I. PENDAHULUAN. kuning atau merah (Prajnanta, 2003).

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. bermanfaat jika diolah, misalnya dibuat marmalade (Sarwono, 1991). Bagian

I. PENDAHULUAN. Tenggara yang beriklim tropis basah seperti Indonesia, Thailand dan Malaysia

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pangan merupakan kebutuhan yang paling esensial bagi manusia untuk

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mencegah rabun senja dan sariawan (Sunarjono, 2003). Jeruk bali bisa dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat tumbuh berbagai macam flora, termasuk buah-buahan. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai (1.1) Latar Belakang Masalah, (1.2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Buah naga merupakan tanaman kaktus dari famili Cactaceae dengan subfamily

SKRIPSI. KUALITAS SELAI LEMBARAN DENGAN KOMBINASI ALBEDO SEMANGKA (Citrullus vulgaris Schard.) DAN BUAH NAGA SUPER MERAH (Hylocereus costaricensis)

1989).Sampel sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500ml. balik. Didihkan selama 30 menit dan kadang kala digoyang- goyangkan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Anonim (2011), produksi tomat Indonesia dari tahun 2008 hingga tahun

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat beragam dan tergolong ke dalam jenis buah tropis seperti rambutan, nanas,

I. PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. biakan Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Rasa asam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMBUATAN MENTEGA BUAH NAGA (KAJIAN EKSTRAK BUAH NAGA : KONSENTRASI SORBITOL) SKRIPSI. Oleh : IRA HERU PURWANINGSIH NPM :

BAB I PENDAHULUAN. Buah ini memiliki ciri-ciri yang unik yaitu memiliki kulit seperti kulit naga. Buah naga

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

BAB 1 PENDAHULUAN. 2000, dimana dalam satu tanaman biasanya menghasilkan 1 Kg buah. Dalam satu

I PENDAHULUAN. halaman tempat tinggal (Purwaningsih, 2007).

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

I. PENDAHULUAN. dan dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata (Prasbini et al., 2013). Labu

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

I. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer

PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. dari daerah beriklim tropis. Pemanfaatan buah naga merah (Hylocereus

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan

KAJIAN FREKUENSI PENCUCIAN DAN ph LARUTAN PERENDAM TERHADAP SIFAT FISIKO KIMIA MANISAN KULIT JERUK SKRIPSI. Oleh : TRI OETAMININGSIH 0.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. atau jajanan yang menggunakan pewarna makanan. Penambahan pewarna

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Buah apel banyak dijumpai di mana pun tak hanya apel dari Malang,

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

I. PENDAHULUAN. tidak rata karena mata tunas dan warna daging dari putih hingga kuning

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

NASKAH PUBLIKASI RISA DHALIA A

KANDUNGAN VITAMIN C DAN ORGANOLEPTIK SELAI JAMBU BIJI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA DAN BUAH BELIMBING WULUH NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada waluh. Secara umum waluh kaya akan kandungan serat, vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan.

kerusakan, dan dapat menurunkan kualitas dari buah-buahan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. saji kaya protein yang bersumber dari bahan pangan hewani, memengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. keinginan manusia, baik dari industri rumahan sampai restoran-restoran

UJI ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN VITAMIN C PADA PEMBUATAN SELAI BELIMBING WULUH DENGAN PENAMBAHAN BUAH KERSEN DAN BUNGA ROSELA

PENDAHULUAN. peningkatan mutu, penggunaan bahan pembentuk rasa dan warna, serta

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai

BAB I PENDAHULUAN. gurih, berwarna cokelat, tekstur lunak, digolongkan makanan semi basah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Sirup merupakan salah satu produk olahan cair yang dikonsumsi

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBAR PENGESAHAN PEMBUATAN FRUIT LEATHER SIRSAK-ROSELLA HASIL PENELITIAN

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III (Tiga) Gizi Ilmu Kesehatan

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Produk pangan fungsional (fungtional food) pada beberapa tahun ini telah

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

I. PENDAHULUAN. yaitu permen keras, permen renyah dan permen kenyal atau permen jelly. Permen

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi A

BAB I PENDAHULUAN. ditambahkan dengan starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus

I. PENDAHULUAN. daratan Malaya. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) banyak ditemui

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi buah ini dalam keadaan segar. Harga jual buah belimbing

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Llatar Belakang, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

PENGARUH PERBANDINGAN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) DENGAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) DAN JENIS JAMBU BIJI TERHADAP KARAKTERISTIK JUS

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

Kualitas Selai Lembaran dengan Kombinasi Albedo Semangka (Citrullus vulgaris Schard.) dan Buah Naga Super Merah (Hylocereus costaricensis)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia karena rasanya yang manis, kandungan airnya yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I. PENDAHULUAN. mengkonsumsi buah pare (Widayanti dkk., 2013).

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. Budaya mengkonsumsi daging sudah menyebar di sebagian besar. masyarakat dunia. Kalau tidak ada daging mungkin dirasa kurang lengkap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah naga merupakan tanaman sejenis kaktus yang berasal dari Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semangka (Citrullus vulgaris Schard.) merupakan buah yang digemari masyarakat Indonesia karena rasanya manis, renyah, dan kandungan airnya banyak, kulitnya keras dapat berwarna hijau pekat atau hijau muda dengan larik-larik hijau tua tergantung varietasnya. Daging buahnya berair berwarna kuning atau merah (Prajnanta, 2003). Menurut Kalie (1999), albedo dapat disebut sebagai lapisan tengah (mesokarp) buah semangka yang terletak di antara epidermis luar (eksokarp) dan epidermis dalam (endokarp). Albedo merupakan bagian kulit buah yang paling tebal dan berwarna putih. Albedo semangka merupakan sumber pektin yang potensial, karena sebagaimana jaringan lunak tanaman lain, albedo semangka tersusun atas 21,03% senyawa pektin (Sutrisna, 1998). Oleh karena itu, albedo semangka sangat baik untuk dimanfaatkan dan dikembangkan di Indonesia sebagai sumber pangan baru. Peranan pektin atau zat pengental sangat penting dalam mempengaruhi tekstur pangan, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada pemilihan konsumen akan makanan. Menurut Hawley (1981), pektin merupakan komponen tambahan penting dalam industri pangan, kosmetika, dan obatobatan, karena kemampuannya dalam mengubah sifat fungsional produk pangan seperti kekentalan, emulsi, dan gel. Anonim (2000) menyatakan bahwa kebutuhan zat pengental di industri pangan semakin meningkat sesuai dengan kebutuhan manusia yang semakin tinggi dan bervariasi. 1

2 Salah satu produk olahan pangan yang membutuhkan bahan pengental atau gelling agent berupa pektin adalah selai. Menurut Deman dan Gupta (1989), pembentukan gel terbaik pada pembuatan selai dapat dicapai jika kandungan pektin yang digunakan 0,2-1,5%. Hal tersebut didukung pula oleh Desrosier (1988) yang menyatakan bahwa kadar pektin < 1% sudah cukup untuk membentuk struktur gel yang memuaskan. Menurut Yenrina dkk. (2009), selai termasuk produk olahan pangan yang berasal dari buah-buahan. Permintaan selai yang meningkat di pasaran dan hanya tersedia dalam bentuk selai oles kemasan dirasakan kurang praktis. Oleh karena itu, perlu pembuatan selai lembaran yang merupakan modifikasi selai oles menjadi lembaran kompak, plastis, dan tidak lengket. Selai lembaran adalah jenis makanan yang berasal dari daging buah yang telah dihancurkan dan dikeringkan. Pengeringan bisa dilakukan dengan penjemuran atau bisa juga menggunakan pemanasan yang memiliki suhu panas 50-60 C (Safitri, 2012). Pembuatan selai lembaran membutuhkan serat yang larut dan tidak larut dalam air untuk mempertahankan struktur selai lembaran yang plastis menjadi lembaran-lembaran kompak dan tidak lengket. Serat yang larut air contohnya pektin sedangkan serat yang tidak larut air contohnya selulosa dan lignin (Hawley, 1981). Penggunaan albedo semangka bertujuan untuk memanfaatkan kandungan pektinnya sebagai sumber olahan pangan baru. Oleh karena itu, pembuatan selai lembaran ini tidak menggunakan bahan baku daging buah.

3 Pembuatan selai lembaran dari albedo semangka diduga akan menghasilkan selai lembaran dengan warna yang kurang menarik, oleh karena itu perlu dilakukan kombinasi dengan bahan lain agar memiliki warna, rasa, dan aroma lebih menarik. Menurut Wahyuni (2012), buah naga termasuk dalam buah yang eksotik karena penampilannya yang menarik, rasanya asam manis menyegarkan dan memiliki beragam manfaat untuk kesehatan. Salah satu jenis buah naga yang memenuhi kriteria ini adalah buah naga jenis super merah (Hylocereus costaricensis) karena mempunyai rasa yang manis dibanding jenis lainnya, segar, beraroma, dan memiliki warna yang merah terang tanpa harus diberi zat pewarna tambahan sehingga menghilangkan keraguan akan berakibat buruk pada kesehatan. Hal tersebut ditunjang oleh riset yang dilakukan oleh Hadi dkk. (2012), peneliti Department of Nutrition and Dietetic Faculty of Medicine and Health Sciences Universiti Putra Malaysia yang menyatakan bahwa buah naga super merah berpotensi membantu menurunkan kadar gula darah dan mencegah risiko penyakit jantung pada diabetes. Selain itu, buah naga super merah juga memiliki kandungan gizi yang bermanfaat serta berkhasiat seperti vitamin, mineral, dan kandungan serat sebagai pengikat zat karsinogen penyebab kanker dan memperlancar proses pencernaan. Salah satu vitamin yang terkandung pada buah naga jenis ini adalah vitamin C yaitu sebesar 9,4 mg per 100 g bahan yang mana dapat menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan vitamin C seharihari.

4 Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai kualitas selai lembaran yang dibuat dengan kombinasi albedo semangka yang memiliki kandungan pektin yang potensial dan buah naga merah sebagai pewarna alami selai lembaran yang dapat menimbulkan rasa asam manis yang menyegarkan dan membuat penampilan selai lembaran menjadi lebih menarik. B. Keaslian Penelitian Murni dan Sulandari (2009) melakukan penelitian mengenai Sifat Organoleptik Selai Lembaran dari Kulit Buah Semangka dan Buah Pepaya (Carica papaya L.). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh perbandingan yang tepat dari kulit semangka dan pepaya dalam pembuatan selai lembaran. Perbandingan kulit semangka dan pepaya yang digunakan adalah 1:1 (150 g:150 g), 1:2 (100 g:200 g) dan 2:1 (200 g:100 g). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan 1:2 kulit semangka dan pepaya menghasilkan selai lembaran terbaik berdasarkan uji organoleptik dengan rasa cukup enak, elastis, dan berwarna oranye. Penelitian lainnya dilakukan oleh Yenrina dkk. (2009) mengenai Tingkat Pencampuran Nenas (Ananas comosus) dengan Jonjot Labu Kuning (Cucurbita moschata) yang bertujuan untuk mengetahui nilai gizi dari selai lembaran nenas dengan jonjot labu kuning dan untuk mengetahui penerimaan panelis terhadap produk. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian adalah perlakuan A (nenas 100:jonjot labu kuning 0), B (nenas 90:jonjot labu kuning 10), C (nenas 80:jonjot labu kuning 20), D (nenas 70:jonjot labu kuning 30), E (nenas 60:jonjot labu kuning 40), dan F (nenas 50:jonjot labu kuning 50).

5 Hasil menunjukkan bahwa tingkat pencampuran nenas dan jonjot labu kuning berpengaruh terhadap kadar total asam dan kadar pektin tetapi tidak berpengaruh terhadap kadar air, kadar serat, kadar gula, dan kekuatan lembaran. Perlakuan terbaik adalah perlakuan C (nenas 80:jonjot labu kuning 20). Danil (2010) meneliti mengenai Pembuatan Selai Lembaran dari Campuran Pepaya (Carica papaya L.) dan Jonjot Labu Kuning (Cucurbita moschata). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pencampuran daging buah pepaya dengan jonjot labu kuning yang tepat sehingga diperoleh selai lembaran bermutu baik, diketahui nilai gizi dari selai lembaran pepaya dan jonjot labu kuning serta untuk mengetahui tingkat penerimaan panelis terhadap produk. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian adalah perlakuan A (pepaya 90:jonjot labu kuning 10), B (pepaya 80:jonjot labu kuning 20), C (pepaya 70:jonjot labu kuning 30), D (pepaya 60:jonjot labu kuning 40), E (pepaya 50:jonjot labu kuning 50). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pencampuran pepaya dan jonjot labu kuning berpengaruh terhadap kadar air, kadar serat, kadar pektin, dan kadar gula tetapi tidak berpengaruh terhadap total asam dan kekuatan lembaran. Perlakuan terbaik adalah perlakuan B (pepaya 80:jonjot labu kuning 20). Penelitian serupa dilakukan oleh Rakhmaningtyas (2011) mengenai Pengaruh Proporsi Labu Kuning (Cucurbita moschata) dan Buah Naga (Hylocereus undatus) serta Konsentrasi Gula Terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan Organoleptik Leather Buah dengan menggunakan rancangan percobaan

6 rancangan acak kelompok 2 faktor. Faktor pertama adalah proporsi labu kuning dan buah naga berdaging putih kulit merah (80%:20%, 60%:40%, 40%:60%) (b/b) dan faktor kedua adalah konsentrasi gula (5, 10, dan 15%) (b/b). Perlakuan terbaik dari parameter fisik dan kimia adalah dengan perlakuan labu kuning 80% : buah naga berdaging putih kulit merah 20% sedangkan perlakuan labu kuning 60%:buah naga berdaging putih kulit merah 40% dengan konsentrasi gula 15% merupakan parameter terbaik organoleptik. Berdasarkan pada penelitian sebelumnya, diketahui bahwa penelitian mengenai selai lembaran berbahan baku kombinasi albedo semangka dan buah naga super merah belum pernah dilakukan. Penelitian ini menggunakan kombinasi albedo semangka dan buah naga super merah dengan variasi perlakuan sebagai berikut: perlakuan A (albedo semangka 1:buah naga super merah 2), perlakuan B (albedo semangka 1,5:buah naga super merah 1,5), perlakuan C (albedo semangka 2:buah naga super merah 1) dan perlakuan D (albedo semangka 3:buah naga super merah 0). C. Rumusan Masalah 1. Apakah kombinasi albedo semangka (Citrullus vulgaris Schard.) dan buah naga super merah (Hylocereus costaricensis) berpengaruh terhadap kualitas (sifat kimia, fisik, mikrobiologis, dan organoleptik) selai lembaran yang dihasilkan? 2. Berapa kombinasi albedo semangka (Citrullus vulgaris Schard.) dan buah naga super merah (Hylocereus costaricensis) yang tepat untuk mendapatkan selai lembaran dengan kualitas terbaik?

7 D. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh kombinasi albedo semangka (Citrullus vulgaris Schard.) dan buah naga super merah (Hylocereus costaricensis) terhadap kualitas (sifat kimia, fisik, mikrobiologis, dan organoleptik) selai lembaran yang dihasilkan. 2. Menentukan kombinasi albedo semangka (Citrullus vulgaris Schard.) dan buah naga super merah (Hylocereus costaricensis) yang tepat untuk menghasilkan selai lembaran dengan kualitas terbaik. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kualitas selai lembaran dengan memanfaatkan albedo semangka yang mengandung senyawa pektin sebagai pengganti daging buah untuk meningkatkan nilai ekonomis semangka, menghasilkan produk pangan yang sehat dan menarik dari segi warna dengan mengkombinasikannya bersama buah naga super merah serta menimbulkan rasa yang dapat diterima ketika dikonsumsi.