PETUNJUK TEKNIS PENERAPAN SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BADAN KETAHANAN PANGAN TINGKAT PROPINSI YANG TELAH MEMBENTUK BADAN

DESKRIPTIF STATISTIK GURU PAIS

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA. No Nama UPT Lokasi Eselon Kedudukan Wilayah Kerja. Bandung II.b DITJEN BINA LATTAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

PETUNJUK TEKNIS FASILITASI SERTIFIKASI PERTANIAN ORGANIK

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/18/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian dan

PAGU SATUAN KERJA DITJEN BINA MARGA 2012

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan

NAMA DAN ALAMAT DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Nama Dinas. Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi NAD. Alamat Kantor

PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN STABILITAS HARGA PANGAN TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA,

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015

NOMOR : 36 TAHUN 2015 TANGGAL z 9 SEPTEMBER2OlS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG

PEMBINAAN KELEMBAGAAN KOPERASI

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)

PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN DENGAN METODE PASSIVE SAMPLER TAHUN 2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

KEPUTUSAN MENTER! AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PROVINSI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG

EVALUASI KEGIATAN FASILITASI PUPUK DAN PESTISIDA TAHUN 2013

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

Buku ini bertujuan untuk memberikan gambaran kinerja Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sepanjang tahun 2016.

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TENTANG

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PAGU ANGGARAN ESELON I MENURUT PROGRAM DAN JENIS BELANJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA. 2012

ALOKASI ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2016

Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017

- 1 - PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan I

2016, No Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

UPT-BPSPL Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut DAN. UPT-BKKPN Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional

KEMENTERIAN AGAMA R.I.

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2016

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)

SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2015 BERDASARKAN JENIS BELANJA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2007 TENTANG

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 72/Permentan/OT.140/10/2011 TANGGAL : 31 Oktober 2011

BKN. Kantor Regional. XIII. XIV. Pembentukan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

KEBIJAKAN TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 087/O/2003 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMIN MUTU PENDIDIKAN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

SURVEI PERUSAHAAN PERKEBUNAN TAHUN 2014

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2016 UNTUK PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN

INDONESIA Percentage below / above median

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro)

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

PENGUMUMAN. tanggal Mei 2012 puku WIB. NOMOR:

BAB I KETENTUAN UMUM. peraturan..

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 72/Permentan/OT.140/10/2011 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERTANIAN

PENDATAAN RUMAH TANGGA MISKIN DI WILAYAH PESISIR/NELAYAN

SOSIALISASI E-PROPOSAL UNTUK PERENCANAAN TAHUN 2016

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF TENAGA LAPANGAN DIKMAS (TLD)/ FASILITATOR DESA INTENSIF (FDI) Lampiran 3

RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Tata kerja. Panitia urusan piutang negara.

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2015 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2015

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 01/MEN/2007 TENTANG

Rencana Aksi Pengembangan Industri Unggulan Provinsi Buku Peta Jalan Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi...

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS, dan FUNGSI BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

DATA INSPEKTORAT JENDERAL

KEBUTUHAN FORMASI CPNS BNN TAHUN 2013

INDEKS TENDENSI KONSUMEN

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016

PROGRAM KERJA TAHUN 2013 DAN RENCANA KERJA TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

MENTERI HUKUM DAN HAM R.I REPUBLIK INDONESIA

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

Transkripsi:

PETUNJUK TEKNIS PENERAPAN SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANAN 2016

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-nya sehingga Petunjuk Teknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan Tahun 2016 telah dapat diselesaikan. Penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan pada pelaku usaha pertanian bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pertanian melalui mekanisme penjaminan (sertifikasi/registrasi) yang dilakukan oleh Otoritas Kompeten Keamanan Pangan/Lembaga Penilai Kesesuaian. Pelaku usaha yang sudah menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan dan mendapatkan sertifikasi/registrasi berhak mencantumkan logo sistem jaminan mutu dan keamanan pangan dan atau nomor register Produk Dalam (PD) atau Produk Luar (PL) pada produk yang dihasilkan. Mengingat sertifikasi/registrasi produk hasil pertanian tidak hanya didasarkan pada penilaian produk akhir saja, melainkan dimulai dari proses produksi sampai distribusi yang terdokumentasi, diperlukan pendampingan oleh pihak terkait baik pusat, daerah maupun instansi lainnya. Petunjuk Teknis ini merupakan acuan pelaksanaan penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan bagi pihak terkait baik pusat, daerah maupun instansi lainnya. Kiranya petunjuk teknis ini dapat dilaksanakan dengan baik oleh semua pihak terkait. Semoga bermanfaat. Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Hasil Sembiring NIP. 196002101988031001 i

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iii DAFTAR GAMBAR iv I PENDAHULUAN 1 I.1 Latar Belakang 1 I.2 Maksud 2 I.3 Tujuan, Sasaran dan Indikator 3 Keberhasilan I.4 Pengertian 3 II PELAKSANAAN KEGIATAN 6 2.1 Mekanisme Pelaksanaan 7 2.2 Pembinaan dan Penerapan Sistem 10 Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan III PELAPORAN 18 IV KETENTUAN LAIN 18 VI PENUTUP 19 VII LAMPIRAN 20 ii

DAFTAR TABEL Tabel 1 Lokasi Pembinaan Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan TA 2016 2 Materi Apresiasi/Sosialisasi Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan 3 Materi Bimbingan Teknis Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan Halaman 8 12 14 iii

DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Alur Proses Pembinaan dan Penerapan Sistem Jaminan Mutu Keamanan Pangan 2 Bagan alir Sertifikasi/Registrasi Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan Halaman 10 16 iv

1

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN sejak tanggal 31 Desember 2015, tuntutan konsumen terhadap standar mutu dan keamanan pangan produk hasil pertanian sudah tidak bisa dihindarkan lagi. Produk hasil pertanian yang memenuhi standar mutu dan keamanan pangan akan mampu bersaing di pasar domestik maupun internasional. Dalam upaya mewujudkan sistem jaminan mutu di Indonesia, Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan standardisasi melalui Peraturan Pemerintah No.102 tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional yang selanjutnya PP dimaksud dijabarkan di sektor pertanian melalui keputusan-keputusan Menteri Pertanian No.170 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Standardisasi Nasional di sektor pertanian. Dalam keputusan ini juga memuat tentang kebijakan sistem jaminan mutu di sektor pertanian. Penerapan jaminan mutu merupakan langkah penting bagi pelaku usaha untuk mendapatkan pengakuan formal terkait dengan jaminan mutu yang diwujudkan dalam bentuk sertifikat. Sertifikat tersebut merupakan alat bukti penerapan sistem manajemen mutu dan menjadi jaminan terhadap dapat diterimanya suatu produk pertanian baik dipasar domestik, regional maupun internasional. Tingkat pemahaman poktan/gapoktan terhadap sistem jaminan mutu dan keamanan pangan untuk menghasilkan produk hasil pertanian yang aman dan bermutu saat ini masih rendah, sehingga sangat diperlukan pendampingan dari pihak terkait baik dari pemerintah maupun swasta 1

dalam penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan. Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia pertanian, khususnya dibidang penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan, dipandang perlu diselenggarakan kegiatan bimbingan teknis bagi penyuluh, pendamping dan poktan/gapoktan melalui kegiatan Fasilitasi Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan. Kegiatan ini dilaksanakan di beberapa provinsi di Indonesia di mana Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah sudah siap melakukan penilaian terhadap penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan pada poktan/gapoktan/pelaku usaha pertanian. Agar kegiatan fasilitasi penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan dan sasaran yang diharapkan, maka dibutuhkan Petunjuk Teknis Penyelenggaraan kegiatan dimaksud sebagai acuan penyelenggaraan bagi petugas terkait baik Pusat, Daerah maupun instansi lainnya. 1.2 Maksud Petunjuk Teknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan, dimaksudkan sebagai acuan bagi petugas pusat, daerah dan instansi terkait lainnya dalam melaksanakan kegiatan diwilayah kerjanya sesuai DIPA TA 2016. 1.3 Tujuan, Sasaran dan Indikator Keberhasilan a. Tujuan Penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pertanian melalui mekanisme 2

penjaminan (sertifikasi/registrasi) yang dilakukan oleh Otoritas Kompeten Keamanan Pangan/ Lembaga Penilai Kesesuaian. b. Sasaran Poktan/Gapoktan lingkup pertanian di 25 provinsi (50 lokasi) mampu menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan sehingga siap disertifikasi/ registrasi oleh Otoritas Kompeten Keamanan Pangan/ Lembaga Penilai Kesesuaian. c. Indikator Keberhasilan - Output : Terlaksananya bimbingan teknis penerapan jaminan mutu dan keamanan pangan bagi poktan/gapoktan/pelaku usaha pertanian di 25 Provinsi (50 lokasi) sehingga siap disertifikasi/ diregistrasi. - Outcome : Tersedianya produk pertanian yang memiliki jaminan mutu dan keamanan pangan dalam bentuk sertifikasi/registrasi. 1.4 Pengertian : 1. Kelompok Tani atau poktan adalah kumpulan petani yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota, ditunjukkan dengan adanya administrasi kelompok. Kelompok yang dimaksud telah dikukuhkan oleh instansi/pejabat yang berwenang; 2. Gabungan kelompoktani atau gapoktan adalah kumpulan beberapa kelompoktani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala 3

ekonomi dan efisiensi usaha; ditunjukkan dengan adanya administrasi gabungan kelompok; 3. Bimbingan teknis adalah kegiatan pemberian bimbingan secara sistematis kepada individu maupun kelompok, agar tahu, paham, mau dan mampu mengembangkan, mengimplementasikan dan memecahkan berbagai masalah yang dihadapi. Bimbingan teknis merupakan sarana manajemen sebagai proses berkesinambungan yang mempengaruhi perilaku; 4. Good Manufacturing Practices (GMP) adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memproduksi suatu produk olahan antara lain mencakup lokasi, bangunan, ruang dan sarana pabrik, proses pengolahan, peralatan pengolahan, penyimpanan dan distribusi produk olahan, kebersihan dan kesehatan pekerja, serta penanganan limbah dan pengelolaan lingkungan; 5. Good Handling Practices (GHP) adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan setelah panen, penanganan pasca panen, standardisasi mutu, lokasi, bangunan, peralatan dan mesin, bahan perlakuan, wadah dan pembungkus, tenaga kerja, Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3), pengelolaan lingkungan, pencatatan, pengawasan dan penelusuran balik, sertifikasi, dan pembinaan dan pengawasan; 6. Keamanan pangan adalah jaminan bahwa pangan tidak akan menyebabkan bahaya bagi konsumen jika disiapkan dan/atau dikonsumsi sesuai dengan tujuan penggunaan; 4

7. Laboratorium Pengujian adalah suatu institusi/ lembaga yang melakukan kegiatan pengujian terhadap contoh pangan hasil pertanian sesuai spesifikasi/metode uji. Laboratorium dimaksud adalah laboratorium yang diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) atau laboratorium yang ditunjuk oleh Ditjen Tanaman Pangan untuk ruang lingkup pengujian keamanan pangan hasil tanaman pangan. 8. Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Pusat (OKKP-P) adalah lembaga/institusi atau unit kerja di lingkup Kementerian Pertanian yang sesuai dengan tugas dan fungsinya diberikan kewenangan untuk melaksanakan pengawasan sistem jaminan mutu pangan segar hasil pertanian, dalam hal ini adalah Badan Ketahanan Pangan; 9. Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKP-D) adalah lembaga/institusi atau unit kerja di lingkup Pemerintah Daerah yang sesuai dengan tugas dan fungsinya diberikan kewenangan untuk melaksanakan pengawasan sistem jaminan mutu pangan segar hasil pertanian; 10. Pelaku Usaha Agribisnis dan/atau Agroindustri (PUA) adalah perorangan Warga Negara Indonesia, kelompok tani (poktan), gabungan kelompok tani (gapoktan) atau korporasi yang dibentuk menurut hukum Indonesia yang mengelola usaha pertanian; 11. Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) adalah pangan yang berasal dari tumbuhan dan belum mengalami pengolahan serta dapat dikonsumsi langsung dan/atau menjadi bahan baku pengolahan pangan; 5

12. Petugas Pengambil Contoh (PPC) adalah petugas/personel yang terampil dan kompeten memenuhi kriteria pedoman BSN 503:2004 Kriteria Petugas pengambil Contoh yang ditugaskan untuk melaksanakan pengambilan contoh sesuai prosedur/ketentuan; 13. Standard Operating Procedure (SOP) adalah prosedur pendokumentasian, pengawasan, pemantauan dan tindakan koreksi terhadap kegiatan spesifik untuk setiap tahap produksi, yang terdapat pada suatu unit usaha; 14. Standar Sanitation Operation Procedure (SSOP) adalah prosedur pendokumentasian pengawasan, pemantauan dan tindakan koreksi terhadap sanitasi yang spesifik untuk setiap lokasi tempat makanan yang diproduksi/unit produksi, yang harus dimiliki oleh setiap pelaku usaha; 15. Validasi adalah suatu tindakan yang membuktikan bahwa suatu proses/metode dapat memberikan hasil yang konsisten sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dan terdokumentasi dengan baik; 16. Verifikasi adalah evaluasi metode, sistem, prosedur, pengujian dan penilaian penerapan sistem jaminan mutu yang dilaksanakan oleh institusi terkait. 6

II PELAKSANAAN KEGIATAN 2.1 Mekanisme Pelaksanaan 2.1.1 Pusat a. Melakukan koordinasi dan pengawalan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh Provinsi dan Kabupaten antara lain: Sosialisasi sistem jaminan mutu dan keamanan pangan; Pendampingan penyusunan dokumen sistem mutu; Penyiapan sertifikasi/registrasi sistem mutu dan keamanan pangan. b. Melaksanakan pengawalan penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan terhadap poktan/ gapoktan/pelaku usaha pertanian peserta Bimbingan Teknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan. 2.1.2 Provinsi/Kabupaten/Kota a. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Bimbingan Teknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan; b. Melakukan identifikasi calon pelaku penerap sistem jaminan mutu dan keamanan pangan yang pelaksanaanya dikoordinasikan dengan dinas Kabupaten/kota; c. Fasilitator sistem jaminan mutu dan keamanan pangan dinas Provinsi/Kabupaten/Kota lingkup pertanian melakukan pendampingan pelaksanaan penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan (sistem kendali internal); d. Dinas Provinsi lingkup pertanian bertanggung jawab dalam pengajuan sertifikasi/registrasi 7

Produk Segar Asal Tumbuhan (PSAT)/registrasi Produk Dalam (PD) kepada OKKP-D. 2.1.3 Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKP- D) Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKP- D) sebagai lembaga pengawas mutu dan keamanan pangan melakukan penilaian registrasi Produk Segar Asal Tumbuhan (PSAT)/registrasi Produk Dalam (PD) terhadap pelaku usaha pertanian/poktan/gapoktan yang sudah menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan. 2.1.4 Lokasi dan Jadwal Lokasi pembinaan penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan tertera pada tabel 1 Tabel 1. Lokasi Pembinaan Penerapan Sistem Jaminan Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan TA 2016. No Provinsi Jumlah (kelompok) 1 Aceh 2 2 Sumut 2 3 Sumbar 2 4 Riau 2 5 Jambi 2 6 Sumsel 2 7 Bengkulu 2 8 Lampung 2 9 Jabar 2 10 Jateng 2 11 DIY 2 12 Jatim 2 13 Kalbar 2 14 Kalteng 2 8

15 Sulteng 2 16 Sulsel 2 17 Sultra 2 18 Bali 2 19 NTB 2 20 NTT 2 21 Maluku Utara 2 22 Banten 2 23 Gorontalo 2 24 Papua Barat 2 25 Sulbar 2 Jumlah 50 Keterangan: - Provinsi yang hanya menerima kegiatan dekonsentrasi, bimbingan teknis sistem jaminan mutu dan kemanan pangan untuk poktan/gapoktan ditetapkan oleh dinas provinsi; - Provinsi yang menerima kegiatan dekonsentrasi dan tugas pembantuan, bimbingan teknis penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan diutamakan untuk CP/CL kegiatan tugas pembantuan. - Provinsi dapat menetapkan prioritas komoditi berdasarkan potensi produksi diwilayahnya. - Pelaksanaan Bimbingan Teknis Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan TA 2016 sebaiknya dilaksanakan paling lambat pada Tri wulan ke-dua. Pengajuan registrasi Produk Segar Asal Tumbuhan/ Register Produk Dalam (PD) ke OKKP-D dapat dilakukan di tri wulan ke-tiga. 9

2.2 Pembinaan dan Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan Tahapan pembinaan penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan dapat dilihat pada gambar 1. Identifikasi Apresiasi dan sosialisasi Pembentukan Tim Keamanan Pangan BimbinganTeknis Penyusunan Dokumen Sistem Mutu Sosialisasi di Poktan Penerapan Dokumen Sistem Uji laboratorium Verifikasi Tindakan perbaikan Permohonan Sertifikasi/Registrasi ke OKKP-D Gambar 1. Alur Proses Pembinaan Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan 10

Uraian alur proses pembinaan penerapan sistem jaminan keamanan pangan sebagai berikut : 2.2.1 Identifikasi Dinas lingkup pertanian provinsi melakukan identifikasi calon pelaku usaha yang akan dibina baik secara langsung atau melalui usulan dinas lingkup pertanian kabupaten/kota agar siap disertifikasi/ registrasi. Kriteria pelaku usaha, poktan/gapoktan yang akan dibina dan siap untuk sertifikasi/registrasi meliputi: Poktan/Gapoktan/pelaku usaha olahan primer hasil tanaman pangan; Penerima kegiatan tugas pembantuan pasca panen atau peralatan pengolahan dari Ditjen Tanaman Pangan; Mengikuti tahapan pembinaan dan sertifikasi/ registrasi sistem jaminan mutu dan keamanan pangan; Memiliki komitmen untuk menerapkan sistem jaminan mutu secara konsisten; Memiliki komitmen terhadap sertifikasi/registrasi yang akan dilakukan oleh institusi terkait (OKKP- D) 2.2.2 Apresiasi dan Sosialisasi a. Peserta Anggota/pengurus yang berasal dari poktan/gapoktan, penyuluh, pembina kabupaten/kota dan pembina provinsi; Memiliki komitmen untuk menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan yang baik; Jumlah poktan/gapoktan minimal 2 (dua) kelompok dan setiap poktan/gapoktan 11

diwakili oleh minimal 3 (tiga) orang yang menangani teknis pengolahan primer hasil tanaman pangan; Poktan/gapoktan harus didampingi oleh penyuluh dan petugas pembina dinas lingkup pertanian di kabupaten/ kota tersebut dan mengikuti kegiatan hingga selesai. b. Narasumber Pusat/Daerah, Perguruan Tinggi, Litbang dan lain-lain Memiliki kompentensi yang memadai dibidangnya (pendidikan formal, pelatihan, pengalaman pendampingan). Kegiatan apresiasi dilakukan dalam rangka pengenalan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan produk pertanian yang baik serta untuk membangun komitmen bagi poktan/gapoktan yang akan dibina terhadap penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan. c. Materi Apresiasi/Sosialisasi Tabel 2. Materi Apresiasi/Sosialisasi Sistem Mutu dan Keamanan Pangan Jaminan No Materi JPL/Jam Pelajaran Narasumber ( @ 45 menit) 1 Kebijakan Mutu dan Daerah Keamanan Pangan Daerah 2 2 Pendaftaran (Registrasi) PSAT 1 OKKP-D 3. Standar dan Regulasi Keamanan Pangan Total 2 Pusat/Daera h/pt 6 OJ 12

2.2.3 Bimbingan Teknis Penyusunan Dokumentasi Sistem Mutu (Doksistu) a. Pelaksanaan Kegiatan Dokumen sistem mutu yang disusun adalah Panduan penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan untuk poktan/gapoktan yang terdiri dari: Panduan Mutu (manual); Prosedur; Instruksi Kerja; Formulir Pendukung. Penyusunan dokumen sistem mutu dilakukan oleh tim (anggota poktan/gapoktan dan penyuluh) keamanan pangan, dipandu oleh narasumber dari pusat dan daerah. Keterlibatan aktif narasumber daerah sangat diharapkan, dalam melakukan pendampingan penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan di pelaku hingga tahap pengajuan sertifikasi/registrasi kepada OKKP-D. b. Peserta Telah mengikuti kegiatan apresiasi dan sosialisasi sistem jaminan mutu dan keamanan pangan atau yang sudah mengikuti kegiatan Sosialisasi SNI; Memiliki komitmen dalam penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan yang baik; Poktan/gapoktan harus didampingi oleh penyuluh dan petugas pembina dinas lingkup pertanian di kabupaten/kota tersebut dan mengikuti kegiatan hingga selesai. c. Narasumber Pusat/Daerah/Perguruan Tinggi, Litbang dan lain-lain; 13

Memiliki kompentensi yang memadai di bidangnya (pendidikan formal, pelatihan, pengalaman pendampingan). d. Waktu Pelaksanaan Bimbingan teknis penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan dilaksanakan pada tri wulan ke-1 dan 2. Tabel 3. Materi Bimtek Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan No Materi JPL/Jam Pelajaran Narasumber ( @ 45 menit) 1 Prinsip-prinsip 2 Pusat/Daerah keamanan pangan 2 Standar Sanitation Pusat/Daerah Operation Procedure (SSOP) dan Standard Operating Procedure (SOP) 2 3 Dokumen Sistem 2 Pusat/Daerah Mutu (Pengantar) 4 Dokumentasi sistem 8 Pusat/Daerah Mutu (Penyusunan) 5 Rencana tindak lanjut 2 Daerah Total 16 OJ 2.2.4 Sosialisasi Dokumentasi Sistem Mutu (Doksistu) Dokumen sistem mutu yang telah disusun dengan pengesahan ketua poktan/gapoktan disosialisasikan kepada seluruh anggota poktan/ gapoktan oleh tim Keamanan Pangan poktan/ gapoktan. Tim dibantu oleh pendamping agar panduan penerapan sistem jaminan 14

mutu dapat dipahami dan dijadikan acuan penerapan sistem mutu dan keamanan pangan. 2.2.5 Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan. a. Dokumen sistem mutu yang telah disusun harus diterapkan oleh poktan/gapoktan dan diterapkan dalam operasionalisasi kegiatan secara konsisten. Penerapan tersebut dapat dibuktikan dengan membuat catatan/rekaman dengan masa simpan tertentu; b. Peran penyuluh/pendamping dan Tim keamanan pangan sangat diperlukan; c. Validasi penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan dilakukan melalui pengujian keamanan pangan terhadap sampel produk yang dihasilkan poktan/gapoktan; d. Fasilitator pusat melakukan verifikasi penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan kepada poktan/gapoktan untuk memastikan bahwa sistem jaminan mutu dan keamanan pangan telah diterapkan; 2.2.6 Tindakan Perbaikan Ketidaksesuaian selama verifikasi penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan yang harus dilakukan tindakan perbaikan sampai dinyatakan sesuai dengan standar yang berlaku dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh verifikator. 2.2.7 Verifikasi Verifikasi dilakukan untuk memastikan keberhasilan penerapan sistem manajemen mutu dan keamanan pangan, melalui audit internal oleh tim auditor internal sehingga diperoleh bukti bahwa penerapan sistem telah berjalan efektif. Verifikasi penerapan sistem 15

jaminan mutu juga dapat dilakukan oleh Fasilitator dari Provinsi atau Pusat untuk melihat efektivitas penerapan sistem jaminan mutu pada poktan/gapoktan yang telah dibina. Verifikasi penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan harus dibuktikan dengan pengujian parameter keamanan pangan yang dilakukan oleh laboratorium terakreditasi. 2.2.8 Permohonan Sertifikasi/Registrasi Poktan/Gapoktan yang telah menyelesaikan tindakan perbaikan dapat mengajukan permohonan sertifikasi/ registrasi kepada OKKP-D secara langsung atau melalui dinas provinsi lingkup pertanian penerima dana dekonsentrasi. Mekanisme sertifikasi/registrasi produk segar asal tumbuhan dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2. Alur Proses Sertifikasi/Registrasi Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan 16

Keterangan: 1. Pelaku usaha mengajukan permohonan sertifikasi/ registrasi kepada Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Pusat (OKKPD) atau kepada Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKP-D); 2. OKKP-P / OKKP-D menunjuk tim auditor; 3. Tim Auditor melakukan audit kecukupan, audit lapang dan sampling kepada pemohon sertifikasi/registrasi; 4. Tim Auditor menyampaikan hasil auditnya kepada OKKP-P/ OKKP-D; 5. OKKP-P/ OKKP-D menyampaikan hasil audit kepada komisi teknis untuk dibahas dan memberikan rekomendasi; 6. Komisi teknis menyampaikan rekomendasi kepada OKKP- P/OKKP-D; 7. OKKP-P/ OKKP-D menyampaikan hasil penilaian, apakah pemohon mendapatkan sertifikasi/registrasi atau tidak; 8. Bila sertifikasi/registrasi telah disetujui, OKKP-P/OKKP-D melakukan surveilen secara periodik. 17

III. PELAPORAN Dinas lingkup pertanian Provinsi penyelenggara kegiatan dekonsentrasi Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan wajib memberikan laporan pelaksanaan kegiatan kepada Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, Ditjen Tanaman Pangan paling lambat 1 minggu setelah seluruh tahapan kegiatan selesai dengan format sebagaimana lampiran 2. IV. KETENTUAN LAIN Dalam hal terjadi keadaan perubahan kebijakan yang mendesak, kegiatan dekonsentrasi penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan diharapkan tetap dijadikan sebagai kegiatan prioritas, mengingat bahwa kegiatan dimaksud dapat mendorong peningkatan nilai tambah dan daya saing produk yang aman dan bermutu. 18

V. PENUTUP Penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan merupakan langkah penting bagi pelaku usaha pertanian sehingga mampu menghasilkan produk pangan yang bermutu dan aman dikomsumsi. Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia pertanian, khususnya dibidang penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan, maka diperlukan penyelenggaraan kegiatan bimbingan teknis bagi penyuluh, pendamping dan poktan/gapoktan melalui kegiatan Fasilitasi Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan. Agar kegiatan fasilitasi penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan dan sasaran yang diharapkan, maka Petunjuk Teknis ini dibuat agar dapat dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan mutu dan keamanan pangan Tahun Anggaran 2016 di tingkat pusat, daerah maupun instansi terkait lainnya. 19

Lampiran 1. DAFTAR OKKP-D DI INDONESIA (status dan ruang lingkup) No Provinsi Instansi Yang ditunjuk 1 Aceh BKPD Provinsi NAD Jl. T. Nyak Arif No. 24 Banda Aceh 2 Sumatera Utara BKPD Provinsi Sumatera Utara Jln Jenderal Besar Dr Abd Haris Nasution No 24 telp (061)78653666 3 Sumatera Barat BKPD Propinsi Sumatera Barat Jl. Raden Saleh Tlp. (0751) 7051526/54505/08126714221 No.4 Padang 4 Riau BKPD Provinsi Riau Jl. Kuantan Raya No 27 Tlp. (0761) 20820 Pekanbaru 5 Kep. Riau Dinas Pertyanian, Kehutanan dan Peternakan Jl. DI. Panjaitan Km 9 Komplek Ruko Bintan Center Blok E No. 7-10 Tlp (0771) 7447111 Fax. (0771) 7447222 6 Jambi BKPD Propinsi Jambi Jl. Samarinda Kotabaru Jambi Tlp. (0741) 42470,42795/085266255859 7 Sumatera Selatan BKPD Provinsi Sumatera Selatan Jln Kol H Berlian KM 6 No 82 Telp (0711) 4104488 8 Bengkulu Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Bengkulu- Padang Harapan. Bengkulu Telp.(0736) 21017 9 Lampung BKPD Provinsi Lampung Jln Drs Warsito No 78 telp. (0721) 482023 Bandar lampung 10 Banten BKPD Provinsi Banten Jln Jenderal Sudirman Ruko Glodok F.1-5 Kota Serang Baru-Serang-Banten 11 DKI Jakarta Dinas Pertanian Provinsi DKI Jakarta 20

Jl. Gunung Sahari Jakarta 12 Jawa Barat Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Jawa Barat Jln Suropati No 71 Bandung.Telp (022) 2503884 13 Jawa Tengah BKPD Provinsi Jawa Tengah Jln Gatot Subroto, Tarubudaya Ungaran Semarang Telp. (024) 6921159 14 DIY Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Yogyakarta Jln Sagan III No 4 Yogyakarta 15 Jawa Timur Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Surabaya Jln Jend. A Yani No 152 Wonocolo Surabaya 16 Bali Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali Jln WR Supratman No 71 Denpasar telp. (0361) 228617 17 NTB BKP Provinsi NTB Jln Majapahit No 29 Mataram NTB telp (0370) 636005 18 NTT BBKP Provinsi NTT Jl. Polisi Militer -Kupang 19 Kalimantan Tengah Dinas Pertanian, Kehewanan, Kelautan dan Perikanan OKKPD Provinsi Kalimantan Tengah Jln Willem AS No 5 Palangkaraya Telp.(0536) 3227855 20 Kalimantan Timur Dinas pertanian Tanaman Pangan Provinsi Kalimantan Timur Jln. Basuki Rahmat No 6 Samarinda Telp. (0541)732079 21 Kalimantan Selatan Dinas Pertanian Jl. Panglima No. 5 Tlp. (0511) 4772057 Fax. (0511) 4772473 Banjarbaru 22 Kalimantan Barat Dinas Pertanian Provinsi Unit Ketahanan Pangan 23 Sulawesi Selatan BKP Provinsi Sulawesi selatan Jln Dr Sam Ratulangi No 47 Makassar 24 Sulawesi Barat Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Barat*) Jln Jenderal Sudirman No 34 21

Mamuju telp.(0426) 22420 25 Sulawesi Tenggara Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara Jl. Balai Kota No. 6 Kendari Tlp. (0401) 326639 26 Sulawesi Tengah BKP Provinsi Sulawesi Tengah 27 Sulawesi Utara Dinas Pertanian dan Peternakan Kompl Pertanian Kalasey Kotak Pos 11558 Manado 28 Maluku Utara OKKPD Provinsi Maluku Utara Jln KOA Falang Raha Kel Kalumata Kota Ternate Selatan. Hp.08124470060 29 Gorontalo Dinas pertanian dan Ketahanan Pangan. Jl. Andalas Komp. UPP III- IKIP Gorontalo 30 Papua Dinas Pertanian Provinsi Papua Jln Raya Kota Raja Jayapura 31 Maluku Dinas Pertanian Jl. WR. Supratman Tanah Tinggi 32 Papua Barat Dinas Pertanian Jl. Sausesa No. 40 Manokwari 33 Bangka -Belitung Badan Ketahanan Pangan Kep. Bangka Belitung Komp. Perkantoran dan Pemukiman Terpadu Pemprov. Kepulauan Babel 22

Lampiran 2. Laporan Pelaksanaan Penerapan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan Dinas... Provinsi... Tahun 2016 Nama Poktan/Gapoktan : Alamat : Kontak person/ No HP : Komoditi : Luasan lahan : Status Pembinaan (doksistu, penerapan,permohonan sertifikasi/ registrasi,sertifikasi/registrasi) OKKP yang mensertifikasi : Biodata narasumber copy sertifikat : Catatan: Matriks di atas diisi untuk masing-masing poktan/ gapoktan yang dibina atau disertifikasi/diregistrasi oleh OKKP-D. Lampiran Laporan : 1. Biodata poktan/gapoktan yang dibina (nama poktan/gapoktan, daftar pengurus, alamat sekretariat, nomor telp, komoditi yang diusahakan, luasan, pemasaran, dll); 2. Copy sertifikat dari OKKP bila sudah sertifikasi/ resgistrasi. 23

24