TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN KOMISIF PADA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI SMP NEGERI 2 COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIALOG FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO (SEBUAH TINJAUAN PRAGMATIK)

REALISASI BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF MENYURUH DAN MENASIHATI GURU-MURID DI KALANGAN ANDIK TK DI KECAMATAN SRAGEN WETAN. Naskah Publikasi Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. dari kelompok bermain (0-4 tahun) dan Taman Kanak-kanak (4-6 tahun).

SKRIPSI. Diajukan untuk. Oleh: AH A

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat S-1. Program Studi Pedidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah.

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO

TINDAK SKRIPSI A Persyaratan

REALISASI BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF MENYURUH DAN MENASIHATI GURU-MURID DI KALANGAN ANDIK TK DI KECAMATAN SRAGEN WETAN SKRIPSI

REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR SKRIPSI

REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

TINDAK TUTUR ILOKUSI GURU BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA SEBAGAI BENTUK KETELADANAN KESANTUNAN BERBAHASA SISWA DI SEKOLAH: PERSPEKTIF GENDER

TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA IKLAN PEMASARAN GEDUNG PERKANTORAN AGUNG PODOMORO CITY SKRIPSI

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA ANTARA SANTRI DENGAN USTAD DALAM KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN ALQUR AN ALAZHAR PULUHAN JATINOM KLATEN SKRIPSI

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

PENGGUNAAN TUTURAN YANG MENGANDUNG EMOSI DI KALANGAN REMAJA DESA RONGGOJATI KECAMATAN BATUWARNO KABUPATEN WONOGIRI TINJAUAN PSIKOLINGUISTIK SKRIPSI

REALISASI TINDAK KESANTUNAN KOMISIF DI KALANGAN MASYARAKAT PEDAGANG PASAR TRADISIONAL NASKAH PUBLIKASI

Artikel Publikasi KESANTUNAN DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI NONFORMAL DI KALANGAN MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SWASTA SE-RAYON SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

REALISASI TINDAK KESANTUNAN BERBAHASA TENAGA KEPENDIDIKAN FKIP TAHUN 2014 SKRIPSI

TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA SISWA DI SMK NEGERI 9 SURAKARTA

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA KELAS VII B SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

KESANTUNAN BAHASA IKLAN POLITIK PADA SLOGAN CALEG DALAM SPANDUK PILKADA 2011 DI SRAGEN

DAYA PERLOKUSI DI BALIK PERNYATAAN-PERNYATAAN JOKOWI SEBAGAI KEPALA PEMERINTAHAN DKI JAKARTA

ANALISIS PRAGMATIK BENTUK BAHASA PENOLAKAN DI WISMA LILA, SIDOMULYO, MAKAMHAJI, SUKOHARJO

TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA IKLAN SEPEDA MOTOR DI BOYOLALI. Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

DAYA PRAGMATIK DI BALIK PERNYATAAN PEJABAT KPK vs POLRI

TINDAK KESANTUNAN KOMISIF PADA IKLAN KENDARAAN BERMOTOR DI WILAYAH SURAKARTA. Naskah Publikasi

PEMAKAIAN TINDAK TUTUR DIREKTIF DI KALANGAN PENJUAL JAMU PASAR KLEWER SURAKARTA SKRIPSI. Oleh: HERI HARJANTO A

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIALOG FILM 5 CM KARYA RIZAL MANTOVANI ( SEBUAH TINJAUAN PRAGMATIK)

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

BENTUK DAN STRATEGI BERTINDAK TUTUR KOMISIF JOKOWI DALAM WACANA DEBAT CAPRES 2014 SKRIPSI. Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

TINDAK PROVOKATIF DALAM SPANDUK DI WILAYAH KOTA SURAKARTA KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI

TINDAK TUTUR PENOLAKAN PADA WACANA ARISAN KELUARGA DI KALANGAN MASYARAKAT BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI

KESANTUNAN IMPERATIF PADA NASKAH DRAMA GERR KARYA PUTU WIJAYA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA KOLOM OLAHRAGA DI SURAT KABAR SOLOPOS EDISI JUNI-JULI 2012 SKRIPSI

Analisis Tindak Tutur Bahasa Jawa di Pasar Sampang Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap

TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA IKLAN SEPEDA MOTOR DI BOYOLALI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar.

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

KAJIAN TINDAK TUTUR PADA WACANA RUBRIK SURAT PEMBACA KABAR KOMPAS EDISI JANUARI 2014 SKRIPSI

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

TINDAK TUTUR KOMISIF PADA JUAL WIRANIAGA DAN KARYAWAN SWALAYAN DI KUD MARDIRAHAYU 74 JUWIRING: TINJAUAN PRAGMATIK.

TINDAK KESANTUNAN KOMISIF PADA PEDAGANG DI PASAR TRADISIONAL NGAWI: KAJIAN PRAGMATIK SKRIPSI

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO SKRIPSI

TINDAK TUTUR KOMISIF PADA WACANA KAMPANYE TERBUKA DI KALANGAN BAKAL CALON KEPALA DESA DI KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

TINDAK TUTUR LANGSUNG DAN TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG DALAM SLOGAN IKLAN DI TELEVISI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TUTURAN EKSPRESIF PADA PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI BEBERAPA SD NEGERI KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

STRATEGI KESANTUNAN POSITIF DI KALANGAN ANAK SD BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA DI KELURAHAN BANARAN, KALIJAMBE

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

ANALISIS PENGGUNAAN ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA GURU BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 2 MANTINGAN. Skripsi

IMPLIKATUR PERCAKAPAN PADA WACANA PEMBUKA RAPAT DINAS DI TINGKAT KELURAHAN BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

REALISASI TINDAK TUTUR KOMISIF CALON GUBERNUR DKI JAKARTA PADA BERITA ONLINE DAN IMPLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS PIDATO DI SMP

ANALISIS PENGGUNAAN CAMPUR KODE PADA FILM JAGAD X CODE YANG DISUTRADARAI OLEH HERWIN NOVIANTO SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA WACANA HUMOR AH TENANE DI SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitar, sosial budaya, dan juga pemakaian bahasa. Levinson

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

TINDAK TUTUR PENOLAKAN PADA WACANA ARISAN KELUARGA DI KALANGAN MASYARAKAT BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA SKRIPSI

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA ANTARA SANTRI DENGAN USTAD DALAM KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN ALQUR AN ALAZHAR PULUHAN JATINOM KLATEN

ANALISIS BENTUK KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII C SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

PENGGUNAAN CAMPUR KODE DALAM WACANA SKRIPSI

REGISTER PERDAGANGAN DI BETENG TRADE CENTER SOLO : SEBUAH KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

ANALISIS ASPEK MAKNA TUJUAN PADA SLOGAN LALU LINTAS DI KOTA SURAKARTA : TINJAUAN SEMANTIK SKRIPSI

PENGGUNAAN RAGAM SAPAAN DI KALANGAN REMAJA DESA LORJURANG RT O6 RW X KELURAHAN PULISEN KECAMATAN BOYOLALI

IMPLIKATUR PADA KOLOM POJOK MANG USIL DALAM SURAT KABAR KOMPAS EDISI NOVEMBER 2014

PENGGUNAAN DIKSI DALAM RUBRIK KONSULTASI MASALAH SEKS DI MAJALAH REMAJA ANEKA yess! ASUHAN dr. NUGRAHA

BENTUK DAN POSISI TINDAK PERSUASIF DALAM WACANA SPANDUK DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN KOTA SURAKARTA: KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL PADA OPINI HARIAN REPUBLIKA EDISI MARET-APRIL 2011

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

Artikel Publikasi KESANTUNAN DIREKTIF DALAM PELAYANAN MASYARAKAT UMUM: STUDI KASUS DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN POLSEK SERENGAN

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam

KARAKTERISTIK TINDAK TUTUR PADA WACANA SLOGAN DI LINGKUNGAN SURAKARTA

REALISASI TINDAK KESANTUNAN KOMISIF PADA PENGGUNAAN BAHASA PROMOSI TRANSAKSI PENJUAL PASAR TRADISIONAL NGLANGON SRAGEN SKRIPSI

PEMAKAIAN DISFEMISME DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR SOLO POS

ANALISIS TINDAK TUTUR DEKLARASI PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AL BAQARAH. SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar S-1

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

REGISTER KOMUNITAS REPTIL SRAGEN : TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MAKNA REFERENSIAL PADA NAMA TOKO DI KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat S-1

TINDAK TUTUR ILOKUSI GURU BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA SEBAGAI BENTUK KETELADANAN KESANTUNAN BERBAHASA SISWA DI SEKOLAH: PERSPEKTIF GENDER

PEMAKAIAN PERPADUAN LEKSEM BAHASA INDONESIA DALAM TABLOID NOVA EDISI JULI 2012 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

Transkripsi:

1 TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN KOMISIF PADA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI SMP NEGERI 2 COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah ARDINA KENTARY A 310 080 321 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

2 PENGESAHAN TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN KOMISIF PADA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI SMP NEGERI 2 COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR Dipersiapkan dan disusun oleh: ARDINA KENTARY A.310 080 321 Telah dipertahankan di depan dewan penguji Pada tanggal, 21 September 2012 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat. Susunan Dewan Penguji : 1. Drs. Agus Budi Wahyudi, M.Hum. ( ) 2. Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum. ( ) 3. Prof. Dr. Abdul Ngalim, M.M., M.Hum. ( ) Surakarta, 21 September 2012 Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dekan, Drs. Sofyan Anif, M.Si NIK. 547

3 TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN KOMISIF PADA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI SMP NEGERI 2 COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR ARDINA KENTARY A 310080321 Akentary@yahoo.com ABSTRAK TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN KOMISIF PADA LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI SMP NEGERI 2 COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR Ardina Kentary, A 310080321, Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012. Penelitian ini mempunyai 4 tujuan yang ingin dicapai. 1) Mendeskripsikan bentuk tindak tutur direktif yang digunakan pada layanan bimbingan konseling di SMP Negeri 2 Colomadu Kabupaten Karanganyar. 2) Mendeskripsikan bentuk tindak tutur komisif pada layanan bimbingan konseling di SMP Negeri 2 Colomadu Kabupaten Karanganyar. 3) Mendeskripsikan modus tindak tutur direktif yang digunakan pada layanan bimbingan konseling di SMP Negeri 2 Colomadu Kabupaten Karanganyar. 4) Mendeskripsikan modus tindak tutur komisif pada layanan bimbingan konseling di SMP Negeri 2 Colomadu Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Metode penyediaan data menggunakan metode simak dengan menggunakan teknik simak bebas libat cakap, teknik rekam, dan teknik catat. Analisis data menggunakan metode padan. Berdasarkan hasil analisis data dapat diambil 4 kesimpulan. 1) Bentuk Tindak Tutur Direktif (TTD) yang digunakan pada layanan BK di SMP Negeri 2 Colomadu meliputi TTD memerintah, menasihati, mengusulkan, melarang, memesan, mendesak, dan meminta. 2) Bentuk Tindak Tutur Komisif (TTK) yang digunakan meliputi TTK berjanji, berniat, menawar, dan mengancam. 3) Modus TTD memerintah digunakan untuk maksud menyuruh, minta tolong, melarang, dan menyuruh mengatakan kebenaran. TTD menasihati digunakan untuk memberi peringatan, memberi ajaran, dan memberi petunjuk. TTD mengusulkan dipakai untuk meminta persetujuan dan untuk memberi saran. TTD melarang digunakan untuk memberi peringatan, dan melarang karena unsur nasihat yang diberikan oleh O1. TTD memesan digunakan untuk menyuruh dan digunakan untuk melarang. TTD mendesak digunakan untuk maksud meminta keinginan O1 agar segera dilaksanakan dan untuk meminta kejujuran. TTD meminta digunakan

4 untuk mendapatkan sesuatu. 4) Modus TTK berjanji digunakan karena unsur nasihat, berjanji untuk diri sendiri, dan berjanji untuk meyakinkan orang lain. TTK berniat dipakai untuk meyakinkan orang lain, dan berniat positif. TTK menawar mempunyai maksud meminta persetujuan, meminta tolong, meyakinkan orang lain, dan meminta keringanan. TTK mengancam digunakan hanya untuk maksud memberikan teguran. Kata kunci : tindak tutur direktif, tindak tutur komisif PENDAHULUAN Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki jenjang pendidikan yang disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan anak. Sekolah Menengah Pertama (SMP) menjadi tahap penting bagi perkembangan siswa dari seorang anak menjadi manusia dewasa. Bimbingan konseling disediakan oleh sekolah sebagai layanan bimbingan dan bantuan kepada siswa, serta sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Komunikasi terjadi dengan baik ketika guru dan siswa sama-sama memahami konteks tuturan. Guru bimbingan konseling memberikan arahan, nasihat, dan solusi kepada siswa terkait dengan permasalahan yang dihadapi. Tuturan demikian memunculkan tindak tutur direktif. Leech (1993:164) menyatakan bahwa tindak tutur direktif adalah salah satu jenis tindak tutur ilokusi yang bertujuan menghasilkan efek berupa tindakan yang dilakukan oleh penutur, misalnya memesan, memerintah, memohon, menuntut, memberi nasihat. Tindak tutur komisif berfungsi mendorong penutur melakukan sesuatu misalnya bersumpah dan berjanji ( Suyono, 1990: 5). Tindak tutur komisif dalam penelitian ini muncul dari tuturan siswa yang menyatakan berjanji, berniat, menawar, dan bersumpah untuk meyakinkan guru bimbingan konseling sebagai lawan tutur. Tuturan yang diujarkan pada layanan bimbingan konseling di SMP Negeri 2 Colomadu menarik untuk diteliti, karena bahasa yang digunakan cukup bervariasi. Tuturan yang digunakan oleh guru maupun siswa dominan dengan tuturan direktif dan tuturan komisif. Guru bimbingan konseling merupakan salah satu pihak yang bisa membantu mengatasi permasalahan siswa di sekolah. Bantuan yang diberikan guru seperti memberikan nasihat dan masukan atas kesulitan siswa,

5 serta membantu proses perkembangan siswa SMP Negeri 2 Colomadu sebagai remaja menuju tahap dewasa dengan baik. Berdasarkan latar belakang masalah, maka dalam penelitian ini ada empat rumusan masalah yang perlu dicari pemecahannya. 1) Bagaimana bentuk tindak tutur direktif yang digunakan pada layanan bimbingan konseling di SMP Negeri 2 Colomadu Kabupaten Karanganyar? 2) Bagaimana bentuk tindak tutur komisif yang digunakan pada layanan bimbingan konseling di SMP Negeri 2 Colomadu Kabupaten Karanganyar? 3) Bagaimana modus tindak tutur direktif yang digunakan pada layanan bimbingan konseling di SMP Negeri 2 Colomadu Kabupaten Karanganyar? 4) Bagaimana modus tindak tutur komisif yang digunakan pada layanan bimbingan konseling di SMP Negeri 2 Colomadu Kabupaten Karanganyar? Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ada empat hal. 1) Mendeskripsikan bentuk tindak tutur direktif yang digunakan pada layanan bimbingan konseling di SMP Negeri 2 Colomadu Kabupaten Karanganyar. 2) Mendeskripsikan bentuk tindak tutur komisif yang digunakan pada layanan bimbingan konseling di SMP Negeri 2 Colomadu Kabupaten Karanganyar. 3) Mendeskripsikan modus tindak tutur direktif yang digunakan pada layanan bimbingan konseling di SMP Negeri 2 Colomadu Kabupaten Karanganyar. 4) Mendeskripsikan modus tindak tutur komisif yang digunakan pada layanan bimbingan konseling di SMP Negeri 2 Colomadu Kabupaten Karanganyar. METODE PENELITIAN Permasalahan dalam penelitian ini dikaji menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Subjek penelitian pada penelitian ini adalah guru bimbingan konseling dan siswa yang mengalami permasalahan. Objek penelitian ini adalah Tindak Tutur direktif dan Tindak Tutur komisif pada percakapan guru bimbingan konseling dan siswa dalam upaya pemecahan masalah siswa. Data dalam penelitian ini berupa tuturan yang mengandung jenis tindak tutur direktif dan komisif dalam upaya pemecahan masalah siswa dalam bimbingan konseling. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah sumber data lisan, yaitu tuturan

6 guru bimbingan konseling dan siswa SMP Negeri 2 Colomadu Kabupaten Karanganyar yang mengandung tindak tutur direktif dan komisif. Sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu transkrip percakapan guru dan siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti pada penelitian ini adalah metode simak. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik simak bebas libat cakap, teknik rekam, dan teknik catat. Teknik yang digunakan untuk menguji keabsahan data pada penelitian ini adalah trianggulasi sumber. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode padan. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menemukan Tindak Tutur Direktif (TTD) dan Tindak Tutur Komisif (TTK) dapat dikategorikan menjadi beberapa macam. Tindak tutur direktif dan tindak tutur komisif mempunyai modus yang bervariasi sehingga dapat digunakan untuk menyatakan maksud yang berbeda sesuai konteks. Leech (dalam Nadar, 2009:6) yang menyatakan bahwa konteks adalah sebagai background knowledge assumed to be shared by s and h and wich contributes to h s interpretation of what s means by a given utterance ( Latar belakang pemahaman yang dimiliki oleh penutur maupun lawan tutur sehingga lawan tutur dapat membuat interpretasi mengenai apa yang dimaksud oleh penutur pada waktu membuat tuturan tertentu ) (s berarti speaker penutur ; h berarti hearer lawan tutur ). A. Bentuk tindak tutur direktif Penelitian ini menemukan bahwa tindak tutur direktif yang digunakan pada layanan bimbingan konseling di SMP Negeri 2 Colomadu terdiri dari 7 kategori. 1. Tindak tutur direktif memerintah TTD merintah merupakan tuturan yang digunakan Pn untuk menyuruh Mt melakukan sesuatu seperti yang dikatakan Pn. Realisasi TTD memerintah tampak pada tuturan berikut. Eksplikatur : Jupuk sek, sakiki Ambil dulu sekarang. -- Ayo ndang di nggo

7 Konteks Maksud Ayo cepat dipakai. : Mt memakai celana seragam yang tidak sesuai dengan aturan. : Pn menyuruh Mt mengambil seragam yang benar dan memakainya. Perwujudan TTD memerintah tersebut terjadi di ruang BP/BK setelah guru BK mendapat laporan dari salah satu guru bahwa beberapa siswa memakai celana seragam yang tidak sesuai peraturan. Siswa mengatakan bahwa seragam ada di kelas. Guru BK memerintah siswa mengambil seragam yang ada di kelas dan memakainya. 2. Tindak tutur direktif menasihati Tindak tutur direktif menasihati sesuai fungsinya digunakan Pn untuk memberi ajaran atau pelajaran baik kepada Mt. realisasi TTD menasihati tampak pada tuturan berikut. Eksplikatur : Ngati-ati dalane rame, nggih? Iki do ngeleh ora? Nek ngeleh ngko jajan sek no. Jalannya ramai, hati-hati ya? Kalian lapar apa tidak? Kalau lapar nanti beli makan dulu. Konteks : Mt bermaksud untuk menjenguk teman sakit. Maksud : Mt bermaksud menjenguk teman yang sakit. Pn memperingatkan agar Mt berhati-hati di jalan karena jalan ramai. Apabila Mt belum makan dan merasa lapar, Pn mengingatkan Mt agar makan dulu. Perwujudan TTD mengingatkan tersebut terjadi di ruang BP/BK pada saat istirahat ke-2. Mt bermaksud meminta uang belanja kepada Pn untuk menjenguk teman yang sakit. Pn memberikan sejumlah uang kepda Mt. Pn memperingatkan bahwa jalan cukup ramai, sehingga Mt harus berhati-hati di jalan. Pn mengingatkan Mt agar tidak lupa makan siang sebelum menjenguk siswa sakit. 3. Tindak tutur direktif mengusulkan Tindak tutur direktif mengusulkan merupakan suatu tuturan yang digunakan Pn untuk mengajukan usul atau mengemukakan pendapat supaya bisa dipertimbangkan atau disetujui Mt. Cuplikan TTD berikut

8 menggambarkan bentuk tuturan Pn yang mengajukan usul atau pendapat kepada Mt agar dapat dipertimbangkan. Eksplikatur : Ra sah ning Bandung wae yo mbak. Meringankan beban orang tuamu. Melu sing ning Jogja wae yo? Tidak usah ke Bandung ya mbak. Meringankan beban orang tuamu. Ikut yang ke Jogja saja ya? Konteks : Mt ingin ikut piknik ke Bandung tetapi pembayaran belum lunas. Pembayaran paling lambat besuk setelah tuturan terjadi. Maksud : Mt ingin ikut piknik ke Bandung tetapi pembayaran belum lunas. Pembayaran paling lambat besuk setelah tuturan terjadi. Pn menyarankan agar Mt ikut piknik gelombang II dengan jarak yang lebih dekat. Piknik dengan jarak lebih dekat akan lebih meringankan beban orangtua karena biaya yang dikeluarkan tidak terlalu banyak. Perwujudan TTD mengusulkan tersebut terjadi antara Pn yang bertugas sebagai bendahara piknik dengan Mt. Pn adalah guru BK, Mt adalah siswa. Seorang siswa ingin ikut kegiatan piknik sekolah, akan tetapi pembayaran belum lunas. Pembayaran paling lambat besuk setelah tuturan terjadi. Pn menyarankan agar Mt tidak ikut piknik ke Bandung, tapi ikut piknik gelombang II dengan jarak yang lebih dekat. Piknik jarak dekat akan lebih meringankan beban orang tua karena biaya yang dikeluarkan tidak terlalu banyak. 4. Tindak tutur direktif melarang Tindak tutur direktif melarang secara fungsional digunakan oleh Pn untuk melarang atau tidak memperbolehkan Mt melakukan sesuatu. Realisasi TTD melarang seperti tampak digunakan oleh siswa berikut. Eksplikatur : Iyo, ojo mbok baleni neh lho. Iya, jangan kamu ulangi lagi. Konteks : Mt pernah berkata kasar kepada Pn. Pn menyadari kesalahannya dan meminta maaf kepada Pn. Maksud : Pn memberikan maaf kepada Mt. Pn mengingatkan dan melarang Mt mengulangi perbuatannya. Perwujudan TTD melarang tersebut terjadi di ruang BP/BK. Pn dan Mt mempunyai kedudukan yang sama, yakni sebagai siswa. Mt pernah berkata kasar kepada Pn. Mt menyadari kesalahannya setelah dinasihati oleh guru BK.

9 Mt akhirnya meminta maaf kepada Pn. Pn memberikan maaf kepada Mt. Pn mengingatkan dan melarang Mt berkata kasar lagi. 5. Tindak tutur direktif memesan TTD memesan merupakan tuturan yang digunakan untuk memberi pesan, baik berupa nasihat, petunjuk, dan sebagainya. terdapat pada tuturan berikut. Realisasi TTD memesan Eksplikatur : Mbuh blonjone piro sesuk susuke dibalekne ning bu Tri yo? Terserah belanjanya berapa, besuk kembaliannya dikembalikan ke Bu Tri ya? Konteks : Mt meminta uang kepada Pn untuk menjenguk teman sakit. Pn tidak punya uang receh, sehingga memberikan uang Rp 50.000,00 kepada Mt. Maksud : Pn berpesan kepada Mt agar uang yang telah diberikan tidak dibelanjakan semua. Uang sisa belanja harus dikembalikan kepada Pn. Perwujudan TTD memesan tersebut terjadi ketika Mt datang ke ruang BP/BK untuk menemui Pn. Mt bermaksud meminta uang belanja untuk menjenguk teman sakit. Pn tidak mempunyai uang kecil, sehingga memberikan uang sebesar Rp 50.000,00 kepada Mt. Pn memberi kepercayaan Mt untuk membelanjakan uang tersebut. Pn berpesan agar uang tersebut tidak dibelanjakan semua. Mt harus mengembalikan uang kembalian kepada Pn besuk setelah tuturan terjadi. 6. Tindak tutur direktif meminta TTD meminta adalah tuturan yang digunakan oleh penutur supaya diberi atau mendapatkan sesuatu dari mitra tutur. Cuplikan TTD meminta berikut menggambarkan bentuk tuturan Pn pembayaran kepada Mt. yang meminta uang kembalian Eksplikatur : Bu mau minta kembalian. Konteks : Pn membayar biaya piknik kepada Mt di ruang BP/BK. Sebagian besar siswa membayar dengan uang Rp 50.000,00-an, sehingga belum ada uang kecil untuk kembalian. Maksud : Pn yang sudah cukup lama menunggu, meminta uang kembalian kepada Mt. Akan tetapi, karena belum ada uang kecil Mt meminta Pn untuk menunggu beberapa saat lagi.

10 Perwujudan sub-ttd meminta tersebut terjadi di ruang BP/BK ketika beberapa siswa kelas 8 ingin membayar biaya piknik. Pn adalah siswa, dan Mt adalah guru BK. Sebagian besar siswa membayar dengan uang Rp 50.000,00 sehingga tidak ada uang kecil untuk kembalian. Mt menyuruh Pn bersabar menunggu kembalian. Pn yang sudah cukup lama menunggu, mencoba bertanya dan meminta lagi uang kembalian kepada Mt. 7. Tindak tutur direktif mendesak Tindak tutur direktif mendesak merupakan tuturan yang digunakan untuk mengungkapkan suatu permintaan dengan sangat. Pn berusaha untuk memaksa Mt melakukan suatu hal atau mengatakan sesuatu agar suatu permasalahan dapat segera diselesaikan. Realisasi TTD mendesak terdapat pada tuturan berikut. Eksplikatur : Jujur sama bu guru. Eh, jujur sama bu guru. Konteks : Mt pernah berkata kasar kepada siswa lain. Mt tidak mengakui perbuatannya di depan Pn. Maksud : Pn menyuruh Mt agar berbicara jujur bagaimana perkataan kasar yang dikatakan kepada siswa lain. Mt tidak berterus terang, sehingga Pn mendesak Mt agar berbicara jujur tentang bagaimana perkataan yang diucapkan kepada siswa lain. Perwujudan TTD mendesak tersebut terjadi di ruang BK setelah salah satu siswa melapor kepada Pn tentang perlakuan yang diterima dari Mt. Pn adalah guru BK, dan Mt adalah siswa. Mt pernah berkata kasar kepada siswa tersebut. Mt tidak mengakui jika sering berkata kasar. Pn yang mengetahui bahwa Mt berbohong, mendesak agar Mt berbicara jujur dan mengakui perbuatannya. Pn mendesak Mt dengan tujuan agar Mt berkata jujur dan mengakui kesalahan yang dilakukan. B. Bentuk tindak tutur komisif Tindak tutur komisif dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi empat kategori. 1. TTK Berjanji

11 TTK berjanji merupakan tuturan yang digunakan untuk menyatakan kesanggupan untuk berbuat sesuatu. Penelitian ini menemukan bahwa TTK berjanji dominan digunakan oleh siswa, meskipun ada yang digunakan oleh guru BK. Cuplikan TTK berjanji berikut digunakan oleh siswa. Eksplikatur : Nggak kemana-mana ok bu, di depan kelas thok. Konteks : Pn ingin belajar di luar kelas, karena guru tidak ada dan di dalam kelas ramai. Maksud : Pn ingin belajar di luar kelas karena di dalam kelas ramai. Mt memperbolehkan Pn belajar di depan kelas dan tidak boleh bermain kemana-mana. Pn berjanji akan belajar di depan kelas dan tidak akan bermain kemana-mana. Perwujudan TTK berjanji tersebut terjadi di ruang BP/BK ketika Pn datang ke ruang BK minta ijin untuk belajar di luar kelas. Guru mata pelajaran pada jam tersebut tidak bisa mengisi pelajaran karena sibuk. Pn adalah siswa dan Mt adalah guru BK. Pn ingin belajar di luar kelas karena di dalam kelas ramai. Mt memperbolehkan siswa belajar di luar asal tetap di depan kelas, tidak ke kantin, dan tidak bermain kemana-mana. Mt berjanji tidak akan bermain kemana-mana dan belajar di depan kelas. 2. TTK Berniat TTK berniat merupakan tuturan yang digunakan untuk menyampaikan maksud atau tujuan dari suatu tindakan. Penelitian ini menemukan bahwa TTK berniat sebagian besar digunakan oleh siswa, meskipun ada yang digunakan oleh guru BK. Cuplikan TTK berniat digunakan oleh guru BK terdapat pada tuturan berikut. Eksplikatur : Ngko coba tak suwunke kortingan. Nanti coba saya mintakan potongan harga. Konteks : Beberapa siswa kelas 8H mendapat kaos seragam piknik yang berbeda dengan teman-teman kelas 8 yang lain. Maksud : Pn mencoba membujuk Mt agar mau memakai seragam tersebut meskipun berbeda warna. Pn berniat akan mencoba meminta potongan harga kepada biro terkait dengan beberapa kaos siswa yang berbeda warna. Perwujudan TTK berniat tersebut terjadi di ruang BP/BK ketika beberapa siswa berada di ruang BK untuk berbicara masalah kaos seragam piknik yang

12 berbeda. Pn adalah guru BK, sedangkan Mt adalah siswa. Mt merasa keberatan memakai kaos yang berbeda dengan siswa lain. Pn membujuk dan menasihati Mt bahwa warna putih merupakan warna netral, bagus dipakai dengan warna apa saja. Pn berniat untuk meminta potongan harga kepada pihak biro terkait dengan beberapa kaos siswa yang berbeda warna. 3. TTK Menawar TTK menawar merupakan tuturan yang digunakan untuk meminta keringanan dari suatu hal yang telah ditetapkan atau diputuskan oleh orang lain. Cuplikan berikut adalah tuturan yang digunakan oleh siswa untuk meminta keringanan dari keputusan guru BK. Eksplikatur : Besuk kalo orang tua saya nggak bisa datang, pakdhe nggak apa-apa ya pak. Konteks : Guru menyuruh siswa membuat surat pernyataan. Surat tersebut selain ditandatangani orang tua juga harus di beri cap (stempel) RT. Maksud : Beberapa siswa mengatakan bahwa RT tidak mempunyai stempel. Siswa keberatan jika orang tua yang membawa surat pernyataan tanpa stempel RT ke sekolah. Siswa meminta keringanan tentang siapa yang membawa surat pernyataan ke sekolah. Salah satu siswa mengajukan Pakdhe yang akan membawa ke sekolah sebagai wakil dari orangtuanya. Perwujudan TTK menawar tersebut terjadi di ruang BP/BK terkait dengan larangan siswa membawa kendaraan bermotor ke sekolah. Pn adalah siswa, sedangkan Mt adalah guru BK. Pn disuruh Mt membuat surat pernyataan untuk tidak membawa sepeda motor ke sekolah. Mt menginginkan surat pernyataan yang dibuat Pn diberi stempel RT. Apabila tidak diberi stempel RT, orang tua harus mengantarkan surat pernyataan tersebut ke sekolah. Pn merasa keberatan jika orng tua yang membawa surat pernyataan ke sekolah, karena RT tidak mempunyai stempel. Mt meminta keringanan (menawar) berkaitan dengan orang yang akan membawa surat pernyataan ke sekolah. Mt meminta agar Pakdhe diperbolehkan mengantarkan surat pernyataan ke sekolah sebagai wakil dari orang tua.

13 4. TTK Mengancam Penelitian ini menemukan bahwa TTK mengancam hanya digunakan untuk memberi peringatan agar siswa tidak mengulangi pelanggaran yang telah ditangani oleh guru. Realisai TTK mengancam terdapat pada tuturan berikut. Eksplikatur : Sekolah nganggo sing putih. Angger nekat suk mben tak kon mulih. Tak poin. Sekolah memakai yang putih. Kalau masih keras kepala saya suruh pulang. Saya beri poin. Konteks : Mt memakai seragam dengan celana hijau ke sekolah. Celana warna hijau adalah seragam tahun sebelumnya. Maksud : Pn menyuruh Mt untuk berganti celana warna hijau dengan warna putih, karena celana warna hijau merupakan seragam tahun sebelumnya. Pn melarang Mt memakai celana warna hijau ke sekolah. Celana tersebut boleh dipakai di rumah tapi tidak boleh dipakai ke sekolah. Apabila Mt keras kepala dan tetap memakai celana warna hijau ke sekolah, Mt akan disuruh pulang dan Pn akan memberikan poin kepada Mt. Perwujudan TTK mengancam tersebut terjadi di ruang BP/BK setelah salah satu guru mata pelajaran melaporkan ada siswa yang memakai celana seragam warna hijau ke sekolah. Pn menyuruh Mt yang memakai celana warna hijau untuk berganti dengan seragam warna putih, karena celana hijau merupakan seragam tahun sebelumnya. Pn melarang Mt memakai celana warna hijau ke sekolah. Mt harus memakai seragam yang benar, yaitu celana berwarna putih. Apabila Mt keras kepala dan tetap memakai celana berwarna hijau, maka Mt akan disuruh pulang dan diberi poin. C. Modus Tindak Tutur Direktif 1. Modus Tindak Tutur Direktif Memerintah Tindak tutur direktif (TTD) memerintah merupakan tuturan yang digunakan untuk menyatakan perintah agar Mt melakukan sesuatu seperti yang dikatakan Pn. TTD memerintah pada konteks tertentu dapat digunakan untuk maksud yang berbeda. Penelitian ini menemukan bahwa

14 TTD memerintah digunakan untuk modus menyuruh, meminta tolong, melarang, dan perintah mengatakan kebenaran. 2. Modus Tindak Tutur Direktif Menasihati TTD menasihati merupakan tuturan yang digunakan untuk memberikan anjuran, saran, petunjuk, dan ajaran baik. Tuturan tersebut menyebabkan Mt melaksanakan suatu tindakan sesuai perkataan Pn. Penelitian ini menunjukkan bahwa TTD menasihati sesuai konteksnya dapat digunakan untuk mengungkapkan berbagai maksud. TTD menasihati pada penelitian ini digunakan untuk modus memberi teguran, memberi peringatan, memberi ajaran, dan memberi petunjuk. 3. Modus Tindak Tutur Direktif Mengusulkan TTD mengusulkan merupakan tuturan yang digunakan untuk memberi masukan atau saran agar bisa dipertimbangkan atau diterima oleh Mt. Penelitian ini menemukan bahwa TTD mengusulkan digunakan untuk dua tujuan, yaitu untuk meminta persetujuan dan memberi saran. 4. Modus Tindak Tutur Direktif Melarang TTD melarang merupakan tuturan yang digunakan oleh Pn untuk tidak memperbolehkan Mt melakukan suatu hal. Tuturan digunakan oleh Pn yang mempunyai kedudukan lebih tinggi dari Mt, atau Pn mempunyai kedudukan yang sama dengan Mt. Penelitian ini menunjukkan bahwa TTD melarang digunakan oleh guru BK kepada siswa dan siswa kepada siswa yang lain. Penelitian ini menemukan TTD melarang digunakan untuk dua maksud, yaitu digunakan untuk memberi peringatan dan digunakan karena unsur nasihat. 5. Modus Tindak Tutur Direktif Memesan TTD memesan merupakan tuturan yang digunakan oleh Pn untuk memberi suatu pesan kepada Mt. Pesan dapat berupa anjuran yang

15 diberikan kepada Mt untuk melakukan suatu tindakan agar hal yang pernah terjadi tidak terulang kembali. Penelitian ini menemukan TTD memesan digunakan untuk maksud menyuruh dan melarang. 6. Modus Tindak Tutur Direktif Meminta Tindak tutur direktif meminta digunakan karena Pn menginginkan sesuatu dari Mt. Pemakaian tindak tutur direktif meminta mengakibatkan tanggapan dari Mt untuk memenuhi permintaan Pn. Penelitian ini menemukan TTD meminta digunakan untuk 2 maksud, yaitu untuk mendapatkan sesuatu dari Mt dan memohon. 7. Modus Tindak Tutur Direktif Mendesak TTD mendesak merupakan tuturan yang digunakan untuk memaksa Mt melakukan sesuatu atau mengatakan sesuatu sesuai yang diminta Pn. Penelitian ini menunjukkan bahwa TTD mendesak digunakan guru BK kepada siswa dalam penyelesaian suatu masalah. TTD mendesak digunakan apabila Mt tidak segera melakukan atau mengatakan sesuatu seperti yang diminta Pn. TTD mendesak dalam penelitian ini digunakan dengan maksud agar keinginan Pn segera dilakukan, dan mendesak Mt untuk berbicara jujur kepada Pn. D. Modus Tindak Tutur Komisif 1. Modus Tindak Tutur Komisif Berjanji Tindak tutur komisif berjanji merupakan tuturan yang digunakan untuk menyampaikan kesanggupan Pn untuk melakukan sesuatu. Tuturan berjanji dapat digunakan untuk maksud yang berbeda sesuai dengan konteks, meskipun pada dasarnya sama-sama bermaksud menyatakan janji. Penelitian ini menemukan bahwa TTK berjanji dapat digunakan karena unsur nasihat, berjanji kepada diri sendiri, dan berjanji untuk meyakinkan orang lain.

16 2. Modus Tindak Tutur Komisif Berniat Tuturan berniat merupakan tuturan yang digunakan untuk menyatakan keinginan Pn untuk melakukan sesuatu sesuai dengan yang diucapkan. Penelitian ini menemukan bahwa TTK berniat digunakan untuk beberapa hal sesuai dengan maksud dan konteks tuturan. Penelitian ini menemukan bahwa TTK berniat digunakan untuk meyakinkan orang lain, dan digunakan untuk menyatakan suatu niat positif. 3. Modus Tindak Tutur Komisif Menawar TTK menawar merupakan tuturan yang digunakan untuk meminta keringanan dari keputusan yang dibuat oleh Mt. TTK menawar dapat digunakan untuk maksud yang bervariasi. Penelitian ini menemukan bahwa TTK komisif menawar digunakan untuk meminta tolong, meyakinkan orang lain, meminta keringanan, dan meminta persetujuan. 4. Modus Tindak Tutur Komisif Mengancam TTK mengancam merupakan tuturan yang mempunyai maksud untuk melakukan sesuatu yang bisa merugikan orang lain. Tuturan ini mengakibatkan tindakan Mt untuk tidak melanggar ketentuan Pn. Hal tersebut dilakukan karena pelanggaran ketentuan Pn akan membawa dampak tidak baik kepada Mt. Penelitian ini menunjukkan bahwa TTK mengancam dipakai hanya untuk maksud memberi teguran. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini, dapat diambil kesimpulan bahwa tindak tutur direktif dan tindak tutur komisif digunakan oleh guru dan siswa. Penelitian ini menemukan tujuh kategori tindak tutur direktif. Tindak tutur komisif dalam penelitian ini ditemukan menjadi empat kategori. Masing-masing kategori dapat dipakai dengan modus yang bervariasi sesuai dengan konteks pemakaiannya. Tindak tutur direktif yang paling dominan digunakan adalah

17 tindak tutur direktif memerintah. Tindak tutur komisif yang paling dominan digunakan adalah tindak tutur komisif berjanji. Akhirnya, disarankan agar (a) guru memakai tuturan yang mudah dipahami dan diterima siswa ketika melaksanakan bimbingan; (b) memilih tuturan yang tepat dan sesuai dengan konteks pada saat melakukan komunikasi, sehingga maknanya jelas; (c) dilakukan penelitian lanjutan tentang tindak tutur. DAFTAR PUSTAKA Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Nadar, F.X. 2009. Pragmatik & Penelitian Pragmatik. Jogjakarta: Graha Ilmu. Suyono. 1990. Pragmatik Dasar-dasar dan Pengajaran. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh Malang (YA 3 Malang).