PENGARUH KONSUMSI SUPLEMEN ZAT BESI TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU MENYUSUI
|
|
- Suparman Teguh Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Jurnal Adisti PENGARUH KONSUMSI SUPLEMEN ZAT BESI TERHADAP PENINGKATAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU MENYUSUI Oleh Adisti Wulandari dan Faisal Dosen Analis Kesehatan Akademi Analis Kesehatan Malang INTISARI Hemoglobin merupakan suatu protein yang kompleks,tersusun dari protein globin dan senyawa bukan protein yang dinamai hem,yang bagian pusatnya ditempati logam besi. Dalam tiap molekul hemoglobin mengandung 4 atom besi. Pemeriksaan hemoglobin dapat dilakukan dengan beberapa metode yang sering digunakan di laboratorium-laboratorium klinik atau rumah sakit adalah metode Cyanmethemoglobin dan Sahli. Pemeriksaan kadar hemoglobin menggunakan metode Cyanmethemoglobin. Populasinya adalah dari 30 ibu menyusui bayi usia 0 3 bulan diambil sampel secara random sampling sebesar 40 sample darah vena di wilayah Kecamatan Sukun Malang, masing-masing diperiksa dengan metode Cyanmethemoglobin. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh konsumsi suplemen zat besi terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu menyusui bayi usia 0 3 bulan. Data yang sudah dikumpulkan kemudian diolah menggunakan uji statistik t berpasangan atau paired sampel t-tes. Dan hasil pengolahan data didapatkan t hitung ( ) t tabel (0.1983), dengan berat kesalahan ( ) ditetapkan 0,05. Hal tersebut berarti HO diterima dan Ha ditolak jadi tidak ada pengaruh yang bermakna antara konsumsi suplemen zat besi atau tidak konsumsi suplemen terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu menyusui bayi usia 0 3 bulan di wilayah Kecamatan Sukun Malang. Kata Kunci: suplemen zat besi, kadar hemoglobin, ibu menyusui PENDAHULUAN Latar belakang Menyusui adalah memberikan makan menurut kodrat alam, karena menggunakan alat alamiah yaitu payudara dan bahan makanan alamiah yaitu ASI (air susu ibu ) yang telah sengaja diciptakan untuk keperluan menyusui. (Ilmu Kesehatan Anak. FKUI : 321) Air susu ibu merupakan makanan yang ideal untuk bayi terutama pada bulan-bulan pertama. Air susu ibu mengandung semua zat gizi untuk membangun dan menyediakan energi dalam susunan yang diperlukan, menghasilkan pertumbuhan yang optimal, memiliki berbagai zat anti infeksi, memperpanjang jarak kelahiran anak. Hendaknya ASI diberikan secepatnya bila ibu dan bayi sehat. Air susu ibu yang diproduksi pada 1 5 hari pertama dinamakan kolostrum berupa cairan kental yang berwarna kekuningan. Kolostrum ini sangat menguntungkan bayi karena mengandung lebih banyak antibodi, protein, mineral dan Vitamin A. (Kapita Selekta Kedokteran.FKUI : 568) Semua sel mengandung besi, akan tetapi hemoglobin darah dan otot mempunyai kosentrasi besi yang tertinggi. Kebutuhan besi bagi bayi relatif tinggi yaitu untuk pertumbuhan yang cepat dari jaringan baru. Diet bayi umumnya tidak mengandung cukup besi untuk memenuhi kebutuhannya, sumber utama besi untuk bayi adalah akses hemoglobin waktu lahir. Pertumbuhan bayi yang cepat akan menghabiskan persediaan besi, yang cepat pula menjadi anemia. Baik ASI maupun susu sapi tidak mengandung cukup besi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga makanan tambahan berupa buah dan sayur harus diberikan dalam makanan bayi sebelum persediaan besi habis terpakai. Biasanya pemberian makanan
2 tambahan harus dimulai dari umur 3 bulan. Biasanya sulfas ferosus dan sitras ammonium sering digunakan untuk tambahan makanan. (Ilmu Kesehatan Anak. FKUI : 359) Pemeriksaan hemoglobin merupakan salah satu pemeriksaan rutin yang membutuhkan ketelitian dan ketepatan. Pemeriksaan ini paling sering dilakukan di laboratorium-laboratorium untuk menyatakan derajat anemia. Kadar hemoglobin darah dapat ditentukan dengan bermacam-macam cara. Yang banyak dipakai dalam laboratorium klinik adalah cara fotoelektrik (Cyanmethemoglobin) dan kolorimetrik visual (sahli). (Ganda Soebrata : 11) Rumusan masalah penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh konsumsi suplemen zat besi terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu menyusui bayi usia 0 3 bulan. Tinjauan Pustaka Darah Pengertian dan Fungsi Darah Pengertian Darah merupakan bagian penting dari sistem transport. Darah merupakan jaringan tubuh yang berbentuk cairan. Darah dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu : a. Plasma darah b. Sel darah yang terdiri dari atas sel darah putih atau leukosit, sel darah merah atau eritrosit, dan sel pembeku darah atau trombosit. ( Depkes RI, 1989 : 1 ) Fungsi darah terdiri dari atas : 1. Mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh. 2. Mengangkut CO 2 dari jaringan tubuh ke paru-paru. 3. Mengangkut zat-zat makanan yang diabsorbsi dari usus halus untuk diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. 4. Mengangkut zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui alat ekskresi. 5. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan bibit penyakit dan racun. 6. Mengatur keseimbangan air dalam tubuh. (Depkes RI : 7) Susunan Darah Darah terdiri atas 2 bagian penting yaitu : a. Plasma Darah Plasma darah termasuk dalam kesatuan cairan ekstraselular, dengan volumenya kira-kira 5% dari berat badan. Plasma darah merupakan bagian darah yang encer tanpa sel-sel darah, warna bening kekuning-kuningan. Plasma terdiri atas : Air 91 % Bahan organik dan anorganik 9 % a. Sel Darah
3 Gambar 2. Skema Darah ( Wikipedia, 2007 ) Sel darah terdiri dari : 1. Eritrosit atau sel darah merah Sel darah merah merupakan salah satu unsur yang dibentuk dalam darah tepi, pada manusia bentuk matur eritrosit normal adalah cakram bikonkaf yang berwarna kekuningan tidak berinti mengandung hemoglobin, berfungsi mengangkut oksigen. 2. Leukosit atau sel darah putih Sel darah putih yang merupakan korpuskulus darah tidak berwarna yang mampu melakukan gerak amuboid yang fungsi utamanya untuk melindungi tubuh terhadap organisme yang menyebabkan penyakit dan dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu granular dan non granular. 3. Trombosit atau keping darah Trombosit merupakan bagian darah yang memiliki peranan penting dalam proses pengumpalan darah. (dr. Difa Danis, 2008) Pengertian Hemoglobin Hemoglobin adalah metalprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi dalam sel merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya. Molekul haemoglobin terdiri dari globin, apoprotein dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi. (Wikipedia, 2007 ). Gambar 3. Hemoglobin Molecuke Hemoglobin adalah pigmen merah dan menyerap cahaya maksimum pada panjang gelombang 540 nm. Jika sel darah merah dalam kosentrasi tertentu mengalami lisis, terjadi pembebasan hemoglobin yang dapat diukur secara spektrofotometris pada panjang gelombang ini yang konsentrasinya setara dengan densitas optis. (Ronald A. Sacher. 2004) Fungsi Hemoglobin
4 Fungsi hemoglobin antara lain : 1). Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan tubuh. 2) Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar. 3) Membawa karbondioksida dari seluruh jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk dibuang. (Depkes RI. 1989) Gambar 4 Fungsi Hemoglobin Macam-Macam Hemoglobin Hemoglobin normal mempunyai sepasang rantai alfa identitas jenis hemoglobin ditentukan oleh sepasang rantai yang lain, yaitu beta, gamma, dan delta. Struktur hemoglobin dinyatakan dengan menyebut jumlah dan jenis rantai globin yang ada. (Widman, Frances K : 56) 1).Macam-macam hemoglobin normal : a. Hemoglobin A Ditemukan pada orang dewasa normal sekitar %. HbA terdiri dari atas 2 rantai alfa dan 2 rantai beta. b. Hemoglobin A 2 Ditemukan pada orang dewasa normal sekitar 2 3 %. HbA 2 terdiri dari atas 2 rantai alfa dan 2 rantai beta. c. Hemoglobin F Ditemukan pada janin dan bayi baru lahir. Pada orang dewasa hemoglobin F ditemukan sekitar 1 2 %. Hemoglobin F terdiri atas 2 rantai alfa dan 2 rantai gamma. (Wikipedia, 2007) 2). Macam macam Hemoglobin Abnormal a. Hemoglobin S Jenis hemoglobin abnormal yang sering dijumpai adalah HbS. Pada HbS posisi keenam pada rantai beta tidak ditempati oleh glutamat tetapi oleh valin yang hidrofobik. Posisi keenam berada pada permukaan luar rantai yang saling berkaitan yaitu tempat rantai alfa dan rantai beta bertukar-tukar saat oksigenisasi dan deoksigenisasi. b. Hemoglobin C Pada HbC posisi keenam rantai beta ditempati oleh asam amino lain yaitu lisin. Muatan positif pada lisin berinteraksi dengan gugusan bermuatan negatif didepanya. Hemoglobin cenderung membentuk gumpalan berbentuk roda sehingga menyebabkan eritrosit lebih kaku dan lebih muda pecah dari pada sel normal. (Widman, Frances K : 60) 3).Sintesis Hemoglobin Untuk mengangkut O 2 ke jaringan dan mengembalikan CO 2 (karbondioksida) dari jaringan ke paru-paru, sel darah merah mengandung protein kusus yaitu hemoglobin. Setiap sel darah merah
5 mengandung 640 juta molekul hemoglobin dan setiap molekul hemoglobin dewasa normal (HbA) terdiri atas empat rantai polipeptida 2 2, masing-masing dengan gugus hemnya sendiri. Sintesis hemoglobin dalam sel darah merah yang sedang berkembang, 65% hemoglobin disintesis dalam eritroblast, 35% stadium retikulosit sintesis hem terjadi banyak dalam mitokondria oleh sederet reaksi biokimia yang dimulai dengan kondensasi glisin dan suksinil koenzim A dibawah reaksi enzim kunci delta-amino laevulinik acid (ALA) sintetase yang membatasi kecepatan. Piridoksal fosfat (Vitamin B 6 ) adalah koenzim untuk reaksi ini yang dirangsang oleh eritropoietin dan dihambat oleh hem. Akhirnya portofirin bergabung dengan besi untuk membentuk hem yang masing-masing molekulnya bergabung dengan rantai globin yang terbuat pada poliribosom. Kemudian tetrameter empat rantai globin dengan masing-masing gugus hemnya sendiri terbentuk dalam kantong untuk membangun molekul hemoglobin. (Hoffbran dan Pettit : 8) 4). Katabolisme Hemoglobin Hemoglobin yang dilepaskan dari eritrosit dihancurkan oleh sistem retikuloendotelial. Mula-mula besi di lepas dan dikembalikan ke sumsum tulang untuk digunakan kembali dalam sintesis hem atau disimpan sebagai cadangan. Rantai globin dirombak dan asam amino disimpan untuk pembentukan protein. Sisa cincin porfirin dirombak menjadi biliverdin kemudian menjadi bilirubin yang diangkut ke hati dan dikonjugasi menjadi bilirubin diglukoronida. Dalam perjalanan ke hati bilirubin terikat pada albumin (bilirubin indirek). Peningkatan bilirubin indirek dalam plasma merupakan indikasi peningkatan destruksi eritrosit.( Widman, Frances K : ) Di dalam hati bilirubin dikonjugasi dengan asam glukoronat menjadi bilirubin diglukoronida atau bilirubin direk. Bilirubin indirek tidak larut dalam air, tetapi bilirubin direk larut dalam air dan dapat masuk ke dalam saluran empedu kemudian ke saluran cerna. Bilirubin diubah menjadi urobilinogen, urobilinogen ini sebagian besar direabsorpsi dan kembali ke dalam sirkulasi dan ke dalam hati untuk kemudian diekskresi melalui urine. Bila ada peningkatan destruksi hemoglobin dan peningkatan ekskresi bilirubin diglukoronida ke dalam saluran cerna, terjadi peningkatan ekskresi urobilinogen melalui urine dan feses. Peningkatan ekskresi urobilinogen merupakan petunjuk adanya proses hemolitik dan perombakan hemoglobin berlebihan. (Widman, Frances K : 37 38) Pemeriksaan Kadar Hemoglobin Kadar hemoglobin dapat ditentukan dengan bermacam-macam cara, yang digunakan dalam laboratorium klinik ialah metode fotoelektrik dan kolorimetri visual. Cara-cara penetapan kadar hemoglobin adalah sebagai berikut : 1. Metode fotoelektrik kolorimetri. 1). Cyanmethemoglobin Hemoglobin darah diubah menjadi cyanmethemoglobin (hemoglobin sianida) dalam larutan yang berisi kalium ferrisianida dan kalium sianida. Absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang 540 nm atau filter hijau. Larutan drabkins yang dipakai pada metode ini mengubah hemoglobin, oksihemoglobin, methemoglobin dan karboksihemoglobin menjadi cyanmethemoglobin. Sulfhemoglobin tidak berubah dan karena itu tidak ikut diukur. (Ganda Soebrata : 13) Metode ini sangat bagus untuk laboratorium rutin dan sangat dianjurkan untuk penetapan kadar hemoglobin dengan teliti karena standart Cyanmeth yang ditanggung kadarnya bersifat stabil dan dapat dibeli. Ketelitian cara ini dapat dicapai 2 %.(Ganda Soebrata. 1985) hemoglobin Metode ini lebih singkat dan sederhana. Kelemahan metode ini adalah tidak ada larutan standart oxyhemoglobin yang stabil, sehingga fotokolorimeter sukar ditera. (Depkes RI : 43) 3).Alkali Hematin Metode ini kurang teliti bila dibandingkan dengan cara cyanmeth dan oxyhemoglobin. (Depkes RI : 44) ersulfat B.d 1.005
6 Metode ini dipakai untuk menetapkan kadar hemoglobin donor yang diperlakukan dalam tranfusi. Tidak dapat menetapkan kadar hemoglobin dengan tepat, tetapi hanya kesan-kesan saja. Untuk pemeriksaan klinik, cara kupersulfat B.d tidak dapat digunakan. (Depkes RI : 70) Metabolisme Besi Besi adalah trace element yang paling banyak terdapat di tubuh sekitar 65% dari 4000 mg besi yang normal terdapat didalam tubuh (60 mg/kg pada laki-laki dan 50 mg/kg pada perempuan) terikat ke hem. Diperlukan satu miligram besi untuk eritropoisis, sebanyak 95% di daur ulang dari besi yang berasal dari perputaran eritrosit dan katabolisme hemoglobin. Hanya 1 mg / hari (yang merupakan 5% perputaran besi) yang baru diserap untuk mengimbangi pengeluaran (minimal) besi melalui feaces dan urine. (Ronald A. Sacher. 2004) Penyerapan Besi Penyerapan besi diatur oleh usus yang mengizinkan penyerapan besi secukupnya untuk mengganti kehilangan tanpa menyebabkan penyerapan berlebihan. Asupan besi dari makanan setiap hari adalah 10 sampai 20 mg/ hari. Jumlah besi yang diserap dari makanan sangat bervariasi, bergantung pada beberapa faktor termasuk jumlah dari jenis besi yang dimakan, keasaman lambung, aktifitas sumsum tulang dan keadaan simpanan besi tubuh. Penyerapan besi maksimum terjadi di duodenum dan jejunum bagian atas. (Ronald A Sacher. 2004) METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kadar Hb pada ibu menyusui setelah minum suplemen zat besi di Wilayah Sukun malang dengan metode pemeriksaan Cyanmethemoglobin secara kuantitatif. Pemeriksaan kadar hemoglobin menggunakan metode Cyanmethemoglobin. Populasinya adalah dari 30 ibu menyusui bayi usia 0 3 bulan diambil sampel secara random sampling sebesar 40 sample darah vena di wilayah Kecamatan Sukun Malang, masing-masing diperiksa dengan metode Cyanmethemoglobin. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh konsumsi suplemen zat besi terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu menyusui bayi usia 0 3 bulan. Data yang sudah dikumpulkan kemudian diolah menggunakan uji statistik t berpasangan atau paired sampel t-tes HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Berdasarkan pemeriksaan didapatkan hasil sebagai berikut : No Tabel 1 Hasil Pemeriksaan Hemoglobin Metode Cyanmethemoglobin Hasil kadar Hb sebelum Hasil kadar Hb sesudah Minum suplemen Zat Besi Minum suplemen Zat Besi
7 Sumber: Data diolah No Hasil kadar Hb sebelum Minum suplemen Zat Besi Tabel 2 Pengolahan Data Hasil kadar Hb sesudah Minum suplemen Zat Besi Selisih kadar Hb Sebelum dan Sesudah Minum suplemen Zat besi
8 Rata-rata Rata-rata Selisih rata-rata Sunver : Data diolah Dari data di atas dilakukan uji statistik yaitu dengan uji t berpasangan. Uji t berpasangan digunakan untuk membandingkan apakah ada pengaruh konsumsi suplemen zat besi terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu menyusui bayi usia 0 3 bulan di Wilayah Sukun. Dimana bila t hitung > t tabel berarti ada pengaruh yang bermakna antara konsumsi suplemen zat besi terhadap peningkatan kadar hemoglobin dan bila t hitung < t tabel berarti tidak ada pengaruh yang bermakna antara konsumsi suplemen zat besi terhadap peningkatan kadar hemoglobin. Hasil Pengolahan Data Adapun cara pengolahan data dengan menggunakan SPSS 13.0 adalah sebagai berikut : Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test NPar Tests Tabel 3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Hb sebelum N 30 Normal Mean Parameters(a,b) Most Extreme Differences Std. Deviation Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Interprestasi hasil : Harga Signifikasi yang ada ( Asymp.Sig.) yang besarnya dimana harga ini dibandingkan dengan α = 0.05, sehingga (p > 0.05 ) dengan demikian Ho diterima yang artinya Data Berdistribusi Normal. ( Handoko Riwidikdo, 2009 : 29) a. Hipotesis Ha : Ada pengaruh konsumsi suplemen zat besi terhadap peningkatan hemoglobin pada ibu menyusui bayi usia 0 3 bulan. Ho : Tidak ada pengaruh konsumsi suplemen zat besi terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu menyusui bayi usia 0 3 bulan. Uji statistik t berpasangan / Paired-Samples T Test Paired Samples Statistics Std. Mean N Deviation Std. Error Mean Pair 1 hhsebelum
9 hbsesudah Paired Samples Correlations N Correlation Sig. Pair 1 hhsebelum & hbsesudah Paired Samples Test Mean Paired Differences t df Std. Std. 95% Confidence Deviatio Error Interval of the n Mean Difference Sig. (2- tailed) Lower Upper Pair 1 hhsebelum hbsesudah ( Handoko Riwidikdo, 2009 : 58 ) Kaidah keputusan : Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak tidak ada hubungan. Sebaliknya jika t hitung > t tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak ada hubungan. Ternyata t hitung < t tabel atau < , maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jadi tidak ada pengaruh yang signifikan antara mengkonsumsi suplemen zat besi dengan peningkatan kadar hemoglobin pada ibu menyusui bayi usia 0 3 bulan. Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa derajat kebebasan (df) n 1 1 = 29, bila taraf kesalahan ( ) ditetapkan 5% = 0,05. Sedangkan pengujian dilakukan dengan menggunakan uji dua pihak, maka harga t tabel adalah Hasil t hitung ( ) lebih kecil daripada t tabel (0.1983) antara mengkonsumsi suplemen zat besi dengan peningkatan kadar hemoglobin pada ibu menyusui bayi usia 0 3 bulan. PEMBAHASAN Setelah dilakukan uji t berpasangan didapat nilai t hitung ( ) yang lebih kecil dari pada t tabel (0.1983) dengan degree of freedom (df) 29 untuk = 5%. Rata-rata kadar hemoglobin sebelum = 12.20, kadar hemoglobin sesudah = 12.37, selisih sampelnya ( ) = 0,17 dengan deviasi standar Hemoglobin adalah pigmen pengangkut oksigen utama dan terdapat di eritrosit. Hemoglobin adalah pigmen merah dan menyerap cahaya maksimum pada panjang gelombang 540 nm. Jika sel darah merah dalam konsentrasi tertentu mengalami lisis, akan terjadi pembebasan hemoglobin yang diukur secara spektrofotometris pada panjang gelombang ini, yang konsentrasinya setara dengan densitas optis. (Ronald A. Sacher. 2004) Besi dalam trace elemen yang paling banyak terdapat di tubuh. Sekitar 65% dan 4000 mg besi yang normal terdapat di dalam tubuh 160 mg/kg pada laki-laki dan 50 mg/kg pada perempuan terikat ke hem. Diperlukan satu miligram besi untuk setiap mililiter sel darah yang diproduksi. Setiap hari 20 mg sampai 25 mg besi diperlukan untuk eritropoesis, sebanyak 95% di daur ulang dari besi yang berasal dari
10 perputaran eritrosit dan katabolisme hemoglobin. Hanya 1 mg/hari (yang merupakan 5% dari perputaran besi) yang baru diserap untuk mengimbangi pengeluaran (minimal) besi melalui feses dan urine. (Ronald A. Sacher. 2004) Penyerapan besi diatur oleh usus, yang mengizinkan penyerapan besi secukupnya untuk mengganti kehilangan tanpa menyebabkan penyerapan berlebih. Asupan besi dari makanan sangat bervariasi, tergantung pada beberapa faktor termasuk jumlah dan jenis besi yang dimakan, keasaman lambung, aktivitas sumsum tulang dan keadaan simpanan besi tubuh. (Ronald A. Sacher. 2004) Metode cyanmethemoglobin bagus untuk pemeriksaan laboratorium sederhana dan pemeriksaan rutin untuk penetapan kadar hemoglobin. Dalam pemeriksaan laboratorium khususnya hemoglobin dapat dilakukan pemeriksaan hemoglobin dengan menggunakan beberapa cara yaitu cara tallquist, cara sahli, cara fotoelektrik kolorimetri (cara cyanmethemoglobin, cara oxyhemoglobin, cara alkali hematin), dan dengan kufter sulfat B.d ( Depkes RI.1989 : 38 40) Kadar normal hemoglobin dengan metode cyanmeth adalah laki-laki : mg/dl, perempuan : mg/dl, dari hasil pemeriksaan pengaruh konsumsi suplemen zat besi terhadap peningkatan kadar hemoglobin dengan metode cyanmeth pada ibu menyusui bayi usia 0 3 bulan di wilayah Sukun Malang. Dengan 40 sampel darah vena yang diambil dari 30 ibu menyusui bayi usia 0 3 bulan. Kemudian dilakukan uji t berpasangan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh konsumsi suplemen zat besi terhadap peningkatan kadar hemoglobin. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara mengkonsumsi suplemen zat besi dengan peningkatan kadar hemoglobin pada ibu menyusui bayi usia 0 3 bulan. Sehingga mengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi suplemen zat besi pada ibu menyusui tidak terlalu berpengaruh terhadap peningkatan kadar hemoglobin. Mengkonsumsi suplemen zat besi dapat meningkatkan kadar hemoglobin tetapi ada salah satu faktor yang mempengaruhi diantaranya pola makan, pola konsumsi, daya tahan tubuh dan kepatuhan seseorang dalam mengkonsumsi suplemen zat besi. Meskipun tidak ada pengaruh yang signifikan antara mengkonsumsi suplemen zat besi terhadap peningkatan kadar hemoglobin, ibu menyusui dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen zat besi untuk mencegah terjadinya anemia. Dalam pemeriksaan hemoglobin banyak faktor yang mempengaruhinya, sehingga harus diperhatikan pemilihan metode pemeriksaanya yaitu cyanmethemoglobin atau sahli. Sebagai tenaga analis setidaknya memperhatikan waktu dan jumlah sampelnya. Karena kedua metode ini dapat memberikan hasil yang berbeda, sehingga perlu dilakukan pemilihan metode yang tepat untuk pemeriksaan lebih lanjut supaya didapat hasil yang lebih akurat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian uji t berpasangan pada taraf signifikan = 5% dengan selisih sampel rata-rata = 0,51 pada pengaruh konsumsi suplemen zat besi terhadap peningkatan kadar hemoglobin metode cyanmethemoglobin pada ibu menyusui bayi usia 0 3 bulan. Dengan 30 sampel darah vena dari ibu menyusui bayi usia 0 3 bulan di wilayah Sukun dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara mengkonsumsi suplemen zat besi dengan peningkatan kadar hemoglobin. Saran Dengan memperhatikan penelitian yang telah dilaksanakan, maka saran yang dapat dipertimbangkan sebagai berikut : 1. Penggunaan alat-alat fotometer harus dijaga kebersihannya, terutama fotometer harus dilakukan control dan kalibrasi sebelum digunakan. 2. Cara pengambilan darah dan pencampuran dengan antikoagulan disesuaikan dengan kebutuhan dan diperhatikan dengan benar.
11 3. Reagen sebaiknya diperhatikan masa kedaluarsa dan suhu penyimpananya. 4. Petugas pemeriksaan harus mengerti penggunaan alat dengan benar. 5. Meskipun tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kadar hemoglobin, ibu menyusui dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen zat besi untuk mencegah terjadinya anemia. DAFTAR PUSTAKA Difa Danis. Kamus istilah Kedokteran Jakarta : Gitamedia Press. Depkes RI Hematologi. Jakarta. Gandasoebrata, R Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta : Dian Rakyat. Hoffbrand, A. V dan Pettit, JE Kapita Selekta Hematologi. Alih Bahasa : Ivan Darmawan. Jakarta : EGC. Mansjoer, Arif. dkk Kapita Selekta Kedokteran. Jilid III. Edisi 3. Jakarta : FKUI. Media Aesculapius. Sacher, Ronald A Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Haemoglobin adalah senyawa protein dengan besi (Fe) yang dinamakan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Haemoglobin 1. Definisi Haemoglobin Haemoglobin adalah senyawa protein dengan besi (Fe) yang dinamakan konjungsi protein, sebagai intinya Fe dan dengan rangka protoporphyrin
Lebih terperinciBAB 2BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan bagian padat. Bagian cair disebut plasma sedangkan bagian yang padat
BAB 2BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DARAH Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu bagian cair dan bagian padat. Bagian cair disebut plasma sedangkan bagian yang padat disebut sel darah.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah dan sel darah. Sel darah terdiri atas tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM DARAH Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri atas tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hemoglobin 1. Pengertian Hemoglobin merupakan pigmen yang mengandung zat besi terdapat dalam sel darah merah dan berfungsi terutama dalam pengangkutan oksigen dari paru- paru
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari sel darah. (Evelyn C. Pearce, 2006)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume
Lebih terperinciANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE
ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS HEMATOLOGI Darah Tempat produksi darah (sumsum tulang dan nodus limpa) DARAH Merupakan medium transport tubuh 7-10% BB normal Pada orang dewasa + 5 liter Keadaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transpor berbagai
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berbeda dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hemoglobin adalah suatu senyawa protein dengan besi yang. ternamakan protein terkonjugasi, sebagai inti besi dengan rangka
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hemoglobin 1. Definisi Hemoglobin adalah suatu senyawa protein dengan besi yang ternamakan protein terkonjugasi, sebagai inti besi dengan rangka protoporphyrin dan globin. Besi
Lebih terperinciIlmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA Kelas Yupiter Nama Pengajar: Kak Winni Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah A. Bagian-Bagian Darah Terdiri atas apakah darah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
i BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah merupakan bagian penting dari sistem transport tubuh. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan (Dep kes RI, 1989). Darah diproduksi dalam sumsum
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham yang artinya mengerti benar tentang sesuatu hal. Pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengangkut oksigen. Kualitas darah dan warna merah darah ditentukan oleh kadar hemoglobin.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hemoglobin dan Hematokrit 1. Definisi Hemoglobin dan Hematokrit a. Hemoglobin Hemoglobin adalah molekul yang terdiri atas empat kandungan haem ( berisi zat besi ) dan empat rantai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anemia Anemia adalah penurunan jumlah normal eritrosit, konsentrasi hemoglobin, atau hematokrit. Anemia merupakan kondisi yang sangat umum dan sering merupakan komplikasi dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Zat besi Besi (Fe) adalah salah satu mineral zat gizi mikro esensial dalam kehidupan manusia. Tubuh
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Subyek Penelitian Penelitian ini adalah penelitian jenis pre eksperimental, dimana subyek penelitiannya hanya satu subyek penelitian.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan dalam BAB I yaitu efektif
76 BAB IV ANALISIS DATA Analisis data hasil penelitian dimaksudkan untuk mengetahui kebenaran hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan dalam BAB I yaitu efektif atau tidaknya Bimbingan dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Penelitian yang dilakukan yaitu menggunakan metode eksperimen untuk membandingkan akibat dari suatu perlakuan. Tindakan yang dilakukan
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Metabolisme bilirubin meliputi sintesis, transportasi, intake dan konjugasi serta
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Bilirubin Metabolisme bilirubin meliputi sintesis, transportasi, intake dan konjugasi serta ekskresi. Bilirubin merupakan katabolisme dari heme pada sistem retikuloendotelial.
Lebih terperinciPERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN PROTEIN URINE METODE REBUS YANG MENGGUNAKAN SAMPEL URINE SEGAR DAN SAMPEL URINE SIMPAN
PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN PROTEIN URINE METODE REBUS YANG MENGGUNAKAN SAMPEL URINE SEGAR DAN SAMPEL URINE SIMPAN Oleh Faizal Prodi Analis Kesehatan AAKMAL Malang ABSTRAK Proteinuria adalah suatu kondisi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreatinin Kreatinin adalah produk akhir metabolisme kreatin.keratin sebagai besar dijumpai di otot rangka, tempat zat terlibat dalam penyimpanan energy sebagai keratin fosfat.dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian darah Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam transport oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa
Lebih terperinciANALISIS LIKUIDITAS DAN PENDAPATAN (RETURN) INVESTOR TERHADAP DAMPAK PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLIT) PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
ANALISIS LIKUIDITAS DAN PENDAPATAN (RETURN) INVESTOR TERHADAP DAMPAK PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLIT) PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Latar Belakang Pada dasarnya para investor
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Bilirubin Bilirubin merupakan produk yang bersifat toksik dan harus dikeluarkan oleh tubuh. Sebagian besar bilirubin tersebut berasal dari degradasi hemoglobin
Lebih terperinciDisusun oleh : Jheniajeng Sekartaji A. NIM. G0C
PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN METODE SEMI KUANTITATIF (CuSO 4 ) DAN KUANTITATIF (CYANMETHEMOGLOBIN) Karya Tulis Ilmiah Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III (Tiga)
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di SD N 1 Tlogopucang yang beralamat di desa
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di SD N 1 Tlogopucang yang beralamat di desa Tlogopucang, kecamatan Kandangan, kabupaten Temanggung. SD N
Lebih terperinci[ BIOKIMIA ] Urobilirubin
Feces & urine warnaa kuning?? Produksi Intermediet / produk dlm bilirubin Urobilirubin Jika urine jernih?? Sakit.,.,!!!! Hati!!!!! Warna feces spt dempul Obstruksi / kelainan pada hati A. PORFIRIN Porfirin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hati merupakan organ sentral dalam metabolisme di tubuh. Berat rata
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hati 1. Anatomi Hati Hati merupakan organ sentral dalam metabolisme di tubuh. Berat rata rata 1500 g atau 2% dari berat tubuh total, hati menerima 1500 ml darah per menit, atau
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
2. Nilai α 3. Untuk Paired Samples T Test df = N- 1 Kemudian bandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel Kriteria uji: Jika t tabel t hitung t tabel maka maka Ho diterima dan Ha ditolak Jika t hitung
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dimana 75% berasal dari penghancuran eritrosit dan 25% berasal dari
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Bilirubin Bilirubin adalah pigmen kristal berbentuk jingga ikterus yang merupakan bentuk akhir dari pemecahan katabolisme heme melalui proses reaksi oksidasi-reduksi.
Lebih terperinciPRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.
PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. Praktikum IDK 1 dan Biologi, 2009 Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed. 1 TUJUAN Mengetahui asal sel-sel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin tingginya tingkat pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di era globalisasi menuntut penyedia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu plasma darah dan sel-sel darah.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup, mulai dari binatang hingga manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga
Lebih terperinciSISTEM PEREDARAN DARAH
SISTEM PEREDARAN DARAH Tujuan Pembelajaran Menjelaskan komponen-komponen darah manusia Menjelaskan fungsi darah pada manusia Menjelaskan prinsip dasar-dasar penggolongan darah Menjelaskan golongan darah
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)
LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Nama : Mesrida Simarmata (147008011) Islah Wahyuni (14700811) Tanggal Praktikum : 17 Maret 2015 Tujuan Praktikum
Lebih terperinciberusia 21 tahun mengalami ikterus dan untuk dirawat. Ikterus ini ia alami sudah 1 menunjukkan banyak kelainan kecuali
Seorang remaja laki-laki bernama Hepta berusia 21 tahun mengalami ikterus dan oleh keluarganya dibawa ke rumah sakit untuk dirawat. Ikterus ini ia alami sudah 1 minggu. Hasil pemeriksaan fisik tidak menunjukkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengaruh Variasi Dosis Tepung Ikan Gabus Terhadap Pertumbuhan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitan pengaruh variasi dosis tepung ikan gabus terhadap pertumbuhan dan hemoglobin ikan lele, dengan beberapa indikator yaitu pertambahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persenyawaan heme yang terkemas rapi didalam selubung suatu protein
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Hemoglobin Hemoglobin adalah pigmen yang terdapat didalam eritrosit,terdiri dari persenyawaan heme yang terkemas rapi didalam selubung suatu protein yang disebut globin,dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan ternak yang termasuk kelas : Mammalia ordo : Artiodactyla, sub-ordo ruminansia, dan familia : Bovidiae.
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Peranakan Ettawa Kambing merupakan ternak yang termasuk kelas : Mammalia ordo : Artiodactyla, sub-ordo ruminansia, dan familia : Bovidiae. Kambing PE merupakan kambing
Lebih terperinciPraktikum II UJI OKSIHEMOGLOBIN & DEOKSIHEMOGLOBIN
Praktikum II UJI OKSIHEMOGLOBIN & DEOKSIHEMOGLOBIN A. Tujuan Membuktikan hemoglobin dapat mengikat oksigen membentuk oksihemoglobin (HbO2) dan dapat terurai kembali menjadi O2 dan deoksihemoglobin. B.
Lebih terperinciMAKALAH GIZI ZAT BESI
MAKALAH GIZI ZAT BESI Di Buat Oleh: Nama : Prima Hendri Cahyono Kelas/ NIM : PJKR A/ 08601241031 Dosen Pembimbing : Erwin Setyo K, M,Kes FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. glukosa. Pembentukan energi alternatif juga dapat berasal dari metabolisme
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Glukosa Darah Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka. ( Joyce
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bilirubin merupakan produk dari sejumlah destruksi normal dari sirkulasi eritrosit dimana
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Bilirubin Bilirubin merupakan produk dari sejumlah destruksi normal dari sirkulasi eritrosit dimana bilirubin berasal dari penguraian protein dan heme. 13 Kadar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia adalah suatu keadaan dimana komponen dalam darah, yakni hemoglobin (Hb) dalam darah atau jumlahnya kurang dari kadar normal. Di Indonesia prevalensi anemia pada
Lebih terperinciProtein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.
PROTEIN Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk jaringanjaringan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. berwarna merah dan tidak transparan serta berada dalam suatu ruang. tertutup yang dinamakan pembuluh darah (Sadikin, 2001).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Definisi Darah umumnya dipandang sebagai cairan tubuh yang kental, berwarna merah dan tidak transparan serta berada dalam suatu ruang tertutup yang dinamakan pembuluh
Lebih terperinciSistem Transportasi Manusia L/O/G/O
Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O Apersepsi 1. Pernahkan bagian tubuhmu terluka, misalnya karena terjatuh atau terkena bagian tajam seperti pisau dan paku? 2. Apakah bagian tubuh yang terluka tersebut
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sukoharjo yang beralamatkan di jalan Jenderal Sudirman
39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SMK N 1 Sukoharjo 1. Keadaan Demografis SMK Negeri 1 Sukoharjo terletak di Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo yang beralamatkan di jalan Jenderal Sudirman
Lebih terperinciKompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya
SISTEM SIRKULASI Kompetensi Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya Suatu sistem yang memungkinkan pengangkutan berbagai bahan dari satu tempat ke tempat lain di dalam tubuh organisme Sistem
Lebih terperinciPENDAHULUAN. adalah Timbal (Pb). Timbal merupakan logam berat yang banyak digunakan
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pencemaran lingkungan oleh logam berat cukup membahayakan kehidupan. Salah satu logam berbahaya yang menjadi bahan pencemar tersebut adalah Timbal (Pb). Timbal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering terjadi pada semua kelompok umur di Indonesia, terutama terjadinya anemia defisiensi besi. Masalah anemia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreatinin Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan dan diekskresi dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Karbon Monoksida (CO) perbandingan berat terhadap udara (1 Atm 0 C) sebesar 0,967. Bila
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Karbon Monoksida (CO) a. Pengertian Karbon Monoksida (CO) Karbon monoksida (CO) adalah suatu komponen tidak berwarna, tidak beraroma dan tidak mudah larut dalam
Lebih terperinciLampiran 1. Surat Observasi Awal Penelitian
Lampiran 1. Surat Observasi Awal Penelitian Lampiran 2. Surat Izin Penelitian dan Pengumpulan Data Lampiran 3. Formulir Persetujuan Pengambilan Data Penelitian Lampiran 4. Formulir Bimbingan Skripsi Lampiran
Lebih terperinciSURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPLE PENELITIAN
LAMPIRAN - LAMPIRAN Lampiran 1 SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPLE PENELITIAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini Nama : Jenis kelamin : Umur : Alamat : Dengan ini menyatakan bahwa saya telah diberikan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan
BAB 4 ANALISIS PENELITIAN 4.1. Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan sebanyak 150 remaja dengan rentang usia 15-18 tahun dan berjenis kelamin laki-laki dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anemia 1. Definisi Anemia Menurut WHO, anemia gizi besi didefinisikan suatu keadaan dimana kadar Hb dalam darah hemotokrit atau jumlah eritrosit lebih rendah dari normal sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lipid 2.1.1 Pengertian lipid Lipid adalah golongan senyawa organik yang sangat heterogen yang menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa organik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kadar Hemoglobin Kadar hemoglobin adalah ukuran pigmen respiratorik dalam butiranbutiran darah merah. Jumlah hemoglobin dalam darah normal adalah kirakira 15gr setiap 100 ml
Lebih terperinciUPT Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan Copyright 2009
BAB IV Darah Darah berfungsi sebagai : 1. Alat transport O 2 dari paruparu diangkut keseluruh tubuh. CO 2 diangkut dari seluruh tubuh ke paruparu. Sari makanan diangkut dari jonjot usus ke seluruh jaringan
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.3
1. Kaitan antara hati dan eritrosit adalah??? SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.3 Hati berperan dalam perombakan eritosit Hati menghasilkan eritrosit Eritrosit merupakan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)
LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Nama : Mesrida Simarmata (147008011) Islah Wahyuni (14700824) Tanggal Praktikum : 17 Maret 2015 Tujuan Praktikum
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak berbahaya maupun yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencemaran Udara Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Tentang Lansia yang Diberikan Perlakuan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Tentang Lansia yang Diberikan Perlakuan Pemeriksaan kadar asam urat pada lansia Tegalsari di gedung Ganesia Paut yang terletak berdekatan dengan rumah ketua RW
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik Peking Itik Peking merupakan itik tipe pedaging yang termasuk dalam kategori unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem pemeliharaan itik Peking
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN, BESI DAN VITAMIN C DENGAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI KELAS XI SMU NEGERI I NGAWI
HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN, BESI DAN VITAMIN C DENGAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI KELAS XI SMU NEGERI I NGAWI Skripsi ini ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi Disusun
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM
76 LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI ZAT BESI DI RSB ASIH JAKARTA SELATAN Identitas Responden
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. Kebajikan Anak-Anak Yatim Kuching, Sarawak, Malaysia. sampel berpasangan. Prosedur Paired Samples Uji T digunakan untuk
85 BAB IV ANALISIS DATA Analisis data hasil penelitian dimaksudkan untuk mengetahui kebenaran hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dirumuskan dalam BAB I yaitu pengaruh atau tidaknya Bimbingan Dan
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul Pengaruh tingkat energi protein dalam ransum terhadap total protein darah ayam Sentul dapat dilihat pada Tabel 6.
Lebih terperinciBerdasarkan data yang telah tersedia, dilakukan uji beda dua rata-rata data,
BAB IV ANALISIS DATA Berdasarkan data yang telah tersedia, dilakukan uji beda dua rata-rata data, karena dalam kasus ini terdapat dua data observasi dari subyek yang sama yang sampel satu tergantung (dependent)
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Rata-rata peningkatan jumlah eritrosit. Jumlah eritrosit darah (juta/ mm 3 ) ulangan ke
30 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Hasil analisis jumlah eritrosit darah. Berdasarkan analisis stastik jumlah eritrosit hasil perlakuan adalah sebagai berikut Tabel 4.1 Rata-rata peningkatan
Lebih terperinciProtein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
A. Protein Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Penelitian Pendahuluan
LAMPIRAN Penelitian Pendahuluan Data Peningkatan Kadar Glukosa Darah BERAS MEMBERAMO NO Kadar Glukosa Darah Sebelum (mg/dl) Sesudah (mg/dl) Peningkatan (mg/dl) % Peningkatan 80 07 27 33,75 2 93 06 3 3,98
Lebih terperinciSMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4
1. Perubahan energi yang trjadi didalam kloropas adalah.... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4 Energi cahaya menjadi energi potensial Energi kimia menjadi energi gerak
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2012. Pemeliharaan burung merpati dilakukan di Sinar Sari, Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Pengamatan profil darah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umun Subjek Penelitian Penelitian diadakan di SDN Gedangan 02 yang terletak di pesisiran Kota Salatiga, tepatnya di Desa Gedangan Jl.Raya Muncul-Salatiga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Prevalensi anemia di Indonesia cukup tinggi pada periode tahun 2012 mencapai 50-63% yang terjadi pada ibu hamil, survei yang dilakukan di Fakultas Kedokteran Indonesia,
Lebih terperinciGAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA (METODE GPO- PAP) PADA SAMPEL SERUM DAN PLASMA EDTA
GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA (METODE GPO- PAP) PADA SAMPEL SERUM DAN PLASMA EDTA Ratih Hardisari 1, Binti Koiriyah 2* 1,2 Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta Jln. Ngadinegaran MJ III/62
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bilirubin merupakan produk samping pemecahan protein hemoglobin di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bilirubin merupakan produk samping pemecahan protein hemoglobin di dalam sisitem retikuloendotelial. Mayoritas bilirubin diproduksi dari protein yang mengandung heme
Lebih terperinciUniversitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI
Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Darah adalah jaringan cair
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indeks Eritrosit atau Mean Cospuscular Value adalah suatu nilai rata-rata
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Indeks Eritrosit Indeks Eritrosit atau Mean Cospuscular Value adalah suatu nilai rata-rata yang dapat memberi keterangan mengenai rata-rata eritrosit dan mengenai banyaknya hemoglobin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi tertinggi dialami negara berkembang termasuk Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi mikro yang cukup serius dengan prevalensi tertinggi dialami negara berkembang termasuk Indonesia. Sebagian besar anemia di Indonesia
Lebih terperinciSTORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH
STORYBOARD SISTEM PEREDARAN DARAH Mata Kuliah : Pengembangan Media Pembelajaran Pokok Bahasan : Sistem Peredaran Darah Sasaran : Pemahaman siswa akan materi sistem peredaran darah menjadi lebih baik. Kompetensi
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5 1. Perubahan energi yang trjadi didalam kloropas adalah.... Energi kimia menjadi energi gerak Energi cahaya menjadi energi potensial
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, TRIGLISERIDA, DAN UREA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)
LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, TRIGLISERIDA, DAN UREA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) NAMA : Muhammad Yunus, Yuni Rahmayanti, Ferry Prawira Gurusinga GRUP : Siang (13.00-16.00) HARI & TANGGAL : Kamis,
Lebih terperinciASUHAN HIPERBILIRUBIN
ASUHAN HIPERBILIRUBIN Pengertian. KERN IKTERUS Suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak. HIPERBILIRUBIN Suatu keadaan dimana kadar bilirubinemia mencapai nilai yang mempunyai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gathot Gathot merupakan hasil fermentasi secara alami pada ketela pohon. Ketela pohon tersebut memerlukan suasana lembab untuk ditumbuhi jamur secara alami. Secara umum,
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH KONSUMSI SUSU KEDELAI TERHADAP KADAR KALSIUM DALAM ASI (AIR SUSU IBU)
STUDI PENGARUH KONSUMSI SUSU KEDELAI TERHADAP KADAR KALSIUM DALAM ASI (AIR SUSU IBU) Eka Fitriyanti, S.ST.,M.Kes, Sholaikhah Sulistyaningtyas, S.ST.,M.Kes Program Studi D IV Bidan Pendidik STIKES Aisyiyah
Lebih terperinciBIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati)
BIOKIMIA NUTRISI Minggu I : PENDAHULUAN (Haryati) - Informasi kontrak dan rencana pembelajaran - Pengertian ilmu biokimia dan biokimia nutrisi -Tujuan mempelajari ilmu biokimia - Keterkaitan tentang mata
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. trombosit. Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 6-8 % berat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM DARAH Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah.sel darah terdiri atas tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik yang cepat. Pertumbuhan yang cepat pada tubuh remaja membawa
Lebih terperinciSistem Ekskresi Manusia
Sistem Ekskresi Manusia Sistem ekskresi merupakan sistem dalam tubuh kita yang berfungsi mengeluarkan zatzat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh dan zat yang keberadaannya dalam tubuh akan mengganggu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anti nyamuk merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi gigitan nyamuk. Jenis formula
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Agus Yohena Zondha (2010), membahas mengenai
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan pustaka Agus Yohena Zondha (2010), membahas mengenai Aplikasi Informasi Diet Berdasarkan Golongan Darah, aplikasi ini dirancang untuk dapat membantu
Lebih terperinciHUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN KADAR FERRITIN PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 24 BULAN DI PUSKESMAS KRATONAN SURAKARTA
HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI DENGAN KADAR HEMOGLOBIN DAN KADAR FERRITIN PADA ANAK USIA 6 SAMPAI 24 BULAN DI PUSKESMAS KRATONAN SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. vitamin dan mineral, sayuran juga menambah ragam, rasa, warna dan tekstur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran segar adalah bahan pangan yang banyak mengandung vitamin dan mineral yang penting untuk tubuh (Ayu, 2002). Di samping sebagai sumber gizi, vitamin dan mineral,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan suatu keadaan klinis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan suatu keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan irreversible dengan etiologi yang beragam. Setiap penyakit yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuabaet al., 2012).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuabaet al., 2012). Selama proses kehamilan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Besar Sampel. Besar sampel ditentukan berdasarkan taraf kepercayaan 95 % tail Z1- = 1,96 dan untuk power test 80%, Z1-β = 0,84.
LAMPIRAN 1 Besar Sampel Besar sampel ditentukan berdasarkan taraf kepercayaan 95 % tail Z1- = 1,96 dan untuk power test 80%, Z1-β = 0,84. Diasumsikan nilai = 0,6 n= 26 Dari rumus besar sampel di bawah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kanan bawah diafragma. Hati terbagi atas dua lapisan utama :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hati Hati adalah organ yang paling besar di dalam tubuh kita, warnanya coklat dan beratnya ± 1 ½ kg. Letaknya dibagian atas dalam rongga abdomen di sebelah kanan bawah diafragma.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah. pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan
Lebih terperinci