BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia, agama Kristen dapat dikatakan sebagai agama yang paling luas tersebar

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

KISI-KISI SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER 1

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH KELAS XI IPS 2011

PEMETAAN STANDAR ISI

PEDOMAN PRAKTIKUM.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan pulau

BAB VI KESIMPULAN. Kristen sejauh ini hanya berdasarkan wacana teologi atau lebih dari itu terfokus

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

FOTO KEGIATAN SIKLUS I

Seolah umat Islam itu jahat dan tidak ada baiknya sedikit pun terhadap mereka. Ini tidak fair.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mengantarkan orang untuk terbuka terhadap kebutuhan-kebutuhan

BAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem kekuasaan yang diterapkan di Indonesia sebelum adanya pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. asia, tepatnya di bagian asia tenggara. Karena letaknya di antara dua samudra,

I. PENDAHULUAN. Kebijakan Politik Etis dalam bidang pendidikan yang diberlakukan oleh

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. Tapanuli menjadi 4 Afdeling yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang

KISI KISI UJIAN SEKOLAH BERBASIS KOMPUTER TAHUN NO. KOMPETENSI DASAR KLS NO SOAL Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara

SILABUS MATA PELAJARAN: SEJARAH INDONESIA (WAJIB)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MODUL POLA KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA PERGERAKAN NASIONAL HINGGA KEMERDEKAAN MATERI : HUBUNGAN POLITIK ETIS DENGAN PERGERAKAN NASIONAL

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SEJARAH INDONESIA. Standar Kompetensi Guru (SKG) Kompetensi Guru Mata Pelajaran (KD)

Adela Siahaan dan Siti Jubaedah Pendidikan Sejarah, FKIP-UNRIKA

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Tidak hanya menyebarkan di daerah-daerah yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan perjuangan bangsa dibina melalui dunia pendidikan. Dunia pendidikan sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu, bangsa Indonesia kaya akan hasil bumi antara lain rempah-rempah

Bab 7 PENUTUP A. Kesimpulan 1. Praktik Makan Patita

KISI-KISI SEJARAH KELAS XI IPS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : 1. Memahami permasalahan sosial berkaiatan dengan pertumbuhan jumlah penduduk

KIPRAH POLITIK PAGUYUBAN PASUNDAN PERIODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pendidikan Masa Kini Mengacu Pada Sejarah Pendidikan di Indonesia

1.1.1 Peristiwa Penting dalam Perkembangan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia membutuhkan aparat-aparat pemerintah yang mampu menjaga

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup masyarakatnya agar menjadi manusia seutuhnya yang

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN

KISI-KISI PENULISAN SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP XI TAHUN SMA ISLAM AL AZHAR BSD

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Muslim dalam pembagian India-Pakistan dalam kurun waktu Merujuk

I PENDAHULUAN. Islam tidak hanya sebagai sebuah agama yang hanya mengatur ibadah ritual tetapi

BAB I PNDAHULUAN. Jepang dalam Perang Raya Asia Timur tahun Namun, ditengah tengah

46. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEJARAH INDONESIA SMA/MA/SMK/MAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB VI KESIMPULAN. sosial-politik yang melingkupinya. Demikian pula dengan Islamisasi dan

KOLONIALISME DAN IMPERIALISME

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya sastra. Sastra tidak hanya sekedar bidang ilmu atau bentuk

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Dosen PJMK : H. Muhammad Adib. Essay Bebas (Pentingnya Pendidikan Anti Korupsi Sejak Dini)

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Masehi Injili di Timor). Gereja Protestan Indonesia Barat (GPIB) pada waktu

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

UKDW BAB I PENDAHULUAN

Bung Karno, pohon sukun dan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang mampu melakukan olah cipta sebab

I. PENDAHULUAN. agama-agama asli (agama suku) dengan pemisahan negeri, pulau, adat yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdasarkan posisi geografisnya Aceh berada di pintu gerbang masuk

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

BAB XI MEMAKNAI HIDUP BERNEGARA. Dosen : Drs. Petrus Yusuf Adi Suseno, M.H. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Psikologi.

WAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan mengenai dinamika Partai

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI PPG SM3T PRODI PENDIDIKAN SEJARAH TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm.

1. Oleh: 2. Taat Wulandari 3.

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

KISI KISI ULANGAN TENGAH SEMESTER PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SEMESTER GENAP 2016/2017. No Butir Kisi Kisi No Soal

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pancasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa

PROGRAM SEMESTER (PROMES)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDIDIKAN PADA MASA KOLONIAL

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan kegiatan pembelajaran IPS dengan pembelajaran Kontekstual dan

Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 1, oleh Chris McCann. Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible

Pijar-Pijar Gagasan Soekarno

Kontroversi Agama dan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. macam suku, ras, agama, dan budaya. Keberagaman tersebut tersebar hampir

DEPENDENCY THEORY, GLOBALISASI, DAN PASAR TENAGA KERJA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang masalah. Suku Karo adalah salah satu suku yang ada di Provinsi Sumatera

PENGATURAN PERKAWINAN SEAGAMA DAN HAK KONSTITUSI WNI Oleh: Nita Ariyulinda Naskah diterima : 19 September 2014; disetujui : 3 Oktober 2014

Kristologi Dalam Paham Pluralisme Agama Suatu Kajian Kristologi Alkitabiah Terhadap Pandangan Kristologi Dalam Pluralisme. Skripsi

PENDIDIKAN PANCASILA

PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki banyak suku bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dan yang menjadi sumber mata pencaharian sehari-hari yaitu dengan bercocok

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

PERJUANGAN RAKYAT INDONESIA MEMPERTAHANKAN BENTUK NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Bagian ini merupakan bagian yang membahas kesimpulan dari hasil menelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan yang diambil merupakan intisari jawaban pada Bab IV yang berdasar kepada rumusan masalah dan pertanyaan penelitian yang telah diajukan pada Bab I. Untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan, yakni Bagaimana perkembangan Gereja Katolik Bebas di Hindia Belanda pada 1926-1942?, penulis menurunkannya menjadi tiga pertanyaan penelitian. Pertama, bagaimana latar belakang munculnya aliran Gereja Katolik Bebas di Hindia Belanda? Kedua, bagaimana isi dari ajaran pokok pada aliran Gereja Katolik Bebas di Hindia Belanda? Ketiga, bagaimana kondisi dari Gereja Katolik Bebas di Hindia Belanda pada tahun 1926-1942? Latar belakang munculnya GKB di Hindia Belanda pada dasarnya adalah untuk melayani umat GKB yang merupakan orang Kerajaan Belanda yang memiliki posisi di Hindia Belanda. Akan tetapi, proses ini terjadi tidak serta merta terjadi begitu saja. Ada beberapa faktor yang mendukung proses masuknya GKB ke Hindia Belanda. Pada saat itu kondisi kekristenan di Hindia Belanda sedang berada dalam keadaan yang tidak begitu kuat. Hubungan dengan pemerintah Hindia Belanda dan secara kekuatan intern gereja tidaklah baik. Hal ini membuat GKB dapat turut hadir di Hindia Belanda karena tidak dapat dihalau oleh Kristen Protestan maupun Katolik yang ada. Selain itu, orang-orang yang dekat dengan

GKB merupakan tokoh-tokoh pada masa kolonial pada saat itu, seperti sebagai aktivis politik etis, tokoh pada bidang gereja, dan tokoh studiefonds. Alasan pendukung yang memuluskan kehadiran GKB di Hindia Belanda adalah jiwa zaman yang pada saat itu bersifat liberal dan humanis, hal ini sejalan dengan sifat GKB sebagai agama yang cenderung bersifat humanis pula. Ajaran pokok yang ada pada GKB digariskan dari VKK (GKB di Belanda), dan tentu ini bersumber pula dari LCC (GKB Internasional). Ajaran GKB banyak dipengaruhi dari teosofi. Hal ini dikarenakan GKB sendiri didirikan oleh teosof, Wedgwood dan Leadbeater. Secara struktural, GKB sendiri dibuat oleh Theosophy Society. Ajaran-ajaran pokok GKB dapat dilihat sebagai ajaran Gerakan Zaman Baru, yang menggabungkan nilai-nilai Timur dan Barat. Ajaran pokok GKB selanjutnya mengenai pantheisme dan universalitas Tuhan. Hal ini yang membuat GKB tidak banyak melakukan evangelisasi atau kristenisasi karena GKB percaya bahwa Tuhan itu satu, dan setiap agama punya cara sendiri untuk menyembah-nya. GKB juga menjunjung kebebasan berpikir para penganut agamanya dan menolak absolutisme agama. GKB meyakini bahwa agama bukanlah sesuatu yang dogmatis. Harus ada proses berpikir manusia dalam penerimaan agama, oleh karena itu agama sebaiknya bersifat doktrinis. Selain itu, GKB mempercayai reinkarnasi. Sementara Kristus pada GKB ditempatkan sebagai mahaguru kehidupan yang memberikan petunjuk hidup, bukan sebagai penebus dosa. GKB, meski dapat berdiri di delapan kota besar di Pulau Jawa, namun hal itu lebih kepada agar dapat melayani umatnya dengan baik. GKB pada dasarnya

tidak memiliki kristenasasi yang terpola dengan rinci. GKB mulai melakukan kristenisasi jika ada orang lain yang terlebih dahulu tertarik kepada agama ini. Seseorang yang tertarik dengan GKB disebut sebagai simpatisan. Orang-orang yang mulai tertarik biasanya karena berkenalan dengan teosofi. GKB bukanlah agama yang bersifat elitis, akan tetapi kebanyakan pemeluknya berasal dari golongan yang berkecukupan dan memiliki intelektualitas yang baik pada masa kolonial. Golongan pribumi pemeluk GKB tergolong sedikit. GKB dengan sifatnya yang menerima komuni terbuka, mempersilakan siapa saja untuk datang ke gerejanya. Pada masa kolonialisme, penduduk pribumi dan kaum humanis Belanda banyak yang datang ke GKB sekedar untuk berdiskusi. Meski sudah diterima dengan baik oleh GKB, masyarakat pribumi masih enggan untuk mengubah keyakinan mereka karena GKB masih berlabel Kristen, sementara mayoritas agama di Hindia Belanda adalah Islam. Keberlangsungan GKB di Hindia Belanda tidak berlangsung lama. Faktor pertama datang dari kondisi intern yang ada, yakni dari kemunduran organisasi induk GKB, Teosophy Society. Mundurnya Jiddu Krisnamurti yang dianggap sebagai mesiah teosofi dan wafatnya Annie Bessant sebagai ketua Teosophy Society membuat organisasi yang dinaunginya melemah. Faktor lain yang membuat GKB tidak begitu dapat bertahan adalah kurang adanya regenarasi pada GKB. GKB tidak banyak melakukan evangelisasi, penganut GKB banyak yang merupakan orang dewasa, dengan begitu pola pendidikan untuk anak-anak tidak dapat dilakukan. Klimaksnya adalah ketika Jepang mulai menduduki Hindia Belanda, pada saat itu GKB pun memasuki masa jedanya.

5.2. Rekomendasi Pada tataran praktis, isi dari penelitian ini dapat dikembangkan pada mata pelajaran sejarah di tingkat SMA/sederajat. Rekomendasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Pada kelas XI IPS semester genap, konten ini dapat menunjang Standar Kompetensi nomor (2), yaitu Menganalisis perkembangan bangsa Indonesia sejak masuknya pengaruh Barat sampai dengan pendudukan Jepang. Pengaruh yang dimaksud lebih lanjut dikembangkan pada Kompetensi Dasar poin (2.1), yakni Menganalisis perkembangan pengaruh Barat dan perubahan ekonomi, demografi, dan kehidupan sosial budaya masyarakat di Indonesia pada masa kolonial. Pengaruh Barat yang berkaitan dengan GKB di Hindia Belanda adalah pada aspek sosial budaya, di mana religi merupakan salah satu bagian dari tujuh unsur kebudayaan yang ada. Selain sebagai contoh agama, hal ini menarik karena GKB hadir pada ranah sosial di Hindia Belanda pada saat maraknya humanisme. Ketika guru menyampaikan dampak kemenangan humanisme di Kerajaan Belanda terhadap wilayah Hindia Belanda, contoh yang disampaikan tidak selalu politik etis saja, namun juga dapat mencontohkan agama GKB yang begitu menjunjung humanisme. Secara kontekstual, maraknya wacana freemason di kalangan siswa SMA/sederajat sekarang ini dapat menjadikan pembahasan mengenai GKB menjadi menarik karena terdapat keterhubungan di antara keduanya.

2. Pada kelas XI IPA semester ganjil, materi ini dapat dikembangkan. Standar Kompetensi yang dimaksud adalah Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia dari negara tradisional, kolonial, pergerakan kebangsaan, hingga terbentuknya negara kebangsaan sampai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang terdapat pada poin (1). Adapun Kompetensi Dasar yang dituju adalah pada poin (1.2), Membandingkan perkembangan masyarakat Indonesia di bawah penjajahan: dari masa VOC, Pemerintahan Hindia Belanda, Inggris, sampai Pemerintahan Pendudukan Jepang. Sebagai contoh, perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa dapat dilihat dari keberagaman agama yang dibawa oleh para penjajah di Indonesia.