BAB 1 PENDAHULUAN. yang didukung oleh sanksi-sanksi untuk setiap ketidakpatuhan (Belkaoui,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia sendiri telah ditetapkan sebuah peraturan yang mewajibkan

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah termasuk Indonesia. Dalam perkembangan perekonomian Indonesia, bernilai tinggi hingga usaha kecil dan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mengandung makna kerjasama. Definisi koperasi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sehat (Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998).

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan lembaga dimana orang-orang yang memiliki kepentingan relatif

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keuangan dari beberapa ahli, antara lain sebagaiberikut:

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, perkreditan, kegiatan pemasaran, atau kegiatan lain. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil tertentu dan hasil tersebut harus

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan suatu sarana penting yang harus tersedia bahkan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Tak terkecuali di dunia perbankan. Kehadiran bank mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan yang sangat pesat dalam dunia bisnis saat ini

PENDAHULUAN. dengan tujuan untuk memudahkan para penggunanya dalam menerapkan prinsip

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia usaha akan terus berkembang diikuti dengan semakin berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. ETAP) diluncurkan resmi pada tanggal 17 juli 2009, berlaku efektif pada tanggal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kecil dan menengah. SAK ETAP ini dimaksudkan agar semua unit usaha

BAB 5 SIMPULAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perekonomian nasional yang dihadapi dunia usaha saat ini

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem

BAB 5 PENUTUP. adopsi dari IFRS for SMEmasih diangap terlalu rumit untuk diterapkan pada

Implementasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) atas Pencatatan Laporan Keuangan pada UMKM Photo Priyangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) pada bulan Juli 2009.

BAB I PENDAHULUAN. dari pihak ekstern dan pihak intern. Pihak ekstern terdiri dari masyarakat, UKDW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teknik analisis deskriptif kualitatif. dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Permasalahan. PSAK atau Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan adalah suatu standar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jasa dan manufaktur. Setiap perusahaan menjalankan kegiatan operasional

Laporan Keuangan: Neraca

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi merupakan suatu ilmu yang terus berkembang dari masa ke

BAB I PENDAHULUAN. Usaha di Indonesia saat ini kian marak, sebut saja salah satunya yakni Usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Usaha mikro, kecil dan menengah yang dalam penelitian ini disingkat

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan sangat berperan penting dalam menarik investor.

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan buku besar tersendiri dengan buku tambahan masing masing. tahun di dalam neraca disajikan sebagai aktiva lancar.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Informasi laporan keuangan merupakan unsur penting bagi investor, kreditor

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, pemilik perusahaan dapat mengetahui bagaimana kondisi usaha dan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. semakin berkembang ditengah-tengah dunia usaha yang kian hari kian menuju era

BAB I PENDAHULUAN. menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sebagai bentuk integrasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan pada perusahaan di masing-masing negara juga berbeda.untuk

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pengepulan kardus dan kertas bekas yang semakin berkembang saat ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Populasi Indonesia yang mencapai lebih dari 250 juta jiwa menjadikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. keuangan suatu entitas yang akan digunakan oleh stakeholder sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. usaha kecil atau usaha mikro dan sektor informal, terutama di daerah pedesaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan?

PERBANDINGAN PSAK, SAK ETAP, DAN SAK EMKM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kinerja perusahaan menjadi hal yang penting bagi kelangsungan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penggerak utama kondisi perekonomian negara adalah dari

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi seperti perusahaan swasta, unit pemerintah, organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan meningkatnya kompetensi dan globalisasi, setiap profesi dituntut

BAB I PENDAHULUAN. Staf Tata Laksana Administrasi, Staf Teknis Pendidikan didalamnya ada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha di Indonesia saat ini sudah semakin pesat. Namun, hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STRUKTUR DASAR AKUNTANSI BAB 2

PEDOMAN STANDAR AKUNTANSI KOPERASI

Reformasi SAK ETAP dan Akuntansi Nirlaba: Tugas Besar IAI untuk Negeri. Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Koperasi sebagai lembaga di mana orang-orang yang memiliki kepentingan

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu elemen

BAB I PENDAHULUAN. sedang terjadi pada bisnisnya khususnya dari sisi keuangan atau financial. Untuk memulai

ED PSAK 4. exposure draft

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Edward, Tanujaya (2012)

BAB I PENDAHULUAN. serta perubahan posisi keuangan suatu organisasi. Dibuat laporan keuangan ini

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan bisnis dalam skala nasional dan. intemasional, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mencanangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia saat ini sangatlah pesat. Hal

BAB I PENDAHULUAN. kembang sejak sebelum berdirinya Negara ini. Hal ini patut kita banggakan.

merupakan KDPPLK (Kerangka Dasar Penyajian dan Pengukuran LK) untuk ETAP

PERSIAPAN PENERAPAN PSAK ETAP Oleh : Syarief Basir, CPA, SH, MBA

BAB I PENDAHULUAN. konsistensi, relevansi, dan keseragaman agar dapat diperbandingkan. dengan laporan keuangan perusahaan lain.

DISCUSSION PAPER REVIU KOMPREHENSIF ATAS SAK ETAP

BAB I PENDAHULUAN. pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Keberadaan UMKM sebagai bagian dari seluruh entitas usaha nasional,

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Peran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH KUALITAS AUDITOR, INDEPENDENSI DAN OPINI AUDITOR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan.

PSAK 45. Dwi Martani Ketua Departemen Akuntansi FEUI Anggota Tim Implementasi IFRS

Materi: 3 STRUKTUR DASAR AKUNTANSI

01FEB AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I. STANDAR AKUNTANSI DAN AKUNTANSI KEUANGAN Sumber : Kieso, Weygandt, & Warfield Dwi Martani

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Megginson et al., 2000).

29 Oktober Pertemuan

BAB I PENDAHULUAN. penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuangan untuk mengambil keputusan baik secara internal maupun oleh pihak

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Standar akuntansi merupakan masalah penting dalam profesi dan semua pemakai laporan keuangan. Oleh karena itu, mekanisme penyusunan standar akuntansi harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kepuasan kepada semua pihak yang berkepentingan. Standar akuntansi akan terus berubah dan berkembang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan masyarakat. Standar akuntansi secara umum diterima sebagai aturan baku, yang didukung oleh sanksi-sanksi untuk setiap ketidakpatuhan (Belkaoui, 2006). Salah satu standar akuntansi adalah Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik ( SAK ETAP). Sesuai dengan ruang lingkup SAK ETAP maka Standar ini dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal (SAK ETAP, 2009). Standar Akuntansi Keuangan Entitas tanpa Akuntabilitas Publik ( SAK ETAP) telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 19 Mei 2009. SAK ETAP diterapkan untuk penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011 (Nurbasya, 2011 dalam Fithakurrahmah, 2013). 1

2 Seiring dengan penerbitan SAK ETAP, standar akuntansi Indonesia yakni SAK Umum juga mengalami berbagai penyesuaian terkait dengan pengadopsian standar akuntansi berbasis internasional IFRS (kongres XI- IAI, Desember 2010). Penyesuain tersebut termasuk pemberlakuan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) 50 mengenai instrumen keuangan : penyajian dan pengungkapan (PSAK 50) dan PSAK 55 instrumen keuangan : Pengakuan dan Pengukuran (PSAK 55). Pemberlakuan PSAK 50 dan PSAK 55 tersebut sekaligus menggantikan PSAK 31, sehingga standar akuntansi bagi perbankan pun harus mengacu pada PSAK yang berlaku (Fithakurrahmah, 2013). Penerapan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (PSAK ETAP) oleh dewan standar akuntansi keuangan ikatan akuntan indonesia (DSAK IAI) ini adalah sebagai alternatif standar akuntansi keuangan (SAK) yang boleh diterapkan oleh koperasi dan usaha kecil menengah (UMKM) di Indonesia, perubahan-perubahan pada SAK ETAP sebagai bentuk SAK yang lebih sederhana dibandingkan dengan SAK Umum yang lebih rumit sehingga diharapkan dapat lebih mudah untuk dipahami. Koperasi sebagai salah satu entitas pengguna SAK ETAP diharapkan memiliki pengetahuan tentang kemudahan penggunaan dan kebermanfaatan SAK ETAP dalam penyusunan laporan keuangan. Pada prakteknya SAK ETAP masih menggunakan istilah Neraca, Laporan Laba rugi, Perubahan

3 Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas laporan Keuangan (Rudiantoro dan Siregar, 2012). Adanya SAK ETAP diharapkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mampu melakukan pembukuan akuntansi untuk menyajikan laporan keuangan sehingga lebih mudah bagi para pengusaha UMKM untuk memperoleh pembiayaan (Rudiantoro dan Siregar, 2012). Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Laporan keuangan disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak-pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan (Djarwanto, 2001). Laporan keuangan yang tersusun dengan baik, mudah dimengerti, disajikan dengan wajar, relevan ini sangat membantu dalam meningkatkan perkembangan koperasi maupun usaha kecil menengah khususnya dalam memperoleh bantuan dana dari pihak pemerintah, dan lembaga keuangan seperti perbankan. Usaha seseorang dalam memahami konsep standar yang baru sangat berdampak terhadap kualitas dari laporan keuangan yang telah disusun. Kualitas laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses kegiatan akuntansi atau suatu ringkasan dari transaksi keuangan. Laporan keuangan disusun untuk memberikan informasi tentang posisi harta, utang, dan modal yang terjadi dalam rumah tangga perusahaan serta laba dan ruginya.

4 Sejak diberlakukannya SAK ETAP bagi Koperasi maka persepsi dari berbagai pihak muncul sebagai tanggapan atas tingkat efektifitas, efisiensi, tingkat kemudahan maupun kegunaan (kebermanfaatan) adanya standar yang baru. Pada dasarnya, sebuah perubahan regulasi atau sistem yang mampu memberikan kegunaan pada penggunanya maka regulasi atau sistem tersebut akan diterima dengan baik. Begitu pula sebaliknya, apabila perubahan regulasi tersebut kurang bermanfaat dan cenderung menyulitkan, maka akan ditinggalkan oleh penggunanya (Robbins, 2002 dalam Fithakurrahmah 2013). Fithakurrahmah (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh persepsi kemudahan penggunaan dan persepsi kegunaan terhadap penggunaan standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi kegunaan terhadap penjelasan SAK ETAP mengenai unsur-unsur pengakuan pendapatan dan beban, pengukuran aset, kewajiban dan beban, penyajian laporan keuangan dan pengungkapan aset dan kewajiban memiliki pengaruh signifikan terhadap penggunaan SAK ETAP. Keterbatasan dalam penelitian ini hanya melihat persepsi kemudahan penggunaan dan kegunaan terhadap penggunaan SAK ETAP saja. Rudiantoro dan Siregar (2012) Melakukan Penelitian Tentang Kualitas Laporan Keuangan Umkm Serta Prospek Implementasi SAK ETAP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, untuk mengetahui prospek implementasi SAK ETAP ada berbagai indikator yang dapat menyimpulkan

5 antara lain Pemberian informasi dan sosialisasi serta jenjang pendidikan terakhir pengusaha ternyata berpengaruh positif terhadap tingkat pemahaman pengusaha terkait SAK ETAP ini. Sedangkan lama usaha berdiri berpengaruh negatif pada tingkat pemahaman pengusaha serta latar belakang pendidikan dan ukuran usaha tidak mempunyai pengaruh terhadap pemahaman pengusaha terkait SAK ETAP. Penelitian terdahulu merupakan cerminan dari langkah penelitian selanjutnya. Pemahaman akan sesuatu hal yang baru sangat diperlukan dari seseorang yang akan menggunakannya. Persepsi menjadi titik awal seseorang dalam menilai suatu objek, peristiwa maupun fenomena-fenomena. Informasi yang ditangkap terhadap fenomena-fenomena yang terjadi kemudian diperhatikan, diingat dan diinterpretasikan tergantung pada kebutuhan, nilai, harapan dan keyakinan masing-masing. Kemudahan penggunaan adalah sebuah standar serta informasi yang baru didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana seseorang percaya bahwa sebuah informasi dapat dengan mudah dipahami dan digunakan. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa kemudahan penggunaan mampu mengurangi usaha seseorang baik waktu maupun tenaga untuk mempelajarinya (Wibowo, 2006 dalam Fithakurrahmah, 2013). Kebermanfaatan dari SAK ETAP adalah Lebih mudah implementasinya dibandingkan Standar Akuntansi Umum karena lebih

6 sederhana. Walaupun sederhana namun tetap dapat memberikan informasi yang handal dalam penyajian laporan keuangan. Pada dasarnya Laporan keuangan koperasi selain merupakan bagian dari sistem pelaporan koperasi, juga merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi. Hal ini diungkapkan oleh Sitio dan Tamba, 2001 dalam Ariantini, 2014) bahwa laporan keuangan koperasi pada dasarnya tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara. Dalam penyusunan laporan keuangannya, koperasi juga harus memperhatikan standar yang digunakan. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis ingin meneliti lebih jauh tentang PENGARUH KEMUDAHAN PENGGUNAAN DAN KEBERMANFAATAN SAK ETAP TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN. 1.2. Rumusan Masalah Sejalan dengan jumlah dan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka rumusan permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah : a. Apakah kemudahan penggunaaan SAK ETAP berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan? b. Apakah kebermanfaatan SAK ETAP berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan?

7 c. Apakah kemudahan penggunaan dan kebermanfaatan SAK ETAP berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan? 1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : a. Untuk mengetahui pengaruh kemudahan penggunaan SAK ETAP terhadap kualitas laporan keuangan. b. Untuk mengetahui pengaruh kebermanfaatan SAK ETAP terhadap kualitas laporan keuangan. c. Untuk mengetahui pengaruh kemudahan penggunaan dan kebermanfaatan SAK ETAP terhadap kualitas laporan keuangan. 1.3.2 Manfaat Penelitian Berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut : a. Bagi IAI Membantu IAI untuk lebih mensosialisasikan SAK ETAP kepada Koperasi dan Umkm khususnya yang masih merasa asing dan belum memahami SAK ETAP. b. Bagi Obyek yang di teliti Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman terkait dengan Standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (SAK ETAP) sehingga mudah dalam membuat

8 laporan keuangan, dan meningkatkan kualitas laporan keuangan serta dapat melakukan pengajuan pinjaman dana kepada kreditur. c. Bagi Peneliti Mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang SAK ETAP dan pengimplementasiannya. d. Bagi Peneliti Selanjutnya, diharapkan dapat dijadikan acuan atau referensi.