BAB I PENDAHULUAN. tinggi tentang genetika (Boujema et al, 2010). Sehubungan dengan hal tersebut,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bioteknologi adalah ilmu multidisiplin karena terkait dengan bidang ilmu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran biologi adalah adanya miskonsepsi. Miskonsepsi muncul karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

GENETIKA DAN HUKUM MENDEL

Mengatur perkembangan dan metabolisme individu. (pada peristiwa apa peran ini dapat dilihat/terjadi? ).

ANALISIS SK / KD. Indikator Pencapaian. 1. Membedakan pengertian. pertumbuhan dan perkembangan

7-064 ANALISIS PERENCANAAN PEMBELAJARAN GENETIKA BERPENDEKATAN KONSEP PADA PERANGKAT PEMBELAJARAN BUATAN GURU SMA SE-KOTA TERNATE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Defi Firman Suparyana, 2014 Analisis Penguasaan Konsep dan Miskonsepsi Siswa SMA pada Materi Genetika

HEREDITAS PERTEMUAN PERTAMA

DAFTAR ISI PERNYATAAN.. KATA PENGANTAR. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SILABUS. Deskripsi Mata Kuliah:

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA ACARA 2 SIMULASI HUKUM MENDEL NAMA : HEPSIE O. S. NAUK NIM : KELOMPOK : III ( TIGA )

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Materi biologi tidak hanya berhubungan dengan fakta-fakta ilmiah tentang fenomena alam yang konkrit,

MODUL MATA PELAJARAN IPA

Kromosom, DNA, Gen, Non Gen, Basa Nitrogen

DAFTAR ISI 1 GENETIKA DASAR 1

Gambar 1. 7 sifat kontras yang terdapat pada tanaman ercis

DESKRIPSI KONSEPSI SISWA PADA MATERI HEREDITAS DI MAN ARTIKEL PENELITIAN. Oleh: ANDRI MAULIDI NIM F

PENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA. OLEH Dr. Hasnar Hasjim

Bab PEWARISAN SIFAT. Bab 5 Pewarisan Sifat 93. (Sumber: i31.photobucket)

PROGRAM TAHUNAN Satuan Pendidikan : SMA/MA Kelas/Semester : X/Ganjil Mata Pelajaran : Biologi Tahun Ajaran : 2007/2008

Chumidach Roini Dosen Prodi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP Universitas Khairun, Ternate, Maluku Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu masalah yang menuntut

Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Adapun beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, aktual artinya benar-benar terjadi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN INDIKATOR SOAL

KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA

Paramita Cahyaningrum Kuswandi* FMIPA UNY 2012

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PEMINATAN KELOMPOK MATEMATIKA DAN ILMU-ILMU ALAM SEKOLAH MENENGAH ATAS BIOLOGI

GENETIKA. : Agus Hery Susanto. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KISI KISI UKG 2015 BIOLOGI SMA. No Kompetensi Standar Kompetensi Guru

BAB IV PEWARISAN SIFAT

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan walaupun mengalami hambatan dan kesulitan dalam meraihnya.

12. Mata Pelajaran Biologi Untuk Paket C Program IPA

DASAR FISIOLOGI PEWARISAN SIFAT. Suhardi, S.Pt.,MP

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan induk dari segala ilmu. Matematika

- - PEWARISAN SIFAT - - sbl5gen

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN. MATERI Keanekaragaman tingkat gen, spesies, ekosistem. Ciri-ciri makhluk hidup dan perannya dalam kehidupan

Gambar 1.1. Variasi pada jengger ayam

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan, dan sikap atau nilai (Toharudin, dkk., 2011:179). pemecahan masalah belajar dan kesulitan dalam belajar.

Penerapan Peluang Diskrit, Pohon, dan Graf dalam Pewarisan Sifat Ilmu Genetika

53. Mata Pelajaran Biologi untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) A. Latar Belakang B. Tujuan

XII biologi. Kelas PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL I. Kurikulum 2006/2013. A. Pola-Pola Hereditas. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Universitas Negeri Medan sebagai salah satu Lembaga Pendidikan Tenaga

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan pada semua sektor kehidupan. Perbaikan dibidang pendidikan dianggap

BIOLOGI SET 07 POLA HEREDITAS 2 DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA A. TAUTAN/LINKAGE

Topik 3 Analisis Genetik Hk. Mendel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fatia Indrianti,2014

Dasar Selular Reproduksi dan Pewarisan Sifat

I. PENDAHULUAN. dengan kemampuan berpikir. Ranah afektif merupakan ranah yang

Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel

SIMULASI PERCOBAAN MONOHIBRID MENDEL. Tujuan : - Mempelajari segregasi pada saat pembentukan gamet F1

KIMIA KEHIDUPAN, BIOLOGI SEL, GENETIKA, DAN BIOLOGI MOLEKULAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, di mana pendidikan

I. PENDAHULUAN. dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik,

Pembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi

BAB III METODOLOGI. A. Metode penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA IMITASI PERBANDINGAN GENETIS PERCOBAAN MENDEL O L E H. Yulia (F ) Kelompok : Brown

SILABUS PEMINATAN MATEMATIKA DAN ILMU-ILMU ALAM MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA

SIMBOL SILSILAH KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

KOMBINATORIAL DALAM HUKUM PEWARISAN MENDEL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PRIMA UNTUK MENGOPTIMALKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA NEGERI 2 GORONTALO PADA MATAPELAJARAN BIOLOGI

Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai berikut ini.

KISI-KISI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BIDANG STUDI BIOLOGI

GENETIKA. Agus Joko Sungkono, S.Pd SMPN 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN. ajs

PETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA DASAR. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. dilalui setiap individu dalam setiap jenjang pendidikan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai perwujudan cita-cita nasional telah ditetapkan Undang- Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang

IIA. MENDELIAN GENETICS

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN ( G B P P ) (versi Selasa 1 Pebruari 2005)

Deskripsi Mata KuliahCourse Subjects

EMBRIOLOGI DAN GENETIKA PERKEMBANGAN : POLA PEWARISAN SIFAT. Kelompok 1. Anggota Kelompok : Intan Anindita Suseno

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA, IKLIMSEKOLAH, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

laporan genetika IMITASI PERBANDINGAN GENETIS

Pendahuluan. Pendahuluan. GENETIKA DASAR Teori Kromosom tentang Pewarisan

Lampiran 4. CoRe (Content Representation) Calon guru pada Konsep Genetika

Kombinatorial dan Peluang Membantu Penyelesaian Permasalahan Genetik Sederhana

Materi Pokok Materi penjabaran Lingkup materi Fisiologi Tumbuhan. Struktur Bagian Tubuh Tanaman. Reproduksi Tumbuhan. Sistem Transportasi

Persilangan Monohibrid Dan Dihibrd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuda Gojali Ahmad N, 2013

PENGARUH UMUR LALAT BUAH (Drosophila melanogaster Meigen) JANTAN TERHADAP NISBAH KELAMIN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan

Penerapan Kombinatorial dalam Hukum Pewarisan Sifat pada Manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama dua setengah tahun dari abad ke-20, materi genetika semakin menjadi bagian penting dari biologi. Ketersediaan produk dan banyaknya aplikasi teknologi genetika yang semakin meningkat saat ini (GMO, sidik jari DNA, pemeriksaan penyakit genetik, terapi gen, kloning, dan lain sebagainya) menyebabkan kita membutuhkan tingkat literasi sains dan pemahaman yang tinggi tentang genetika (Boujema et al, 2010). Sehubungan dengan hal tersebut, genetika memiliki peranan penting dalam struktur ilmu biologi sebagaimana yang diungkapkan oleh Theodosius Dobzhansky dalam Sumampouw (2011) bahwa nothing in biology is understandable except in the light of genetic. Pernyataan tersebut memberikan penegasan bahwa genetika memiliki kaitan erat dengan cabang-cabang ilmu biologi lainnya. Uraian di atas menunjukkan bahwa materi Genetika sangat penting sehingga penguasaan materi ini oleh siswa sangat diharapkan. Namun kenyataannya bahwa materi Genetika merupakan materi yang sulit dipelajari oleh siswa SMA. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian di SMA Turki oleh Tekkaya et al (2001) bahwa Genetika merupakan konsep yang dianggap paling sulit oleh banyak siswa dan guru. Genetika juga telah dilaporkan menjadi topik yang sulit bagi siswa dan guru di tingkat SMA di Kenya, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru dan Inggris (Treagust dan Tsui, 2004). Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Haambokoma di Zambia (2007) bahwa genetika dilaporkan sebagai topik yang sulit dipelajari 1

2 siswa dan juga topik yang sulit untuk diajarkan guru. Siswa mengalami kesulitan belajar pada sub-sub materi genetika: Persilangan, istilah Genetika, mitosis dan meiosis, Kodominansi, penentuan jenis kelamin, mutasi, dan Variasi. Kesulitan belajar pada materi Genetika juga dirasakan oleh Siswa di Medan yang diteliti oleh Azizah (2012) bahwa mendeskripsikan materi genetis yang bertanggung jawab dalam pewarisan sifat (gen, kromosom) dan indikator ke- 2 yaitu membedakan pengertian sifat resesif dominan dan intermediet berada dalam kategori kesulitan sedang, pada indikator ke-3 yaitu menentukan gamet dari genotipe fetus/induk berada dalam kategori kesulitan tinggi, dan indikator ke-4 yaitu menentukan rasio hasil persilangan-persilangan monohibrid dan dihibrid melalui bagan berada dalam kategori kesulitan sangat tinggi. Demikian juga dari hasil observasi di SMA Negeri se- kota Sibolga, diperoleh informasi bahwa perolehan rata-rata nilai siswa pada materi genetika masih banyak yang belum mencapai KKM yaitu 75. Perolehan nilai rata-rata siswa pada materi genetika di SMA N 1 Sibolga baru mencapai nilai 68, di SMA N 2 mencapai nilai 65, dan di SMA N 3 mencapai nilai 70. Belum tercapainya KKM pada materi genetika menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi genetika pada umumnya pada sub materi pembelahan sel dan penyimpangan hukum Mendel yang disebabkan karena banyaknya istilah-istilah genetika yang tidak mereka pahami. Menurut Topcu dan Pekmez (2009), banyak penyebab kesulitan siswa dalam mempelajari konsep genetika diantaranya adalah siswa tidak memahami konsep utama genetika, kesulitan dalam memahami transfer informasi genetik dan penentuan sex, kesulitan yang terkait dengan buku teks dan metode mengajar

3 guru. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang diungkapkan oleh Haambokoma (2007) bahwa siswa mengalami kesulitan belajar genetika disebabkan oleh penjelasan guru yang tidak memadai, topik tidak diajarkan, penyajian materi pelajaran terlalu cepat, beberapa guru kurang bersahabat dengan siswa, penjadwalan yang tidak tepat, sikap negatif siswa terhadap topik, dan kurangnya pengetahuan matematika siswa. Menurut Dalyono (2009), bahwa kesulitan belajar disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari intelegensi, bakat, minat, motivasi, dan kesehatan fisik. Faktor eksternal terdiri dari faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, keadaan ekonomi keluarga), Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, sarana dan prasarana sekolah), dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Tekkaya et al (2006) diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan gender dalam hal kesulitan belajar Biologi. Siswa perempuan berpendapat bahwa mempelajari Biologi lebih sulit dibanding siswa laki-laki. Hal ini sejalan dengan pendapat Grevholm et al (2007) bahwa perbedaan gender dalam belajar karena adanya perbedaan biologis dalam otak laki-laki dan perempuan. Anak perempuan lebih unggul dalam bidang bahasa dan menulis, Sedangkan sedangkan anak laki-laki lebih unggul dalam bidang matematika dan sains karena kemampuan-kemampuan ruangnya yang lebih baik, Namun di lain sisi, berbagai kajian menyatakan bahwa tidak ada peran gender, laki-laki

4 atau perempuan, yang saling mengungguli dalam matematika dan sains atau dalam kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa laki-laki dan perempuan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukan oleh Mullis dalam Larrondo (2009) yang menyatakan bahwa siswa laki-laki menggungguli siswa perempuan dalam ilmu pengetahuan namun perbedaannya tidak signifikan. Demikian juga pendapat Ajewole et al dalam Hola (2005), yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara siswa laki-laki dan perempuan dalam prestasi sains. Kesulitan siswa dalam mempelajari materi Genetika tidak boleh dianggap sebagai suatu hal yang wajar dan biasa saja sehingga tidak ada upaya untuk memperbaikinya karena pemahaman tentang kesulitan belajar merupakan suatu modal yang dapat dijadikan dasar dalam rangka menyesuaikan program pembelajaran kelompok-kelompok siswa secara umum juga dapat memberikan informasi yang berguna untuk menyesuaikan program pembelajaran yang didasarkan atas individualistis siswa, serta menemukan penyebab kesulitan belajar siswa. Sehingga pada akhirnya membantu guru dalam meningkatkan efisiensi mengajar di dalam kelas (Silverius, 2004) dan tujuan pembelajaran genetika dapat dicapai.

5 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi permasalahan, antara lain: 1. Genetika merupakan konsep Biologi yang dianggap paling sulit dipelajari oleh siswa dan sulit diajarkan oleh guru. 2. Siswa mengalami kesulitan belajar pada sub materi genetika: Persilangan, Perhitungan, istilah Genetika, mitosis dan meiosis, Kodominansi, penentuan jenis kelamin, mutasi, dan Variasi. 3. Penyebab kesulitan belajar siswa dalam mempelajari genetika ada dua faktor yaitu faktor Internal dan faktor ekstenal. 4. Faktor internal terdiri dari: intelegensi, bakat, minat, motivasi, dan kesehatan fisik. 5. Faktor eksternal terdiri dari faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, keadaan ekonomi keluarga), Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, metode belajar, sarana dan prasana sekolah), dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). 6. Terdapat perbedaan gender dalam hal kesulitan belajar Biologi. Siswa perempuan berpendapat bahwa mempelajari Biologi lebih sulit dibanding siswa laki-laki.

6 1.3 Pembatasan Masalah Untuk menghindari agar permasalahan tidak meluas dan menyimpang, maka penulis memandang perlu untuk membatasi masalah yang akan dikaji, yaitu: 1. Kesulitan belajar memahami beberapa sub materi Genetika, yaitu: Gen, DNA dan kromosom, Sintesis Protein, Pembelahan Sel (Mitosis dan Meiosis), Hukum Mendel, Hereditas Manusia, dan Mutasi. 2. Siswa yang mengalami kesulitan belajar adalah siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM (<75). 3. Faktor Internal penyebab kesulitan belajar yang diamati adalah: minat, motivasi, dan Bakat. 4. Faktor eksternal penyebab kesulitan belajar yang diamati adalah: guru (penguasaan materi, metode mengajar, media pembelajaran) dan sarana prasarana sekolah (laboratorium dan buku sumber) 5. Perbedaan hasil belajar siswa berdasarkan gender dalam mempelajari genetika. 6. Perbedaan hasil belajar siswa antara kelas unggulan dengan kelas biasa. 7. Penelitian dilakukan di tiga SMA Negeri se-kota Sibolga kelas XII IPA tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari dari SMA Negeri 1 Sibolga, SMA Negeri 2 Sibolga, dan SMA Negeri 3 Sibolga. 1.4 Rumusan Masalah Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Manakah sub materi genetika yang paling tinggi tingkat kesulitan belajar siswa di SMA Negeri se-kota Sibolga tahun pelajaran 2013/2014? 2. Manakah indikator materi genetika yang paling tinggi tingkat kesulitan belajar siswa di SMA Negeri se- kota Sibolga tahun pelajaran 2013/2014

7 3. Apa saja faktor-faktor dominan yang memengaruhi kesulitan belajar siswa dalam memahami materi Genetika di SMA Negeri se- kota Sibolga tahun pelajaran 2013/2014? 4. Apakah ada perbedaan gender memengaruhi hasil belajar siswa dalam mempelajari materi Genetika? 5. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa di kelas unggulan dengan siswa kelas reguler di SMA Negeri se- kota Sibolga? 1.5 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1. Sub materi Genetika yang mengalami kesulitan belajar paling tinggi di SMA Negeri se-kota Sibolga tahun pelajaran 2013/2014. 2. Indikator materi Genetika yang mengalami kesulitan belajar paling tinggi di SMA Negeri se-kota Sibolga tahun pelajaran 2013/2014 3. Faktor-faktor yang memengaruhi kesulitan belajar siswa memahami sub materi genetika di SMA Negeri se-kota Sibolga tahun pelajaran 2013/2014. 4. Perbedaan hasil belajar siswa pada materi genetika berdasarkan gender. 5. Perbedaan hasil belajar genetika di antara kelas unggulan dengan kelas reguler. 1.6. Manfaat Penelitian Manfaat teoritis yang diharapkan oleh peneliti dari pelaksanaan penelitian ini adalah: 1. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi guru biologi mengenai masalah kesulitan belajar siswa pada materi genetika.

8 2. Memotivasi guru untuk lebih meningkatkan proses pembelajaran dan memahami karakteristik siswa yang mengalami kesulitan belajar. 3. Diharapkan dari penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan atau rujukan untuk melakukan penelitian lanjutan yang berkaitan dengan penelitian ini. Sedangkan manfaat praktis penelitian ini adalah: 1. Bagi siswa, memberi peluang untuk diuji dan mengetahui tingkat kemampuan penguasaan materi Genetika. 2. Bagi guru, sebagai bahan masukan atau kritik konstruktif untuk dapat menentukan dan melakukan upaya yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kualitas pembelajaran materi genetika sehingga kesulitan belajar siswa dapat diatasi. 3. Bahan sekolah/lembaga, sebagai bahan masukan atau kritik konstruktif untuk dapat menentukan kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dan pendidikan.