Gamelan Slonding Di Pura Puseh Desa Seraya Karangasem Kiriman I Gede Suwidnya, mahasiswa PS Seni Karawitan

dokumen-dokumen yang mirip
Tabuh Angklung Keklentangan Klasik Oleh: I Gede Yudarta (Dosen PS Seni Karawitan)

Gambar 15. Foto Kendang Dalam Gamelan Terompong Beruk Foto: Ekalaiani, 2011.

SKRIP KARYA SENI GENITRI OLEH: I PUTU GEDE WAHYU KUMARA PUTRA NIM: PROGRAM STUDI S-1 SENI KARAWITAN JURUSAN SENI KARAWITAN

Gender Wayang di Banjar Kayumas Kaja. Kiriman I Nyoman Gede Haryana BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini akan diuraikan secara berturut-turut : (1) latar

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan

Gamelan Gong luang Kiriman I Wayan Putra Ivantara, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar.

Wujud Garapan Anda Bhuwana Kiriman I Kadek Alit Suparta, Mahasiswa PS Seni Karawitan, ISI Denpasar. Instrumentasi dan Fungsi Instrumen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1. Pendahuluan. Konsep Musikal Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan

ARTIKEL KARYA SENI TRIDATU OLEH : I WAYAN ENDRA WIRADANA NIM :

1) Nilai Religius. Nilai Nilai Gamelan Semara Pagulingan Banjar Teges Kanginan. Kiriman I Ketut Partha, SSKar., M. Si., dosen PS Seni Karawitan

Karakteristik akustika dari gambelan selonding Kiriman: I Wayan Ekajaya Suputra, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar Gambelan Selonding adalah

Eksistensi Gamelan Selonding di Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali

Pemodelan Sistem Informasi Gamelan Bali Menggunakan Tree Diagram

PEMBELAJARAN NILAI MELALUI GENDER WAYANG DI SANGGAR GENTA MAS CITA, PANJER, DENPASAR SELATAN

Elemen-Elemen Pertunjukan Tari Siwa Nataraja

RITUAL MEKRAB DALAM PEMUJAAN BARONG LANDUNG DI PURA DESA BANJAR PACUNG KELURAHAN BITERA KECAMATAN GIANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Gamelan, seniman, serta pengrajin gamelan merupakan tiga unsur yang tidak dapat

SKRIP KARYA SENI SOHA

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

Peranan Sruti dalam Patutan Gambelan Semar Pagulingan Saih Pitu

Okokan. Kiriman: I Nyoman Putra Janiasa, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. proses pembaharuan atau inovasi yang ditandai dengan masuknya gagasan-gagasan baru dalam

Instrumen Pengiring Tari Telek Anak Anak di Desa Jumpai Kiriman: Ayu Herliana, PS. Seni Tari ISI Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pesatnya perkembangan Gong Kebyar di Bali, hampir-hampir di setiap Desa atau

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan. Menurut kodratnya

BUPATI KARANGASEM, PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 246 / HK / 2016 TENTANG PEMBERIAN BIAYA JASA TENAGA KERJA NON PEGAWAI

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM TENTANG PEMBENTUKAN TIM PEMBINA UTSAWA DHARMA GITA KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2017

TARI BARIS KATEKOK JAGO DI SESA DARMASABA, KECAMATAN ABIANSEMAL, KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Pelestarian Kesenian Wayang Kulit Tradisional Bali di Kabupaten Badung 1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang luas, besar, dan memiliki keanekaragaman

BAB IV. Kesimpulan. positif terhadap pulau Bali seperti yang telah di paparkan di atas, telah dikaji

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB III PENUTUP. diciptakannya. Pencapaian sebuah kesuksesan dalam proses berkarya

DESKRIPSI TARI TABUH TUAK OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn

Resensi Buku Serba Serbi Tari Baris, Antara fungsi Sakral dan Profan Kiriman: Made Sudiatmika, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar

I. PENDAHULUAN. kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan yang berbeda-beda,karena kebudayaan

GAMELAN RINDIK DI DESA SEDANG KECAMATAN ABIAN SEMAL KABUPATEN BADUNG OLEH : I MADE SUDIATMIKA NIM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ARTIKEL KARYA SENI KLAPA WREKSA OLEH: I WAYAN PRADNYA PITALA NIM:

ANGKLUNG KEBYAR. Oleh I Wayan Muliyadi Mahasiswa S2 Institut Seni Indonesia Denpasar ABSTRAK

DESKRIPSI SENDRATARI KOLOSAL BIMA SWARGA

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG JENIS, MUTU DAN TEMPAT PERTUNJUKAN KESENIAN DAERAH UNTUK WISATAWAN

MUSEUM WAYANG NUSANTARA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang disediakan oleh alam dengan segala fenomenanya dan bisa timbul dari manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tari Pendet Bali Pergeseran Tarian Sakral Menjadi Tarian Balih-Balihan

BAB I PENDAHULUAN. Seni pertunjukan merupakan sebuah penyajian bentuk karya seni dengan cara

BUPATI KARANGASEM KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 358 / HK / 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. tengah berbagai perubahan, lebih jauh lagi mampu menjadikan dirinya secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DESA PAKRAMAN ASAK KARANGASEM. 2.1 Gambaran Umum Desa Pakraman Asak Karangasem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. berkunjung dan menikmati keindahan yang ada di Indonesia khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Genggong Kiriman: I Made Budiarsa, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar Jumlah Instrumentasi

ARTIKEL KARYA SENI NGEREH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

TUGAS TEKNOLOGI INFORMASI SENI PERANAN TEKNOLOGI DALAM PERTUNJUKAN GAMELAN DI BALI NAMA : I WAYAN SUCIPTA NIM : JURUSAN: PENGKAJIAN SENI

PERANG TOPAT 2015 KABUPATEN LOMBOK BARAT Taman Pura & Kemaliq Lingsar Kamis, 26 November 2015

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

DESKRIPSI DUKUH SILADRI. Dipentaskan pada Festival Seni Tradisional Daerah se- MPU di Mataram, Nusa Tenggara Barat 1 Agustus 2010

Kiriman I Putu Juliartha, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar

ARTIKEL KARYA SENI NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM TARI SANGHYANG PENYALIN DI SANGGAR KERTHI BHUANA SARI PANCASARI BULELENG. Oleh : LUH PUTU AYU KARUNI

BAB I PENDAHULUAN. Redesain Gedung Kesenian Gde Manik Singaraja 1

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 236 /UK / 2016 TENTANG PEMBERIAN BIAYA JASA TENAGA KERJA NON PEGAWAI

PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 268/ HK / 2015 TENTANG

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS KEBUDAYAAN KOTA DENPASAR TAHUN

DESKRIPSI TARI KONTEMPORER BIOTA LAUT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Arifa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian Batak secara umum dibagi menjadi 2(dua) bagian yaitu Gondang

BAB I PENDAHULUAN. Rudat adalah salah satu kesenian tradisional yang berkembang di Jawa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

NGAYAH PADA UPACARA PAMELASPASAN AGUNG PURA SANTI DHARMA, DI DUSUN RAJAN, DESA SENEPOREJO, KECAMATAN SILIRAGUNG, KABUPATEN BANYUWANGI

IDENTIFIKASI KEUNIKAN PURA GUNUNG KAWI DI DESA PEKRAMAN KELIKI, GIANYAR, BALI SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS. oleh

Foto 19. Peleburan tahap (ke-2)

Wujud Garapan pakeliran Jaya Tiga Sakti Kiriman I Gusti Ngurah Nyoman Wagista, Mahasiswa PS. Seni Pedalangan ISI Denpasar. Wujud garapan pakeliran

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BANJAR DINAS DALAM DESA DAN LINGKUNGAN DALAM KELURAHAN

ARTIKEL KARYA SENI PIS BOLONG

ESENSI GONG KEBYAR DESA KEDIS DALAM RITUAL AGAMA HINDU

2016 PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 201 / HK / 2016 TENTANG

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 20 TAHUN 1994 TENTANG PENGUSAHAAN DAN RETRIBUSI OBYEK WISATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Namun, disisi lain nilai kesetiakawanan sosial semakin berkurang, sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. (kurang lebih ) yang ditandai dengan adanya beberapa situs-situs

TATA CARA PERHITUNGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS JASA BIRO PERJALANAN WISATA DAN/ JASA AGEN PERJALANAN WISATA PADA PT.

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I BALI NOMOR 3 TAHUN 1991 T E N T A N G PARIWISATA BUDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB V KESIMPULAN. Penelitian lapangan ini mengkaji tiga permasalahan pokok. tentang bunyi-bunyian pancagita yang disajikan dalam upacara

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 234 / HK / 2016 TENTANG

Transkripsi:

Gamelan Slonding Di Pura Puseh Desa Seraya Karangasem Kiriman I Gede Suwidnya, mahasiswa PS Seni Karawitan Gambelan Bali adalah merupakan bagian daripada musik tradisional Indonesia, yang sejak berabad-abad lalu terus berkembang ditengah-tengah masyarakat. Berdasarkan beberapa data inventariansi Gambelan Bali, yang telah berhasil dikumpulkan oleh para peneliti terdahulu, tercatat bahwa di Bali terdapat kurang lebih 25 barungan (ensamble) gambelan, yang dapat dikelompokkan menjadi beberap jaman,yaitu jaman tua,jaman madya dan jaman baru. (Aryana, 1976/1977 : 52-72) Namun data tersebut hanya bersifat sementara, karena dalam kenyataannya masih ada barungan gambelan yang lain belum termasuk didalamnya. Adapun gambelan yang dimaksud adalah salah satu diantaranya yaiyu Gambelan Slonding. Barungan gambelan ini hanya terdapat di beberapa Kabupaten di Bali. Misalnya di Kabupaten Karangasem. Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis menjadikan Gambelan Selonding sebagai bahan obserpasi didalam penyusunaan karya tulis yang berupa paper ini, guna ikut berpartisipasi melestarikan hasil karya seni budaya seniman bangsa kita. Dimana penguraiannya nanti sangat tergantung oleh sedikit banyaknya data-data yang berhasil penulis kumpulkan demi tersusunnya paper ini. Tujuan Pembuatan Paper. Penulis ingin menekankan bahwa tujuan daripada pembuatan paper Gambelan Slonding di Pura Puseh Desa Seraya Karangasem ini yaitu : Penulis ingin menyumbangkan hasil pencarian data sederhana ini sebagai bahan informasi serta memperkenalkan kepada masyarakat luas dan para pencinta seni karawitan khususnya bahwa kita masih mempunyai hasil karya seni yang cukup bermutu dan menarik untuk digali, dipelihara, serta dikembangkan untuk kepentingan Nusa dan Bangsa dan sebagai data untuk dilihat oleh generasi penerus kita dikemudian hari. Untuk mengetahui asal usul dan perkembangan Gambelan Selonding. Untuk mengetahui Instrumentasi, bentuk penyajian dan hal-hal lain yang berhubungan dengan gambelan tersebut. Sebagai bahan untuk memenuhi tugas semester yang diberikan oleh dosen Karawitan. Metode Penelitian. Dalam usaha untuk mencapai hasil karya tulis yang baik kiranya diperlukan suatu susunan kerja yang pasti yang dapat dijadikan pedoman untuk langkah-langkah penyusunan selanjutnya. Demikianlah halnya didalam penyusunan paper ini, penulis berusaha untuk mendapatkan data sebanyak mungkin yang berhubungan dengan obyek yang dijadikan masalah yang dilakukan dengan tahapan-tahapan, diantaranya yaitu : -Tahap persiapan. Sebagai langkah awal, adalah penentuan obyek yang dijadikan masalah, kemudian merumuskan segala permasalahannya. -Tahap Pengumpulan Data. Pada tahap ini penulis penulis menempuh beberapa jalan untuk mendapatkan data yang meyakinkan yaitu melalui penyelidikan kepustakaan, wawancara, media internet yang kemudian dilakukan dengan tehnik dokumentasi.yaitu dengan berusaha menyelidiki kepustakaan yang ada

hubungannya dengan penulisan paper ini, dan mengharapkan data tertulis mengenai kebudayaan umunmnya serta tentang karawitan khususnya. Dengan adanya kemajuan teknologi yang sangat pesat di jaman modern ini maka media internet sangat membantu di dalam memperoleh data-data yang diperlukan kemudian dicatat untuk dipelajari dan dijadikan dokumentasi. Teknik Wawancara (interview) Dalam usaha untuk mendapatkan data Gambelan Slonding di Pura Puseh Desa Seraya Karangasem, penulis langsung mendatangi para informan yang penulis anggap mampu memberikan penjelasan-penjelasan tentang dat yang penulis butuhkan dalam usaha penyelidikan tersebut. Dalam hubungan ini mula-mula penulis menghubungi Kelihan Desa Adat Desa Seraya, yaitu : I Made Putu Suarsha Yang kebetulan adalah tokoh pendiri kesenian ini, yang telah menyumbangkan buah pikirannya didalam mendirikan Gamelan Slonding yang terdapat di Pura Puseh Seraya. Wawancara dengan beliau penulis laksanakan pada tanggal 1 Nopember 2010 di rumahnya yaitu di BR. Kaler Desa Seraya Tengah, Kecamatan Karangasem, Kabupatan Karangasem. -Tinjauan Kepustakaan. Didalam tinjauan kepustakaan ini, penulis telah berusaha mengumpulkan serta mempelajari beberapa buah buku yang ada hubungannya dengan masalah yang penulis selidiki. -Tahap Pengolahan Data. Setelah seluruh data yang diperlukan terkumpul, maka seluruh data tersebut penulis seleksi dan olah, kemudian menyusunnya sesuai dengan kerangka dan syarat-syarat penulisan karya tulis. Didalam pengolahan data tersebut diatas, penulis menggunakan metode deskriftif, yaitu penyusunan secara sistematis data-data yang telah ada sehingga didapatkan sustu kesimpulan sementara dari hasil penyelidikan tersebut. Masalah Sehubungan dengan beberapa hal yang telah penulis kemukakan didalam latar belakang permasalahan tersebut diatas, maka dibawah ini penulis dapat rumuskan beberapa masalah yang ada kaitannya dengan paper ini. Adapun masalah yang penulis maksudkan adalah sebagai berikut : a.bagaimana asal-usul dan perkembangan Gambelan Slonding tersebut. b.instrumentasi, bentuk penyajian serta hal-hal lain yang mungkin dapat dijadikan masalah yang berhubungan dengan dengan Gambelan Slonding ini. Gambelan Selonding Di Pura Puseh Desa Seraya Karangasem Riwayat Gambelan. Timbulnya barungan gambelan Slonding di Pura Puseh Desa Seraya Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem yaitu sebelum tahun 1995 sangat dikeramatkan oleh Prajuru Desa Seraya, Krama ngarep atau Penua dan termasuk Krama Desa Seraya. Karena Gamelan Selonding ini ditaruh di Pura Pasimpenan yang disebut Pura Slonding (disimpan memakai wadah kropakan/kotak kayu). Tiga bilah Gangsa yang kecil hanya dikeluarkan/dipundut (ditempatkan pada sebuah tapakan) pada saat Usaba Balai Sanghyang. Sedangkan tapakan-tapakan Idha Betara yang lainnya di pundut pada saat Usaba Bubuh, Purnama Kedasa, Usaba Kaja dan tiap Purnama Kapat.

Sedangkan bilah-bilah ini bisa juga berfungsi sebagai Gamelan atau alat tabuhan untuk mengiringi upacara-upacara Di Pura Desa Seraya. Awal Upacara di Pura Puseh Desa Seraya yaitu pada tahun 1996 setelah I Made Putu Suarsha Menjabat sebagai Kelihan Desa Adat yang diangkat pada tahun 1995. Beliau menjelaskan bahwa, berwal dari rasa penasaran beliau yang ingin mengetahui isi dari Pelinggih Pasimpenan. Setelah beliau memeriksa ternyata di dalam kropakan tersebut ada bilahbilah gangsa yang terbuat dari besi, yang terpanjang sampai mencapai 120 cm. Dan juga ditemukan satu pasang Relief dengan rantai dan jejuluknya disertai dengan beberapa cagak serta beberapa penyeleng gangsa yang terbuat dari perunggu yang berbentuk Naga. Berawal dari penemuan tersebut I Made Putu Suarsha langsung berkordinasi dengan Bapak Wayan Tusan dari Desa Bebandem untuk mohon bantuan memfasilitasi dalam upaya membangun kembali (merakit agar kembali berfungsi). Pad akhirnya diperiksalah oleh beliau dan ternyata jumblah bilahnya masih dikatakan utuh oleh beliau, hanya saja pelawahnya harus di perbaharui/diganti dengan kayu nangka/ketewel yang berukuran sangat besar. Yang oleh beliau dikatakan sebagai Gamelan Selonding pada waktu itu. Mengetahui demikian adanya fakta yang didapat ahirnya I Made Putu Suarsha selaku Kelihan Desa Adat Seraya langsung membuat banten atau sesaji dan ngaturang piuning/memohon Kepada Idha Sanghyang Widhi Wasa Tuhan yang berstana di Pura Puseh Desa Seraya agar gamelan tersebut diijinkan untuk diperbaiki dan diijinkan untuk ditabuh sebagai mana layaknya gamelan selonding yang ada di daerah lain. Selain hal tersebut I Made Putu Suarsha melaporkan hal tersebut ke Dinas Kebudayaan Provinsi Bali yang pada akhirnya menanggapi dan langsung melakukan survei ke Pura Puseh Desa Seraya. Yang kemudian memberikan dana bantuan untuk merenopasi Gamelan Selonding tersebut. Yang ahirnya sampai saat ini Gamelan Selonding tersebut sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Namun Gamelan Selonding ini hanya bisa ditabuh dan dibunyikan di Areal Pura Puseh Desa Seraya dan pada saat hari raya-hari raya tertentu. Fungsi Seorang Budayawan kita pernah mengungkapkan bahwa, Gambelan sebagai alat musik Bali yang sangat banyak jenis barungannya berfungsi kompleks dengan unsur-unsur kegiatan masyarakat luas. Yang dapat digolongkan menjadi tiga bagian yitu : 1.Gambelan Sebagai Unsur Pendidikan. 2.Gambelan Sebagai Iringan Tari. 3.Gambelan Untuk pelengkap Agama dan Adat. Demikian fungsi gambelan Bali secara umum, Namun apabila kita mengungkapkan tentang fungsi Gambelan Slonding di Pura Puseh Desa Seraya maka dapat diungkapkan sebagai berikut : 1.Sebagai Karawitan Instrumentalis Maksudnya adalah dimana Gambelan ini berfungsi menyajikan tabuh-tabuh petegak atau tanpa disertai tari-tarian hanya untuk kepentuingan di Pura Puseh Desa Seraya, baik dalam kaitannya dengan pelaksanaan Agama, adat serta kepentingan-kepentingan lainnya yang berhubungan dengan Pura Puseh Desa Seraya. Namun perlu diketahui hanya dalam upacara Agama pada hari raya-hari raya tertentu saja Gamelan Slonding ini ditabuh atau dibunyikan, seperti misalnya : Usaba di Pura Balai Sanghyang yang jatuhnya setiap purnama desta. Usaba Bubuh di Pura Balai Agung yang jatuhnya setiap purnama kedasa.

Usaba Kaja yang jatuhnya setiap purnama kedasa. Sesajen-Sesajen yang Dipakai Sudah menjadi suatu tradisi bagi Masyarakat Bali secara umumnya bahwa seluruh jenis Gambelan yang hendak dipergelarkan, sebelumnya harus dipersembahkan korban suci kepada alam niskala, agar selama pertunjukannya senantiasa mendapat suatu kekuatan atau taksu serta keselamatan. Korban suci yang dimaksud adalah, berupa banten atau sesajen yang merupakan wujud nyata daripada upacara korban suci tersebut.adapun jenis sesajen tersebut adalah : 1. Suci Pejati. 2. Segehan. 3. Tetabuhan Tuak Arak. 4. Dupa/Asep. 5. Karangan Bawi, yaitu apabila melakukan acara potong babi. Semua upacara /sesajen ini dipersembahkan atau dihaturkan oleh petugas (pemangku gamelan) yang khusus melakukan tugas tersebut. Organisasi Pada Umumnya Perkumpulan kesenian di Bali adalah tergabung dalam sebuah organisasi tradisional yang disebut sekeha.organisasi kesenian ini yang dalam pembentukannya didasarkan atas kesukarelaan.yang diurus oleh suatu badan pengurus yang disebut kelian. Dan dibantu oleh beberapa orang pembantu yang masing-masing bertanggungjawab atas pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Pengurus-pengurus yang memegang peranan penting dalam organisasi ini adalah Ketua : I Wayan Badra Koordinator : I Made Putu Suarsha Anggota (penabuh) : 1. I Made Putu Suarsha 2. I Wayan Badra 3. I Wayan Darma 4. I Wayan Damek 5. I Ketut Kerti 6. I Komang Oka 7. I Nengah Lindu 8. I Nyoman Selang 9. I Made Pandra Para pengurus yang terlibat di dalam organisasi ini haruslah melewati tahapan yang ditentukan dan merupakan awig Desa Adat yang secara turun temurun sudah diwariskan. Para penabuh harus diupacarai yaitu diwinten (upacara pawintenan). Adapun hal-hal yang perlu diketahui ialah : 1Pengurus Desa Adat Seraya Kelihan Desa Adat : I Made Putu Suarsha Wakil Kelihan Desa Bidang Pahwongan : I Ketut Wirna SH Wakil Kelihan Desa

Bidang Parhyangan Wakil Kelihan Desa Bidang Palemahan Penyarikan I Gede Tista I Wayan Sudiana Putra Bendahara I Made Musti I Komang Putu Mastra I Nengah Sari : I Gede Prasihana Spd : I Wayan Landra Spd Instrumen Dan Bentuk Penyajian Laras yang Dipakai. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa seni karawitan bai fokal maupun instrumental adalah mempergunakan nada,besar maupun kecil atau tinggi maupun rendah yang mempunyai aturan tertentu sama lainnya.aturan inilah yang disebut laras.laras ada dua yaitu pelog dan selendro. Dari hal ini dapat diketahui bahwa Gambelan Slonding yang terdapat di Pura Puseh Desa Seraya Karangasem berlaras pelog 7 nada, yang terdiri dari 5 nada pokok dan 2 nada pemero. Nama-nama Lagu/Gending. A.Gending-gendin Geguron. 1.Rangga Tatiang 2.Kulkul Badung 3.Kebo Gerit 4.Darimpog 5.Blegude (penutup upacara) 6.Ranggawuni Patet Dalam Gamelan Slonding. 1.Patet Puja Semara 2.Patet Panji Marga 3.Patet Sondong 4.Patet Sadi 5.Patet Kesumba 6.Patet Salah Jenis Gamelan Selonding : 1. Pengugal 2. Kantil 3. Jegogan Sebagai penutup dari uraian ini, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan dan saransaran sebagai berikut : Kesimpulan -Gambelan Slonding yang terdapat di Desa Seraya, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, adalah ditemukan Di dalam keropak yang terdapat di Pelinggih Pesimpenan. -Gambelan Slonding ini didukung oleh suatu wadah organisasi sosial yang disebut sekaa.

-Gambelan Slonding ini mempunyai dua fungsi pokok,yaitu sebagai suguhan karawitan instrumental. -Upacara sesajen (peras gong) dihaturkan sebelum Gambelan Slonding disajikan atau dipentaskan. Saran-Saran -Menjadi kewajiban kita bersama untuk turut memelihara serta mengembangkan sehingga Gambelan Slonding ini tidak punah dan dapat terus berkembang di tengah-tengah masyarakat luas. -Paerlu mempertahankan apa-apa saja yang telah menjadi identitas dan membuat kaderisasi sebagai pengembangan dan melanjutkan kesenian tersebut. -Perlu diadakan kegiatan latihan secara teratur agar apa yang sudah didapat bisa dipertahankan dan ditingkatkan. DAFTAR PUSTAKA 1.Aryasa,BA,I Wayan Madra,Perkembangan Seni Karawitan Bali,Proyek Sesana Budaya Bali Denpasar 1976/1977. 2.Sodirso Baladi,Diktat Pengantar Titi Laras,SMKI Surakarta 1972. DAFTAR INFORMAN Nama : I Made Putu Suarsha TTL : Seraya, 31 Desember 1995 Jenis Kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Kelihan Desa Adat Seraya Alamat : BR. Kaler, Desa Seraya Tengah, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem