BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
: Sekretaris Daerah Kota Medan

Bab III - Objek dan Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Dunia (WHO 1948), menetapkan bahwa kesehatan adalah hak fundamental

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dapat melayani masyarakat dalam memenuhi keperluannya.

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang sejahtera. Seluruh kepentingan masyarakat dalam rangka

Tabel 1. Perbandingan Belanja Kesehatan di Negara ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. sejak tahun 2001 dengan pengentasan kemiskinan melalui pelayanan kesehatan. gratis yang dikelola oleh Departemen Kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Bodnar Hopwood: 2004) Mulyani (1994)

I. PENDAHULUAN. mencapai kesejahteraan. Akan tetapi, masih banyak masyarakat dunia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hak-hak sipil dan kebutuhan hajat hidup orang banyak itu harus atau

BAB I PENDAHULUAN. karena itu perusahaan-perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan

70BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan ini merupakan kelanjutan dari Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pelayanan. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan negara. Hal ini diindikasikan dengan telah diterbitkannya Undangundang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28H. Pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Karena

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan, termasuk didalamnya pelayanan kesehatan masyarakat. memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara

BAB 1 PENDAHULUAN. hal yang akan memperburuk keadaan. Kesenjangan ekonomi pun akan terjadi, yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.

BAB I PENDAHULUAN. semua bidang kehidupan berbangsa dan bernegara diatur secara sentral dari pusat

BAB I PENDAHULUAN. telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial, kemasyarakatan serta

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Kesehatan adalah

PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Rebulik Indonesia (UU RI) No. 32 Tahun 2004 tentang. Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa efisiensi dan efektivitas

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E LIPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 34 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. satunya perbaikan terhadap pengelolaan keuangan pada instansi-instansi pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. kinerja aparat birokrasi menurun. Terungkapnya banyak kasus-kasus korupsi baik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (yang selanjutnya disebut UUD) 1945

BAB I PENDAHULUAN. untuk memacu perbaikan kinerja yang berkelanjutan (continous performance

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB. I PENDAHULUAN. warga negara berhak mendapatkan pelayanan sesuai dengan hak-haknya

BAB 1 PENDAHULUAN. negara bertanggung jawab mengatur masyarakat agar terpenuhi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Halim, dkk. (2005;6)

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dan pengeluaran yang terjadi dimasa lalu (Bastian, 2010). Pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

1.1 Latar Belakang Penelitian Guna menghadapi era globalisasi yang menuju ke arah pasar bebas, terutama di Indonesia akan banyak masuk akuntan luar

BUPATI PONTIANAK, NOMOR 19 TAHUN 2013 DI PUSKESMAS DAN RSUD DENGAN STATUS NON BLUD DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Republik Indonesia Nomor 1820);

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. baik ( good governance government ). Hal tersebut dapat diwujudkan melalui

RERANGKA KERJA AUDIT SEKTOR PUBLIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam memajukan kesehatan didalam indonesia pemerintah membuat. program Badan Penyelengara Jaminan Sosial (BPJS) yaitu badan hukum

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, maka wujud

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun tentang Keuangan Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

dalam pelaksanaan kebijakan otonomi daerah. Sejak diberlakukannya otonomi desantralisasi mendorong perlunya perbaikan dalam pengelolaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma baru tentang reformasi sektor publik telah mewarnai

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah telah ditetapkan di Indonesia sebagaimana yang telah

BAB I PENDAHULUAN. negara, untuk mengatasinya maka Indonesia harus siap menghadapi hal tersebut,

BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Dampak dari hal tersebut adalah semakin ketatnya persaingan antara dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi pengelolaan negara diawali dengan bergulirnya Undang-undang

AKTUALISASI PERAN BPK DALAM MEMBANGUN PERGURUAN TINGGI NEGERI (PTN) YANG BERSIH DAN BERWIBAWA 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan daerah.

BAB I PENDAHULUAN. berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya. yang tidak mampu untuk memelihara kesehatannya maka pemerintah mengambil

dalam memberikan kritik bagi pelayanan publik (Insanarif, 2012). Oleh sebab oleh seluruh lapisan masyarakat (Widodo, 2001).

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih meningkatkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik merupakan

BAB II PELAKSANAAN JAMKESMAS DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Ulum, 2004). (Stanbury, 2003 dalam Mardiasmo, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional dan Millenium

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan atau organisasi yang relatif kecil, pimpinan perusahaan

Pengaruh Aksesibilitas Laporan Keuangan Dan Audit Kinerja Terhadap Akuntabilitas Publik

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah yang baru dipilih menghadapi beban berat memulihkan

BAB V PENUTUP. Studi ini didesain untuk mengetahui efektivitas pelayanan Badan

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan sejak tahun 1981 sudah tidak dapat lagi mendukung kebutuhan Pemda

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah good governance. Tuntutan gencar dilakukan oleh masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi pada bidang politik mulai merambah pada bidang

BAB I PENDAHULUAN. pasti membutuhkan pemerintahan yang baik atau yang sering disebut good

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional dewasa ini sasaran utama ialah lebih

PENGARUH KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DI PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Beralihnya masa orde lama ke orde baru telah menimbulkan banyak. perubahan baik dalam segi pemerintahan, ekonomi dan politik.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah daerah selaku penyelenggara urusan pemerintahan daerah

II. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan batasan masalah di atas adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan faktor penting bagi kita semua. Kesehatan adalah

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

PELAKSANAAN BANTUAN KESEHATAN MELALUI KARTU JAMKESMAS BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini

K A T A P E N G A N T A R i

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance government), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Menjaga kesehatan terutama bagi masyarakat yang termasuk kedalam golongan tidak mampu (Keluarga Miskin/Gakin) bukan merupakan hal yang mudah untuk dilakukan. Terkadang bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan pangan saja sudah sulit, apalagi harus memenuhi kebutuhan akan kesehatan, yang telah kita ketahui bahwa dari masa yang lalu sampai masa kini biaya kesehatan di berbagai pelayanan kesehatan baik di Rumah Sakit maupun Puskesmas semakin sulit untuk dijangkau oleh kaum Keluarga Miskin. Oleh sebab itu maka muncullah sebuah statement yang sifatnya kontroversial di dalam masyarakat ini yang menyebutkan bahwa "Hanya orang kaya saja yang boleh sakit, orang miskin dilarang sakit". Tentu saja hal tersebut hanya sebatas lelucon di kehidupan demokrasi ini. Sebenarnya hingga saat ini, Kementerian Kesehatan selaku perwakilan dari Pemerintah Pusat memiliki program penjaminan kesehatan bagi masyarakat miskin atau keluarga miskin yang dahulu pada periode (2005-2007) dikenal sebagai Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin) dan mulai dari tahun 2008 sampai saat ini lebih dikenal sebagai Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Askeskin maupun Jamkesmas kesemuanya memiliki tujuan yang sama yaitu melaksanakan penjaminan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin dan tidak mampu dengan menggunakan prinsip asuransi kesehatan sosial. Pengimplementasian program tersebut merupakan action plan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan atas disahkannya Undang - Undang No. 40/2004 tentang sistem Jaminan Sosial Nasional yang mengamanatkan untuk memberikan perlindungan bagi fakir miskin, anak dan orang terlantar. Untuk tahun 2011 dana yang disediakan pemerintah untuk pelaksanaan program Jamkesmas ini mencapai enam triliun rupiah yang bersumber dari APBN. 1

2 Lebih lanjutnya, menurut Jamsosindonesia (2010) pelaksanaan program Jamkesmas diselenggarakan untuk : 1. Memberikan kemudahan dan akses pelayanan kesehatan kepada peserta di seluruh jaringan fasilitas kesehatan yang melaksanakan program Jamkesmas; 2. Mendorong peningkatan pelayanan kesehatan yang terstandar dan terkendali mutu dan biayanya; 3. Terselenggaranya pengelolaan keuangan Negara yang transparan dan akuntabel. Bila kita lihat pembahasan di atas, maka telah kita ketahui bahwa sejak terhitung mulai tahun 2005 sampai dengan saat ini, pemerintah telah memiliki program jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin. Lalu yang menjadi pertanyaan mengapa sampai saat ini masih banyak masyarakat miskin yang belum menikmati bantuan jaminan kesehatan tersebut? Lalu kemudian mengapa saat ini terkadang untuk memperoleh bantuan tersebut, kerap masih ada beberapa masyarakat yang mengeluh atas prosedur yang terlalu rumit untuk memperoleh fasilitas Jamkesmas? Menurut Kementerian Kesehatan RI (2011:3), menyatakan bahwa dalam pelaksanaan Jamkesmas untuk tahun 2010 terdapat beberapa kendala yang meliputi : 1. Kepesertaan Database peserta Jamkesmas untuk tahun 2010 masih mengacu pada data makro Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2005, dan ditetapkan by name by addres oleh Bupati/Walikota pada tahun 2008. Dengan demikian masih banyak terjadi kendala perubahan - perubahan data di di lapangan. 2. Pelayanan Kesehatan Terkadang masih terdapat penolakan pasien Jamkesmas dengan alasan kapasitas Rumah Sakit (RS) sudah penuh, sistem rujukan masih belum berjalan dengan optimal, belum semua RS menerapkan kendali mutu dan kendali biaya, peserta masih dikenakan urun biaya dalam mendapatkan obat, dan penetapan status kepesertaan Jamkesmas atau bukan peserta 2

3 Jamkesmas sejak awal masuk RS, belum dipatuhi sepenuhnya oleh peserta. 3. Pendanaan Program Pertanggungjawaban pendanaan fasilitas kesehatan pada pelaksanaan Jamkesmas 2010 masih ditemukan dua permasalahan pokok yaitu mengenai teknis penerapan INA-DRG's (sistem informasi pembayaran rawat inap bagi keluarga miskin) dan ketidaktepatan waktu dalam pengiriman pertanggungjawaban klaim. 4. Pengorganisasian, Peran, dan Fungsi Pemerintah Daerah Peran, tugas, dan fungsi Tim Pengelola dan Tim Koordinasi Provinsi/Kabupaten/Kota tahun 2010 dirasakan masih belum dapat berjalan secara optimal. Temuan atas kendala - kendala diatas dapat kita pahami bahwa mengapa sampai saat masih banyak warga miskin yang tidak dapat menikmati bantuan jaminan kesehatan dan juga terkadang sulit untuk memenuhi prosedur untuk mendapatkan bantuan kesehatan. Oleh sebab itu penulis berkeyakinan perlu dilakukan audit kineja oleh Satuan Pengawas Intern (SPI) pada level internal untuk menilai kinerja entitas yang bersangkutan dalam hal pencapaian tujuan pelayanan publik yang diselenggarakan secara efektif, efisien, ekonomis, etis, dan berkeadilan. Menurut Achmad Badjuri (2004), kinerja suatu organisasi dinilai baik jika organisasi yang bersangkutan mampu melaksanakan tugas - tugas dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada standar yang tinggi dengan biaya yang rendah. Kinerja yang baik bagi suatu organisasi dicapai ketika administrasi dan penyediaan jasa oleh organisasi yang bersangkutan dilakukan pada tingkat yang ekonomis, efisien, dan efektif (value for money). Konsep ekonomi, efisiensi dan efektivitas saling berhubungan satu sama lain dan tidak dapat diartikan secara terpisah. Konsep ekonomi memastikan bahwa biaya input yang digunakan dalam operasional organisasi dapat diminimalkan. Konsep efisien memastikan bahwa output yang maksimal dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia. Sedangkan konsep efektif berarti bahwa jasa yang disediakan/dihasilkan oleh organisasi dapat melayani kebutuhan pengguna jasa dengan tepat. 3

4 Nina Maria (2011:2), mengemukakan bahwa saat ini masih terdapat beberapa kelemahan dalam melakukan audit pemerintah di Indonesia. Kelemahan pertama bersifat inherent sedangkan kelemahan kedua bersifat struktural. Kelemahan pertama adalah tidak tersedianya indikator kinerja yang memadai sebagai dasar mengukur kinerja pemerintah. Kelemahan kedua adalah masalah kelembagaan audit pemerintah pusat dan daerah yang overlapping satu dengan yang lainnya, sehingga pelaksanaan pengauditan tidak efisien dan tidak efektif. Bertitik tolak dari penjelasan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul "Analisis Audit Kinerja Kualitas Pelayanan Publik Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Studi Kasus pada Rumah Sakit Hasan Dr. Sadikin Bandung)". Penulis melakukan penelitian berdasarkan referensi dari ikhtisar hasil pemeriksaan untuk semester II tahun 2011 yang dirilis oleh BPK, dimana terdapat hasil pemeriksaan kinerja dengan judul "Pemeriksaan Kinerja atas Pengelolaan Pelayanan Rawat Inap Kelas III Tahun 2010 dan 2011 (s.d. Agustus) pada RSUD Tarakan Provinsi DKI Jakarta." Adapun hasil pemeriksaan kinerja tersebut menyatakan bahwa "Hasil pemeriksaan kinerja masih menunjukkan terdapat kelemahan - kelemahan yang mempengaruhi efektivitas dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan pelayanan rawat inap kelas III". Dalam hasil pemeriksaan tersebut BPK merekomendasikan agar meningkatkan standar pelayanan kesehatan dan kemampuan SDM di rawat inap kelas III yang mayoritas merupakan pasien yang menggunakan fasilitas Jamkesmas. 1.2. Identifikasi Masalah Masalah yang di identifikasi penulis sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan pada program Jamkesmas di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin adalah : Apakah pelaksanaan audit kinerja kualitas pelayanan publik pada program Jamkesmas di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin sudah memadai? 4

5 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian yang dilakukan penulis adalah untuk mendapatkan bukti - bukti empiris di lapangan mengenai pelaksanaan audit kinerja kualitas pelayanan publik. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan audit kinerja kualitas pelayanan publik pada program Jamkesmas di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin. 1.4. Kegunaan Penelitian Melalui penelitian ini penulis mengharapkan dapat memberi kegunaan bagi : 1. Rumah Sakit Penulis mengharapkan agar saran - saran dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam membantu pengelolaan dan pelaksanaan program Jamkesmas agar dalam pelaksanaannya program tersebut dapat berjalan sesuai dengan tata cara dan prosedur yang berlaku dan dapat dipertanggungjawabkan. 2. Penulis Penelitian ini diharapkan memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman berhaga dalam membandingkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama kuliah maupun secara mandiri dengan penerapan di masyarakat. Sehingga diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kesesuaian antara teori yang ada dengan fakta yang terjadi di lapangan, khususnya atas peranan audit kinerja pada sektor publik. 3. Masyarakat dan Dunia Pendidikan Diharapkan dapat memberikan informasi dan sumbangan pengetahuan bagi masyarakat dan dapat digunakan sebagai bahan referensi tambahan dalam mengembangkan dan memperdalam penelitian pada bidang sektor publik. 5

6 1.5. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam menyusun skripsi ini adalah deskriptif analisis. Menurut Muhammad Nazir (2003:54), deskriptif analitis yaitu : "Suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian dari penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta - fakta, sifat - sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki." Tujuan penelitian ini untuk membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta - fakta, sifat - sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Sedangkan teknik - teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam penyusunan skripsi ini sebagai berikut : 1. Studi Lapangan (Field Research) Yaitu dengan melaksanakan penelitian langsung pada entitas yang bersangkutan untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan. Dalam peninjauan ini penulis melakukan kegiatan melalui pengenalan akan kegiatan usahanya dan pengumpulan data. Alat yang digunakan penulis adalah: a. Kuesioner, berisi pertanyaan - pertanyaan yang dijawab oleh pihak yang berwenang. b. Wawancara langsung dengan bagian - bagian yang berhubungan dengan masalah yang diteliti oleh penulis. c. Observasi atau pengamatan langsung untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan. 6

7 2. Studi Kepustakaan (Libary Research) Yaitu upaya untuk memperoleh data - data yang dilakukan oleh penulis melalui buku - buku, serta catatan kuliah yang dipergunakan sebagai landasan teori yang berkaitan dengan penelitian ini. 1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada sebuah entitas sektor publik yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan, yaitu Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin yang beralamat di Jalan Pasteur No.38, Bandung. Waktu penelitian dimulai pada bulan Agustus 2012 sampai dengan Oktober 2012. 7