BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk dapat menjual barang atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGAWASAN INTERN PEMBELIAN PADA PT. DARA TUAH MEDAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas. Pengertian Penendalian Intern

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri merupakan salah satu perusahaan yang berusaha

BAB II BAHAN RUJUKAN

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, maupun bidang industri lainnya. Sehingga perusahaan harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama didirikannya suatu perusahaan profit oriented adalah untuk

BAB II BAHAN RUJUKAN. Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan

2.1.2 Jenis-jenis Persediaan Menurut Carter (2006:40) Jenis-jenis persediaan pada perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut :

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA TOKO BIMA KOMPUTER PEKANBARU

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian

BAB I PENDAHULUAN. maksimal, karena itu diperlukannya hal yang paling utama yaitu menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. maupun perusahaan manufaktur, selalu memerlukan persediaan. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatan. usahanya melakukan transaksi pembelian barang dagang kemudian untuk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. menjelaskan secara tertulis tentang tanggungjawab pembuatan informasi.

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. baik sektor industri maupun jasa. Perkembangan dunia usaha pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung mencanangkan diri sebagai kota jasa, yang memfokuskan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat ketat antar perusahaan saat ini terjadi di dalam

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana

DEWAN KOMISARIS DIREKTUR UTAMA MANAJER UMUM MANAJER PERSONALIA MANAJER KEUANGAN MANAJER MANAJER MANAJER PENJUALAN MANAJER PEMASARAN PEMBELIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang ada tujuannnya untuk

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan antar usaha dari tahun ke tahun semakin meningkat, hal ini ditandai dengan semakin kerasnya

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia usaha ditandai pula oleh adanya perkembangan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar

BAB I PENDAHULUAN. Jasa adalah salah satu bentuk usaha yang dapat dipilih sebagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam bidang perekonomian khususnya dalam bidang usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan dunia usaha sekarang ini semakin kompetitif. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berusaha memanfaatkan semua sumber daya atau aset yang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,

BAB II LANDASAN TEORI. Kas merupakan suatu aktiva lancar (Current Assets) yang meliputi uang logam, uang

BAB I PENDAHULUAN. mengatur segala sesuatu berkaitan dengan kegiatan-kegiatan perusahaan supaya

BAB I PENDAHULUAN. Bagi banyak perusahaan, penjualan merupakan kunci utama untuk berhasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dalam era globalisasi mengalami pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas penjualan merupakan sumber pendapatan utama perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai beberapa tujuan yang ingin

PENDAHULUAN Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami perubahan yang sangat pesat dengan tingkat persaingan ketat. Ol

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III. Penelitian merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sitematis, logis

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Sistem Pengendalian Intern Atas Prosedur Pembelian Barang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. Pada bab empat ini akan dijelaskan mengenai sejarah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada PT X mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai bidang usaha, baik usaha di bidang jasa maupun industri,

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. datang. Akan tetapi laba yang besar bukan merupakan ukuran perusahaan itu

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. jasa, perdagangan, maupun bidang industri lainnya. Semua itu dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. This page was created using BCL ALLPDF demo software. To purchase, go to

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk dapat menjual barang atau jasa yang dihasilkannya, hal tersebut merupakan dasar untuk dihasilkannya pendapatan. Setiap perusahaan berlomba untuk mencapai laba yang tinggi. Laba diperoleh dari pendapatan setelah dikurangi beban perusahaan. Begitu pentingnya nilai suatu laba bagi perusahaan sehingga harus dipertimbangkan dengan sebaikbaiknya segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan laba tersebut. PT. YOMART merupakan perusahaan yang bergerak di bidang retail dimana aktivitas usahanya adalah membeli barang dari produsen untuk kemudian dijual kembali kepada konsumen atau secara umum disebut sebagai distributor. Sebagai distributor, YOMART harus memiliki persediaan barang yang cukup banyak untuk mendapatkan tingkat penjualan yang tinggi dalam mencapai laba. Dianggap semakin banyak pesediaan barang, maka semakin banyak hasil penjualan. Selama 4 tahun berdiri, YOMART menunjukan perkembangan yang cukup pesat. Saat ini YOMART berhasil mengembangkan usahanya sampai ke daerah di luar kota Bandung. Sampai dengan saat ini YOMART memiliki 142 toko yang berupa cabang ataupun franchise. Berdasarkan hasil wawancara, perkembangan yang telah dicapai YOMART selama 4 tahun ini menunjukan kenaikan grafik pada pendapatan PT. YOMART. Tetapi hal ini tidak berlaku pada

2 grafik efektivitas laba. Efektivitas laba yang diperoleh YOMART tidak mengalami kenaikan melainkan penurunan. Pada tahun ketiga, laba yang sebenarnya diperoleh memiliki tingkat kesimpangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun lainnya. Fenomena menunjukan bahwa semakin banyaknya persediaan tidak selalu menciptakan efektivitas laba yang semakin tinggi. Terlalu banyaknya persediaan, akan mengakibatkan kerugian perusahaan dimana persediaan yang tidak laku terjual akan menurun nilai jualnya, maka perusahaan kehilangan nilai pendapatan. Sebaliknya jika perusahaan hanya menganggarkan persediaan yang sedikit, itu akan mengakibatkan kurangnya stok persediaan yang dapat dijual, dalam hal ini maka perusahaan juga akan kehilangan pendapatan yang seharusnya akan diterima. Sering terjadi perbedaan nilai antara target laba yang harus dicapai dengan laba yang sebenarnya diterima, hal tersebut dapat terjadi karena banyak faktor, salah satu faktor yang terpenting adalah kurang efektifnya pengendalian intern pada perusahaan. Perusahaan perseorangan pada umumnya dikendalikan oleh pemiliknya sendiri yang praktis berfungsi sebagai pimpinan, pengawas, dan mungkin pengurus keuangan. Dengan masih terbatasnya permasalahan yang dihadapi, maka tidak diperlukan tenaga-tenaga pimpinan (manajer) yang profesional dalam setiap bidang operasi usaha. Sipemilik yang sekaligus pemimpin perusahaan merangkap semua fungsi manajemen dengan dibantu beberapa orang dalam bidang administrasi kantor yang masih sederhana termasuk tenaga pembukuan.

3 Perusahaan telah meluas aktifitasnya dengan jumlah penjualan yang besar dan proses produksi yang luas untuk menghasilkan barang dagangannya, maka terasa perlunya bantuan manajer-manajer yang berspesialisasi dalam bidangnya sehingga pemiliknya sendiri akhirnya tidak memimpin perusahaannya karena ia memakai manajer-manajer profesional untuk memimpin perusahaan. Maka disusunlah suatu sistem pengendalian intern yang kuat. Prinsip umum pengendalian intern harus senantiasa digunakan sebagai dasar dalam membuat rancangan prosedur-prosedur akunting dalam menjalankan perusahaan. Pengawasan lebih dari satu orang merupakan ciri khas dari sistem pengendalian intern untuk dapat menutupi kekurangan yang ada pada manusia, sehingga kesalahan-kesalahan maupun kecurangan-kecurangan dapat diketahui segera. Pentingnya pengendalian atas persediaan barang dagang dikarenakan tingkat perputarannya yang sangat cepat yaitu kurang dari satu tahun. Pada YOMART, persediaan barang dagang pada setiap tokonya selalu mengalami perubahan, perubahan tersebut ditunjukan dengan hasil laporan setiap toko pada akhir triwulan. Terdapat jumlah persediaan yang besar dikarenakan YOMART merupakan perusahaan retail. Dan yang terpenting adalah persediaan barang dagang memiliki pengaruh yang besar terhadap neraca dan perhitungan laba rugi. Berdasarkan fenomena di atas, penulis tertarik untuk menuangkan permasalahan tersebut ke dalam karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi, dengan judul Pengaruh Efektivitas Pengendalian Intern Persediaan Terhadap Efektivitas Laba Pada PT. YOMART

4 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang di atas, maka masalah-masalah yang timbul dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Bagaimana efektivitas pengendalian intern persediaan pada YOMART? 2. Bagaimana efektivitas laba pada YOMART? 3. Bagaimana pengaruh efektivitas pengendalian intern persediaan terhadap efektivitas laba pada YOMART? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisa sejauh mana efektivitas pengendalian intern persediaan pada PT. YOMART serta pengaruhnya terhadap efektivitas laba pada PT. YOMART. 1.3.2 Tujuan Penelitian Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mempelajari efektivitas pengendalian intern persediaan pada PT. YOMART. 2. Mempelajari efektivitas laba pada PT. YOMART. 3. Mempelajari pengaruh efektivitas pengendalian intern persediaan terhadap efektivitas laba pada PT. YOMART.

5 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.4.1 Akademik Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi terhadap perkembangan ilmu akuntansi selanjutnya terutama dalam mata kuliah Audit, Sistem Pengendalian Intern, Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen. 1.4.2 Empirik 1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu bahan masukan untuk mengetahui apakah pengendalian intern yang sudah diterapkan sesuai dengan prosedur dan sejauh mana pengaruh pengendalian intern persediaan yang dijalankan terhadap efektivitas laba perusahaan. 2. Membantu manajemen dalam menemukan permasalahan yang perlu mendapat perhatian serius berkaitan dengan efektivitas pengendalian intern persediaan terhadap efektivitas laba. 3. Sebagai bahan referensi bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut yang akan meneliti tentang pengendalian intern pada objek yang berbeda karakter dengan penelitian sebelumnya.

6 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka Pemikiran Pengendalian intern dalam unit besar berarti mencakup seluruh kegiatan perusahaan, seperti yang dikutip dari AICPA (dalam Feni, 1998 : 81) bahwa : Pengendalian Intern meliputi rencana organisasi, metode-metode serta ukuran-ukuran yang dikoordinasikan, diterapkan dalam suatu perusahaan untuk mengamankan harta perusahaan, mengecek ketepatan dan kecermatan data akuntansi, meningkatkan efisiensi operasi serta mendorong untuk dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan. Menurut Mulyadi (2001 : 163) mengemukakan bahwa : Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Menurut IAI (2001 : 319.2) yang dikutip oleh Sukrisno Agoes (2004 : 79) mendefinisikan : Pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personil lain entitas yang didesain untuk memberikan kayakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : (a) kendalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Tujuan dari pengendalian intern selain untuk didapatnya informasi yang akurat juga bertujuan untuk meningkatkan efisiensi perusahaan Seperti yang dikemukakan oleh Irsan Yani (1992 : 14). Tujuan-tujuan khusus dari pengendalian intern adalah sebagai berikut : 1. Mendorong efisiensi dan kehematan operasi-operasi. 2. Menjaga aktiva agar jangan sampai dipakai secara boros atau hilang, termasuk pencegahan terjadinya kekeliruan dalam mengalokasikan dana dan harta milik. 3. Membatasi terjadinya kewajiban dan biaya-biaya sekecil mungkin, sesuai dengan pencapaian tujuan kegiatan secara efektif.

7 4. Menjamin bahwa semua pendapatan yang bertalian dengan aktiva atau operasi dapat diterima dan dipertanggung jawabkan. 5. Menjamin ketetapan dan dapat diandalkannya laporan-laporan keuangan statistik dan laporan-laporan lainnya. Pengendalian intern meliputi seluruh sistem organisasi, kebijaksanaan, prosedur dan praktek yang diterapkan oleh manajemen dalam mengelola instansi/badan usaha milik negara dan mengusahakan pelaksanaan tanggung jawab secara efektif, untuk mencapai hasil yang dimaksudkan. Intisari pengendalian intern adalah tindakan untuk mengarahkan operasi-operasi. Tindakan demikian mencakup koreksi atas kekurangan-kekurangan yang ada serta penyesuaian operasi-operasi agar selaras dengan patokan-patokan yang telah ditetapkan atau tujuan-tujuan yang dikehendaki. Dasar pengendalian intern adalah informasi yang dimiliki oleh petugas-petugas yang bertanggung jawab. Menurut Soemarso S.R (2002 : 229) mengemukakan : Persediaan merupakan barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali atau digunakan dalam kegiatan perusahaan Dalam perusahaan dagang jenis persediaan yang selama ini dikenal adalah persediaan barang dagang. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2002 : PSAK No. 14 paragraf 03), persediaan adalah : 1. Aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal 2. Aktiva dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan 3. Aktiva bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses atau pemberian jasa Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali, misalnya barang dagang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali. Persediaan

8 juga mencakup barang jadi yang telah diproduksi, atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi perusahaan, dan termasuk bahan serta perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi. Pengendalian persediaan barang dilakukan untuk dapat mengontrol kegiatan dari mulai pembelian / pemesanan sampai dengan penjualan. Seperti yang dikemukakan oleh Sukrisno Agoes (2004 : 221) bahwa ciriciri pengendalian intern yang baik atas persediaan adalah : 1. Adanya segregation of duties (pemisahaan tugas dan tanggung jawab) antara bagian pembelian, penerimaan barang, gudang, akuntansi dan keuangan. 2. Digunakannya formulir-formulir yang prenumbered (bernomor urut tercetak), seperti : purchase requisition (permintaan pembelian), purchase order (order pembelian), delivery order (surat jalan), receiving report (laporan penerimaan barang), sales order (order penjualan), sales invoice (faktur penjualan). 3. Untuk pembelian dalam jumlah besar dilakukan melalui tender 4. Adanya sistem otorisasi, baik untuk pembelian, penjualan, penerimaan kas/bank, maupun pengeluaran kas/bank 5. Digunakannya anggaran (budget) untuk pembelian, produksi, penjualan, dan penerimaan serta pengeluaran kas 6. Pemesanan barang dilakukan dengan memperhitungkan economic order quantity dan iron stock 7. Digunakannya perpetual inventory system dan stock card, terutama di perusahaan yang nilai persediaan per jenisnya cukup material Seperti yang dikemukakan Soemarso bahwa persediaan merupakan barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual, sehingga memang ada keterkaitan yang erat antara persediaan dengan penjualan. Jumlah yang dibebankan kepada pembeli karena penjualan barang dan jasa, baik secara kredit maupun tunai dilaporkan sebagai penjualan bruto (gross sales). Penjualan retur dan pengurangan harga serta potongan penjualan

9 dilaporkan sebagai pengurang terhadap penjualan bruto. hasil yang diperoleh adalah penjualan bersih (net sales) Kegiatan perusahaan dagang adalah menjual barang-barang yang sebelumnya dibeli / dipesan. Nilai penjualan yang diterima dicatat sebagai penjualan, sedangkan nilai beli yang dikeluarkan untuk barang yang dijual dicatat sebagai harga pokok penjualan (cost of goods sold). Selisih antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan disebut laba bruto (gross profit) atau margin kotor (gross margin). Disebut bruto karena jumlah ini masih harus dikurangi dengan beban-beban usaha. Seringkali beban usaha dikelompokkan lagi menjadi beban penjualan (selling expenses) dan beban administrasi dan umum (general and administrative expenses). Beban penjualan adalah semua beban yang terjadi dalam hubungannya dengan kegiatan menjual dan memasarkan barang seperti kegiatan promosi, pengangkutan barang-barang yang dijual, dan juga beban barang yang rusak. Beban administrasi dan umum adalah beban yang bersifat umum dalam perusahaan, misalnya gaji dan upah, listrik, air dan telepon, pemeliharaan, dan lain-lain. Selisih antara laba bruto dan beban usaha disebut laba usaha (income from operation) atau laba operasi (operating income). Laba usaha adalah laba yang diperoleh semata-mata dari kegiatan utama perusahaan

10 Persediaan Penjualan Bersih Harga Pokok Penjualan Laba Bruto Beban Usaha Laba Usaha Gambar 1.1 Pembentukan Laba Soemarso (2002 : 226-227) diolah kembali Tujuan dari pengendalian intern adalah untuk menjaga aktiva agar jangan digunakan secara boros atau hilang. Maka pengendalian intern persediaan adalah pengendalian intern yang dilakukan dengan cara mengendalikan persediaan. Pengendalian persediaan mencakup pengendalian pembelian dan penjualan persediaan, pengendalian dalam menentukan harga pokok penjualan, dan pengendalian dalam mengontrol beban penjualan (beban barang yang rusak). Pengendalian persediaan mencakup pengendalian pembelian dan penjualan persediaan, pengendalian dalam menentukan harga pokok penjualan, dan pengendalian dalam mengontrol beban penjualan (beban barang yang rusak). Pengendalian persediaan dalam hal pembelian, dibutuhkan agar tidak terjadinya kekurangan stok ataupun penumpukan persediaan. Pengendalian penjualan mencegah terjadinya kecurangan, baik itu kecurangan fisik, maupun kecurangan pencatatan. Pengendalian terhadap harga pokok penjualan dilakukan untuk menentukan harga. Sedangkan pengendalian atas beban persediaan

11 berhubungan dengan bagian pergudangan atau penyimpanan, termasuk beban yang ditimbulkan oleh barang yang rusak atau hilang dilakukan untuk mengontrol kegiatan penjualan dan pembelian, beban atas hilang atau rusaknya persediaan dikarenakan pembelian dan penjualan yang tidak seimbang. Laba merupakan tujuan suatu perusahaan dimana laba merupakan selisih antara pendapatan dan beban dengan catatan nilai pendapatan lebih tinggi dari nilai beban. Sedangkan pendapatan merupakan fungsi dari Q (Quantity) dan P (Price), atau dalam persamaan Pendapatan = P x Q. Maka secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan antara persediaan dengan laba. Hal tersebut menunjukan bahwa pengendalian intern persediaan dibutuhkan untuk mencegah terjadinya kerugian dimana akan mengurangi efektivitas laba yang seharusnya dicapai perusahaan. Adapun secara skematis pengaruh efektivitas pengendalian intern persediaan terhadap pencapaian efektivitas laba dapat dilihat seperti gambar di bawah ini : X Y Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran Keterangan : X = Efektivitas Pengendalian Intern Persediaan Y = Efektivitas Laba

12 1.5.2Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara tentang hasil penelitian yang akan dilaksanakan untuk diselidiki lebih lanjut dan diuji kebenarannya. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2005 : 82) bahwa : Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:64) hipotesis adalah : Suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan masalah dan kerangka pemikiran di atas maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah : Efektivitas pengendalian intern persediaan berpengaruh positif signifikan terhadap efektivitas laba pada perusahaan. Hipotesis penelitian tersebut diturunkan kepada hipotesis statistik sebagai berikut: 1. Hipotesis nol (H0) : Efektivitas pengendalian intern persediaan barang tidak berpengaruh positif signifikan terhadap efektivitas laba. 2. Hipotesis kerja atau altenatif (H1) : Efektivitas pengendalian intern persediaan barang berpengaruh positif signifikan terhadap efektivitas laba. 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Objek penelitian dilakukan pada PT. YOMART RUKUN SELALU yang beralamat di Jl. Jakarta No 39. Waktu penelitian dimulai pada bulan Oktober 2007 sampai dengan November 2007.