DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... BAB I PENDAHULUAN... 1

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN BADUNG TAHUN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

~ 1 ~ BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (KU-APBD) TAHUN ANGGARAN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BADUNG TAHUN

Pendahuluan. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1

BUPATI JEMBRANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI BALI TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

A. Gambaran Umum Daerah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 9 TAHUN 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA TAHUN

BUPATI BANGKA TENGAH

Halaman DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BATU TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKULU TENGAH,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG

KABUPATEN SUMBA TENGAH URAN DAERAH KABUPATEN SUMBA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG NA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG

Tabel 5.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator Sasaran dan Target Sasaran Visi : "Bali Mandara Jilid 2", Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 134 TAHUN : 2011 SERI : E

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I GEOGRAFIS DAN IKLIM

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR

Transkripsi:

DAFTAR ISI HAL DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... i iii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Landasan Penyusunan... 3 C. Maksud dan Tujuan 1. Maksud... 5 2. Tujuan... 6 D. Hubungan Antara RPJPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya 6 E. Tata Urut... 9 BAB II KONDISI UMUM DAERAH... 11 A. Kondisi Saat Ini... 11 1. Geografi dan Demografi... 11 2. Sosial Budaya... 13 3. Ekonomi... 17 4. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi... 22 5. Politik, Hukum dan Pemerintahan... 22 6. Ketentraman dan Ketertiban... 24 7. Sarana Prasarana Wilayah dan Infrastruktur... 25 a. Sarana Prasarana Wilayah... 25 1) Pendidikan... 25 2) Kesehatan... 27 3) Gedung Pemerintahan Daerah... 28 4) Pariwisata... 29 b. Infrastruktur... 31 8. Pengembangan Wilayah Tata Ruang, dan Lingkungan Hidup.. 37 B. Tantangan... 43 9. Sosial Budaya... 43 10.Ekonomi... 43 11.Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi... 44 12.Politik, Hukum dan Pemerintahan... 45 13.Ketentraman dan Ketertiban... 45 i

14.Sarana Prasarana Wilayah dan Infrastruktur... 46 15. Pengembangan Wilayah, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup.. 48 C. Modal Dasar... 49 16.Sumber Daya Manusia... 49 17.Sumber Daya Alam... 49 BAB III VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2005 2025... 50 A. Visi Daerah... 50 B. Misi Daerah... 50 BAB IV ARAH, TAHAPAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG TAHUN 2005-2025... 51 A. Arah Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025... 53 1. Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Badung Yang Berbudaya dan Berbudi Luhur... 53 2. Mewujudkan Kesetaraan Perlindungan Dan Kesejahtraan Sosial Bagi Masyarakat... 54 3. Mewujudkan Sumber Daya Manusia Berkualitas Yang menguasai Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi... 54 4. Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Badung Yang Aman, Tertib dan Sadar Hukum... 56 5. Mewujudkan Pemerintahan Yang Bersih, Berwibawa dan Demokratis... 57 6. Mewujudkan Sarana Prasarana Wilayah Dan Infrastruktur Yang Merata Dan Berkualitas... 58 7. Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi Yang Mantap Dan Mampu Bersaing di Pasar Bebas... 59 8. Mewujudkan Lingkungan Yang Asri Dan Lestari... 62 B. Tahapan Dan Prioritas... 63 1. RPJMD ke-1 (2005-2010)... 64 2. RPJMD ke-2 (2010-2015)... 65 3. RPJMD ke-3 (2015-2020)... 65 4. RPJMD ke-4 (2020-2025)... 66 BAB V PENUTUP... 68 i

DAFTAR TABEL HAL Tabel 2.1 Jumlah Penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kab. Badung Tahun 2001-2005... 12 Tabel 2.2 Banyaknya tempat Ibadah (Bangunan Suci) menurut Kecamatan di Kab. Badung Tahun 2005... 13 Tabel 2.3 Jumlah Angkatan Kerja Kab. Badung... 14 Tabel 2.4 Penduduk kab. Badung yang Bekerja menurut Lapangan Usaha... 14 Tabel 2.5 Angka Kelahiran, Kematian, Datang dan Pindah Menurut Jenis Kelamin Per- Kecamatan Di Kab. Badung... 16 Tabel 2.6 Realisasi Ekspor Non Migas Kab. Badung... 18 Tabel 2.7 Perkembangan Investasi di Kab. Badung Tahun 2000 2005... 19 Tabel 2.8 Perkembangan PDRB Kabupaten Badung Atas Dasar Harga Berlaku 2000-2005... 20 Tabel 2.9 Perkembangan Pendapatan Perkapita Kabupaten Badung Tahun 2000-2005... 20 Tabel 2.10 Laju Inflasi di Kabupaten Badung Tahun 2001-2005... 21 Tabel 2.11 Perkembangan Koperasi dan Anggota Koperasi di Kabupaten Badung Tahun 2000-2005... 21 Tebel 2.12 Perkembangan Jumlah Desa/Keluarahan di Kab. Badung Tahun 2000-2005... 24 Tabel 2.13 Banyaknya Perkara Kejahatan/Pelanggaran yang Dilaporkan di Kabupaten Badung Tahun 2000-2005... 24 Tabel 2.14 Kekuatan Pertahanan Sipil di Kabupaten Badung... 25 Tabel 2.15 Perkembangan Jumlah Sekolah TK, Murid dan Guru Kabupaten Badung Tahun 2000-2005...... 26 Tabel 2.16 Perkembangan Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Jenjang SD Kabupaten Badung Tahun 2000-2005...... 26 Tabel 2.17 Perkembangan Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Jenjang SLTP Kabupaten Badung Tahun 2000-2005... 27 Tabel 2.18 Perkembangan Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Jenjang SLTA Kabupaten Badung Tahun 2000-2005... 27 Tabel 2.19 Perkembangan Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Tenaga Paramedis Kabupaten Badung Tahun 2000-2005...... 28 iv

Tabel 2.20 Perkembangan Jumlah Hotel dan Kamar menurut Jenis, Kabupaten Badung Tahun 2000-2004... 30 Tabel 2.21 Perkembangan Banyaknya Restoran, Rumah Makan dan Bar Kabupaten Badung Tahun 2000-2004... 30 Tabel 2.22 Data Kunjungan Wisatawan Tahun 2000 2005... 31 Tabel 2.23 Jalan Utama di Kabupaten Badung Tahun 2000 2005... 32 Tabel 2.24 Sistem Jaringan Transportasi... 33 Tabel 2.25 Jumlah Pelanggan, Produksi dan Konsumsi Air Minum di Kabupaten Badung Tahun 2000-2005... 34 Tabel 2.26 Jumlah Pelanggan Listrik di Kab. Badung Tahun 2000 2005... 35 Tabel 2.27 Perkembangan Penggunaan Lahan di Kab. Badung Tahun 2000 2005... 38 Tabel 2.28 Data Luasan Daerah Rawan Bencana di Kab. Badung... 42 Tabel 2.29 Prosentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Menurut Ijazah Tertinggi Yang Dimiliki Di Kabupaten Badung tahun 2005...... 49 iv

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 2 TAHUN 2009 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH ( RPJPD ) KABUPATEN BADUNG TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun memuat visi, misi dan arah pembangunan daerah yang mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN); b. bahwa untuk menciptakan integrasi, sinkronisasi dan mensinergikan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun perlu menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Badung Tahun 2005-2025; c. bahwa sesuai dengan amanat peraturan perundang-undangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) ditetapkan dengan peraturan daerah; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Badung Tahun 2005-2025; Mengingat : 1 Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lemb aran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

- 2-3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 65 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723); 9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

- 3-12. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional. (Lembaran Negara Republik Indoneisa Tahun 2006 Nomor 97; Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4664 ); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Lapoaran Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyrakat. (Lembaran Negara Republik Indoneisa Tahun 2007 Nomor 19 Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4693 ); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. (Lembaran Negara Republik Indoneisa Tahun 2008 Nomor 19 ; Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4815 ); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4871); 17. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 19. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 6 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Bali Tahun 2005-2025.

- 4 - Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BADUNG dan BUPATI BADUNG MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RP JPD) KABUPATEN BADUNG TAHUN 2005 2025. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Badung. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat Daerah sebagai unsur pengelenggara Pemerintah Kabupaten. 3. Bupati adalah Bupati Badung. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Badung. 5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah pada Pemerintah Daerah Kabupaten Badung. 6. Pembangunan Daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan manusia. 7. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Badung yang selanjutnya disebut RPJPD Kabupaten Badung adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun te rhitung sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025. 8. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.

- 5-9. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. BAB II PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025 Pasal 2 (1) Pelaksanaan Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005-2025 dilaksanakan sesuai dengan RPJPD Kabupaten Badung. (2) Rincian RPJPD Kabupaten Badung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran dan mer upakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Pasal 3 (1) RPJPD Kabupaten Badung memuat visi, misi, dan arah pembangunan jangka panjang Daerah yang mengacu kepada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi. (2) RPJPD Kabupaten Badung menjadi pedoman penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang memuat visi, misi, dam program Bupati. BAB III SISTEMATIKA Pasal 4 RPJPD Kabupaten Badung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) terdiri dari : a. BAB I PENDAHULUAN; b. BAB II KONDISI UMUM DAERAH; c. BAB III VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2005-2025 ; d. BAB IV ARAH, TAHAPAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG TAHUN 2005-2025; dan e. BAB V PENUTUP.

- 6 - BAB IV PENGENDALIAN DAN EVALUASI Pasal 5 (1) Bupati melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan RPJP Daerah Kabupaten Badung. (2) Pengendalian dan evaluasi oleh Bupati sebagaimana dimaksud ayat (1) dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Bappeda untuk keseluruhan perencanaan pembangunan jangka panjang daerah dan oleh Kepala SKPD untuk program dan/atau kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Pasal 6 (1) Pengendalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 meliputi: a. kebijakan perencanaan pembangunan jangka panjang Daerah; dan b. pelaksanaan rencana pembangunan jangka panjang daerah. (2) Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 meliputi : a. kebijakan perencanaan pembangunan jangka panjang Daerah; b. pelaksanaan rencana pembangunan jangka panjang ; dan c. hasil rencana pembangunan jangka panjang daerah. (3) Hasil pengendalian dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) menjadi bahan bagi penysusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah untuk periode berikutnya. (4) BupatiI berkewajiban memberikan informasi mengenai hasil evaluasi pelaksanaan perencanaan pembangunan jangka panjang Daerah kepada masyarakat. Pasal 7 (1) Masyarakat dapat melaporkan program dan kegiatan yang dianggap tidak sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. (2) Laporan sebagaimana dimaksud ayat (1) harus disertai dengan data dan informasi yang akurat. (3) Pemerintah daerah menindaklanjuti laporan dari masyarakat sebagaimana pada ayat (1) berdasarkan pertimbangan Kepala Bappeda dan Kepala SKPD. (4) Mekanisme penyampaian dan tindak lajut laporan dari masyarakat diatur lebih lanjut oleh Pemerintah Daerah.

- 7 - BAB V PENUTUP Pasal 8 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Badung. Ditetapkan di Badung Pada tanggal 20 Agustus 2009 BUPATI BADUNG, ANAK AGUNG GDE AGUNG Diundangkan di Badung Pada tanggal 20 Agustus 2009 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BADUNG, I WAYAN SUBAWA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2009 NOMOR 2

I. UMUM - 8 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN BADUNG TAHUN 2005-2025 Menjadi tugas dan kewajiban Pemerintah Kabupaten Badung untuk menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari RPJP Nasional. RPJPD Kabupaten Badung ini adalah dalam upaya pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, legitimate, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggungjawab, serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. RPJPD Kabupaten Badung ini ditetapkan dengan memperhitungkan faktor sumber daya alam dan lingkungan hidup, kependudukan, pendidikan, kesehatan, SDM, gender, ekonomi, politik, hukum dan IPTEK. Disamping itu juga memperhatikan aspirasi masyarakat yang tumbuh dan berkembang di Kabupaten Badung. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 cukup jelas Pasal 2 cukup jelas Pasal 3 cukup jelas Pasal 4 cukup jelas Pasal 5 cukup jelas Pasal 6 cukup jelas Pasal 7 cukup jelas Pasal 8 cukup jelas TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 2.

- 9 - LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN BADUNG TAHUN 2005-2025

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN BADUNG TAHUN 2005-2025 Rincian Rencana Pembangunan Jangka panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Badung Tahun 2005-2025 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah menuangkan rencana pembangunan Nasional ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 25 tahun tahap pertama (1969/70-1993/94). RPJP ini pelaksanaannya dilakukan secara bertahap ke dalam program lima tahunan yang disebut dengan Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). Mempertahankan momentum pembangunan nasional, Pemerintah merumuskan RPJP 25 tahun tahap kedua yang mulai diberlakukan pada tahun anggaran 1994/1995. Adanya krisis nasional mulai pertengahan tahun 1997 menyebabkan upaya mewujudkan sasaran PJP tahap kedua terhenti. Kondisi ini berawal dari krisis di bidang moneter yang ditandai oleh merosotnya nilai tukar rupiah terhadap valuta asing. Krisis ini kemudian meluas menjadi krisis di bidang sosial, politik, dan ekonomi sehingga mengakibatkan lumpuhnya perekonomian nasional, dengan indikator antara lain pertumbuhan ekonomi yang negatif, menurunnya pendapatan masyarakat, dan berkurangnya kesempatan kerja. Perekonomian daerah sebagai sub sistem dan bagian integral dari perekonomian nasional pada masa krisis nasional tersebut juga surut sesuai dengan perkembangan perekonomian nasional. Sampai saat ini sisa-sisa dampak krisis masih dirasakan baik di tingkat nasional maupun daerah, termasuk juga di daerah kabupaten/kota yang ada di Bali ataupun masyarakat Bali secara keseluruhan. Disamping faktor krisis, pemulihan ekonomi Bali juga lebih diperlambat dengan terjadinya ledakan bom di jalan Legian Kuta pada tanggal 1

12 Oktober 2002 dan bom di Kuta square serta pada Jimbaran tanggal 1 Oktober 2005 yang kemudian disusul merebaknya wabah penyakit SARS dan flu burung. Ketiga hal tersebut berpengaruh negatif terhadap kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali, padahal sektor Pariwisata merupakan salah satu motor penggerak perekonomian Provinsi Bali disamping sektor Pertanian dan Industri Kerajinan. Akibatnya terjadi proses pemiskinan dan penurunan kesejahteraan masyarakat. Persaingan global ke depan akan semakin kuat mempengaruhi perekonomian nasional. Perekonomian nasional akan menjadi semakin terbuka yang langsung berpengaruh terhadap perkembangan daerah-daerah di Indonesia. Sejak tahun 2003, perdagangan bebas mulai dilaksanakan secara bertahap di tingkat negara ASEAN. Tahun 2010 perdagangan bebas di seluruh wilayah Asia- Pasifik akan mulai dilaksanakan. Semuanya ini menuntut kesiapan masyarakat baik di tingkat pusat ataupun di daerah untuk menghadapi persaingan global. Arah kebijakan dan prioritas pembangunan harus diambil dalam jangka panjang baik di tingkat nasional ataupun daerah (provinsi, kabupaten/kota). Pemerintah telah menetapkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran N egara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421). Pada Pasal 1 angka 1 undang-undang ini disebutkan bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah. Hal ini menunjukkan dokumen perencanaan pembangunan (Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) ataupun Rencana Tahunan yang disebut Rencana Kerja Pemerintah) bukan saja dibuat di tingkat nasional, melainkan juga di masing-masing daerah (provinsi, kabupaten/kota). Sesuai dengan pasal 13 ayat (2), menetapkan bahwa Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Berdasarkan ketentuan pasal 50 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa perencanaan pembangunan jangka panjang Daerah memuat visi, misi, dan arah pembangunan Daerah, dan disusun sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan Nasional, sehingga harus mengacu kepada RPJP Nasional Sesuai dengan pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, 2

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700) ditetapkan dan diundangkan tanggal 5 Pebruari 2007, menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005 2025. RPJPD adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun terhitung sejaktahun 2005 sampai dengan tahun 2025. Penyusunan RPJP ini dilakukan sebagai bagian tidak terpisahkan dengan penyusunan dokumen rencana pembangunan jangka menengah dan tahunan seperti yang diamanatkan dalam UU Nomor 25 Tahun 2004. B. Landasan Penyusunan Penyusunan RPJPD Kabupaten Badung Tahun 2005-2025, didasarkan pada peraturan perundang-undangan yang terkait, seperti : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor5, Tambahan Lembaran Negara Reppublik Indonesia Nomor 4355) 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara ReppublikIndonesia Nomor 4421); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) jis. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548) dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 3

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara RI Tahun 2007, Nomor 68,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 41; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4124); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional. (Lembaran Negara Republik Indoneisa Tahun 2006 Nomor 97; Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4664 ) 12. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Lapoaran Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Masyrakat. (Lembaran Negara Republik Indoneisa Tahun 2007 Nomor 19 Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4693 ) 13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. (Lembaran Negara Republik Indoneisa Tahun 2008 Nomor 19 ; Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 4815 ) 14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota Lembaran Negara Republik Indonesia 4

Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817). 16. Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali 17. Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Bali Tahun 2005-2025 18. Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Badung Nomor 29 Tahun 1995 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Dati II Badung 19. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Badung C. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Badung Tahun 2005-2025 disusun dengan maksud sebagai berikut : a. Menyediakan satu dokumen perencanaan pembangunan daerah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan bagi pemerintahan daerah, masyarakat, dan dunia usaha dalam menentukan arah kebijakan dan program serta kegiatan pembangunan di Kabupaten Badung dengan mendasarkan pada potensi, kondisi riil dan proyeksi ke depan; b. Menyediakan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang bagi seluruh SKPD Pemerintah Daerah dan DPRD Kabupaten Badung dalam menentukan prioritas program dan kegiatan pembangunan daerah lima tahunan maupun tahunan yang dituangkan kedalam RPJM maupun RKPD Kabupaten Badung. c. Memberikan dasar penilaian kepada seluruh SKPD Pemerintahan Daerah, DPRD dan masyarakat di Kabupaten Badung dalam memahami dan mengevaluasi keberhasilan pelaksanaan kebijakan dan program serta kegiatan pembangunan di Kabupaten Badung. 5

2. Tujuan Tujuan dari penyusunan dokumen RPJPD Kabupaten Badung Tahun 2005-2025 adalah untuk : a. Terciptanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan sinergi antar Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten, DPRD, masyarakat maupun dunia usaha, dalam penyelenggaraan pembangunan di Kabupaten Badung; b. Keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pengawasan pembangunan di Kabupaten Badung; c. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan di Kabupaten Badung; d. Tercapainya penggunaan sumber daya alam dan sumber daya manusia di Kabupaten Badung secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Badung. e. Untuk memberikan arah, acuan dan indikator capaian yang harus dipenuhi dalam pembangunan dua puluh tahun kedepan f. Memberikan pedoman bagi Pemerintah Daerah dan DPRD dalam penyusunan RPJMD dan RKPD Kabupaten Badung. D. Hubungan antara RPJPD dengan Dokumen Perencanaan lainnya Pembangunan Kabupaten Badung merupakan subsistem Pembangunan Nasional dan Pembangunan Provinsi Bali. Penyusunan dokumen RPJPD Kabupaten Badung Tahun 2005-2025 mengacu kepada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi Bali Tahun 2005-2025. Disamping itu RPJP ini sangat terkait dengan RTRW Nasional, RTRW Provinsi dan RTRW Kabupaten Badung. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Pasal 26 ayat (2) Menetapkan bahwa Rencana Tata Ruang Wilayah menjadi pedoman untuk penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah. Hal ini sejalan dengan ketentuan Pasal 5 ayat (3) PP Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah yang menetapkan RPJPD Kabupaten/Kota memuat visi, misi dan arah pembangunan daerah dengan mengacu pada RPJP Nasional dan RPJPD Provinsi. 6

Adapun visi, misi RPJP Nasional adalah : Visi : "Indonesia Yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur" Misi : 1. Mewujudkan masyarakat Berakhlak Mulia, Bermoral, Beretika, Berbudaya, dan Beradab Berdasarkan Falsafah Pencasila. 2. Mewujudkan Bangsa yang Berdaya Saing 3. Mewujudkan Masyarakat yang Demokratis Berlandaskan Hukum 4. Mewujudkan Indonesia Aman Damai, dan Bersatu 5. Mewujudkan Pemerataan Pembangunan dan Berkeadilan 6. Mewujudkan Indonesia Asri dan Lestari 7. Mewujudkan Indonesia Menjadi Negara Kepulauan Yang Mandiri, Maju, Kuat, dan Berbasiskan Kepentingan Nasional 8. Mewujudkan Indonesia Berperan Penting Dalam Pergaulan Dunia Internasional Sedangkan Visi RPJP Provinsi Bali adalah: "Bali Dwipa Jaya berlandaskan Tri Hita Karana" Misi : 1. Mewujudkan masyarakat Bali yang unggul 2. Melestarikan kebudayaan Bali 3. Mewujudkan Keamanan Daerah dan Masyarakat Bali 4. Mewujudkan Masyarakat Bali Sejahtera 5. Mewujudkan Pembangunan Bali yang Lestari, Handal dan Merata Secara skematis, hubungan antara RPJP Nasional, RPJP Daerah Provinsi Bali, RPJP Daerah Kabupaten Badung dengan dokumen perencanaan lainnya sebagai berikut : 7

Keterangan : a) Renstra-KL atau Rencana Strategis Kementerian/Lembaga adalah dokumen perencanaan Kementerian/Lembaga untuk periode lima tahun. b) Renja-KL atau Rencana Kerja Kementerian/Lembaga adalah dokumen perencanaan Kementerian/Lembaga untuk periode satu tahun c) Rencana Kerja Pemerintah (RKP) adalah dokumen perencanaan nasional untuk periode satu tahun (Rencana Pembangunan Tahunanan Nasional) d) Renstra-SKPD (Renc ana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah) adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode lima tahun e) Renja- SKPD (Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah) adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode satu tahun f) Rencana Pembangunan Tahunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode satu tahun 8

g) RKA-KL (Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga), adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu Kementerian Negara/Lembaga yang merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah dan Rencana Strategis Kementerian Negara/Lembaga dalam satu tahun anggaran serta anggaran yang diperoleh untuk melaksanakannya h) RKA-SKPD (Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah) adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu Satuan Kerja Perangkat Daerah yang merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bersangkutan dalam satu tahun anggaran serta anggaran yang diperlukan RPJPD Kabupaten Badung Tahun 2005-2025 selanjutnya akan menjadi acuan dan dasar dalam penyusunan RPJM maupun RKPD Kabupaten Badung. E. Tata Urut Dokumen RPJPD Kabupaten Badung Tahun 2005-2025 terdiri atas lima Bab. Pada Bab I yaitu Pendahuluan menguraikan latar belakang, maksud, tujuan, dan landasan yuridis penyusunan RPJPD Kabupaten Badung Tahun 2005-2025 serta sistematika penulisannya Di samping itu pada Bab ini juga diuraikan secara skematis hubungan antara dokumen RPJPD dengan dokumen-dokumen perencanaan lainnya. Bab II tentang Kondisi Umum Daerah. Di dalamnya memuat uraian mengenai statistik pada berbagai bidang dan aspek kehidupan sosial ekonomi daerah. Statistik ini selanjutnya akan dipergunakan sebagai acuan untuk merumuskan hal-hal yang diinginkan 20 tahun ke depan. Dengan kata lain, pada Bab II akan diuraikan mengenai : 1. Kondisi saat ini, yang meliputi kondisi sosial budaya dan kehidupan beragama, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, politik, hukum dan pemerintahan, ketentraman dan ketertiban, sarana prasarana wilayah dan infrastruktur, rencana tata ruang, sumber daya alam dan lingkungan hidup; 2. Hambatan, tantangan, ancaman dan gangguan, yang berkaitan dengan aspek sosial budaya, ekonomi, ilmu pengetahuan teknologi, sarana prasarana, politik, pertahanan keamanan, hukum, aparatur, rencana tata ruang, sumber daya alam dan lingkungan hidup 9

3. Modal dasar yang terdiri dari Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam, sebagai sumber kekuatan daerah yang efektif dan potensial. Bab III tentang Visi dan Misi Pembangunan Daerah Kabupaten Badung mengacu Pasal 1 angka 12 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 maka visi RPJPD Kabupaten Badung Tahun 2005-2025 pada Bab III akan merumuskan keadaan Kabupaten Badung yang diinginkan pada akhir tahun 2025. Sedangkan misi RPJPD Kabupaten Badung Tahun 2005-2025 merumuskan upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi RPJPD Kabupaten Badung Tahun 2005-2025. Bab IV tentang Arah, Tahapan dan Prioritas RPJPD Kabupaten Badung Tahun 2005-2025. Arah pembangunan yang diuraikan pada Bab IV pada hakikatnya adalah strategi dalam mencapai tujuan pembangunan Kabupaten Badung Tahun 2005-2025 melalui penentuan langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi RPJPD Kabupaten Badung Tahun 2005-2025 beserta tahapan dan skala prioritasnya. Bab V tentang Penutup. Pada Bab ini akan diuraikan mengenai keberadaan RPJPD Kabupaten Badung Tahun 2005-2025 dalam penyelenggaraan pembangunan daerah selama tahun 2005-2025 maupun penyusunan RPJMD dan RKPD Kabupaten Badung. 10

BAB II KONDISI UMUM DAERAH A. Kondisi Saat Ini 1. Geografi dan Demografi Kabupaten Badung secara geografis terletak antara 8 14 20-8 50 48 LS dan 115 05 00 115 26 16 BT dengan luas wilayah 418,52 km2 atau sekitar 7,43 persen dari daratan Pulau Bali. Hamparan geografis ini dibagi menjadi enam Kecamatan dengan wilayah terluas adalah Kecamatan Petang disusul kemudian dengan Kecamatan Kuta Selatan, Mengwi, Abiansemal, Kuta Utara dan Kuta. Wilayah Kabupaten Badung yang secara administratif memanjang dari utara ke selatan memiliki Geomorfologi yang bervariasi, dengan ketinggian 0 sampai dengan 750 meter dari permukaan laut. Kecamatan Kuta Selatan yang lebih dikenal dengan sebutan Bukit, sebagian besar wilayahnya berupa perbukitan kapur dengan geomorfologi Karts yang berbeda dengan wilayah di utaranya yang memiliki geomorfologi vulkanik ( dataran, bergelombang dan perbukitan ) dengan batuan penyusunnya didominasi oleh batuan gunung api. Perbedaan geomorfologi tersebut secara geologi diakibatkan oleh adanya sesar melintang arah timur barat, diantara kawasan Bukit dengan kawasan Badung di bagian utaranya. Hal tersebut berdampak pada terangkatnya Batu Kapur dan Bukit, dimana sebelumnya batuan tersebut merupakan endapan laut. Diantara kedua wilayah tersebut berbentuk isthmus ( daerah sempit yang menghubungkan dua daratan dimana didua sisinya terdapat air) yaitu sekitar Bandara Ngurah Rai, Jimbaran dan Tanjung Benoa yang karena merupakan dataran rendah kemudian terisi oleh endapan alluvial. Ketinggian wilayah dibagian utara Badung yang relatif tinggi, hanya 7,5 % dari keseluruhan luasannya yang kemiringan lerengnya diatas 40 %, sehingga daerah rawan erosi di wilayah ini relatif kecil. Perbedaan jenis batuan serta morfologi di daerah Kab. Badung membuat berbedanya jenis tanah dimasing - masing wilayahnya. Jenis tanah di ujung utara Kabupaten Badung merupakan Tanah Andosol, sedang dibagian sisi timurnya yang berbatasan dengan Kabupaten Gianyar memanjang sampai di sekitar perbatasan Denpasar merupakan Tanah Regosol. Sisi barat bagian tengah yang berbatasan dengan Kabupaten Tabanan memanjang ke selatan 11

hingga berbatasan dengan Kota Denpasar merupakan Tanah Latosol. Wilayah Bukit yang disusun oleh Batu Kapur memiliki jenis Tanah Mediteran, sedangkan di sekitar muara sungai dan beberapa pantai jenis tanahnya Alluvial. Perbedaan jenis tanah tersebut menyebabkan bervariasinya vegetasi yang sangat berhubungan dengan kandungan mineral dan kesuburan dari masing masing jenis tanah tersebut. Wilayah yang terdiri dari Tanah Regosol dan Latosol sangat cocok diolah untuk penanaman bahan pangan dan holtikultura sedangkan jenis Mediteran di Wilayah Bukit yang minim air hanya ditanami bahan pangan disaat musim hujan. Adanya kondisi geomorfologi yang memisahkan wilayah Bukit dengan Wilayah Badung Tengah dan Utara menyebabkan aliran sungai yang berasal dari hulu utara, tidak sampai mengairi wilayah Kecamatan Kuta Selatan, sehingga secara hidrologis wilayah ini terpisah dari wilayah Badung Tengah dan Utara. Keseluruhan sungai yang ada di wilayah Bukit merupakan sungai Periodik yang hanya berair pada saat hujan dan hanya pada saat penghujan terjadi proses pengisian air tanah. Kondisi tersebut sangat tidak mendukung pengembangan sektor pertanian sebagimana yang dilakukan di Badung Tengah dan Utara, sehingga untuk Kawasan Bukit telah diambil kebijakan untuk pengembangan kawasan pariwisata. Pertumbuhan penduduk satu wilayah dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi netto (selisih antara migrasi masuk dengan migrasi keluar). Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Badung pada periode 2000-2005 rata-rata 3,15 persen per Tahun. Perkembangan penduduk Kabupaten Badung Tahun 2000-2005 dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Jumlah Penduduk, Laju pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan Penduduk Tahun Kabupaten Badung Tahun 2001-2005 Jumlah Penduduk Jenis Kelamin Laju Kepadatan ( orang ) Laki Perempuan Pertumbuhan Penduduk ( orang ) ( orang ) ( % ) ( orang/km2 ) 2000 345.863 172.300 173.563 2,33 748 2001 327.206 158.669 168.537 2,87 782 2002 342.013 170.823 171.190 4,53 813 2003 351.077 175.984 175.093 2,65 839 2004 358.311 180.121 178.190 2,06 856 2005 374.377 190.109 184.268 4,48 895 Sumber : Badung Dalam Angka Tahun 2000 2006 12

2. Sosial Budaya a. Kehidupan beragama di Kabupaten Badung telah berjalan dengan baik dalam artian terjadi toleransi kehidupan beragama yang sangat tinggi. Hal ini merupakan modal penting dalam menjaga harmoni kehidupan masyarakat. Kesadaran melaksanakan ajaran agama dalam masyarakat masih perlu terus ditingkatkan dalam hal penghayatan dan penerapan nilainilai ajaran agama yang dianutnya. Kehidupan beragama tidak berada pada tataran simbol-simbol keagamaan tetapi lebih mengarah pada substansi keagamaan yang berperan bagi etos kerja, prestasi, dan dorongan untuk mencapai kemajuan. Tahun 2005 tempat ibadah di Kabupaten Badung jumlahnya sebanyak 410 buah. Dari berbagai tempat ibadah tersebut, mayoritas merupakan tempat ibadah bagi umat Hindu, kemudian disusul oleh Islam, Kristen dan Budha serta aliran kepercayaan yang tersebar di wilayah Kabupaten Badung, seperti yang terlihat pada tabel 2.2 di bawah ini. No Tabel 2.2. Banyaknya Tempat Ibadah (Bangunan Suci) menurut Kecamatan Tempat Ibadah Sumber : Badung Dalam Angka 2006 Di Kabupaten Badung Tahun 2005 Kuta Selatan Kuta Kecamatan Kuta Utara Mengwi Abiansemal Petang Jumlah 1 Kahyangan Tiga] 27 18 18 123 74 76 336 2 Sad + Dang Kahyangan 4 0 1 2 0 3 10 3 Kahyangan Lainnya 3 0 1 1 1 4 10 4 Masjid 4 10 3 0 0 1 18 5 Langgar 0 0 0 0 0 0 0 6 Mushola 3 1 5 0 0 0 9 7 Gereja Kristen 1 1 8 5 0 2 17 8 Gereja Katolik 1 1 3 1 0 0 6 9 Klentengan/Vihara 2 2 0 1 0 0 5 13

b. Jumlah angkatan kerja, dan pengangguran mengalami perubahan yang signifikan dari Tahun ke Tahun, seperti tabel 2.3 dibawah ini. Tabel 2.3 Jumlah Angkatan Kerja Kabupaten Badung Jenis Kegiatan Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 I. Angkatan Kerja 176.754 164.288 197.727 225.565 217.465 228.940 1. Bekerja 171.955 156.827 178.844 205.575 206.810 216.360 2. Pengangguran 4.799 7.461 18.883 19.990 10.655 12.580 II. Bukan Angkatan Kerja 107.742 119.819 100.479 110.777 95.627 78.715 1. Sekolah 43.665 41.689 51.534 50.900 26.291 31.384 2. Mengurus Rumah Tangga 43.821 51.921 34.840 41.798 47.230 30.211 3. Lainnya 202.456 25.709 141.105 18.079 22.106 17.120 Sumber : Badung Dalam Angka 2006 Tabel 2.4 Penduduk Kabupaten Badung Yang bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun No. Lapangan Usaha Utama 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Banyaknya Persentase Banyaknya Persentase Banyaknya Persentase Banyaknya Persentase Banyaknya Persentase Banyaknya Persentase 1 Pertanian, Perkebunan, 22.389 13,02 23.065 14,71 31.448 17,58 54.029 26,28 35.613 17,22 28.257 13,62 Kehutanan, Perikanan, Peternakan 2 Pertambangan dan 103 0,06 582 0,37 120 0,07 805 0.39 476 0,23 - - Penggalian 3 Industri Pengolahan 14.014 8,15 22.225 14,17 20.153 11,27 20.034 9,75 25.376 12,27 23.107 10,68 4 Listrik, Gas dan Air 567 0,33 97 0,08 410 0,23 162 0,08 1.096 0,53 - - 5 Bangunan 29.473 17,14 22.817 14,56 22.391 12,52 24.689 12,01 18.344 8,87 25.011 11,56 6 Perdagangan, Hotel dan 60.425 35,14 48.935 29,83 63.518 35,52 64.003 31,13 78.360 37,89 76.051 35,92 Restoran 7 Angkutan, Pergudangan 13.550 7,88 10.548 6,73 11.098 6,21 10.653 5,10 12.491 6,04 10.450 4,83 dan Komunikasi 8 Keuangan, Asuransi, 4.333 2,52 5.115 3,28 4.933 2,76 8.251 4,01 5.232 2,53 7.205 3,33 Usaha Persewaan Bangunan 9 Jasa Kemasyarakatan 27.100 15,76 25.443 16,22 24.341 13,61 22.949 11,16 29.822 14,42 46.085 21,30 10 Lainnya - - - - 432 0,24 - - - - 194 0,09 Sumber : Badung Dalam Angka 2000 2006 c. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) semakin baik yang ditandai dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terdiri atas Indeks Kelangsungan Hidup, Indeks Pengetahuan, dan Indeks Daya Beli. Angka IPM Kabupaten Badung Pada Tahun 2005 sebesar 71,6. d. Status kesehatan masyarakat Badung pada Tahun 2005 kualitasnya cukup baik yang dicerminkan oleh indikator derajat kesehatan. Hal ini ditunjukkan oleh Angka Kematian Kasar per seribu penduduk Tahun 2005 sebesar 3,81 14

turun dari Tahun sebelumnya yaitu Tahun 2003 sebesar 4,66 dan Tahun 2004 sebesar 3,76. Angka Kematian Ibu melahirkan per 100 ribu kelahiran hidup dari Tahun 2003 sampai Tahun 2005 sebesar 29,34; 87,64 dan 44,27. Angka kematian bayi per 100 ribu kelahiran hidup dari Tahun 2003 sampai Tahun 2005 menunjukkan angka 4,10; 5,25 dan 4,72. Angka kematian Balita per 1.000 penduduk juga mengalami penurunan dari Tahun 2003 sampai 2005 sebesar 0,11; 0,004; dan 0,002. Capaian lain Kabupaten Badung Tahun 2005 adalah terealisasinya pemberian subsidi dana kesehatan kepada penduduk miskin. Tahun 2005 Angka Harapan Hidup adalah 72,11 tahun lebih tinggi dari Standar Indonesia Sehat yaitu 67,9 tahun. e. Di Kabupaten Badung masih terdapat penduduk miskin. Jumlah penduduk miskin dari tahun ke tahun berfluktuasi. Pada Tahun 1996 persentase penduduk miskin 2,63 %, Tahun 1999 3,27 %, Tahun 2003 5, 31 %, sedangkan rumah tangga miskin (RTM) Tahun 2005 adalah 5.201 RTM. f. Bidang pendidikan angka partisipasi kasar (APK) Tahun 2005 untuk SD 170,52, untuk SMP 141 dan SMA/SMK menunjukkan angka 67,26. Angka partisipasi murni (APM) Tahun 2005 untuk SD 145,09; SMP 97,31 dan SMA/SMK 47,06. Di tingkat pendidikan tinggi, jumlah perguruan tinggi baik negeri maupun swasta dan program studi sangat memadai meskipun masih terdapat disparitas yang tinggi antarperguruan tinggi, khususnya dalam kualitas proses pembelajaran. Sementara jumlah SD Negeri sebanyak 248 sekolah, SD swasta sebanyak 8 sekolah, SMP Negeri 17 sekolah, SMP swasta sebanyak 25 sekolah, SMA Negeri sebanyak 8 sekolah, SMA swasta sebanyak 9 sekolah, SMK Negeri sebanyak 1 sekolah dan SMK swasta sebanyak 11 sekolah. g. Pemberdayaan perempuan dan anak telah menunjukkan peningkatan yang tercermin dari kualitas hidup perempuan dan anak, meskipun belum merata disemua bidang pembangunan. Isu gender masih menjadi isu global di berbagai negara termasuk di Indonesia, ketimpangan gender masih terjadi di segala bidang pembangunan. Di Kabupaten Badung isu gender masih terlihat di beberapa aspek seperti di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik dan pemerintahan serta sosial budaya. Permasalahan ketimpangan dan ketidakadilan gender (KKG) sampai saat ini masih terjadi di masyarakat dan masih perlu mendapat perhatian dan penanganan oleh Pemerintah. Kebijakan Pemerintah dalam upaya melaksanakan pembangunan pemberdayaan perempuan tercermin dengan dikeluarkannya 15

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender (PUG). Di samping itu pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional telah memasukkan program-program pemberdayaan perempuan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional. Pemerintah Kabupaten Badung dalam rangka mengatasi ketimpangan gender di berbagai bidang pembangunan serta menindaklanjuti komitmet Pemerintah telah melakukan koordinasi antar instansi dalam perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan di Daerah yang berpersfektif gender. Diharapkan pada tahun 2025, masyarakat yang setara dan adil gender sudah bisa tercapai. h. Kabupaten Badung menjadi salah satu tujuan utama bagi para migran, karena fungsinya sebagai daerah pariwisata. Ke depan Badung tetap menjadi daya tarik bagi datangnya migran untuk mencari pekerjaan di sektor jasa, perdagangan dan perhotelan. Adanya mutasi penduduk pendatang dalam jumlah yang cukup besar yang tidak dilengkapi dengan administrasi kependudukan dan keterampilan yang memadai akan dapat menimbulkan kerawanan sosial di tengah-tengah masyarakat, sebagaimana terdapat pada tabel 2.5 dibawah ini. Tabel : 2.5. Angka Kelahiran, Kematian, Datang dan Pindah Menurut Jenis Kelamin Per Kecamatan di Kabupaten Badung LAHIR MATI DATANG PINDAH TAHUN L P L P L P L P 2005 1.626 1.484 734 718 10.729 8.091 2.120 2.948 2004 1.282 1.223 646 541 5.915 4.840 2.302 2.555 2003 1.347 1.225 635 524 6.089 6.114 1.496 2.149 2002 1.389 1.338 697 579 8.466 8.792 1.652 2.247 2001 1.329 1.140 652 529 10.895 11.162 6.304 7.903 2000 1.740 1.747 722 649 5.410 6.796 2.764 2.297 Sumber : Badung Dalam Angka 2000-2006 i. Pengembangan seni, tradisional maupun modern sudah mendapatkan perhatian yang memadai, baik dalam pembiayaan, penyediaan sarana/prasarana, dan pengembangan sumber daya manusianya. Keikutsertaan Kabupaten Badung dalam berbagai event Pesta Seni, tingkat nasional maupun ke luar negeri mencerminkan kehidupan berkesenian semakin bergairah. 16

3. Ekonomi a. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Badung atas dasar harga konstan tampak mengalami perlambatan pertumbuhan sejak Tahun 2001 sampai dengan Tahun 2002 yaitu sebesar 5,51 persen Tahun 2001, menjadi 3,90 persen pada Tahun 2002. Tahun 2003 menurun lagi menjadi 3,00 persen. Tahun 2004 pertumbuhannya nampak mengalami peningkatan menjadi 5,78 persen namun Tahun 2005 mengalami perlambatan pertumbuhan menjadi 5,61 persen. Dengan demikian pertumbuhan perekonomian Kabupaten Badung selama lima tahun terakhir secara rata-rata mencapai 4,76 persen. Selama Tahun 2001-2005 tersebut rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Badung mencapai 4,76 persen. Dua tahun diantaranya yakni Tahun 2002 dan 2003 berada di bawah rata-rata adalah 3,90 persen dan 3,00 persen. Hal ini dapat dipahami bahwa Tahun tersebut terjadi gangguan keamanan Bom Kuta, dua Tahun kemudian terjadi perbaikan ekonomi mencapai 5,78 persen Tahun 2004 sementara pada Tahun 2005 mengalami pertumbuhan 5,61 persen atau mengalami perlambatan pertumbuhan 0,17 persen. Karena pada Tahun 2005 bulan Oktober 2005 kembali lagi diguncang bom seri ke II. Gangguan keamanan yang kedua ini diharapkan Animo Wisatawan khususnya wisatawan manca negara tidak membawa dampak buruk terlalu lama. Sekaligus menjadi perhatian khusus bagi Pemerintah, Masyarakat dan Komponen Kepariwisataan. b. Perekonomian Badung memberikan pengaruh signifikan kepada pertumbuhan ekonomi Bali yang sebagian besar digerakkan oleh sektor pariwisata, sehingga dapat memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekspor non migas dan investasi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Bali, sebagaimana terdapat pada Tabel 2.6 dibawah ini. 17

Tabel 2.6 Realisasi Ekspor Non Migas Kabupaten Badung Jenis Barang Volume Nilai ($ US) Hasil Kerajinan 40.358.262 68.923.168,30 Hasil Industri 31.466.900 70.248.471,11 Hasil Pertanian 1.165.327 2.536.536,80 Hasil Perkebunan 3.611 43.163,20 Kom. Lain-lain 2.274.955 1.821.897,35 Jumlah 2005 75.269.055 143.573.236,76 2004-152.509.990,05 2003-149.300.971,80 2002-154.214.732,21 2001-142.139.508,40 2000-145.813.683,20 Sumber : Badung Dalam Angka 2000-2006 c. Investasi Pembangunan ekonomi di Kabupaten Badung sebagai wujud pelaksanaan pembangunan yang berlandaskan Tri Hita Karana, konsekuensi logisnya setiap bentuk investasi di kabupaten Badung harus berdampak positif bagi masyarakat, tidak merusak lingkungan, dan tetap menjaga nilai-nilai dan hubungan antar manusia, manusia dengan lingkungan dan manusia dengan Sang Pencipta. Wujud positif dari hubungan tersebut adalah bahwa setiap investasi harus melibatkan sebesar-besarnya peran aktif masyarakat sehingga mampu memberikan kontribusi bukan hanya dalam konteks nilai ekonomis namun juga social, budaya, dan spiritual. Kegiatan investasi memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi daerah. Investasi merupakan stimulus bagi pembangunan daerah. Program pemerintah yang menitikberatkan pada pembangunan berbasiskan perekonomian kerakyatan dengan menciptakan iklim investasi yang baik sehingga mampu menarik investor untuk melakukan kegiatan ekonomi. Perkembangan investasi di Kabupaten Badung baik penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN) mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Investasi yang sangat diminati oleh investor adalah pada sektor tersier antara lain sektor jasa seperti jasa pariwisata, bidang konstruksi, perdagangan, keuangan dan jasa jasa lainnya. Potensi investasi yang masih bisa dikembangkan pada sektor 18

primer adalah tanaman pangan seperti padi dan kacang kedelai; tanaman perkebunan kelapa dalam dan kopi arabika; perikanan : budidaya ikan laut. Pada Sektor Sekunder juga masih bisa dikembangkan antara lain: industri kecil dan menengah, industri sedang dan besar seperti industri pakaian jadi dan kulit. Perkembangan Investasi di Kabupaten Badung Tahun 2000 sampai 2005, sebagaimana terdapat pada tabel 2.7 sebagai berikut : Tabel 2.7 Perkembangan Investasi Di Kabupaten Badung Tahun 2000-2005 INVESTASI TAHUN 2000 2001 2002 2003 2004 2005 PEMERINTAH 318.747.821.807 584.803.788.101 515.858.577.885 441.887.808.880 573.848.125.848 651.744.248.213 SWASTA 1. PMA 125.076.487.010 606.146.000 6.076.000.000 8.175.920.000 175.712.850.000 63.296.650.000 2. PMDN 34.387.000.000 25.680.782.935 79.700.625.000 19.353.911.032 62.094.781.682 43.011.880.963 Sumber : Badan Penanaman Modal Propinsi Bali 2005 d. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Badung dibentuk oleh sembilan sektor. Sampai Tahun 2005, pembentukan PDRB Kabupaten Badung didominasi sektor perdagangan, hotel dan restoran, disusul sektor angkutan dan komunikasi. PDRB atas dasar harga berlaku dari Tahun 2003, 2004 dan tahun 2005 (dalam jutaan rupiah) adalah 5.247.925,98; 5.891.231,65 dan 7.004.646,19, sedangkan atas dasar harga konstan berturut-turut adalah 3.876.928,95; 4.100.875,14 dan 4.330.863,41. Sektor perdagangan, hotel dan restoran menyumbang PDRB dari Tahun 2003, 2004 dan tahun 2005 41,6%; 41,09% dan 40,19%. Sektor pertanian masih kecil kontribusinya yaitu rata-rata ± 9% per tahun. sebagaimana terdapat pada tabel 2.8 sebagai berikut : 19