Materi Pembelajaran Pertemuan 1 & 2. Pengertian dan Fungsi Ilmu Kalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN. Dalam sejarah perkembangan umat Islam, munculnya aliran teologi Islam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KRITIK PENDAPAT ULAMA KALAM TENTANG ALIRAN MURJI AH. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata kuliah : Ilmu Tauhid. Dosen Pengampu : Drs.

Kritik Terhadap Ajaran Mu tazilah 3 4 5

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KRITIK TERHADAP ALIRAN MU TAZILAH. Makalah. Disusun Guna Memenuhi Tugas. Mata Kuliah : ILMU TAUHID. Dosen Pengampu : Drs.

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan Masalah

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB V IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

BAB III TEOLOGI ISLAM. Setiap orang menyelami seluk beluk agamanya secara mendalam, perlu

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Menerima dan Mengamalkan Kebenaran

3 Wasiat Agung Rasulullah

Memahami Akidah Islam

Beribadah Kepada Allah Dengan Mentauhidkannya

Jihad Palsu, Amalan Yang Menipu

TAUHID. Aku ciptakan jin dan manusia tiada lain hanyalah untuk beribadah kepadaku (QS. Adz-Dzariyat : 56)

Edisi 02/ I/ Dzulhijjah/ 1425 H Januari/ 2005 M)

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010.

PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN ASY ARIYAH. PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN ASY ARIYAH Ditulis oleh: Al-Ustadz Abdurrahman Mubarak

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)

BAB 2 ISLAM DAN SYARIAH ISLAM OLEH : SUNARYO,SE, C.MM. Islam dan Syariah Islam - Sunaryo, SE, C.MM

`BAB I A. LATAR BELAKANG

Takwa dan Keutamaannya

Islam Satu-Satunya Agama Yang Benar

Kewajiban Menunaikan Amanah

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

Khutbah Jumat Masjid Nabawi: Bagaimana Setelah Ramadhan?

Tanda-Tanda Cinta Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam

DASAR PEMIKIRAN ALIRAN MURJI AH DAN KELOMPOKNYA Oleh: Edi Suriaman

*** Tunaikanlah Amanah

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

BAB IV ANALISA. dalam jenis paguyuban atau gemeinschaft, tepatnya paguyuban karena solidaritas.

Kelompok Azizatul Mar ati ( ) 2. Nur Ihsani Rahmawati ( ) 3. Nurul Fitria Febrianti ( )

Motivasi Untuk Bertaubat

Bab 2 Iman Kepada Kitab-kitab Allah

Surat Untuk Kaum Muslimin

TUGAS KITA SEBAGAI HAMBA ALLAH & UMMAT NABI. Tugas sebagai hamba ialah beribadah. QS 51. Adzariyat 56:

Pendidikan Agama Islam

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN

Surat Edaran Departemen Agama. No: D/BA.01/4865/1983 Tanggal: 5 Desember 1983 Tentang: HAL IKHWAL MENGENAI GOLONGAN SYI AH

Oleh: Drs. Abas Asyafah, M.Pd.

BAB II TEOLOGI ISLAM. diartikan sebagai doktrin-doktrin atau keyakinan-keyakinan tentang Allah

MK : Aqidah Ilmu Kalam Dosen : Muhlisin, S.Ag. BAB I Pengertian Ilmu Tauhid, Nama-namanya yang lain, Manfaat, Tujuan dan Sumbernya

*** Syarat Amal Diterima

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

PENGERTIAN, SEJARAH DAN SEBAB-SEBAB TIMBULNYA ILMU KALAM

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim

Mengenai Buku Ini

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

Macam-Macam Dosa dan Maksiat

Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah

MURJIAH. Kesesatan, Bahaya dan Pengaruh Buruk Murjiah

Memacu Diri Agar Istiqomah Beribadah

DAFTAR ISI. Bab I Pendahuluan. 10. Bab II Pengertian Manhaj Salaf Ahlussunnah wal Jama ah Salaf.. 19

Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim

TINJAUAN TENTANG HUBUNGAN TENTANG KEHENDAK TUHAN DENGAN KEADILAN TUHAN Oleh : sariah

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat

Renungan Pergantian Tahun

KEIMANAN DAN KETAKWAAN. Develoved By : Saepul Anwar, M.Ag.

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama

Pendidikan Agama Islam

Kedudukan Dua Kalimat Syahadat Dalam Syariat Islam

??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Bagaimana Kita Merespon Perintah Puasa

yuslimu-islaman. Bukti ketundukan kepada Allah SWT itu harus dinyatakan dengan syahadat sebagai sebuah pengakuan dalam diri secara sadar akan

KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT

*** Bahaya Vonis Kafir

Menerapkan Syariat Islam Secara Kafah

Sejumlah ulama berpendapat bahwa menjalankan shalat berjamaah mengandung banyak nilai kebaikan, diantaranya berikut;

Motivasi Agar Istiqomah

Menjauhi Dosa Sihir dan Cara Terleas dari Pengaruhnya

Persatuan Dalam al-quran dan Sunnah

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan


Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan

ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI

BAB IV Persamaan dan Perbedaan Dari Murji ah dan Mu tazilah.

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

Al-Matiin, Yang Maha Kokoh

PERBANDINGAN ANTARA ALIRAN

Tauhid Yang Pertama dan Utama

Istiqomah. Khutbah Pertama:

Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185

Janganlah Berlaku Zalim

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan

Merasakan Manisnya Keimanan

Sikap Seorang Muslim Terhadap Ahli Maksiat

Transkripsi:

Materi Pembelajaran Pertemuan 1 & 2 Pengertian dan Fungsi Ilmu Kalam A. Pengertian Ilmu Kalam 1. Secara Etimologis, kalam berarti pembicaraan, yakni pembicaraan yang bernalar dengan menggunakan logika. 2. Secara Terminologi, ilmu kalam adalah ilmu yang membahas tentang adanya Allah SWT dan alasan-alasan untuk mempertahankan keyakinan iman dengan menggunakan dalil-dalil pikiran untuk mempertahankan Islam dan tradisi keislaman dari ancaman maupun tantangan dari luar dan dari orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan salaf dan ahli sunnah. 3. Ilmu Kalam Menurut Para Tokoh a. Ibnu Khaldun: Ilmu kalam adalah ilmu yang berisi alasan-alasan untuk mempertahankan kepercayaan iman dengan menggunakan dalil-dalil pikiran dan berisi bantahan-bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan salaf dan ahlus sunah. b. Muhammad Abduh: ilmu kalam adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat wajib yang ada bagi-nya, sifat-sifat jaiz yang disifatkan bagi- Nya, dan sifat-sifat yang tidak ada bagi-nya. Selain itu juga membahas tentang rasul-rasul Allah untuk menetapkan kebenaran risalahnya, apa yang wajib ada pada dirinya, hal-hal jaiz yang dihubungkan pada diri mereka, dan hal-hal terlarang yang dihubungkan kepada diri mereka. c. Al-Farabi: ilmu kalam adalah ilmu yang membahas dzat dan sifat Allah beserta eksistensi semua yang mungkin, mulai yang berkenaan dengan masalah dunia sampai masalah sesudah mati yang berlandaskan doktrin Islam. 4. Nama Lain Ilmu Kalam a. Ilmu usuluddin, membahas tentang ajaran-ajaran dasar asal-usul agama. b. Ilmu aqaid, membahas tentang keyakinan-keyakinan. c. Ilmu tauhid, membahas tentang keesaan Tuhan. d. Ilmu makrifah, membahas tentang pengenalan atau dalam hal mengenal Allah. Materi Aqidah Akhlak Kelas XI Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 1

e. Teologi Islam (theos = Tuhan, logos = ilmu), membahas ilmu tentang ketuhanan dalam Islam. B. Fungsi Ilmu Kalam Dalam khasanah keilmuan Islam, sebagai ditulis Handono, dkk (2011: 5-6) ilmu kalam berfungsi sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui persoalan-persoalan hakikat aqidah yang fundamental yang dihadapi umat Islam. 2. Untuk menyelesaikan problematika umat dalam kontroversi pemikiran dalam aqidah Islam berbagai golongan-golongan Islam. 3. Untuk menjelaskan aqidah atau keimanan dalam Islam secara tepat dan benar. 4. Membeberkan sekuat tenaga aqidah Islamiyah sesuai dengan tuntunan al-qur an dan Al-Sunnah. 5. Untuk mengetahui tentang adanya Allah SWT dan kodrat-nya untuk mengutus para rasul, tentang ilmu-nya. 6. Untuk mengatasi paham dan pengertian manusia yang berakal dalam golongangolongan Islam. 7. Untuk menumbuhkan tauhid dengan dihadirkan dalil akal sebagai argumentasi yang mudah dicerna manusia. Sedangkan menurut Harjan Syuhada, dkk (2011: 4) menyebutkan fungsi ilmu kalam adalah: 1. Dengan ilmu kalam, manusia dapat menggunakan rasio dalam menemukan ide-idenya sebagai makhluk yang sempurna dibandingkan makhluk lain. 2. Dengan ilmu kalam, manusia dapat mengetahui hukum tentang iman, kafir, dan dosa besar. 3. Ilmu kalam sebagai tawaran pemikiran ketuhanan yang memberiakn dalil tentang pokok agama, lebih menyerupai logika sebagaimana ahli pikir dalam menjelaskan hujjah pemikirannya. Materi Aqidah Akhlak Kelas XI Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 2

Materi Pembelajaran Pertemuan 3 & 4 Sejarah Munculnya dan Ruang Lingkup Ilmu Kalam A. Sejarah Munculnya Ilmu Kalam Persoalan aqidah pada masa Nabi Muhammad SAW bersifat monolitis, yaitu ajaran Islam ditaati tanpa adanya perbedaan dan sanggahan dari para sahabat. Hal ini diperkuat dengan doktrin QS. Al-Anfal (8): 46 untuk mentaati Allah dan Rasul-Nya. Pada masa khalifah Abu Bakar dan Umar persoalan aqidah juga belum muncul, pada masa Usman terjadi perubahan sistem administrasi dan sikap Usman cenderung nepotisme. Sehingga pada masa Ali mencapai klimaksnya, yaitu terjadi perang saudara dan umat Islam terpecah belah. Ilmu kalam sebagai disiplin ilmu, baru muncul setelah Rasulullah SAW wafat, ilmu ini muncul diperkirakan pada zaman khalifah Al-Makmun dari Dinasti Abbasiyah. Banyak sumber menyebutkan ilmu kalam berawal dari persoalan politik, yaitu perang saudara antara kelompok Ali bin Abi Thalib dan Mu awiyah bin Abi Sufyan yang dikenal perang Siffin. Dalam peperangan tersebut terjadi tahkim/arbitrase yang curang, sehingga muncul beberapa kelompok golongan. Bila dianalisis beberapa faktor yang melatarbelakangi lahirnya ilmu kalam, yaitu: 1. Faktor Internal a. Al-Qur an di samping mengajak mengesakan Allah dan mempercayai Nabi, juga membahas golongan-golongan dan agama-agama yang ada pada masa Nabi Muhammad yang tidak benar. b. Ketika umat Muslim selesai menaklukan negeri baru, mereka tenteram dan tenang pikirannya, rezekinya melimpah ruah. Sehingga mulai mengemuka persoalan agama dan berusaha mengkaji nash-nash agama yang menurut mereka bertentangan. c. Persoalan-persoalan politik. Misalnya tidak adanya konsep pergantian khalifah yang jelas dari Rasulullah, sehingga menimbulkan perang saudara, seperti pada perang Siffin. 2. Faktor Eksternal Materi Aqidah Akhlak Kelas XI Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 3

a. Penganut Islam mula-mula beragama Yahudi, Masehi, dll. Setelah mereka tenang dan memegang teguh agama Islam, mereka mengingat-ingat ajarannya yang lama dan memasukkannya ke dalam Islam. b. Kelompok Islam tertentu (Mu tazilah) yang rasional, megkonsentrasikan perhatiannya untuk penyiaran Islam dan mengkonter alasan mereka yang benci dan memusuhi Islam. c. Para ahli ilmu kalam ingin mengimbangi lawan-lawannya yang menggunakan filsafat, maka mereka terpaksa mempelajari logika dan filsafat terutama dari segi ketuhanan. B. Ruang Lingkup Ilmu Kalam Ruang lingkup ilmu kalam dapat mengikuti pembahasan tentang arkanul iman (rukun iman), yaitu: 1. Keimanan kepada Allah SWT 2. Keimanan kepada malaikat (termasuk makhluk rohani lainnya, misalnya jin, iblis, setan, dsb.) 3. Keimanan kepada kitab-kitab samawi 4. Keimanan kepada para Nabi dan Rasul 5. Keimanan kepada kebenaran adanya hari akhir 6. Keimanan kepada qada dan qadar Allah SWT Selain itu ruang lingkup ilmu kalam juga dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Akal dan wahyu 2. Keesaan Allah SWT 3. Wujud Allah SWT 4. Zat Allah SWT 5. Sifat-sifat Allah SWT 6. Keadilan Allah SWT 7. Qada dan Qadar Materi Aqidah Akhlak Kelas XI Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 4

Sedangkan menurut Hasan Al-Banna ruang lingkup pembahasan ilmu kalam mencakup beberapa persoalan berikut: 1. Ilahiyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah SWT (wujud Allah, nama dan sifat Allah, af al Allah, dsb). 2. Nubuwwat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi dan Rasul (kitab-kitab Allah, mukjizat, dsb). 3. Ruhaniyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam metafisik (malaikat, jin, iblis, setan, dsb). 4. Sam iyyat, yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui melalui sam i (dalil naqli Qur an dan Hadits), seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, surga, neraka, dsb. Materi Aqidah Akhlak Kelas XI Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 5

Materi Pembelajaran Pertemuan 5 Hubungan Ilmu Kalam dengan Ilmu Lainnya A. Masalah Pokok Ilmu Kalam Sebagian dari ketentuan-ketentuan agama itu tidak mungkin diyakini tanpa melalui akal. Hal itu telah menjadi ketetapan di kalangan kaum muslimin. Kaum muslimin berpendapat bahwa agama itu datang untuk mengatasi paham dan pengertian manusia yang berakal. Suatu hal yang mustahil jika manusia membawa sesuatu yang bertentangan dengan akal. Al-Qur an telah mempertemukan akal dengan agama dalam sejarah kitab-kitab Allah melalui perantaraan lisan para Nabi dan Rasul Allah. Al-Qur an datang dengan menunjukkan sifat-sifat Allah karena merupakan sumber utama dari ilmu kalam, selain hadis Rasulullah SAW. Keduanya menerangkan tentang wujud Allah, sifat-safat-nya, dan masalah-masalah keyakinan lainnya. Ulamaulama Islam dengan tekun dan teliti memahami, menafsirkan, dan menakwilkan nas-nas yang bertalian dengan masalah-masalah akidah. Agama Islam melarang dan mengancam umatnya dari hal-hal yang dapat dianggap menghilangkan iman dan melakukan kekafiran meskipun batinnya mempercayai dan mengikuti apa yang dibawa Rasulullah SAW. B. Hubungan Ilmu Kalam dengan Ilmu Lainnya Terdapat keterkaitan/hubungan ilmu kalam dengan ilmu-ilmu keislaman lainnya, antara lain yaitu: 1. Filsafat Islam Filsafat Yunani telah menarik perhatian kaum muslimin, terutama sesudah ada terjemahan buku-buku filsafat Yunani ke dalam Bahasa Arab. Penerjemahan itu dilakukan sejak zaman khalifah Al-Mansur (754-775 M) dan mencapai puncaknya pada masa Al-Makmun (813-833 M) dari Bani Abbasiyah. Filsafat Yunani tidak hanya diambil manfaatnya oleh kalangan mutakallimin sebagai alasan untuk memperkuat dalil-dalil kepercayaan Islam, akan tetapi juga diambil manfaatnya dari kalangan ahli filsafat Islam, seperti Al-Kindi, Al-Farabi, dan Ibnu Sina. Perbedaan ilmu kalam dan filsafat Islam terletak pada pembinaannya. Ilmu kalam timbul secara berangsur-angsur dan awalnya merupakan hal yang terpisah-pisah, misalnya dari masalah akidah ke masalah politik. Sedangkan filsafat Islam muncul dari hasil penerjemahan filsafat Yunani. Materi Aqidah Akhlak Kelas XI Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 6

2. Ilmu Fiqih Objek pembahasan ilmu kalam dengan fiqih sangat berbeda. Ilmu kalam membicarakan tentang akidah, prinsip keyakinan Islam, dan keesaan Allah. Adapun ilmu fiqih membahas hukum-hukum yang berkaitan dengan ibadah, muamalah, perkawinan, pidana, dan waris. Selain itu, ilmu fiqih juga mengatur tentang amaliah pengabdian seorang muslim kepada Allah dan hubungan dengan manusia. 3. Ilmu Tasawuf Dalam membahas masalah-masalah agama, ilmu kalam menggunakan dalil-dalil pikiran yang dimasukkan ke dalam hati nurani untuk membentuk ibadah manusia. Adapun tasawuf dalam membahas masalah ibadah lebih banyak menggunakan perasaan dan latihan kejiwaan karena dengan cara ini dapat memperbanyak amal ibadah. Unsur utama tasawuf adalah penyucian diri dan tujuan akhirnya adalah kebahagiaan dan keselamatan abadi. Materi Aqidah Akhlak Kelas XI Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 7

Materi Pembelajaran Pertemuan 6 Menerapkan Ilmu Kalam dalam Mempertahankan Aqidah A. Menerapkan Ilmu Kalam dalam Mempertahankan Aqidah Orang-orang Islam pada periode awal sudah percaya dengan adanya Allah SWT dan mereka beriman kepada takdir baik, buruk, nasib untung rugi dan percaya bahwa sesungguhnya manusia diperintah untuk berbuat baik dan menjauhi perbuatan jelek dari ketentuan Allah SWT. Keimanan mereka terhadap hal-hal tersebut adalah iman secara kuat, tanpa membahas secara mendalam dan tanpa memfilsafatkan pikirannya. Sedangkan para ulama kalam (mutakallimin) juga menggunakan akal untuk mencari Tuhan, akan tetapi mereka tidak puas karena ada hal-hal (dogma) yang berada jangkauan akal manusia. Menurut orang-orang Barat, dogma itu berada di bawah akal agar dogma itu tidak dihukumi oleh akal. Apabila dogma itu sudah dihukumi oleh akal, maka rahasia dogma itu terjadi tidak rahasia lagi. Dogma akan menjadi lumpuh karena bertentang dengan akal, kemudian ditolak. Aqidah merupakan aspek fundamental dalam Islam yang berhubungan dengan keimanan dan kepercayaan hal-hal yang ghoib, mengitiqadkan tentang adanya Allah, baik dari segi zat, sifat maupun perbuatan-nya, sehingga aqidah dan keyakinan tersebut benarbenar terhujam dalam hati sanubari secara kokoh dan kemudian mendasari setiap amal perbuatan atau tingkah laku sehari-hari. B. Sikap Tokoh Ilmu Kalam dalam Mempertahankan Aqidah Beberapa aliran kalam dan tokohnya dalam bersikap dan mempertahankan aqidah dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Syi ah Golongan ini sangat fanatik kepada khalifah Ali bin Abi Thalib dan keturunannya. Mereka berkeyakinan tidak seorangpun yang berhak memegang menduduki jabatan kekhalifahan kecuali dari keturunan Ali. 2. Qadariyah Pokok pemikirannya adalah bahwa usaha dan gerak perbuatan manusia ditimbulkan sendiri, bukan dari Allah. Paham ini dipelopori Ma bad Al-Juhainy, Ghailan Al-Dimasyqi dan Al-Ja du bin Dirham. Materi Aqidah Akhlak Kelas XI Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 8

3. Jabariyah Golongan ini muncul di Khurasan dipelopori Al-Jaham bin Shafwan. Ia berpendapat bahwa hidup manusia ini sudah ditentukan oleh Allah. Juga menyatakan bahwa kita tidak boleh menyifati Allah dengan sifat yang bersamaan dengan makhluknya. 4. Murjiah Golongan ini berpendapat bahwa kemaksiatan tidaklah menghilangkan keimanan atau tidak memberi bekas terhadap keimanan seseorang, seperti ketaatan tidak memberi pengaruh kepada orang yang kafir. 5. Karamiyah Golongan ini berpendapat bahwa yang diwajibkan kepada setiap muslim hanyalah pengakuan lisan saja atas kebenaran Rasul, sekalipun tanpa amal dan tashdiq di hati. 6. Khawarij Golongan ini menyatakan bahwa orang yang berdosa besar atau meninggalkan kewajiban-kewajiban yang sampai mati belum sempat taubat, maka orang itu dihukumkan keluar dari Islam dan menjadi kafir serta abadi dalam neraka. 7. Mu tazilah Salah satu pokok pemikiran golongan ini bahwa orang Islam yang mengerjakan dosa besar atau meninggalkan kewajiban-kewajiban yang sampai mati belum sempat taubat, maka orang itu dihukumkan keluar dari Islam, tetapi tidak menjadi kafir, hanya fasiq saja, namun orang fasiq akan abadi dalam neraka. 8. Ahlussunnah wa Al-Jama ah Pemahaman golongan ini bahwa yang dihukumkan orang Islam ialah yang memenuhi tiga syarat, yaitu menuturkan dua kalimat syahadat dengan lisan, diikuti kepercayaan dalam hati, dan dibuktikan dengan amal. Berkenaan orang yang melakukan dosa besar dan belum sempat taubat, dihukumkan sebagai mukmin yang melakukan maksiat. Materi Aqidah Akhlak Kelas XI Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 9

Materi Pembelajaran Pertemuan 7 sampai Pertemuan 15 Aliran-aliran Ilmu Kalam, Tokoh-tokoh, dan Ajaran-ajarannya A. Khawarij 1. Sejarah Berdiri Khawarij merupakan aliran yang pertama muncul dalam khasanah sejarah keislaman, aliran ini muncul ketika terjadi peperangan Siffin (abad ke-1 H/ke-8 M), yaitu peperangan antara Khalifah Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyah bin Abi Sufyan. Khawarij dapat diartikan orang-orang yang keluar dari barisan Ali bin Abi Thalib. Golongan ini mengganggap diri mereka sebagai orang-orang yang keluar dari rumah dan semata-mata untuk berjuang di jalan Allah SWT. Meskipun awalnya Khawarij muncul karena persoalan politik, tetapi dalam perkembangannya golongan ini banyak berbicara masalah teologis. Alasan mendasar yang membuat golongan ini keluar dari barisan Ali adalah ketidaksetujuan mereka terhadap arbitrase atau tahkim yang dijalankan Ali dalam menyelesaikan masalah dengan Mu awiyah. 2. Tokoh-tokoh Tokoh-tokoh Khawarij yang terkenal, di antaranya Nafi bin Al-Azraq, Zyad Al- Asfar, Abi Baihas Al-Haisham bin Sabir, Najdah bin Atiyah, dan Abdullah bin Ibadah Al-Murri. 3. Ajaran-ajaran Menurut keyakinan golongan Khawarij semua masalah antara Ali dan Mu awiyah harus diselesaikan dengan merujuk pada hukum-hukum Allah yang tertuang dalam QS. Al-Maidah: 44 yang artinya, Barang siapa tidak memutuskan dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir. Berdasarkan ayat ini, Ali, Mu awiyah, dan orang-orang yang menyetujui tahkim telah menjadi kafir karena mereka dalam memutuskan perkara tidak merujuk pada Al-Qur an. Dasar pemikiran Khawarij yang paling menonjol adalah bahwa pelaku dosa besar tergolong orang kafir, sedangkan yang termasuk golongan dosa besar adalah orang bersikap menentang terhadap pemikiran Khawarij. Sehingga orang-orang yang tidak sepaham dengan mereka dianggap kafir. Di samping itu mereka memiliki pemikiran khas tentang iman, yaitu iman ialah meyakini dengan hati, mengucapkan dengan Materi Aqidah Akhlak Kelas XI Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 10

lisan, dan mengamalkan dengan anggota badan. Sejalan dengan definisi tersebut, maka orang beriman yang tidak mengamalkan ajaran agamanya termasuk dosa besar dan mereka termasuk golongan kafir. B. Murji ah 1. Sejarah Berdiri Aliran Murji ah muncul di Damaskus pada akhir abad pertama Hijriyah. Aliran ini disebut Murji ah karena dalam prinsipnya mereka menunda persoalan konflik antara Ali bin Abi Thalib, Mu awiyah bin Abi Sufyan, dan kaum khawarij pada hari perhitungan kelak. Oleh karena itu, mereka tidak ingin mengeluarkan pendapat tentang siapa yang benar dan siapa yang kafir. Mereka memilih bersikap irja yakni menunda putusan tentang siapa yang bersalah. Menurut mereka, biarlah Allah sendiri yang memutuskan siapa yang bersalah dalam perselisihan tersebut. 2. Tokoh-tokoh Tokoh-tokoh sentral golongan murji ah di antaranya Jaham bin Abi Sofwan, Abu Hasan Al-Salih, Mudatil bin Sulaiman, dan Yunus Al-Samiri. 3. Ajaran-ajaran a) Orang mukmin yang melakukan dosa besar tetap masih mukmin dan tidak berubah menjadi kafir. Karena mereka masih berkeyakinan bahwa Tuhan mereka adalah Allah, dan Rasul-Nya Muhammad SAW, Al-Qur an sebagai pedomannya, dan rukun iman lainnya. Adapun masalah tempat ketika di akhirat, apakah akan masuk surga atau neraka, atau masuk neraka dulu baru masuk surga, ditunda sampai ada keputusan akhirnya dari Allah. b) Para pelaku dosa besar juga berharap agar mau bertaubat dan berharap pula taubatnya diterima Allah SWT. c) Siapa saja yang meyakini keesaan Allah dan kerasulan Muhammad SAW adalah orang beriman walaupun selalu melakukan perbuatan buruk. Mereka memandang keimanan itu sesuatu yang ada di hati dan hanya diketahui dirinya dan Allah SWT. C. Syi ah 1. Sejarah Berdiri Materi Aqidah Akhlak Kelas XI Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 11

Kata Syi ah memiliki arti sahabat atau pengikut. Aliran ini muncul berawal dari peperangan Siffin, yaitu orang-orang yang masih setia terhadap khalifah Ali. Sedangkan yang dimaksud aliran Syi ah adalah golongan atau aliran yang sangat mengagungkan keturunan Nabi SAW. Menurut aliran ini orang yang paling berhak menduduki jabatan khalifah setelah Rasulullah wafat adalah anak keturunan keluarga Nabi SAW. Dalam sejarah Islam telah diketahui bahwa orang yang masuk Islam dari keluarga Nabi adalah pamannya, Abbas bin Abdul Muthalib. Begitu juga dengan Ali bin Abi Thalib, kemudian dia menjadi menantu Nabi. Orang-orang inilah yang paling dekat keturunannya dengan Nabi. Dengan demikian, orang-orang inilah yang paling berhak menjadi khalifah setelah Nabi wafat. Paham Syi ah dianut oleh sekitar dua puluh persen dari umat Islam dewasa ini, tersebar di negara-negara Iran, Irak, Afghanistan, Pakistan, India, Libanon, Arab Saudi, Bahrein, Kuwait, bekas negara Uni Soviet, serta beberapa negara Amerika dan Eropa. 2. Tokoh-tokoh Di dalam aliran Syi ah terdapat golongan besar yang disebut Syi ah Isna Asyariyah. Mereka meyakini bahwa Nabi SAW menetapkan 12 imam sebagai penerus risalahnya. Ke-12 imam tersebut adalah Ali bin Abi Thalib, Hasan bin Ali, Husein bin Ali, Ali bin Husein Zainal Abidin, Muhammad Al-Baqir, Ja far As- Shaddiq, Musa Al-Kazim, Ali Ar-Rida, Muhammad Al-Jawad, Ali Al-Hadi, Hasan Al-Askari, dan Muhammad Al-Muntazar (Al-Mahdi). 3. Ajaran-ajaran Syi ah berkeyakinan bahwa Ali yang paling tepat menjadi imam sesudah Nabi SAW. Ali adalah guru yang ulung. Ali yang mewarisi segala pengetahuam yang ada pada Nabi, bahkan Syi ah menganggap Ali itu seorang imam yang maksum. Orang Syi ah menganggap bahwa imamah (kepemimpinan) merupakan bagian dari aqidah. Iman kepada imamah merupakan salah satu rukun iman yang harus mereka penuhi. Di dalam aliran Syi ah muncul beberapa sekte, yaitu Sekte Kaisaniyah, Sekte Zaidiyah, dan Sekte Imamiyah. D. Jabariyah 1. Sejarah Berdiri Materi Aqidah Akhlak Kelas XI Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 12

Nama Jabariyah berasal dari kata jabara yang artinya memaksa. Aliran Jabariyah muncul bersamaan dengan munculnya aliran Qadariyah. Kemunculan dua aliran ini, merupakan akibat tindakan kekejaman dan kesewenang-wenangan Mu awiyah bin Abi Sufyan. Hanya kedua aliran tersebut memberikan reaksi yang berbeda. Aliran Qadariyah memberikan reaksi menentang dan menyerang. Sedangkan aliran Jabariyah justru sebaliknya, yaitu pasrah, menyerah, dan mengembalikan segala sesuatunya kepada Allah SWT. Kondisi semacam ini yang dimanfaatkan oleh Mu awiyah sebagai pembenar segala tindakan politiknya. Isu seperti ini juga yang diambil dan digunakan Mu awiyah untuk membenarkan semua tindakannya bahwa semua yang telah mereka lakukan itu juga karena kehendak Allah. 2. Tokoh-tokoh Tokoh-tokoh sentral aliran Jabariyah adalah Wad bin Dirham, kemudian dikembangkan oleh Jaham bin Shafwan pada tahun 131 H. 3. Ajaran-ajaran a) Menurut Jabariyah manusia itu tidak memiliki kemampuan untuk mewujudkan perbuatannya, dan tidak memiliki kemampuan untuk memilih. Semua gerak dan perbuatan manusia itu hakikatnya sudah ditentukan oleh Allah SWT. Meskipun demikian, manusia tetap mendapatkan pahala dan siksa, akibat perbuatan baik dan jahat yang mereka lakukan. b) Manusia tidak hanya bagaikan wayang yang digerakkan oleh dalang, tetapi manusia tidak mempunyai kewenangan sama sekali untuk mewujudkan perbuatan dan angan-angannya. Sementara nasib mereka di akhirat kelak, mutlak ditentukan oleh Allah SWT. E. Qadariyah 1. Sejarah Berdiri Hampir sama dengan Khawarij dan Murji ah, aliran Qadariyah muncul dilatarbelakangi masalah politik, yakni pada masa Mu awiyah dan Daulah Umayyah. Setelah Ali meninggal tahun 40 H, Mu awiyah menjadi penguasa Daulah Islamiyah. Untuk mempertahankan kekuasaannya, dia menggunakan berbagai cara, khususnya dalam menumpas para oposisinya, bahkan almarhum Ali sering dicacinya tatkala mereka melakukan pidato-pidato termasuk dalam khotbah Jum at. Materi Aqidah Akhlak Kelas XI Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 13

Manusia tidak boleh diam berpangku tangan melihat keburukan dan kezaliman. Manusia harus berjuang menghancurkan kezaliman dan menegakkan kebenaran. Manusia bukanlah makhluk yang majbur (dipaksa oleh Allah), manusia memiliki qudrah untuk mewujudkan suatu perbuatan, maka pahamnya tersebut dinamakan Qadariyah. 2. Tokoh-tokoh Tokoh-tokoh yang terkenal dari aliran Qadariyah adalah Ma had Al-Jauhari dan Gailan Al-Damasqi. 3. Ajaran-ajaran Pemikiran Qadariyah yang paling menonjol adalah masalah perbuatan manusia dan kekuatan Tuhan. Qadariyah berpendapat bahwa manusia mempunyai kebebasan untuk menentukan, memilih, dan mewujudkan perbuatannya, dan di akhirat mereka harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya. Selain itu mereka juga berpendapat bahwa Tuhan telah memberikan aturan-aturan hidup yang sangat jelas dengan berbagai akibat dan konsekuensinya. Semua diserahkan kepada manusia untuk memilihnya. Mau berbuat baik dan berpahala ataukah berbuat buruk dan disiksa. Semua perbuatan yang dilakukan manusia tidak bisa keluar dari tanggung jawabnya. Itulah yang disebut keadilan Tuhan. Dasar pemikiran mereka adalah: a) QS. Al-Kahf (18): 29,... Barang siapa menghendaki (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa menghendaki (kafir), biarlah dia kafir.... b) QS. Ar-Ra d (13): 11, Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri.... F. Asy ariyah 1. Sejarah Berdiri Aliran ini muncul sebagai reaksi terhadap paham Mu tazilah yang dianggap menyeleweng dan menyesatkan umat Islam. Dinamakam aliran Asy ariyah karena dinisbahkan kepada pendirinya, yaitu Abu Hasan Al-Asy ari, keturunan Abu Musa Al-Asy ari. Al-Asy ari lahir pada tahun 324 H/935 M. Pada waktu kecil ia berguru pada seorang pengikut Mu tazilah yang terkenal, yaitu Al-Jubai. Aliran ini ia ikuti hingga Materi Aqidah Akhlak Kelas XI Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 14

usia 40 tahun dan tidak sedikitpun dari hidupnya digunakan untuk mengarang bukubuku tentang Mu tazilah. 2. Tokoh-tokoh Selain Abdul Hasan Al-Asy ari, terdapat tokoh Al-Asy ariyah lainnya, yaitu Al- Baqilany, Al-Juwainy, Al-Ghazali, dan As-Sanusy. 3. Ajaran-ajaran Pokok-pokok ajaran Asy ariyah ada tujuh, yaitu: a) Sifat Allah, menurutnya Allah SWT mempunyai sifat (sifat duapuluh) sifatsifat tersebut berada di luar zat Tuhan dan zat Tuhan itu sendiri. Seperti al- ilm (mengetahui), al-qudrah (kuasa), al-hayah (hidup), as-sama (mendengar), al-basar (melihat), dan lainnya. b) Kedudukan Al-Qur an, Al-Qur an adalah firman Allah dan bukan makhluk dalam arti baru dan diciptakan. Dengan demikian Al-Qur an bersifat qadim (tidak baru). c) Melihat Allah di Akhirat, Allah dapat dilihat di akhirat dengan mata karena Allah mempunyai wujud. d) Perbuatan manusia, perbuatan-perbuatan manusia itu diciptakan Allah. e) Antropomorfisme, Allah mempunyai mata, muka, dan tangan, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Qamar ayat 14 dan QS. Ar-Rahman ayat 27. Akan tetapi, bagaimana bentuk Allah tidak dapat diketahui. f) Dosa besar, orang mukmin yang berdosa besar tetap dianggap mukmin selama ia masih beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. g) Keadilan Allah, Allah adalah pencipta seluruh alam. Dia memiliki kehendak mutlak atas ciptaan-nya. G. Maturidiyah 1. Sejarah Berdiri Aliran Maturidiyah didirikan oleh Muhammad bin Muhammad Abu Mansur. Ia dilahirkan di Maturid, sebuah kota kecil di daerah Samarkand, Uzbekistan. Al- Maturidy mendasari pikirannya dalam soal-soal kepercayaan kepada pikiran-pikiran Imam Abu Hanifah yang tercantum dalam kitabnya Al-Fiqh Al-Akbar dan Al-Fiqh Al- Absath serta memberikan ulasan-ulasannya terhadap kedua kitab-kitab tersebut. Al- Materi Aqidah Akhlak Kelas XI Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 15

Maturid meninggalkan karangan-karangan yang banyak dan sebagian besar dalam lapangan ilmu tauhid. 2. Tokoh-tokoh Golongan ini terpecah menjadi dua golongan, yaitu: a) Maturidiyah Samarkand, tokohnya Abu Mansur Al-Maturidy. b) Maturidiyah Bukhara, tokohnya Al-Bazdawi. 3. Ajaran-ajaran Maturidiyah lebih mendekati golongan Mu tazilah. Dalam membahas kalam, Maturidiyah mengemukakan tiga dalil, yaitu: a) Dalil perlawanan arad. Dalil ini menyatakan bahwa alam ini tidak akan mungkin qadim karena di dalamnya terdapat keadaan yang berlawanan, seperti diam dan gerak, baik dan buruk. Keadaan tersebut adalah baru dan sesuatu yang tidak terlepas dari yang baru maka baru pula. b) Dalil terbatas dan tidak terbatas. Dalil ini menyatakan bahwa alam ini terbatas. Pihak yang terbatas adalah baru. Jadi, alam ini adalah baru dan ada batasnya dari segi bendanya. Benda, gerak, dan waktu selalu bertalian erat. Sesuatu yang ada batasnya adalah baru. c) Dalil kausalitas. Dalil ini menyatakan bahwa alam ini tidak bisa mengadakan dirinya sendiri atau memperbaiki dirinya kalau rusak. Kalau alam ini ada dengan sendirinya, tentulah keadaannya tetap satu. Akan tetapi, alam ini selalu berubah, yang berarti ada sebab perubahan itu. H. Mu tazilah 1. Sejarah Berdiri Aliran Mu tazilah lahir pada masa pemerintahan Daulah Umayyah. Istilah Mu tazilah berasal dari kata azala artinya berpisah. Sejarah aliran Mu tazilah disebabkan keluarnya seseorang yang bernama Washil bin Atha dari sebuah kajian yang dilakukan gurunya yang bernama Hasan Basri. Topik yang dibicarakan dalam kajian tersebut adalah tentang Murtakibil Kabirah, yaitu orang yang melakukan dosa besar. Menurut Washil, orang yang berdosa besar itu adalah orang fasik, bukan orang mukmin dan bukan pula orang kafir. Di akhirat kelak mereka ditempatkan bukan di surga dan bukan pula di neraka, tetapi di suatu tempat antara surga dan neraka. Materi Aqidah Akhlak Kelas XI Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 16

Pendapat yang demikian tentu sangat bertentangan dengan pendapat gurunya. Untuk mempertahankan pendapatnya tersebut, kemudian Washil bin Atha menyatakan keluar dari majelis tersebut dan memisahkan diri dari gurunya. Kemudian, sang Guru Hasan Basri, berkata, I tazala Anna Washil, Artinya Washil telah memisahkan diri dari kita. Karena dia telah memisahkan diri dari jama ah gurunya, maka dia disebut mu tazili dan alirannya disebut Mu tazilah. 2. Tokoh-tokoh Di antara tokoh-tokoh Mu tazilah antara lain Washil bin Atha Al-Ghazzal, Abu Al-Husni Al-Allaf, Ibrahim bin Sayyar An-Nazzam, Mu amar bin Abad As-Sulmay, Bisyr bin Al-Mu tamir, dan Jahir Amir bin Bahr. 3. Ajaran-ajaran Aliran Mu tazilah mempunyai lima doktrin yang dikenal dengan Al-Ushul Al- Khamsah, berikut kelima doktrin tersebut: a) At-Tauhid (Tauhid), ajaran pertama ini berarti meyakini sepenuhnya bahwa Allah Yang Maha Esa. Konsep tauhid menurut mereka adalah paling murni sehingga mereka senang disebut pembela tauhid (Ahl Al-Tauhid). b) Al- Adl (Keadilan), paham keadilan Tuhan mempunyai pengertian bahwa Tuhan wajib berlaku adil dan mustahil Dia berbuat zalim kepada hamba-nya. Mereka berpendapat bahwa Tuhan wajib berbuat yang terbaik bagi manusia. c) Al-Wa d wa Al-Wa id (Janji dan Ancaman), Tuhan wajib menepati janji-nya memasukkan orang mukmin ke surga, dan menepati ancaman-nya mencampakkan orang kafir serta orang yang berdosa ke dalam neraka. d) Al-Manzilah bain Al-Manzilatain (Posisi di Antara Dua Posisi), paham ini menyatakan orang yang berdosa besar, ia tidak lagi sebagai orang mukmin, tetapi ia juga tidak kafir. Kedudukannya sebagai orang fasik. Jika meninggal sebelum bertaubat, ia dimasukkan ke neraka selama-lamanya, akan tetapi siksanya lebih ringan daripada orang kafir. e) Amar Ma ruf Nahi Munkar (Perintah Mengerjakan Kebajikan dan Melarang Kemungkaran), setiap orang mukmin wajib menegakkan yang makruf dan menjauhi yang mungkar. Materi Aqidah Akhlak Kelas XI Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 17

Materi Pembelajaran Pertemuan 16 Perbedaan dan Persamaan Pendapat dalam Aliran Ilmu Kalam Di antara aliran ilmu kalam terdapat persamaan dan perbedaan pendapat mengenai persoalan keagamaan. Persoalan yang menjadi perdebatan di kalangan mereka antara lain: 1. Kebebasan Berbuat a) Menurut Qadariyah manusia mempunyai kebebasan untuk menentukan, memilih, dan mewujudkan perbuatannya. Akan tetapi, mereka harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya di akhirat kelak. b) Menurut Jabariyah bahwa manusia tidak memiliki kamampuan untuk mewujudkan perbuatannya dan tidak memiliki kewenangan untuk memilih semua rencana manusia, yang pada hakikatnya telah ditentukan oleh Tuhan. 2. Kedudukan Wahyu Dan Akal a) Menurut Mu tazilah akal adalah sumber pengetahuan yang paling utama, sedangkan wahyu sebagai pendukung akal. Jika terjadi pertentangan antara ketetapan akal dan ketentuan wahyu, maka wahyu harus ditakwilkan supaya sesuai atau mendukung ketetapan akal. b) Menurut Ahli Sunnah wal Jamaah dalam memutuskan suatu perkara merujuk kepada Al-Qur an dan As-Sunnah. Apa yang telah ditetapkan oleh Al-Qur an dan dijelaskan oleh sunah Nabi harus diterima dan tidak boleh ditolak. Akal pikiran tidak memiliki kapasitas untuk menakwilkan Al-Qur an, menafsirkan, atau menguraikannya, kecuali dalam batas-batas tertentu. 3. Dosa Besar a) Menurut Khawarij orang yang berdosa besar itu kafir. Artinya keluar dari Islam atau murtad. Oleh karena itu halal dibunuh. b) Menurut Murji ah orang yang berdosa besar itu tetap masih mukmin dan bukan kafir. Adapun dosa yang dilakukannya terserah Allah untuk mengampuni atau tidak mengampuninya. c) Menurut Mu tazilah orang yang berdosa besar yang tidak bertaubat hingga matinya dia bukan mukmin dan bukan pula kafir, tetapi keduanya dihukum sebagai orang yang fasik. Materi Aqidah Akhlak Kelas XI Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 18

Materi Pembelajaran Pertemuan 17 Contoh Perilaku Orang yang Beraliran Tertentu dalam Ilmu Kalam Untuk menilai suatu aliran atau paham, sebaiknya tidak melihat berdasarkan tingkah pelakunya, namun harus dinilai dari ajaran-ajarannya. Dalam perjalanan hidup ini, ditemui berbagai aliran-aliran agama Islam yang semuanya bersumber pada Al- Qur an dan Hadits. Selama ajaran suatu aliran mengacu pada Al-Qur an dan Hadits, maka harus diakui sebagai komunitas muslim, sekalipun mereka memiliki keunikan yang didasarkan menurut sudut pandang dan kebenaran yang diyakini. Apabila kita mencermati sikap-sikap khusus yang melekat pada orang yang beraliran kalam, maka sedikitnya terdapat lima kriteria pokok yang melekat pada orang yang mengikuti aliran yang benar (sahib), yaitu sebagai berikut: 1. Mampu mengembangkan pemikiran yang rasional dalam melihat berbagai persoalan kehidupan. Landasan Al-Qur an dan Hadits dijabarkan secara logik dan dijadikan sistem dalam semua aspek kehidupan. 2. Memiliki prinsip hidup yang kuat, yang digali berdasarkan Al-Qur an dan Hadits. Berusaha menerapkan prinsip hidupnya dalam kehidupan sehari-hari dalam berbagai aspek kehidupan. 3. Konsisten dalam menjaga persaudaraan dengan sesama umat muslim. Sesungguhnya Rasulullah SAW tidak pernah memerangi orang yang telah mengucapkan syahadat. Adapun perang antarkaum muslimin terjadi setelah Rasulullah SAW wafat. 4. Kehadirannya tidak membuat orang lain merasa takut atau cemas. Rasulullah SAW bersabda: Seorang muslim yang ideal ialah yang sesama muslim selamat dari lidah dan tangannya. (HR. Al-Bukhari) 5. Senantiasa berusaha meningkatkan ketaqwaan kepada Allah. Indikatornya di samping menjalankan dengan taat syariat Islam, juga harus mampu melaksanakan shalat khusyuk, bersabar, ikhlas, tawakal, bersyukur, tidak melakukan syirik, serta mampu mengalahkan nafsu. Setiap orang beriman harus menyadari dan memahami bahwa perbedaan pendapat ataupun paham tidaklah menjadi masalah. Setiap muslim memiliki kewajiban untuk Materi Aqidah Akhlak Kelas XI Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 19

menjaga dan mewaspadai agar perbedaan pandangan ataupun sikap tidak merusak kedamaian, ketentraman, dan ketenangan. Materi Pembelajaran Pertemuan 18 Menghargai Terhadap Aliran-aliran yang Berbeda dalam Kehidupan Bermasyarakat Berbagai ragam pemikiran dan pandangan dari aliran-aliran yang ada memperlihatkan paham yang paling bertentangan, sekalipun mereka sama-sama berpegang pada Al-Qur anul Karim. Sebenarnya dalam ajaran Islam mengenal konsep jangan kita berburuk sangka (QS. Al-Hujurat (49): 12) atau bertindak dzalim terhadap orang yang berbeda paham dengan kita. Dan janganlah sampai perbedaan ini memutuskan tali persaudaraan karena hal ini sangat dimurkai Allah. Imam Abu Hanifah mengatakan, Saya benar, tetapi bisa salah dan orang lain salah, tetapi bisa benar. Maksudnya pendapat diri sendiri itu bisa benar dan salah, di samping itu juga orang lain sebaliknya, yang terpenting kita tunjukan musyawarahkanlah segala sesuatu agar lebih enak, tenteram, aman, dan damai di antara kita. Perbedaan penafsiran dianggap sebagai suatu yang wajar yang terpenting berdasarkan way of life (pedoman hidup) yaitu Al-Qur an dan Al-Hadits. Penilaian yang hakiki dan rahasia Ilahi Robbi manusia berusaha Allahlah yang menentukan. Penilaian baik dan buruk tidaknya suatu pendapat dalam pandangan manusia mungkin bisa dilakukan dengan mencoba menghubungkan pendapat dasar-dasar keilmuan yang ada. Untuk menilai suatu aliran, sebaiknya tidak melihat berdasarkan tingkah laku pelakunya, namun harus dinilai dari ajaran-ajaran pokok yang dimiliki oleh aliran-aliran pokok yang dimiliki oleh aliran-aliran agama Islam. Menghargai terhadap aliran-aliran yang berbeda dalam kehidupan bermasyarakat harus dilakukan oleh umat Islam. Materi Aqidah Akhlak Kelas XI Abdul Ghofur@PPL IAIN Surakarta 2013 20