BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam bab ini penulis akan membahas tentang komponen-komponen yang

dokumen-dokumen yang mirip
I/O dan Struktur Memori

BAB 2 LANDASAN TEORI. Agar kendaraan lebih teratur dan tidak terlalu padat, biasanya tempat perparkiran ini dibagi

BAB 2 DASAR TEORI. Dalam bab ini penulis akan membahas tentang komponen komponen yang digunakan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam bidang elektronika, perlahan-lahan peralatan-peralatan manual mulai digantikan

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051

Ringkasan Set Instruksi Dan Mode pengalamatan ( Addressing Mode )

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

Tabel Perbandingan ROM dan RAM pada beberapa seri ATMEL

DESKRIPSI SINGKAT INSTRUKSI-INSTRUKSI PADA AT89S51

LAMPIRAN D DATA SHEET

INSTRUKSI DAN BAHASA PEMOGRAMAN MIKROKONTROLER

Blok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.

MIKROKONTROLER AT89S52

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu:

BAHASA PEMOGRAMAN AT89S/Cxx (assembly)

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir Controller Aktuator Plant/Process. Gambar 2.1 Sistem Kontrol Closed Loop

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55

Pengendalian 8 buah Motor oleh DST-51

BAB 2 LANDASAN TEORI

Memprogram Port sebagai Output dan Input Sederhana

Gambar 1.1. Diagram blok mikrokontroller 8051

PETUNJUK PEMROGRAMAN DAN SET INSTRUKSI

Pendahuluan Mikrokontroler 8051

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Mikrokontroller, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan microkomputer,

Percobaan 5 PENGENALAN MIKROKONTROLER 8051

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

PORT PARALEL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

Mikrokontroler 89C51 Bagian II :

4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51

PERTEMUAN SET INSTRUKSI MIKROKONTROLER AT 89C51

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lambung Mangkurat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mengenal bahasa assembly

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. bisa digunakan untuk memindahkan program yang ber-ekstention.hex ke Flash,

BAB III RANCANGAN DAN CARA KERJA ALAT

BAB II LANDASAN TEORI. Perkembangan robot sangat berkaitan erat dengan adanya kebutuhan

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

PERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER

ANTAR MUKA DST-51 DENGAN MODUL AD-0809

BAB II TEORI DASAR. Pembuatan alat Traffic light dengan menggunakan mikrokontroler 89S51

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya

RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

USER MANUAL TRAINER TOMBOL & LED 8 BIT MENGGUNAKAN AT89S51 MATA PELAJARAN:ELEKTRONIKA KENDALI

PERTEMUAN SET INSTRUKSI MIKROKONTROLER AT 89C51

PERTEMUAN. SET INSTRUKSI MIKROKONTROLER AT 89C51 (Lanjutan)

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada subbab ini akan dibahas perangkat perangkat keras yang digunakan pada

PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER

PENGENALAN DASAR MIKROKONTROLER MCS-51 AT89S51/52. DI SUSUN OLEH: RENI NURAENI,ST M.Pd

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor oksida-logam,

BAB II TEORI DASAR PENUNJANG

LM124/LM224/LM324/LM2902

PORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51

INTRUKSI-INTRUKSI BAHASA PEMROGRAMAN ASSEMBLY

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 M

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB 2 DASAR TEORI. membantu perkembangan didunia elektronika. Arsitektur mikrocontroler banyak

AKSES MEMORI Menggunakan DT-51 MinSys

BAB I TUGAS MATA KULIAH SISTEM MIKROPROSESOR DOSEN PEMBERI TUGAS : FATAH YASIN, ST, MT.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Memprogram Interupsi AT89S51

BAB II DASAR TEORI MIKROKONTROLER II (PENERIMA DATA) MEDIA PENGIRIMAN DATA. Gambar 2.1 Blok Pengiriman Data Mikrokontroler I ke Mikrokontroler II

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1

BAB III RANCANGAN SISTEM. dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Secara garis besar rangkaian pengendali peralatan elektronik dengan. blok rangkaian tampak seperti gambar berikut :

Laporan Modul 2, EL3006 Timer/Counter dan Interrupt Jongguran Sondang DN ( )/ Kelompok 48/ Jumat, 14 Maret 2008 Asisten: Virgilius

BAB II LANDASAN TEORI. Programmable Erasable Read Only Memory (PEROM). Perangkat ini dihasilkan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer,

TEORI DASAR MIKROKONTROLER

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Umum. LAN (Local Area Network) merupakan rancangan dasar jaringan komputer. Secara

DESIGN INTERFACE PADA AT89S52 8k Byte In-System Programmable 8bit Mikrokontroler

Instruction Set Mikrokontroler

PERTEMUAN BAHASA PEMOGRAMAN ASSEMBLER

ORGANISASI MEMORI MIKROKONTROLER MCS-51. Yoyo Somantri dan Erik Haritman Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia

BAB II TEORI DASAR DAN PENUNJANG. tersebut. Berikut ini penulis akan membahas tentang prinsip-prinsip dasar dari

AD Channel AD Conversion

Mikroprosesor Z80 Suryanto Sutikno

TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MIKROKONTROLER

digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian Teori komponen-komponen pendukung.

AT89S52 8kByte In-System Programmable Mikrokontroler

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini penulis akan membahas tentang komponen-komponen yang digunakan dalam seluruh unit sistem ini. Agar pembahasan tidak melebar dan menyimpang dari topik utama laporan ini, maka setiap komponen hanya dibahas sesuai dengan fungsinya pada masing-masing unit. 2.1. Mikrokontroler AT89S51 AT89S51 adalah mikrokontroler keluaran Atmel dengan 4K byte Flash PEROM (Programmable and Erasable Read Only Memory), AT89S51 merupakan memori dengan teknologi nonvolatile memory, isi memory tersebut dapat diisi ulang ataupun dihapus berkali-kali. Memory ini biasa digunakan untuk menyimpan instruksi (perintah) berstandar MCS-51 code sehingga memungkinkan mikrokontroler ini untuk bekerja dalam mode single chip operation (mode operasi keeping tunggal) yang tidak memerlukan external memory (memory luar) untuk menyimpan source code tersebut.

2.1.1. Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Gambar 2.1. Pena-pena Mikrokontroller AT89S51 Dengan keistimewaan diatas, pembuatan alat dengan menggunakan mikrokontroller AT89S51 menjadi lebih sederhana dan tidak memerlukan komponen komponen pendukung eksternal yang banyak.

Tabel 2.1. Deskripsi Pin Nomor Pin Nama Pin Alternatif Keterangan 20 GND Ground 40 VCC Power Supply 32 39 P0.7 P0.0 D7 D0 & A7 A0 Port 0 dapat berfungsi sebagai I/O biasa, low order multiflex address data ataupun menerima kode byte pada saat flash programming. Pada fungsi sebagai I/O biasa port ini dapat memberikan output sink ke delapan buah TTL input atau dapat diubah sebagai input dengan memberikan logika 1 pada port tersebut.pada fungsi sebagai low order multiflex address data port ini akan mempunyai internal pull up terutama pada saat verifikasi program.

Lanjutan Tabel 2.1. Deskripsi Pin... Nomor Pin Nama Pin Alternatif Keterangan 1 8 P1.0 P2.7 Port 1 berfungsi sebagai I/O biasa atau menerima low order address bytes selama pada saat flash programming. Port ini mempunyai internal pull up dan berfungsi sebagai input dengan memberikan logika 1.Sebagai output port ini dapat memberikan output sink ke empat buah input TTL. 21 28 P2.0 P2.7 A8 A15 Port 2 berfungsi sebagai I/O biasa atau high order address, pada saat mengakses memori secara 16 bit (movx@dptr). Pada saat mengakses memori secara 8 bit (Mov@Rn) port ini akan mengeluarkan isi dari P2 special function register. Port ini mempunyai internal pull up dan berfungsi sebagai input dengan memberikan logika 1.Sebagai output port ini dapat memberikan output sink ke empat buah input TTL. Lanjutan Tabel 2.1. Deskripsi Pin...

Nomor Pin Nama Pin Alternatif Keterangan 10 17 Port 3 Sebagai I/O biasa port 3 mempunyai sifat yang sama dengan port 1 maupun port 2. Sedangkan sebagai fungsi special port-port ini mempunyai sebagai berikut : keterangan P3.0 sebagai RXD alamat B0H; Untuk menerima data port serial P3.1 sebagai TXD alamat B1H; Untuk mengirim data port serial P3.2 sebagai INT0 alamat B2H; Interupsi eksternal 0 P3.3 sebagai INT1 alamat B3H; Interupsi eksternal 1 P3.4 sebagai T0 alamat B4H; Input Eksternal waktu/pencacah 0 P3.5 sebagai T1 alamat B5H; Input Eksternal waktu/pencacah 1 P3.6 sebagai WR alamat B6H; Jalur menulis memori data eksternal P3.7 sebagai RD alamat B7H; Jalur membaca memori data eksternal

2.1.2. Struktur Memori Memori dari AT89S51 terbagi menjadi : 2.7.2.1. RAM internal - Register Bank - Bit addressable RAM - General Purpose RAM 2.7.2.2. Register Fungsi Khusus (Special Function Register) 2.7.2.3. Flash PEROM 2.1.2.1. RAM Internal RAM Internal terdiri dari : - Register Bank AT89S51 mempunyai delapan buah register yang terdiri atas R0 hingga R7. Kedelapan buah register ini selalu terletak pada alamat 00H hingga 07H pada setiap kali sistem direset. Namun, posisi R0 hingga R7 dapat dipindahkan ke Bank 1 (08 hingga OFH), Bank 2 (10H hingga 17H) atau Bank 3 (18H hingga 1FH) dengan mengatur bit RS0 dan RS1. - Bit Addressable RAM RAM pada alamat 20H hingga 2FH dapat diakses secara pengalamatan bit (bit addressable) sehingga hanya dengan sebuah instruksi saja setiap bit dalam area ini dapat diset, clear, AND dan OR.

Dengan adanya sistem bit Addressable RAM, proses yang seharusnya dijalankan dengan tiga cycle seperti pada listing di atas dapat digantikan dengan instruksi yang hanya membutuhkan satu cycle saja. - RAM Keperluan Umum (General Purpose RAM) RAM Keperluan Umum dimulai dari alamat 30H hingga 7FH dan dapat diakses dengan pengalamatan langsung maupun tidak langsung. Pengalamatan langsung dilakukan ketika salah satu operand merupakan bilangan yang menunjukkan lokasi yang dialamati. Sedangkan pengalamatan secara tak langsung pada lokasi dari RAM internal ini adalah akses data dari memori ketika alamat memori tersebut tersimpan dalam suatu register R0 atau R1 adalah dua buah register pada mikrokontroler berarsitektur MCS51 yang dapat digunakan sebagai pointer dari sebuah lokasi memori pada RAM internal. 2.1.2.2. Register Fungsi Khusus AT89S51 mempunyai 21 Special Function Register (Register Fungsi Khusus) yang terletak pada antara alamat 80H hingga FFH (Gambar 3). Beberapa dari register-register ini mampu dialamati dengan pengalamatan bit sehingga dapat dioperasikan seperti yang ada pada RAM yang lokasinya dapat dialamati dengan pengalamatan bit. 2.1.2.3. Flash PEROM AT89S51 mempunyai 4 Kb Flash PEROM (Programmable Erasable Read Only Memory), yaitu ROM yang dapat ditulis ulang atau dihapus menggunakan sebuah perangkat programmer. Flash PEROM dalam Atmel s High-Density Non

Volatile Technology yang mempunyai kemampuan untuk ditulis ulang hingga 1.000 kali dan berisikan perintah standard MCS51. Program yang ada pada Flash PEROM akan dijalankan jika pada saat sistem di-reset, pin EA/VP berlogika satu sehingga mikrokontroler aktif berdasarkan program yang ada pada Flash PEROM-nya. Namun jika pin EA/VP berlogika nol, mikrokontroler aktif berdasarkan program yang ada pada memori eksternal. 2.1.3. Reset Reset dapat dilakukan secara manual maupun otomatis saat power diaktifkan (Power and reset). Saat terjadi reset isi dari register akan berubah sesuai yang ada pada tabel 2.2. Tabel 2.2. Isi Data pada Register Setelah Reset Register Program counter Akumulator Register B PSW Stack pointer (A) DPTR Port 0 3 Interrupt Priority (IP) Interrupt Enable (IE) Register Timer SCON SBUF PCON (HMOS) PCON (CMOS) 0000H 00H 00H 00H 07H 0000H FFH XXX00000B 0XX00000B 00H 00H 00H 0XXXXXXXB 0XXX0000B Isi Register Reset terjadi dengan adanya logika 1 selama minimal 2 cycle pada kaki RST. Setelah kondisi pin RST kembali low, mikrokontroler akan mulai menjalankan program dari alamat 0000H. Kondisi pada internal RAM tidak terjadi perubahan selama reset.

Gambar di atas merupakan gambar rangkaian reset yang bekerja secara manual maupun otomatis saat sumber daya diaktifkan. Pada saat sumber daya diaktifkan, maka kapasitor C 1 sesuai dengan sifat kapasitor akan terhubung singkat ada saat itu sehingga rangkaian ekivalennya tampak pada gambar di bawah ini. Arus mengalir dari VCC langsung ke kaki RST sehingga kaki tersebut berlogika 1. Kemudian kapasitor terisi sehingga tegangan pada kapasitor (V C ) yaitu tegangan antara VCC dan titik antara kapasitor C 1 dan resistor R 2 mencapai VCC, otomatis tegangan pada R 2 atau tegangan RST akan turun menjadi 0 sehingga kaki RST akan berlogika 0 (seperti gambar disebelahnya) dan proses reset selesai. Vcc Vcc Vcc Vcc R1 100R S1 Arus dari Vcc mengalir ke kaki RST RST R1 100R S1 C1 10uF/16V R2 8.2K VR2 R2 8.2K Gambar 2.3. Aliran Arus dan Perubahan Tegangan pada Reset Otomatis Jika saklar S1 ditekan, reset bekerja secara manual, aliran arus akan mengalir dari VCC melalui R1 menuju ke kaki RST (seperti gambar di bawah ini). Tegangan pada kaki RST atau VR2 akan berubah menjadi : VR 2 = R 2 x V CC /R 1 + R 2.. (2.1) Yaitu 4,94 Volt dengan nilai VCC = 5 Volt.

Tegangan 4,94 Volt pada kaki RST menyebabkan kaki ini berlogika 1 pada saat saklar tersebut ditekan. Saat saklar dilepas, aliran arus dari VCC melalui R 1 akan terhenti dan tegangan pada kaki RST akan turun menuju ke nol sehingga logika pada kaki ini berubah menjadi 0 dan proses reset selesai. 2.1.4. Instruksi Transfer Data Instruksi transfer data terbagi menjadi dua kelas operasi sebagai berikut : 1.Transfer data umum (general Purpose Transfer), yaitu : MOV, PUSH dan POP 2.Transfer spesifik akumulator (Accumulator Specific Transfer), yaitu : XCH, XCHD, dan MOVC. Instruksi transfer data adalah instruksi pemindahan atau pertukaran antara operand sumber dengan operand tujuan. Operand-nya dapat berupa register, memori atau suatu memori. Deskripsi instruksi transfer data tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. MOV -- Transfer bit atau byte dari operand sumber ke operand tujuan. 2. PUSH -- Transfer byte dari operand sumber ke suatu lokasi dalam stack yang ditunjuk oleh register penunjuk (stack pointer). 3. POP -- Transfer byte dalam stack ke operand tujuan. 4. XCH -- Pertukaran data antara operand akumulator dengan operand sumber. 5. XCHD -- Pertukaran nibble rendah antara RAM internal (lokasinya ditunjukkan oleh R0 dan R1) dengan akumulator.

2.1.5. Instruksi Aritmatika (Instruksi Perhitungan ) Operasi dasar aritmatika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian dimiliki oleh AT89S51 dengan mnemonic, INC, ADD, ADDC, SUBB, DEC, MUL dan DIV. Deskripsi mnemonic tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. INC = Menambahkan satu isi sumber operand dan menyimpan hasilnya ke operand tersebut. 2. ADD = Penjumlahan antara akumulator dengan sumber operand dan hasilnya disimpan di akumulator. 3. ADDC = Hasil dari instruksi ADD ditambah satu bila CY diset. 4. SUBB = Pengurangan akumulator dengan sumber operand, lalu kurangi satu bila CY diset, hasilnya disimpan dalam operand tersebut. 5. DEC = Mengurangi sumber operand dengan satu, dan hasilnya disimpan dalam operand tersebut. 6. MUL = Perkalian antara akumulator dengan register B. 7. DIV = Pembagian antara akumulator dengan register B dan hasilnya disimpan dalam akumulator, sisanya di register B. 2.1.6. Instruksi logika Mikrokontroler AT89S51 dapat melakukan operasi logika bit maupun operasi logika byte. Operasi logika tersebut dibagi atas dua bagian, yaitu : Operasi logika operand tunggal yaitu terdiri dari : CLR, SETB, CPL, RLC, RR, RRL dan SWAB. Operasi logika dua operand

yaitu terdiri dari : ANL, ORL,dan XRL. Operasi yang dilakukan oleh AT89S51 dengan pembacaan instruksi logika dapat dijelaskan sebagai berikut : CLR SETB CPL RL RR RRL -- Menghapus bit atau byte menjadi satu. -- Menset bit atau byte menjadi satu. -- Mengkomplemenkan akumulator. -- Rotasi akumulator 1 bit digeser melalui carry flag. -- Rotasi akumulator 1 bit ke kanan. -- Rotasi akumulator 1 bit ke kanan. SWAB -- Pertukaran nibble orded rendah dengan nibble orded tinggi. ANL ORL XRL -- Operasi logika AND dan hasilnya disimpan dalam operand pertama. -- Operasi logika OR dan hasilnya disimpan dalam operand pertama. -- Operasi logika X-OR dan hasilnya disimpan di operand pertama. 2.1.7. Intruksi Transfer Kendali Instruksi transfer kendali (control transfer) terdiri dari tiga kelas operasi, yaitu : Lompat tidak bersyarat (Unconditional Jump) yaitu terdiri dari : ACALL, AJMP, LJMP, JMP@A+DPTR. Lompat bersyarat (Conditioning Jump) yaitu terdiri dari : JZ, JNZ, JNB, CJNE dan DJNZ Interupsi yaitu terdiri dari : RET1 dan RET. Instruksi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

ACALL = Pemanggilan subrutin yang mempunyai alamat antara 2 Kbyte sampai dengan 64 Kbyte. AJMP LJMP JMP@A+DPTR = Lompat untuk percabangan maksimum 2 Kbyte. = Lompat untuk percabangan maksimum 64 Kbyte. = Instruksi prcabangan ke suatu lokasi yang ditunjuk oleh DPTR + isi akumulator. Instruksi pemanggilan subrutin bila alamat subrutin tidak lebih dari 2 Kbyte. JNB JZ JNZ CJNE = Percabangan jika bit tidak diset. = Percabangan akan dilakukan jika isi akumulator adalah nol. = Percabangan akan dilakukan jika isi akumulator tidak nol. = Operasi perbandingan operand pertama dengan operand kedua, jika tidak sama akan dilakukan percabangan. DJNZ = Mengurangi isi operand sumber dan percabangan akan dilakukan apabila isi operand tersebut tidak nol. RET RET1 = Kembali dari subrutin. = Instruksi kembali ke program instrupsi utama. sebagai berikut : Sebagai operand dari perlengkapan instruksi tersebut dapat dijelaskan Rn Data = Register R0 sampai R7 yang dipilih dari kumpulan register. = Lokasi alamat data internal 8 bit, yang dilokasikan pada data ram internal, 90 127 SFR pada 128 255 (I/O port, register pengontrol, register status). @R1 = Data RAM internal lokasi 0 255 delapan bit, yang dialamati secara tidak langsung melalui R0 dan register 1.

#Data #Data 16 Addr. 16 = Yang diisikan ke dalam instruksi adalah 8 bit. = Yang diisikan ke dalam instruksi adalah 16 bit. = Untuk tujuan alamat 16 bit. Digunakan pada operasi LCALL dan LJMP yang dapat dilakukan dimana saja dalam 64 Kbyte daerah alamat program memori. Add. 11 = 11 bit alamat tujuan dipakai oleh operasi CALL dan AJMP. Percabangan dapat dilakukan dimana saja dalam 2 Kbyte daerah program. 2.2. Seven Segment Seven Segment yang nantinya akan menampilkan data yang diberikan pada rangkaian, terhubung kepada 7 buah LED yang disusun berbentuk angka delapan, dimana setiap 1 (satu) buah LED ditandai sebagai Segment a sampai g. Sebagai peraga (display) pada perancangan ini digunakan Seven Segment sebagai common anoda dimana kaki commonnya dihubungkan ke Vcc dan input a sampai ke g diberikan logika rendah agar Segmentnya menyala. Setiap Segment dinyatakan dengan sistem saklar seperti gambar berikut : a b c d e f g h Vcc Gambar 2.4. Display Seven Segment 2.3. Transistor Sebagai Saklar

Jika transistor digunakan sebagai saklar maka hal ini transistor tersebut dioperasikan dalam daerah jenuhnya (saturation) dan daerah yang menyumbat (cut off). Pada saat transistor dalam keadaan jenuh, maka resistansi antara kolektor dan emitor akan sangat kecil, maka transistor itu akan berfungsi sebagai saklar yang tertutup. Sedangkan apabila transistor dalam keadaan cut off maka resistansi antara kolektor dan emitor akan sangat besar, maka transistor akan berfungsi sebagai saklar yang terbuka. Vcc Vcc Rc R1 Vi Rb R2 OUT OUT (a) (b) Gambar 2.5. Transistor sebagai Saklar (a) Gambar Skema Transistor (b) Analogi Transistor sebagai Saklar Pada saat transistor saturasi : - Arus I C = maksimum - Tegangan V CE = 0 - Tegangan pada R C = tegangan sumber Pada saat transistor cut off : - Arus I C = 0 - Tegangan V CE - Tegangan RC = 0 = tegangan sumber

Pada saat basis transistor mengalir arus, transistor dalam keadaan saturasi maka : I B = V i. V BE /R B IC = V CC /R C. (2.2). (2.3) Dimana : I C I B V R R V BE C B i = Arus kolektor (A) = Arus basis (A) = Tegangan antara basis dan emitor (V) = Tahanan pada kolektor (Ω) = Tahanan pada basis (Ω) = Tegangan input (V) VCC = Tegangan sumber (V) Transistor sebagai driver adalah transistor yang pada saat saturasi akan mengaktifkan komponen atau rangkaian yang lain. Dimana variasi arus kolektor penguatannya ini kecil (lemah). Kalau dibandingkan dengan arus kolektor stationer. Penguatan sinyal kecil ini penerapannya pada tingkat depan dalam berbagai perancangan sistem penguatan, penerima dan instrument alat ukur. Penguatan dapat digolongkan dalam dua bagian, yaitu penguatan yang digerakkan basis dan penguatan yang digerakkan oleh emiter.

2.4 Amplitudo Shift Keying (ASK) Suatu teknik mendapatkan bit digital untuk data yang menggunakan Amplitudo sebagai sinyal pembawanya. Figure 2.1: an ASK signal (below) and the message (above) 2.2 Gambar modulasi ASK

Amplitude Shift Keying (ASK) adalah modulasi yang menyatakan sinyal digital 1 sebagai suatu nilai tegangan tertentu (misalnya 1 Volt) dan sinyal digital 0 sebagai sinyal digital dengan tegangan 0 Volt. Sinyal ini yang kemudian digunakan untuk menyala-mati-kan pemancar, kira-kira mirip sinyal morse Mekanisme kerja : Apabila sinyal data mempunyai perbedaan dengan sinyal pembawa maka bit digital adalah 1 dan apabila sinyal data sama dengan sinyal pembawa maka bit digital adalah 0.