Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

dokumen-dokumen yang mirip
Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif.

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING SISWA KELAS VII E SMP N 1 SRANDAKAN

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Anna Revi Nurutami Universitas PGRI Yogyakarta

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Yogyakarta (Ernawati)

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

Reny Tri Setia Ningsih. Universitas PGRI Yogyakarta.

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN GUMILIR 04 TAHUN AJARAN

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 12 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Kata kunci : Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), motivasi dan prestasi belajar

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 2 KALIBAWANG

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS VIIIC

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA DENGAN MODEL KOOPERATIF PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIIID SMP N 2 PAKEM

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

BAB I PENDAHULUAN. logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Lebih

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI), motivasi belajar, dan hasil belajar.

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

PENGGUNAAN MODEL KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS III SD NEGERI ORI TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut

Oleh: Asis Nuansa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015 ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA SISWA KELAS VIIID SMP N I KASIHAN

kata kunci: bimbingan teknis, pendekatan kontekstual, dan mutu guru.

PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING YANG DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-G SMP NEGERI 7 MALANG ARTIKEL

Diyah Ayu Intan Sari Universitas PGRI Yogyakarta

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang

BAB I PENDAHULUAN. bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu

PENGGUNAAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS III SD

Oleh: Sulistyowati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL

I. PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah dinilai berperan penting

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN

ISRINA ENDANG WIDIASTUTI A54D090003

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DI KELAS VIII SMP NEGERI 6 LUBUK BASUNG

Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif Tipe mind mapping, pemecahan masalah

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG VOLUME PRISMA SEGITIGA DAN TABUNG MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBI. Nur Aini Yuliati

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

PENGGUNAAN MULTIMEDIA DAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

BAB I PENDAHULUAN. Hani Handayani, 2013

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIIC SMP N 1 PAJANGAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION SISWA KELAS IXG SMP NEGERI 3 BANGUNTAPAN

PENINGKATAN PEMBELAJARAN LUAS DAERAH BANGUN DATAR MELALUI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BAGI SISWA KELAS V SDN SAMBENG PURWOREJO TAHUN AJARAN

PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA

PENINGKATAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

BAB I PENDAHULUAN. Dengan komunikasi siswa dapat mendiskusikan pendapat-pendapat dalam

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI PANAS

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)


PUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hakikat Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING KELAS VIII SMP

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) OLEH : BINTI UMI HANIK NPM :

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL KOMPONEN QUESTIONING DAN LEARNING COMMUNITY UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL SFE PADA SISWA KELAS VIII D SMP N 15 PURWOREJO

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVIEMENT DIVISION (STAD)

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memenuhi derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Keywords: CTL model, concrete objects, students creativity, learning outcomes

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS III SDN 3 PANJER

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

Jurnal Matematika Ilmiah STKIP Muhammadiyah Kuningan Vol. 1 No.2 November 2015

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Motivasi belajar matematika berkurang. Minat belajar merupakan

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

Juli Mania Sembiring 1, Edy Surya 2

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND

I. PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Pendidikan juga merupakan salah

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD

Transkripsi:

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SISWA KELAS VIIID SMP NEGERI 1 MLATI Oleh: Riza Dyah Permata 11144100098 Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015 ABSTRAK RIZA DYAH PERMATA. Upaya masalah matematika melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) siswa kelas VIIID SMP Negeri 1 Mlati. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta. Oktober 2015. Penelitian ini bertujuan untuk masalah matematika siswa kelas VIIID SMP Negeri 1 Mlati melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) materi faktorisasi suku aljabar. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Mlati pada tahun ajaran 2015/2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VIIID SMP Negeri 1 Mlati yang berjumlah 32 siswa dan objek penelitiannya adalah kemampuan pemecahan masalah matematika dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Teknik pengumpulan data meliputi lembar observasi, tes, dokumentasi dan catatan lapangan. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menelaah seluruh data yang tersedia, baik data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data, triangulasi, dan penarikan kesimpulan maupun data kuantitatif yaitu rata-rata dan persentase data hasil observasi dan tes. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penerapan pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat masalah matematika siswa. Pada pra tindakan belum ada seorang siswa pun yang mendapat nilai rata-rata lebih dari 75 (kriteria tinggi). Setelah diadakan penelitian tindakan kelas pada siklus I yang mendapat nilai rata-rata lebih dari 75 sebanyak 25% dan pada siklus II meningkat menjadi 96.88%. (2) ditinjau dari aspek rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika pada tiap aspek telah meningkat. Aspek memahami masalah 75% (kriteria tinggi) pada siklus I meningkat menjadi 83.33% (kriteria tinggi) pada siklus II. Aspek merencanakan penyelesaian 54.32% (kriteria cukup) pada siklus I meningkat menjadi 80.86% (kriteria tinggi) pada siklus II. Aspek menyelesaikan masalah melalui perhitungan 64.51% (kriteria cukup) pada siklus I meningkat menjadi 82.41% (kriteria tinggi) pada siklus II. Aspek memeriksa kembali proses dan hasil 35.80% (kriteria kurang) pada siklus I meningkat menjadi 77.16% (kriteria tinggi) pada siklus II. Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

PENDAHULUAN Berdasarkan observasi di kelas VIIID SMP Negeri 1 Mlati pada proses pembelajaran matematika, terlihat bahwa siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Siswa kurang antusias mengikuti kegiatan pembelajaran matematika, sering kali siswa hanya bercanda dengan teman sebangkunya mendiskusikan hal-hal di luar materi pembelajaran. Pembelajaran matematika dengan diskusi antar kelompok juga jarang dilakukan. Akibatnya saat guru memberikan permasalahan yang berkaitan dengan materi pembelajaran, banyak siswa yang tidak mampu memecahkan permasalahan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes pra-penelitian yang menunjukkan skor rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika seluruh siswa kelas VIIID adalah 26.85, sedangkan persentase kemampuan pemecahan masalah aspek memahami masalah adalah 10.8%, aspek merencanakan penyelesaian adalah 19.14%, aspek menyelesaikan masalah melalui perhitungan adalah 58.64% dan aspek memeriksa kembali proses dan hasil adalah 17.59%. Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah bagaimana upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika melalui pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) siswa kelas VIIID SMP Negeri 1 Mlati tahun ajaran 2015/2016? Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti, guru, siswa dan sekolah. KAJIAN TEORI Pembelajaran merupakan proses interaksi antara guru dan siswa. Dalam proses interaksi tersebut guru bertindak sebagai pengajar, sedangkan siswa yang belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 2). Pembelajaran adalah proses interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh guru dan siswa dengan media dan menghasilkan perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalamannya dengan lingkungan (Rusman, 2012: 134). Menurut Trianto (2010: 17) pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Matematika menurut Erman Suherman (2001: 25) adalah ilmu yang

mempelajari tentang pola keteraturan, tentang struktur yang terorganisasikan. Struktur tersebut mulai dari unsur-unsur yang tidak terdefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat dan akhirnya pada teorema. Menurut peneliti pembelajaran matematika adalah suatu proses interaksi baik secara langsung maupun tidak langsung oleh guru dan siswa yang menghasilkan perubahan kemampuan diri untuk memperoleh penalaran matematika. Pemecahan masalah sistematis (systematic approach to problem solving) adalah petunjuk untuk melakukan suatu tindakan yang berfungsi untuk membantu seseorang dalam menyelesaikan suatu permasalahan (Made Wena, 2013: 60). Menurut Michael Hikss dalam Rusman (2013: 237), ada empat hal yang harus diperhatikan ketika membicarakan masalah, yaitu: (1) memahami masalah, (2) kita tidak tahu bagaimana memecahkan masalah tersebut, (3) adanya keinginan memecahkan masalah, dan (4) adanya keyakinan mampu memecahkan masalah tersebut. Untuk memecahkan suatu masalah, John Dewey dalam Hamdani (2011:85) mengemukakan sebagai berikut: a. Mengemukakan persoalan atau masalah. Guru menghadapkan masalah yang akan dipecahkan kepada siswa. b. Memperjelas persoalan atau masalah. Masalah tersebut dirumuskan oleh guru bersama siswa. c. Siswa bersama guru mencari kemungkinan-kemungkinan yang akan dilaksanakan dalam pecahan persoalan. d. Mencobakan kemungkinan yang dianggap menguntungkan. Guru menetapkan cara pemecahan masalah yang dianggap paling tepat. e. Penilaian cara yang ditempuh dinilai, apakah dapat mendatangkan hasil yang diharapkan atau tidak. Permendiknas No 22 (Depdiknas, 2006) menyatakan ada empat langkah pada proses pemecahan masalah yang harus dikuasai siswa, sehingga harus dilatihkan kepada mereka, yaitu: a. Memahami masalah b. Merancang model matematika c. Menyelesaikan model, dan d. Menafsirkan solusi yang diperoleh Menurut Polya (1985: 5) dalam Ahmad Susanto (2012: 202), pemecahan

masalah terdiri dari empat langkah, yaitu: a. Memahami masalah, yaitu siswa dapat menuliskan apa yang diketahui dari soal dan menuliskan apa yang ditanyakan. b. Merencanakan penyelesian, yaitu siswa dapat menentukan cara dan operasi hitung yang akan diselesaikan untuk menyelesaikan masalah. c. Menyelesaikan masalah melalui perhitungan, yaitu siswa dapat menyelesaikan perhitungan sesuai dengan yang direncanakan. d. Memeriksa kembali proses dan hasil, yaitu siswa memeriksa kembali kebenaran jawaban yang diperoleh dan menyimpulkan sebagai solusi. Dalam penelitian ini akan menggunakan pemecahan masalah menurut Polya, yaitu dengan langkahlangkah memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah melalui perhitungan, dan memeriksa kembali proses dan hasil. Pendekatan (approach) pembelajaran matematika adalah cara yang ditempuh guru dalam pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang disajikan mudah dipahami oleh siswa (Erman Suherman, 2001: 7). Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa untuk membentuk hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari (Mohammad Jauhar, 2011: 183). CTL menurut Elaine B. Johnson (2014: 67) adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjeksubjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka. Pemanfaatan pembelajaran dengan Contextual akan menciptakan ruang kelas yang didalamnya siswa akan menjadi peserta aktif bukan pengamat yang pasif, sehingga mampu menyelesaikan masalah matematika baik secara mandiri maupun kelompok. Elaine B. Johnson (2014: 65) menyebutkan CTL mencakup delapan komponen berikut ini: a. Membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna b. Melakukan pekerjaan yang berarti

c. Melakukan pembelajaran yang diatur sendiri d. Bekerja sama e. Berpikir kritis dan kreatif f. Membantu individu untuk tumbuh dan berkembang g. Mencapai standar yang tinggi h. Menggunakan penilaian autentik Rusman (2013: 193) menyatakan tujuh prinsip pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) yang harus dikembangkan guru: a. Konstruktivisme (Contstructivism) b. Menemukan (Inquiry) c. Bertanya (Questioning) d. Masyarakat Belajar (Learning Community) e. Pemodelan (Modelling) f. Refleksi (Reflection) g. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment) Menurut Rusman (2013: 192) dalam pembelajaran dengan menggunakan CTL guru harus membuat desain/skenario pembelajarannya, sebagai pedoman umum sekaligus sebagai alat kontrol dalam pelaksanaannya. Pada intinya pengembangan setiap komponen CTL dalam pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut: a. Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang lebih bermakna. b. Melaksanakan kegiatan inquiry untuk semua topik yang diajarkan. c. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan memunculkan berbagai pertanyaan. d. Menciptakan masyarakat belajar yaitu melalui kegiatan kelompok, diskusi dan tanya jawab. e. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran. f. Membiasakan siswa melakukan refleksi setiap kali selesai mengikuti pembelajaran. g. Melakukan penilaian secara objektif. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dirancang untuk masalah matematika siswa kelas VIIID SMP Negeri 1 Mlati. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 di SMP Negeri 1 Mlati. Desain penelitian yang dipilih dalam penelitian ini terdiri dari perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Penelitian ini dilakukan dalam beberapa siklus. Siklus dihentikan apabila kondisi kelas sudah

stabil, dalam hal ini guru dan siswa terbiasa dengan pembelajaran yang baru yaitu dengan pendekatan CTL serta data yang dikumpulkan sudah dalam titik jenuh yaitu meningkatnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dengan tujuan pencapaian kriteria minimal. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes, dokumentasi dan catatan lapangan. Instrumen yang digunakan antara lain: lembar observasi, tes, dokumentasi, dan lembar catatan lapangan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data, triangulasi, dan penarikan kesimpulan maupun analisis data kuantitatif yaitu analisis data hasil observasi dan analisis data hasil tes. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tentang pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) di kelas VIIID SMP Negeri 1 Mlati yang bertujuan untuk masalah matematika siswa sudah mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan hasil analisis data pada observasi keterlaksanaan pembelajaran dan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika pada siklus I dan siklus II. Hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I sebesar 97.73% meningkat menjadi 100% pada siklus II. Berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika pada setiap siklusnya, pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat masalah matematika siswa. Rata-rata aspek memahami masalah sebesar 26.85 (kriteria kurang) pada pra tindakan meningkat menjadi 57.41 (kriteria cukup) pada siklus I. Pada siklus II meningkat menjadi 80.94 (kriteria tinggi), dengan skor aspek kemampuan pemecahan masalah matematika mengalami peningkatan, yaitu skor aspek memahami masalah sebesar 10.80 (kriteria rendah) pada pra tindakan meningkat menjadi 75 (kriteria cukup) pada siklus I. Pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 83.33 (kriteria tinggi). Skor aspek merencanakan pemecahan masalah sebesar 19.14 (kriteria rendah) pada pra tindakan meningkat menjadi 54.32 (kriteria cukup) pada siklus I. Pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 80.86 (kriteria tinggi). Skor aspek menyelesaikan masalah melalui perhitungan sebesar 58.65 (kriteria rendah) pada pra tindakan menjadi 64.51 (kriteria cukup) pada siklus II. Pada

siklus II mengalami peningkatan menjadi 82.41 (kriteria tinggi). Skor aspek memeriksa kembali proses dan hasil sebesar 17.59 (kriteria rendah) pada pra tindakan meningkat menjadi 35.80 (kriteria kurang) pada siklus I. Pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 77.16 (kriteria tinggi). Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat digunakan untuk masalah matematika siswa kelas VIIID SMP Negeri 1 Mlati. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VIIID SMP N 1 Mlati dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan guru matematika dapat mengoptimalkan proses pembelajaran matematika. Proses pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ini melalui tujuh komponen yaitu konstrukstivisme (constructivism), menemukan (inquiry), bertanya (questioning), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling), refleksi (reflection), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment). Pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat masalah matematika siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata persentase hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dari setiap siklus mengalami peningkatan. Pada siklus I rata-rata 57.41% dan pada siklus II meningkat menjadi 80.94%. Peningkatan keterlaksanaan pembelajaran pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan: 1. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mendapat nilai rata-rata lebih dari 75 (kriteria tinggi) pada pra tindakan sebanyak 0%. Setelah diadakan penelitian tindakan kelas pada siklus I yang mendapat nilai ratarata lebih dari 75 sebanyaknya 25% dan pada siklus II nilai ratarata meningkat menjadi 96.88%. 2. Ditinjau dari aspek rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada tiap aspek telah meningkat. Aspek memahami masalah 75% (kriteria tinggi) pada siklus I meningkat menjadi 83.33% (kriteria tinggi) pada siklus II. Aspek merencanakan penyelesaian

54.32% (kriteria cukup) pada siklus I meningkat menjadi 80.86% (kriteria tinggi) pada siklus II. Aspek menyelesaikan masalah melalui perhitungan 64.51% (kriteria cukup) pada siklus I meningkat menjadi 82.41% (kriteria tinggi) pada siklus II. Aspek memeriksa kembali proses dan hasil 35.80% (kriteria kurang) pada siklus I meningkat menjadi 77.16% (kriteria tinggi) pada siklus II. 1. Bagi guru Penggunaan pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran matematika dapat dijadikan alternatif yang perlu dipertimbangkan, karena dengan menggunakan pendekatan ini siswa dapat aktif menumbuh kembangkan kemampuan pemahaman dan komunikasi matematik sehingga siswa mampu memahami simbol dan konsep matematika serta dapat mengkomunikasikan dalam bentuk lisan maupun tulisan. 2. Bagi peneliti selanjutnya a. Agar lebih optimal pada saat proses pengamatan. b. Lebih memperhatikan lagi jumlah pengamat agar tidak mengganggu konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Aan Hasanah. 2012. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: CV Pustaka Setia Abdul Aziz Saefudin. 2012. Meningkatkan Profesionalisme Guru dengan PTK. Yogyakarta: PT. Citra Aji Parama. Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group Erman Suherman, dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung : JICA- UPI Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Johnson, Elaine B. 2014. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar- Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Kaifa Made Wena. 2013. Strategi Pembelajaran Inovatif

Kontemporer. Jakarta Timur: PT Bumi Aksana Mohammad Jauhar. 2011. Implementasi Paikem dari Behavioristik sampai Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustakaraya Muhammad Thobroni, dan Arif Mustofa. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta:AR- RUZZMEDIA Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Santrock, John W. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta Trianto. 2010. MENDESAIN PEMBELAJARAN INOVATIF- PROGRESIF: Konsep, Landasan, dan Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.