Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan cukup besar jumlahnya. Sumber dana tersebut dapat dikelompokkan

BAB 1 PENDAHULUAN. telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

PENGARUH KINERJA PERUSAHAAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE DAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI KOMPAS 100 PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tabungan di bank, digunakan untuk modal usaha sendiri maupun

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

ABSTRAK. Kata kunci: rasio keuangan, CR, ROA, EPS, dan harga saham

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN SUKU BUNGA TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

I. PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

ABSTRAK. Kata kunci: kinerja keuangan, current ratio, debt to equity ratio, return on assets, earning per share, harga saham

K.K. Zamzami, M. N. Afif Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Djuanda

SKRIPSI. Disusun oleh :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (shahib al-mal) juga memiliki tujuan investasi yang berbeda, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

Firman, Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan...

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PER SHARE PADA INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB V PENUTUP. likuiditas (CR) dan financial leverage (DR) terhadap profitabilitas pada perusahaan

Analisis Faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat mereka peroleh dengan melakukan penerbitan saham kepada masyarakat luas yang

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. penelitian ini sebagai faktor internal perusahaan yaitu Return on Asset (ROA), Debt

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bersumber dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana ke berbagai sektor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Meskipun saham memungkinkan para pemodal untuk. perubahan-perubahan yang terjadi. Baik pengaruh eksternal maupun

BAB I PENDAHULUAN. kali perusahaan tidak bisa memenuhi kebutuhan bisnisnya hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang

Keywords : Earnings Per Share, Return On Investment, Price to Book Value, Price Earnings Ratio, and Stock Price. vii. Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. keuntungan di masa yang akan datang. Hal ini juga di dukung dengan jenis

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah disamping mengarahkan dana dari masyarakat agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang cepat setiap tahunnya yang dipengaruhi oleh melemahnya nilai

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain setiap perusahaan harus mengembangkan usahanya yang

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

BAB I PENDAHULUAN. uang dan pengaruhnya terhadap aset investasi. penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi (Husnan, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. kompleks setiap waktunya, menyebabkan pasar modal dan industri sekuritas

Prosiding Akuntansi ISSN:

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN LQ 45 YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan

2.1 Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA INDUSTRI ROKOK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang pengaruh faktor ekonomi makro dan faktor

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadinya penurunan perekonomian di suatu negara. Menurut Tandelilin (2010:26) pasar modal (capital market) adalah

Bab 1. Pendahuluan. Salah satu alternatif dalam berinvestasi yang mungkin dilakukan adalah

Abstrak. Kata kunci : IHSG, Nilai Tukar, Suku Bunga, Inflasi

BAB I PENDAHULUAN. pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

BAB V PENUTUP. equity ratio terhadap return saham. Berdasarkan hasil penelitian food and

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi maka akan semakin meningkat pula upaya berbagai perusahaan untuk

I. PENDAHULUAN. Indeks kompas 100 merupakan suatu indeks saham yang terdiri dari 100 saham

BAB I PENDAHULUAN. melakukan investasinya selain di bank atau investasi berwujud seperti emas

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB I PENDAHULUAN. yang tak kalah baik dari pelaku usaha pendahulunya. Hal ini mendorong para pelaku

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pasar modal merupakan suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga

ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. bahkan pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang seperti obligasi saham, dan lainnya (Wikipedia). penjualan saham meningkat secara signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi, naiknya suku bunga, dan

BAB I PENDAHULUAN. (Fahmi, 2012).Kemajuan suatu negara antara lain ditandai adanya pasar

BAB I PENDAHULUAN. mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Kinerja keuangan dapat diartikan

PENGARUH VARIABEL FUNDAMENTAL INTERNAL TERHADAP HARGA SAHAM (Studi pada Saham LQ-45 yang Listing Di BEI Periode Tahun )

Mayorove., Pengaruh Rasio Profitabilitas, Solvabilitas, Likuiditas, dan Aktivitas terhadap return...

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : RICKY EKO PRAKOSO NIM. B

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk

Transkripsi:

ISSN : 2338-4794 Vol. 4. No. 1 Januari 2016 PENGARUH EARNING PER SHARE, PRICE TO BOOK VALUE, TINGKAT INFLASI, DAN NILAI KURS DOLLAR TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN SUB SEKTOR INDUSTRI OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA DI BURSA EFEK INDONESIA Ayu Puspitaningtyas *) Program Studi Manajemen UNKRIS Alamat : Kampus UNKRIS Jatiwaringin Jakarta Timur Email : ayundyla@gmail.com Abstract : Indicators like economic macro and firm financial performance had large influence toward stock price. The effect of those indicators could positive or negative. Many investigations show that economic macro and firm financial performance indicators such Earning Per Share, Price To Book Value, Inflation Rate and Exchange Rate have a positive or negative impact toward stock price. This research intended to further examine whether firm financial performance and economic macro indicators such Earning Per Share, Price To Book Value, inflation rate, and exchange rate influence to stock price in Automotive and Parts Industry during period 2006 2012, using multiple regression method. The samples were obtained with Purposive Sampling method from Automotive and Parts Industry. To this end, this research employed an empirical study by using 11 issuers. The hypothesis test result showed that the data had fulfilled classical assumptions such normally distributed, no multicollinearity and free from heteroscdasticity problem. The research showed that Earning Per Share and Price To Book Value has significant influence toward automotive and parts industry stock price. Mean while there is no significantly influence inflation rate and exchange rate when it was tested simultant or partially. Kata kunci : Earning Per Share, Price To Book Value, tingkat inflasi, nilai kurs dan harga saham. PENDAHULUAN Menurunnya nilai indeks bursa saham global dan krisis finansial di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di seluruh media massa. Sebagai negara yang merupakan pusat ekonomi dunia, efek beruntun perlambatan ekonomi AS tadi sangat mempengaruhi kinerja pasar uang dunia. Pengaruh dari krisis finansial akan lebih besar jika terjadi di pasar bebas seperti saat ini. Kesimpulannya krisis ekonomi Amerika Serikat sangat menentukan kondisi dan stabilitas ekonomi global, termasuk di negara Indonesia yang masih tergantung dari kondisi perekonomian Amerika Serikat. Pengaruh lain krisis finansial global terhadap ekonomi makro adalah dengan naik turunnya kurs dollar, Bank Indonesia akan menahan rupiah sehingga akibatnya inflasi akan meningkat. Kedua, gabungan antara pengaruh kurs dollar tinggi dan tingkat inflasi yang tinggi akan berdampak pada sektor investasi dan sektor riil, dimana investasi di sektor riil seperti usaha kecil dan menengah (UKM) dalam hitungan semesteran akan sangat terganggu. Pengaruhnya pada investasi di pasar modal, krisis global ini akan membuat orang tidak lagi memilih pasar modal sebagai tempat yang menarik untuk berinvestasi karena kondisi makro yang kurang mendukung. Krisis ekonomi di Indonesia pada tahun 1997 juga menunjukkan hubungan antara kondisi makro ekonomi terhadap kinerja saham, dimana dengan melemahnya nilai tukar rupiah telah berdampak besar terhadap Pasar Modal di Indonesia. Dengan contoh kasus diatas dan dengan masih meningkatnya pertumbuhan ekonomi dunia maka

perkembangan pasar modal di Indonesia sangat menarik untuk dikaji. Harga saham akan dipengaruhi oleh indeks pasar dan faktor-faktor makro seperti tingkat inflasi, tingkat suku bunga dan pertumbuhan ekonomi. Sehingga pemodal perlu melakukan penilaian terhadap kondisi perekonomian dan implikasinya terhadap pasar modal. Rasio profitabilitas yakni Earning Per Share dan Price To Book Value karena pada rasio Price To Book Value merupakan indikator kepercayaan pasar terhadap prosfek pertumbuhan perusahaan sehingga banyak pelaku pasar modal yang menaruh perhatian terhadap pendekatan Price To Book Value. Pada rasio Earning Per Share merupakan indikator laba yang sering diperhatikan oleh investor yang merupakan angka dasar yang diperlukan didalam menentukan harga saham, untuk mengetahui berapa keuntungan per lembar saham yang dihasilkan perusahaan serta untuk memprediksi pergerakan harga suatu saham. Sektor otomotif & komponennya cukup menarik untuk dijadikan objek penelitian karena sebagian besar pabrik otomotif yang ada di Indonesia hanya melakukan proses perakitan dimana setiap komponen di impor langsung dari negara yang memproduksinya. Sehingga ketika terjadi krisis global dimana nilai tukar mata uang asing khususnya US Dolar naik menyebabkan berdampak negatif pada harga jual produk otomotif tersebut. Perusahaan harus mampu memproduksi sendiri otomotif dan komponennya agar mampu bersaing dan tetap survive. Penelitian ini bertujuan untuk menambah pengetahuan mengenai informasi keuangan dalam melakukan pengambilan keputusan untuk berinvestasi di pasar modal, sehingga dapat memperkecil risiko yang mungkin dapat terjadi sebagai akibat dalam pembelian saham di pasar modal. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda digunakan untuk menunjukkan pengaruh antara variabel satu dengan variabel yang lain. Karena dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel independen maka analisis regresi berganda ini berguna untuk menentukan variabel independen mana yang mempunyai pengaruh yang paling erat dengan variabel dependen. Model regresi linier berganda (multiple linear regression method) yang digunakan dirumuskan sebagai berikut : Y = a + bx 1 + bx 2 + bx 3 + bx 4 + e LANDASAN TEORI Indeks harga saham merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham. Di pasar modal sebuah indeks diharapkan memiliki lima fungsi (BEI, 2008) yaitu: 1. Sebagai indikator tren pasar, 2. Sebagai indikator tingkat keuntungan, 3. Sebagai tolok ukur (benchmark) kinerja suatu portofolio, 4. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif, 5. Memfasilitasi berkembangnya produk derivatif. Ada beberapa macam pendekatan atau metode perhitungan yang digunakan untuk menghitung indeks, yaitu: (1) menghitung rata rata (arithmetic mean) harga saham yang masuk dalam anggota indeks, (2) menghitung (geometric mean) dari indeks individual saham yang masuk anggota indeks, (3) menghitung rata rata tertimbang nilai pasar. Umumnya semua indeks harga saham gabungan (composite) menggunakan metode rata rata tertimbang termasuk di Bursa Efek Indonesia (BEI, 2008). Sekarang ini PT. Bursa Efek Indonesia memiliki 8 macam harga saham yang secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik, sebagai salah satu pedoman bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal (BEI, 2008).

Ke delapan macam indeks tersebut adalah: a). Indeks Harga Gabungan (IHSG), menggunakan semua emiten yang tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. b). Indeks Sektoral, menggunakan semua emiten yang termasuk dalam masing-masing sektor. c). Indeks LQ45, menggunakan 45 emiten yang dipilih berdasarkan kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. d). Jakarta Islamic Index (JII), menggunakan 30 emiten yang masuk dalam kriteria syariah dan termasuk saham yang memiliki kapitalisasi besar dan likuiditas tinggi. e). Indeks Kompas100, menggunakan 100 saham yang dipilih berdasarkan kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. f). Indeks Papan Utama, menggunakan emiten yang masuk dalam kriteria papan utama. g). Indeks Papan Pengembangan, menggunakan emiten yang masuk dalam kriteria papan pengembangan. h). Indeks Individual, yaitu harga saham masing-masing emiten. Seluruh indeks yang ada di BEI menggunakan metode perhitungan yang sama, yaitu metode rata rata tertimbang berdasarkan jumlah saham tercatat. Perbedaan utama yang terdapat pada masing masing indeks adalah jumlah emiten dan nilai dasar yang digunakan untuk penghitungan indeks. Menurut Ahmad Rodoni dan Herni Ali (2010), inflasi dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10 persen setahun; inflasi sedang antara 10 persen sampai dengan 30 persen setahun; inflasi berat antara 30 persen sampai dengan 100 persen setahun dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada diatas 100 persen setahun. Untuk mengukur laju kenaikan tingkat harga-harga umum atau tingkat inflasi, dapat digunakan rumus umum sebagai berikut : CPI t CPI t-1 It = CPI t-1 Dimana : It = Tingkat inflasi pada periode (atau tahun ) t CPI t = Consumer Price Index pada periode t CPI t-1 = Consumer Price Index pada periode t-1 Menurut Jonni Manurung dan Adler Haymans Manurung (2009), harga dari satu mata uang dalam bentuk mata uang luar negeri disebut nilai tukar. Nilai tukar satu mata uang asing mempengaruhi perekonomian apabila nilai tukar mata uang tersebut terapresiasi atau terdepresiasi. Ada dua jenis transaksi nilai tukar yaitu transaksi spot (spot transaction) dan transaksi berjangka (forward transaction). Transaksi spot adalah pertukaran setoran bank, biasanya dengan waktu jatuh tempo dua hari. Transaksi berjangka adalah pertukaran setoran bank dengan spesifikasi waktu berjangka biasanya dengan waktu jatuh tempo lebih dari dua hari. Kasmir (2010) menjelaskan bahwa kinerja perusahaan yang dimaksud disini kurang lebih dapat diukur dari faktor faktor berikut : 1. Faktor kekayaan bersih per saham atau net asset per share (NAPS) atau biasa disebut book value per share. Pendekatan ini biasa disebut juga net asset approach. 2. Faktor laba per saham atau earning per share (EPS). Pendekatan ini biasa disebut earning approach. Semakin tinggi laba per saham mencerminkan kinerja perusahaan yang semakin baik. 3. Volatilitas saham, artinya berapa frekuensi dan volume saham diperdagangkan di bursa. Semakin tinggi volatilitas suatu saham

menandakan bahwa saham tersebut semakin likuid dan mudah dijual sewaktu waktu, serta harga dan resale value-nya lebih mantap. 4. Faktor faktor intern yang dapat dihitung, misalnya : a). Profitabilitas yaitu ukuran yang menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan sumber yang dimiliki. b). Rentabilitas yaitu ukuran yang kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban operasional perusahaan. c). Likuiditas yaitu ukuran yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. d). Solvabilitas yaitu ukuran yang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjang. 5. Faktor intern yang tidak dapat dihitung misalnya kualitas manajemen, popularitas merek, ketergantungan pada pihak lain, resiko usaha dan sebagainya. 6. Faktor ekstern, misalnya suku bunga deposito sebagai faktor pembanding, tingkat inflasi, pajak penghasilan deviden, kekuatan pesaing, yang semuanya itu mempengaruhi harga saham. METODE PENELITIAN Obyek penelitian adalah perusahaan sektor industri otomotif dan komponennya yang tercatat di BEI dari tahun 2006 hingga akhir tahun 2012 yang berjumlah 14 perusahaan atau emiten. Dengan pengambilan sampel secara purposive sampling tersebut maka perusahaan yang layak menjadi sampel yaitu sebanyak 11 perusahaan atau emiten. Data diambil dari website Bursa Efek Indonesia, Biro Pusat Statistik dan Bank Indonesia. Data Harga, Earning Per Share, Price To Book Value, Tingkat Inflasi dan Nilai Kurs Dollar diambil dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2012. Data yang dihitung kemudian dianalisis dengan menggunakan regresi berganda dengan uji F untuk menguji hipotesis pengaruh secara simultan (bersama-sama) dan uji t untuk menganalisis secara parsial (terpisah). HASIL PENELITIAN Pengaruh Earning Per Share, Price To Book Value, Tingkat Inflasi dan Nilai Kurs Dollar Terhadap Harga Perusahaan Sub Sektor Industri Otomotif dan Komponennya di Bursa Efek Indonesia (BEI) Secara Simultan TabeL 1 : Hasil Analisis Regresi EPS PBV Inflasi Dependen = Harga Weight t (Std. hitung p value Error) 0,862 0,592 19,012 0,000* 0,183 453,035 4,010 0,000* 0,031 238,939 0,712 0,479-0,072 Kurs 1,244 Constant = 14172,945 R 2 = 0.868 F hitung (p value) = 118,635 (0,000) -1,648 0,104 menunjukkan pengaruh Earning Per Share (EPS), Price To Book Value (PBV), Tingkat Inflasi dan Nilai Kurs Dollar terhadap harga saham adalah : Y = 14172,945 + 0,862 X 1 + 0,183 X 2 + 0,031 X 3 0,072 X 4 variabel independen internal Earning Per

Share dan Price To Book Value berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan harga saham, sedangkan perubahan variabel eksternal perusahaan yaitu perubahan inflasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap perubahan harga saham serta perubahan nilai kurs dollar berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap perubahan harga saham. Nilai R 2 sebesar 0,868 menunjukkan bahwa lebih dari 80% variasi atau perubahan harga saham (86,8%) dapat dijelaskan oleh variasi perubahan Earning Per Share (EPS), Price To Book Value (PBV), tingkat inflasi dan nilai kurs dollar. Sedangkan nilai F hitung menunjukkan bahwa secara bersama sama, perubahan Earning Per Share (EPS), Price To Book Value (PBV), tingkat inflasi dan nilai kurs dollar berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Perusahaan Sub Sektor Industri Otomotif dan Komponennya di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tabel 2 :Hasil Analisis Regresi Earning Per Share Terhadap Harga EPS Constant = -1592,631 R = 0,909 R 2 = 0,826 Dependen = Harga Weight t p value (Std. hitung Error) 11,879 0,629 18,898 0,000** menunjukkan pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham adalah : Y = -1592,631 + 11,879 X 1 variabel independen Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif dan signifikan 0,826 menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS) memberikan kontribusi sebesar 82,6% kepada harga saham perusahaan sub sektor industri otomotif dan komponennya, sedangkan sisanya sebesar 17,4% disumbangkan faktor lain seperti price to book value, return on asset, current ratio, price earning ratio dan debt equity ratio. Dilihat dari R sebesar 0,909 menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan sangat kuat antara Earning Per Share (EPS) dengan harga saham. Pengaruh Price To Book Value Terhadap Harga Perusahaan Sub Sektor Industri Otomotif dan Komponennya di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tabel 3 : Hasil Analisis Regresi Price To Book Value Terhadap Harga PBV Dependen = Harga Weight Constant = -361,378 R = 0,445 R 2 = 0,198 t hitung p value (Std. Error) 4408,953 1025,307 4,300 0,000** Berdasarkan tabel diatas, maka menunjukkan pengaruh Price To Book

Value (PBV) terhadap harga saham adalah : Y = -361,378 + 4408,953 X 2 variabel independen Price To Book Value (PBV) berpengaruh positif dan signifikan 0,198 menunjukkan bahwa Price To Book Value (PBV) memberikan kontribusi sebesar 19,8% kepada harga saham perusahaan sub sektor industri otomotif dan komponennya, sedangkan sisanya sebesar 80,2% disumbangkan faktor lain seperti earning per share, return on asset, price earning ratio, book value dan debt equity ratio. Dilihat dari R sebesar 0,445 menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan kuat antara Price To Book Value (PBV) dengan harga saham. Pengaruh Tingkat Inflasi Terhadap Harga Perusahaan Sub Sektor Industri Otomotif dan Komponennya di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tabel 4 : Hasil Analisis Regresi Tingkat Inflasi Terhadap Harga Weight (Std. Error) -723,000 Inflasi 623,292 Constant = 10905,984 R = 0,133 R 2 = 0,018 Dependen = Harga t hitung p value - 1,160 0,250 menunjukkan pengaruh tingkat inflasi terhadap harga saham adalah : Y = 10905,984-723 X 3 variabel independen tingkat inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan 0,018 menunjukkan bahwa tingkat inflasi memberikan kontribusi sebesar 1,8% kepada harga saham perusahaan sub sektor industri otomotif dan komponennya, sedangkan sisanya sebesar 99,5% disumbangkan faktor lain seperti nilai kurs, suku bunga dan neraca perdagangan. Dilihat dari R sebesar 0,133 menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan lemah antara tingkat inflasi dengan harga saham. Pengaruh Nilai Kurs Dollar Terhadap Harga Perusahaan Sub Sektor Industri Otomotif dan Komponennya di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tabel 5 : Hasil Analisis Regresi Nilai Kurs Dollar Terhadap Harga Kurs Dependen = Harga Weight (Std. Error) -2,849 3,525 Constant = 33267,989 R = 0,101 R 2 = 0,010 t hitung p value - 0,876 0,384 menunjukkan pengaruh nilai kurs dollar terhadap harga saham adalah : Y = 33267,989 2,849 X 4

variabel independen nilai kurs dollar berpengaruh negatif dan tidak signifikan 0,010 menunjukkan bahwa nilai kurs dollar memberikan kontribusi sebesar 1% kepada harga saham perusahaan sub sektor industri otomotif dan komponennya, sedangkan sisanya sebesar 99% disumbangkan faktor lain seperti tingkat inflasi, suku bunga dan neraca perdagangan. Dilihat dari R sebesar 0,101 menunjukkan bahwa ada hubungan negatif dan lemah antara nilai kurs dollar dengan harga saham. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang diteliti yaitu earning per share, price to book value, tingkat inflasi dan nilai kurs dollar secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham sub sektor industri otomotif dan komponennya. Pengaruh variabel independen terhadap dependen tersebut sebesar 86,8% sedangkan sisanya dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti. Secara parsial, variabel earning per share dan price book value berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham industri otomotif dan komponennya pada periode 2006-2012 yakni masing-masing sebesar 80,6% dan 19,8%. Sedangkan variabel tingkat inflasi dan nilai kurs dollar secara parsial mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham industri otomotif dan komponennya pada periode 2006-2012 yakni masing-masing sebesar 1,8% dan 1%. Saran book value, tingkat inflasi dan nilai kurs dollar terhadap harga saham sektor lainnya sehingga dapat dipilih harga saham sektor mana saja yang tahan terhadap kondisi ekonomi yang tidak stabil dan sektor mana saja yang rentan terhadap tidak stabilnya kondisi ekonomi. DAFTAR PUSTAKA Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan, Penerbit Kencana Prenada Media Group. Jakarta. Rodoni, Ahmad dan Herni Ali. 2010. Manajemen Keuangan, Penerbit Mitra Wacana Media. Jakarta Manurung, Jonni dan Adler Haymans Manurung. 2009. Ekonomi Keuangan dan Kebijakan Moneter. Penerbit Salemba Empat. Jakarta Triayuningsih, Retno. 2003. Analisa Pengaruh Kinerja Keuangan dan Faktor Ekonomi Makro terhadap Return Perusahaan Industri Manufaktur di BEJ periode 1999 2001. Tesis. Semarang: Universitas Diponogoro. Arsyad, Licolin.2001. Peramalan Bisnis. Penerbit PT. BPFE, Yogyakarta Puspita, Karina Dewi. 2008. Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Pasar Setelah Penawaran Perdana di BEI. Tesis. Palembang : Universitas Sriwijaya. Kusumawardani, Angrawit. 2012. Analisa Pengaruh EPS, PER, ROE, FL, DER, CR, ROA Pada Harga dan Dampaknya Terhadap Kinerja Perusahaan LQ45 yang Terdaftar Di BEI Periode 2005-2009. Jurnal Ekonomi. Universitas Gunadarma. Penelitian lebih lanjut akan meneliti pengaruh earning per share, price to