ABSTRAK. RASIO PERBANDINGAN F 1 DAN F 2 PADA PERSILANGAN STARIN N x b, DAN STRAIN N x tx SERTA RESIPROKNYA

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. FENOMENA PAUTAN KELAMIN PADA PERSILANGAN Drosophila melanogaster STRAIN N x w DAN N x b BESERTA RESIPROKNYA

Nisbah Kelamin pada Persilangan Homogami I Wayan Karmana 13

STUDI PERISTIWA EPISTASIS RESESIF PADA PERSILANGAN Drosophila melanogaster STRAIN SEPIA (se) >< ROUGH (ro) DAN STRAIN VESTIGIAL (vg) >< DUMPHI (dp)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian merupakan penelitian

PEMANFATAAN Drosophila melanogaster SEBAGAI ORGANISME MODEL DALAM MENGUNGKAP BERBAGAI FENOMENA PENYIMPANGAN RASIO MENDEL

ACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA

PEMANFATAAN Drosophila melanogaster SEBAGAI ORGANISME MODEL DALAM MEMPELAJARI HUKUM PEWARISAN MENDEL

Pengaruh Macam Strain dan Umur Betina terhadap...i Wayan Karmana 1

PENGARUH UMUR LALAT BUAH (Drosophila melanogaster Meigen) JANTAN TERHADAP NISBAH KELAMIN

LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA

Petunjuk Praktikum BIC 124

PETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA DASAR. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA ACARA 2 SIMULASI HUKUM MENDEL NAMA : HEPSIE O. S. NAUK NIM : KELOMPOK : III ( TIGA )

PENGARUH UMUR BETINA Drosophilla melanogaster strain tx TERHADAP JUMLAH ANAKAN DAN JENIS KELAMIN F1 SEBAGAI BAHAN PANDUAN PRAKTIKUM GENETIKA

BAB IV PEWARISAN SIFAT

FENOMENA GAGAL BERPISAH, EPISTASIS, DAN NISBAH KELAMIN PADA Drosophila melanogaster

GENETIKA DAN HUKUM MENDEL

Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID

PERBEDAAN LATAR BELAKANG DAN UMUR MATERNAL TERHADAP FREKUENSI PINDAH SILANG ANTARA LOKUS

Gambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya dengan berbagai jenis flora

SIMBOL SILSILAH KELUARGA

KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA IMITASI PERBANDINGAN GENETIS PERCOBAAN MENDEL O L E H. Yulia (F ) Kelompok : Brown

Persilangan Monohibrid Dan Dihibrd

Hukum Pewarisan Sifat Mendel. Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih,S.Pt.,MP

Gambar 1. 7 sifat kontras yang terdapat pada tanaman ercis

BIOLOGI SET 07 POLA HEREDITAS 2 DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA A. TAUTAN/LINKAGE

PENGARUH LAMA PERSILANGAN DAN JUMLAH INDIVIDU BETINA TERHADAP KEBERHASILAN KAWIN Drosophila melanogaster STRAIN w DAN w a

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA (BI-2105) PENGENALAN MUTAN. Tanggal praktikum : 12 September 2014 Tangga pengumpulan : 19 September 2014

SIKLUS HIDUP Drosophila melanogaster

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Lama Kopulasi Terhadap Jumlah Keturunan F 1 Lalat Buah

BAB III METODE PERCOBAAN. Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu perlakuan jenis

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA TUMBUHAN

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Pewarisan Sifat. meliputi

PENGARUH KONDISI GELAP DAN MACAM STRAIN TERHADAP KEBERHASILAN KAWIN PADA PERSILANGAN Drosophila melanogaster STRAIN N, wb, dan tx LAPORAN PENELITIAN

- - PEWARISAN SIFAT - - sbl5gen

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA SILABI

Definisi Genetika. Genetika Sebelum Mendel. GENETIKA DASAR Pendahuluan dan Genetika Mendel

PEWARISAN DAN PRINSIP-PRINSIP MENDEL

SIMULASI PERCOBAAN MONOHIBRID MENDEL. Tujuan : - Mempelajari segregasi pada saat pembentukan gamet F1

Mengatur perkembangan dan metabolisme individu. (pada peristiwa apa peran ini dapat dilihat/terjadi? ).

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR 1 PERKAWINAN MONOHIBRID DAN DIHIBRID BESERTA RASIO FILALNYA

Gambar 1.1. Variasi pada jengger ayam

HUKUM MENDEL DAN PENYIMPANGANNYA

laporan genetika IMITASI PERBANDINGAN GENETIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang. Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen

MODUL E-LEARNING PEWARISAN SIFAT. IPA SMP/MTs KELAS IX ISTIQOMAH

KAJIAN TENTANG UMUR JANTAN TERHADAP NISBAH KELAMIN Drosophila melanogaster PADA PERSILANGAN STRAIN b><b DAN cl><cl

Simbol untuk suatu gen

Suhardi, S.Pt.,MP. Genetika DALAM PEMULIAAN TERNAK

Kombinatorial dan Peluang Membantu Penyelesaian Permasalahan Genetik Sederhana

PENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA. OLEH Dr. Hasnar Hasjim

MENDELISME. Luisa Diana Handoyo, M.Si.

BAB II KAJIAN TEORI. atau tidak. Guza (2008: 8) mengemukakan bahwa Ujian Nasional pada hakekatnya

HEREDITAS PERTEMUAN PERTAMA

TEST χ 2 (CHI SQUARE)

MODUL MATA PELAJARAN IPA

JURNAL GENETIKA PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL

PENGARUH MATERNAL TERHADAP VIABILITAS LALAT BUAH (Drosophila melanogaster Meigen) STRAIN VESTIGIAL (vg) SKRIPSI. Oleh : Sri Wahyuni NIM

Pendahuluan. Pendahuluan. GENETIKA DASAR Teori Kromosom tentang Pewarisan

A. Judul: Alel Ganda. B. Tujuan 1. Mengenal salah satu sifat manusia yang ditentukan oleh pengaruh alel ganda. dan menentukan genotipnya sendiri.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Entomologi Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (BALITTAS) Karangploso,

Kromosom, DNA, Gen, Non Gen, Basa Nitrogen

PENUNTUN PRAKTIKUM MATA KULIAH FISIOLOGI SERANGGA. DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH : Dr. RESTI RAHAYU

PERTUMBUHAN LALAT BUAH (Drosopilla sp.) PADA BERBAGAI MEDIA DAN SUMBANGANNYA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Farmasetika Program

GENETIKA POPULASI DAN INTERAKSI GEN KELOMPOK VII KELAS B

BAB III METODE PENELITIAN. (BALITTAS) Karangploso Malang pada bulan Maret sampai Mei 2014.

Hukum Mendel dan Pewarisan Sifat

PELUANG DAN CHI SQUARE

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA. Alel Ganda Pada Golongan Darah dan Rambut pada Jari Tangan Manusia

X. PETA KROMOSOM. X.1. Pembuatan Peta Kromosom-Autosom

GENETIKA. Agus Joko Sungkono, S.Pd SMPN 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN. ajs

PENGAMATAN DROSOPHILA MELANOGASTER NORMAL DAN MUTAN- MUTANNYA

IIA. MENDELIAN GENETICS

KOMBINATORIAL DALAM HUKUM PEWARISAN MENDEL

Dasar pewarisan sifat pada ternak Factor-faktor yang mempengaruhi fenotif ternak Genetika populasi

Beberapa pola: AKAN MENJELASKAN... Alel Ganda Gen letal Linkage Crossing over Determinasi Sex

Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian daya tolak ekstrak daun pandan wangi (P. amaryllifolius) terhadap

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Pengadaan dan Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and

Penerapan Peluang Diskrit, Pohon, dan Graf dalam Pewarisan Sifat Ilmu Genetika

ILMU GENETIKA PENGERTIAN GENETIKA

IIA. MENDELIAN GENETICS

Hukum Mendel. Dr. Pratika Yuhyi Hernanda

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

GEN GEN YANG DIPENGARUHI JENIS KELAMIN

6. TAUTAN, PINDAH SILANG, DAN PEMETAAN KROMOSOM

PELUANG USAHA PENGEMBANGBIAKAN BURUNG LOVE BIRD

12. Gamet yang dibentuk oleh genotip AaBb dimana gen A dan B berpautan adalah... A. AB, Ab, ab, ab B. AB, Ab C. AB, ab D. AB, ab E.

Pemuliaan Tanaman dan Hewan

Sejak kapan manusia mengenal pengetahuan GENETIKA?

Aplikasi Teori Peluang Diskrit dalam Analisis Penurunan Penyakit Genetik

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Persiapan tanaman uji, tanaman G. pictum (kiri) dan tanaman A. gangetica (kanan)

Transkripsi:

ABSTRAK RASIO PERBANDINGAN F 1 DAN F 2 PADA PERSILANGAN STARIN N x b, DAN STRAIN N x tx SERTA RESIPROKNYA Nirmala Fitria Firdauzi, Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Ambon, 081296570842, E-mail: nirmala_fitria@yahoo.co.id Turunan F 1 D. melanogaster sebanyak 7 ulangan adalah semuanya normal, sedangkan pada turunan F 2 sebanyak 7 ulangan, data yang diperoleh adalah sifat yang tidak tampak pada hasil persilangan F 1. Data hasil pengamatan keturunan F 2 dari persilangan F 1 N x b dan resiproknya menghasilkan normal dan black, dan persilangan F 1 N x tx dan resiproknya menghasilkan normal dan taxi kata kunci: rasio, strain N, b, tx ABSTRACT RATIO a COMPARISON of F1 and F2 on the INTERSECTING STARIN N x b, and N x tx STRAINS and BACKCROSS Derivatives of F1 d. melanogaster as much as everything is normal at deuteronomy 7, while on the derivative F2 as much as 7 of deuteronomy, the data retrieved is the nature which does not appear on the results of the F1 crosses. The F2 offspring observations data from crosses F 1 N x b and back cross produce normal and black, and mixture F 1 N x tx and back cross produce normal and taxi keyword: rasio, strain, N, b, tx Dari kenyataan adanya ciri yang menang terhadap yang lainnya, J.G. Mendel menyimpulkan bahwa pada individu-individu (atau pada ciri-ciri heterozygot, satu alela dominan sedangkan yang lainnya resesif). Dari kenyataannya bahwa ciri-ciri induk muncul kembali pada turunan tanaman ercis yang tumbuh dari biji heterozygote, J.G. Mendel menyimpulkan bahwa kedua faktor untuk kedua ciri tidak bergabung (tidak bercampur) dalam cara apapun kedua faktor itu tetap berdiri sendiri selama hidupnya individu dan memisah BIOLOGI SEL Page 106

pada waktu pembentukan gamet-gamet. Dalam hubungan ini separuh gamet membawahi satu faktor, sedangkan separuhnya yang lain membawahi faktor lainnya. Kesimpulan terakhir inilah yang dikenal dengan hukum pemisahan Mendel (Corebima, 1997). Contoh penjelasan simbolik persilangan yang dikemukakan J.G. Mendel yaitu persilangan monohibrid. Persilangan monohibrida adalah dasar untuk ilmu genetika Mendel. Informasi terkait yang berhubungan dengan pemisahan genetik seperti yang muncul dalam kombinasi monohibrida. Persilangan semacam itu dapat terjadi dalam semua kelompok organisme utama yang bereproduksi secara seksual (Gardner, 1991). Dalam hubungan ini faktor yang dominan diberi simbol abjad Latin besar dalam cetak miring, sedangkan faktor resesif diberi simbol abjad Latin kecil dalam cetak miring. Contoh persilangan monohibrid tersebut Biji bulat (RR) disilangkan dengan Biji keriput (rr) menghasilkan keturunan F 1 adalah semua biji bulat karena R dominan terhadap r. pada keturunan kedua (untuk memperoleh F 2 ) disilangkan hasil F 1 yang heterozygote dan memperoleh hasil ¾ bulat (RR, Rr, rr) dan ¼ keriput (rr), rasio perbandingan 3:1 (Corebima, 1997). Konsep J.G. Mendel inilah yang dijadikan pijakan dalam penelitian ini. Namun yang digunakan dalam penelitian ini adalah lalat buah (Drosophila melanogaster). Terdapat beberapa alasan mengapa Drosophila melanogaster sebagai objek penelitian antara lain mudah diperoleh, mudah dibiakkan dan perawatannya tidak sulit, biaya pemeliharaannya murah, siklus hidupnya pendek sehingga sifat yang muncul pada keturunannya dapat diamati, berkembang biak cepat, jumlah keturunannya cukup besar, jumlah kromosom tidak banyak (4 pasang), mutan mudah diamati dan dibedakan dan pada sel kelenjar ludah larvanya terdapat kromosom raksasa (giant choromosom). Strain yang digunakan dalam penelitian ini adalah strain N (normal), b (black), dan tx (taxi). Alasan memakai/ menyilangkan strain N dengan b, karena strain b berada pada kromosom autosom nomor II dimana sifat N atau b bukan pautan kelamin sehingga hasil persilangan untuk keturunan F 1 adalah Normal berarti hal ini menunjukan strain N dominan terhadap b. Hasil persilangan untuk BIOLOGI SEL Page 107

keturunan F 2 N dengan b maupun resiproknya adalah 3:1 (N:b), hal ini merupakan rekonstruksi dari Hukum Mendel I (monohibrid) yaitu pemisahan gen secara bebas. Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah rasio perbandingan F 1 pada persilangan starin N x b, dan strain N x tx serta resiproknya? 2. Bagaimanakah rasio perbandingan F 2 pada persilangan starin N x b, dan strain N x tx serta resiproknya? 3. Bagaimanakah fenomena monohibrid pada persilangan starin N x b, dan strain N x tx serta resiproknya? METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif observatif Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah D. melanogaster strain Normal (N), Black (b), dan Taxi (tx) sedangkan sampel dari penelitian ini adalah D. melanogaster strain N, b, dan tx yang dibiakkan dilaboratorium Genetika yang dijadikan sebagai stok dalam penelitian ini. Alat dan Bahan 1. Alat. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: pisau, timbangan, blender, kompor, panci, pengaduk, botol selei, botol ampul, penutup busa, kertas pupasi, selang bening, kain kasa, kuas kecil, mikroskop stereo, dan plastik. 2. Bahan. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: pisang rajamala, tape singkong, gula merah, air, yeast, eter, stok D. melanogaster strain N, b, dan tx. Prosedur Penelitian 1. Pembuatan Medium a. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam penelitian b. Menimbang bahan yaitu pisang rajamala yang sudah dikupas, tape singkong, dan gula merah dengan perbangdingan 7 : 2 : 1 (pisang 700 gr, tape singkong 200 gr, dan gula merah 100 gr) untuk 1 resep c. Pisang dan tape singkong dipotong kemudian diblender dengan diberi air secukupnya d. Bahan yang sudah diblender dituang kedalam panci kemudian memasukan gula merah lalu di masak sambil diaduk selama BIOLOGI SEL Page 108

kurang lebih 45 menit (berhati-hati jangan sampai gosong) e. Setelah 45 menit adonan tersebut dituang ke dalam botol selei kurang lebih 1/3 dari volume botol, kemudian botol tersebut langsung ditutup f. Setelah adonan dalam botol dingin, yeast ditaburi sebanyak 7 butir diatas permukaan adonan lalu diberi kertas pupasi dan botol ditutup kembali g. Botol diberi kertas label yang sudah diberi keterangan (tanggal, nama kelompok, jenis kelamin, dan strain). 2. Persiapan Induk Strain a. D. melanogaster strain N, b, dan tx di ambil dari laboratorium Genetika, kemudian diremajakan ± selama 2 minggu (diremajakan sampai memperoleh 3 botol untuk masing-masing strain) b. Pupa hitam yang muncul pada saat peremajaan dipindahkan kedalam botol ampul dengan menggunakan kuas kecil c. Pupa hitam menetas menjadi imago, pengamatan ciri-ciri tubuh, mata dan sayap. Kemudian strain tersebut siap disilangkan. 3. Persilangan a. Menyiapkan botol selei yang telah berisi medium, yeast, kertas pupasi, sesuai dengan kebutuhan persilangan, dan sudah diberi keterangan pada kertas label (tanggal, jenis kelamin, strain, dan jenis persilangan) b. Memasukkan imago kedalam botol sebanyak 2 ekor yang terdiri atas 1 ekor jantan dan 1 ekor betina untuk masing-masing strain. Persilangannya sebagai berikut: N x b, b x N, N x tx, dan tx x N. setiap persilangan dilakukan pengulangan sebanyak 7 kali c. Setelah 2x24 jam dari waktu persilangan, jantan kemudian dilepas dan induk betina dibiarkan sampai muncul telur atau larva. d. Setelah muncul telur atau larva (±4 atau 5 hari) maka induk betina dipindahkan ke botol selei baru yang sudah terisi medium, begitu seterusnya sampai induk betina tersebut mati. BIOLOGI SEL Page 109

e. Botol persilangan yang sudah muncul pupa hitam. Pupa hitam tersebut dimasukkan ke dalam botol ampul yang sudah diisi sepotong pisang. Satu pupa satu ampulan ± 10 ampul untuk 10 pupa (digunakan untuk persilangan F 2, cukup 1 ulangan saja). f. Pupa hitam yang tersisa di botol persilangan dibiarkan menetas sebagai turunan F 1 dan diamati fenotipnya serta dihitung jumlahnya mulai dari hari ke-1 sampai hari ke-7. Demikian pula untuk hasil F 2, dilakukan hal yang sama dengan F 1. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara langsung dengan menghitung jumlah keturunan yang dihasilkan baik jantan maupun betina sejak hari pertama menetas hingga hari ketujuh dan mencatatnya dalam tabel data (terlampir). Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis Chi-square (χ 2 ) dengan menggunakan taraf signifikansi 5% (Gardner, 1991). HASIL 1. Persilangan Monohibrid Pada Drosophila melanogaster Berdasarkan hasil pengamatan morfologi, diperoleh perbedaan sifat antara strain N, b, dan tx sebagai berikut: 1) Perbedaan strain N dengan b adalah pada warna tubuh, yaitu strain N warna tubuhnya uning kecoklatan sedangkan b warna tubhnya hitam 2) Perbedaan strain N dengan tx adalah pada bentuk sayap, yaitu strain N sayap menutupi tubuh sedangkan strain tx sayapnya jeprak Berdasarkan perbedaan tersebut, maka dapat dilihat bahwa perbedaan strain N, b, dan tx hanya pada 1 sifat saja (satu sifat beda) sehingga diperoleh persilangan monohibrid dengan rasio perbandingan 3:1. 2. Persilangan Turunan Pertama (F 1 ) Dari hasil pengamatan untuk turunan F 1 D. melanogaster sebanyak 7 ulangan pada persilangan N x b, b x N, N x tx, dan tx x N semuanya normal (data terlampir). 3. Persilangan Turunan Kedua (F 2 ) Dari hasil pengamatan untuk turunan F 2 D. melanogaster sebanyak 7 ulangan, data yang diperoleh adalah sifat BIOLOGI SEL Page 110

yang tidak tampak pada hasil persilangan F 1. Data hasil pengamatan keturunan F 2 dari persilangan F 1 N x b dan resiproknya (tabel 5 dan 6) menghasilkan normal dan black, dan persilangan F 1 N x tx dan resiproknya (tabel 7 dan 8) menghasilkan normal dan taxi (data terlampir). 4. Analisis Data persilangan F 1 N x b adalah hipotesis (H0) diterima, karena dari perhitungan diperoleh X²hitung (3,78) X²tabel 5% (3,841), dengan db = 1, karena menggunakan 2 strain dalam persilangan ini sehingga menjadi 2-1=1. persilangan F 1 b x N adalah hipotesis (H0) ditolak, karena dari perhitungan diperoleh X²hitung (20,63) > X²tabel 5% (3,841), dengan db = 1, karena menggunakan 2 strain dalam persilangan ini sehingga menjadi 2-1=1. persilangan F 1 N x tx adalah hipotesis (H0) ditolak, karena dari perhitungan diperoleh X²hitung (62,87) > X²tabel 5% (3,841), dengan db = 1, karena menggunakan 2 strain dalam persilangan ini sehingga menjadi 2-1=1. Hasil analisis dari persilangan ini dapat dilihat pada tabel 13 dan 14 (data terlampir). persilangan F 1 tx x N adalah hipotesis (H0) ditolak, karena dari perhitungan diperoleh X²hitung (20,36) > X²tabel 5% (3,841), dengan db = 1, karena menggunakan 2 strain dalam persilangan ini sehingga menjadi 2-1=1. PEMBAHASAN (χ 2 ) pada persilangan F 2 dari persilangan F 1 N x b, X²hitung (3,78) X²tabel 5% (3,841) berarti nilai ini dapat diterima (H0 diterima). Telah diamati oleh George Mendel bahwa makin banyak jumlah generasi yang dihitung, makin mendekati ratio kenyataan terhadap rasio teoritis dengan catatan bahwa suasana lingkungan dan genotip tidak berbeda. (χ 2 ) pada persilangan F 2 dari persilangan F 1 b x N, N x tx, dan tx x N bahwa hipotesis (H0) ditolak dengan kata lain rasio perbandingannya BIOLOGI SEL Page 111

tidak sesuai dengan rasio perbandingan yang seharusnya yaitu 3 : 1 artinya terjadi penyimpangan rasio Hukum Mendel I. Menurut Yatim (1986) dalam Erikarianto (2008), bahwa sesungguhnya rasio fenotip F 2 3 : 1 hanya merupakan perhitungan secara teoritis, rasio ini diperoleh dari rasio genotipnya. Sebetulnya dalam kenyataan sehari-hari, rasio fenotip yang didapat tidaklah persis demikian. Makin dekat nilai rasio kenyataan, yang disebut o ( observation) terhadap rasio teoritis yang disebut e (expected), makin sempurna data yang dipakai, berarti makin bagus pernyataan fenotipnya. Kalau perbandingan o/e mendekati angka satu berarti data yang didapat makin bagus, dan pernyataan fenotip tentang karakter yang diselidiki mendekati sempurna. Akan tetapi, jika o/e menjauhi 1, data itu buruk dan pernyataan fenotip tentang karakter yang diselidiki berarti dipengaruhi oleh suatu faktor lain. Faktor lain yang dimaksud adalah faktor lingkungan (suhu dan makanan) atau jumlah objek yang diamati terlalu sedikit. KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil pengamatan morfologi, diperoleh perbedaan strain N, b, dan tx hanya pada 1 sifat saja (satu sifat beda) sehingga diperoleh persilangan monohibrid dengan rasio perbandingan 3 : 1 2. Dari hasil pengamatan untuk turunan F 1 D. melanogaster sebanyak 7 ulangan adalah semuanya normal, sedangkan pada turunan F 2 sebanyak 7 ulangan, data yang diperoleh adalah sifat yang tidak tampak pada hasil persilangan F 1. Data hasil pengamatan keturunan F 2 dari persilangan F 1 N x b dan resiproknya menghasilkan normal dan black, dan persilangan F 1 N x tx dan resiproknya menghasilkan normal dan taxi. 3. Berdasarkan hasil analisis Chi-square persilangan F 1 N x b adalah hipotesis (H0) diterima, karena dari perhitungan diperoleh X²hitung (3,78) X²tabel 5% (3,841). Tidak terjadi penyimpangan rasio Hukum Mendel I. SARAN 1. Kegiatan praktikum ini perlu ditingkatkan lagi, karena secara langsung mahasiswa melakukan BIOLOGI SEL Page 112

persilangan dari D. melanogaster, sehingga lebih memahami proses persilangan. 2. Pengamatan fenotip harus dilakukan dengan cermat dan steliti sehingga terhindar dari kesalahan dalam perhitungan. 3. Memperhatikan interaksi antara faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil pengamatan, terutama faktor medium dan faktor suhu. DAFTAR PUSTAKA Corebima, 1997. Genetika Mendel. Airlangga University Press. Surabaya Gardner, 1991. Principles of Genetics. Eighth Edition. John Wiley & Sons, Inc. Kusnawati, Ana. 1996. Indeks Isolasi D. melanogaster strain normal, strain ebony dan strain yellow. Skripsi. Malang: FPMIPA IKIP Malang. Suryo, 1986. Genetika Manusia. Gadjah Mada Universsity Press. Jogjakarta BIOLOGI SEL Page 113