Gambar 6. Peta Kecamatan di DAS Sunter.

dokumen-dokumen yang mirip
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI KEJADIAN BANJIR ROB (PASANG) DI DAS SUNTER PADA 9-13 JANUARI 2008 INDAH RAHAYU

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KENAIKAN MUKA LAUT DAN GELOMBANG PASANG PADA BANJIR JAKARTA

BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN... iii. LEMBAR PERSEMBAHAN... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI...

PETA KAWASAN GENANGAN AIR / BANJIR TINGKAT KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA FEBUARI TAHUN 2007

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter di

BAB III METODE PENELITIAN

MODEL HIDROGRAF BANJIR NRCS CN MODIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN - 1 -

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN.. KATA PENGANTAR.. DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN.

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. tempat air hujan menjadi aliran permukaan dan menjadi aliran sungai yang

TUGAS AKHIR KAJIAN HIDROGRAF BANJIR WILAYAH SUNGAI CILIWUNG DI PINTU AIR MANGGARAI, PROVINSI DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMETAAN DAMPAK KENAIKAN MUKA AIR LAUT DENGAN FILL-CORRECTIONS METHOD (STUDI KASUS : DKI JAKARTA)

PENENTUAN DAERAH REKLAMASI DILIHAT DARI GENANGAN ROB AKIBAT PENGARUH PASANG SURUT DI JAKARTA UTARA

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tabel 3 Kenaikan muka laut Kota Semarang berdasarkan data citra satelit.

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pemetaan Pola Hidrologi Pantai Surabaya-Sidoarjo Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu dan Peristiwa Lapindo Menggunakan Citra SPOT 4

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur

BAB III METODA ANALISIS. desa. Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar antara 6 hingga 13 desa.

DAFTAR LOKASI TPS/DIPO WILAYAH SUKU DINAS KEBERSIHAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. secara topografik dibatasi oleh igir-igir pegunungan yang menampung dan

BAB III METODOLOGI. topik permasalahan yang lebih fokus. Analisa kinerja sistem polder Pluit ini dibantu

BAB 3 METODE PEMETAAN DAERAH BANJIR

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

PENDUGAAN PARAMETER UPTAKE ROOT MENGGUNAKAN MODEL TANGKI. Oleh : FIRDAUS NURHAYATI F

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Uraian Umum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONDISI UMUM WILAYAH. Administrasi dan Teknis

HASIL DAN PEMBAHASAN. Neraca Kebutuhan dan Ketersediaan Air. dilakukan dengan pendekatan supply-demand, dimana supply merupakan

BAB 3 METODE PENELITIAN

II. IKLIM & METEOROLOGI. Novrianti.,MT_Rekayasa Hidrologi

ANALISIS VOLUME TAMPUNGAN KOLAM RETENSI DAS DELI SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENGENDALIAN BANJIR KOTA MEDAN

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENANGANAN KAWASAN BENCANA ALAM DI PANTAI SELATAN JAWA TENGAH

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

BAB II KONDISI UMUM LOKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG

Gambar 10. Peta Jakarta dan Teluk Jakarta

SURAT KETERANGAN PEMBIMBING

3 METODE PENELITIAN. Gambar 7. Peta Lokasi Penelitian

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA. Ciliwung Daerah DKI Jakarta pada beberapa stasiun pengamatan, maka datadata

BAB IV ANALISA DATA. Dalam bab ini ada beberapa analisa data yang dilakukan, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Gabungan antara karakteristik hujan dan karakteristik daerah aliran sungai

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLOGI DAERAH ALIRN SUNGAI DAN METODE PERHITUNGAN CURAH HUJAN OLEH : HERLIANA

Bab V Analisa dan Diskusi

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... iii. LEMBAR PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

STUDI PERBANDINGAN ANTARA HIDROGRAF SCS (SOIL CONSERVATION SERVICE) DAN METODE RASIONAL PADA DAS TIKALA

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke sebuah kawasan tertentu yang sangat lebih tinggi dari pada biasa,

APLIKASI HEC-HMS UNTUK PERKIRAAN HIDROGRAF ALIRAN DI DAS CILIWUNG BAGIAN HULU RISYANTO

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

DATA KEJADIAN BANJIR BULAN FEBRUARI 2015 JUMLAH TERDAMPAK KETINGGIAN AIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IDENTIFIKASI FENOMENA BANJIR ROB JAKARTA UTARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL HIDRODINAMIKA

BAB V ANALISA DATA. Dalam bab ini ada beberapa analisa data yang dilakukan, yaitu :

Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG)

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. curah hujan ini sangat penting untuk perencanaan seperti debit banjir rencana.

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Tujuan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daur Hidrologi

BAB 3 METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

Propinsi Banten dan DKI Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG

IDENTIFIKASI PEMANFAATAN DAERAH SEMPADAN SUNGAI TUKAD AYUNG

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

ANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL, DAN MEI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Besai yang terletak

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di saluran Ramanuju Hilir, Kecamatan Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung.

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Hasil penelitian yang pernah dilakukan

TINJAUAN PUSTAKA. Gambaran umum Daerah Irigasi Ular Di Kawasan Buluh. Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai pada 18 Desember 2003, semasa

III.BAHAN DAN METODE. Gambar 1. Lokasi Penelitian (DAS Ciliwung Hulu)

Dana Rezky Arisandhy (1), Westi Susi Aysa (2), Ihsan (3) Abstrak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

APLIKASI SIG UNTUK EVALUASI SISTEM JARINGAN DRAINASE SUB DAS GAJAHWONG KABUPATEN BANTUL

Jl. Parang Tritis VI No. 2, Pademangan. Jl. Kampung Muka No.420, Pademangan

UJI KECENDERUNGAN UNSUR-UNSUR IKLIM DI CEKUNGAN BANDUNG DENGAN METODE MANN-KENDALL

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL...

PENANGANAN ROB DI PROVINSI DKI JAKARTA DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA

Transkripsi:

8 Gambar 5. Peta Tutupan lahan DAS Sunter (BPDAS Ciliwung-Cisadane 4.6.2 Kecamatan di DAS Sunter Daerah Aliran Sungai (DAS) Sunter memiliki beberapa kecamatan seperti yang terlihat pada gambar 6. Kecamatan yang akan dilihat kejadian banjir rob adalah kecamatan di daerah utara yaitu Cilincing dan Koja karena berbatasan langsung dengan laut. Kecamatan Cilincing sendiri memilki 7 kelurahan yaitu Kali Baru, Marunda, Cilincing Semper Barat, Semper Timur, Suka Pura dan Rorotan. Sedangkan daerah Koja memiliki 6 kelurahan yaitu Koja Utara, Koja Selatan, Lagoa, Rawa Badak, Tugu Utara, dan Tugu Selatan. Gambar 6. Peta Kecamatan di DAS Sunter.

9 III. METODOLOGI 3.1. Alat dan Bahan Bahan 1. Peta Administrasi Jakarta 2. Data Curah Hujan tanggal 9-13 Januari 2008 Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Priok, Stasiun Meteorologi Halim Perdana Kusuma, dan Stasiun Meteorologi Kemayoran. 3. Peta Batas DAS (Daerah Aliran Sungai) Sunter 4. Data Pasang Surut perairan Teluk Jakarta tanggal 9-13 Januari 2008 5. Citra Satelit dari Google Earth untuk daerah Marunda dan Kalibaru Alat Alat yang digunakan dalam analisis dan pengolahan data adalah sebagai berikut : Tabel 2. Software yang digunakan dalam penelitian Software Fungsi Ms. Office Word 2003 Ms. Office Excel 2003 Arc View GIS 3.3 dengan Full Extention Global Mapper 8 Pengolah kata Pengolah angka Analisis data spasial 3.2 Metode Penelitian Metode yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan data tanggal 9-13 Januari 2008 untuk data curah hujan dan data tinggi muka laut teluk Jakarta dikarenakan pada tanggal-tanggal tersebut terjadi banjir Rob di daerah pesisir Jakarta. 3.2.1 Penentuan Aliran Permukaan dengan metode SCS (Soil Conservation Service) 3.2.1.1 Penentuan Hujan Wilayah dengan metode Polygon Thiessen Teknik poligon dilakukan dengan cara menghubungkan satu alat penakar terpasang dengan lainnya dengan menggunakan garis lurus. Metode poligon merupakan metode yang lebih akurat dibanding dengan metode aritmatik, digunakan pada daerah yang letak stasiun hujannya tidak tersebar merata. Metode ini mengabaikan efek topografi dan satu poligon mewakili satu stasiun penakar (Mayong 2006). Tiga stasiun pengamat curah hujan yaitu Tanjung Priok, Kemayoran dan Halim Perdanakusumah mewakili setiap poligon sehingga dapat diperoleh nilai curah hujan dari wilayah DAS sunter. 3.2.1.2 Menghitung limpasan permukaan dari hujan wilayah Hujan wilayah yang dicari pada langkah awal kemudian digunakan untuk mencari limpasan permukaan dengan metode SCS. Persamaan yang berlaku untuk metode SCS adalah sebagai berikut (Asdak 1995) : ( I 0,2S) Q = I + 0,8S Dimana : Q = Limpasan Permukaan (mm) I = Curah Hujan (mm) S = Perbedaan antara curah hujan dan limpasan permukaan (mm). Limpasan permukaan akan berkurang dengan meningkatnya nilai infiltrasi atau nilai S. Untuk menentukan besarnya dapat digunakan persamaan dibawah ini (Asdak 1995) : (25.400) S = 254 CN CN : bilangan kurva (Curve Number ) Penelitian ini menggunakan nilai bilangan kurva (curve number ) DAS Sunter sebesar 89,6 (Ria 2008). 3.2.2 Memetakan Daerah yang Tergenang Banjir Rob (Pasang) Data topografi dari DAS Sunter kemudian dibuat menjadi format grid (x,y,z), dimana x,y merupakan posisi lintang dan bujur, serta nilai z merupakan nilai ketinggian. Setelah dibuat grid, nilai tinggi muka laut yang diperoleh dari Bakosurtanal dikurangi dengan mean sea level Teluk Jakarta sebesar 1.7 meter sehingga didapat genangan air laut ke daratan. Nilai genangan tersebut yang kemudian diquery sebagai nilai z untuk mengetahui daerah-daerah yang tergenang air pasang. Langkah penelitian setelah memetakan daerah banjir pasang air laut di kawasan DAS Sunter adalah membandingkan daerah yang tergenang dengan daerah yang tergenang 2

10 sebenarnya yaitu pada tanggal 9-13 Januari 2008. Peta Topografi DAS Sunter Grid (x, y, z) Data tinggi pasang-surut pengamatan Nilai z (nilai ketinggiaan) Dikurangi data Mean Sea Level Query Tinggi Genangan air pasang Peta Genangan Banjir Rob di DAS Sunter Tiap tanggal pengamatn Gambar 7. Diagram alir metode pemetaan genangan banjir Rob di DAS Sunter Tutupan Lahan Curve Number (CN) Infiltrasi (S) Curah Hujan (CH) Limpasan Permukaan (Q) Gambar 8. Diagram alir metode perhitungan limpasan permukaan 3.2.3 Mengetahui Pengaruh Limpasan permukaan terhadap Kejadian Banjir Rob Hasil perhitungan nilai limpasan permukaan dengan metode SCS kemudian dilihat pengaruhnya terhadap genangan banjir Rob. Untuk mengetahui tambahan genangan yang diakibatkan adanya limpasan permukaan.

11 3.3 Diagram Alir Penelitian Data Curah Hujan tiap stasiun Data tinggi muka laut Curah hujan wilayah (polygon Thiessen) Peta genangan air laut Limpasan permukaan (metode SCS) Peta Banjir Rob DAS Sunter Gambar 9. Diagram alir penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hujan Wilayah Penentuan hujan wilayah untuk Daerah Aliran Sungai (DAS) Sunter menggunakan polygon Thiessen dengan data curah hujan dari tiga stasiun pengamatan hujan yaitu Stasiun tanjung Priok, Halim Perdana Kusuma dan Kemayoran. Nilai curah hujan dari masing-masing stasiun pengamatan hujan dapat dilihat pada lampiran 1. Nilai curah hujan dari masing-masing stasiun akan mew akili satu poligon sehingga akan diperoleh nilai hujan wilayah DAS sunter. Data curah hujan per stasiun pengamatan pada lampiran 1, menunjukan kejadian hujan yang tercatat pada tanggal 9-13 Januari 2008 hanya terjadi pada tanggal 12 Januari 2008. Namun hujan tersebut hanya terjadi di stasiun Tanjung Priok, sedangkan di stasiun Halim dan Kemayoran tidak tercatat kejadian hujan. Perhitungan nilai curah hujan wilayah dengan poligon Thiessen bisa digunakan di daerah penelitian karena daerah penelitian memiliki topografi yang relatif datar. Setiap satu stasiun pencatat hujan mewakili satu wilayah poligon. Nilai dari hujan wilayah pada DAS Sunter dapat dilihat pada tabel 3.

12 Tabel 3. Nilai hujan wilayah per tanggal setiap stasiun pengamatan Stasiun Luas (km 2 ) Curah hujan wilayah 09-Jan-08 10-Jan-08 11-Jan-08 12-Jan-08 13-Jan-08 Tanjung Priok 104,40 0,00 0,00 0,00 16,98 0,00 Kemayoran 28,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Halim 250,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Total 382,41 0,00 0,00 0,00 16,98 0,00 Tabel 4. Cur ah hujan wilayah dan limpasan permukaan per tanggal Limpasan Permukaan Tanggal Curah Hujan (mm) (mm) 09/01/2008 0,00 0,00 10/01/2008 0,00 0,00 11/01/2008 0,00 0,00 12/01/2008 16,98 3,03 13/01/2008 0,00 0,00 4.2 Limpasan Permukaan dengan metode SCS (Soil Conservation Service) Penentuan limpasan permukaan dengan metode SCS menggunakan bilangan kurva DAS Sunter yaitu sebesar 89,6 (Ria 2008), sehingga diperoleh nilai S sebesar 29,48 dan nilai limpasan permukaan dapat dilihat pada tabel 5. Hasil perhitungan nilai curah hujan wilayah pada DAS Sunter seperti yang terlihat pada tabel 4, menunjukkan bahwa limpasan permukaan yang terjadi kecil karena nilai limpasan permukaannya hanya 3,03 mm yaitu pada tanggal 12 Januari 2008, sedangkan pada tanggal-tanggal lain tidak ada limpasan permukaan akibat tidak ada kejadian hujan. Nilai limpasan permukaan yang diperoleh nantinya digunakan untuk mengetahui hubungan limpasan permukaan tersebut terhadap kejadian pasang air laut di wilayah studi penelitian. 4.3 Genangan Akibat Pasang Air Laut Data tinggi muka laut yang diperoleh dari Bakosurtanal, karena keterbatasan data pasang surut pengamatan maka hanya dapat digunakan data selama 5 hari yaitu tanggal 9-13 Januari 2008. Pada tanggal pengamatan perairan Teluk Jakarta sedang mengalami pasang air laut karena bertepatan dengan bulan baru, yaitu bertepatan dengan awal bulan Muharram. Kejadian tersebut mengakibatkan banjir Rob (pasang) di beberapa wilayah di utara Jakarta, termasuk daerah di utara DAS Sunter yaitu Kecamatan Cilincing dan Koja. Kejadian pasang air laut yang tercatat pada tanggal 9-13 Januari 2008 kemudian nilainya dikurangi nilai mean sea level Jakarta sebesar 1, 70 m sehingga akan diperoleh nilai tinggi limpasan air laut ke daratan yang kemudian menimbulkan genangan di beberapa kawasan. Nilai tinggi genangan pasang air laut ke daratan tanggal 9-13 Januari 2008 dapat dilihat pada tabel 5. Tinggi genangan maksimum terjadi pada tanggal 11 Januari 2008 sebesar 720 mm, sedangkan tinggi genangan minimum terjadi pada tanggal 9 Januari 2008 yaitu sebesar 480,99 mm. Nilai tinggi genangan pada tabel 5 kemudian akan digunakan untuk memetakan daerah yang tergenang air laut setiap tanggal sesuai dengan tinggi genangan per hari. Setelah dipetakan maka kemudian dapat diketahui luas daerah yang tergenang.

13 Tabel 5. Nilai tinggi muka laut dan limpasan air pasang. Tanggal (Masehi) Tanggal (Hijriah) Tinggi Muka Laut (mm) Genangan (mm) 09 Januari 2008 29 Dzulhijjah 1428 2180,99 480,99 10 Januari 2008 1 Muharram 1429 2389,14 689,14 11 Januari 2008 2 Muharram 1429 2420,00 720,00 12 Januari 2008 3 Muharram 1429 2344,78 644,78 13 Januari 2008 4 Muharram 1429 2289,59 589,59 4.4 Peta Banjir Rob di DAS Sunter Genangan air laut yang telah diketahui nilainya digunakan untuk memetakan daerahdaerah yang tergenang banjir Rob. Hasil pemetaan genangan air laut ke daratan menunjukkan genangan hanya terjadi di Kecamatan Cilincing, tidak terjadi di Kecamatan Koja. Genangan di kecamatan Cilincing tanggal 9, 10, 12 dan 13 Januari 2008 dapat dilihat lampiran. Sedangkan untuk peta genangan tanggal 11 Januari 2008 dapat dilihat pada gambar 10 dan 11. Daerah yang tergenang di Kelurahan Kalibaru pada tanggal 11 Januari 2008 dapat dilihat pada gambar 10, sedangkan daerah yang tergenang banjir Rob di Kelurahan Marunda pada tanggal 11 Januari 2008 ggambar 11. Kedua gambar tersebut memperlihatkan daerah yang tergenang air laut pada saat tinggi genangan maksimum. Gambar 10. Peta genangan banjir Rob (Pasang) daerah Kalibaru tanggal 11 Januari 2008

14 Gambar 11. Peta genangan banjir Rob (Pasang) daerah Marunda tanggal 11 Januari 2008 Daerah di Kelurahan Kalibaru dan Marunda yang tergenang air pasang laut pada tanggal 11 Januari 2008 (gambar 10 dan 11), daerah yang tergenang ditunjukkan dengan kotak-kotak berwarna merah. Kotak merah tersebut memilki ukuran pixel 0,1 cm dan dari ukuran pixel tersebut didapat nilai luasan banjir tiap tanggal pengamatan. Tabel 6. Luas genangan banjir pasang per tanggal Tanggal Luas (m 2 ) Luas (ha) 09/01/2008 13.000 1,3 10/01/2008 64.000 6,4 11/01/2008 66.000 6,6 12/01/2008 64.000 6,4 13/01/2008 53.000 5,3 Nilai luas genangan banjir pasang di daerah kecamatan Cilincing yaitu meliputi kelurahan Kalibaru dan Marunda tiap tanggal pengamatan yaitu tanggal 9-13 Januari 2008 ditunjukkan pada tabel 6. Nilai luas dinyatakan dalam satuan m 2 dan ha (hektar). Pada tanggal 11 Januari 2008 luas genangan mencapai luas genangan maksimum yaitu sebesar 6,6 ha, hal ini disebabkan tinggi muka laut juga maksimum yaitu mencapai 720,00mm. Sedangkan luas genangan minimum terjadi pada tanggal 9 Januari 2008 yaitu sebesar 1, 3 ha, karena tinggi muka laut hanya sebesar 480,99 mm. Sepanjang bulan Januari 2008, di beberapa Daerah di Jakarta mengalami banjir Rob atau banjir pasang. Beberapa daerah di Jakarta Utara, Timur dan Barat tergenang oleh air laut. Kejadian banjir Rob terjadi mulai dari awal bulan Januari hingga ahhir Januari, namun kejadian tersebut tidak terus menerus. Biasanya kejadian banjir Rob terjadi saat bulan baru atau bulan purnama. Hal ini disebabkan gravitasi bumi, matahari dan bulan. Pada saat bulan purnama, banjir rob lebih besar genangan dan luasnya. Pada kejadian pasang di suatu peraiaran, parameter lokal juga mempengaruhi seperti misalnya topografi, bentuk pantai, tanah dan juga angin. Namun pada penelitian ini parameter tersebut tidak digunakan. Di daerah kajian, yaitu daerah DAS Sunter, daerah yang biasa tergenang banjir Rob yaitu daerah Cilincing, tepatnya di kelurahan Kali Baru dan Marunda. Pada tanggal 10-14 Januari 2008, banjir Rob tersebut terjadi setiap hari, biasanya air masuk ke daratan pada pagi hari dan surut ketika

15 siang hari. Anonim (2008) memberitakan bahwa ketinggian genangan air bervariasi antara 10-40 cm. Beberapa ruas jalan lain yang juga tergenang adalah Lodan Raya, Kapuk, Budi Mulia Raya, Gunung Sahari, dan Jalan Raya Cakung Cilincing. 4.5 Pengaruh Limpasan Permukaan terhadap Banjir Rob Limpasan permukaan yang diperoleh dengan metode SCS (Soil Conservation Service) didapat nilai nol kecuali pada tanggal 12 Januari 2008, yaitu limpasan permukaanya bernilai 3,03 mm. Namun, limpasan permukaan pada tanggal 9-13 Januari 2008 tidak dipetakan karena nilai tersebut yang sangat kecil sehingga jika dipetakan tidak akan terlihat limpasan permukaan dari DAS Sunter. Nilai limpasan permukaan dan genangan air laut dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Nilai limpasan permukaan dan genangan air laut per tanggal Limpasan Tanggal Permukaan (mm) Genangan air laut (mm) 09/01/2008 0,00 480,99 10/01/2008 0,00 689,14 11/01/2008 0,00 720,00 12/01/2008 3,03 644,78 13/01/2008 0,00 589,59 Pada tabel 8 dapat dilihat bahwa limpasan permukaan tidak mempengaruhi besarnya genangan yang terjadi per hari. Hal ini disebabkan limpasan yang nol kecuali pada tanggal 12 Januari 2008, pada tanggal tersebut limpasan permukaan hanya sebesar 3.03 mm. Jadi, limpasan permukaan tidak mempunyai hubungan dengan kejadian banjir pasang yang terjadi pada waktu pengamatan. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pemetaan daerah yang tergenang banjir Rob (pasang) pada tanggal 9-13 Januari 2008 berkisar antara 480-720 mm. Pada tanggaltanggal tersebut daerah yang tergenang banjir Rob adalah daerah kecamatan Cilincing, tepatnya di Kali Baru dan Marunda. Sedangkan untuk luas genangan banjir pasang yang terjadi pada tanggal 9-13 Januari 2008 tersebut berkisar antara 13.000-66.000 m 2. Luas banjir pasang maksimum terjadi pada tanggal 11 Januari 2008 dan luas banjir minimum pada tanggal 9 Januari 2008. Kejadian banjir Rob yang sebenarnya pada tanggal-tanggal pengamatan memiliki ketinggian genangan berkisar antara 10-40 cm di daerah Kali Baru dan Marunda. Perbedaan tinggi genangan hasil pemetaan dengan tinggi genangan banjir sebenarnya diakibatkan pada pemetaan banjir tidak memperhitungkan faktor tanggul yang ada di wilayah utara Jakarta. Keberadaan tanggul dapat membantu mengurangi tinggi genangan air laut ke daratan. Limpasan permukaan Limpasan permukaan tanggal 9-13 Januari 2008 yang diperoleh dengan metode SCS (Soil Conservation Service) di Daerah Aliran Sungai (DAS) Sunter selama tanggal 9-13 Januari 2008 bernilai nol kecuali pada tanggal 12 Januari yaitu sebesar 3,03 mm. Limpasan permukaan yang terjadi tidak dapat dipetakan karena sebagian besar bernilai nol. Nilai limpasan permukaan yang dipero leh tersebut tidak mempengaruhi ketinggian maupun luasan banjir pasang yang terjadi pada saat tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa limpasan permukaan tidak mempunyai hubungan dengan kejadian banjir pasang pada tanggal-tanggal pengamatan. 5.2 Saran Keterbatasan akan data tinggi muka air laut (pasang-surut) menyebabkan data yang digunakan sebagai tanggal pengamatan kurang jumlahnya, sehingga data curah hujan yang digunakan pada tanggal yang sama. Sedangkan pada tanggal-tanggal tersebut sedikit kejadi an hujan. Nilai perhitungan curah hujan sebaiknya tidak menggunakan polygon Thiessen karena menghasilkan nilai hujan wilayah yang terlalu besar selisihnya dengan nilai hujan titik di satu pengamatan. Limpasan permukaan dengan metode SCS yang terhitung nilainya sangat kecil akibat kecilnya nilai hujan wilayah. Metode ini juga hanya mempertimbangkan faktor penggunaan lahan dan curah hujan. Penggunaan nilai CN yang didapat dari penelitian orang lain juga mempengaruhi hasil penelitian. Akan lebih baik jika CN diperoleh dengan perhitungan di lapagan. Kejadian banjir Rob perlu diteliti lebih lanjut terutama jika kejadian tersebut terjadi pada saat Jakarta dilanda banjir besar. Namun perlu diperhatikan masalah ketersediaan data tinggi muka laut (data pasang surut)