Kata Kunci: Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Hasil Belajar Kimia

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

Oleh : Aceng Haetami 1) dan Supriadi 2) !) Dosen PMIPA FKIP Unhalu 2) Guru SMAN 1 Poleang ABSTRAK

IMPLEMENTASI MACROMEDIA FLASH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MALIA ULFA. Jl. Semarang 5 Malang.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SD NEGERI 12 KONDA PADA MATERI GEJALA ALAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Riskah, S.Pd Guru SMAN 1 Kaliwungu Kabupaten Kendal

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SMP

D035. Prodi Biologi Fak Saintek UIN Sunan Kalijaga ABSTRAK

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Melalui Model Mind Mapping Pada Siswa Kelas X Mas Kapita Kabupaten Jeneponto

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajad Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Biologi.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

Vol. 4, No. 1, Maret 2017 ISSN:

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI STRATEGI INTERACTIVE QUESTION AND READING ORIENTATION BERBASIS PROBLEM POSING

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY MENGGUNAKAN HANDOUT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

*Keperluan korespondensi, HP: ,

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PROSIDING ISBN :

La Masi, Saleh dan Safarudin. Jurusan PMIPA/Matematika FKIP Unhalu Kampus Bumi Tridharma Kendari 93232

PENGEMBANGAN STRUCTURE EXERCISE METHODE (SEM) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Spontaneous Group Discussion

Kata kunci: Model Think-Talk-Write (TTW) dan Prestasi Belajar

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 8 PALU

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

*Korespondensi, tel : ,

METODE BERVARIASI DAPAT MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI I OLO-OLOHO KECAMATAN PAKUE KABUPATEN KOLAKA UTARA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI IPA I SMAN 5 KENDARI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM. Oleh : Rimba Hamid dan Aceng Haetami ABSTRAK

Dyah Muawiyah, Budi Utami *, dan Bakti Mulyani. Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret

*Keperluan korespondensi, HP: ,

Kata kunci: pembelajaran, project based learning, audiovisual, hasil belajar, geografi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 12 BANDA ACEH ABSTRAK

Kata Kunci: model STAD, pembelajaran, IPA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

Penerapan Pendekatan Resource Based Learning Pada Materi Energi Dan Perubahannya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Cendanapura

Penelitian Tindakan Kelas Rumpun Bidang Fisika, Biologi, Kimia dan IPA

PENERAPAN METODE LEARNING TOGETHER

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Puspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak 1 x pertemuan, yaitu

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN

OLEH DESRIYANTI A1C309009

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014

PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI.

Dita Agnes Dekasari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

I. PENDAHULUAN. Salah satu media pembelajaran yang dapat memberikan pendidikan yang. menyenangkan bagi siswa adalah komputer. Kelebihan komputer dalam

A ABSTRAK

Penerapan Pembelajaran Berbasis Portofolio Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Inpres 1 Slametharjo Kabupaten Banggai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Noorhidayati, Zainuddin, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP UNLAM Banjarmasin. Kata kunci: Hasil belajar, model pembelajaran ARIAS, konsep zat.

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, AND SATISFACTION)

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hal yang paling pokok dalam

48 Media Bina Ilmiah ISSN No

Oleh. Laelasari dan Ira Ratnasari Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon ABSTRAK

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IX-A SMP NEGERI 11 MATARAM

ANALISIS KETERLAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Muhammadiyah 1 Kalianda kelas VII

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DENGAN MACROMEDIA FLASH

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVIII/Mei 2014

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 1 Pardasuka Kabupaten Pringsewu semester

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

1. PENDAHULUAN. Fisika merupakan ilmu yang mengaplikasikan konsep dalam kehidupan nyata.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan,

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI TUMBUHAN HIJAU. Etmini

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERORIENTASI PROBLEM-BASED INSTRUCTION

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo Utara yang berjumlah 20 orang siswa, terhadap materi perubahan

Transkripsi:

127 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI I SMA NEGERI 9 KENDARI La Rudi dan La Ode Ibrahim Jurusan PMIPA/Kimia FKIP Unhalu Kampus Bumi Tridharma Kendari 93232 Abstrak: Salah satu permaslahan guru Kimia pada SMAN 9 Kendari adalah rendahnya tingkat pemahaman siswa dalam mempelajari Kimia, utamanya pada materi Larutan Penyangga. Dari masalah tersebut, peneliti berkolaborasi dengan guru kimia yang mengajar melakukan suatu penelitian tindakan dengan menerapkan model pembelajaran berbasis multimedia melalui model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas XI SMAN Kendari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan media berbasis multimedia melalui penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan larutan penyangga di SMA Negeri 9 Kendari, dimana dari analisis data hasil penelitian, pemberian tindakan pada siklus I, hasil belajar siswa pada siklus I masih tergolong rendah, dimana yang memperoleh kategori baik hanya 27,1% dan yang tergolong kategori baik sekali 25%. Pada siklus II ketuntasan belajar mengalami peningkatan sebesar 87.5% dan rata-rata kelas sebesar 86.58 dengan kategori baik sebesar 50% dan 12 orang tergolong kategori sangat baik 25%. Kata Kunci: Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Hasil Belajar Kimia PENDAHULUAN Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar dapat diukur dari tingkat pemahaman, penguasaan materi serta prestasi belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman dan pengusaan materi serta prestasi belajar maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. Salah satu matapelajaran yang dianggap sulit dipelajari oleh siswa adalah matapelajaran Kimia, apalagi jika guru yang mengajar tidak mengusai model-model pembelajarn yang membuat siswa aktif dan tertarik untuk mempelajari suatu matapelajaran yang sifatnya abstrak dan banyak melibatkan simbol-simbol kimia atau reaksi kimia. Sebenarnya matapelajaran kimia tidak terlalu susah untuk dipelajari oleh siswa karena rumus-rumus setiap jenjang kelasnya adalah sama, yang membedakan adalah hanya pada perhitngan dan konsep-konsep dasar. Oleh karena itu disinilah peran seorang guru sangat diperlukan bagaimana agar konsep yang diajarkan tersebut mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. Dari data hasil observasi dan wawancara dengan guru matapelajaran Kimia SMA Negeri 9 Kendari kelas XI I, bahwa prestasi belajar kimia yang dicapai siswa masih rendah, berdasarkan data hasil belajar kimia siswa semester 2 bahwa nilai rata-rata siswa pada pokok bahasan larutan penyangga masih susah dipelajari dan dipahami oleh siswa. Hal ini terlihat dari rata-rata Kriteria Ketuntasan Minimal Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Multimedia Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas Xi I SMA Negeri 9 Kendari (La Rudi dan La Ode Ibrahim)

128 (KKM) hasil belajar siswa pokok larutan penyangga tahun ajaran 2009/2010 yaitu 61,20 dan pada tahun ajaran 2010/2011 yaitu 64,25 sementara nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah untuk pokok bahasan larutan penyangga sebesar 72,00. Berkaitan dengan data tersebut, dari hasil wawancara dengan guru matapelajaran Kimia diperoleh informasi bahwa masalah selama pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut: 1). keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih belum nampak yaitu sebesar 65%, 2). siswa cenderung hanya mengharapkan penjelasan dari guru pada saat proses pembelajaran berlangsung yaitu sebesar 60%, 3). keberanian siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan pada proses pembelajaran juga masih kurang, yaitu sebesar 50%, dan 4). siswa belum bisa mengembangkan permasalahan yang berhubungan dengan materi yang diberikan yaitu sebesar 65%. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu adanya penelitian tindakan kelas demi perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran. Perbaikan diarahkan pada cara penyajian materi dan pola interaksi dalam kelas sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran. Salah satu cara untuk mewujudkan keberhasilan kegiatan pembelajaran adalah pemilihan metode pembelajaran, sehingga siswa dapat menerima dan memahami materi pelajaran dengan baik. Penerapan model pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran sangatlah penting. Dengan model pembelajaran tertentu maka siswa akan tertarik dan dapat membangkitkan daya kreatifitas dan motivasi belajarnya, mampu mengubah cara belajar siswa kearah yang lebih baik, serta tugas guru dalam menyampaikan materi akan lebih mudah dipahami, tujuan pembelajaran dan indikator kualitas pendidikan dapat tercapai. Berbagai strategi dan pendekatan yang dapat digunakan oleh guru untuk menyajikan materi pembelajaran kimia. Salah satu strategi yang diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran kimia dengan menerapkan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami berinisiatif untuk melakukan suatu penelitian dengan judul: Peningkatan hasil belajar kimia berbasis multimedia materi pelajaran larutan penyangga melalui model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas XI I SMA Negeri 9 Kendari. KERANGKA TEORITIK 1. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu MIPMIPA, Vol. 12, No. 2, Agustus 2013 : 127-136

129 itu sendiri didalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu (Aunurrahman, 2009). Selain itu banyak para ahli pendidikan mendefinisikan tentang belajar. Akan tetapi definisi tersebut satu sama lainnya tidak sama. Hal ini disebabkan karena sudut pandang mereka yang berbeda. Menurut Daryanto (2009) konsep tentang belajar mengandung enam unsur yaitu: 1) Belajar berkaitan dengan perubahan terjadi secara sadar, untuk mengukur seseorang yang sedang dalam proses belajar akan menyadari terjadinya perubahan atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya 2) Belajar berkaitan dengan perubahan dalam bersifat Continue dan fungsional, dalam hal ini hasil belajar mengalami perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan tidak statis. 3) Belajar berkaitan dengan perubahan dalam bersifat positif dan aktif, dalam perbuatan belajar perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya yang mana perubahan aktif itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha orang yang bersangkutan. 4) Belajar berkaitan dengan perubahan yang bukan berifat sementara, perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk beberapa saat saja tetapi perubahan yang bersifat tetap atau permanen. 5) Belajar berkaitan dengan perubahan yang bertujuan atau terarah, perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari yang senantiasa terarah terhadap tingkah laku yang telah ditetapkannya. 6) Belajar yang berkaitan dengan perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui sesuatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku 2. Pengertian Mengajar Mengajar bukan tugas yang ringan bagi seorang guru. Dalam mengajar guru berhadapan dengan sekelompok siswa, mereka adalah makhluk hidup yang memerlukan bimbingan, dan pembinaan untuk menuju kedewasaaan. Setelah mengalami proses pendidikan dan pengajaran, siswa diharapkan telah menjadi menusia dewasa yang Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Multimedia Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas Xi I SMA Negeri 9 Kendari (La Rudi dan La Ode Ibrahim)

130 tanggung jawab terhadap diri sendiri, wiraswasta, berpribadi dan bermoral. Mengingat tugas yang berat itu, guru yang mengajar di depan kelas harus mempunyai prinsip-prinsip mengajar, dan harus dilaksanakan seefektif mungkin, agar guru tidak asal mengajar. Djamarah (2) mengemukakan bahwa masalah mengajar telah menjadi persoalan para ahli sejak dulu hingga sekarang. Pengertian mengajar mengalami perkembangan, bahkan hingga dewasa ini belum ada definisi yang tepat bagi semua pihak mengenai mengajar itu. Pendapat yang dilontarkan oleh para pendidik ialah untuk mendapatkan jawaban mengenai apakah mengajar itu?. Untuk mencari jawaban pertanyaan tersebut, perlu dikemukakan beberapa teori tentang mengajar. Metode mengajar hendaknya membantu meresapi sifat-sifat ilmiah pada ilmu alam dan bagaimana ilmu alam itu dapat dikembangkan. Mengajar dapat dibantu dengan topik yang diajarkan, baik dilaboratorium maupun di lingkungan yang dapat membantu siswa mengembangkan hasil fikir, mencari dan menemukan. 3. Pembelajaran Berbasis Multimedia Multimedia adalah kombinasi dari komputer dan video atau multimedia secara umum merupakan kombinasi tiga elemen, yaitu suara, gambar, dan teks atau multi-media adalah kombinasi dari paling sedikit dua media masukan atau keluaran dari data, media ini dapat audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar atau multimedia merupakan alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis atau interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio, dan gambar video (Wahyudin, 2010). Pemanfaatan komputer untuk pendidikan yang dikenal sering dinamakan pembelajaran berbantuan komputer (CAI) dikembangkan dalam beberapa format. Ada empat bentuk atau jenis perangkat lunak pembelajaran dengan bantuan komputer, yaitu latihan dan praktik ( drill and practice), tutorial, simulasi, dan pengajaran dengan instruksi komputer. 4. Model Pembelajaran Berbasia Masalah (Problem Based Learning) Pembelajaran berbasis masalah ( Problem Based Learning) adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah berbagai masalah sebagai titik tolak (starting point) pembelajaran. Masalah tersebut adalah masalah yang memenuhi konteks dunia nyata baik yang ada didalam buku teks maupun dalam sumber lain seperti peristiwa yang terjadi dilingkungan sekitar, peristiwa dalam keluarga atau kemasyarakatan untuk belajar berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran. MIPMIPA, Vol. 12, No. 2, Agustus 2013 : 127-136

131 Abbas (2000) menjelaskan bahwa pelaksanaan model PBM terdiri dari lima langkah proses pembelajaran seperti ditunjukan pada Tabel 2.1 berbasis multimedia Tabel 2.1 Langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran No Indikator Kegiatan Guru 1 Proses orientasi Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan peserta didik pada logistic yang diperlukan, memotivasi peserta didik masalah untuk terlibat dalam aktifitas pemecahan masalah dan mengajukan masalah 2 Mengorganisasi peserta didik 3 Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan masalah Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok, membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan, melaksanakan eksperimen dan penyekidikan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah Guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapakan laporan, dokumentasi atau model dan membantu mereka berbagi tugas dengan sesame temannya Guru menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan masalah. Pada tahap ini guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses dan hasil penyelidikan yang mereka lakukan. METODE PENELITIAN 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012 yang berlangsung pada bulan Maret s/d April 2012 pada Kelas XI I SMA Negeri 9 Kendari. 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI I semester genap SMA Negeri 9 Kendari yang terdaftar tahun ajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 48 orang. Penetapan kelas XI I sebagai subjek penelitian didasarkan dari hasil observasi peneliti yang menunjukkan bahwa kelas tersebut memiliki rata-rata nilai rapor semester ganjil terendah (KKM yang dicapai sebesar 62,50%). 3. Faktor yang Diselidiki Adapun beberapa faktor-faktor yang diselidiki adalah sebagai berikut: 1) Faktor siswa: meliputi daya serap berupa hasil belajar kognitif yaitu hasil pelaksanaan tugas, mengerjakan soal yang diukur dari jawaban soal tes. Rasa ingin tahu siswa diukur dari keaktifan dalam proses belajar mengajar dan intensitas pertanyaan Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Multimedia Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas Xi I SMA Negeri 9 Kendari (La Rudi dan La Ode Ibrahim)

132 sebagai hasil belajar afektif serta rasa puas dan pendapat siswa selama pembelajaran diukur dengan pedoman wawancara dengan menggunakan angket setelah penelitian. 2) Faktor guru: meliputi sejauhmana materi pelajaran dipersiapkan dan bagaimana teknik yang digunakan oleh guru dalam menerapkan model PBM dengan menggunakan media pembelajaran berbasis multimedia. 3. Desain Penelitian Sebagaimana penelitian tindakan kelas, dalam penelitian ini diawali dengan perencanaan, pelaksanaan tindakan, mengobservasi dan mengevaluasi dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai. Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa silkus hingga mencapai indikator penelitian yang telah ditetapkan. 4. Data dan Teknik Pengambilan Data Sumber data penelitian ini berasal dari guru dan siswa. Data diperoleh dan dikumpulkan dari hasil belajar siswa yang diambil dengan memberikan tes kepada siswa. Situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakannya tindakan diambil dengan menggunakan lembar observasi. Tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran yang digunakan diambil dari kuesioner yang disebarkan. Beberapa metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data nama siswa yang akan menjadi sampel penelitian ini dan untuk memperoleh data nilai mid pelajaran kimia semester II siswa kelas XI IA1 sebagai data awal. 2) Observasi Lembar observasi berisi tentang penilaian aspek afektif dan psikomotorik siswa serta penilaian indikator PBM. Pada observasi aspek afektif dan psikomotorik, lembar observasi yang disediakan oleh peneliti diisi oleh observer pada pertemuan pertama dan kedua berlangsung, sedangkan lembar observasi penilaian indikator PBM diisi pada saat pertemuan ketiga berlangsung. 3) Angket Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai pembelajaran berbasis multimedia pada pembelajaran HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap aktivitas siswa materi larutan penyangga pada Siklus I, menunjukkan bahwa rata-rata aktivitas siswa pada Siklus I adalah sebesar 3 yang berkategori baik. Pada siklus I beberapa aktivitas siswa tergolong MIPMIPA, Vol. 12, No. 2, Agustus 2013 : 127-136

133 kurang dimana siswa masih belum terbiasa dengan model pembelajaran PBL diantaranya: Memberikan jawaban tentang pertanyaan yang berkaitan identifikasi larutan penyangga atau bukan larutan penyangga kepada guru, berdiskusi dengan kelompoknya dalam memecahkan masalah tentang sifat dan cara kerja larutan penyangga, membaca dan menyelesaikan masalah yang ada pada LKS yang disajikan dan Bekerjasama dalam merencanakan dan menyiapkan karya berupa laporan. Hal ini dikarenakan siswa tidak terbiasa berdiskusi dalam memecahkan masalah. Dari hasil observasi terhadap aktivitas guru selama mengajar pada siklus ini, terlihat ditemukan bahwa aktivitas guru pada siklus ini guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan jawaban tentang sifat dan cara kerja larutan penyangga kepada guru, berdiskusi dengan kelompoknya dalam memecahkan masalah, membaca dan menyelesaikan masalah yang ada pada LKS yang disajikan dan bekerjasama dalam merencanakan dan menyiapkan karya berupa laporan. yang belum dimengerti dari materi yang baru dipelajari; memberi contoh. Untuk mengatasi persoalan tersebut, peneliti bersama observer melakukan analisis dan refleksi terhadap faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya intensitas beberapa aktivitas siswa maupun aktivitas guru dalam model pembelajaran ini dan disepakati adanya beberapa kelemahan guru dalam mengelola model pembelajaran PBL di kelas khususnya materi pokok larutan penyangga, yakni dapat dilihat pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Refleksi antara observer dan analisis terhadap faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya intensitas beberapa aktivitas siswa maupun aktivitas guru Kegiatan Refleksi Pembelajaran Tindak Lanjut Hasil Tindak Lanjut NO Temuan Kelemahan PBM Hasil Perbaikan Pertemuan Perbaikan Pertemuan Observasi di Pertemuan ke-1 ke-2 ke-2 Siswa kurang memberi contoh dan Lebih memotivasi Memotivasi siswa pada menjelaskan beberapa tentang siswa dalam masing-masing 1. konsep larutan penyangga menjelaskan konsep kelompok dalam larutan penyangga menjelaskan konsep yang diajarkan Siswa kurang berdiskusi dengan Mendorong siswa Mendorong seluruh kelompoknya dalam memecahkan berdiskusi dalam siswa dalam berdiskusi 2. masalah mengenai identifikasi sifat kelompoknya dalam dan cara kerja larutan penyangga memecahkan masalah serta prinsip larutan penyangga. Guru kurang memberi kesempatan Memberi kesempatan Guru lebih memberi kepada siswa untuk bertanya kepada siswa untuk kesempatan pada sisws 3. tentang penyelesaikan masalah bertanya tentang untuk bertanya tentang yang ada pada LKS yang telah penyelesaian masalah hal yang kurang disajikan yanga ada pada LKS dimengerti Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Multimedia Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas Xi I SMA Negeri 9 Kendari (La Rudi dan La Ode Ibrahim)

134 NO 4. Kegiatan Refleksi Pembelajaran Tindak Lanjut Temuan Kelemahan PBM Hasil Perbaikan Pertemuan Observasi di Pertemuan ke-1 ke-2 Siswa kurang Bekerjasama dalam merencanakan dan menyiapkan karya berupa laporan yang belum dimengerti dari materi yang baru dipelajari Lebih mendorong dan memotivasi siswa untuk berkerjasama dalam menyiapkan karya berupa laporan yang belum dimengerti dari materi yang baru diajarkan Hasil Tindak Lanjut Perbaikan Pertemuan ke-2 Siswa mulai aktiv dan berkerjasam dalam menyiapkan hasil diskusinya Berdasarkan Tabel 4.1 hasil analisis dan refleksi tersebut, guru memperbaiki cara mengajarkan materi larutan penyangga yang sesuai dengan model pembelajaran PBL dan memperbaharui aktivitas yang masih kurang, baik secara kualitas maupun kuantitasnya pada siklus II. Sehingga diharapkan pada pertemuan selanjutnya diperoleh peningkatan di semua satuan aktivitas pembelajaran. Hal ini berdampak positif pada siklus I pertemuan kedua dimana, aktivitas siswa maupun aktivitas guru mengalami peningkatan pada tiap petemuan dikarenakan guru sudah mulai memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada tiap pertemuan. Sementara itu, aktivitas siswa pada siklus I pertemuan ke-2 terlihat kemajuan pelaksanaan pembelajaran namun secara umum pengelolaan waktu sudah semakin baik dan pembelajaran mulai berpusat kepada siswa. Hal tersebut disebabkan karena guru sudah mulai memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada pertemuan pertama. Berdasarkan analisis data, pemberian tindakan pada siklus I.menunjukkan bahwa dari 48 orang siswa hanya 32 orang siswa yang memperoleh nilai 72 dengan nilai rata-rata 80, artinya ketuntasan hanya berada pada 66.67% Nilai ini masih kurang dari 75% (ketuntasan yang ingin dicapai) walaupun secara nilai rata-rata kelas sudah mencapai 80. Hasil belajar siswa pada siklus I belum dikatakan memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 75% siswa memperoleh nilai 72 pada saat evaluasi, dimana masih terdapat 3 orang tergolong kategori buruk (6.25%), 2 orang tergolong kategrori kurang sekali (4.17%), 11 orang tergolong kategori kurang (22.92%), 7 orang tergolong kategori cukup (14.58%), 13 orang tergolong kategori baik (27.1%) dan 12 orang tergolong kategori baik sekali (25%). Hal ini disebabkan karena kurangnya intensitas beberapa aktivitas siswa maupun aktivitas guru dalam model pembelajaran Probel Based Learning (PBL) di kelas. Untuk mengatasi banyaknya kekurangan-kekurangan selama pelaksanaan siklus I, guru melakukan perbaikan-perbaikan dalam pembelajaran pada siklus berikutnya dan meningkatkan hal-hal yang dianggap kurang. Untuk itu, guru harus lebih mengaktifkan siswa terutama dalam bertanya, berdiskusi dalam memecahkan masalah sesuai refleksi MIPMIPA, Vol. 12, No. 2, Agustus 2013 : 127-136

135 pada siklus I. Maka pada siklus II akan dilakukan tindakan yamg merupakan penyempurnaan dan perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan yang muncul pada siklus I. Pembelajaran pada siklus II diberikan perbaikan berdasarkan refleksi pada siklus sebelumnya. Pada pelaksanaan siklus II, hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan dari siklus sebelumnya yaitu rata-rata tiap pertemuan pada siklus II 4 atau sebesar 100% (kategori baik sekali) dikarenakan mulai siswa aktif dalam nengikuti pembelajaran, siswa sudah mulai memberanikan diri mengerjakan soal-soal latihan, pembelajaran sudah mulai berpusat pada siswa dan siswa sudah mulai mengembangkan permasalahan yang berhubungan dengan materi sehingga ketuntasan belajar mengalami peningkatan sebesar 87.5% dan rata-rata kelas sebesar 86.58 dengan kategori buruk (0 %), 2 orang tergolong kategori kurang sekali (4,17%), 2 orang tergolong kategori kurang (4,17%), 8 orang tergolpong kategori cukup (16.67 %), 24 orang tergolong kategori baik (50%) dan 12 orang tergolong kategori sangat baik (25%). Artinya dari hasil tes evaluasi 48 siswa kelas XI IA1 terdapat 42 orang siswa yang telah mencapai 72 (Kriteria Ketuntasan Mininal) sedangkan hasil belajar kimia pada materi pokok larutan penyangga yang diperoleh guru kimia melalui model ceramah di SMA Negri 9 Kendari pada tahun 2009/2010 rata-rata sebesar 61,20 dan tahun 2010/2011 diperoleh rata-rata sebesar 64,25. Hal ini jauh berbeda dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dengan model PBL, dimana dengan model PBL dapat meningkatkan rata-rata hasil belajar kimia sebesar 86,58 dibandingkan ratarata hasil belajar kimia pada tahun ajaran 2009/2010 dan 2010/2011. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan media berbasis multimedia melalui penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan larutan penyangga di SMA Negeri 9 Kendari. Dengan demikian, jawaban atas permasalahan penelitian telah terungkap yakni pembelajaran dengan media berbasis multimedia melalui penerapan model Problem Based Learning berhasil meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa sekaligu dapat mencapai kriteria kentutasan minimum dalam pembelajaran kimia khususnya pada materi pokok larutan penyangga. KESIMPULAN Berdasarkan rumusan masalah dan hasil-hasil analisis data penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Media berbasis multimedia melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas siswa, diamana pada setiap siklus cenderung membaik dan meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata aktivitas siswa Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Multimedia Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas Xi I SMA Negeri 9 Kendari (La Rudi dan La Ode Ibrahim)

136 pada siklus I sebesar 3 atau 75% yang termasuk pada kategori baik meningkat pada siklus II menjadi 4 atau 100% yang termasuk pada kategori baik sekali dengan besar peningkatan 25% 2. Hasil belajar kimia siswa kelas XI IA1 SMA Negeri 9 Kendari pada materi pokok larutan penyangga dapat ditingkatkan dengan media berbasis multimedia melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning. Hal ini ditunjukkan oleh nilai yang diperoleh setiap individu cenderung mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II sebesar 20.83% dari 68% menjadi 84,75% Saran Sehubungan dengan hasil penelitian yang diperoleh, maka penulis menyampaikan beberapa saran berikut: 1. Bagi guru matapelajaran kimia, khususnya guru kimia SMA Negeri 9 Kendari yang yang berkolaborasi dengan peneliti agar selalu menerapkan pembelajaran berbasis multimedia melalui penerapan model Problem Based Learning dalam pembelajaran kimia untuk mengatasi banyaknya siswa siswi yang pasif dalam pembelajaran serta untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sains. 2. Bagi peneliti selanjutnya atau pengajar yang akan menerapkan pembelajaran berbasis multimedia melalui penerapan model Problem Based Learning dalam pembelajaran kimia untuk memperhatikan setiap tahap dalam model Problem Based Learning dengan melihat tingkat kognitif soal yang akan digunakan sehingga diharapkan hasil yang diperoleh lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S.2007.Pendidikan Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, A.2006. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Anurrahman.2009. Belajar dan Pembelajaran. Pontianakn: Alfabeta. Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreati & Inovatif. Jakarta:Av Published. Djamarah, et al.2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rinekacipta. Sudjana,N.2006.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya: Bandung. --------------- 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Wahyudin,dkk.2010. Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Minat Dan Pemahaman Siswa. Jurnal. Pendidikan. Fisika. Ind., Vol. 6, No. 32 1, Januari 2010 MIPMIPA, Vol. 12, No. 2, Agustus 2013 : 127-136