Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Komite Perbankan Syariah

dokumen-dokumen yang mirip
Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Komite Perbankan Syariah

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 10/ 32 /PBI/2008 TENTANG KOMITE PERBANKAN SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Kewajiban Penyediaan Dana Pendidikan untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Sertifikasi Manajemen Risiko

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Pelaksanaan Pengawasan Bank Kredit Desa

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Liabilitas dan Modal. Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka Rahasia Bank

Pasar Uang Antar Bank

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Pinjaman Luar Negeri Perusahaan Bukan Bank

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Penyelenggaraan Survei oleh Bank Indonesia

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Aset. Portofolio Obligasi Pemerintah bagi Bank Umum Peserta Program Rekapitalisasi

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Liabilitas dan Modal. Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Perintah atau Izin Tertulis Membuka Rahasia Bank

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Kewajiban Penyediaan Dana Pendidikan untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia

Sistem Pembayaran Non Tunai

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test)

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Kelembagaan. Persyaratan dan Tata Cara Pemeriksaan Bank

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Likuiditas Rupiah. Laporan Berkala

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Manajemen. Pemanfaatan Tenaga Kerja Asing dan Alih Pengetahuan di Sektor Perbankan

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Kelembagaan. Persyaratan dan Tata Cara Pemeriksaan Bank

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Penyelenggaraan Survei oleh Bank Indonesia

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI

Sistem Pembayaran Non Tunai

Sistem Pembayaran Tunai

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Jasa Bank. Prinsip Kehati-hatian dalam Melaksanakan Aktivitas Keagenan Produk Keuangan Luar Negeri oleh Bank Umum

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Jasa Bank. Pembayaran Transaksi Impor

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Hubungan Rekening Giro antara Bank Indonesia dengan Pihak Ekstern

Sistem Pembayaran Non Tunai

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI DESEMBER 2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indon

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

No.8/ 23/DPbS Jakarta, 20 Oktober SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PERUSAHAAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH. PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah PUDUARTA INSANI

PIAGAM KOMITE NOMINASI & REMUNERASI PT. BANK MNC INTERNASIONAL TBK. MARET 2015

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 60 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

2016, No Tahun 2015 Nomor 3); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KOMITE NASIONAL KEUANGAN SYARIAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 59 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN

PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI. PT Mandom Indonesia Tbk

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Kelembagaan. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT Mandom Indonesia Tbk

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI

Likuiditas Valuta Asing

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PERSEROAN TERBATAS BANK PERKREDITAN RAKYAT DELTA ARTHA

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT Matahari Department Store Tbk ( Perseroan )

PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT TRIKOMSEL OKE TBK.

Otoritas Moneter di Indonesia

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMISI PENGAWAS HAJI INDONESIA

Likuiditas Valuta Asing

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34/POJK.04/2014 TENTANG KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG KOMITE NASIONAL KEUANGAN SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMISI PENGAWAS HAJI INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 58 /POJK.04/2016 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS BURSA EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SEMULA ANGGARAN DASAR PT. BANK VICTORIA INTERNATIONAL, Tbk.

PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTE CHARTER)

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Perusahaan Pialang Pasar Uang Rupiah dan Valuta Asing

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2014 TENTANG MAJELIS PERTIMBANGAN TENAGA NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI

2 3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Nega

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI

PT LIPPO KARAWACI Tbk. Piagam Komite Nominasi dan Remunerasi

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2017 TENTANG KONSIL TENAGA KESEHATAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KELOLA BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI

QANUN ACEH NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 7/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI.

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 79 /POJK.04/2017 TENTANG PENDAFTARAN LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI DI BIDANG PASAR MODAL

PIAGAM DIREKSI PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 Definisi

Instrumen Pasar Uang Antar Bank

BERITA DAERAH KOTA BOGOR

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO PT.BANK RIAU KEPRI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tam

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1997 TENTANG BADAN STANDARDISASI NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 58 TAHUN 1999 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN PENGAWAS BANK PEMBANGUNAN DAERAH MENTERI DALAM NEGERI,

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG JARING PENGAMAN SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2014 TENTANG DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT MANDOM INDONESIA Tbk

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT. BPR KANAYA

RANCANGAN QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA MAJELIS PENDIDIKAN DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR

QANUN ACEH NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2017 TENTANG KOMITE DAERAH PERLINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KABUPATEN BULUNGAN

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-31/M.

PIAGAM KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. BAB I PENDAHULUAN PASAL 1 DEFINISI

Sistem Pembayaran Non Tunai

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Kelembagaan. Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan, Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern

Transkripsi:

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Manajemen

DISCLAIMER Isi kodifikasi ini adalah himpunan peraturan Bank Indonesia yang disusun secara sistematis berdasarkan kelompok dan topik tertentu untuk memudahkan pembaca memahami peraturan dan menelusuri rekam jejak keberlakuan suatu peraturan Bank Indonesia. Penyusunan kodifikasi ini telah melalui proses pemeriksaan dan editing terkait keakuratan dan kelengkapan peraturan yang dikodifikasikan. Namun demikian mengingat bahwa peraturan Bank Indonesia dapat berubah dari waktu ke waktu, maka setiap akses dan penggunaan atas kodifikasi ini agar dilakukan secara bijaksana dengan memperhatikan tanggal unggah dan sumber orisinal dari masing-masing peraturan Bank Indonesia yang dirujuk. 1 1 Peraturan Bank Indonesia dapat diakses pada situs resmi Bank Indonesia http://www.bi.go.id/ atau melalui fasilitas pencarian peraturan pada situs resmi Bank Indonesia (http://www.bi.go.id/web/id/peraturan/search/).

Kodifikasi Pera Man turan Bank Indonesia najemen Komite Perbankan Syariah Tim Penyusun Ramlan Ginting Chandra Murniadi Dudy Iskandar Gantiah Wuryandani Zulkarnain Sitompul Siti Astiyah Wahyu Yuwana Hidayat Komala Dewi Wirza Ayu Novriana Riska Rosdiana Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral (PRES) Bank Indonesia Telp: 021 29817321 Fax. : 021 2311580 email: PRES@bi..go.id Hak Cipta 2012, Bank Indonesia 20122

DAFTAR ISI Paragraf Halaman Daftar Isi Hal. i Rekam Jejak Regulasi Hal. ii Dasar Hukum Hal. iii Regulasi Bank Indonesia Hal. iii Ketentuan Umum Par. 1 Hal. 1 Pembentukan, Tujuan dan Tugas Komite Par. 2 7 Hal.1 Keanggotaan Komite Par. 8 17 Hal. 2 4 Pelaksanaan Tugas Komite Par. 18 20 Hal. 4 i

Rekam Jejak Regulasi 10/26/KEP.GBI/2008 Komite Ahli Pengembangan Perbankan Syariah Keterangan : Dicabut PBI/ KEP DIR Masih Berlaku PBI/ KEP GBI Tidak Berlaku ii

Dasar Hukum: Undang Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998 Undang Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2009 Undang Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Regulasi Bank Indonesia: Peraturan Bank Indonesia Nomor tentang Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor 10/26/KEP.GBI/2008 tentang Komite Ahli Pengembangan Perbankan Syariah iii

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Perbankan Manajemen BAB I Ketentuan Umum 1 Pasal 1 (1), yang selanjutnya disebut Komite adalah forum yang beranggotakan para ahli di bidang syariah muamalah dan/atau ahli ekonomi, ahli keuangan, dan ahli perbankan, yang bertugas membantu Bank Indonesia dalam mengimplementasikan fatwa Majelis Ulama Indonesia menjadi ketentuan yang akan dituangkan ke dalam Peraturan Bank Indonesia. (2) Majelis Ulama Indonesia, yang selanjutnya disebut MUI adalah wadah atau majelis yang menghimpun para ulama, tokoh masyarakat (zuama) dan cendekiawan muslim Indonesia untuk menyatukan gerak dan langkahlangkah umat Islam Indonesia dalam mewujudkan cita cita bersama, yang salah satu peran utamanya adalah sebagai pemberi fatwa (Mufti). BAB II 2 Pasal 2 3 Pasal 3 4 Pasal 4 5 Pasal 5 Pembentukan, Tujuan dan Tugas Komite Dalam rangka menyusun Peraturan Bank Indonesia di bidang perbankan syariah, Bank Indonesia membentuk Komite. Tujuan pembentukan Komite adalah untuk membantu Bank Indonesia dalam mengimplementasikan fatwa MUI dan mengembangkan perbankan syariah. Bank Indonesia menetapkan tugas, tata cara pembentukan dan keanggotaan Komite serta hal hal lain terkait yang dipandang perlu untuk memperlancar pelaksanaan tugas Komite. (1) Tugas Komite adalah membantu Bank Indonesia dalam: a. menafsirkan fatwa MUI yang terkait dengan perbankan syariah b. memberikan masukan dalam rangka implementasi fatwa ke dalam Peraturan Bank Indonesia. c. melakukan pengembangan industri perbankan syariah. perbankan syariah.. (2) Hasil pelaksanaan tugas Komite disampaikan kepada Bank Indonesia dalam bentuk rekomendasi Komite. Yang dimaksud dengan rekomendasi Komite adalah pertimbangan dan/atau masukan secara tertulis yang mewakili suara Komite berdasarkan rapat Komite. 6 Pasal 6 7 Pasal 7 Komite bertanggung jawab kepada Bank Indonesia. Komite bertanggung jawab kepada Bank Indonesia cq. Deputi Gubernur Bidang yang membidangi satuan kerja yang melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah. Anggaran dan biaya biaya sehubungan pelaksanaan tugas Komite menjadi beban anggaran Bank Indonesia. 1

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan BAB III Keanggotaan Komite 8 Pasal 8 Anggota Komite terdiri dari unsur Bank Indonesia, Departemen Agama dan unsur masyarakat lainnya dengan komposisi berimbang dan berjumlah paling banyak 11 (sebelas) orang. 9 Pasal 9 (1) Bank Indonesia menetapkan jumlah dan komposisi serta hal hal lain terkait dengan keanggotaan Komite (2) Susunan keanggotaan Komite terdiri dari : a. anggota, yaitu paling banyak 11 (sebelas) orang; dan b. ketua, yaitu salah satu dari anggota sebagaimana dimaksud huruf a. (3) Ketua Komite sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b berasal dari Bank Indonesia, yaitu pemimpin satuan kerja yang melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah. (4) Tata tertib dan mekanisme kerja Komite disusun dan ditetapkan oleh Komite dengan persetujuan Bank Indonesia. Tata tertib dan mekanisme kerja Komite mengatur hal hal antara lain frekuensi rapat, kehadiran, dan tata cara pengambilan keputusan. Persetujuan Bank Indonesia adalah persetujuan dari Deputi Gubernur Bidang yang membidangi satuan kerja yang melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah. 10 Pasal 10 11 Pasal 11 Anggota Komite harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. integritas 1. memiliki akhlak dan moral yang baik. 2. memiliki komitmen untuk mengembangkan perbankan syariah. 3. memiliki visi dan misi untuk mengembangkan perbankan syariah. 4. memiliki waktu yang cukup bagi pelaksanaan tugas sebagai anggota Komite. b. kompetensi 1. memiliki pemahaman yang baik di bidang syariah mu amalah dan/atau di bidang ekonomi, keuangan, dan perbankan. 2. memiliki pemahaman yang baik atas peraturan perundangundangan yang berlaku. Anggota Komite yang mewakili Bank Indonesia adalah: a. Direktur Direktorat Perbankan Syariah; dan b. Direktur Direktorat Pengelolaan Moneter. Keanggotaan Komite dari unsur Bank Indonesia bersifat ex officio. 12 Pasal 12 Bank Indonesia menetapkan anggota Komite yang mewakili Departemen Agama berdasarkan penunjukan dari Departemen Agama sesuai dengan jumlah yang ditetapkan dan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 9 dan Paragraf 10. Usulan penunjukan pegawai yang mewakili Departemen Agama pada Komite dilakukan dengan mengikuti ketentuan kepegawaian Departemen Agama. 2

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 13 Pasal 13 10/32/PBI 2008 (1) Bank Indonesia melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk memperoleh masukan dan pertimbangan dalam rangka menetapkan unsur masyarakat yang akan menjadi anggota Komite. Yang dimaksud dengan berbagai pihak antara lain Dewan Syariah Nasional MUI, perguruan tinggi, dan Organisasi Masyarakat. Usulan penunjukan anggota Komite dari unsur masyarakat yang mewakili institusi atau kelembagaan, dilakukan dengan mengikuti ketentuan internal institusi atau kelembagaan dimaksud. (2) Bank Indonesia menetapkan anggota Komite yang mewakili unsur masyarakat baik yang berasal dari institusi atau kelembagaan maupun individu. (3) Bank Indonesia menetapkan anggota Komite yang mewakili institusi atau kelembagaan berdasarkan penunjukan institusi atau kelembagaan dimaksud sesuai dengan persyaratan dan jumlah yang ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 9 dan Paragraf 10. (4) Bank Indonesia dapat menetapkan individu tertentu yang mewakili unsur masyarakat berdasarkan masukan dan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan persyaratan dan jumlah yang ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 9 dan Paragraf 10. 14 Pasal 14 Anggota Komite ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia. Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia mengenai penetapan Anggota Komite dikeluarkan atas dasar keputusan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia. 15 Pasal 15 16 Pasal 16 17 Pasal 17 Masa jabatan anggota Komite di luar unsur Bank Indonesia adalah 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal ditetapkan, dan dapat diperpanjang paling banyak 2 (dua) kali masa jabatan. Anggota Komite diberikan honorarium yang besarnya mengacu pada ketentuan internal Bank Indonesia yang berlaku. (1) Keanggotaan Komite dapat diberhentikan dalam hal antara lain : a. atas permintaan sendiri; b. tidak memenuhi tata tertib Komite; c. dijatuhi hukuman pidana oleh pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; atau d. berhalangan tetap. Yang dimaksud dengan berhalangan tetap adalah antara lain meninggal dunia, sakit berkepanjangan, cacat fisik dan/ atau cacat mental, yang tidak memungkinkan yang bersangkutan untuk melaksanakan tugas tugasnya dengan baik. (2) Pemberhentian keanggotaan Komite sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Bank Indonesia atas dasar usulan Komite. 3

Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Dalam rangka pemberhentian keanggotaan Komite yang mewakili suatu institusi tertentu, maka Bank Indonesia melakukan koordinasi terlebih dahulu kepada institusi atau lembaga yang bersangkutan sebelum dilakukan pemberhentian. Usulan pemberhentian keanggotaan Komite ditujukan kepada Gubernur Bank Indonesia melalui satuan kerja yang melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah. (3) Bank Indonesia dapat melakukan penggantian anggota Komite yang telah diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan unsur/perwakilan yang sama. Masa jabatan dari anggota Komite baru yang menggantikan anggota Komite lama adalah sampai dengan berakhirnya masa jabatan anggota Komite yang digantikan. BAB IV 18 Pasal 18 19 Pasal 19 20 Pasal 20 Pelaksanaan Tugas Komite (1) Dalam pelaksanaan tugasnya, Komite dibantu oleh Sekretariat Komite. (2) Sekretariat Komite sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh Direktorat Perbankan Syariah. (3) Tugas Sekretariat Komite, antara lain : a. melaksanakan fungsi administrasi dan korespondensi Komite; b. melakukan koordinasi dalam rangka pelaksanaan rapat Komite; c. melakukan penyusunan notulen rapat Komite; d. mendokumentasikan hasil hasil rapat Komite; e. memberikan informasi secara berkelanjutan kepada anggota Komite; f. menyusun rencana anggaran Komite dan menyelesaikan proses pemberian honorarium anggota Komite; dan g. menyusun laporan kegiatan Komite, termasuk laporan pertanggung jawaban keuangan Komite. (4) Hal hal lain terkait kesekretariatan akan diatur lebih lanjut dalam Surat Edaran Bank Indonesia. Rapat Komite diselenggarakan atas dasar: a. usulan Bank Indonesia; atau b. usulan Komite (1) Rapat Komite dinyatakan sah apabila memenuhi kuorum yaitu dihadiri oleh lebih dari 50% keanggotaan Komite. (2) Pengambilan keputusan rapat Komite dilakukan atas dasar musyawarah untuk mencapai mufakat. 4