KENDALI KERAN OTOMATIS PADA TOILET PRIA DENGAN SENSOR PIR ( PASSIVE INFRARED )

dokumen-dokumen yang mirip
AUTOMATIC FAUCET CONTROL ON MALE TOILET WITH PIR SENSOR

JOBSHEET SENSOR PIR (PPASSIVE INFRARED RECEIVER)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

AUDIO/VIDEO SELECTOR 5 CHANNEL DENGAN MIKROKONTROLER AT89C2051

RANCANG BANGUN ROBOT PENGANTAR SURAT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

melakukan hal yang mudah ini karena malas, lupa dan sebagainya, sehingga membiarkan kipas angin menyala, dan tidak hemat listrik. Untuk itu, dibutuhka

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB II LANDASAN TEORI

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

PENGHITUNG JUMLAH KENDARAAN PADA AREA PARKIR DENGAN MIKROKONTROLER AT89S51

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

Robot Pembawa Barang Berbasis Mikrokontroler ATMega8535L Dengan Pengendali Remote

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING

BAB III PERANCANGAN SISTEM

APLIKASI PLC PADA PENGENDALIAN MESIN BOR OTOMATIS DENGAN SISTEM MONITORING BERBASIS VISUAL BASIC 6.0

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penguat Kelas A dengan Transistor BC337

Modul 04: Op-Amp. Penguat Inverting, Non-Inverting, dan Comparator dengan Histeresis. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat

PENGEPRES KANTONG PLASTIK OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN ALAT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat yang dibangun. Pengujian dilakukan pada masing-masing subsistem

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB III METODE PENELITIAN

REKAYASA CATU DAYA MULTIGUNA SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM. M. Rahmad

MODUL - 04 Op Amp ABSTRAK

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

PENYEDIA VOLUME BENDA CAIR DENGAN STEP 150 ml ( WATER LEVEL )

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah.

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Penguat Inverting dan Non Inverting

SENSOR KEHADIRAN ORANG SEBAGAI SAKLAR OTOMATIS SUATU RUANGAN

Rancang Bangun Penerangan Otomatis Berdasarkan Gerak Tubuh Manusia

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB III METODE PENELITIAN

MOUSETRAP BERBASIS ARDUINO UNO DENGAN SENSOR PIR

Gambar 1 Tampilan alat

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. monitoring daya listrik terlihat pada Gambar 4.1 di bawah ini : Gambar 4.1 Rangkaian Iot Untuk Monitoring Daya Listrik

LEMBAR KERJA V KOMPARATOR

Rancang Bangun Sistem Keamanan pada Akses Pintu Masuk Ruang Brankas secara Digital. Frequency Identification) Disusun oleh :

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

JOBSHEET SENSOR CAHAYA (PHOTOTRANSISTOR, PHOTODIODA, LDR)

PENGONTROL VOLUME AIR DALAM TANGKI BERBASIS MIKROKONTROLER AT 89S52

KAJIAN SISTEM ALARM PEKA CAHAYA MENGGUNAKAN TRANSISTOR dan Op-Amp 741

PERCOBAAN 9 RANGKAIAN COMPARATOR OP-AMP

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

BAB 4. Rancang Bangun Sistem Kontrol

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan

Prinsip kerja transistor adalah arus bias basis-emiter yang kecil mengatur besar arus kolektor-emiter.

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM. pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun

DISPENSER OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR DAN GAYA PEGAS PADA GELAS BERBASIS ATMEGA8535. Dhony Kurniadi

BAB III SISTEM KERJA RANGKAIAN

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

PERANCANGAN OTOMATISASI PINTU PADA SHELTER BUSWAY DENGAN MIKROKONTROLER AT89S51

BAB III. Perencanaan Alat

PENGISI BATERAI OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN SOLAR CELL

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sensor dan Transduser

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

I. Tujuan Praktikum. Mampu menganalisa rangkaian sederhana transistor bipolar.

Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a

USER MANUAL ALARM ANTI MALING MATA PELAJARAN : ELEKTRONIKA PENGENDALI DAN OTOMASI

BAB III ANALISA RANGKAIAN

RANCANG BANGUN SISTEM PENGAMAN KEBAKARAN OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

Tugas Akhir PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK PADA KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 OLEH : PUTU TIMOR HARTAWAN

Gambar 1 UVTRON R2868. Gambar 2 Grafik respon UVTRON

Sistem monitoring ph dan suhu air dengan transmisi data. Adi Tomi TE Tugas Akhir Program Studi Elektronika Elektro - ITS

Jurnal Skripsi. Mesin Mini Voting Digital

BAB III PROSES PERANCANGAN

Air menyelimuti lebih dari ¾ luas permukaan bumi kita,dengan luas dan volumenya yang besar air menyimpan energi yang sangat besar dan merupakan sumber

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

PENGUKUR KECEPATAN GERAK BENDA MENGGUNAKAN SENSOR PHOTOTRANSISTOR BERBASIS MIKROKONTROLER Atmega 8535

PENGISI BAK PENAMPUNGAN AIR OTOMATIS MENGGUNAKAN KERAN SELENOID BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 Di Susun Oleh: Putra Agustian

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555)

1. Perpotongan antara garis beban dan karakteristik dioda menggambarkan: A. Titik operasi dari sistem B. Karakteristik dioda dibias forward

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Philips Master LED. Sistem ini dapat mengatur intensitas cahaya lampu baik secara

[LAPORAN PENGUAT DAYA KELAS A] BAB I PENDAHULUAN

IMPLEMENTASI SENSOR PIR PADA PERALATAN ELEKTRONIK BERBASIS MICROCONTROLLER

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

melibatkan mesin atau perangkat elektronik, sehingga pekerjaan manusia dapat dikerjakan dengan mudah tanpa harus membuang tenaga dan mempersingkat wak

POT IKLAN BERTENAGA SURYA

Transkripsi:

KENDALI KERAN OTOMATIS PADA TOILET PRIA DENGAN SENSOR PIR ( PASSIVE INFRARED ) Elias Gabriel Sakliressy Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Margonda Raya 100 Depok 16424 telp (021) 78881112, 7863788 Tanggal Pembuatan : 16 Februari 2010 Alat kendali keran otomatis ini dibuat dengan memanfaatkan sensor Passive Infrared (PIR) sebagai pusat pengendalinya dan pendeteksi berupa anggota tubuh manusia. Sensor PIR ini akan mengirimkan instruksi ke Relay untuk menggerakkan keran solenoid yang berfungsi sebagai katup aliran air. [1] Hasil a n a l i s a menunjukkan bahwa sensor PIR (Passive Infrared) pada alat ini dapat mendeteksi dalam jarak maksimum 150 meter. Ketika sensor PIR menerima radiasi dari, maka keran solenoide membuka katub untuk mengalirkan air. Dengan adanya kendali keran otomatis yang dimanfaatkan dalam toilet pria dapat mempermudah manusia karena dapat dikerjakan oleh sebuah alat elektronik yang berupa sensor dan sebuah pengontrol. 1. PENDAHULUAN Kemajuan teknologi pada jaman ini sangat meningkat pesat. Terutama pada teknologi yang menggunakan kendali otomatis. Dengan adanya kendali otomatis ini maka peran kerja dari manusia sedikit berkurang atau sama sekali tidak ada seorang pun yang melakukan atau mengendalikan proses kerja alat tersebut. Pekerjaan tersebut dapat digantikan oleh sebuah alat elektronik yang berupa sensor dan sebuah pengontrol. Sensor merupakan suatu hal yang wajib atau sangat dibutuhkan dalam suatu sistem. Pada umumnya kita membutuhkan sensor pada suatu rangkaian digital. Pada saat sensor bekerja maka suatu rangkaian digital akan bekerja sesuai dengan keinginan kita dan sesuai dengan karakteristik dari sensor tersebut Untuk alasan kemudahan dan praktis dalam penggunaannya kita memerlukan alat otomatis yang dapat membantu kita dalam kehidupan kita seharihari. Alat yang dibuat ini akan memanfaatkan suhu dan gerak yang dapat menentukan aktif atau tidaknya alat tersebut. Dalam hal ini, akan digunakan suatau sensor yaitu sensor PIR yang berfungsi sebagai sensor suhu dan gerak tubuh yang kemudian akan diteruskan ke rangkaian. Aplikasi yang dimaksud bertujuan untuk mempermudah penggunaan tenaga manusia yaitu tanpa harus memutar atau menekan keran, dalam aplikasi ini digunakan suatu indikator keran secara otomatis menggunakan sensor PIR dan keran air otomatis. Proses kendali otomatis ini di tuangkan dalam aplikasi Kendali keran otomatis pada toilet pria dengan sensor PIR (Passive Infrared ). Bisa dipastikan pemanasan global memang tidak bisa dihindari, tapi para manusia bisa meminimalisir dampak yang sudah terjadi, dan 2. LANDASAN TEORI [2] PIR (Passive Infrared Receiver) merupakan sebuah sensor berbasiskan infrared. Akan tetapi, tidak seperti sensor infrared kebanyakan yang terdiri dari IR LED dan fototransisitor. PIR tidak memancarkan apapun seperti IR LED. Sesuai dengan namanya Passive, sensor ini hanya merespon energi dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki oleh setiap benda yang bias dideteksi oleh sensor ini biasanya tubuh manusia. Di dalam sensor PIR ini terdapat bagianbagian yang mempunyai perannya masing-masing yaitu Fresnel Lens, IR Filter, Pyroelectric Sensor, Amplifier dan Comparator. Seperti pada Gambar 2.1 : Gambar 2.1. Skema blok diagram Sensor PIR. Sensor PIR bekerja dengan menangkap energi panas yang dihasilkan dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki setiap benda dengan suhu benda diatas nol mutlak. Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32 C, yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh Pyroeletric sensor yang

merupakan inti dari sensor PIR, sehingga menyebabkan Pyroelectric sensor yang terdiri dari gallium nitride, caesium nitrat dan litium tantalite menghasilkan arus listrik karena pancaran sinar inframerah pasif ini membawa energi panas. Prosesnya hampir sama seperti arus listrik yang terbentuk ketika sinar matahari mengenai solar cell. Sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja. Hal ini disebabkan karena IR Filter yang menyaring panjang gelombang sinar infra merah pasif. IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar inframerah pasif antara 8 sampai 14 µm, sehingga panjang gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 µm ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor. Ketika seseorang berjalan melewati sensor, sensor akan menangkap pancaran sinar inframerah pasif yang dipancarkan oleh tubuh manusia yang memiliki suhu yang berbeda dari lingkungan sehingga menyebabkan material pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik karena adanya energy panas yang dibawa oleh sinar inframerah pasif tersebut. Kemudian sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus tersebut yang kemudian dibandingkan oleh comparator sehingga menghasilkan output. Gambar 2.10 Keran Selonoid Aplikasi standar dari keran selonoid biasanya menghendaki bahwa keran dipasang pada selang kecil yang menghubungkan air masuk dan air keluar. 3. PERANCANGAN ALAT Perancangan alat ini hanya meliputi perangkat keras. Gambar 3.2 menunjukkan gambar rangkaian dari sistem yang dirancang. Sistem tersebut terdiri dari sensor PIR, rangkaian relay dan keran / motor. Keran Selenoid / Motor Keran ini akan dihubungkan ke sumber arus DC dengan besar tegangan 12 Volt. Kondisi Normally Closed yaitu pada posisi tertutup pada saat keran tidak bertegangan dan katup akan terbuka pada saat keran diberikan tegangan. Pada keran terdapat dua buah terminal yang disambung ke sumber tegangan dan relay. Keran solenoid adalah kombinasi dari dua dasar unit fungsional antara lain : 1. Solenoid (electromagnet) dengan inti atau plungernya. 2. Badan keran yang berisi lubang, tempat piringan atau stop kontak ditempatkan untuk menghalangi atau mengalirkan aliran air. Aliran melalui lubang mulut keran akan terbuka atau tertutup tegantung keran tersebut diberi tegangan atau tidak diberi tegangan. Apabila kumparan diberi energi, inti besi akan ditarik ke dalam kumparan solenoid untuk membuka keran. Pegas atau per yang terdapat pada pangkal inti besi akan mengembalikan keran pada posisi semula, yaitu tertutup apabila arus berhenti Gambar 3.2. Rangkaian Keseluruhan Kendali Keran Otomatis Gambar 3.5. berikut adalah gambar blok rangkaian dari Operational Amplifier (Op-Amp).

Op-Amp pada gambar tersebut berfungsi sebagai penguat tegangan dari sensor yang dikeluarkan di kaki source dari sensor. Karena tegangan output dari sensor sangat kecil, maka perlu penguat beberapa kali agar rangkaian sensor dapat bekerja. hfe atau ß nya adalah 250 Gambar 3.4 Rangkaian Output Blok output sensor PIR memiliki cara kerja sebagai berikut : bila tegangan input yang masuk adalah high sebesar 5 V, yang berasal dari rangkaian sensor PIR untuk mengaktifkan transistor pada rangkaian penggerak relay output dan melalui resistor 10 kω atau Rb. Besarnya arus basis yang masuk ke transistor BD 139 adalah : Gambar 3.3 Rangkaian Kontrol dengan Op-Amp IC LM324 merupakan IC Operational Amplifier, IC ini mempunyai 4 buah op-amp yang berfungsi sebagai comparator. IC ini mempunyai tegangan kerja antara +5 V sampai +15V untuk +Vcc dan -5V sampai -15V untuk -Vcc. Pada rangkaian di atas, dimana pada IC1A berfungsi sebagai penguat dari output yang diberikan oleh sensor kemudian pada keluaran kaki 1 dari IC1A memberikan tegangan melalui R5 dan C4 terhadap inverting amplifier pada IC1B melalui kaki 6 dari IC LM324. Pada rangkaian di atas C5 dan R8 berfungsi sebagai filter tegangan dari kaki inverting IC1B terhadap output dari IC1B. R8 berfungsi sebagai filter untuk mambatasi tegangan yang masuk dari inverting terhadap output dari IC1B yang dimana komparator pada IC1B berfungsi untuk menurunkan tegangan sampai setengah dari inputan. Dari keluaran pada IC 1B menuju ke inputan dari IC1C dan IC1D yang berfungsi sebagai output. Relay Untuk blok output ini menggunakan transistor dengan tipe BD 139. Transistor ini mempunyai karakteristik di antaranya sebagai berikut : basis-kolektor maksimalnya adalah 45V kolektor-emitor maksimalnya adalah 25V Arus kolektor cut off adalah 0,1 µa Vcc Ic= Rc Dimana : Vbb = 5 V Vcc = 12 V Vbe = 0,7 V untuk transistor silikon Re = 125Ω hambatan dalam pada relay Rb = 0,5KΩ Ib = 0,43 ma Ic= 5V 125 Ic sat = 40mA Pada rangkaian ini dipasang relay yang memiliki hambatan dalam sebesar 125Ω dan transistor BD 139 memiliki βdc =250, maka untuk membuat transistor berada dalam keadaan jenuh ( saturasi ) dibutuhkan arus basis minimal sebesar :

berfungsi dengan baik. Adapun uji coba alat ini dibagi menjadi beberapa bagian untuk memudahkan pengambilan data antara lain : uji coba catu daya dan uji coba rangkaian sensor PIR. 4.1. Uji Coba Rangkaian Catu Daya Ib min = 0.13mA Jadi arus basis minimal yang dibutuhkan untuk membuat transistor berada dalam keadaan saturasi adalah sebesar 0.13mA, sedangkan arus basis yang mengalir pada rangkaian ini telah melampaui nilai tersebut yaitu sebesar 0,43 ma. Dari perhitungan di atas didapatkan bahwa IB > IB ( sat ), maka arus IB akan membuat transistor BD 139 dalam keadaan saturasi, tegangan pada kolektor-emiter (VCE) mendekati nol. Arus akan mengalir menuju relay yang akan menyebabkan keran terbuka. Relay ini menggunakan supply tegangan 12 Volt DC. Blok relay ini juga berfungsi untuk mengaktifkan keran air otomatis yaitu untuk menutup dan membuka keran. Fungsi utamanya adalah cara membuka dan menutup kembali keran air. Kondisi awal dari sensor PIR adalah kondisi low, menyebabkan transistor BD 139 berada pada kondisi cut off dan dioda 1N4001 pada kondisi reverse. Sehingga relay tidak akan aktif atau normaly open. Kondisi keran akan tetap menutup, dikarenakan saklar relay terbuka. Jika kondisi dari sensor PIR adalah kondisi high maka keran terbuka. Hal ini menyebabkan transistor BD139 pada kondisi saturasi. Kondisi ini membuat relay akan aktif atau normaly closed. Saklar relay jalur positif 5V akan mengalir diteruskan ke keran otomatis. Fungsi dioda 1N4001 adalah sebagai pengaman untuk mencegah kick back, yaitu transient yang terjadi pada coil relay (beban induktif) saat relay dimatikan. Hal ini dapat dijelaskan menurut persamaan : V = di L dt Bila terjadi perubahan arus yang cukup besar dalam satuan waktu yang sangat cepat (dt = 0) maka tegangan balik ini menjadi sangat besar, dan dapat mengakibatkan kerusakan pada transistor atau menahan tegangan balik dari relay dari kondisi aktif ke kondisi tidak aktif. 4. UJI COBA 4.1 Uji coba kendali keran otomatis dengan sensor PIR ini bertujuan untuk mengetahui alat ini Gambar 4.1. Titik Pengambilan Data (V) Pada Catu Daya Tujuan : 1. Untuk mengetahui bentuk gelombang yang dihasilkan dari masing masing titik uji : Titik A yaitu keluaran gelombang dari trafo Titik B yaitu keluaran gelombang dari dioda Titik C dan titik D untuk mengetahui keluaran gelombang dari kapasitor. 2. Untuk mengetahui tegangan keluaran yang dihasilkan catu daya ( Titik C dan Titik D ). Alat yang digunakan : 1. Alat ukur Osciloscope 2. Alat ukur Multimeter digital Hasil pengujian : a. Hasil uji pada titik A dengan alat ukur osciloscope Gambar 4.2 Bentuk Gelombang Titik A output dari trafo Gambar 4.2 pengukuran keluaran trafo berupa gelombang AC yaitu pada titik A. Didapat pengukuran frekuensi sebesar 50 Hz, didapat dari persamaan berikut :

5 Volt/Div Time/Div = 5 ms Perioda (T) = 4 Div berada atau mendekati tegangan puncak dari IC 7812 yaitu sebesar 12 Volt. d. Hasil uji titik D menggunakan oscilloscope b. Hasil uji titik B pada trafo menggunakan oscilloscope 5 Volt/Div Time/Div = 2ms Gambar 4.5 Bentuk gelombang Titik D, setelah melewati Kapasitor dan IC 7805 Pada titik D terlihat gelombang 5 V DC. Besarnya tegangan puncak dari IC 7805 sebesar ± 5 Volt. Tabel 4.1 Hasil Uji Coba Catu Daya 0.1 Volt/Div Time/Div = 5 ms Gambar 4.3 Bentuk Gelombang Titik B, setelah melewati dioda Gambar 4.3 pengukuran catu daya pada titik B pada output Dioda. Hanya mengukur besarnya ripple. c. Hasil uji titik C pada trafo menggunakan oscilloscope B (V) A (V) 11,89 4,97 Uji coba Rangkaian Sensor PIR Pengujian yang dilakukan berupa pengujian sensor PIR yang akan dibandingkan dengan datasheet yang dimiliki oleh sensor PIR tersebut. Adapun pengujian dilakukan sebagai berikut : 5 Volt/Div Time/Div = 2 ms Gambar 4.4 Bentuk Gelombang Pada Titik C Pada titik C setelah melewati kapasitor dan IC 7812 didapat bentuk gelombang horizontal karena kapasitor berfungsi sebagai filter yang akan memperlemah ripple. tegangan keluaran akan tetap Gambar 4.6 Rangkaian Sensor PIR

Tujuan : Menunjukkan cara kerja Op-Amp, dimana dengan adanya perbedaan tegangan pada terminal negatif dan terminal positif akan menyebabkan tegangan keluaran berada dalam keadaan saturasi, yaitu + Vsat sama dengan + 90% Vcc. Mengetahui aktif atau tidaknya keluaran pada rangkaian sensor. Langkah Pengujian : 1. Memberi tegangan pada rangkaian sensor sebesar 5 Volt dari catu daya. 2. Mengukur masing-masing titik uji secara bergantian dengan Multimeter Digital - Mengukur besar tegangan pada Titik A, Titik B dan Titik C secara bergantian. Perhatikan polaritas pada terminal Op- Amp (positif atau negatif). - Mengambil data pengamatan dan membandingkan tegangan pada Titik B dan Titik C untuk mengetahui tegangan keluaran komparator pada Titik D. 3. Mengulangi langkah diatas dengan merubah jarak ( 10 200 ). 4. Mematikan catu daya. Hasil Pengujian : Tabel 4.2 adalah pengukuran tegangan Inverting dan NonInverting Op-Amp, pada saat terdeteksi dan pada saat objek tak terdeteksi serta tegangan keluaran komparator yang dihasilkan dari IC Op-Amp 324. Dapat dilihat dimana terjadi perbandingan tegangan antara terminal Inverting dan NonInverting dari Op-Amp yang dapat mempengaruhi output dari alat pendeteksi gerak ini, dimana tegangan pada NonInverting lebih besar dari tegangan Inverting Op-Amp maka tegangan pada output akan lebih besar, akan tetapi jika tegangan pada NonInverting lebih kecil dari tegangan pada Inverting Op-Amp maka tegangan pada output akan lebih negatif atau lebih kecil. No Tabel 4.2 Pengukuran Inverting, Noninverting dan Keluaran Komparator Jarak (V) Inverting (V) NonInverting (V) keluaran Komparator Uji coba Pengaruh jarak dan lamanya waktu Sensor PIR bekerja. output pada Op-Amp bergantung pada ada atau tidaknya yang terdeteksi oleh sensor PIR, dapat dilihat tabel 4.3 Keterangan Sensor 1 10 1.5 4.4 4.89 Aktif High 2 20 1.5 4.4 4.89 Aktif High 3 30 1.5 4.4 4.86 Aktif High 4 40 1.5 4.4 4.85 Aktif High 5 50 1.5 4.4 4.8 Aktif High 6 60 1.5 4.4 4.78 Aktif High 7 70 1.5 4.4 4.73 Aktif High 8 80 1.5 4.4 4.59 Aktif High 9 90 1.4 4.3 4.26 Aktif High 10 100 1.4 4.3 3.7 Aktif High 11 110 1.4 4.3 3.33 Aktif High 12 120 1.4 4.3 2.96 Aktif High 13 130 1.4 4.3 2.63 Aktif High 14 140 1.4 4.3 1.74 Aktif High 15 150 1.4 4.3 1.2 Aktif High 16 160 2 0.25 0.25 Aktif Low 17 170 2 0.25 0.23 Aktif Low 18 180 2 0.25 0.20 Aktif Low 19 190 2 0.25 0.15 Aktif Low 20 200 2 0.25 0.1 Aktif Low

No Jarak Tabel 4.3 Hasil pengukuran pengaruh jarak terhadap sensor PIR dan waktu kerja sensor PIR (V) Keterang an Sensor 1 10 4.89 Aktif High 2 20 4.89 Aktif High 3 30 4.86 Aktif High 4 40 4.85 Aktif High 5 50 4.8 Aktif High 6 60 4.78 Aktif High 7 70 4.73 Aktif High 8 80 4.59 Aktif High 9 90 4.26 Aktif High 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 3.7 Aktif High 3.33 Aktif High 2.96 Aktif High 2.63 Aktif High 1.74 Aktif High 1.2 Aktif High 0.25 Aktif Low 0.23 Aktif Low 0.20 Aktif Low 0.15 Aktif Low 0.1 Aktif Low Keterangan Ket. waktu 5. Kesimpulan Rangkaian ini bekerja dengan cara mendeteksi berupa suhu dan gerak tubuh manusia dengan jarak maksimal mendeteksi sejauh 150. Setelah Rangkaian Sensor PIR mendeteksi Obyek, Keran Otomatis akan mengeluarkan air selama ±. Berdasarkan percobaan, alat ini sudah berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang telah dibuat. Air sudah mengalir pada saat sensor mendeteksi, seharusnya air akan keluar setelah tidak terdeteksi lagi oleh sensor ( saat orang meninggalkan ) toilet. Alat ini juga masih kurang efisiensi dalam hal penggunaan air yaitu pemborosan air masih terjadi pada penggunaan keran otomatis ini. 5.2 Saran Untuk lebih baiknya lagi alat ini ditambah dengan Rangkaian Mikrokontroler sebagai pengatur waktu, agar keluarnya air dari keran otomatis dapat diatur waktunya. DAFTAR PUSTAKA ICOpAmp,http://www.alldatasheet.com/view.jsp?sear chword=lm324 --, Komponen komponen elektronika, http://www.fairchildsemi.com. Juli 2009. --, Sensor PIR, http://www.glolab.com/pirparts/infrared.html, Juli, 2009 Carr, JJ,1993, Sensor And Circuits : Sensor, Tranduser, and supporting circuits, PTR Prentice Hall, New Jersey. Gerbang Logika,http:/id.wikipedia.org/wiki /Gerbang logika, Agustus 2009 Mike Tooley, BA, Rangkaian Elektronik Prinsip dan Aplikasi, Erlangga, 2002. Malvino, Joko Santoso, Prinsip prinsip Elektronika, Salemba Teknik, 2004. Soepono Soeparlan, Umar Yahdi, Teknik Rangkaian Listrik, Jilid 1, Gunadarma, Jakarta 1995. Wasito S, Vademekum Elektronika PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004