BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Perencanaan laba diperlukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat

ANALISA BREAK EVENT POINT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

ANALISA BIAYA PRODUKSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT PERENCAAN LABA DAN PENJUALAN PADA TOKO BAKPIA SUAN. : Stephanie Lauwrentina : 2A214454

Analisis Cost-Volume- Profit Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada Pabrik Roti Lestari. Ryzmelinda EB10

BAB VIII Analisis BEP (Break Even Point)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :

BREAK EVEN POINT. introduction

BREAK EVEN POINT. Prof. Dr. Deden Mulyana, SE., M.Si.

ANALISIS BREAK EVEN POINT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

Analisis Biaya BIAYA TPPHP. distribusi dan merupakan pengorbanan. produksi-distribusi COST. Contoh:

ABSTRAK. Kata Kunci: Analisis Cost-Volume-Profit, laba. Universitas Kristen Maranatha

Nama : Theresa Ludwig NPM : Jurusan : Akuntansi Pembingbing : Feny Fidyah, SE., MMSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2015

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM JANGKA PENDEK. Oleh : Ani Hidayati

Bahan Kuliah. Manajemen Keuangan Bisnis I Pertemuan VII. Analisis Break Even. Dosen : Suryanto, SE., M.Si

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis laporan keuangan PT. Semen Gresik (PERSERO) Tbk

PRODUCTION COST. Production cost itu ada yg: a. Direct, yaitu Direct material dan Direct labor b. Indirect, yaitu Factory Overhead (FOH)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pengertian analisa menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah sebagai

ANALISIS BREAK EVEN POINT DALAM PERENCANAAN LABA PADA CV. ANJAS FAMILY

Analisis Biaya Volume Laba

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Andri Helmi M, SE., MM.

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian. Menurut Hasibuan ( 2007 ), dfinisi manajemen yaitu :

MANAJEMEN KEUANGAN/ANGGARAN

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

How to Build a Good Financial Plan

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

: Reza Muslim Ansori NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Akuntansi

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data 3.3 Metode Analisis Data Analisis Biaya Produksi

Department of Business Adminstration Brawijaya University

BAB II PENENTUAN TARIF BERDASARKAN METODE WAKTU DAN BAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

ANALISIS BREAK EVENT POINT (TITIK IMPAS) DAN BAURAN PEMASARAN

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI ALAT BANTU DALAM PERENCANAAN PENJUALAN ATAS TARGET LABA YANG DITETAPKAN PADA TOKO KUE BOLU RASA

ANALISIS COST-PROFIT- VOLUME SEBAGAI TEKNIK PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA PERUSAHAAN ROTI DAN KUE D ROTI

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

ANALISIS BREAK EVEN POINT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai

ABSTRAK. Kata kunci: Analisis Cost Volume Profit (CVP), dan memaksimalkan laba. Universitas Kristen Maranatha

ANALISA BREAK EVENT POINT SEBAGAI PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK SERTA PENENTUAN KEBIJAKAN HARGA DIMASA YANG AKAN DATANG TENSHOUSE

DAFTAR ISI 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN IDENTIFIKASI MASALAH MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN KEGUNAAN PENELITIAN 4

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG AN-NUR

ANALISIS COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN UNTUK MENCAPAI TARGET LABA PADA USAHA KONVEKSI RIRI COLLECTION

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang

ABSTRAK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu PT X dalam. perencanaan dan pencapaian laba melalui pendekatan analisis Break Even pada

ABSTRAK. Kata Kunci: Analisis CVP, Pengambilan keputusan, profitabilitas. Universitas Kristen Maranatha

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS EKONOMI KEGIATAN PRODUKSI PANGAN

ANALISIS BIAYA VOLUME - LABA PADA HOME INDUSTRY KONVEKSI JESSLYN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

04FEB. Akuntansi Manajemen. Analisa Break Event Point (BEP) Diah Iskandar SE., M.Si & Lawe Anasta.,S.E.,M.S.,Ak. Modul ke: Fakultas

PENYUSUNAN CASH FLOW BISNIS DAN LAPORAN LABA/RUGI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB

Analisis Biaya, Volume Penjualan dan Laba Sebagai Alat Perencanaan Laba Jangka Pendek pada Toko Pempek SAUDARA. Oleh : Meta Bina Sabila

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB II BAHAN RUJUKAN

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PABRIK TEMPE YANTO

BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN BIAYA VOLUME & LABA

EVALUASI HARGA SEWA RUSUN PENJARINGANSARI DAN SIWALANKERTO

Pendekatan Perhitungan Biaya, Pendapatan & Analisis Kelayakan Usahatani

BREAK EVENT POINT (BEP)

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA BREAK EVEN POINT

ANALISIS BREAK EVENT POINT DALAM KEBIJAKAN PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA (Studi Pada PT Wonojati Wijoyo Kediri)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata kunci: Cost-volume-profit, break even point, laba. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) SEBAGAI PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA BAKMI DKI CABANG ROSLIANA. : Yuli Setia Ningsih :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN

Oleh: Sihabudin, S.Pd. BREAK EVENT POINT SMK NEGERI 42 JAKARTA JALAN KAMAL RAYA, CENGKARENG JAKARTA BARAT 2017

PENENTUAN HARGA JUAL RUMAH DENGAN METODE COST PLUS PRICING PADA PT. CAKRA INDONESIA FERRY LAKSMANA / 3EB01

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA WARUNG BAKSO MANTAP DALAM PERENCANAAN LABA. Andika Hari Saputro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) MULTI PRODUK DALAM PERENCANAAN LABA PADA INDUSTRI ROTI CHEZINI BAKERY

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

METODE PENELITIAN Kerangka Penelitian

= 16,45 = ,16. a = = , ,45 x. Lampiran 1. Biaya gaji dan tunjangan

PERENCANAAN PRODUKSI BERDASARKAN ANALISIS BREAK EVEN POINT UNTUK MENCAPAI EFISIENSI PADA PD JUMBO MEKAR LESTARI

ANALISA Cost Volume Profit DRS. DEVIE., AK., RFC., CFP., AEPP., CMA., CBA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dan

Transkripsi:

53 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts & Coffee Dalam proses menghasilkan produknya, PT. JCO Donuts & Coffee terlebih dahulu memperkirakan dan menghitung besarnya biaya yang diperlukan untuk melakukan kegiatan proses produksi. Banyaknya jenis biaya yang digunakan oleh manajemen PT. JCO Donuts & Coffee membuat penulis mencoba mengklasifikasikan biaya berdasarkan 2 cara. Pengklasifikasian tersebut meliputi hubungan biaya berdasarkan produk dan volume produksi. Selain mengklasifikasikan biaya, PT. JCO Donuts & Coffee juga menentukan harga jual dengan memperhitungkan biaya produksi per unit. Keputusan dalam menentukan harga sangatlah penting karena jika harga ditentukan terlalu tinggi, pembeli akan menghindari pembelian produk perusahaan dan jika harga ditentukan terlalu rendah, dikhawatirkan perusahaan tidak dapat menutupi biaya biaya yang terjadi. Oleh karena itu perusahaan selalu menetapkan harga pokok produknya dengan harapan produk tersebut laku terjual dan dapat memperoleh laba yang maksimal. 1. Klasifikasi Biaya Klasifikasi biaya biaya yang terjadi berdasarkan hubungannya dengan produk pada PT. JCO Donuts & Coffee selama tahun 2010 dibedakan menjadi biaya produksi dan biaya non produksi, yaitu : 53

54 Tabel 4.1 Klasifikasi Biaya PT. JCO Donuts & Coffee Per 31 Desember 2010 Biaya Produksi Direct Material Pemakaian bahan baku dalam produksi 104.153.150.000 Direct Labour Biaya tenaga kerja langsung 7.896.292.000 FOH Biaya air 937.346.000 Biaya listrik 1.264.758.000 Biaya pemeliharaan bangunan pabrik 900.263.000 Biaya pemeliharaan mesin / sparepart 1.668.263.000 Biaya penyusutan gedung pabrik 2.300.000.000 Biaya penyusutan inventaris pabrik 1.728.374.000 Biaya penyusutan kendaraan pabrik 998.385.720 Biaya penyusutan mesin pabrik 2.147.490.000 Total FOH 11.944.879.720 Total Biaya Produksi 123.994.321.720 Biaya Non Produksi Biaya Penjualan & Pemasaran Biaya sewa toko 10.500.000.000 Biaya entertaiment 1.500.000.000 Biaya gaji bagian penjualan 4.552.940.000 Biaya pengiriman 1.915.615.500 Biaya promosi 1.000.000.000 Biaya Telephone / Fax 560.345.000 Total Biaya Penjualan & Pemasaran 20.028.900.500 Biaya Administrasi & Umum : Biaya administrasi bank 3.031.435.628 Biaya air 550.279.200 Biaya asuransi 5.543.503.596 Biaya bunga bank 5.503.595.736 Biaya gaji bagian kantor 4.021.556.000 Biaya listrik 541.869.000 Biaya pemeliharaan kendaraan kantor 90.282.000 Biaya penyusutan gedung kantor 1.283.600.000 Biaya penyusutan inventaris kantor 538.292.000 Biaya penyusutan kendaraan kantor 448.289.284 Biaya perlengkapan kantor 1.094.961.944 Biaya retribusi 1.506.337.300 Biaya Lain -lain 394.715.300 Total Biaya Administrasi & Umum 24.548.716.988 Total Biaya Non Produksi 44.577.617.488 Total Biaya 168.571.939.208 Sumber : PT. JCO Donuts & Coffee yang diolah penulis

55 Klasifikasi biaya biaya yang terjadi berdasarkan hubungannya dengan volume produksi pada PT. JCO Donuts & Coffee selama tahun 2010 dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya variabel, yaitu : Tabel 4.2 KLASIFIKASI BIAYA PT. JCO DONUTS & COFFEE PER 31 DESEMBER 2010 a. Biaya Tetap Biaya administrasi bank 3.031.435.628 Biaya asuransi 5.543.503.596 Biaya bunga bank 5.503.595.736 Biaya gaji bagian kantor 4.021.556.000 Biaya gaji bagian penjualan 4.552.940.000 Biaya penyusutan gedung kantor 1.283.600.000 Biaya penyusutan gedung pabrik 2.300.000.000 Biaya penyusutan inventaris kantor 538.292.000 Biaya penyusutan inventaris pabrik 1.728.374.000 Biaya penyusutan kendaraan kantor 448.289.284 Biaya penyusutan kendaraan pabrik 998.385.720 Biaya penyusutan mesin pabrik 2.147.490.000 Biaya perlengkapan kantor 1.094.961.944 Biaya sewa toko 10.500.000.000 Biaya retribusi 1.506.337.300 Total Biaya Tetap 45.198.761.208 b. Biaya Variabel Biaya air (adm & umum) 550.279.200 Biaya air (overhead pabrik) 937.346.000 Pemakaian bahan baku dalam produksi 104.153.150.000 Biaya entertaiment 1.500.000.000 Biaya Lain -lain 394.715.300 Biaya pengiriman 1.915.615.500 Biaya promosi 1.000.000.000 Biaya tenaga kerja langsung 7.896.292.000 Total Biaya Variabel 118.347.398.000 c. Biaya Semivariabel Biaya listrik (adm & umum) 541.869.000 Biaya listrik (overhead pabrik) 1.264.758.000 Biaya pemeliharaan bangunan pabrik 900.263.000 Biaya pemeliharaan kendaraan kantor 90.282.000 Biaya pemeliharaan mesin / sparepart 1.668.263.000 Biaya Telephone / Fax 560.345.000 Total Biaya Semivariabel 5.025.780.000 Sumber : JCO Donuts & Coffee yang diolah oleh penulis

56 Berdasarkan daftar tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa total biaya produksi pada PT. JCO Donuts & Coffee selama tahun 2010 yaitu sebesar Rp 123.994.321.720,- dan total biaya non produksi yaitu Rp 44.577.617.488,-. Klasifikasi biaya pada tabel 4.2 bedasarkan hubungannya dengan volume produksi dibedakan menjadi biaya tetap senilai Rp 45.198.761.208,- biaya variabel Rp 118.347.398.000,- dan biaya semivariabel Rp 5.025.780.000,-. Dimana biaya semivariabel akan dipisahkan kembali oleh penulis menjadi biaya tetap dan biaya variabel dengan menggunakan metode biaya terjaga. 2. Perhitungan Harga Jual Jika perusahaan menaikan harga produk, unit penjualan biasanya turun. Karena itu harga jual merupakan penyeimbang yang sensitif dimana keuntungan dari pendapatan per unit yang lebih tinggi dilakukan dengan mengorbankan volume yang lebih rendah karena membebankan harga yang lebih tinggi. Perhitungan harga jual pada PT. JCO Donuts & Coffee menggunakan pendekatan biaya penyerapan (Absorption Cost), yang dalam penentuan harga jual, basis biayanya adalah biaya produk perunit. Pada tahun 2010, perusahaan diasumsikan memproduksi 31.000.000 Pcs Donuts. Dikeluarkan biaya produk perunit sebesar Rp 4.000 dengan harga jual yang di tetapkan sebesar 50% dari biaya produksi. Adapun perhitungan harga jual per unit nya adalah sebagai berikut :

57 Gambar 4.1 Keterangan By Produksi Total By Produk (Rp) Produksi Perunit Bahan Baku Langsung 104.153.150.000 31.000.000 Rp 3.360 Tenaga Kerja Langsung 7.896.292.000 31.000.000 Rp 255 Overhead Pabrik Tetap 7.174.249.720 31.000.000 Rp 231 Overhead Pabrik Variabel 4.770.630.000 31.000.000 Rp 154 Total 123.994.321.720 Rp 4.000 MarkUp untuk menutup biaya penjualan, umum, adm dan laba yang diinginkan dari biaya manufaktur unit (50%) Rp 2.000 Harga Jual Target Rp 6.000 Sumber : PT. JCO Donuts & Coffee yang diolah penulis Tingkat Mark up yang di inginkan harapkan oleh perusahaan yaitu dapat menutupi biaya tetap. Adapun perhitungannya : ROI = Laba Investasi = Rp 8.788.180.792 = 20% RP 44.000.000.000 Jadi, ROI (Return On Investment) pada PT. JCO Donuts & Coffee pada tahun 2010 yaitu 20%. Ekspektasi Laba = Total Aktiva x ROI = Rp 85.829.288.000 x 20% = Rp 17.142.802.277

58 Jadi, Ekspektasi Laba pada PT. JCO Donuts & Coffee pada tahun 2010 yaitu Rp 17.142.802.277,-. Unsur Mark Up = Ekspektasi Laba x By. Non Produksi = Rp 17.142.802.277 x Rp 44.577.617.488 = Rp 61.720.419.765 Jadi, Unsur Mark Up pada PT. JCO Donuts & Coffee pada tahun 2010 yaitu Rp 61.720.419.765,-. % Mark Up = Unsur Mark Up x 100% yaitu 50%. Unsur By. Produksi = Rp 61.720.419.765 = 50% Rp 123.994.321.720 Jadi, Persentase Mark Up pada PT. JCO Donuts & Coffee pada tahun 2010 Adapun harga jual pada PT. JCO Donuts & Coffee menggunakan pendekatan biaya penyerapan (Absorption Cost) adalah : Gambar 4.2 Bahan Baku Langsung Rp 3.360 Tenaga Kerja Langsung Rp 255 Overhead Pabrik Tetap Rp 231 Overhead Pabrik Variabel Rp 154 Total Rp 4.000 MarkUp untuk menutup biaya penjualan, umum, adm dan laba yang diinginkan dari biaya manufaktur unit (50%) Rp 2.000 Harga Jual Target Rp 6.000 Sumber : PT. JCO Donuts & Coffee yang diolah penulis

59 3. Perhitungan Cost & Profit Selama tahun 2010 PT. JCO Donuts & Coffee berhasil menjual produknya senilai Rp 177.360.120.000,- dengan harga jual perunit senilai Rp 6.000,-. Biaya biaya dan pendapatan pada PT. JCO Donuts & Coffee cenderung stabil pada setiap tahunnya. Kegiatan Operasional perusahaan akan menjadi maksimal dalam musim liburan sekolah, perayaan akhir tahun, hari hari besar agama dan lainnya. Berikut ini merupakan perhitungan laba PT. JCO Donuts & Coffee pada tahun 2010, yaitu : Laba Tahun 2010 = Penjualan - Biaya-biaya yang terjadi = Rp 177.360.120.000 - Rp 168.571.939.208 = Rp 8.778.180.792 Berdasarkan pehitungan diatas, dapat diketahui bahwa selama tahun 2010, PT. JCO Donuts & Coffee memperoleh laba senilai Rp 8.778.180.792,- 4. Analisis Biaya Biaya biaya yang terjadi dalam perusahaan harus digolongkan sesuai perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan kegiatan atau aktivitas perusahaan. Dalam analisis ini penulis menggunakan metode Total Cost yang terdiri dari 2 golongan biaya yaitu Fixed Cost (Biaya Tetap) dan Variabel Cost (Biaya Variabel).Dalam hal ini pemisahan biaya semivariabel, perusahaan mengunakan metode Stand by Cost (metode biaya terjaga) karena pengalokasian biaya semivariabel tidak berdasarkan pemicu biaya tertentu.

60 Manajemen perusahaan menetapkan bahwa apabila kegiatan perusahaan dihentikan sementara, maka biaya tetap yang dikeluarkan adalah 20% saja. Tabel 4.3 Pemisahan Biaya Semivariabel PT. JCO DONUTS & COFFEE PER 31 DESEMBER 2010 Biaya listrik (adm & umum) 541.869.000 Biaya listrik (overhead pabrik) 1.264.758.000 Total biaya listrik pada saat operasi normal 1.806.627.000 Biaya terjaga sebagai biaya tetap (20%) (361.325.400) Biaya variabel 1.445.301.600 Biaya pemeliharaan bangunan pabrik 900.263.000 Biaya terjaga sebagai biaya tetap (20%) (180.052.600) Biaya variabel 720.210.400 Biaya pemeliharaan kendaraan kantor 90.282.000 Biaya terjaga sebagai biaya tetap (20%) (18.056.400) Biaya variabel 72.225.600 Biaya pemeliharaan mesin / sparepart 1.668.263.000 Biaya terjaga sebagai biaya tetap (20%) (333.652.600) Biaya variabel 1.334.610.400 Biaya Telepon / Fax 560.345.000 Biaya terjaga sebagai biaya tetap (20%) (112.069.000) Biaya variabel 448.276.000 Total Biaya Tetap 1.005.156.000 Total Biaya Variabel 4.020.624.000 Sumber : PT. JCO Donuts & Coffee yang diolah oleh penulis

61 Maka jumlah biaya tetap dan biaya variabel PT. JCO Donuts & Coffee adalah sebagai berikut : Biaya Tetap tahun 2010 = Rp 45.198.761.208 + Rp 1.005.156.000 = Rp 46.203.917.208 Biaya Variabel tahun 2010 = Rp 118.347.398.000 + Rp 4.020.624.000 = Rp 122.368.022.000 B. Analisis Cost Volume Profit Metode yang digunakan dalam analisis Cost Volume Profit pada PT. JCO Donuts & Coffee adalah margin kontribusi dan rasio margin kontribusi, analisis titik impas (Break Even Point) dan margin keamanan (Safety of Margin). Perusahaan tidak menggunakan metode operating leverage dan bauran penjualan karena meskipun perusahaan memproduksi dan menjual 4 produk (produk utama dan produk sampingan) tetapi perusahaan tetap menjual produk utama (Donuts) dalam kuantitas yang lebih besar. Pada tahun 2010, perusahaan menjual satu item donut dikeluarkan biaya variabel sebesar Rp 4.140 dan biaya tetap Rp 46.203.917.208,- dengan harga jual yang di tetapkan sebesar Rp 6.000/item dan pada tahun tesebut berhasil menjual produknya sebesar 29.560.020 item. Titik Impas (Break Even Point) pada PT. JCO Donuts & Coffee untuk tahun 2010 yaitu :

62 1. Metode Persamaan Metode persamaan memusatkan pada pendekatan kontribusi hingga laporan laba rugi. Titik impas (Break Even Point) dalam unit dapat dihitung dengan : Penjualan = Biaya Variabel + Biaya Tetap + Laba Rp 6.000. Q = Rp 4.140. Q + Rp 46.203.917.208 + 0 Rp 6.000. Q = Rp 4.140. Q + Rp 46.203.917.208 1.860. Q = Rp 46.203.917.208 = 24.840.816 Pcs Jadi, titik impas (break even point) per unit dengan menggunakan metode persamaan selama tahun 2010 pada PT JCO Donuts & Coffee adalah 24.840.816Pcs. Titik Impas (Break Even Point) dalam rupiah dapat dihitung dengan : Penjualan = Biaya Variabel + Biaya Tetap + Laba 100%. Q = 69% + Rp 46.203.917.208 + 0 100%. Q = 69% + Rp 46.203.917.208 31%. Q = Rp 46.203.917.208 = Rp 149.044.894.219 Jadi, analisis titik impas (Break Even Point) dengan menggunakan metode persamaan pada tahun 2010 atas dasar rupiah adalah Rp 149.044.894.219,- BEP per unit = Rp 149.044.894.219 24.840.816 = 6.000

63 Jadi, analisis titik impas (Break Even Point) per unit dengan menggunakan metode persamaan pada tahun 2010 atas dasar rupiah adalah Rp 6.000,- 2. Metode Margin Kontribusi Dalam menentukan titik impas (Break Even Point) perunit dapat pula dihitung dengan menggunakan metode margin kontribusi, yaitu : BEP dalam unit yang dijual = Biaya Tetap Margin Kontribusi per unit = Rp 46.203.917.208 Rp 1.860 = 24.840.815,70 Jadi, titik impas (break even point) per unit dengan menggunakan metode margin kontribusi selama tahun 2010 pada PT JCO Donuts & Coffee adalah 24.840.815,70 Pcs. Titik Impas (Break Even Point) dalam rupiah dapat dihitung dengan : BEP dalam rupiah yang dijual = Biaya Tetap Rasio Margin Kontribusi = Rp 46.203.917.208 31% = Rp 149.044.894.219,36 Jadi, analisis titik impas (Break Even Point) dengan menggunakan metode margin kontribusi pada tahun 2010 atas dasar rupiah adalah Rp 149.044.894.219,36,-

64 BEP per unit = Rp 149.044.894.219 24.840.816 = Rp 6.000,00 Jadi, analisis titik impas (Break Even Point) per unit dengan menggunakan metode margin kontribusi pada tahun 2010 atas dasar rupiah adalah Rp 6.000,00,- Berdasarkan perhitungan titik impas di atas dapat dilihat bahwa titik titik impas pada tahun 2010 adalah Rp 149.044.894.219,-. Semakin rendah titik titik impas maka semakin cepat memperoleh keuntungan. Penentuan titik titik impas sangat penting karena perusahaan dapat mengetahui pada batas berapa penjualan perusahaan harus dilakukan agar perushaan tidak mengalami kerugian. Gambar 4.3 Total Per Unit Penjualan Rp 6.000 x 29.560.020 Rp 177.360.120.000 Rp 6.000 Biaya Variabel Rp 4.140 x 29.560.020 Rp 122.368.022.000 Rp 4.140 Contribution Margin Rp 54.992.098.000 Rp 1.860 Biaya Tetap Rp 46.203.917.208 Laba bersih Rp 8.788.180.792 Sumber : Data diolah penulis Rasio Margin Kontribusi = Margin Kontribusi Penjualan = Rp 54.992.098.000 Rp 177.360.120.000 = 31,01%

65 Setiap unit yang terjual akan mengurangi kerugian sejumlah margin kontribusi per unit. Ketika titik impas (break even point) tercapai, setiap tambahan unit yang terjual akan meningkatkan laba perusahaan sejumlah margin kontribusi sebesar 31,01%. Hal ini berarti untuk setiap kenaikan penjualan total margin kontribusi juga akan meningkat sebesar 31,01% dan laba bersih juga akan meningkat dengan asumsi biaya tidak berubah. Adapun dapat dilihat dalam bentuk grafik (Break Even Chart) adalah sebagai berikut : Rp Gambar 4.4 Break Even Chart TR BEP Laba TC 149.044.894.219 46.203.917.208 FC Rugi VC 24.840.816 Unit C. Margin Of Safety Margin of Safety (tingkat keamanan) penjualan pada PT. JCO Donuts & Coffee untuk tahun 2010 dapat diketahui sebagai berikut :

66 Margin keamanan = Penjualan yang dianggarkan - Penjualan pada titik impas = Rp 177.360.120.000 Rp 149.044.894.219 = Rp 28.315.225.781 Jika dinyatakan dalam prosentase, maka : % Margin Keamanan = Rp 28.315.225.781 Rp 177.360.120.000 = 15,96% Hal ini berarti bahwa penurunan penjualan sebesar 15,96% atau Rp 28.315.225.781,- akan memenuhi titik impas saja. Semakin tinggi margin keamanan maka semakin rendah perusahaan akan menderita kerugian. D. Analisis Perencanaan Laba Berdasarkan kebijakan manajemen, perencanaan penjualan untuk tahun 2011 diharapkan meningkat ± 25% dari total penjualan tahun sebelumnya. Hal ini dilakukan karena adanya faktor masa lalu dan semakin banyaknya kebutuhan para konsumen sekarang ini. Selain itu juga dikarenakan target pasar konsumen yang semakin luas. Jika pada tahun 2010 penjualan telah tercapai sebanyak 29.560.020 item, maka direncanakan penjualan untuk tahun 2011 adalah sebesar 36.950.025 item (25% x 29.560.020). Perencanaan laba pada PT. JCO Donuts & Coffee tahun 2010, jika diasumsikan tidak ada perubahan biaya dan harga jual, maka dapat diketahui sebagai berikut :

67 Gambar 4.5 Saat ini Diharapkan Peningkatan % Penjualan Rp 177.360.120.000 Rp 221.700.150.000 Rp 44.340.030.000 100% Biaya Variabel Rp 122.368.022.000 Rp 152.960.027.500 Rp 30.592.005.500 68,99% Contribution Margin Rp 54.992.098.000 Rp 68.740.122.500 Rp 13.748.024.500 31,01% Biaya Tetap Rp 46.203.917.208 Rp 46.203.917.208 Rp - Laba bersih Rp 8.788.180.792 Rp 22.536.205.292 Rp 13.748.024.500 Sumber : Data diolah penulis Jadi, laba yang dapat diperoleh secara maksimal oleh PT. JCO Donuts & Coffee pada tahun 2011 adalah Rp 22.536.205.292,-. Perencanaan laba yang dibuat perusahaan dengan membandingkan penjualan tahun sebelumnya unutk tahun 2011 yaitu diharapkan kenaikan penjualan sampai dengan akhir 2011 adalah ± 25%. Perusahaan juga mempertimbangkan untuk tahun depan akan terjadi kenaikan biaya tetap 5% dan kenaikan harga jual Rp 6.300,-. Hal ini disebabkan karena kenaikan gaji dan upah karyawan setiap tahunnya. Manajemen perusahaan mengasumsikan kenaikan biaya tetap sebesar 5% menjadi Rp 48.514.113.068,- dan biaya variabel menjadi Rp 4.360. Harga jual per item produk juga meningkat menjadi Rp 6.300, maka diperoleh perencanaan laba sebagai berikut :

68 Gambar 4.6 Total Per Unit Penjualan 6.300 x 36.950.025 Rp 232.785.157.500 Rp 6.300 Biaya Variabel 4.360 x 36.950.025 Rp 161.102.109.000 Rp 4.360 Contribution Margin Rp 71.683.048.500 Rp 1.940 Biaya Tetap Rp 48.514.113.068 Laba bersih Rp 23.168.935.432 Sumber : Data diolah penulis Rasio Margin Kontribusi = Margin Kontribusi Penjualan = Rp 71.683.048.500 Rp 232.785.157.500 = 30,79% Jadi setiap tambahan unit yang terjual akan meningkatkan laba perusahaan sejumlah margin kontribusi sebesar 30,79%. Titik impas (Break Even Point) dalam unit dapat dihitung dengan : Penjualan = Biaya Variabel + Biaya Tetap + Laba Rp 6.300. Q = Rp 4.360. Q + Rp 48.514.113.068 + 0 Rp 6.300. Q = Rp 4.360. Q + Rp 48.514.113.068 1.940. Q = Rp 48.514.113.068 = 25.007.275 Jadi, titik impas (break even point) per unit pada tahun 2011 pada PT JCO Donuts & Coffee adalah 25.007.275 Pcs.

69 Titik Impas (Break Even Point) dalam rupiah dapat dihitung dengan : Penjualan = Biaya Variabel + Biaya Tetap + Laba 100%. Q = 69% + Rp 48.514.113.068 + 0 100%. Q = 69% + Rp 48.514.113.068 31%. Q = Rp 48.514.113.068 = Rp 156.497.138.930 Jadi, titik impas (break even point) atas dasar rupiah pada tahun 2011 pada PT JCO Donuts & Coffee adalah Rp 156.497.138.930,- BEP per unit = Rp 156.497.138.930 25.007.275 = Rp 6.258 Jadi, analisis titik impas (Break Even Point) per unit dengan menggunakan metode persamaan pada tahun 2010 atas dasar rupiah adalah Rp 6.258,- Dalam menentukan titik impas (Break Even Point) perunit dapat pula dihitung dengan menggunakan metode margin kontribusi, yaitu : BEP dalam unit yang dijual = Biaya Tetap Margin Kontribusi per unit = Rp 48.514.113.068 Rp 1.940 = 25.007.274,78 Jadi, titik impas (break even point) per unit dengan menggunakan metode margin kontribusi selama tahun 2010 pada PT JCO Donuts & Coffee adalah 25.007.274,78 Pcs.

70 Titik Impas (Break Even Point) dalam rupiah dapat dihitung dengan : BEP dalam rupiah yang dijual = Biaya Tetap Rasio Margin Kontribusi = Rp 48.514.113.068 31% = Rp 156.497.138.930,32 Jadi, analisis titik impas (Break Even Point) dengan menggunakan metode margin kontribusi pada tahun 2010 atas dasar rupiah adalah Rp Rp 156.497.138.930,32,- BEP per unit = Rp 156.497.138.930 25.007.275 = Rp 6.258,06 Jadi, analisis titik impas (Break Even Point) per unit dengan menggunakan metode margin kontribusi pada tahun 2010 atas dasar rupiah adalah Rp 6.258,06,- Adapun dapat dilihat dalam bentuk grafik (Break Even Chart) adalah sebagai berikut :

71 Rp Gambar 4.7 Break Even Chart TR BEP Laba TC 156.497.138.930 48.514.113.068 FC Rugi VC 25.007.275 Unit Perhitungan Margin of Safety (tingkat keamanan) dapat diketahui sebagai berikut : Margin keamanan = Penjualan yang dianggarkan - Penjualan pada titik impas = Rp 232.785.157.500 Rp 156.497.138.930 = Rp 76.288.018.570 Jika dinyatakan dalam prosentase, maka : % Margin Keamanan = Rp 76.288.018.570 Rp 232.785.157.500 = 32,77% Pada umumnya perusahaan lebih menyukai titik impas yang lebih rendah karena jika tingkat penjualan pada titik impas rendah, maka kesempatan untuk memperoleh laba semakin besar.

72 Margin keamanan yang lebih baik adalah yang relative besar karena menggambarkan daya tahan terhadap penurunan penjualan lebih besar. E. Analisis Cost Volume Profit sebagai Alat Perencanaan Laba PT. JCO Donuts & Coffee telah menerapkan analisis cost volume profit dalam membuat perencanaan laba. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan mencari titik impas agar dapat ditentukan sampai berapa besar tingkat penjualan yang harus diperoleh agar perusahaan tidak menderita kerugian. Titik impas (Break Event Point) perusahaan untuk tahun 2010 yaitu pada penjualan mencapai 24.840.816 Psc dengan total penjualan Rp 149.044.894.219,-. Margin kontribusi sebesar 31,01%. yang artinya setelah penjualan mencapai titik impas maka tambahan 1 unit yang terjual juga akan meningkatkan laba sebesar 31,01%.. Magin keamanan perusahaan adalah 15,96% atau Rp 28.315.225.781,- yang artinya batas penurunan penjualan yang diperbolehkan hanya 15,96% saja karena lebih dari 15,96%, perusahan akan menderita kerugian. Pada tahun 2011, perusahaan merencanakan terjadinya peningkatan penjualan ± 25% atau sekitar 36.950.025 Pcs dan target laba yang diperoleh adalah sekitar Rp Rp 22.536.205.292,-. Titik impas pada tahun 2011 tercapai pada saat penjualan sebesar 25.007.275 Pcs donuts atau sebesar Rp 156.497.138.930,. Margin keamanan pada tahun 2011 adalah penjualan sekitar 32,77% atau sebesar Rp 76.288.018.570,- yang artinya setelah tercapai penjualan tersebut perusahaan telah terhindar dari kerugian.