pengangkutan udara dilakukan oleh perusahaan penerbangan dapat dirasakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam zaman modern ini segala sesuatu memerlukan kecepatan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang memuaskan dalam usaha pengembangan ekonomi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas yang tinggi, seperti berpindah dari satu tempat ke tempat lain

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhannya adalah transportasi udara. Transportasi udara merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa serta

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan yang diukur dari pertumbuhan penumpang udara.1

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan penerbangan tumbuh dengan pesat banyak perusahaan atau maskapai

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri, perdagangan, pariwisata, dan pendidikan (ibid, 1998:7).

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan beragam kebutuhan yang diperlukan masyarakat sebagai konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. atau aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari zaman kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan suatu alat transportasi untuk mempermudah mobilisasi. Dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. datang dan berangkat mencapai dan (Buku Statistik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang bercirikan nusantara yang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat luas dan penting untuk pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. terakhir di Indonesia. Sejumlah armada bersaing ketat merebut pasar domestik

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENUMPANG PADA TRANSPORTASI UDARA NIAGA

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan meningkatnya transaksi perdagangan luar negeri. Transaksi

BAB I PENDAHULUAN. A.! Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beribu

BAB I PENDAHULUAN. tanggungjawab dalam arti accountability,responsibility,dan liability. 1 Demikian

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar terbesar di dunia. Pertumbuhan industri penerbangan juga cenderung

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN EVITA KARINA PUTRI JATUHNYA PESAWAT AIR ASIA DENGAN NOMOR PENERBANGAN QZ8501

BAB I PENDAHULUAN. efisien, sehingga pesawat udara adalah pilihan yang tepat dalam transportasi.

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari moda-moda transportasi lain yang ditata dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. itu perkembangan mobilitas yang disebabkan oleh kepentingan maupun keperluan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat sekarang ini menyebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hakikat sebagai makhluk sosial. Proses interaksi tersebut bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan berciri

UKDW. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia berkembang

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dan strategis dalam cakupan upaya pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah Negara kepulauan yang sangat besar dan

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i DAFTAR ISI... i DAFTAR LAMPIRAN... iv Sistematika Pembahasan BAB III... Error! Bookmark not defined.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. itu keselamatan menjadi prioritas utama dalam operasi penerbangan.

Pertanggungjawaban Pengangkutan Udara Komersial dalam Perspektif Hukum Penerbangan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. rapi sehingga dapat menunjang kegiatan pariwisawa. Industri yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan akan jasa pengiriman barang. Banyaknya penduduk yang saling

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang luas yang terdiri dari banyak pulau.

Melalui grafik diatas dapat diketahui bahwa demand penumpang penerbangan di Indonesia terus mengalami penurunan dari tahun 1998 hingga tahun 2000.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 5.1 Peranan Asuransi Dalam Pengembangan Pengangkutan Udara Nasional

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. air, misalnya sektor industri, perdagangan, pariwisata, dan pendidikan. 2

PROGRAM KEKHUSUSAN HUKUM INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. kota Medan adalah PT. Eric Dirgantara Tour & Travel. PT. Eric Dirgantara Tour

I. PENDAHULUAN. yang sangat banyak yaitu kurang lebih 210 juta, dengan total wilayahnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor diantaranya yaitu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya bisnis yang bergerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan untuk masuk berkompetisi di industri penerbangan Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah mendorong timbulnya persaingan yang sangat kompetitif

BAB I PENDAHULUAN. ekstrem dapat dikatakan pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan. mengakibatkan kepemilikan apapun (Kotler, 2002:83).

I. PENDAHULUAN. Masyarakat sangat bergantung dengan angkutan umum sebagai tranportasi penunjang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

TANGGUNG JAWAB JASA ANGKUTAN UDARA TERHADAP KECELAKAAN PESAWAT MELALUI PENELITIAN DI PT GAPURA ANGKASA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Khusus bagi Indonesia sebagai negara kepulauan angkutan udara

BAB I PENDAHULUAN. memberikan prioritas tempat duduk. 1. prioritas pelayanan di terminal; menyediakan fasilitas untuk penyandang

BAB I. PENDAHULUAN. Keberhasilan fenomenal Southwest Airlines di Amerika Serikat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. banyak orang yang melakukan mobilitas dari satu tempat ke tempat yang lain

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas perairan laut, sungai, dan danau.diatas teritorial daratan dan perairan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan. Dimulai dari penerbangan berbiaya yang cukup tinggi (full service

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengacu pada regulasi penerbangan yang terdiri atas Annex dan Dokumen

perputaran roda ekonomi semakin cepat. Di Indonesia, dalam lima tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bisa bepergian kemana saja. Banyak maskapai melihat ini. persaingan penerbangan nasional yang semakin ketat.

TANGGUNG JAWAB MASKAPAI PENERBANGAN APABILA TERJADI KECELAKAAN AKIBAT PILOT MEMAKAI OBAT TERLARANG

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan alat transportasi lainnya karena banyaknya keuntungan yang didapat

KEWAJIBAN PERDATA AIR ASIA TERHADAP KORBAN KECELAKAAN PESAWAT QZ8501

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akhir-akhir ini perkembangan industri jasa transportasi di Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1995 TENTANG ANGKUTAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Menurut Hurriyati (2005, p.49) : untuk bauran pemasaran jasa mengacu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang memudahkan masyarakat untuk melakukan perjalanan jarak jauh.

BAB I PENDAHULUAN. Bandar udara merupakan lapangan terbang yang dipergunakan untuk. tidak dapat di jangkau oleh transportasi darat dan laut.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1995 TENTANG ANGKUTAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Boks 2. Kesuksesan Sektor Jasa Angkutan Udara di Provinsi Jambi

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan yang telah diinvestigasi KNKT, yaitu human factor, teknis dan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kondisi ekonomi, sosial dan pertumbuhan penduduk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan PT. AirAsia Indonesia

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan konsumen sehingga dapat mendatangkan profit bagi perusahaan.

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA ADISUTJIPTO SEBAGAI BANDARA INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis terutama dalam bidang transportasi menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi persaingan yang ketat (Jurnas, 2013). Persaingan ini mendorong

GANTI RUGI DALAM ASURANSI KECELAKAAN PENUMPANG ANGKUTAN UDARA KOMERSIAL

Oleh : BAGUS DWIPURWANTO

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jasa pelayanan maskapai penerbangan dari tahun ke tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menjanjikan terutama di Pulau Bali. Karena Pulau Bali di kenal

BAB I P E N D A H U L U A N. pihak yang mengadakan perjanjian pengangkutan laut ini. Tetapi karena

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Nomor : SKEP / 195 / IX / 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERSETUJUAN TERBANG (FLIGHT APPROVAL)

BAB I PENDAHULUAN. kedaulatan yang ditetapkan oleh Undang-Undang. Berdasarkan letak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anisa Rosdiana, 2013

Lex Privatum, Vol. IV/No. 6/Juli/2016

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya dalam kegiatan pengangkutan udara niaga terdapat dua

TERMINAL PENUMPANG LOMBOK INTERNATIONAL AIRPORT Penekanan Konsep Desain Renzo Piano

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sarana transportasi yang menunjang proses kehidupan ekonomi

Transkripsi:

tanpa didukung adanya jasa angkutan udara, sebab dampak dari adanya pengangkutan udara dilakukan oleh perusahaan penerbangan dapat dirasakan secara langsung, antara lain perhubungan yang cepat, efisien serta nyaman, sehingga pengangkutan udara merupakan pilihan yang paling tepat dalam kehidupan modern yang menuntut segala sesuatunya harus dilakukan secara cepat dan efisien. Pesawat udara mempunyai karakteristik antara lain mampu mencapai tempat tujuan dalam waktu cepat, menggunakan teknologi tinggi, tidak mengenal batas suatu negara, memiliki tingkat keamanan dan keselamatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan moda transportasi lainnya. 2 Negara Republik Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang sangat luas, pengangkutan udara dengan ciri-cirinya diatas mempunyai posisi yang sangat penting dan strategis dalam upaya mewujudkan wawasan nusantara. Harus kita akui bersama bahwa bidang pengangkutan udara sebenarnya telah dikenal sebelum masa perang dunia kedua berlangsung, dimana pemerintah Hindia Belanda telah mengeluarkan beberapa peraturan udara dan masalah-masalah lainnya. Tetapi di negara Indonesia sendiri bidang pengangkutan udara boleh dikatakan mulai mengalami masa perkembangan yang pesat setelah masa kemerdekaan. Di negara Indonesia, pengangkutan udara boleh dikatakan mulai mengalami masa perkembangan yang pesat setelah sesudah masa kemerdekaan. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah penumpang yang diangkut, jumlah dan mutu armada yang di miliki serta jarak penerbangan yang telah ditempuh. 2 H.K Martono, 1987, Hukum Udara, Angkutan Udara dan Hukum Angkasa, Alumni, Bandung, hlm. 102. 2

Dipandang dari segi geografis, luas wilayah, dan penyebaran penduduknya, maka penyelenggaraan angkutan udara di Indonesia dalam kehidupan sehari-hari memegang peran yang sangat penting dalam berbagai kegiatan, karena masyarakat dalam melakukan aktivitas sering menggunakan pesawat udara agar lebih cepat sampai tujuan. Dengan semakin tingginya teknologi penerbangan maka kecepatan dan tingkat keselamatan penerbangpun makin tinggi pula. Namun ketika kenyataan membuktikan bahwa musibah yang menimpa dunia penerbangan masih juga sering terjadi, baik dikarenakan oleh faktor alam atau keadaan pesawat udara itu sendiri. Disamping itu juga kerugian-kerugian yang diderita para pemakai jasa angkutan yang disebabkan oleh sebab-sebab lain masih sering terjadi pula, sehingga masalah tanggung jawab pengangkutan udara yang diberikan oleh perusahaan penerbangan tetap merupakan masalah yang tidak henti-hentinya dibicarakan dan dibahas serta perlu segera dicari jalan pemecahannya dengan cepat dan tepat, karena tanpa pemecahan seperti itu, kemungkinan masalah tersebut akan sulit dan rumit. Dalam setiap penyelenggaraan angkutan udara akan memiliki risiko kerugian akibat kecelakaan yang kemudian berdampak pada konsekuensi hukum. Risiko tersebut khususnya yang berkaitan dengan penyelesaian santunan terhadap pengguna jasa angkutan udara yang mengalami kerugian sebagai bentuk tanggung jawab hukum (legal liability) dari perusahaan angkutan udara. 3 3 H.K. Martono, 2007, Kamus Hukum dan Regulasi Penerbangan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 338. 3

Uraian yang begitu luas mengenai tanggung jawab perusahaan penerbangan yang merupakan pihak pengangkut dalam angkutan udara tidaklah mungkin dilakukan dalam jangka waktu yang sangat singkat untuk mendapatkan penulisan yang benar-benar bermutu. Sebab banyak aspek yang dapat kita kaitkan dengan masalah tanggung jawab perusahaan penerbangan pada pengangkutan udara. Perusahaan penerbangan dalam melayani penerbangan internasional sebagai flag carrier bertugas tidak hanya untuk memperoleh devisa akan tetapi juga mempromosikan tanah air dalam bidang kepariwisataan. Aneka ragam, tradisi, dan budaya serta alam tropisnya yang indah menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan asing. Transportasi udara niaga dewasa ini mengalami perkembangan pesat, hal tersebut dapat dilihat dari banyak perusahaan atau maskapai penerbangan yang melayani jasa penerbangan ke berbagai rute penerbangan baik domestik maupun internasional, sampai dengan tahun 2012 terdapat 39 perusahaan atau maskapai penerbangan yang beroperasi. Perusahaan-perusahaan yang melayani jasa penerbangan niaga diantaranya Garuda, Merpati, Sriwijaya, Mandala Tiger, Lion Air, Indonesia Air Asia dan lain lain. Perkembangan jumlah perusahaan penerbangan di satu sisi menguntungkan bagi para pengguna jasa transportasi udara (penumpang dan pemilik kargo) karena akan banyak pilihan. Perusahaan-perusahaan tersebut bersaing untuk untuk menarik penumpang sebanyak banyaknya dengan menawarkan tarif yang lebih murah atau menawarkan berbagai bonus. Namun di sisi lain, dengan tarif yang murah tersebut sering menurunkan kualitas pelayanan (service), bahkan yang lebih 4

mengkhawatirkan lagi adalah akan menyebabkan berkurangnya kualitas pemeliharaan (maintenance) pesawat sehingga rawan terhadap keselamatan penerbangan dan akan berdampak kurang baik terhadap keamanan, kenyamanan dan perlindungan konsumen. Dalam dunia penerbangan dikenal dua pengertian yakni kejadian (incident), dan Kecelakaan (accident). Kecelakaan (accident) adalah suatu peristiwa di luar kemampuan manusia yang terjadi selama berada di dalam pesawat udara dari bandar udara keberangkatan ke bandar udara tujuan, di mana terjadi kematian atau luka parah atau kerugian yang disebabkan oleh benturan dengan pesawat udara atau semburan mesin jet pesawat udara atau terjadi kerusakan struktural atau adanya peralatan yang perlu diganti atau pesawat udara hilang sama sekali.sedangkan kejadian (incident), adalah peristiwa yang terjadi selama penerbangan berlangsung yang berhubungan dengan operasi pesawat udara yang dapat membahayakan terhadap keselamatan penerbangan. Kecelakaan-kecelakaan pesawat udara tersebut, dapat disebabkan berbagai faktor, antara lain faktor manusia (human), mesin pesawat udara (machine technical), dan cuaca (weather). Dari ketiga faktor tersebut, studi menunjukkan bahwa sekitar 55% kecelakaan pesawat udara karena kesalahan/ kelalaian kapten penerbang sebagai penyebab kecelakaan, sedangkan 45% sisanya disebabkan oleh hal lain yang mendukung terjadinya kesalahan/ kelalaian kapten penerbang tersebut, yang menunjukkan bahwa peran manusia ternyata sebagai faktor rutin yang sering menyebabkan terjadinya kecelakaan pesawat. Setiap kecelakaan penerbangan selalu menimbulkan kerugian bagi penumpang yang tentu saja melahirkan permasalahan hukum, khususnya 5

berkenaan dengan tanggung jawab perusahaan penerbangan atau pengangkut (carrier) terhadap penumpang dan pemilik barang baik sebagai para pihak dalam perjanjian pengangkutan maupun sebagai konsumen. Pada prinsipnya kegiatan pengangkutan udara merupakan hubungan hukum yang bersifat perdata akan tetapi mengingat transportasi udara telah menjadi kebutuhan masyarakat secara luas maka diperlukan campur tangan pemerintah dalam kegiatan pengangkutan udara yaitu menentukan kebijakankebijakan atau regulasi yang berhubungan dengan kegiatan pengangkutan udara sehingga kepentingan konsumen atau pengguna jasa transportasi udara terlindungi. Dalam menentukan pertanggungjawaban perusahaan penerbangan tentunya harus mengacu pada ketentuan-ketentuan yang berlaku baik ketentuan nasional maupun internasional, sehingga dapat ditentukan pihak-pihak yang betanggung jawab dan besaran ganti kerugiannya. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang akan dibahas dalam tesis ini adalah: 1. Bagaimana tanggung jawab perusahaan penerbangan sebagai pihak pengangkut terhadap pembayaran ganti rugi kepada korban kecelakaan pesawat udara;. 6

2. Bagaimana tanggung jawab perusahaan penerbangan terhadap kerugian pihak ke tiga yang ditimbulkan akibat terjadinya kecelakaan pesawat udara. C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui jumlah ganti kerugian yang diberikan perusahaan penerbangan kepada korban kecelakaan pesawat udara sesuai dengan peraturan yang berlaku; 2. Untuk mengetahui besaran ganti kerugianyang diberikan oleh perusahaan penerbangan sebagai pengangkut kepada pihak ke tiga akibat terjadinya kecelakaan pesawat udara, D. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran yang penulis lakukan, analisis yuridis terhadap penyelesaian ganti rugi kecelakaan pada pesawat udara merupakan permasalahan yang selalu berubah-ubah sesuai dengan perkembangan dunia penerbangan, oleh sebab itu penulis berpendapat bahwa penelitian ini merupakan penelitian yang asli dan belum pernah ditulis sebelumnya oleh pihak lain. 7

E. Manfaat Penelitian Dengan bertitik tolak dari latar belakang permasalahan dan perumusan masalah tersebut di atas, kiranya dapat diambil suatu kesimpulan bahwa manfaat dari penelitian yang ingin dicapai dalam rangka penyusunan tesis ini adalah: 1. Untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat khususnya bagi pihak pemakai jasa angkutan udara dengan mengunakan pesawat terbang akan segala hak dan kewajibannya sehubungan dengan masalah tanggung jawab pengangkut dalam hal ini perusahaan penerbangan apabila terjadi musibah atau kecelakaan. 2. Untuk mencari kebenaran ilmiah terhadap tanggung jawab yang di berikan oleh perusahaan penerbangan sebagai pihak pengangkut kepada penumpang sebagai pihak yang menjadi korban, apakah sudah sesuai dengan peraturanperaturan yang ada. 3. Untuk mengetahui sejauhmana batas tanggung jawab perusahaan penerbangan dalam memberikan perlindungan kepada penumpang, apakah telah memenuhi standar penerbangan internasional serta untuk mengetahui bagaimana penyelesaian perjanjian angkutan antara perusahaan penerbangan sebagai pihak pengangkut dan penumpang yang menjadi pihak yang diangkut atau korban dengan adanya pembatasan tersebut. 8

F. Sistematika Penulisan Laporan penelitian ini dibagi dalam lima bab, dimana setiap bab dibagi menjadi beberapa sub bab. Adapun pembahasan dalam bentuk sistematika penulisannya adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab pertama berisi mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, keaslian penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Didalam bab ini akan terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu bagian tentang pengertian tanggung jawab, prinsip tanggung jawab pengangkut dan sistem tanggung jawab BAB III CARA PENELITIAN Didalam bab ini penulis akan membahas mengenai bahan atau materi penelitian, alat, jalan penelitian, analisis hasil, dan kesulitan-kesulitan serta cara pemecahannya. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Didalam bab keempat ini penulis akan menjelaskan mengenai beberapa hal yaitu identifikasi tentang tanggung jawab pengangkut terhadap korban kecelakaan dalam hukum udara serta penyelesaiannya. 9

BAB V PENUTUP Bab lima atau bab terakhir ini berisi dua bagian yaitu kesimpulan, yang merupakan suatu intisari penulisan tesis ini dan saran-saran dari penulis yang kiranya dapat dijadikan masukan guna terciptanya keadilan dalam bidang hukum angkutan udara. Sebagai pelengkap dalam bab ini, penulis melampirkan daftar kepustakaan yang digunakan dalam menyusun tesis ini, dengan maksud bahwa penyusunannya didukung oleh literatur yang dapat dipertanggung jawabkan, sehingga dapat lebih memudahkan bilamana diperlukan. 10