kadar air, kadar protein, dan kadar lemak kasar.

KESIMPULAN Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini: 1. Perlakuan penambahan urea, Phanerochaete chrysosporium, dan Trametes sp. pada fermentasi pelepah daun sawit berpengaruh sangat nyata terhadap kandungan kadar abu dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN), tetapi tidak berpengaruh terhadap kadar protein dan lemak. 2. Perlakuan terbaik pada percobaan ini adalah fermentasi pelepah menggunakan Trametes sp. karna dapat menurunkan kadar abu terbaik dari yang lain. DAFTAR PUSTAKA Fengel, D., dan Wegener. 1995. Kayu: Kimia, Ultrastruktur, Reaksi-reaksi. Translated from the English by H. Sastrohamidjojo. Yogyakarta, Gadjah Mada University Press. Lynd L.R., Weimer, Van Zyl WH and Pretorius. 2002. Microbial Cellulose Utilization: Fundamentals and Biotechnology. Microbiol. Mol. Biol. Rev. 66(3):506-577. Purwanto, D. 2012. Penambahan Urea, Phanerochaete Chrysosporium, Dan Trametes Sp. Terhadap Kandungan Serat Kasar Dan Neutral Detergent Fiber Pelepah Daun Sawit Sebagai Pakan Hijauan. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Sulistiono, D. 2012. Delignifikasi Pelepah Daun Sawit Akibat Penambahan Urea, Phanerochaete Chrysosporium, Dan Trametes Sp. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Utomo, R dan Soedjono. 1999. Bahan Pakan dan Formulasi Ransum. Fakultas Peternakan UGM. Yogyakarta. Wibowo, A. H. 2010. Pendugaan kandungan nutrien dedak padi berdasarkan karekteristik sifat fisik. Thesis. Sekolah Pascasarjana, Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.