BAB I PENDAHULUAN. upaya memperbaiki taraf hidupnya.

dokumen-dokumen yang mirip
UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN SOSIAL BAGI LANSIA MELALUI HOME CARE SERVICE DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA (PSTW) YOGYAKARTA UNIT BUDHI LUHUR SKRIPSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kajian tentang Pendidikan Seumur Hidup

BAB 1 : PENDAHULUAN. berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga tiga kali

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, taraf kehidupan, dan taraf pendidikan tetapi juga membawa dampak

KEBIJAKAN PROGRAM LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup penduduknya (life expectancy). Indonesia sebagai salah satu negara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah

BAB III KONDISI OBJEKTIF PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR LUBUKLINGGAU. A. Latar Belakang Sejarah Berdirinya

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa. (United Nation, 2002). Populasi lansia di dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan

BAB I PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. diulang kembali. Hal-hal yang terjadi di masa awal perkembangan individu akan

BAB I PENDAHULUAN. wajar akan dialami semua orang. Menua adalah suatu proses menghilangnya

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Umum Panti Sosial Tresna Werdha Bhakti Yuswa Natar, Kabupaten Lampung Selatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Soekanto (1982: 243) berpendapat bahwa peranan adalah. seseorang dalam suatu masyarakat.

halnya lansia yang bekerja di sektor formal. Hal ini menyebabkan semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi oleh lanjut usia terlantar.

BAB I PENDAHULUAN. baik pula kualitas hidupnya, tetapi lain halnya jika menghadapi. sebagai persepsi individu mengenai keberfungsian mereka di dalam

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN BAGI LANJUT USIA

PERAN PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN LANSIA

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang harus dicapai, untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini ataupun nanti,dengan kematian seseorang akan berpisah dengan apa

I. PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak semua manusia, baik kaya, msikin, tua, maupun muda.

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara, karena angka harapan hidup merupakan salah satu indikator

BAB IV PENUTUP. Unit Budi Luhur Yogyakarta. Dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Proporsi dan jumlah usia lanjut dalam populasi dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. 1

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN LANJUT USIA

BAB I PENDAHULUAN. mulus sehingga tidak menimbulkan ketidakmampuan atau dapat terjadi sangat nyata

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Secara konsepsional, pembangunan yang telah dan sedang dilaksanakan pada

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA

K bi b j i a j ka k n n K h K u h s u us u Lans n ia

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi dan anak, memperlambat kematian, berusia lebih dari 60 tahun), dan pada tahun 2025, lanjut usia akan

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Umum UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Khusnul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penitipan orang tua ke panti jompo menjadi alternatif pilihan

47 PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM MENINGKATKAN KEBERFUNGSIAN SOSIAL LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDHI DHARMA BEKASI

PENYESUAIAN DIRI PADA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA

BAB I PENDAHULUAN. Diagram 1.1. Data Statistik Kenaikan Angka Lansia Sumber: Badan Pusat Statistik,2010

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari semakin meningkatnya jumlah penduduk lansia (lanjut usia)

BAB 1 PENDAHULUAN. orang didunia adalah 66 tahun, pada tahun 2012 naik menjadi 70 tahun dan pada

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Proyeksi Proporsi Penduduk di Indonesia (%) 0-14 Tahun Tahun > 65 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (selanjutnya disingkat lansia) merupakan segmen populasi yang

USULAN TENTANG PELAYANAN KESEHATAN LANJUT USIA

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN SOSIAL BAGI LANSIA MELALUI HOME CARE SERVICE DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA (PSTW) YOGYAKARTA UNIT BUDHI LUHUR SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AGAMA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia atau lansia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1998 TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduknya. Hal ini

para1). BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1

PELAYANAN REHABILITASI SOSIAL PSIKOTIK DI PANTI SOSIAL BINA LARAS HARAPAN SENTOSA 3 CEGER

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri dan dapat melaksanakan fungsi sosialnya yang dapat

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. lansia. Semua individu mengikuti pola perkemban gan dengan pasti. Setiap masa

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa, sesuai Undang Undang Nomor 13 tahun 1998 Bab I pasal 11 ayat 11

WALIKOTA PROBOLINGGO

PEDOMAN OBSERVASI. Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Yogyakarta Unit Budhi Luhur. 3. Mengamati Pelaksanaan Home Care Service dalam kaitannya dengan

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA WALIKOTA BLITAR,

GUBERNUR SUMATERA BARAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1998 TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1998 TENTANG KESEJAHTERAAN LANJUT USIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah meningkatnya usia harapan hidup (UHH) manusia. Indonesia. Hampir setiap tahunnya negara Indonesia selalu menempati

USAHA KESEJAHTERAN ANAK BAGI ANAK YANG MEMPUNYAI MASALAH Peraturan Pemerintah (Pp) Nomor 2 Tahun 1988 Tanggal 29 Februari 1988

BAB I PENDAHULUAN. ini biasanya disebut lansia dan rata- rata berusia 50 tahun keatas. Di

UU 13/1998, KESEJAHTERAAN LANJUT USIA. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 13 TAHUN 1998 (13/1998) Tanggal: 30 NOPEMBER 1998 (JAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. angka harapan hidup semakin tinggi, sehingga kebutuhan ini mendesak yang

2 Mengingat : Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetuju

BAB 1 PENDAHULUAN. 62 tahun pada negara berkembang dan 79 tahun pada negara maju (WHO, 2015).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tahun Data WHO juga memperkirakan 75% populasi lansia di dunia pada. tahun 2025 berada di negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Lansia yang berhenti bekerja, umumnya menderita post power. syndrome, kehilangan kepercayaan diri karena berkurangnya peran

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDHI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanya keberhasilan dalam program kesehatan dan pembangunan. sosial ekonomi dapat dilihat dari peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH)

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari personal hygiene merupakan hal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2011, pada tahun UHH adalah 66,4

Kabupaten Bantul yang merupakan 1 dari 5 kabupaten/kota di DIY juga mengalami hal serupa. UHH di Kabupaten Bantul pada tahun 2008 pada laki-laki

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR JENIS KELAMIN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA LUWANG, GATAK, SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. bersiap-siap mengakses dan menangani klien-klien lansia. Terlepas dari

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak di sebelah Selatan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. didik memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan, budi pekerti, bekal hidup di masyarakat. Sekolah Menengah Atas merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya (Padila, 2013). Pada tahun 2012, UHH penduduk dunia rata rata

SKRIPSI. Oleh Rela Sulistiowati NIM

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini bangsa Indonesia mengalami berbagai kemajuan. Hal ini merupakan hal yang positif karena dengan kemajuankemajuan tersebut maka bisa membawa bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik. Untuk membawa bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik, maka setiap orang dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan cara mengembangkan potensi yang dimilikinya. Jika orang itu tidak dapat menyesuaikan diri maka orang itu akan mengalami ketertinggalan dalam upaya memperbaiki taraf hidupnya. Kemajuan yang terjadi meliputi berbagai bidang, seperti ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dibidang medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan yang mengakibatkan meningkatnya umur harapan hidup (UHH) manusia. Akibatnya jumlah penduduk lanjut usia (lansia) menjadi meningkat dan bertambah cenderung lebih cepat. (Siti Bandiyah, 2009:3). Kepala Panti Sosial Tresna Werdha Yogyakarta, Sutiknar pada seminar peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui brain development di Jakarta, Selasa (6/12) mengungkapkan bahwa dengan bertambahnya UHH, maka jumlah lansia di Indonesia cenderung meningkat, yaitu tahun 2000 sebanyak 14.439.967 jiwa (7,18%), tahun 1

2010 meningkat menjadi 23.992.553 jiwa (11,34%). Kecenderungan semakin meningkatnya jumlah lansia merupakan fenomena yang harus diterima dan membutuhkan perhatian serta penanganan yang memadai dari berbagai pihak. (Tata Laksana Usia Lanjut di Panti Jompo, 2011:1). Menurut Laporan Pelaksanaan Home Care Service (2011:1), Indonesia menempati peringkat ke-10 dunia untuk populasi manusia lansia. Pada 2020 diperkirakan jumlah lansia mencapai 28,8 juta atau 11% dari total populasi penduduk, karena itu masalah lansia tidak boleh diabaikan karena kesejahteraan lansia adalah tanggung jawab semua pihak, bukan hanya pemerintah tetapi juga masyarakat. Menurut PP nomor 43 tahun 2004 Pasal 1 ayat 4 dan 5, kondisi lansia di Indonesia dapat dibedakan menjadi lansia potensial dan lansia tidak potensial. Lansia potensial adalah lansia yang masih mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri seperti dengan bekerja dan biasanya tidak bergantung kepada orang lain. Lansia potensial ini biasanya tidak mau merepotkan orang lain, mengerjakan semuanya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya sehingga lansia potensial tidak mempunyai masalah yang serius. Sedangkan lansia tidak potensial adalah lansia yang sudah tidak mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan biasanya bergantung kepada orang lain. Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk lansia di Yogyakarta juga mengalami peningkatan. Jumlah penduduk lansia pada tahun 2010 sebesar 454.200 jiwa atau 13,2 % dari total populasi penduduk. Pada tahun 2011 2

terjadi peningkatan jumlah penduduk lansia, yaitu menjadi 459.200 jiwa atau 13,3 % dari total populasi penduduk. Sedangkan tahun 2020 diperkirakan akan terjadi peningkatan juga, yaitu jumlah penduduk lansia menjadi 578.000 jiwa atau 15,6 %. (DIY dalam Angka, 2011:67) Menurut Partini Suadirman dalam Sri Salmah (2010 :10), masalah utama yang dihadapi lansia pada umumnya adalah: 1. Biologi: kulit, rambut, gigi, penglihatan, mudah lelah, dan lamban. 2. Kesehatan: rentan terhadap berbagai penyakit 3. Psikis dan Sosial: kesepian, perasaan tidak berguna, kurang percaya diri, dan harga diri. Masalah-masalah yang dihadapi oleh lansia tersebut membuat lansia membutuhkan banyak bantuan dari berbagai pihak. Bantuanbantuan tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan sosial dalam kehidupannya. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan sosial bagi lansia. Menurut PP Nomor 43 Tahun 2004, yang dimaksud dengan upaya peningkatan kesejahteraan sosial lansia adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara terkoordinasi antara pemerintah dan masyarakat untuk memberdayakan lansia agar lansia tetap dapat melaksanakan fungsi sosialnya dan berperan aktif secara wajar dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Upaya peningkatan kesejahteraan lansia dapat dilaksanakan oleh pemerintah yaitu Dinas Sosial melalui Panti Werdha, sedangkan masyarakat yaitu perorangan, keluarga, kelompok, dan organisasi sosial, dan/atau organisasi kemasyarakatan. 3

Usaha pemerintah dalam mewujudkan penduduk lansia sejahtera dapat dilaksanakan melalui berbagai program/kegiatan pengembangan model pelayanan. Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui kerjasama lintas program maupun lintas sektoral, antara pemerintah, organisasi sosial, dan masyarakat secara bersama-sama. Namun kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak lansia yang belum mendapatkan perlindungan serta akses pelayanan sosial baik fisik maupun nonfisik. (Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pelayanan Home Care. 2007:1) Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) merupakan salah satu lembaga yang memberikan pelayanan sosial bagi lansia yang dimiliki oleh pemerintah daerah. Tujuan didirikannya PSTW menurut Sri Salmah (2010:3), adalah untuk meningkatkan taraf kesejahteraan bagi lansia agar mereka dapat menikmati hari tua dengan suasana aman, tentram, sejahtera lahir dan batin. Upaya yang dilakukan pemerintah melalui Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) untuk mencapai tujuan itu adalah dengan memberikan bantuan pelayanan bagi lansia agar mereka dapat menikmati sisa hidup dengan sejahtera. Adapun bentuk-bentuk pelayanan sosial lansia, antara lain: 1. Pelayanan Sosial Dalam Panti 2. Pelayanan Sosial Luar Panti 3. Pelayanan Sosial Perlindungan dan Aksesibilitas 4. Pelayanan Sosial Kelembagaan. (www.rehsos.depsos.go.id, yansos lanjut usia: sekilas tentang lansia) PSTW Yogyakarta unit Budhi Luhur sebagai lembaga pelayanan lansia berbasis panti yang dimiliki pemerintah daerah, memiliki sumber 4

daya yang perlu dikembangkan. Namun dalam pelaksanaan pelayanan yang ada, PSTW Yogyakarta unit Budhi Luhur masih mempunyai banyak kekurangan, seperti (1) sarana dan prasarana yang dimiliki oleh PSTW Yogyakarta unit Budhi Luhur masih kurang, yaitu keterbatasan dalam daya tampung, (2) kualitas sumber daya manusia yang dimiliki belum semuanya mempunyai kemampuan berkomunikasi, mengidentifikasi masalah lansia, dan menganalisis masalah lansia, (3) dukungan dari keluarga dan masyarakat belum maksimal, serta (4) anggaran yang tersedia belum mencukupi kebutuhan riil di lapangan. (Laporan Pelaksanaan Home Care Service, 2011:19). Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada, pihak panti dapat mengupayakan suatu usaha agar pelayanan yang ada bisa berjalan dengan maksimal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu melalui program Home Care Service. Program Home Care Service yang ada di PSTW Yogyakarta unit Budhi Luhur merupakan salah satu bentuk pelayanan sosial lansia luar panti. Home care service bagi lansia merupakan pelayanan yang lengkap dan berguna serta sangat mendukung pemerintah dalam pelayanan terhadap lansia yang belum mendapatkan pelayanan kesejahteraan sosialnya dari model pelayanan yang lain. Pelayanan ini diperuntukkan bagi lansia yang tidak potensial (tidak mampu) dan potensial (mampu) yang berada di lingkungan keluarga maupun lansia yang telah hidup sendiri dengan kegiatan pemberian bantuan pangan, bantuan kebersihan, 5

perawatan kesehatan, pendampingan, konseling, dan rujukan dengan melibatkan anggota keluarga dan masyarakat yang berada di sekitar tempat tinggal lansia. Home care service diselenggarakan sesuai dengan maksud dan tujuan yang telah ditetapkan oleh PSTW Yogyakarta. Home care service diselenggarakan dengan maksud untuk memberikan pelayanan kebutuhan lansia di rumah/ di luar panti dalam hal kebutuhan dasar dan layanan kegiatan sehari-hari serta memberikan perawatan lansia di rumah, meliputi kegiatan Bimbingan Psikologi, Bimbingan Rohani, Pemeriksaan Kesehatan, dan Bimbingan Sosial. Sedangkan tujuan dari program home care service yaitu untuk membantu keluarga yang mempunyai lansia dalam rangka memenuhi kebutuhan dan perawatan lansia yang belum terjangkau pelayanan kesejahteraan sosialnya, serta dapat membantu lansia tidak terlantar ataupun yang mampu dalam rangka memenuhi kebutuhan dan perawatan diri sendiri. (Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pelayanan Home Care, 2007:5-6). Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti Upaya Peningkatan Pelayanan Sosial Bagi Lansia Melalui Home Care Service di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Yogyakarta unit Budhi Luhur. 6

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Meningkatnya usia harapan hidup (UHH) di Indonesia mengakibatkan jumlah lansia meningkat. 2. Menurunnya kondisi fisik, psikis, dan sosial lansia. 3. Banyaknya lansia kurang potensial mengakibatkan lansia belum mendapatkan perlindungan serta akses pelayanan sosial baik fisik maupun nonfisik. 4. Kekurangan yang dimiliki oleh PSTW Budhi Luhur Yogyakarta, baik dalam hal sarana dan prasarana (keterbatasan daya tampung), SDM, dukungan dari keluarga dan masyarakat, serta anggaran yang kurang memadai. 5. Terbatasnya pelayanan sosial di dalam panti, sehingga diselenggarakan pelayanan di luar panti yaitu home care service. C. Batasan Masalah Berpijak dari latar belakang masalah serta identifikasi masalah, peneliti tidak mengungkapkan semua persoalan yang ada. Mengingat pentingnya persoalan yang ada, maka dalam penelitian ini hanya dibatasi pada studi tentang upaya peningkatan pelayanan sosial bagi lansia melalui home care service di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Yogyakarta unit Budhi Luhur. 7

D. Rumusan Masalah Berpijak dari identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah: 1. Bagaimana upaya meningkatkan pelayanan sosial bagi lansia melalui home care service di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Yogyakarta Unit Budhi Luhur? 2. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan home care service sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan sosial bagi lansia di PSTW Yogyakarta Unit Budhi Luhur? E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap jawaban atas pertanyaan yang dikemukakan pada rumusan masalah. Tujuan dari penelitian ini, yaitu: 1. Mendeskripsikan bagaimana upaya meningkatkan pelayanan sosial bagi lansia melalui home care service di PSTW Yogyakarta Unit Budhi Luhur. 2. Mendeskripsikan apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan home care service sebagai upaya dalam meningkatkan pelayanan sosial bagi lansia di PSTW Yogyakarta Unit Budhi Luhur. 8

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pendidikan Luar Sekolah a. Memberikan ilmu pengetahuan tentang Pendidikan Luar Sekolah, khususnya tentang home care service sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan sosial panti bagi lansia. b. Memberikan gambaran pada penelitian lain yang berhubungan dengan masalah penelitian ini. 2. Bagi Lembaga a. Sebagai masukan dan koreksi dalam memperbaiki program home care service. b. Mengetahui tingkat keberhasilan program home care service. 3. Bagi Peneliti a. Peneliti mendapatkan pengetahuan mengenai Upaya Peningkatan Pelayanan Sosial Bagi Lansia melalui Home Care Service di PSTW Yogyakarta Unit Budhi Luhur. b. Sebagai bahan acuan dalam menerapkan program home care service di masyarakat nantinya. 9