BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan Nasional merupakan salah satu bagian dari perjalanan sejarah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. permasalahan penelitian yang terdapat pada bab 1. Beberapa hal pokok yang

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menyusun penelitian ini adalah metode sejarah, sedangkan untuk teknik

DAFTAR PUSTAKA. Anwar, R. (2004). Sejarah Kecil (Petite Histoire) Indonesia Jiild 1. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.

BAB I PENDAHULUAN. Permulaan abad ke-20 merupakan salah satu periode penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat dikatakan identik dengan asal usul dan pertumbuhan

BAB I PARTAI POLITIK PADA MASA PENJAJAHAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi landasan utama pemikiran marxisme. Pemikiran marxisme awal yang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

ZAMAN PERGERAKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

M PERANAN HASAN SADIKIN DALAM BIDANG KESEHATAN DI JAWA BARAT TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN

PERKEMBANGAN PERGERAKAN KEBANGSAAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Kota Bandung yang terjadi setelah selesainya pembangunan jalur

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. manusia, agama Kristen dapat dikatakan sebagai agama yang paling luas tersebar

BAB I PENDAHULUAN. Papua New Guinea (PNG) berdiri sebagai sebuah negara merdeka pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab III Metodologi Penelitian merupakan bagian penguraian metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Belanda yang kedua ke Indonesia, tahun 1598, dengan tujuan Banten dan Maluku.

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena kekalahannya dalam Perang Dunia II. Jendral Douglas MacArthur yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Elfa Michellia Karima, 2013 Kehidupan Nyai Di Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pemikiran Jean Jacques Rousseau dalam Bidang Politik.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kajian mengenai perkembangan industri moci di Cikole dan dampaknya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perjalanan suatu bangsa pasti melewati banyak proses sejarah dan

2015 PERANAN SOUTH WEST AFRICA PEOPLE ORGANIZATION (SWAPO) DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN NAMIBIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Dokter-Djawa diadakan di Dokter-Djawa School yang berdiri

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra lahir dari hasil kreatifitas dan imajinasi manusia, serta pemikiran dan

PENGANTAR ILMU SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. yang bebas mengungkapkan semua ide dan ktreatifitasnya agar pembaca dapat menangkap

BAB I PENDAHULUAN. Penulisan sejarah (historiografi) merupakan cara penulisan, pemaparan, atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan dihampir semua bidang membuat masyarakatnya nyaman. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ai Rospirawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik, mereka dapat mengenyam pendidikan sistem Barat.

SEKILAS SEJARAH KEBANGKITAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pemikiran Gus Dur Tentang Pluralisme Agama Di

2015 DARI GEMEENTERAAD SAMPAI VOLKSRAAD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki tahun 1983, bangsa Indonesia dikejutkan dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Kebermaknaan seseorang boleh dikatakan hanya ada manakala ia berada

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Selama masa penjajahan Belanda, terjadi berbagai macam eksploitasi di

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mengantarkan orang untuk terbuka terhadap kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengatur sebuah negara, tentu tidak terlepas dari sistem ekonomi dan

2014 PEMIKIRAN MUBYARTO TENTANG EKONOMI INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

Kajian IPS Mengenai Zaman Pergerakan Nasional

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, hambatan dan keterbatasan komunikasi dapat mulai diatasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. menandai dimulainya sepakbola modern. Lihat: ibid, hlm Ibid, hlm Ibid, hlm Ibid. hlm. 18. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sistem sosial kehidupan. Iswanto (dalam Jabrohim, 2001:59) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pergerakan Nasional merupakan salah satu bagian dari perjalanan sejarah bangsa ini yang penting adanya. Karena pada masa ini meliputi berdirinya organisasi-organisasi modern memiliki cita-cita kemerdekaan bagi bangsa Indonesia telah melahirkan beberapa tokoh di dalamnya, yang ikut andil dalam membangun bangsa ini kearah yang lebih baik. Pergerakan Nasional memiliki sebuah arti yang luas dan besarnya aspek yang meliputinya, tidak saja pada pergerakan yang bersifat perbaikan derajat dari sisi politik, akan tetapi juga menuju perbaikan aspek-aspek lain seperti perekonomian, pendidikan, keagamaan, dan sebagainya (Pringgodigdo, 1977: VII). Masa pergerakan nasional merupakan sebuah masa dimana munculnya intelektual-intelektual pribumi yang memiliki keinginan agar dapat merubah nasib bangsa ini. Organsasi-organisasi yang muncul pada masa ini juga turut melahirkan tokoh-tokoh yang berperan penting dalam perjalanan sejarah bangsa ini, salah satunya organisasi Sarekat Islam (SI). Sarekat Islam merupakan salah satu organisasi yang menjadi wadah bagi ummat Islam pada masa itu untuk ikut serta dalam perpolitikan tanah air. Sarekat Islam bermula dari Sarekat Dagang Islam didirikan pada awalnya bertujuan memajukan perdagangan Indonesia di bawah panji-panji Islam (Pringgodigdo, 1977: 4). Setelah pendiriannya SI semakin berkembang dan memiliki anggota yang cukup banyak dan tersebar ke berbagai

2 daerah di Indonesia. Karena adanya hal ini maka Pemerintah Belanda khawatir akan terusik eksistensinya sebagai bangsa yang menduduki Hindia Belanda dengan menjalankan roda pemerintahnnya, maka pada Juni 1912, pemerintah Belanda menetapkan bahwa cabang-cabang SI harus berdiri sendiri untuk daerahnya masing-masing. Setelah adanya ketetapan tersebut maka pada saat kongres SI di Surabaya tahun 1913 didirikanlah Central Sarekat Islam (CSI), keputusan ini dimaksudkan untuk memajukan dan membantu serta berkoordinasi dengan SI di daerah. Oleh karena itu kongres SI di Surabaya ini menjadikan tiga kota besar yaitu Surabaya, Yogyakarta dan Bandung, difungsikan sebagai pusat penggerak kesadaran nasional dan sebagai pembina SI di daerah-daerah dengan pengurus-pengurus besarnya terdiri dari: H.O.S Tjokroaminoto, dibantu oleh H. Agus Salim, Abdul Muis, W. Wondoamiseno, Sosrokardono, Soerjopranoto (Suryanegara, 2009: 380). Dari keputusan kongres Surabaya tersebut muncul satu nama yang cukup berpengaruh dalam kepengurusan CSI, yaitu Abdul Muis. Abdul Muis merupakan wakil ketua CSI pada tahun 1916. Peran Abdul Muis dalam Pergerakan Nasional melalui SI merupakan salah satu hal yang menarik, karena ada beberapa gagasan yang dilahirkan oleh Abdul Muis yang pada selanjutnya menjadi berkembang dan penting dalam perjalanan sejarah Indonesia. Abdul Muis dalam awal periode berkembangnya SI merupakan salah satu tokoh yang diperhitungkan. Menurut Suryanegara (2009:393) Abdul Muis dikatakan sebagai salah satu tokoh pembangkit gerakan kesadaran berpolitik nasional. Abdul Muis bersama H.O.S Cokroaminoto, H. Agus Salim dan

3 Wignjadisastra mempelopori sosialisasi istilah Nasional melalui Kongres Nasional CSI di Bandung pada tahun 1916 (Suryanegara,2009:393). Abdul Muis pada selanjutnya merupakan salah satu anggota Komite Indie Weerbar perwakilan dari SI. Di dalam Indie Weerbaar ini Abdul Muis mengemukakan pendapatpendapat yang berhubungan untuk kemajuan bangsa Indonesia. Salah satunya adalah mengenai didirikannya Dewan Rakyat (Volksraad). Abdul Muis berpendapat bahwa Indie Werbaar bukan sebatas pada diikut sertakannya pribumi dalam bagian pertahanan Hindia Belanda, tetapi juga menuntut perbaikan dari segi ekonomi dan pendidikan, oleh karena itu Abdul Muis merupakan salah satu anggota utusan yang menghadap Ratu Belanda untuk menyampaikan hal ini. Karier Abdul Muis di dalam organisasi Sarekat Islam merupakan sesuatu yang penting. Terutama pada saat SI cabang Semarang di bawah kepemimpinan Semaun dan Darsono yang merupakan pelopor menggunakan senjata baru dalam perjuangan melawan imprealisme dengan teori ajaran Marxis. Masuknya ajaran Marx ke tubuh SI Semarang menimbulkan krisis dan pertentangan antara pendukung paham Islam dan paham Marx (Sagimun, et al, 1986: 27). Abdul Muis bersama H Agus Salim tokoh SI yang menentang keras pola perjuangan baru dalam tubuh SI ini yang dibawa oleh Semaun dan Darsono. Dari sinilah dikenal dengan istilah SI Putih, yang mewakili asas perjuangan Islam dalam tubuh SI dan SI merah yang mewakili asas ajaran Marx sebagai bentuk perjuangan SI. Pergerakan Nasional yang menjadikan seorang Abdul Muis menjadi seorang politikus mengalami perubahan haluan kisaran tahun 1928. Perubahan haluan tersebut tidak hanya terjadi disaat Abdul Muis sudah menjadi seorang politikus..

4 Dimulai dari menjadi seorang siswa School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA) yang notabene adalah sekolah dokter, namun pada perjalanan selanjutnya Abdul Muis beralih pada dunia jurnalistik dan pada akhirnya berkecimpung di dunia politik, yang justru membuat namanya besar dibandingkan dengan latar belakang pendidikannya sebagai seorang siswa STOVIA. Perubahan tidak terjadi hanya sampai situ pada sosok Abdul Muis. Kiprahnya di bidang politik ternyata tidak mampu membuat keinginan adanya perubahan dalam dirinya -terlepas dari faktor yang membuat perubahan kiprah Abdul Muis- hilang begitu saja. Perubahan ke arah lain, yang dianggap sesuai dengan idealis pemikiran yang dimilikinya, Abdul Muis merubah poros kiprah perjuangannya dari politik praktis, menjadi sorang sastrawan. Peran Sastra pada masa Pergerakan Nasional merupakan sesuatu yang memiliki arti pada perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Selain pada perkembangan Sastra Indonesia, kehidupan sosial masyarakat dengan adanya hasil karya sastra ini menjadi faktor pendorong beberapa perubahan. Salah satu badan pada masa Pergerakan Nasional pada bidang kesusastraan yang didirikan adalah Balai Pustaka. Dengan berdirinya Balai Pustaka ini menjadi salah satu hal yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. Suhendar dan Supinah (1993:135) memandang peran Balai Pustaka pada masyarakat sebagaimana dikemukakannya: Kedudukan Balai Pustaka makin besar peranannya, walaupun memberikan pengekangan pada pengarang. Misalnya para pengarang diberi jalan untuk mengarang lebih baik, sehingga bakatnya terpupuk begitu pula masyarakat diberi kebebasan untuk menikmati buku-buku terbitannya, yang dampaknya masyarakat bertambah pengetahuannya.

5 Pada awal pertumbuhan kesustraan Indonesia, profesi pengarang tidak dapat terlepas dari profesi wartawan, guru sebagai kaum terpelajar, tokoh-tokoh intelektual dan tokoh Pergerakan Nasional (Yudiono, 2007:6). Abdul Muis yang merupakan seorang tokoh pergerakan nasional serta seorang wartawan termasuk ke dalam perkembangan sastra pada masa Pergerakan Nasional dan Abdul Muis merupakan sastrawan yang terkenal disebut Angkatan Balai Pustaka, ini karena beberapa karyanya diterbitkan Balai Pustaka semasa pergerakan nasional. Dalam bidang sastra, Abdul Muis diketahui sebagai sastrawan yang terkenal dan juga wartawan yang memiliki reputasi cukup tinggi, menurut Sumardjo dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia (2004): Karena sepak terjangnya dalam Pergerakan Nasional, romannya yang berjudul Salah Asuhan mengalami sensor ketat dan penulisan ulang ketika diterbitkan Balai Pustaka. Romannya dinilai mengandung unsur Nasionalisme yang kuat. Dari kutipan di atas Abdul Muis memiliki reputasi yang perlu diperhitungkan sejak awal menulis sebuah karya. Dimulai dari buah pikirannya, telah lahir buku roman Salah Asuhan (1928) yang sangat terkenal pada masanya (Ricklefs, 2008: 413). Selain Salah Asuhan, ada juga karya lainnya yaitu Surapati (1943) yang menceritakan bagaimana keras dan susah payahnya serta sepak terjang perjuangan Untung Surapati dalam melawan kompeni Belanda. Melalui sastra Abdul Muis menuangkan renungan serta hasil pikirannya mengenai apa yang terjadi pada masa itu. Perkembangan sastra pada masa pergerakan merupakan sesuatu yang menjadi pelopor dari dunia kesustraan Indonesia modern. Abdul Muis merupakan salah satu tokoh yang menjadi sastrawan pada masa pergerakan yang turut

6 melahirkan karya sastra Indonesia modern. Abdul Muis sebagai sastrawan pada masa pergerakan memiliki peran penting. Sebagaimana dikemukakan oleh Rosidi (1968:28) Roman terpenting yang diterbitkan Balai Pustaka pada tahun duapuluhan ialah Salah Asuhan (1928) buah tangan Abdul Muis (1886-1959).. Dari pemaparan tersebut dapat dilihat bahwa Abdul Muis menjadi sosok yang menghasilkan karya sastra penting dalam perkembangan sastra Indonesia. Menurut Tosh dalam (Sjamsuddin,2007:118) sastra kreatif memberikan pemahaman kedalam lingkungan sosial dan intelektual dimana penulisnya hidup, dan seringkali memberikan gambaran yang hidup mengenai setting fisik. Dalam hal ini karya sastra sering kali menyampaikan pesan dari penulis melalui bahasa serta penulisan yang indah. Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial disekitarnya, sehingga kebenaran dalam karya sastra ialah kebenaran yang dianggap ideal oleh pengarangnya, kebenaran yang lebih tinggi sehingga sudah sepantasnya berlaku (Noor, 2005: 12). Dalam karya yang dihasilkan Abdul Muis, buah pikiran atau renungan atas gejala sosial yang ada di lingkungan penulis merupakan sesuatu yang dapat ditemukan. Salah satu contohnya di dalam novel karya Abdul Muis yang berjudul Salah Asuhan. Dari alasan inilah pada penelitian ini penulis mencoba untuk melihat bagaimana kiprah Abdul Muis dalam bidang sastra Indonesia, namun tidak hanya sebatas memaparkan apa saja hasil karyanya namun mencoba untuk menafsirkan hasil karya Abdul Muis tersebut menggunakan pendekatan teori sastra yang ada. Dalam penelitian ini penulis mencoba menggunakan metode

7 pendekatan sosiologi sastra sebagai acuan untuk menafsirkan hasil karya Abdul Muis, dari beberapa hasil karya Abdul Muis, penulis memfokuskan dua buah karya sastra Abdul Muis yaitu novel Salah Asuhan dan Surapati. Hasil karya sastra Abdul Muis berkembang pada masa Pergerakan Nasional, hal ini menarik untuk dikaji karena periode ini merupakan periode dimana perkembangan Sastra Indonesia dimulai dan memiliki sebuah gagasan atau pemikiran dari sastrawan yang ada menanggap keadaan yang sedang mereka hadapi pada saat itu. Pemilihan Sosok Abdul Muis untuk dikaji memiliki beberapa alasan. Pertama karena beliau merupakan sosok yang mempunyai peran dalam perjalanan bangsa ini khususnya pada saat masa Pergerakan Nasional. Peranan Abdul Muis menjadi seorang politikus sampai dengan menjadi seorang sastrawan yang disegani memiliki sebuah kontribusi tersendiri, apabila dilihat dari perpindahan dari dunia politik dan sastra yang memilki arah pandang yang cukup berbeda dari kedua dunia tersebut. Kedua hasil karya Abdul Muis memiliki karakteristik tersendiri dan menjadi sebuah pengejawantahan dari keadaan bangsa yang sedang di alami Abdul Muis Sampai saat ini penulisan mengenai sosok Abdul Muis masih sedikit. Alasan-alasan di ataslah yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian agar menghasilkan sebuah tulisan mengenai sosok Abdul Muis dan dapat menjadi sumbangan bagi penulisan biografi pahlawan nasional Indonesia. Dari pemaparan alasan tersebut penulis mengangkat judul yaitu : Dari Sarekat Islam sampai Salah Asuhan: Jejak Langkah Abdul Muis pada Masa Pergerakan Nasional 1913-1928

8 1.2 Rumusan dan Pembatasan Masalah Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi masalah utama adalah Bagaimana peranan Abdul Muis pada masa pergerakan nasional 1928-1945?, sedangkan untuk menjawab rumusan masalah tersebut dibatasi dalam beberapa pertanyaan berikut ini: 1. Bagaimana kiprah Abdul Muis pada masa Pergerakan Nasional 1913-1924? 2. Mengapa Abdul Muis lebih tertarik dalam bidang sastra pada Masa Pergerakan Nasional? 3. Bagaimana dampak hasil karya sastra Abdul Muis terhadap perkembangan sastra pada masa Pergerakan Nasional? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan dan pembatasan masalah yang telah dibahas pada poin sebelumnya, maka tujuan dari penulisan skripsi ini adalah:. 1. Memaparkan peran Abdul Muis pada masa Pergerakan Nasional dari tahun 1912-1928 2. Mendeskripsikan latar belakang dan faktor yang mempengaruhi beralihnya pandangan Abdul Muis dari seorang politikus menjadi seorang sastrawan di lihat dari situasi dan kondisi yang berhubungan dengan hal tersebut. 3. Menganalisis dampak hasil karya sastra Abdul Muis terhadap perkembangan sastra pada masa Pergerakan Nasional dan menganalisis hasil karya Abdul Muis dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra.

9 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari pengajuan penelitian ini adalah 1. Menghasilkan karya tulis yang mendeskripsikan serta menganalisis kiprah Abdul Muis dalam bidang sastra Indonesia pada masa pergerakan nasional 2. Memperkaya penulisan mengenai Biografi seorang pahlawan nasional pada masa pergerakan nasional. 3. Menambah pengayaan materi dalam SK/KD pada kelas XI Bahasa Standar Kompetensi: Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia pada masa kolonial dan tumbuhnya pergerakan kebangsaan Indonesia, dengan Kompetensi Dasar Menganalisis proses kelahiran dan perkembangan nasionalisme Indonesia 1.5 Metode dan Teknik Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan yaitu metode sejarah. Dimana metode ini digunakan untuk mengetahui jawaban atas permasalahan yang telah ditentukan.. Adapun langkah-langkah yang akan penulis gunakan dalam melakukan penelitian sejarah ini sebagaimana dijelaskan oleh Kuntowijoyo (2005: 90) : 1. Pemilihan Topik. 2. Pengumpulan Sumber atau Heuristik 3. Verifikasi atau Kritik.

10 4. Penafsiran atau Interpretasi 5. Penulisan atau Historiografi 6. Dalam upaya mengumpulkan bahan untuk keperluan penyusunan skripsi, penulis melakukan teknik penelitian dengan menggunakan studi literatur, dan studi pustaka,arsip, dan sumber lainnya yang relevan. Teknik ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang dapat menunjang penelitian. Penjelasan lebih lanjut mengenai metode serta teknik yang digunakan dalam peneltian ini dijelaskan dalam bab tersendiri, yaitu di Bab 3. 1.6 Sistematika Penulisan Adapun sistematika dalam penulisan skripsi yang akan dilakukan oleh penulis adalah: Bab I Pendahuluan, bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan mengenai proses yang melatar belakangi munculnya seorang Abdul Muis sebagai seorang sastrawan di Indonesia tahun 1928-1945 Untuk memperinci dan membatasi permasalah agar tidak melebar maka dicantumkan perumusan dan pembatasan masalah sehingga permasalah dapat dikaji dalam penulisan skripsi. Pada bagian akhir dari bab ini akan dimuat tentang metode dan teknik penelitian yang dilakukan oleh penulis, juga sistematika penulisan yang akan menjadi kerangka dan pedoman penulisan skripsi. Bab II Tinjauan Pustaka, memaparkan mengenai sumber-sumber buku dan sumber lainnya yang digunakan sebagai referensi yang dianggap relevan.

11 Dijelaskan pula tentang beberapa kajian dan penelitian terdahulu mengenai Abdul Muis dan perkembangan sastra pada masa pergerakan nasional Bab III Metode Penelitian, merupakan bab yang isinya menerangkan mengenai serangkaian kegiatan serta cara-cara yang ditempuh dalam melakukan penelitian guna mendapatkan sumber yang relevan dengan permasalah yang sedang dikaji oleh penulis. Diantaranya heuristic yaitu proses pengumpulan datadata yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini. Setelah heuristik dilakukan kritik yaitu proses pengolahan data-data yang telah didapatkan dari langkah sebelumnya sehingga data yang diperoleh adalah data yang reliabel dan otentik, lalu interpretasi yaitu penafsiran sejarawan terhadap data-data yang telah disaring, dan tahap akhir yaitu historiografi yaitu penyajian penelitian dalam bentuk tulisan yang enak dibaca dan mudah dimengerti. Bab IV Pembahasan, di dalamnya penulis akan mendeskripsikan mengenai peran Abdul Muis dalam bidang sastra pada masa Pergerakan Nasional. Dalam bab ini pembahasan dibagi ke dalam beberapa sub-bab yang pertama membahas mengenai kiprah Abdul Muis dalam Pergerakan Nasional dari tahun 1912-1924. Kedua, mendeskripsikan latar belakang dan faktor yang mempengaruhi beralihnya pandangan Abdul Muis dari seorang politikus menjadi seorang sastrawan Ketiga membahas mengenai dampak hasil karya Abdul Muis dalam perjuangan pada masa Pergerakan Nasional dan, analisis hasil karya Abdul Muis yaitu novel Salah Asuhan dan Surapati dibantu dengan pendekatan sosiologi sastra. Bab V Kesimpulan, merupakan bab terakhir yang berisikan beberapa kesimpulan sebagai jawaban pertanyaan yang diajukan serta sebagai inti dari

12 pembahasan pada bab-bab sebekumnya dan menguraikan hasil-hasil temuan penulis tentang permasalahan yang dikaji pada penulisan skripsi ini. Serta rekomendasi apa yang bisa diterapkan dari hasil penelitian ini terhadap pengembangan materi ajar sejarah di sekolah sesuai dengan SK dan KD.