Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

dokumen-dokumen yang mirip
Hubungan Layanan Informasi Dengan Kreativitas Belajar Siswa

PENGARUH CONTRACTING CONTINYU SEBUAH PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF AWARNES

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai teknik pokok. Penelitian yang bersifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MANAJEMEN DIRI DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 KOTA JAMBI

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan asosiatif simetris, yaitu hubungan yang bersifat sebab-akibat yang

METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif. Karena

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN UMPAN BALIK DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SMP NEGERI 9 BATANG

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif dengan analisa

HUBUNGAN PENGGUNAAN SUMBER BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN DASAR SURVEY

BAB III METODE PENELITIAN. identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Identifikasi Variabel Penelitian, Definisi Variabel Penelitian,

III. METODE PENELITIAN

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. ilmiah, apabila penelitian tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Asosiatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN

langsung dilokasi obyek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang Teknik ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang jumlah karyawan di

BAB III METODE PENELITIAN. Sedangkan penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 6 Kerinci Kanan,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pengaruh

III. METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA. analisis paired sample T-test yaitu Ada atau tidaknya Pengaruh Terapi Rational

PENGARUH KINERJA KEPALA DESA TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI KERJA PERANGKAT DESA. (Studi pada Desa Sumbergede Kec. Sekampung Kab.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III RANCANGAN PENELITIAN. tujuan utama yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan rencana atau metode yang akan ditempuh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun lokasi penelitian ini adalah Madrasah Hifzhil. Yayasan Islamic Centre Medan yang terletak di Jl.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang

HUBUNGAN KEBUGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 BANDA ACEH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KORELASI. menghitung korelasi antar variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi. kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

B. Konsep dan Variabel Penelitian BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah

PENGARUH KEPEMIMPINAN DOSEN DAN KEMAMPUAN PRAKTIKUM TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MATAKULIAH FISIKA MODERN

BAB. III METODE PENELITIAN. A.Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN POWER TUNGKAI DAN KELENTUKAN DENGAN KEMAMPUAN MENENDANG PINALTI. (Jurnal) Oleh EKA MULYANTO

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

1 ANGKET PERSEPSI SISWA TERH

Dan koefisien korelasi parsial antara Y, X 2 apabila X 1 dianggap tetap, dinyatakan sebagai r y 2.1 rumusnya sebagai berikut:

I Wayan Teresna 1, Djoko Suhantono 1. Bali,Phone : , Fax: Abstrak

PENGARUH MODEL PRODUK TERHADAP TINGKAT VOLUME PENJUALAN Studi Kasus Pada Telepon Selular Merek Nokia Pada PT. Bimasakti

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. hasil. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:136) metode penelitian

Penerapan Metode Saw Dalam Menentukan Juara Dance Sekolah Menengah Pertama

HAND OUT STATISTIK NON PARAMETRIK

PENGUKURAN RELIABILITAS DAN VALIDITAS SOAL MATEMATIKA BIDANG TEKNIK UNTUK TES MASUK CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN PENDIRIAN LOKASI GRAMEDIA DI SUMATERA UTARA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif,

ANALISIS PENGARUH HARGA JUAL DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN AYAM POTONG DI UD. SUPPLIER DAGING AYAM KOTA TANGERANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

98 Jurnal Fisika Edukasi (JFE) Vol.2 No.2 Oktober 2015

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2008:11).

HUBUNGAN PEMBERIAN REWARD DAN PUNISHMENT DENGAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 AMBUNTEN KABUPATEN SUMENEP

Pengembangan instrumen penilaian kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran fisika SMA

Angga Setiawan 1, Saripin 2, Ni Putu Nita Wijayanti 3 No. HP.

ANALISA PENGARUH SISTEM MANAJEMEN TQC TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN PRODUK (STUDI KASUS PADA PT. SINAR KAYU ABADI SURABAYA)

ANALISIS KORELASI. Konsep. Konsep (lanjutan) Arah hubungan. Agus Susworo Dwi Marhaendro

*ANALISIS KORELASI* { }

Liston Hasiholan 1) dan Sudradjat 2)

Indonesian Journal of Curriculum and Educational Technology Studies

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

EVALUASI APLIKASI SISTEM INFORMASI PRAKTEK INDUSTRI DAN TUGAS AKHIR DENGAN METODE USABILITY TESTING

Berkala Fisika Indoneia Volume 9 Nomor 1 Januari 2017

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA BEASISWA MAHASISWA KURANG MAMPU PADA STMIK BUDIDARMA MEDAN MENERAPKAN METODE PROFILE MATCHING

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal PENGARUH MUTU PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPATUHAN BEROBAT PASIEN KUSTA DI PUSKESMAS KOTA PALU ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pokok yang harus diperhatikan yaitu dilaksanakan secara sistematis,

S T A T I S T I K A OLEH : WIJAYA

ANALISIS PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON DOSEN STMIK PALANGKARAYA

Pengaruh Total Quality Management Terhadap Kualitas Produk Pada CV DUA SINGA Banyuwangi

APLIKASI PENGELOLAAN DATA KERJA PRAKTEK MAHASISWA (STUDI KASUS: FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEMARANG)

ANALISIS DINAMIK ANTARA KONSUMSI DAN TABUNGAN DALAM WAKTU KONTINU

dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria Untuk menguji validitas setiap butir soal maka skor-skor yang ada pada

PERKIRAAN WAKTU PELAKSANAAN PROYEK PENINGKATAN JARINGAN DAERAH RAWA BERDASARKAN PERKIRAAN BIAYA DAN LUAS AREAL LAYANAN IRIGASI

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

IV. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB XII ANALISIS JALUR (PATH ANALYSIS) APA SIH?

Contoh Proposal Skripsi Makalahmudah.blogspot.com

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI ASISTEN LABORATORIUM DOSEN ELEKTRO MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT DI POLINES

KONTRIBUSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI DAN ETOS KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

ANALISIS TAHAN HIDUP DATA TERSENSOR TIPE II MENGGUNAKAN MODEL DISTRIBUSI WEIBULL PADA PENDERITA HEPATITIS C

PENGARUH KOMPENSASI DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN USAHA KOMPUTER DI KOTA BANJARMASIN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

KEMAMPUAN MENGELOLA KOPERASI DAN MOTIVASI PIMPINAN SEBAGAI UPAYA KEBERHASILAN USAHA PADA KOPERASI SEKAR KARTINI JEMBER

ESTIMASI VARIANSI PADA PENARIKAN SAMPEL DUA TAHAP UNTUK DATA TIDAK LENGKAP. Sri Subanti Jurusan Matematika F.MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta.

EVALUASI DANA PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT PERCENT. Abstrak

Decision Support System untuk Penentuan Pemberian Beasiswa Prestasi di Perguruan Tinggi

~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG PANDUAN RANCANG KOTA MEGA KUNINGAN

Transkripsi:

IJGS 2 (1) (2013) Indonesian Jounal of Guidance and Counseling: Theoy and Application http://jounal.unnes.ac.id/sju/index.php/ijgs HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI BIDANG SISOAL DENGAN KECENDERUNGAN PENYIMPANGAN PERILAKU REMAJA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KALIORI TAHUN AJARAN 2012/2013 Yogo Dwi Panti Safaat, Heu Mugiaso,Ninik Setyowani Juusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Univesitas Negei Semaang, Indonesia Info Atikel Sejaah Atikel: Diteima Agustus 2012 Disetujui Oktobe 2012 Dipublikasikan Apil 2013 Keywods: impaiing behavio, infomation sevices. Abstak Peilaku menyimpang meupakan salah satu poblema psikologis, jika dibiakan dapat bedampak negatif. Siswa pelu dibantu untuk mengendalikan dii aga tidak menimbulkan akibat yang meugikan. Dengan layanan infomasi dihaapkan dapat mencegah siswa aga tidak bepeilaku menyimpang yang nantinya dapat menyebabkan pemasalahan dalam poses pekembangannya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antaa pelaksanaan layanan infomasi bidang sosial dengan kecendeungan penyimpangan peilaku. Penelitian ini temasuk dalam jenis penelitian koelasional, metode pengumpulan data menggunakan angket dan skala psikologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan layanan infomasi bidang sosial masuk dalam kategoi baik (76,34%) dan kecendeungan penyimpangan peilaku masuk dalam kategoi tinggi (78,69%). Uji nomalitas koefisien koelasi sebesa -0.147, sehingga kategoi temasuk sangat lemah/endah. Abstact Impaiing behavio is a psychological poblem, if it is left unchecked can have a negative impact. The students need to be helped to contol theiself so as not to cause advese effects. By the infomation sevices ae expected to keep students fom being impaiing behavio that can cause poblems in the development pocess late. The pupose of this eseach is to detemine the elationship between the implementation of infomation sevices and the tend of social behavioal deviation. This eseach includes in the type of coelational eseach, the data collection methods using questionnaies and psychological scales. The esults showed that the implementation of infomation sevice is enteed in good categoy (76.34%) and the tend of impaiing behavio is in the high categoy (78.69%). Coelation coefficient test fo nomality is -0147, so that the categoy includes vey weak / low.. 2013 Univesitas Negei Semaang Alamat koespondensi: Gedung A2 Lantai 2 FIP Unnes Kampus Sekaan, Gunungpati, Semaang, 50229 E-mail: jounalbkunnes@yahoo.com ISSN 2252-6374 43

PENDAHULUAN Yogo Dwi Panti Safaat,dkk/Indonesian Jounal of Guidance and Counseling 2 (1) (2013) Masa emaja adalah masa pealihan antaa tahap anak dan dewasa yang jangka waktunya bebeda bagi setiap oang tegantung fakto sosial dan budaya. Setiap peiode pealihan, status individu menjadi tidak jelas dan tedapat keaguan tentang peanan yang haus dilakukan. Pada masa ini seoang individu beada diantaa dua tahap kehidupan yang bebeda, yaitu masa kanak-kanak (childhood) dan masa dewasa (adult life) (Hulock, 1999). Peubahan yang tejadi meliputi peubahan dalam ati luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik Piaget dalam Hulock (1999). Pada masa tansisi tesebut kemungkinan dapat menimbulkan masa kisis, yang ditandai dengan kecendeungan munculnya peilaku menyimpang. Pada kondisi tetentu peilaku menyimpang tesebut akan menjadi peilaku yang mengganggu. Melihat kondisi tesebut apabila didukung oleh lingkungan yang kuang kondusif dan sifat kepeibadian yang kuang baik akan menjadi pemicu timbulnya bebagai penyimpangan peilaku dan pebuatan-pebuatan negatif yang melangga atuan dan noma yang ada di masyaakat yang biasanya disebut dengan kenakalan emaja atau penyimpangan peilaku. Penyimpangan peilaku yang dilakukan oleh emaja saat ini sangat beagam seiing dengan pekembangan zaman, mulai dai pebuatan yang amoal dan anti sosial tidak dapat dikategoikan sebagai pelanggaan hukum. Bentuk penyimpangan peilaku yang banyak dilakukan emaja yang seing dijumpai di media-media sepeti facebook, intenet, televisi dan suat kaba adalah kabu dai umah, membawa senjata tajam, meokok, minum minuman keas, dan kebut-kebutan di jalan, hingga melangga ambu-ambu lalu lintas, bahkan pada pebuatan yang sudah menjuus pada pebuatan kiminal atau pebuatan yang melangga hukum sepeti; pembunuhan, peampokan, pemekosaan, seks bebas, pemakaian obat-obatan telaang. Ini disebabkan kaena kuangnya pengetahuan emaja mengenai etikan, noma-noma, nilai-nilai dan atuan yang belaku di masyaakat. Selain itu juga dikaenakan kuang mendapatkan pehatian dai oang tua dan guu pada saat meeka beada di sekolah. Sawono (2011) menyatakan bahwa secaa keseluuhan semua tingkah laku emaja menyimpang dai ketentuan yang belaku dalam masyaakat (noma agama, etika, peatuan sekolah dan keluaga dan lain-lain) dapat disebut sebagai peilaku menyimpang. Bentuk-bentuk penyimpangan peilaku bisa bemacam-macam, salah satunya adalah 44 penyimpangan yang seing dilakukan oleh emaja, khususnya siswa sekolah. Penyimangan yang seing dilakukan oleh siswa sekolah, sepeti membolos, meokok, pekelahian, menentang oang tua atau guu, bahkan pebuatan yang melangga hukum misalnya menggunakan nakoba dan melangga peatuan lalulintas. Hal ini selaas dengan yang di temui oleh peneliti pada saat mengunjungi SMP N 1 Kalioi untuk memepekuat adanya peilaku menyimpang yang ada di kalangan emaja, khusunya untuk siswa SMP. Di sana peneliti menemukan banyak sekali peilaku menyimpang yang dilakukan oleh siswa SMP, sepeti meokok yang kebanyakan dilakukan oleh siswa laki-laki yaitu 24%, bekelahi dilakukan oleh siswa laki-laki dan peempuan 13%, menentang oang tua dan guu dilakukan oleh siswa laki-laki dan peempuan 8%, membolos ini juga dilakukan oleh siswa laki-laki dan peempuan 6%, dan melangga peatuan peatuan sekolah sepeti: tidak memakai atibut sekolah, datang telambat ke sekolah, telambat mengikuti pelajaan dan tidak mengikuti pelajaan ini dilakukan oleh siswa laki-laki dan peempuan 34% dai keseluan jumlah siswa kelas VIII SMP Negei 1 Kalioi. Bedasakan dai hasil wawancaa yang dilakukan oleh peneliti kepada guu BK di SMP N 1 Kalioi peneliti mempeolah data mengenai penyimpangan peilaku emaja, menyebutkan bahwa masih banyak peilaku menyimpang yang dilakukan oleh siswa SMP N 1 Kalioi. Hal ini di dukung oleh data tentang masalah siswa dai 243 siswa kelas VIII 62% siswa masuk dalam kategoi emaja bepeilaku menyimpang. Penyimpangan peilaku yang negatif semakin hai kian meningkat dengan kasus-kasus penyimpangan peilaku yang semakin beat dan membahayakan. Apabila peilaku menyimpang yang dilakukan oleh siswa dibiakan maka akan mengganggu poses pekemabngan siswa itu sendii. Bebagai upaya sudah dilakukan untuk menguangi penyimpangan peilaku yang dilakukan siswa salah satunya adalah melalui pelayanan bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling di sekolah betujuan untuk membantu siswa mencapai pekembangan yang optimal. Dalam pelayanan BK di sekolah tedapat empat bidang layanan, yakni bidang belaja, kai, pibadi dan sosial. Bidang layanan sosial meupakan bidang pelayanan yang membantu individu dalam memahami dan menilai seta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluaga, dan waga lingkungan sosial yang lebih luas.

Selain bidang layanan BK tedapat juga jenis layanan BK yang ada di sekolah. Salah satunya jenis layanan dalam BK adalah layanan infomasi. Menuut Winkel (2005) layanan infomasi meupakan suatu layanan yang beupaya memenuhi kekuangan individu akan infomasi yang meeka pelukan. Layanan infomasi dapat digunakan sebagai acuan untuk besikap dan bepeilaku siswa, sebagai petimbangan bagi aah untuk pengembangan dii dan sebagai dasa pengambilan keputusan. Mugiaso (2006) menjelaskan bahwa fungsi utama dai layanan infomasi adalah fungsi pemahaman dan pencegahan. Yang dimaksudkan sebagai fungsi pemahaman ialah siswa memiliki pemahaman tentang bepeilaku yang bena sesuai dengan noma-noma yang ada di masyaakat. Dalam fungsi pencegahan, layanan infomasi dihaapkan dapat mencegah siswa aga tidak bepeilaku menyimpang yang nantinya dapat menyebabkan pemasalahan dalam poses pekembangannya. Dengan demikian layanan infomasi meupakan salah satu yang dipegunakan untuk membantu siswa memahami diinya sendii dan pemahaman oang lain. Di samping itu layanan infomasi juga mempeluas lingkup infomasi sepeti begaul, baik dengan oang lain hubungan anta jenis kelamin yang bebeda atau jenis kelamin sama, tata kama dan etika, aktivitas waktu luang, penampilan pibadi, keteampilan sosial. Dai uaian di atas maka penelitian ini betujuan untuk mengetahui pelaksanaan layanan infomasi bidang sosial yang dibeikan peada siswa kelas VIII SMP Negei 1 Kalioi. Yang kedua untuk mengetahui bentuk kecendeungan penyimpangan peilaku yang dilakukan siswa kelas VIII SMP Negei 1 Kalioi. Selain ini peneliti mencoba untuk membuktikan apakah ada koelasi negatif antaa kecendeungan penyimpangan peilaku emaja pada siswa kelas VIII SMP Negei 1 Kalioi. METODE PENELITIAN Penelitian ini temasuk dalam jenis penelitian koelasional, menggunakan metode non tes dalam pengumpulan data. Alat instumen menggunakan angket untuk mengetahui pelaksanaan layanan infomasi bidang sosial dan skala psikologi untuk mengetahui kecendeungan penyimpangan yang dilakukan siswa. Populasi adalah wilayah genealisasi yang tedii atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan kaakteistik tetentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajai dan kemudian ditaik 45 kesimpulanya (Sugiyono, 2010). Maka dai itu populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluuh siswa kelas VIII SMP Negei 1 Kalioi yang bejumlah 243 siswa. Sedangkan Sampel adalah sebagian dai jumlah yang dimiliki oleh populasi tesebut. Dalam penelitian ini sampelnya adalah diambil 15% dai populasi siswa kelas VIII SMP Negei 1 Kalioi bejumlah 32 siswa yang mempunyai kaekteistik dan mewakili tujuan penelitian. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini mengunakan teknik simple andom sampling, kaena pengambilan anggota sampel dai populasi dilakukan secaa acak tanpa mempehatikan stata yang ada dalam populasi itu, Sugiyono (2010). Pada analisis data untuk dapat mengetahui koelasi negatif antaa pelaksanaan layanan infomasi bidang sosial dengan kecendeungan penyimpangan peilaku siswa, pelu dibuat kategoisasi, sebagai beikut : Kiteia 20% - 36% masuk kategoi sangat endah, 36% - 52% masuk kategoi endah, 52% - 68% masuk kategoi sedang, dan 68% - 84% masuk kategoi tinggi, 84% - 100% masuk kategoi sangat tinggi. Kemudian untuk menguji koelasi anta dua vaiabel yakni pelaksanaan layanan infomasi bidang sosial dengan kecendeungan penyimpangan peilaku, dalam penelitian ini menggunakan umus koelasi poduct moment. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian, pada bagian ini akan dipapakan hasil penelitian yang telah dideskipsikan, meliputi pelaksanaan layanan infomasi bidang sosial, kecendeungan penyimpangan peilaku emaja dan koelasi negatif antaa pelaksanaan layanan infomasi bidang sosial dengan kecendeungan penyimpangan peilaku emaja. Bedasakan hasil angket pelaksanaan layanan infomasi bidang sosial yang dibeikan kepada 32 oang siswa, dipeoleh data yang kemudian diolah untuk mencai analisis baik pe sub vaiabel maupun secaa keseluuhan. Untuk mendeskipsikan pelaksanaan layanan infomasi bidang sosial, maka disusun analisis deskiptif secaa keseluuhan yang mencakup peolehan sko total dai masing-masing sub vaiable beseta pesentase untuk menentukan tingkat kiteia. Dai hasil analisis data angket pelaksanaan layanan infomasi bidang sosial, maka dapat diambil simpulan bahwa pelaksanaan layanan infomasi bidang sosial dilihat dai masing-masing sub vaiable temasuk dalam kategoi baik. Dengan

langkah-langkah pelaksanaan pembeian layanan memiliki pesentase 74,65% masuk dalam kategoi baik, metode layanan 73,25 masuk dalam kategoi baik, bentuk penyelenggaaan 64,90% masuk dalam kategoi cukup baik, dan matei layanan 68,16% masuk dalam kategoi baik. Adapun ata-ata keseluuhan pesentase yang dipeoleh adalah sebesa 76,34% yang temasuk dalam kategoi baik. Bedasakan hasil skala keceneungan penyimpangan peilaku yang dibeikan kepada 32 oang siswa, dipeoleh data yang kemudian diolah untuk mencai analisis baik pe sub vaiabel maupun secaa keseluuhan. Untuk mendeskipsikan kecendeungan penyimpangan peilaku, maka disusun analisis deskiptif secaa keseluuhan yang mencakup peolehan sko total dai masing-masing sub vaiable beseta pesentase untuk menentukan tingkat kiteia. Dai hasil analisis skala kecendeungan penyimpangan peilaku, maka dapat diambil simpulan bahwa kecendeungan penyimpangan peilaku dilihat dai masing-masing sub vaiable temasuk dalam kategoi tinggi dengan sub vaiabel peilaku yang besifat amoal dan anti sosial mendapatkan 77,78% yang masuk dalam kategoi tinggi dan sub vaiabel peilaku yang melangga hokum dan mengaah pada tindakan kiminal mempeoleh pesentase 80,07% yang masuk dalam kategoi tinggi. Adapun ata-ata keseluuhan pesentase yang dipeoleh adalah sebesa 78,69% yang temasuk dalam kategoi tinggi. Untuk mengetahui koelasi negatif anataa dilakukan oleh siswa, maka dilakukan analisis koelasi dengan menggunakan umus poduct moment. Analisis koelasi ini digunakan untuk menjawab hipotesis keja yang yang diajukan yaitu ada koelasi negatif antaa pelaksanaan layanan infomasi bidang sosial dengan kecendeungan penyimpangan peilaku emaja. Hasil uji analisis koelasi poduct moment didapat dengan haga hitung sebesa -0,147. Bila dibandingkan tabel sebesa 0,349 dengan taaf signifikan 5% dengan N = 32, sehingga Ho diteima dan Ha ditolak. Hipotesis nol (Ho) adalah tidak ada koelasi negatif antaa pelaksanaan layanan infomasi bidang sosial dengan kecendeungan penyimpangan peilaku emaja dan Hipotesis keja atau hipotesis altenatif (Ha) adalah ada koelasi negatif antaa kecendeungan penyimpangan peilaku emaja. Hal ini beati pelaksanaan layanan infomasi bidang 46 sosial yan baik, belum tentu kecendeungan penyimpangan peilaku yang dilakukan siswa endah. Pembahasan Bedaskan hasil penelitian, bahwa pelaksanaan layanan infomasi bidang sosial beada pada kiteia baik dengan ata-ata pesentase sebesa 76,34%. Hal ini didukung oleh 32 oang siswa yang menjadi sampel penelitian, 18 (56,25%) oang siswa beada pada kategoi baik, 8 (21,87%) oang siswa beada pada kategoi cukup baik dan 6 (18,75%) oang siswa pada kategoi sangat baik. Tidak ada siswa yang masuk dalam kategoi kuang baik dan tidak baik. Ditunjukkan pula pada setiap sub vaiabel bahwa pelaksanaan layanan infomasi bidang sosial dapat bejalan dengan baik, dengan langkah-langkah pelaksanaan pembeian layanan memiliki pesentase 74,65% masuk dalam kategoi baik, metode layanan 73,25 masuk dalam kategoi baik, bentuk penyelenggaaan 64,90% masuk dalam kategoi cukup baik, dan matei layanan 68,16% masuk dalam kategoi baik. Meskipun pada bentuk penyelenggaaan layanan mendapatkan kiteian cukup baik, namun bila dijumlahkan secaa keseluuhan pelaksanaan layanan infomasi bidang sosial masuk dalam kategoi baik sepeti yang telah disebutkan diatas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan layanan infomasi bidang sosial yang dibeikan konselo kepada siswa di SMP Negei 1 Kalioi tahun ajaan 2012/2013 temasuk dalam kategoi baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dilakukan oleh siswa masuk dalam kiteia tinggi dengan pesentase sebesa 78,69%. Hal ini didukung oleh Hal ini didukung oleh 32 oang siswa yang menjadi sampel penelitian 10 (31,25%) oang siswa beada pada kategoi sangat tinggi, 16 (50%) oang siswa beada pada kategoi tinggi, dan 6 (18,75%) oang siswa pada kategoi sedang. Dan peolehan data dilihat dai masing-masing sub vaiable temasuk dalam kategoi tinggi dengan sub vaiabel peilaku yang besifat amoal dan anti sosial mendapatkan 77,78% yang masuk dalam kategoi tinggi dan sub vaiabel peilaku yang melangga hokum dan mengaah pada tindakan kiminal mempeoleh pesentase 80,07% yang masuk dalam kategoi tinggi. Tidak ada siswa yang masuk dalam kategoi sangat tinggi, endah dan sedang. Data ini dipeoleh dengan menyeba skala kecendeungan penyimpangan peilaku yang mencakup dua sub bahasan, yakni peilaku yang besifat amoal dan anti sosial; peilaku yang melangga hukum dan mengaah pada tindakan

kiminal. Kecendeungan penyimpangan peilaku yang dilakukan siswa ini dapat tejadi kaena adanya fakto yang mempengauhinya. Fakto tesebut adalah fakto intenal dan ekstenal. Bedasakan uian tesebut maka dapt disimpulkan bahwa dilakukan oleh siswa kelas VIII SMP Negei 1 Kalioi temasuk dalam kategoi tinggi. Hasil pehitungan koelasi menunjukkan bahwa pelaksanaan tidak ada ada koelasi negatif antaa layanan infomasi bidang sosial dengan dilakukan siswa, hal ini ditunjukkan dai hitung < tabel yaitu sebesa -0,147 < 0,349 yang atinya bahwa ada koelasi negatif yang sangat lemah atau dianggap tidak ada hubungan antaa pelaksanaan layanan infomasi bidang sosial dengan dilakukan oleh siswa. Hipotesis dalam penelitian ini tidak tebukti, dengan kata lain tidak ada koelasi negatif antaa kecendeungan penyimpangan peilaku. Hal ini dapat disebabkan oleh bebeapa hal, antaa lain bahwa tinggi atau endahnya kecendeungan penyimpangan peilaku siswa tidak semata-mata dipengauhi oleh konselo sekolah. Kecendeungan penyimpangan peilaku yang dilakukan siswa ini dapat tejadi kaena adanya fakto yang mempengauhinya. Fakto tesebut adalah fakto intenal dan ekstenal. Fakto intenal tejadi kaena adanya keinginan dai dalam dii siswa sendii dan ingin diepehatikan oleh oang lain. Sehingga siswa melakukan apa saja yang menuutnya bisa mendapatkan pehatian dai olang lain, meskipun siswa mengetahuinya bahwa peilakunya itu salah atau menyimpang dai atuan yang telah ditetapkan di sekolah. Sedangkan fakto ekstenal tejadi kaena ada tiga fakto, yaitu keluaga, sekolah dan masyaakat. Dai fakto keluaga tejadi kaena adanya kelalaian oang tua dalam mendidik anak, peselisihan antaa kedua oang tua, peceaian, pelakuan oang tua kepada anak yang belebihan dan oang tua yang menjadi TKI atau TKW sehingga pelimpahan pengasuhan anak diseahkan pada oang lain.. Hal ini dapat mengakibatkan anak menjadi lia dan sulit untuk diatu, bahkan membantah pekataan oang tua jika di nasehati. Yang kedua adalah fakto lingkungan sekolah, meliputi kuang mendapatkan pehatian dai pihak sekolah dan mendaptkan pendidikan pendidikan yang buuk. Yang teakhi adalah fakto lingkungan masyaakat. Dalam fakto lingkungan 47 kecendeungan siswa untuk melakuakan penyimpangan peilaku yang dilakukan oleh siswa dipengauhi oleh lingkungan yang tidak baik dikelilingi oleh keusakan atau lingkungan yang penuh dengan hal-hal yang mengakibatkan meebaknya pebuatan hina dan membinasakan, sepeti: menonton video pono besama teman, ikut begabung gank moto, ikut mengkonsumsi okok dan alkohol atau minum-minuman keas, pola hidup yang salah. Di dalam lingkungan masyaakat ini meupakan dunia sesungguhnya yang nantinya siswa menjadikan seoang individu yang baik atau buuk, apabila pegaulan di masyaakat siswa dapat begaul dengan baik maka tidak akan tejadi penyimpangan peilaku yang dilakukan oleh siswa. SIMPULAN Pelaksanaan Layanan infomasi bidang sosial yang dibeikan pada siswa kelas VIII SMP N 1 Kalioi tahun ajaan 2012/2013 temasuk dalam kategoi baik dengan ata-ata pesentase sebesa 76,34%. Kecendeungan penyimpangan peilaku yang dilakukan emaja pada siswa kelas VIII di SMP N 1 Kalioi tahun ajaan 2012/2013 temasuk dalam kategoi tinggi dengan ata-ata pesentase sebesa 78,69%. Tedapat koelasi yang sangat lemah atau dianggap tidak ada hubungan antaa pelaksanaan layanan infomasi bidang sosial dengan kecendeungan penyimpangan peilaku emaja pada siswa kelas VIII di SMP N 1 Kalioi tahun ajaan 2012/2013, hal ini ditunjukkan dengan peolehan xy = -0.147 < tabel = 0.316 dengan N = 32 pada α = 5%. UCAPAN TERIMA KASIH Saya ucapkan teimakasih dan puji syuku tehadap ALLAH SWT, yang telah melimpahkan ahmat dan hidayah-nya kepada Saya. Kemudian Saya ucapkan teimakasih kepada Ds. Heu Mugiaso, M.Pd.,Kons dan Da. Ninik Setyowai, M.Pd. yang telah membimbing sehingga dapat menyelesaikan penelitian yang Saya lakukan. Kedua oang tua Saya dan Kakak yang selalu membeikan motivasi dalam menyelesaikan studi saya di peguuan tinggi. Seta teman-teman dan sahabat Saya yang juga memotivasi untuk bisa cepat menyandang gela sajana.

DAFTAR PUSTAKA Hulock. Elizabeth B. 1999. Psikologi Pekembangan. Jakata: Elangga. Mugiaso, Heu. 2006. Bimbingan dan Konseling. Semaang: UPT UNNES Pess. Sawono, Salito W. 2011. Psikologi Remaja. Jakata: PT Raja Gafindo Pesada. Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Wingkel, W.S. 2005. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yokyakata: Muia Abadi. 48