BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan studi diskriptif kolelaxional untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional (Nursalam, 2003). Metode penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

Rumus Pearson Product Moment.(19)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan

= 141,1 dibulatkan menjadi 141 siswa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel pada obyek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. subjek (Notoatmodjo, 2005). Di dalam penelitian ini diharapkan mampu

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan hubungan antara variabel independent dan dependent melalui pengujian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan desain cross

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskritif korelasi, yaitu. menggambarkan suatu kejadian pada variabel dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 2010). Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survey

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. independen (tingkat pengetahuan) dan variabel dependen (penerapan toilet

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional ini dimana variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan

BAB III METODE PENELITIAN. correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan desain korelasional, pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi

BAB III METODE PENELITIAN. atau menggambarkan masalah penelitian keperawatan yang terjadi pada suatu

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara variabel bebas (tingkat stress) dan variabel terikat (mekanisme

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Korelasional dengan. rancangan cross sectional, dengan mengukur variabel

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian non-eksperimen dengan rancangan cross sectional. Penelitian

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 %

BAB III METODE PENELITIAN. (independent) dan variabel akibat atau variabel terikat (dependent)

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah studi deskriptif korelasi yang merupakan penelitian hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek (Notoadmodjo, 2005). Studi deskriptif korelasi ini berfungsi untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan seksualitas pada remaja di Desa Wonopringgo Kecamatan Wonopringgo, Pekalongan. Jenis data yang digunakan yaitu kuantitatif dengan rancangan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan terikat, artinya variabel bebas dan terikat pada objek penelitian diukur dalam waktu yang bersamaan. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah anak remaja di Desa Wonopringgo Kelurahan Wonopringgo Pekalongan sebanyak 147 remaja (diperoleh dari Kelurahan Wonopringgo Kecamatan Wonopringgo). 2. Sampel Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Ada 147 remaja yang menjadi populasi penelitian. Penentuan jumlah sampel didasarkan pada, rumus di bawah ini: (Notoatmodjo, 2005)

n = 59,5 sampel, dibulatkan menjadi 60 sampel n = jumlah sampel yang akan diteliti N = jumlah populasi d = tingkat kepercayaan dalam penelitian ini (10%) Untuk mengantisipasi drop out, maka sampel ditambah 10% dari jumlah sampel (Notoatmodjo, 2005). Jadi jumlah sampel yang diperoleh ada 66 responden. Adapun kriteria dari sampel penelitian sebagai berikut: 1. Kriteria inklusi dalam penelitian ini: a. Anak remaja usia 15-18 tahun b. Dapat membaca dan menulis c. Bersedia berpartisipasi dalam penelitian 2. Kriteria ekslusi dalam penelitian ini: a. Anak remaja yang tidak tinggal di desa Wonopringgo b. Tidak bersedia menjadi responden penelitian

C. Definisi Operasional Variabel No. penelitian 1. Tekanan teman pergaulan Tabel 1. Definisi operasional Definisi operasional Tekanan teman yang memberikan pengaruh terhadap perilaku remaja dalam mencari informasi dan menambah wawasan tentang seksualitas. Alat ukur Hasil ukur Skala Kuesioner Total skor tekanan teman pergaulan: untuk kepentingan deskriptif maka dikategorikan sebagai berikut: -tinggi: jika nilai total skor > mean (22.83) -rendah: jika nilai total skor < mean(22.83) Interval 2. Tekanan pacar Ajakan kekasih untuk bercumbu saat berkencan sampai ingin melakukan hubungan seks pra nikah Kuesioner Total skor tekanan pacar: untuk kepentingan deskriptif maka dikategorikan sebagai berikut: -tinggi: jika nilai total skor > median (16.00) -rendah: jika nilai total skor < median (16.00) Interval 3. Rasa penasaran Ketertarikan, suka, dan penasaran terhadap seksualitas. Kuesioner Total skor rasa penasaran: untuk kepentingan deskriptif maka dikategorikan sebagai berikut: -tinggi: jika nilai total skor > median (24.00) -rendah: jika nilai total skor < median (24.00) Interval 4. Media informasi Media cetak, elektronik, dll yang digunakan remaja untuk mencari informasi tentang seksualitas. Kuesioner dan angket Total skor media informasi: untuk kepentingan deskriptif maka dikategorikan sebagai berikut: -banyak: jika nilai total skor > mean (22.92) -sedikit: jika nilai total skor < mean (22.92) Interval 5. Seksualitas pada remaja Hubungan remaja dengan lawan jenis yang diekspresikan melalui sentuhan, ciuman, pelukan, dan hubungan seksual. Kuesioner dan angket Total seksualitas pada remaja: untuk kepentingan deskriptif maka dikategorikan sebagai berikut: -tinggi: jika nilai total skor > mean (27.8) -rendah: jika nilai total skor < mean (27.82) Interval

D. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah Desa Wonopringgo Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. E. Waktu Penelitian Penelitian telah dilakukan pada bulan Agustus 2011. F. Etika Penelitian Sebelum melakukan penelitian maka peneliti telah memperhatikan tentang etika dalam penelitian, mengingat penelitian berhubungan langsung dengan manusia. Menurut Hidayat (2009), etika penelitian antara lain adalah sebagai berikut: 1. Informed Consent Peneliti memberikan penjelasan kepada responden sebelum mengisi kuesioner. Setelah responden mengerti diminta kesediaannya untuk menjadi responden. Kesedian responden tersebut ditandai dengan kesediaan responden menandatangani informed consent yang sebelumnya telah disiapkan oleh peneliti. 2. Anonimity (tanpa nama) Peneliti menjaga kerahasiaan identitas responden sehingga hanya peneliti saja yang mengetahui hasil jawaban dari masing-masing responden. Selanjutnya peneliti hanya memberikan kode nomor pada lembar kuesioner yang urutannya hanya diketahui oleh peneliti saja. 3. Kerahasiaan (confidentiality) Peneliti menjaga kerahasiaan semua informasi yang didapat dari responden. Kerahasiaan informasi ini selanjutnya peneliti masukkan dalam bentuk kode-kode asli yang telah diisi responden akan peneliti simpan dengan baik

G. Alat Pengumpul Data Menurut Arikunto (2002), alat pengumpul data atau instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan kuisioner dan angket. Dalam penelitian ini kuesioner terbagi dalam empat kelompok dan angket terbagi dalam dua kelompok yaitu: 1. Kuesioner A yang berisi karakteristik responden yang terdiri dari umur, jenis kelamin, dan status pendidikan. 2. Kuesioner B yang berisi variabel tekanan teman pergaulan yang terdiri dari 15 pernyataan, pernyataan yang favorable (positif) ada 8 yaitu nomor 1, 2, 3, 5, 7, 11, 13, 14 dan pernyataan yang unfavorable (negatif) ada 7 yaitu nomor 4, 6, 8, 9, 10, 12, 15. Hasil ukur menggunakan total skor tekanan teman pergaulan, untuk kepentingan deskriptif maka dikelompokkan tekanan teman pergaulan tinggi dan tekanan teman pergaulan rendah. 3. Kuesioner C yang berisi tentang variabel tekanan pacar yang terdiri dari 10 pernyataan, pernyataan yang favorable (positif) ada 5 yaitu nomor 1, 2, 4, 6, 7 dan pernyataan yang unfavorable (negative) ada 5 yaitu nomor 3, 5, 8, 9, 10. Hasil ukur menggunakan total skor tekanan pacar, untuk kepentingan deskriptif maka dikelompokkan tekanan pacar tinggi dan tekanan pacar rendah. 4. Kuesioner D yang berisi tentang variabel rasa penasaran yang terdiri dari 15 pernyataan, pernyataan yang favorable (positif) ada 8 yaitu nomor 1, 2, 3, 5, 7, 11, 13, 14 dan pernyataan yang unfavorable (negatif) ada 7 yaitu nomor 4, 6, 8, 9, 10, 12, 15. Hasil ukur menggunakan total skor rasa penasaran, untuk kepentingan deskriptif maka dikelompokkan rasa penasaran tinggi dan rasa penasaran rendah. 5. Kuesioner E yang berisi tentang variabel media informasi pada remaja yang terdiri dari 14 pertanyaan, pertanyaan yang favorable (positif)

ada 7 yaitu nomor 1, 2, 5, 6, 9, 13, 14 dan pertanyaan yang unfavorable (negatif) ada 7 yaitu nomor 3, 4, 7, 8, 10, 11, 12. Hasil ukur menggunakan total skor media informasi, untuk kepentingan deskriptif maka dikelompokkan media informasi yang banyak digunakan dan media informasi yang sedikit digunakan. Di dukung dengan angket yang terdiri dari 8 pertanyaan. 6. Kuesioner F yang berisi tentang variabel seksualitas pada remaja yang terdiri dari 18 pertanyaan, pertanyaan yang favorable (positif) ada 10 yaitu nomor 1, 2, 3, 7, 8, 10, 13, 14, 17, 18 dan pertanyaan yang unfavorable (negatif) ada 8 yaitu nomor 4, 5, 6, 9, 11, 12, 15, 16. Hasil ukur menggunakan total skor seksualitas, untuk kepentingan deskriptif maka dikelompokkan seksualitas tinggi dan seksualitas rendah. Di dukung dengan angket yang terdiri dari 5 pertanyaan. Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih melakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner yang akan dijadikan instrument penelitian. Adapun uji validitas dan reliabilitas dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument (Arikunto, 2002). Untuk mengetahui apakah kuesioner yang telah disusun mampu mengukur apa yang hendak diukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item (pernyataan) dengan skor total kuesioner tersebut. Apabila kuesioner tersebut telah memiliki validitas kontruk, berarti semua item (pernyataan) yang ada di dalam kuesioner itu mengukur variabel yang akan diukur. Pernyataan-pernyataan tersebut diberikan kepada kelompok responden sebagai sasaran uji coba (Notoatmodjo, 2010). Setelah data ditabulasikan, maka pengujian validitas kontruk dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrument (Sugiyono, 2007). Agar diperoleh distribusi nilai hasil pengukuran mendekati normal, maka

sebaiknya jumlah responden untuk uji coba paling sedikit 20 orang (Notoatmodjo, 2010). Uji validitas dilakukan terhadap 30 responden yang diambil dari Desa Gondang Pekalongan yang mempunyai karakteristik yang sama di Desa Wonopringgo Pekalongan. Dalam penelitian ini uji validitas yang digunakan adalah metode product moment yaitu dengan rumus: Ket: rxy ΣX ΣY N : Koefisien korelasi : Jumlah skor item : Jumlah skor total (item) : Jumlah responden Keputusan uji, bila r hitung r tabel artinya valid. Bila r hitung r tabel artinya tidak valid. Berdasarkan hasil uji validitas dari 30 responden di Desa Gondang terdapat instrument yang tidak valid yaitu variabel tekanan teman pergaulan pada nomor 9, 14, 15, variabel rasa penasaran pada nomor 5 dan 15, variabel media informasi pada nomor 1, 4, 6, 11, dan variabel seksualitas pada remaja nomor 9, 15, 16. Instrument yang tidak valid karena r hitung lebih kecil dari r tabel (0,361). Karena instrument yang tidak valid tersebut harus mewakili maka instument diubah isi dan redaksinya kemudian dilakukan uji validitas lagi sehingga instrument menjadi valid semua.

2. Uji Reliabilitas Reliabilitas ini menunjukan bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik (Arikunto, 2002). Dalam penelitian ini uji reliabilitas yang digunakan adalah metode alpha dengan nilai koefisien reliabilitas (Alpha) mendekati 1 sangat baik, bila berada di atas 0,8 baik dan bila berada di bawah nilai 0,6 tidak baik. Artinya, bila nilai Alpha berada di bawah 0,6, maka dapat dikatakan pengukuran yang dilakukan tidak konsisten atau tidak reliable (Nasution, 2006). Adapun rumus metode Alpha adalah sebagai berikut: Ket: r 11 k σ 2 : reliabilitas instrument : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal : jumlah varians butir σ 2 : varians total Keputusan uji, dalam penelitian ini nilai cronbach alpha diatas 0,60 maka variabel dalam penelitian dapat dikatakan reliable atau handal. Berdasarkan uji di atas diperoleh nilai r alpha di atas 0,60, tekanan teman pergaulan nilai alpha (0,9058), tekanan pacar nilai alpha (0,8813), rasa penasaran nilai alpha (0,9089), media informasi nilai alpha (0,8981), dan seksualitas pada remaja nilai alpha (0,9330) maka semua instrument tersebut reliable.

H. Prosedur Pengumpul Data Dalam penelitian ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan yaitu prosedurprosedur pengumpulan data. Adapun prosedur dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. Peneliti telah mengajukan surat permohonan melakukan penelitian kepada Universitas Muhammadiyah Semarang. 2. Peneliti memberikan surat pengantar penelitian kepada Kepala Desa Wonopringgo, Pekalongan, setelah mendapat surat ijin penelitian dari Universitas Muhammadiyah Semarang. 3. Peneliti mengunjungi responden yang telah dijadikan sampel penelitian sesuai dengan teknik sampling yang digunakan kemudian memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan penelitian kepada responden dengan memberikan surat pengantar penelitian. 4. Responden terlebih dahulu mengisi lembar infoment consent sebelum responden mengisi kuesioner. 5. Kemudian peneliti memberikan kuesioner dan angket kepada responden untuk diisi dengan benar dan teliti oleh responden dan peneliti menunggui saat responden mengisi kuesioner. 6. Setelah responden selesai mengisi kuesioner dan angket, kemudian peneliti memeriksa hasil kuesioner dan angket, dan setelah diperiksa semua pertanyaan sudah lengkap terisi sehingga bisa dilanjutkan untuk analisis.

I. Analisis Data 1. Teknik pengolahan data Setelah data terkumpul, diolah agar dapat memberikan arti dalam menyimpulkan problem penelitian. Menurut Hidayat (2009), dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya: a. Editing Mengecek kembali kuesioner yang telah diberikan kepada responden. Kuesioner yang berikan kepada responden telah terisi tiap pertanyaan sehingga tidak ada kuesioner yang perlu dibuang karena tidak lengkap dalam menjawab. b. Coding (Pengkodean) Dilakukan dengan memberikan tanda pada masing-masing jawaban dengan kode berupa angka, sehingga memudahkan proses pemasukan data di komputer. Untuk kuesioner yang jawabannya ya diberi nilai 2 dan jika responden menjawab tidak diberi nilai 1. Untuk kuesioner yang jawabannya banyak diberi nilai 2 dan jika responden menjawab sedikit diberi nilai 1. c. Entry data (Memasukkan data) Memasukkan data yang telah diperoleh ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana dan tabel. d. Cleaning data Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut dimungkinkan terjadi pada saat kita memasukan data ke komputer. e. Melakukan teknik analisis Dalam melakukan teknik analisis, khususnya terhadap data penelitian menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis.

2. Analisis Data a. Analisis Univariat Setiap variabel bebas dan variabel terikat dianalisis dengan uji statistik deskriptif yaitu untuk mendapatkan gambaran mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan seksualitas pada remaja di Desa Wonopringgo Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan yang meliputi tekanan teman pergaulan, tekanan pacar, rasa penasaran, dan media informasi dan penyajian data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan nilai pemusatan data (mean, modus, median) dan nilai penyebaran data (standar deviasi dan max, min). b. Analisis Bivariat Analisis bivariat yaitu untuk mendapatkan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Data yang diperoleh dari jawaban responden diberikan skor setiap item pertanyaan, kemudian dijumlahkan dan dikategorikan sesuai dengan kategori tekanan teman pergaulan, tekanan pacar, rasa penasaran, media informasi dan seksualitas pada remaja. Analisis statistik yang digunakan dengan menggunakan program komputerisasi dengan menggunakan uji kenormalan kolmogorov smirnov, dengan uji statistik korelasi pearson product moment dan korelasi spearman rank. Pada uji kenormalan kolmogorov smirnov, diketahui bahwa untuk variabel tekanan teman pergaulan diperoleh nilai p-value (p) adalah 0.733 > 0.05, variabel media informasi diperoleh nilai p-value (p) adalah 0.163 > 0.05, dan variabel seksualitas pada remaja diperoleh nilai p-value (p) adalah 0.541 > 0.05, artinya data berdistribusi normal sehingga menggunakan uji korelasi pearson product moment. Sedangkan variabel tekanan pacar diperoleh nilai p-value

(p) adalah 0.025 < 0.05 dan variabel rasa penasaran diperoleh nilai p-value (p) adalah 0.005 < 0.05, artinya data berdistribusi tidak normal sehingga menggunakan uji korelasi spearman rank. c. Analisis Multivariate Menguji hubungan beberapa variabel bebas dengan variabel terikat yaitu dengan menggunakan analisis regresi linier berganda (multiple regression). Tujuannya yaitu untuk mengetahui dari beberapa faktor seperti takanan teman pergaulan, tekanan pacar, rasa penasaran, dan media informasi mana yang lebih erat hubungannya dengan seksualitas pada remaja. Berdasarkan hasil regresi linier berganda dapat diketahui hubungan yang lebih erat adalah tekanan pacar dengan seksualitas pada remaja karena nilai koefisiennya (0.516) lebih besar dari variabel lain.