BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

0 (N 0 ) 12,34a 0,35 (N 1 ) 13,17a 0,525 0,7 (N 2 ) (N 3 )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung hibrida

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah.

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan terhadap jumlah anakan rumput Gajah mini Pennisetum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jati. daun, luas daun, berat segar bibit, dan berat kering bibit dan disajikan pada tabel

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di dalam setiap media tanam. Pertumbuhan tinggi caisim dengan sistem

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Pendahuluan Kompos Kotoran Kelinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 7.1) menunjukkan

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil percobaan menujukkan bahwa pemberian sludge limbah tapioka dan pupuk

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) PADA PEMBERIAN PUPUK NITROGEN. Ahmad Masud, Moh. Ikbal Bahua, Fitriah S.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kualitas Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah Varietas Biru Lancor (Allium

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Bunga anggrek memiliki pesona yang menarik penggemar baik di Indonesia

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap parameter tinggi tanaman, berat

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tomat merupakan salah satu dari kelompok sayuran yang memiliki banyak manfaat, diantaranya digunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan dan pemberian berbagai macam pupuk hijau (azolla, gamal, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

BAHAN METODE PENELITIAN

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans, Poir) KULTIVAR KENCANA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. perah dan limbah kubis (Brassica oleracea) pada pembuatan pupuk organik cair

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Variabel Pengamatan Pertumbuhan Kubis

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukkan bahwa penggunaan jenis mulsa dan jarak

BAB I PENDAHULUAN. adanya kandungan karotin, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C. Oleh karena itu,

PENGARUH KOMPOS JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica alboglabra, L.) PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Limbah Cair Tahu pada Tinggi Tanaman

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

HASIL DAN PEMBAHASAN. dan Berat Kering Tanaman. Hasil analisis data masing masing parameter akan. A. Tinggi Tanaman (cm)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

Gambar 2. Regresi antara bahan organik eceng gondok (Eichornia crassipes) pada berbagai perlakuan (X) dengan kadar air pada pf 1 (Y)

Transkripsi:

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Mengembangkan dan membudidayakan tanaman tomat membutuhkan faktor yang mendukung seperti pemupukan, pengairan, pembumbunan tanah, dan lain-lain. Pemberian pupuk seperti pupuk urea memberikan dampak yang beragam terhadap pertumbuhan tanaman tomat, antara lain : tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan berat basah akar. Hal ini dapat dijelaskan melalui hasil penelitian tentang rata-rata pertumbuhan tanaman tomat sebagai berikut : 1. Tinggi Tanaman Hasil analisis sidik ragam tinggi tanaman tomat pada umur 7 HST dan 21 HST (lampiran 1) menunjukan bahwa F-hitung lebih kecil dari F-Tabel pada taraf α= 5 %, sedangkan analisis sidik ragam tinggi tanaman tomat pada umur 35 HST (lampiran 1) menunjukkan bahwa F-hitung lebih besar dari F-Tabel taraf α=5%. Hal ini menunjukkan dosis perlakuan yang diberikan tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tomat pada umur 7 HST dan 21 HST, serta berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tomat pada umur 35 HST yang selanjutnya dilakukan adanya pengujian BNT untuk mengetahui perbedaan dari setiap perlakuan. Tabel 3. Rata-rata Tinggi Tanaman Tomat Perlakuan Dosis Urea (kg/ha) Rataan (cm) 7 HST 21 HST 35 HST PO 0 13,52 tn 19,83 tn 33,20 a P1 75 13,82 20,34 35,35 a P2 150 13,41 19,88 36,63 a P3 225 13,71 20,05 40,24 ab P4 300 14,25 20,99 40,92 b Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman tomat. BNT 5 % = 4,94.

2 Hasil rata-rata tinggi tanaman pada umur 7 HST menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi tanaman tomat tertinggi pada perlakuan P 4 dengan dosis pupuk 300kg/ha dan pertumbuhan tinggi tanaman tomat terendah terdapat pada perlakuan P 2 dengan dosis pupuk 150 kg/ha. Hasil rata-rata tinggi tanaman pada umur 21 HST menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi tanaman tomat tertinggi pada perlakuan P 4 dengan dosis pupuk 300kg/ha dan pertumbuhan tinggi tanaman tomat terendah terdapat pada perlakuan P 0 tanpa pupuk (kontrol). Dari hasil uji BNT menunjukan perlakuan dosis pupuk urea berbeda nyata terhadap parameter tinggi pada umur 35 HST. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata pertumbuhan jumlah tinggi tanaman tomat tertinggi terdapat pada perlakuan P 4 dengan dosis pupuk 300 kg/ha. Sedangkan rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman tomat terendah terdapat pada perlakuan P 0 tanpa pupuk (kontrol). 2. Jumlah Daun Hasil analisis sidik ragam jumlah daun tanaman tomat pada umur 7 HST dan 21 HST (lampiran 1) menunjukan bahwa F-hitung lebih kecil dari F-Tabel taraf α=5%, sedangkan analisis sidik ragam jumlah daun tomat pada umur 35 HST menunjukkan bahwa F-hitung lebih besar dari F-Tabel taraf α=5%. Hal ini menunjukkan dosis perlakuan yang diberikan tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan jumlah daun tanaman tomat pada umur 7 HST dan 21 HST, serta berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan jumlah daun tanaman tomat pada umur 35 HST yang selanjutnya dilakukan adanya pengujian BNT untuk mengetahui perbedaan dari setiap perlakuan.

3 Tabel 4. Rata-rata Jumlah Daun Tanaman Tomat Perlakuan Dosis Urea (kg/ha) Rataan (cm) 7 HST 21 HST 35 HST PO 0 10,44 tn 20,50 tn 43,81 a P1 75 12,31 23,38 52,19 b P2 150 10,56 20,94 47,56 a P3 225 12,06 22,69 57,00 a P4 300 12,81 23,81 57,81 b Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata terhadap jumlah daun tanaman tomat. BNT 5% = 9,77 Hasil rata-rata tinggi tanaman pada umur 7 HST dan 21 HST menunjukan bahwa rata-rata jumlah daun tomat tertinggi pada perlakuan P4, Sedangkan rata-rata jumlah daun tomat terendah terdapat pada perlakuan P0 tanpa pupuk (kontrol). Dari hasil uji BNT menunjukan perlakuan dosis pupuk urea berbeda nyata terhadap parameter jumlah daun pada umur 35 HST. Hal ini menunjukan bahwa ratarata pertumbuhan jumlah daun tanaman tomat tertinggi terdapat pada perlakuan P 4 dengan dosis pupuk 300 kg/ha. Sedangkan rata-rata pertumbuhan jumlah daun tanaman tomat terendah terdapat pada perlakuan P 0 tanpa pupuk (kontrol). 3. Diameter Batang Hasil analisis sidik ragam diameter batang tanaman tomat pada umur 7 HST dan 21 HST (lampiran 1) menunjukan bahwa F-hitung lebih kecil dari F-Tabel taraf α=5%, sedangkan hasil analisis sidik ragam diameter batang tanaman tomat pada umur 35 HST menunjukan bahwa F-hitung lebih besar dari F-Tabel taraf α=5%. Hal ini membuktikan bahwa perlakuan dosis pupuk yang diberikan berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan diameter batang tanaman tomat pada umur 7 HST dan 21 HST, serta berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan diameter batang tanaman tomat pada umur 35 HST yang selanjutnya diperlukan adanya pengujian BNT untuk mengetahui perbedaan dari setiap perlakuan.

4 Tabel. 5 Rata-rata Diameter Batang Tanaman Tomat Perlakuan Dosis Urea (kg/ha) Rataan (cm) 7 HST 21 HST 35 HST PO 0 0,349 tn 0,42 tn 0,52 a P1 75 0,346 0,43 0,53 a P2 150 0,379 0,46 0,59 a P3 225 0,354 0,44 0,58 ab P4 300 0,402 0,50 0,63 b Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata terhadap diameter batang tanaman tomat. BNT 5% = 0,06. Hasil rata-rata diameter batang tanaman pada umur 7 HST menunjukan bahwa rata-rata diameter batang tomat tertinggi terdapat pada perlakuan P4 dengan dosis pupuk 300 kg/ha, Sedangkan rata-rata diameter batang tomat terendah terdapat pada perlakuan P1 dengan dosis pupuk 75 kg/ha. Hasil rata-rata tinggi tanaman pada umur 21 HST menunjukan bahwa ratarata diameter batang tomat tertinggi terdapat pada perlakuan P4 dengan dosis pupuk 300 kg/ha, Sedangkan rata-rata diameter batang tomat terendah terdapat pada perlakuan P0 tanpa pupuk (kontrol). Dari hasil uji BNT menunjukan perlakuan dosis pupuk urea berbeda nyata terhadap parameter diameter batang pada umur 35 HST. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata pertumbuhan diameter batang tanaman tomat tertinggi terdapat pada perlakuan P 4 dengan dosis pupuk 300 kg/ha. Sedangkan rata-rata pertumbuhan diameter batang tanaman tomat terendah terdapat pada perlakuan P 0 tanpa pupuk (kontrol). 4. Berat Basah Akar Hasil analisis sidik ragam menunjukan bahwa F-hitung lebih besar dari F- Tabel pada taraf α=5%. Hal ini membuktikan bahwa perlakuan dosis pupuk yang diberikan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan akar tanaman tomat. Oleh karena

5 itu diperlukan adanya pengujian BNT untuk mengetahui perbedaan dari setiap perlakuan dalam pertumbuhan akar tanaman. Tabel. 6 Rata-rata Berat Basah Akar Tanaman Tomat Perlakuan Dosis Urea (kg/ha) Rataan (cm) PO 0 13,58 a P1 75 14,10 a P2 150 14,56 a P3 225 15,06 ab P4 300 15,35 b Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata terhadap berat basah akar tanaman tomat. BNT 5% = 1,03 Dari hasil uji BNT menunjukan perlakuan dosis pupuk urea berbeda nyata pada parameter berat basah akar. Pada Tabel 6 di atas menunjukan bahwa rata-rata pertumbuhan berat basah akar tanaman tomat tertinggi terdapat pada perlakuan P 4 dengan dosis pupuk 300 kg/ha. Sedangkan rata-rata pertumbuhan berat basah akar tanaman tomat terendah terdapat pada perlakuan P 0 tanpa pupuk (kontrol). B. Pembahasan 1. Tinggi Tanaman Hasil analisis data pertumbuhan tinggi tanaman menunjukkan bahwa perlakuan pupuk urea tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 7 HST dan 21 HST pada taraf α=5 % (lampiran 1). Pada umur 35 HST, dosis perlakuan pupuk urea berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman (lampiran 1). Pengaruh yang nyata ini terlihat setelah pemupukan kedua dilakukan. Hal ini membuktikan bahwa tanaman tomat lebih banyak membutuhkan unsur N yang tinggi, yang menjadikan pertumbuhan tinggi tanaman tersebut meningkat. Oleh karena itu perlakuan dosis pupuk urea berbeda nyata terhadap parameter tinggi tanaman tomat pada 35 HST (Tabel 3).

6 Menurut Mulyati, dkk (2007) yang melakukan penelitian tentang Respon Tanaman Tomat terhadap Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan Urea terhadap Pertumbuhan dan Serapan N, menyimpulkan perlakuan dosis pupuk Urea berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 7 sampai 21 HST. Perbedaan respon ini disebabkan oleh pupuk urea mudah larut dan tersedia bagi tanaman sehingga dapat langsung diserap oleh tanaman. Try Koryati (2004) dalam penelitian Pengaruh Penggunaan Mulsa dan Pupuk Urea terhadap Pertumbuhan dan Produksi Cabai Merah, menambahkan pemberian urea dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman cabai. Pemupukan urea dengan dosis yang lebih tinggi juga akan memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap parameter tinggi tanaman. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ario Pamungkas (2004) tentang Pengaruh Tingkat Komposisi Media Tanam dan Pupuk Urea terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi, menyimpulkan pemberian pupuk urea berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 2-4 MSPT. Hal ini disebabkan unsur hara yang terdapat dalam tanah yang berasal dari pupuk tersebut sudah dapat diserap baik oleh tanaman. Kandungan unsur N didalam pupuk urea adalah 45-46 % sehingga cukup untuk memacu pertumbuhan vegetatif tanaman. 2. Jumlah Daun Hasil analisis data pertumbuhan menunjukkan dalam dosis perlakuan pupuk urea tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada umur 7 HST dan 21 HST pada taraf α=5 % (lampiran 1). Pada umur 35 HST, dosis perlakuan pupuk urea berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman (lampiran 1). Pengaruh yang nyata ini terlihat setelah pemupukan kedua dilakukan. Hal ini membuktikan bahwa tanaman tomat lebih banyak membutuhkan unsur N yang tinggi, yang menyebabkan pertumbuhan jumlah daun tersebut meningkat. Oleh karena itu perlakuan dosis pupuk urea berbeda nyata terhadap parameter jumlah daun tanaman tomat pada 35 HST (Tabel 4). Nitrogen dapat menyehatkan pertumbuhan daun, menjadikan daun tanaman lebar dengan warna yang lebih hijau, meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman, meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan, serta

7 meningkatkan berkembangbiaknya mikro-organisme di dalam tanah yang berpengaruh penting bagi kelangsungan pelapukan bahan organik (Sutedjo, 2010). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mamin Effendi, dkk (2007) tentang Pengaruh Dosis Limbah Media Tanam Jamur Tiram dan Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tomat, yang menjelaskan bahwa dosis urea berpengaruh nyata terhadap jumlah daun yaitu dengan semakin tinggi dosis yang diberikan semakin meningkatkan komponen pertumbuhan tanaman tomat. Menurut Noverita (2005) dalam penelitian tentang Pengaruh Pemberian Nitrogen dan Kompos Terhadap Komponen Pertumbuhan Tanaman Lidah Buaya, menyimpulkan bahwa pemberian pupuk nitrogen berpengaruh nyata terhadap jumlah daun pada umur 10 dan 12 MST. Pemberian pupuk nitrogen yang semakin meningkat akan diikuti oleh peningkatan tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman. Hal ini disebabkan nitrogen yang diberikan akan merangsang pertumbuhan vegetatif tanaman, khususnya daun dan jumlah anakan tanaman. Nitrogen ini merupakan bahan baku penyusun klorofil pada proses fotosintesa. Klorofil yang berfungsi menangkap energi matahari akan menggalakkan proses pengadaan energi yang akan digunakan untuk sintesa makro-molekul, misalnya karbohidrat. Hasil sintesa makromolekul inilah, setelah beberapa kali mengalami perombakkan akan menjadi cadangan makanan, dan akan diakumulasikan pada jaringan-jaringan muda yang sedang tumbuh seperti tanaman yang semakin tinggi, jumlah daun dan jumlah anakan yang semakin meningkat. Setelah terjadi proses fotosintesis, tanaman akan mentranslokasikan sebagian besar cadangan makanannya ke bagian organ vegetatif tanaman meningkatkan pertumbuhan daun sehingga jumlah daun semakin meningkat. 3. Diameter Batang Hasil analisis data pertumbuhan menunjukkan dalam dosis perlakuan pupuk urea tidak berpengaruh nyata terhadap diameter batang tanaman pada umur 7 HST dan 21 HST pada taraf α=5 % (lampiran 1). Pada umur 35 HST, dosis perlakuan pupuk urea berpengaruh nyata terhadap diameter batang tanaman (lampiran 1). Pengaruh yang nyata ini terlihat setelah pemupukan kedua dilakukan. Hal ini membuktikan bahwa tanaman tomat lebih banyak membutuhkan unsur N yang

8 tinggi, yang menghasilkan pertumbuhan diameter batang tersebut meningkat. Oleh karena itu semua perlakuan dosis pupuk urea berbeda nyata terhadap parameter diameter batang tanaman tomat pada 35 HST (Tabel 5). Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Sutedjo (2010) yang menyatakan bahwa nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman, yang pada umumnya sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang, dan akar. Sedangkan Novizan (Mamin Effendi, 2007) menyatakan, bahwa nitrogen dibutuhkan dalam jumlah relatif besar pada setiap pertumbuhan tanaman, khususnya pada tahap pertumbuhan vegetatif seperti pembentukan tunas atau perkembangan batang dan daun. Dari hasil penelitian Try Koryati (2004) tentang pengaruh penggunaan mulsa dan pemupukan urea terhadap pertumbuhan dan produksi cabai merah, menjelaskan pemupukan urea dengan dosis yang lebih tinggi (450 kg/ha) memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap parameter tinggi tanaman, diameter batang, jumlah cabang dan produksi pada tanaman cabai. Hal ini disebabkan karena kebutuhan tanaman akan unsur N terpenuhi untuk meningkatkan pertumbuhan. Selain itu peranan unsur hara nitrogen bagi tanaman yaitu membuat bagian tanaman menjadi hijau karena mengandung klorofil yang berperan dalam fotosintesis, unsur tersebut juga bermanfaat untuk mempercepat pertumbuhan meninggi bagi tanaman, memperbanyak jumlah anakan, mempengaruhi lebar dan panjang daun, serta membuat batang tanaman menjadi besar, menambah kadar protein dan lemak bagi tanaman. 4. Berat Basah Akar Hasil analisis data pertumbuhan menunjukkan dalam dosis perlakuan pupuk urea berpengaruh nyata terhadap akar tanaman tomat pada taraf α=5 % (lampiran 1). Hal ini membuktikan bahwa tanaman tomat lebih banyak membutuhkan unsur N yang tinggi, yang memungkinkan pertumbuhan akar tersebut meningkat. Oleh karena itu perlakuan dosis pupuk urea berbeda nyata terhadap parameter berat basah akar tanaman tomat (Tabel 6). Nitrogen mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan tanaman dan pertumbuhan tanaman. Bila ketersediaan nitrogen terbatas akan menyebabkan

9 pertumbuhan tanaman menjadi kerdil, berkayu, rasio antara akar dan bagian atas tanaman menjadi tinggi. Banyaknya suplai karbohidrat ini bersama-sama dengan nitrogen dan elemen esensial yang lain dalam medium menyebabkan pertumbuhan akar relatif lebih besar. Sebaliknya karena meningkatnya jumlah nitrogen maka pertumbuhan tanaman menjadi meningkat, dan rasio antara akar dengan bagian atas tanaman menurun, Ashari (Agnes Sri Winarni, 2000). Penelitian Try Koryati (2004) tentang pengaruh penggunaan mulsa dan pemupukan urea terhadap pertumbuhan dan produksi cabai merah menjelaskan meningkatkan pertumbuhan dan produksi dengan pemberian urea pada taraf 450 kg/ha, hal ini disebabkan karena kebutuhan akan unsur N terpenuhi. Nitrogen dapat mempercepat pertumbuhan dan memberikan hasil yang lebih besar, mendorong pertumbuhan vegetasi seperti daun, batang dan akar yang mempunyai peranan penting didalam tanaman. Menurut Hakim A.M (2009) dalam Asupan Nitrogen dan Pupuk Organik Cair Terhadap Hasil dan Kadar Vitamin C Kelopak Bunga Rosela, menyatakan pemupukan akan efektif jika sifat pupuk yang ditebarkan dapat menambah atau melengkapi unsur hara yang telah tersedia didalam tanah. Dampak pemupukan yang efektif akan terlihat pada pertumbuhan tanaman yang optimal dan hasil yang signifikan. Hasil penelitian Paat F.J (2011) tentang Simulasi Biomassa Akar, Batang, Daun dan Biji Jagung Hibrida pada Beberapa Perlakuan Pemberian Nitrogen menyatakan hubungan antara biomassa batang yang tinggi dengan ukuran diameter batang yang besar akan diikuti oleh pembentukan akar yang semakin banyak untuk mendukung proses penyerapan hara dan memperkokoh tanaman.