BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hemoglobin adalah suatu senyawa protein dengan besi yang. ternamakan protein terkonjugasi, sebagai inti besi dengan rangka

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. (Evelyn C. Pearce, 2006)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. trombosit. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8 % berat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah dan sel darah. Sel darah terdiri atas tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Haemoglobin adalah senyawa protein dengan besi (Fe) yang dinamakan

BAB 2BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan bagian padat. Bagian cair disebut plasma sedangkan bagian yang padat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

Indek Eritrosit (MCV, MCH, & MCHC)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengangkut oksigen. Kualitas darah dan warna merah darah ditentukan oleh kadar hemoglobin.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting bagi dokter yang bertugas di laboratorium, dokter

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. penting dari sistem transport dan bagian penting

BAB I PENDAHULUAN. persenyawaan heme yang terkemas rapi didalam selubung suatu protein

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah penelitian analitik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya terdapat unsur-unsur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Plasma darah, merupakan bagian yang cair dan bagian korpuskuli yakni

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

1 Universitas Kristen Maranatha

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah cairan yang disebut plasma dan didalamnya terdapat unsur-unsur padat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghantarkan hormon dan materi-materi pembekuan darah (Sadikin, 2004).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak berbahaya maupun yang

Disusun oleh : Jheniajeng Sekartaji A. NIM. G0C

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian darah yang berasal dari donor kepada seorang penderita (resipien).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu menggambarkan perbedaan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a. Hemoglobin 1

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Review Sistem Hematology

PENGARUH KONSUMSI SUPLEMEN ZAT BESI TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU MENYUSUI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua bagian dari tubuh rusa dapat dimanfaatkan, antara lain daging, ranggah dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indeks Eritrosit atau Mean Cospuscular Value adalah suatu nilai rata-rata

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah.

BAB I PENDAHULUAN. benar sehingga memberikan hasil yang teliti dan akurat dengan validasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Defisiensi besi merupakan gangguan nutrisi yang secara umum. terjadi di seluruh dunia dan mengenai lebih kurang 25% dari seluruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan hematologi. Pemeriksaan hematologi meliputi kadar hemoglobin,

GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA (METODE GPO- PAP) PADA SAMPEL SERUM DAN PLASMA EDTA

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Karbon Monoksida (CO) perbandingan berat terhadap udara (1 Atm 0 C) sebesar 0,967. Bila

Praktikum II UJI OKSIHEMOGLOBIN & DEOKSIHEMOGLOBIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asam Urat adalah sampah hasil metabolisme normal dari pencernaan

PEMERIKSAAN KUANTITATIF DARAH : BC-2600/BC-2800 AUTO HEMATOLOGY ANALYZER By: Dosendoktor

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Ketersediaan kantong darah di Indonesia masih. sangat kurang, idealnya 2,5% dari jumlah penduduk untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I. berbagai program dan upaya kesehatan (Depkes, 2004). mutu pelayanan dan mutu hasil pemeriksaan di laboratorium.

ARTI PENTING KALIBRASI PADA PROSES PENGUKURAN ANALITIK: APLIKASI PADA PENGGUNAAN phmeter DAN SPEKTROFOTOMETER UV-Vis. Iqmal Tahir ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

BAB I PENDAHULUAN. Hemoglobinopati adalah kelainan pada sintesis hemoglobin atau variasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berinti dan terbentuk di sumsum tulang. Trombosit matang berukuran 2-4 µm,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. primitive sampai manusia. Darah dalam keadaan fisiologik selalu berada dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitis.

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik dari segi fisik maupun dari segi hormonal. Salah satu. perkembangan tersebut adalah perkembangan hormone Gonadotropin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK KESESUAIAN PERHITUNGAN NILAI RATA-RATA ERITROSIT FLOW CYTOMETER DENGAN GAMBARAN POPULASI ERITROSIT PADA PEMERIKSAAN SEDIAAN APUS DARAH TEPI

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah. pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis.

BAB 1 PENDAHULUAN. Mikrositer hipokrom adalah gambaran morfologi sel darah merah

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

ABSTRAK. Dewi Tantra, 2008, Pembimbing I : Aloysius Suryawan,dr., SpOG Pembimbing II : Penny Setyawati,dr.,SpPK., M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. makhluk hidup. Sel eritrosit termasuk sel yang terbanyak di dalam tubuh manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari tubuh yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. a. Plasma darah, merupakan bagian yang cair

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan bagian penting dari sistem transportasi zat-zat. a. Plasma darah merupakan bagian cair.

BLOOD GAS ANALYZER. Disusun oleh: 1.Fachri Adriansyah 2.Fadhlul Hadi 3.Fahmy Sulthonuddin 4.Fajar Indar POLTEKKES JAKARTA II TEKNIK ELEKTROMEDIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Yuliandriani Wannur ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

BAB I PENDAHULUAN. kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler. mengenai organ lain kecuali susunan saraf pusat.

[ BIOKIMIA ] Urobilirubin

HASIL DAN PEMBAHASAN. diberi Fructooligosaccharide (FOS) pada level berbeda dapat dilihat pada Tabel 5.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif.. Tempat pengambilan sampel dan pemeriksaan sampel di Laboratorium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

Apa itu Darah? Plasma Vs. serum

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA. Penentuan Kadar Glukosa Darah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia / tingginya glukosa dalam darah. 1. Klasifikasi DM menurut Perkeni-2011 dan ADA

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN. a. Nama Alat : Alat ukur nitrit untuk air bersih dan air minum berbasis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh rata-rata jumlah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik.

LAPORAN PRAKTIKUM 04 METABOLISME & SPEKTROFOTOMETRI

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hemoglobin 1. Definisi Hemoglobin adalah suatu senyawa protein dengan besi yang ternamakan protein terkonjugasi, sebagai inti besi dengan rangka protoporphyrin dan globin. Besi menyebabkan warna darah menjadi merah, juga bertugas di dalam transport oksigen dari paru-paru ke jaringan dan transport karbondioksida dari jaringan ke paru-paru, serta membantu sebagai buffer darah (DepKes RI., 1989). 2. Sintesa Hemoglobin Sintesa hemoglobin banyak terjadi dalam mitokondria oleh sederetan reaksi biokoimia yang dimulai dengan kondensasi glisin dan suksinil koenzim A di bawah enzim kunci delta-amino Laevulinik Acid (ALA) (Iyan D., 1987). Piridoksal fosfat adalah koenzim untuk reaksi ini yang dirangsang oleh eritropoitin dan dihambat haem Protoporfirin bergabung dengan besi untuk membentuk haem, yang masing-masing molekulnya bergabung dengan rantai globin yang terbuat pada poliribosom. Empat rantai globin dengan masingmasing gugus haemnya sendiri terbuat dalam kantong untuk membangun molekul hemoglobin (Iyan D., 1987). 4

5 Kadar rata-rata hemoglobin darah normal laki-laki 13 g/dl dan pada wanita 12 g/dl. Setiap molekul hemoglobin tersusun atas empat kandungan haem yang identik dan terikat pada empat rantai globin. Keempat rantai globin terdiri atas rantai alfa dan dua rantai lagi berlainan, sesuai dengan hemoglobin yaitu rantai beta untuk HbA, rantai delta untuk Hb A2 dan rantai gamma untuk HbF, gen yang mengatur struktur peptida dan gen yang mengatur kecepatan sintesis setiap rantai globin adalah berbeda. Hemoglobinopati disebabkan oleh kelainan pada gen yang menentukan susunan asam amino, sedangkan kelainan pada gen yang mengatur pembentukan Haem menimbulkan talasemia. Pembentukan haem terjadi secara bertahap, dimulai dengan pembentukan kerangka porfirin, disusul oleh inkorporasi besi ke empat haem. Tersedianya besi merupakan faktor yang penting untuk mempertahankan hemoglobin (R.Gandasoebrata., 1989). 3. Struktur Hemoglobin Struktur hemoglobin terdiri dari satu golongan heme dan globin yang terdiri dari 4 rantai polipeptida terdiri dari asam amino yang terikat menjadi rantai dengan urutan tertentu. Hemoglobin normal sebagian besar terdiri dari jenis rantai A. Molekul-molekul hemoglobin terdiri dari dua pasang rantai polipeptida (globin) dan empat gugus haem yang masing-masing mengandung sebuah atom besi (Adji D., 1985).

6 4. Fungsi Hemoglobin Fungsi fisiologi utama hemoglobin adalah mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida didalam jaringan tubuh. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa keseluruh tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar. Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk dibuang (DepKes RI., 1989). 5. Batasan normal Kadar Hemoglobin Tabel 1. Batasan Normal Kadar Hemoglobin Kriteria Harga Normal Wanita dewasa 12 g % Pria dewasa 13 g% Wanita Hamil 11 g% Anak 6 bulan - 6 tahun 11g% 6 tahun 14 tahun 12 g% Sumber : (EN. Kosasih 1984) Penurunan hemoglobin dimana tubuh akan mengalami hipoksia sebagai akibat kemampuan kapasitas pengangkutan oksigen dari darah berkurang dan biasanya disertai oleh penurunan jumlah sel darah merah disebut anemia (Iman S., 1997).

7 Ada beberapa macam anemi menurut Iyan Darmawan, 1987, yaitu Anemi Defisiensi besi, Anemi Megaloblastik, Anemia Hemolitik, Anemi Aplastik, Anemi setelah Perdarahan Akut, Anemia karena Pendarahan Kronis, Anemia pada Penyakit Kronis. B. Pemeriksaan Kadar Hemoglobin dapat dilakukan menggunakan alat: 1. Humaliser 2000 Humaliser 2000 adalah suatu pengukur cahaya sistem bichromatic dengan enam panjang gelombang yaitu 340, 405, 505, 546, 580, 630 nm. Humaliser 2000 dapat melakukan semua pengukuran enzim dan substrat dengan 5 program yaitu absorbance, konsentrasi melalui standart, konsentrasi melalui faktor, aktifitas enzim dalam 60 detik, aktifitas enzim dalam waktu 120 detik. Humaliser 2000 dilengkapi dengan keypads, display, flowcell. Alat ini mempunyai pompa yang dibutuhkan bila beroperasi. Pembacaan sampel akan dibaca setelah sampel dihisap melalui pipa kecil yang keluar dari flowcell dan masuk ke dalam botol pembuangan. Pompa secara otomatis akan berhenti menghisap jika botol pembuangan sudah penuh. Pompa ini juga dilengkapi dengan kondensi yang akan menjamin tidak adanya cairan yang masuk dalam mekanisme pompa. Prinsip pengukuran Hemoglobin dengan menggunakan alat Humaliser 2000 yaitu untuk mengukur konsentrasi suatu kadar hemoglobin yang dilewatkan pada cahaya monokromatis melalui suatu larutan. Selanjutnya

8 diubah menjadi data digital dan dianalisis oleh perangkat penghitung. Apabila semakin tinggi konsentrasi zat semakin banyak cahaya yang diserap. Hubungan antara jumlah cahaya yang diserap dan konsentrasi larutan ditunjukkan dengan hukum Beer, yang menyatakan bahwa besarnya penyerapan berkaitan langsung dengan konsentrasi zat (Humaliser Diagnostics., 2000). Hemoglobin darah diubah menjadi sianmethemoglobin dalam larutan yang berisi Kalium Ferrisianida dan Kaliumsianida. Absorbansa larutan diukur pada gelombang 546 nm atau filter hijau. Larutan drabkin yang dipakai pada cara ini mengubah hemoglobin, oksihemoglobin, methemoglobin dan karboksihemoglobin menjadi sianmethemoglobin. Sulfhemoglobin tidak berubah dan karena itu tidak ikut diukur. Cara ini sangat bagus untuk laboratorium rutin dan sangat dianjurkan untuk penetapan kadar hemoglobin dengan teliti. Karena standar sianmethemoglobin yang ditanggung kadarnya bersifat stabil dan dapat dibeli. Ketelitian cara ini dapat mencapai kurang lebih 2%. Laporan hasil pemeriksaan kadar hemoglobin dengan cara ini hanya boleh menyebut satu angka / digit dibelakang tanda desimal, melaporkan dua digit sesudah angka desimal melampaui ketelitian dan ketepatan yang dapat dicapai dengan metode ini. Variasi-variasi fisiologis juga menyebabkan digit kedua dibelakang tanda desimal menjadi tanpa makna. Kekeruhan dalam suatu sampel darah mengganggu pembacaan dalam fotokolorimetri dan menghasilkan absorbansi dan kadar hemoglobin yang lebih tinggi dari yang

9 sebenarnya. Kekeruhan semacam ini dapat disebabkan antara lain oleh lekositosis, lipemia dan adanya globulin abnormal seperti pada makroglobulinemia (R.Gandasoebrata., 1985). Prinsip pemeriksaannya senyawa hemoglobin kecuali sulfhemoglobin akan diubah menjadi sianmethemoglobin yang berwarna merah coklat oleh larutan drabkin yang mengandung Kalium Ferrisianida dan Kalium Sianida (E.N Kosasih., 1984). Keuntungannya harga reagen lebih murah, ketelitian lebih tinggi, kesalahan sekitar 2 %, sedangkan kelemahannya yaitu memerlukan alat canggih dan waktu pemeriksaan yang lebih lama karena memerlukan inkubasi. 2. ABX Micros 60 /OS/OT-16 ABX Micros 60 /OS/OT-16 merupakan suatu penganalisis hematologi multi parameter yang meliputi 16 parameter, yaitu WBC (White Blood Cell), limfosit, monosit, granulosit, neutrofil, basofil, eosinofil, RBC (Red Blood Cell), HGB (Hemoglobin), HCT (Hematrokit), MCV (Mean Corpuscular Volume), MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin), MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration), PLT (Platelets), RDW (pembesaran trombosit), MPV (Mean Platelet Volume) (ABX Diagnostics., 1998). Prinsip pengukuran Hemoglobin pada alat ABX Micros 60 /OS/OT-16 yaitu setiap siklus selalu dilakukan pemeriksaan hemoglobin dan dibandingkan dengan analisa hemoglobin sebelumnya, 0,52 ml cairan lyse

10 dicampurkan pada 2,5 ml diluent. Reagen ini mengandung potassium ferricyanide (Fe(Cn))K dan potassium cyanide (KCN) kemudian hemoglobin dibebaskan oleh lyse yang menghancurkan eritrosit yang bergabung dengan potassium cyanide membentuk senyawa kromogen cyanmethemoglobin, senyawa itu kemudian diukur secara spektrophotometer, melalui bagian optik (ABX Diagnostics., 1998). Bahan atau sampel darah yang digunakan adalah darah EDTA dan menggunakan reagen siap pakai, terdiri dari ABX Minidil LMG, ABX Miniclean, ABX Lyse, ABX Minipack LMG (ABX Diagnostics., 1998). Keuntungan menggunakan alat ini adalah waktu pemeriksaanya lebih cepat dan menghemat waktu, teknik pemeriksaan lebih praktis, akurasi hasil mudah dievaluasi karena alat ini dapat dikontrol akurasi dan presisinya, sedangkan kelemahannya alat dan reagennya mahal. Analiser hematologi ABX Micros 60 /OS/OT-16 menggunakan metode impedensi elektrik dan absorbansi cahaya. Metode impedensi elektrik untuk menghitung dan mengukur sel darah dimana sebelum pemeriksaan, sampel diencerkan dengan menggunakan larutan yang mempunyai konduktivitas tertentu dan merupakan konduktor listrik yang kurang baik kemudian sel darah dialirkan melalui lubang kecil yang disebut orifice yang mempunyai ukuran tertentu. Pada saat yang sama, suatu arus listrik dialirkan melalui elektroda yang dipasangkan pada sisi luar dan sisi dalam orifice, karena sel darah adalah penghantar listrik yang buruk, sehingga jika sel darah masuk melalui

11 orifice tadi arus listrik yang mengalir akan terganggu, gangguan ini menimbulkan suatu pulsa. Besar pulsa akan sesuai dengan besarnya sel darah yang lewat. Jika sel darah besar, maka pulsa yang ditimbulkan besar, sebaliknya jika sel darah kecil maka pulsapun kecil. Dengan demikian ABX Micros 60 /OS/OT-16 dapat mengenali jenis jenis sel menurut ukurannya dan menghitung jumlahnya (ABX Diagnostics., 1998). Analiser hematologi ABX Micros 60 /OS/OT-16 menggunakan metode absorbansi cahaya untuk mengukur konsentrasi suatu kadar hemoglobin yang dilewatkan pada cahaya monokromatis melalui suatu larutan. Apabila semakin tinggi konsentrasi zat semakin banyak cahaya yang diserap (ABX Diagnostics., 1998). Reagen yang digunakan dalam pemeriksaan hemoglobin cara Analiser dengan menggunakan ABX Micros 60 /OS/ OT-16 antara lain: - Minidil LMG : sebagai pengencer dan sebagai medium penghantar, - Lyse dan Minipack LMG : untuk melisiskan sel darah merah dan menentukan konsentrasi Hemoglobin, - Miniclean : sebagai pembersih setelah dilakukan pemeriksaan (ABX Diagnostics., 1998).

12 ABX Micros 60 /OS/OT-16 adalah unit tunggal yang meliputi suatu penganalisis spesimen dan modul data. a. Penganalisis spesimen Bagian penganalisis spesimen berisi perangkat keras untuk aspirasi dilusi dan menganalisis setiap spesimen darah secara keseluruhan. b. Modul data Bagian modul data meliputi komputer, monitor, keyboard, disk drives dan printer Seteliti apapun berbagai macam pemeriksaan Laboratorium harus tetap mengacu pada pemantapan mutu. Pemantapan mutu merupakan semua kegiatan yang ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan Laboratorium. Pemantapan mutu ada dua macam, yaitu pemantapan mutu Internal dan Eksternal. Pemantapan mutu Internal merupakan pemantapan semua kegiatan dalam Laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan Laboratorium serta untuk mencegah dan mendeteksi adanya suatu kesalahan serta memperbaikinya agar mutu hasil pemeriksaan dapat terjamin, sedangkan Pemantapan mutu Eksternal yaitu kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain diluar Laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan suatu Laboratorium dalam bidang pemeriksaan, pemantapan mutu Eksternal dapat dilakukan dengan cara Laboratorium mengirim spesimen dan hasil pemeriksaan ke Laboratorium rujukan untuk diperiksa, dan hasilnya dibandingkan terhadap hasil pemeriksaan Laboratorium pengirim dan presentase tertentu dari hasil

13 pemeriksaan positif dan negatif dikirim ke Laboratorium rujukan untuk diperiksa ulang. Validitas hasil pemeriksaan merupakan upaya untuk memantapkan kualitas hasil pemeriksaan yang telah diperoleh melalui pemeriksaan ulang oleh Laboratorium rujukan (Depkes RI., 1999). Selain pemantapan mutu Internal dan Eksternal yang dikalibrasi juga perlu mengkalibrasi pipet, waterbath. Variabel-variabel yang mempengaruhi instrumen yaitu persiapan pasien, human error, temperatur, sumber sinar, detektor, pencatat waktu dan juga dapat mempengaruhi cara penyimpanan reagen, kontaminasi. Adapun juga spesifisitas dan sensitivitas, spesifisitas adalah seberapa baik suatu tes dalam mendeteksi hanya individu yang berpenyakit dibanding salah mengelompokkan beberapa orang sehat sebagai individu berpenyakit, sedangkan sensitivitas yaitu seberapa baik suatu tes mendeteksi suatu penyakit tanpa melewatkan beberapa individu berpenyakit yang salah klasifikasi sebagai individu sehat, sehingga sensitivitas mengukur proporsi dari individu dengan suatu penyakit. Ketelitian menunjukan seberapa saling dekat hasil yang didapat dari pengukuran yang berulang-ulang pada suatu zat dari bahan yang sama (Widmann., 2004). Untuk efektivitas pelayanan laboratorium agar hasilnya cepat, teliti dan akurat perlu adanya persiapan pra instrumen, instrumen dan pasca instrumen (Wirawan., 1996).

14 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan kadar Hemoglobin adalah: 1. Status vena pada waktu pengambilan darah menyebabkan kadar Hemoglobin lebih tinggi dari seharusnya, 2. Terjadinya bekuan darah, 3. Tidak mengocok darah sewaktu mengambil bahan untuk memeriksanya, 4. Menggunakan reagen yang tidak baik lagi ( Kadaluarsa ), 5. Menggunakan pipet 20 ul atau 5000 ul yang tidak akurat untuk itu perlu dilakukan kalibrasi pipet, 6. Perubahan tegangan listrik akan mempengaruhi pembaca serapan, 7. Darah yang lipemik dapat menyebabkan hasil yang lebih tinggi dari seharusnya.