Pengaruh Kepuasan Berhuni terhadap Keinginan Pindah pada Hunian Sewa

dokumen-dokumen yang mirip
Korespondensi antara Kualitas Hunian Sewa dan Tingkat Kepuasan Mahasiswa

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat

Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku

Hubungan antara Jenis Hunian Sewa dan Kualitas Interaksi Sosial Mahasiswa

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen

Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja

Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah

Ruang Hobi Ideal. Dimas Nurhariyadi. Abstrak

Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja

Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya

Preferensi Hunian yang Ideal Bagi Pekerja dan Mahasiswa pada Kelompok Umur Dewasa Awal / Early Adulthood

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan pendidikan di Indonesia begitu pesat baik pendidikan yang

Adaptasi Perilaku dan Modifikasi sebagai Proses Menciptakan Hunian Ideal Bagi Penghuni Perumahan Massal

Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota

Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota

Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi

Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal

Preferensi Pasangan Berlibur Terhadap Jenis Penginapan dan Keadaan Interior

Rumah Impian Mahasiswa

Faktor Dominan yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe: Motivasi dan Preferensi Gender

Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

Analisis Perseptual Penghuni Terhadap Kualitas Hunian Asrama Mahasiswa ITB

Kriteria Ruang yang Mendukung Motivasi Membaca

Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota

Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan

KORELASI TINGKAT KEPENTINGAN DAN KEPUASAN ELEMEN KOTA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan berhuni atau housing satisfaction mengukur kepuasan secara

Penilaian Kinerja Ruang Terbuka Sunken Court ITB

Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung

Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang

Identifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Borang Kota Palembang

Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar

Pengaruh Penggunaan Skylight & Sidelight pada Shopping Mall terhadap Perilaku Manusia

Lingkungan Rumah Ideal

Rumah Baca sebagai Representasi Pemikiran Arsitektur Achmad Tardiyana

Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung

Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami

Kecenderungan Penggunaan Software Pemodelan dalam Proses Desain Terkait Alasan dan Usia Pengguna

Keluhan dan Harapan Masyarakat terhadap Karakteristik Toilet Umum di Indonesia

Ruang Favorit dalam Rumah

Komparasi Dimensi dan Perabot Ruang Tidur Rumah Pribadi dan Rumah Kost di Banjarbaru

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe: Perbedaan Preferensi Gender dan Motivasi

Pengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Kondisi Pencahayaan Alami dan Kenyamanan Termal

Tingkat Kenyamanan Taman Kota sebagai Ruang Interaksi- Masyarakat Perkotaan

Teritorialitas Masyarakat Perumahan Menengah ke Bawah

Persepsi dan Harapan Masyarakat Kota terhadap Keberadaan Permukiman Padat

Persepsi Masyarakat terhadap Konsep Bangunan Pintar sebagai Usaha Penghematan Energi

Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter

Identifikasi Faktor Kebutuhan Area Transisi :

Perubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang)

Preferensi Pejalan Kaki terkait Kondisi Lingkungan untuk Menciptakan Kenyamanan Termal di Jalan Rajawali Surabaya

korespondensi antara kerusakan ekologi dan penyebabnya.

Analisis Kualitas Faktual Sebagai Salah Satu Alat Evaluasi Penentu Kualitas Ruang Terbuka Publik di Kota Bandung

BAB III METODE PENELITIAN. perwalian terhadap kepuasan pengguna dengan menggunakan metode Webqual

Physical Milieu Ruang Komunal Desa Adat (Pakraman) Tenganan Pegeringsingan Bali

Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota

Penilaian Masyarakat terhadap Penggunaan Material Bambu pada Bangunan

Persepsi Masyarakat tentang Penggunaan Energi dalam Rumah Tinggal Berdasarkan Profesi

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan Ideal Kantor

Karakter Fisik Spasial Tempat Favorit Dewasa Muda

PERSEPSI TENTANG LINGKUNGAN APARTEMEN DI KOTA BANDUNG SEBAGAI TEMPAT TINGGAL TETAP PADA MAHASISWA PERANTAU FITRIYANTI

Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah

Persepsi Masyarakat terhadap Suasana pada Bangunan Kolonial yang Berfungsi sebagai Fasilitas Publik

Universitas Sumatera Utara. Gambar 1.2 Area parkir yang kurang memadai, akibatnya lobby menjadi area parkir. Sumber: (peneliti 2013)

Citra Kota Bandung: Persepsi Mahasiswa Arsitektur terhadap Elemen Kota

Preferensi Masyarakat tentang Tipologi Sekolah yang Meningkatkan Semangat dan Minat Belajar Siswa

ANALISIS INVESTASI HUNIAN KOS DI DARMO PERMAI SELATAN

Kajian Tingkat Kepuasan Penghuni terhadap Kualitas Lingkungan Rusunawa

Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung

Kata-kata Kunci : keandalan, daya tanggap, jaminan, empati, keberujudan, kepuasan konsumen

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah penelitian konklusif atau deskriptif. Penelitian ini menyediakan

Kualitas Ruang Terbuka pada Permukiman Industri di Kelurahan Cigondewah Kaler, Bandung, Jawa Barat

Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat

Awareness dan Pemanfaatan BIM : Studi Eksplorasi

Perencanaan Berbasis Partisipasi dalam Rangka Mencapai Pembangunan Kampung yang Layak Huni

BAB I PENDAHULUAN STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY

Preferensi Masyarakat terhadap Material Bangunan

Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal

Penggunaan Langgam Rumoh Aceh pada Bangunan Perkantoran di Kota Banda Aceh

MENARA SINAR MAS DI KAWASAN MEGA KUNINGAN, JAKARTA DRAFT LAPORAN TUGAS AKHIR AR 4099

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Prioritas Pengembangan Kawasan Pusat Olahraga berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Pengunjung

Teritori Ruang Dagang Bazar di Tangerang Selatan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh civitas kampus tersebut. Website sendiri merupakan salah satu bentuk

Hasil Observasi Karakter Gang di Kawasan Kampung Kota Bantaran Sungai di Babakan Ciamis, Bandung

Kondisi Kekumuhan Kampung Nelayan Sejahtera Kota Bengkulu dalam Upaya Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Tujuan Penulisan

GERAK DAN POLA SOSIALISASI MANUSIA DI DALAM RUANG UNTUK MELINDUNGI TERITORIAL LINGKUNGANNYA

BAB III METODE PENELITIAN

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketertarikan pada Perumahan Berbasis Agama

Mushola di dalam Rumah

Transkripsi:

TEMU ILMIAH IPLBI 2014 Pengaruh Kepuasan Berhuni terhadap Keinginan Pindah pada Hunian Sewa Bunga Sakina (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. (2) Kelompok Keilmuan Perancangan Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Keberadaan fasilitas hunian sewa seperti kost, rumah kontrak, asrama maupun apartemen yang semakin menjamur, menjadi ladang investasi yang menjanjikan bagi para pengembang dan pebisnis. Infrastruktur di Indonesia yang tidak dipersiapkan untuk mengakomodasi fasilitas hunian sewa akan mempengaruhi kualitas dari hunian sewa tersebut. Hal ini secara tidak langsung juga akan berdampak kepada tingkat kebetahan dari pengguna. Artikel penelitian ini memilih mahasiswa dari berbagai universitas yang ada di beberapa kota di Indonesia sebagai subjek penelitian. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui keinginan pindah dari mahasiswa lebih dipengaruhi faktor kepuasan terhadap hunian sewa atau lingkungan sekitar hunian sewa. Pengumpulan data dilakukan lewat metode survei online dalam bentuk kuesioner yang dibagikan secara bebas (non-random sampling). Data kemudian selanjutnya dianalisis secara kuantitatif. Hasil analisis mengungkapkan bahwa faktor tingkat kepuasan pada hunian sewa memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat kepuasan pada lingkungan sekitar hunian sewa. Hasil ini kemudian memunculkan adanya beberapa interpretasi. Kata-kunci : hunian sewa, tingkat kebetahan, tingkat kepuasan, keinginan pindah, lingkungan sekitar Pengantar Saat ini, kebutuhan fasilitas hunian yang bersifat sewa seperti kost, rumah kontrak, asrama, dan apartemen sedang berkembang dengan pesat. Segmen pasar yang dibidik untuk bisnis ini beragam, salah satunya adalah dari kalangan mahasiswa. Mereka yang memilih tinggal di hunian sewa umumnya merupakan pendatang dan bertujuan untuk menetap sementara (temporer) dalam kurun waktu tertentu. Melihat fenomena ini, minat untuk investasi bisnis di bidang properti, khususnya hunian sewa, semakin tinggi. Namun, pada kenyataannya di kawasan hunian yang menjadi tempat pembangunan hunian sewa, umumnya infrastruktur dan fasilitasnya tidak dipersiapkan untuk mengakomodasi keberadaan hunian sewa. Di lain sisi, perencanaan dan perancangan hunian sewa untuk mahasiswa sepertinya tidak didasarkan pada akumulasi pengetahuan yang terstruktur, sehingga pada praktik di lapangan, proses pembangunan cenderung hanya berdasarkan tiru-meniru (mimesis) dan penalaran pemilik atau perencana/perancang. Akibatnya kualitas hunian sewa sangat beragam, dan mungkin sebagian memiliki kualitas (infrastuktur atau fasilitas) di bawah standar kenyamanan. Meskipun merasa tidak puas, mahasiswa tidak pindah, karena tidak ada pilihan. Artikel ini membahas pengaruh dari kepuasan berhuni di hunian sewa, baik kost, rumah kontrakan, asrama, ataupun apartemen, terhadap keinginan untuk pindah. Subjek penelitian difokuskan pada mahasiswa. Bagi mahasiswa, hunian sewa dapat diartikan sebagai hunian yang seluruh atau sebagian dari unitnya disewakan oleh si pemilik kepada mahasiswa sebagai pihak pengguna atau konsumen (Nurdini, 2009). Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014 E_27

Pengaruh Kepuasan Berhuni terhadap Keinginan Pindah pada Hunian Sewa Kepuasan berhuni atau housing satisfaction mengukur kepuasan secara meluas terhadap situasi hunian (McCray & Day, dalam Lee & Park, 2010). Menurut Galster (1987), housing satisfaction adalah suatu ukuran dari celah antara kebutuhan dan aspirasi (keadaan yang diidamkan) penghuni terhadap keadaan hunian sebenarnya. Terdapat sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan berhuni, yakni faktor individu (penghuni), atribut hunian, dan atribut lingkungan sekitar hunian (Toscano & Amestoy, 2007). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keinginan mahasiswa untuk pindah ataupun tidak pindah dari hunian sewa lebih karena dipengaruhi faktor kepuasan terhadap hunian sewa atau faktor lingkungan sekitar hunian sewa. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat serta menjadi dasar bagi para pemilik, perencana, pengembang, ataupun investor hunian sewa untuk memperhatikan setiap elemen dalam perancangan hunian sewa maupun lingkungan sekitar hunian sewa agar dapat mengakomodasi kebutuhan konsumen dengan baik. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen terhadap produk perumahan akan menjadi indikasi performa dari supplier, sebagai penyedia fasilitas dan performa dari desain hunian tersebut (Nurdini, 2011). Metode Penelitian dilaksanakan menggunakan metode penelitian kuantitatif yang bersifat eksplanatori (Groat & Wang, 2002). Di dalam penelitian akan diungkapkan hubungan sebab-akibat antara variabel independen dan dependen. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan lewat metode survei online dalam bentuk kuesioner yang dibagikan secara bebas (snowball-non-randomsampling) kepada mahasiswa dari berbagai universitas di beberapa kota di Indonesia, melalui media sosial, atau secara pribadi dikenal. Mahasiswa yang diminta untuk menjadi responden juga diminta untuk menyebarkan kuesioner online kepada teman-temannya yang lain. Pertanyaan kuesioner online bersifat mixmethod, disusun secara kualitatif maupun kuantitatif. Jawaban untuk pertanyaan kualitatif diarahkan lewat pertanyaan yang eksploratif dan disusun menggunakan metode open-ended, sedangkan jawaban untuk pertanyaan kuantitatif diarahkan lewat pertanyaan yang disusun menggunakan metode semantic-differential (SDmethod). Adapun pada pembahasan kali ini data yang digunakan adalah data numerik yang bersifat kuantitatif. Kuesioner online mulai disebarkan pada hari Minggu, 5 Oktober 2014, dan berakhir pada hari Minggu, 12 Oktober 2014. Total responden yang mengisi kuesioner berjumlah 138 responden, 47 orang berjenis kelamin laki-laki, dan 91 orang perempuan. Rata-rata usia responden sekitar 23 tahun. Jenjang pendidikan responden bervariasi dari program diploma hingga master. Namun secara garis besar responden merupakan mahasiswa dengan jenjang pendidikan sarjana (82 orang). Seluruh reseponden merupakan mahasiswa yang tinggal di hunian sewa dari berbagai universitas yang ada dibeberapa kota di Indonesia, yakni Yogyakarta (60 orang), Bandung (33 orang), Samarinda (26 orang), Surabaya (8 orang), Jakarta (6 orang), Malang (4 orang), dan Balikpapan (1 orang). Mahasiswa diminta untuk mengevaluasi hunian sewa mereka saat ini beserta lingkungan sekitarnya, kemudian mengisi kuesioner yang disusun menggunakan metode semantic-differential (SD-method). Jawaban yang akan diberikan melalui metode ini merepresentasikan tingkatan kepuasan mahasiswa, baik terhadap hunian sewa maupun lingkungan sekitar hunian sewa, dalam bentuk skala. Setiap pertanyaan berskala 1 sampai dengan 5. Masing-masing kutub jawaban berupa kata sifat yang saling berlawanan, yakni sangat tidak puas sampai dengan sangat puas, dan sangat rendah sampai dengan sangat tinggi. Posisi kata yang bersifat positif selalu ditempatkan pada bagian kanan, sedangkan kata sifat negatif diletakkan pada bagian kiri. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan responden salam mengisi kuesioner. E_28 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014

Contoh pertanyaan dalam kuesioner online diperlihatkan pada tabel 1. Tabel 1. Contoh pertanyaan berskala semanticdifferential (SD-method) tidak puas rendah Lewat pertanyaan kuesioner tersebut akan diperoleh data numerik dari para responden yang selanjutnya akan dianalisis secara kuantitatif. Metode Analisis Data Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi bivariat dan multivariat. Tingkat Kepuasan terhadap Hunian Sewa dan tingkat Kepuasan terhadap Lingkungan di Sekitar Lingkungan Hunian Sewa merupakan variabel independen, sedangkan Keinginan untuk Pindah merupakan variabel dependen. Analisis dan Interpretasi puas tinggi Untuk mengetahui keinginan mahasiswa untuk pindah ataupun tidak pindah dari hunian sewa lebih karena dipengaruhi faktor kepuasan terhadap hunian sewa atau faktor lingkungan sekitar hunian sewa, maka dilakukan analisis regresi bivariat dan multivariat. Hasil analisis regresi bivariat antara Keinginan Pindah dengan Tingkat Kepuasan Hunian Sewa diperlihatkan pada diagram 1. Koefisien regresi antara Tingkat Kepuasan Hunian Sewa dan Keinginan Pindah -0,52, dengan nilai signifikansi <0,01. Hal ini menunjukkan jika tingkat kepuasan terhadap hunian sewa semakin tinggi, maka keinginan pindah semakin rendah. Hubungan kausal antara 2 variabel ini signifikan. Hasil analisis regresi bivariat antara tingkat Kepuasan Lingkungan Sekitar Hunian Sewa dan Keinginan Pindah diperlihatkan di diagram 2. Koefisien regresi antara Tingkat Kepuasan Lingkungan Sekitar Hunian Sewa dan Keinginan Bunga Sakina Pindah -0,33, dengan nilai signifikansi <0,01. Hal ini menunjukkan jika tingkat kepuasan terhadap lingkungan di sekitar hunian sewa semakin tinggi, maka keinginan pindah semakin rendah. Hubungan kausal antara 2 variabel ini signifikan. Keinginan Pindah Diagram 1. Regresi Bivariat antara Keinginan Pindah dengan Tingkat Kepuasan Hunian Sewa Keinginan Pindah 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 Tingkat Kepuasan Hunian Sew a Tingkat Kepuasan Lingkungan Sekitar Hunian Sew a Diagram 2. Regresi Bivariat antara Keinginan Pindah dengan Tingkat Kepuasan Lingkungan Sekitar Hunian Sewa Hubungan kausal antara tingkat Kepuasan Hunian Sewa dan Keinginan Pindah (-0,53) lebih besar daripada hubungan kausal antara tingkat Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014 E_29

Pengaruh Kepuasan Berhuni terhadap Keinginan Pindah pada Hunian Sewa Kepuasan Lingkungan Sekitar Hunian Sewa dan Keinginan Pindah (-0,33). Hal ini menunjukkan bahwa keinginan pindah lebih cenderung dipengaruhi oleh kepuasan terhadap hunian sewa dibandingkan dengan kepuasan terhadap lingkungan sekitar. Tetapi, untuk membandingkan pengaruh antara 2 variabel independen terhadap variabel dependen, akan lebih efektif jika menggunakan analisis regresi multivariat dibandingkan dengan menggunakan analisis regresi bivariat. Hasil analisis regresi multivariat antara tingkat Kepuasan Hunian Sewa, dan Kepuasan Lingkungan Sekitar Hunian Sewa terhadap Keinginan Pindah diperlihatkan di tabel 2. Tabel 2. Regresi Multivariat Keinginan Pindah (Variabel Dependen) dan Tingkat Kepuasan Hunian Sewa dan Lingkungan Sekitar (Variabel Independen) Variabel Independen Tingkat Kepuasan Hunian Sewa Tingkat Kepuasan Lingkungan Sekitar Bobot Regresi Significant Value -0,44 0,0091-0,12 0,3811 Tingkat Kepuasan Hunian Sewa (-0,44) lebih mempengaruhi Keinginan Pindah dibandingkan dengan Tingkat Kepuasan Lingkungan Sekitar Hunian Sewa (-0,12). Pengaruh tingkat Kepuasan Hunian Sewa terhadap Keinginan Pindah signifikan (nilai signifikansi <0,05). Sedangkan pengaruh tingkat Kepuasan Lingkungan Sekitar Hunian Sewa tidak signifikan (nilai signifikansi >0,05). Hasil dari analisis regresi bivariat maupun analisis regresi multivariat sama-sama menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pada hunian sewa memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan lingkungan sekitar hunian sewa. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Ha & Weber (1991). Ditemukan bahwa kualitas dari hunian lebih memiliki pengaruh terhadap kepuasan penghuni. Mengapa hunian memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kebetahan daripada lingkungan sekitar? Pertanyaan ini membawa kepada beberapa interpretasi. Intensitas penggunaan untuk fasilitas hunian sewa cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas penggunaan fasilitas di lingkungan sekitar. Dalam kesehariannya, selain berada di lingkungan kampus, mahasiswa cenderung lebih lama berada di dalam hunian sewa. Selain itu, hunain sewa sebagai tempat tinggal sementara bagi mahasiswa, merupakan tempat untuk melakukan kegiatan pemenuhan kebutuhan dasar, seperti tidur, makan, mandi, mencuci baju, dll. Karena itu terdapat kecenderungan bahwa kepuasan terhadap hunian sewa memberikan pengaruh yang lebih besar. Guna memenuhi kebutuhan dasar tersebut maka fasilitas yang diberikan di hunian sewa juga harus mendukung, seperti yang ada pada beberapa komentar responden dalam hasil pengisian kuesioner dibawah ini. Kost-an di tempat saya didesain dengan sangat nyaman. Kamar-kamar kost ditata sedemikian rupa sehingga mendapatkan sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik. Selain itu fasilitas yang diberikan juga mendukung, yaitu selain terdapat dapur bersama, tempat cuci dan jemur bersama, kamar mandi dalam, diberikan cuci gratis 4 potong baju setiap hari, free nasi dan air putih... (Mahasiswi) Fasilitas lengkap mulai dari internet, air panas, kamar mandi dalam... (Mahasiswi) Kamarnya luas buat mengerjakan tugas dan aktifitas kerja... (Mahasiswa) Hunian sewa juga memberikan privasi dibandingkan dengan lingkungan di sekitar hunian sewa. Mahasiswa dapat memiliki ruangnya sendiri dan dapat melakukan kegiatan pribadi yang lebih privat. Adanya ruang personal ini memberikan kebebasan bagi mahasiswa untuk mengekspresikan diri dan melakukan kegiatan yang disenangi seperti membaca buku, menonton televisi, dsb. Berikut beberapa komentar responden mengenai hal ini. ruangnya satu, dalam artian terpisah dan privasi antar sesama penghuni kostan cukup terjaga (Mahasiswi) E_30 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014

...aman, nyaman, privasi baik (Mahasiswi)...akses mudah, adanya privasi yang mencukupi (Mahasiswa) Dalam hunian sewa, mahasiswa memiliki kesempatan untuk melakukan personalisasi agar dapat merasa nyaman tinggal di dalamnya. Omar, Endut & Saruwono (2010) berpendapat bahwa personalisasi adalah pendekatan untuk menciptakan perasaan home. Mahasiswa dapat melakukan penyesuaian atau adjustment melalui proses penataan ruang ataupun atribut hunian sewa sehingga apa yang ditata tersebut cocok dengan kepribadian dirinya. Dengan adanya penyesuaian ini, maka mahasiswa akan merasa betah untuk tinggal di hunian sewa tersebut. Terkait personalisasi, diungkapkan oleh beberapa responden dalam kutipan dari hasil kuesioner di bawah ini. Kamarnya cukup luas untuk menampung barangbarang pribadi saya... (Mahasiswi)...kamarnya sesuai dengan kriteria, fasilitas cukup... (Mahasiswi) saya menginginkan tempat kost yang minimalis, cantik, bewarna pink semua... (Mahasiswi) Tinggal di hunian sewa dengan penghuni lain membuat mahasiswa memiliki kesempatan untuk melakukan interaksi sosial dan menciptakan pertemanan. Keakraban yang tercipta akan memunculkan rasa kekeluargaan sehingga mahasiswa merasa betah berada di hunian sewa tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Amestoy & Toscano (2007) mengungkapkan bahwa interaksi sosial memberikan pengaruh terhadap kepuasan berhuni. Komentar responden tentang interaksi sosial, tertulis di bawah ini....tinggal di asrama membuat saya dapat bersosialisasi dengan banyak orang dari berbagai background. Saya juga tidak merasa sendiri karena di asrama saya bisa bertemu dengan banyak teman... (Mahasiswi) Ramai, kebersamaan, kompak (Mahasiswa)...banyak kegiatan menarik yang bisa diikuti di asrama ini. Rasa kekeluargaan cukup erat di asrama ini. (Mahasiswi) Bunga Sakina Seiring dengan pengalaman yang terjadi hasil dari pola berhuni dalam kurun waktu tertentu di hunian sewa, akan menumbuhkan rasa memiliki atau sense of belonging pada diri mahasiswa. Menurut Jackson (dalam May, 2011), sense of belonging didasari oleh kebiasaan sehari-hari. Rasa memiliki juga dapat berarti rasa kenyamanan antara seseorang dengan lingkungan sekitarnya (May, 2011). Rasa kepemilikan juga dapat dibangun kepada tempat dan objek fisik (Downing, Fortier & Savage et al., dalam May, 2011). Mahasiswa yang telah membayar fasilitas hunian sewa secara otomatis telah memiliki hak huni dan kepemilikan secara temporer. Mahasiswa yang memiliki sense of belonging akan bertindak peduli, bertanggung jawab, dan terikat pada objek tersebut, dalam hal ini adalah hunian sewa. Kesimpulan Dari dua analisis regresi yang dilakukan (bivariat dan multivariat) terhadap keinginan mahasiswa untuk pindah, dapat disimpulkan bahwa faktor tingkat kepuasan pada hunian sewa memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat kepuasan pada lingkungan sekitar hunian sewa. Fenomena ini diduga muncul akibat fungsi hunian sewa yang memiliki intensitas penggunaan yang lebih tinggi oleh mahasiswa, sebagai tempat untuk melakukan kegiatan pemenuhan kebutuhan dasar, penyedia privasi dan personalisasi, sebagai fasilitas untuk melakukan interaksi sosial antar penghuni, serta keberadaan sense of belonging. Penelitian ini merupakan penelitian sederhana yang mungkin memiliki tingkat validitas dan relibilitas yang tidak terlalu tinggi, mengingat pengumpulan data dilakukan secara nonrandom. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik mengenai studi hunian sewa, maka dapat dilanjutkan pada penelitian selanjutnya dengan metode pengumpulan data secara randomsampling, dengan batasan populasi yang jelas, dan misalnya segmen konsumen hunian sewa tertentu. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014 E_31

Pengaruh Kepuasan Berhuni terhadap Keinginan Pindah pada Hunian Sewa Daftar Pustaka Creswell, J.W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc. Galster, G. (1987). Homeowners and Neighborhood Investment. Durham, NC: Duke University Press. Groat, L. & Wang, D. (2002). Architectural Research Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc. Ha, M. & Weber, M.J. (1991). The Determinants of Residential Environmental Qualities and Satisfaction : Effects of Financing, Housing Programs and Housing Regulations. Housing and Society, vol. 19-3, Pages 65-76. Lee, E., & Park, N. (2010). Housing satisfaction and Quality of Life Among Temporary Residents in The United States. Housing and Society, Vol. 37-1, Pages 43-67. May, V. (2011). Self, Belonging and Social Change. Sociology, vol. 45(3), Pages 363-378 Nurdini, A. (2009). Kualitas Hunian Sewa Mahasiswa Beberapa Perguruan Tinggi di Kota Bandung : Analisis Faktual dan Perseptual. Disertasi Doktoral. Program Doktor Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung. Nurdini, A. & Harun, I.B. (2011). Incorporating User for rental Housing Design : Case Study : City of Bandung, Indonesia. International Journal of Civil & Environmental Engineering IJCEE-IJENS, Vol. 11-2. Omar, E.O., Endut, E., Saruwono, M. (2010). Adapting By Altering: Spatial Modifications Of Terraced Houses In The Klang Valley Area. Asian Journal Of Environment-Behaviour Studies, Vol. 1-3. Toscano, E.V. & Amestoy, V.A. (2007). The Relevance Of Social Interactions On Housing Satisfaction. Springer Science+Business Media B.V. E_32 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2014