Sukriani 1),Priharyanti Wulandari 2)

dokumen-dokumen yang mirip
Kustriyanti 1),Priharyanti Wulandari 2)

HUBUNGAN PELAYANAN KONSELING KB TENTANG AKDR DENGAN CAKUPAN AKSEPTOR AKDR

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS AKSEPTOR KB TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN

Desi Andriani * Kaca Kunci : Pengetahuan, Pendidikan, AKDR. Daftar pustaka : 16 ( )

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

GAMBARAN MOTIVASI SUAMI TERHADAP KONTRASEPSI MANTAP DI DUKUH SIDOKERTO PURWOMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

Oleh : Eti Wati ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pasangan usia subur(pus) untuk mengikuti Program Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana (KB) menurut UU No.

23,3 50,0 26,7 100,0

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA CAKUPAN KB IUD DI DESA KEBONAGUNG KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG

Anik Nurhayati. Korespondensi : Anik Nurhayati, d/a Puskesmas Kalibaru Jl. Jember No. 39 Kalibaru Kulon ABSTRAK

ABSTRAK. Kata kunci : Kontrasepsi Suntik,Sosial Budaya,Sosial Ekonomi

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD di BPRB Bina Sehat Kasihan Bantul

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU (usia, Pendidikan, Pekerjaan, Dan Paritas ) DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS SUKUDONO SIDOARJO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Mitha Destyowati ABSTRAK

Oleh : Noviyanti, Indria Astuti, dan Siska Erniawati Stikes Jendr.A. Yani Cimahi

GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG METODE ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI DESA BULUTENGGER KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN

JURNAL. DiterbitkanOleh. LPPM STKIES AnNurPurwodadi

Motivasi Ibu dalam Penggunaan KB IUD di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi

Jl. Ki Ageng Selo no. 15 Pati ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dihadapi Indonesia. Dinamika laju pertumbuhan penduduk di

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG IMUNISASI TT DENGAN KELENGKAPAN PEMBERIAN IMUNISASI TT DI DESA BALUN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

Tingkat Ekonomi Keluarga Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi di Dukuh Manukan Sendangsari Pajangan Bantul

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN SIKLUS HAID

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF AKSEPTOR AKTIF HORMONAL SUNTIK 1 BULAN PADA Ny E DENGAN PENINGKATAN BB DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

BAB I PENDAHULUAN. dan misi Program KB Nasional. Visi KB itu sendiri yaitu Norma Keluarga

HUBUNGAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KB PIL ORAL KOMBINASI DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGKONSUMSI KB PIL DI DESA KARANG KECAMATAN DELANGGU KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang relatif tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata, kualitas. penduduk yang harus ditingkatkan (Saifuddin, 2006).

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. mulai menerapkan Program Keluarga Berencana Nasional pada tahun 1970

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. yang muncul di seluruh dunia, di samping isu tentang global warning, keterpurukan

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD

GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )

BAB 1 PENDAHULUAN. petugas membantu dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu

ABSTRAK. Referensi : 16 buku ( ) + 7 kutipan dari internet Kata Kunci : Pengetahuan, tingkat ekonomi, pemilihan alat kontrasepsi..

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia karena masih dijumpainya penduduk yang sangat miskin, yang

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING OLEH BIDAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD TERHADAP AKSEPTOR KB

HUBUNGAN POLA AKTIVITAS SEKSUAL DENGAN KETERATURAN KONSUMSI PIL KB PADA AKSEPTOR KB PIL. Andri Tri Kusumaningrum ABSTRAK

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MULTIPARA TENTANG KONTRASEPSI IUD DI DESA SIDAHARJA WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATIBOGOR

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengendalian tingkat kelahiran dan usaha penurunan tingkat

BAB I. termasuk individu anggota keluarga untuk merencanakan kehidupan berkeluarga yang baik

BAB 1 PENDAHULUAN. sebab apapun yang berkaitan atau memperberat kehamilan diluar kecelakaan. Angka

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI BIDAN PRAKTEK SWASTA FITRI HANDAYANI CEMANI SUKOHARJO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI DENGAN PEMILIHAN ALKON SUNTIK DI BPS DIDIN KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2009

Oleh: Ismail dan Sisca Febryani Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Wiralodra Indramayu

Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Kenaikan Berat Badan 1

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY D P 2002 AKSEPTOR AKTIF SUNTIK 3 BULAN DENGAN MENOMETRORAGIA DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. atau pasangan suami istri untuk mendapatkan tujuan tertentu, seperti

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI TENTANG ALAT KONTRASEPSI VASEKTOMI DI DESA SAMBIROTO NGAWI

BAB I PENDAHULUAN. penghambat pengeluaran folicel stimulating hormon dan leitenizing hormon. sehingga proses konsepsi terhambat (Manuaba, 2002).

HUBUNGAN ANTARA EFEK SAMPING KONTRASEPSI DMPA DENGAN KEJADIAN DROP OUT

pemakaian untuk suatu cara kontrasepsi adalah sebesar 61,4% dan 11% diantaranya adalah pemakai MKJP, yakni IUD (4,2 %), implant (2,8%), Medis

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN MINAT IBU DALAM PEMAKAIAN KONTRASEPSI IUD DI BERGAS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakikatnya adalah upaya mewujudkan tujuan nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penduduk 2010 telah mencapai jiwa (BPS, 2010).

Kesesuaian Sikap Pasangan Usia 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

Nuke Devi Indrawati. Tlp : ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG EFEK SAMPING DEPO MEDROXY PROGESTERON ASETAT

GAMBARAN FAKTOR PASANGAN DAN FAKTOR KESEHATAN ASEPTOR KB SUNTIK DI WILAYAH KELURAHAN MEDONO KOTA PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI BPS INSULAMI DESA NGUWOK KEC

BAB I PENDAHULUAN. tidak disertai peningkatan kualitas hidupnya. Laporan BKKBN (2008)

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2013 tercatat sebesar jiwa, yang terdiri atas jumlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. India, Pakistan, Brazil, dan Nigeria yang memberikan kontribusi besar pada

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA IBU PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBAKAJI KOTA SEMARANG Sukriani 1),Priharyanti Wulandari 2) 1 Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Widya Husada Semarang 2 Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Widya Husada Semarang wulancerank@yahoo.co.id Abstrak Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi dapat membantu ibu primipara untuk memilih metode kontrasepsi yang sesuai dengan dirinya sehingga klien bisa menjadi peserta yang mantap dari suatu metode kontrasepsi,dan upaya untuk mengatasi fenomena yang terjadi yaitu dengan pemberian konseling tentang metode kontrasepsi, efek samping suatu metode kontrasepsi dan dilakukan sosialisasi kontrasepsi secara luas dan kembalinya kesuburan usai tidak menggunakan alat kontrasepsi.untuk mengetahui Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi dengan pemilihan alat kontrasepsi pada ibu primipara diwilayah kerja puskesmas Tambakaji kota Semarang tahun 2013.Penelitian ini merupakan jenis penelitian Non Eksperimental karena tidak adanya intervensi atau rekayasa dari peneliti. Desain yang digunakan adalah deskriptif korelasional karena peneliti mencoba mencari hubungan antar variable yaitu variabel bebas adalah pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi. Dengan variabel terikat yaitu pemilihan alat kontrasepsi. Sifat penelitian ini adalah deskriptif, dengan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional yaitu data yang menyangkut variabel akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan. Sebagian besar ibu Tambakaji Kota Semarang mempunyai pengetahuan yang baik tentang alat kontrasepsi sebanyak 22 responden (42,3%). Sebagian besar ibu primipara di wilayah kerja Kota Semarang memilih sebanyak 31 responden (59,6%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu primipara tentang alat kontrasepsi dengan pemilihan alat konrasepsi di Kota Semarang tahun 2012 (nilai chi square sebesar 10,076 dengan p value = 0,006. Sebaiknya pihak yang terkait dengan KB yaitu tenaga kesehatan melakukan strategi jemput bola dalam penanaman program KB seperti mengadakan penyuluhan tentang KB yang kontinyu dan menyediakan program gratis kepada masyarakat yang kurnag mampu. Kata kunci : pengetahuan, primipara dan alat kontrasepsi LATAR BELAKANG Angka kematian dan kesakitan ibu di Indonesia masih tinggi. berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), angka kematian ibu (AKI) di Indonesia telah berhasil diturunkan dari angka 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2008 dan 2009 menjadi 270 pada tahun 2004, 262 pada tahun 2005, dan 248 pada tahun 2007. Walaupun AKI menunjukkan penurunan dari tahun ke tahun, namun angka ini masih jauh dari yang telah ditetapkan pemerintah dalam target MDGS yaitu 102 dari 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Oleh karena itu 199

upaya penurunan AKI serta peningkatan derajat kesehatan ibu tetap merupakan salah satu prioritas utama dalam penanganan bidang kesehatan. Berdasarkan pendataan terakhir yang dilakukan Badan Pusat Statistik Jawa Tengah, jumlah penduduk Kota Semarang tahun 2008 yaitu 900.420 jiwa. Dari peningkatan jumlah penduduk yang cukup pesat ini, maka pemerintah Indonesia khususnya terus berupaya meningkatkan kualitas program Keluarga Berencana, guna menekan laju pertumbuhan penduduk Indonesia (BP, 2008). Upaya untuk mengangkat derajat kehidupan bangsa antara lain dengan dilaksanakan pembangunan bidang ekonomi dan Keluarga Berencana (KB) secara bersama. Bila gerakan Keluarga Berencana tidak dilakukan bersamaan dengan pembangunan ekonomi dikhawatirkan hasil pembangunan tidak akan berarti. Jumlah penduduk Indonesia tahun 2003 mencapai 210 juta jiwa, dengan angka pertumbuhan 1,6 %. Untuk mengatasi hal tersebut digalakkan program KB Nasional (Wiknjosastro, 2003). Berdasarkan visi dan misi tersebut program Keluarga Berencana Nasional mempunyai kontribusi penting dalam meningkatkan kualitas penduduk (Saifuddin, 2003). Berdasarkan data dari BKKBN Propinsi Jawa Tengah pada Januari 2012 jumlah pasangan usia subur 6.66163 jiwa. Sedangkan peserta KB aktif menunjukkan 4,972,606 dengan jumlah akseptor pil 853,749 (17,17%). Secara khusus data dari BKKBN Kota Semarang pada Januari 2012 dengan jumlah pasangan usia subur sebanyak 255,981 jiwa, peserta KB aktif sebesar 179,500 dengan jumlah akseptor pil 28,679 (11,20%). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang tahun 2012, jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota Semarang tercatat sebesar 256.446 orang. Jumlah total peserta KB aktif sampai dengan bulan Oktober 2012 tercatat sebesar 198.889 dengan rincian masing-masing per metode kontrasepsi IUD sebanyak 14.782 (5,8%), MOW sebanyak 13.965 (5,4%), implant sebanyak 1120 (4,3%), suntik sebanyak 113.476 (44,2%), pil sebanyak 30.004 (11,7%), sedangkan pria yang berperan aktif dalam program KB di Kota Semarang baru mencapai 15.542 orang (6,1%) dengan perincian alkon MOP sebesar 236 orang (0,9%), alkon kondom sebesar 13.306 orang (5,2%). Pada tahun 2012 survei BKKBN menunjukkan jumlah peserta KB di Kecamatan Tambakaji adalah 6.899 orang, peserta IUD sebanyak 3.131 orang, peserta suntik 440 orang, peserta KB pil sebanyak 214 orang, dan jumlah peserta KB implan sebanyak 523 orang. Survey awal di Wilayah kerja puskesmas Tambakaji kota Semarang tahun 2012 menunjukkan bahwa 45,07% peserta memilih kontrasepsi suntik, 1,41% memilih kontrasepsi implan, 38,03% memilih kontrasepsi IUD, 2,82% memilih kontrasepsi pil, dan sebanyak 12,68% memilih kontrasepsi mantap. Hal ini dipengaruhi berbagai faktor, yaitu faktor internal seperti kegagalan (3%), ingin hamil (6%) mengalami efek samping atau kesehatan (10 %) dan 6 % karena alasan lain seperti harga mahal, jarang kumpul, atau kesulitan mendapatkan alat yang diinginkan. Hal tersebut menunjukkan perubahan jumlah peserta KB. Banyak perempuan mengalami kesulitan di dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode metode kontrasepsi tersebut. Pelbagai faktor harus dipertimbangkan, termasuk status kesehatan, efek samping potensial, konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan, besar keluarga yang direncanakan, persetujuan 200

pasangan, bahkan norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin, 2003). METODOLOGI PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang akan menggunakan alat kontrasepsi di Kota Semarang Tahun 2013. Berdasarkan angka kunjungan ibu melahirkan pada wilayah kerja puskesmas Tambakaji bulan November adalah 53 orang, sementara bulan Desember adalah 51 orang. Sehingga populasi dari penelitian ini adalah seluruh calon akseptor KB yang akan memasang atau menggunakan alat kontrasepsi di wilayah kerja Puskesmas Tambakaji Kota Semarang sebanyak 52 calon akseptor KB. Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling yaitu pengambilan sampel dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel dalam penelitian (Hidayat, 2007).Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah sebanyak 52 responden. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati, dicatat oleh peneliti. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui kuesioner terstruktur untuk mengetahui pengetahuan dalam pemilihan alat kontrasepsi. Analisa data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan uji Chi Square, untuk menguji ada tidaknya hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu primipara tentang alat kontrasepsi dengan pemilihan alat kontrasepsi. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari 52 responden yang diambil sebagai sampel dalam penelitian ini sebagian kecil ibu primipara diwilayah kerja Kota Semarang berumur kurang dari 20 tahun sebanyak 9 responden (17.3%), dan sebagian besar ibu primipara di wilayah kerja Kota Semarang berumur antara 20 tahun sampai dengan 30 tahun sebanyak 43 responden (82,7%). Tabel Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Ibu Primipara di N o Hasil penelitian ini diketahui Kota Semarang mempunyai tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP) sebanyak 28 responden (53,8%), yang berpendidikan menengah sekitar 32,7% sekitar 17 responden, dan sebagian kecil mempunyai pendidikan tinggi (D3/S1) sebanyak 7 responden (13,5%). Tabel Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Terakhir di Januari 2013 (n= 52) N o 3. Umur Frekuensi Prosentase < 20 tahun 20 30 tahun 9 43 17,3 82,7 Pendidika n Frekuen si Prosenta se Dasar 28 53,8 Menengah 17 32,7 Tinggi 7 13,5 201

Diketahui bahwa sebagian besar ibu primipara di wilayah kerja kecamatan Ngaliyan Kota Semarang tidak bekerja sebanyak 32 responden (61,5%) dan sebagian kecil ibu primipara bekerja sebanyak 20 responden (38,5%). Tabel Distribusi frekuensi Pekerjaan Ibu Primipara di Wilayah Kerja No Pekerjaan Frekuensi Prosentase Bekerja Tidak beker 20 32 38,5 61,5 ja Hasil penelitian ini menunjukkan kecamatan Ngaliyan Kota Semarang mempunyai pengetahuan yang baik tentang alat kontrasepsi sebanyak 22 responden (42,3%) dan sebagian kecil mempunyai pengetahuan kurang tentang alat kontrasepsi sebanyak 11 responden (21,2%). Tabel Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Primipara Tentang Alat Kontrasepsi di Wilayah Kerja No 3. Pengetahu an Frekue nsi Prosenta se Kurang 11 21,2 Cukup 19 36,5 Baik 22 42,3 Diketahui bahwa bahwa sebagian besar ibu primipara di wilayah kerja kecamatan Ngaliyan Kota Semarang memilih sebanyak 31 responden (59,6%) dan sebagian kecil ibu primipara memilih menggunakan alat kontrasepsi mekanik sebanyak 21 responden (40,4%). Tabel Distribusi Frekuensi Pemilihan Alat Kontrasepsi Ibu Primipara di Wilayah Kerja N o Alat kontrase psi Mekanik Hormonal Frekuen si Prosenta se 21 40,4 31 59,6 Dari hasil penelitian diketahui bahwa ibu primipara yang mempunyai pengetahuan kurang tentang alat kontrasepsi sebagian besar memilih alat kontrasepsi mekanik sebanyak 9 responden (81,8%), dan sebagian kecil 2 responden (18, 2%) memilih kontrasepsi hormonal. Sementara ibu primipara yang mempunyai pengetahuan cukup tentang alat kontrasepsi sebagian besar sebanyak 14 responden (73,7%), dan sebagian kecil 5 responden (26,3%) menggunakan kontrasepsi mekanik. Kemudian ibu primipara yang mempunyai pengetahuan baik tentang alat kontrasepsi sebagian besar memilih sebanyak 15 responden (68,2%), dan hanya sebagian kecil saja 7 responden (31,8%) yang menggunakan kontrasepsi mekanik. Berdasarkan hasil penelitian, kemudian dilakukan analisa data dengan menggunakan perhitungan secara statistik melalui uji Chi Square dengan derajat kepercayaan (95%) dengan kebebasan (df) = 1 Setelah data diolah ternyata terdapat 1 sel (16,7%) yang mempunyai nilai harapan < 5, sehingga dianalisis menggunakan Uji Chi Square 202

dengan tingkat probabilitas α : 0,05. Dari hasil olah data didapatkan chi square sebesar 10,076 dengan p value = 0,006 < 0,05, maka Berdasarkan hipotesa dapat dinyatakan hipotesa (Ho) ditolak dan Hipotesa (Ha) diterima berarti ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu primipara tentang alat kontrasepsi dengan pemilihan alat konrasepsi di Kota Semarang tahun 2013. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar ibu Tambakaji Kota Semarang mempunyai pengetahuan yang baik tentang alat kontrasepsi sebanyak 22 responden (42,3%) dan sebagian kecil mempunyai pengetahuan kurang tentang alat kontrasepsi sebanyak 11 responden (21,2%). Hasil penelitian menunjukan mempunyai pengetahuan yang baik tentang alat kontrasepsi. Hal tersebut ditunjukkan dengan tingginya pemahaman dan animo masyarakat dalam menjalankan keluarga berencana dengan memanfaatkkan alat kontrasepsi yang telah disediakan oleh pihak puskesmas. Baiknya pengetahuan ibu primipara tentang alat kontrasepsi ini tidak terlepas dari usaha tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Tambakaji Semarang ini untuk melakukan penyuluhan tentang alat kontrasepsi baik mengenai keuntungan yang didapatkan maupun tentang kerugian dan efek samping yang ditimbulkannya. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar ibu Tambakaji Kota Semarang memilih sebanyak 31 responden (59,6%) dan sebagian kecil ibu primipara memilih menggunakan alat kontrasepsi mekanik sebanyak 21 responden (40,4%). Hasil penelitian menunjukkan Semarang menggunakan alat kontrasepsi hormonal. Hal ini dapat dijelaskan, bahwa mayoritas masyarakat di Indonesia menggunakan alat kontrasepsi hormonal, karena dipandang sebagai alat kontrasepsi yang paling praktis serta mudah dalam penggunaannya. Sehingga sebagian masyarakat di wilayah kerja juga mengggunakan alat kontrasepsi hormonal karena secara ekonomis alat kontrasepsi hormonal sangat terjangkau oleh masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian, kemudian dilakukan analisa data dengan menggunakan perhitungan secara statistic melalui uji Chi Square dengan derajat kepercayaan (95%) dengan kebebasan (df) = 1 Setelah data diolah ternyata terdapat 1sel (16,7%) yang mempunyai nilai harapan < 5, sehingga dianalisis menggunakan Uji Chi Square dengan tingkat probabilitas α : 0,05. Dari hasil olah data didapatkan chi square sebesar 10,076 dengan p value = 0,006 < 0,05, maka Berdasarkan kriteria penolakan Ho dapat dinyatakan hipotesa (Ho) ditolak dan Hipotesa (Ha) diterima berarti ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu primipara tentang alat kontrasepsi dengan pemilihan alat konrasepsi di Kota Semarang tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu primipara tentang alat kontrasepsi dengan pemilihan alat kontrasepsi di Semarang. Hal tersebut dapat dijelaskan berdasarkan hasil penelitian ibu primipara yang mempunyai pengetahuan kurang tentang alat kontrasepsi sebagian besar memilih alat kontrasepsi mekanik 203

sebanyak 9 responden (81,8%), ibu primipara yang mempunyai pengetahuan cukup tentang alat kontrasepsi sebagian besar menggunakan alat kontrasepsi hormonal sebanyak 14 responden (73,7%) dan ibu primipara yang mempunyai pengetahuan baik tentang alat kontrasepsi sebagian besar memilih sebanyak 15 responden (68,2%). 4. KESIMPULAN Sebagian besar ibu primipara di Kota Semarang berumur antara 20 tahun sampai dengan 30 tahun sebanyak 43 responden (82,7%). Sebagian besar ibu Tambakaji Kota Semarang mempunyai tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP) sebanyak 28 responden (53,8%). Sebagian besar ibu primipara di wilayah kerja Kota Semarang tidak bekerja sebanyak 32 responden (61,5%). Sebagian besar ibu Tambakaji Kota Semarang mempunyai pengetahuan yang baik tentang alat kontrasepsi sebanyak 22 responden (42,3%). Sebagian besar ibu primipara di Kota Semarang memilih menggunakan alat kontrasepsi hormonal sebanyak 31 responden (59,6%). Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu primipara tentang alat kontrasepsi dengan pemilihan alat konrasepsi di Kota Semarang tahun 2013 (nilai chi square sebesar 10,076 dengan p value = 0,006 < 0,05). 5. REFERENSI Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Asdi Maha Satya. Azwar, Saifuddin,2003. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar. Yogyakarta Depkes RI, 1996. Informasi Pelayanan Kontrasepsi. BKKBN. Gulardi, dkk, 2003. Modul Kesehatan Reproduksi. Yayasan Pendidikan Kesehatan Perempuan. Hartanto, Hanafi, 1996. KB dan Kontrasepsi. Pustaka Harapan. Hidayat, Alimul Aziz. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : EGC Horton, Paul B. dan Chester L. Hunt, 1984. Sociology, edisi kelapan. Michigan McGraw- Hill. Terjemahannya dalam bahasa Indonesia, Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, 1993. Sosiologi. Terjemahan Hurlock, Elyzabeth B. 2003. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Kehidupan. Gelora Aksara Pratama Kusmiati, Sri dan Desmaniarti, 1990. Dasar-Dasar Perilaku. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Manuaba, Ida Bagus Gede, 1998. Ilmu Kebidanan. Penyakit Kandungan dan KB. EGC. Martaadisoebrata, 2005. Bunga Rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Notoatmodjo, Soekidjo, 200 Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta, Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan.PT Rineka Cipta, Jakarta Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, 204

Nursalam dan Pariani S, 200 Pendidikan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Sugeng Seto, Saifuddin, Abdul Bahri, 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Sardiman, 2005. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Gravindo Persada, Jakarta Silverton, Louise, 1993. The Art And Science of Widwifery. Prentice Hall,New York. Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan ke -5. Bandung: CV Alfabeta Suradi, Rulina, 1989. Bunga Rampai Menyusui dan Rawat Gabung. Perkumpulan Perinatology Indonesia (PERINASIA), Wiknjosastro, Hanifah, 2007. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta 205