Etnomatematika di Balik Kerajinan Anyaman Bali

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN ETNOMATEMATIKA KERAJINAN TANGAN ANYAMAN MASYARAKAT MALUKU TENGGARA BARAT DALAM PEMBELAJARAN

Infinity Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 5, No. 1, Februari 2016

GEOMETRI DAN PELUANG DALAM PERMAINAN BAS-BASAN SEDERHANA

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pengungkapan aspek-aspek ethnomatematics pada proses pembuatan anyaman

GEOMETRI TRANSFORMASI DALAM MOTIF BATIK KAWUNG YOGYAKARTA. Paskalia Pradanti Universitas Sanata Dharma

IDENTIFIKASI ETNOMATEMATIKA PADA MASJID AGUNG DI YOGYAKARTA

PENGGUNAAN ETNOMATEMATIKA PADA KARYA SENI BATIK INDRAMAYU DALAM PEMBELAJARAN GEOMETRI TRANSFORMASI

IDENTIFIKASI BANGUN GEOMETRI DALAM PRODUK KERAMIK DAN VAVIN SERTA PEMANFAATANNYA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN matematika (Sebuah Kajian Konseptual)

EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA BATIK MADURA

POLA ABSTRAK KRISTALOGRAFI DALAM ANYAMAN BAMBU

MODUL 4. BANGUN-BANGUN GEOMETRI DI BIDANG DATAR Oleh: Drs. Turmudi, M.Ed., M.Sc., Ph.D.

PEMBELAJARAN BANGUN DATAR (2)

BENTUK-BENTUK GEOMETRIS PADA POLA KERAJINAN ANYAMAN SEBAGAI KEARIFAN LOKAL DI KABUPATEN BARITO KUALA

Pengertian Seni Kriya, Fungsi, Macam & Contoh Seni Kriya

ETNOMATEMATIKA (Ethnomathematics)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roni Galih Mustika, 2013

Peran Etnomatematika Terkait Konsep Matematika dalam Mendukung Literasi

BAB I PENDAHULUAN. buangan yang disebut sampah atau limbah. Laju produksi limbah akan terus

PEMBELAJARAN BANGUN RUANG (1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika berasal dari bahasa Yunani adalah studi besaran, struktur,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

2016 ANALISIS KEKELIRUAN SISWA KELAS IX SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL TOPIK LINGKARAN

Desain Motif Teralis Pintu dan Jendela Dari Bentuk Geometri Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBANTUAN WEB DENGAN PENDEKATAN ETNOMATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR

DESKRIPSI KARYA SENI KRIYA BERJUDUL: PRADA

MENEMUKAN KONSEP LUAS TRAPESIUM DENGAN PENDEKATAN PERSEGI PANJANG DAN SEGITIGA Oleh:

TUGAS SENI BUDAYA ARTIKEL SENI RUPA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN-BANGUN SEGIEMPAT MELALUI PENGGUNAAN JARINGAN KONSEP. Sri Tresnaningsih 1) Dosen Universitas Terbuka-UPBJJ Surabaya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP

b. Karya seni rupa tiga dimensi atau trimatra, contoh; patung, monumen, mebel. rumah, pesawat, sepatu, sandal, tas, dll.

BAB I PENDAHULUAN. permukaannya. Misalnya furniture sebagai tempat penyimpan biasanya

SIMETRI BAHAN BELAJAR MANDIRI 3

Pola Frieze pada Batik Papua

KERAJINAN DARI BAHAN ALAM

Kompetensi Dasar. Indikator

PEMBELAJARAN BANGUN RUANG (2)

6 DESAIN KRIYA TEKSTIL DENGAN

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

ETNOMATEMATIKA: APLIKASI BANGUN DATAR SEGIEMPAT PADA CANDI MUARO JAMBI

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Pengembangan Media Pembelajaran dengan GeoGebra untuk Visualisasi Penggunaan Integral pada Siswa SMA

PERMAINAN TEBAK-TEBAK BUAH MANGGIS: SEBUAH INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS ETNOMATEMATIKA

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SDLB TUNANETRA

PELATIHAN PEMBUATAN ALAT PERAGA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SDN PAKIS V SURABAYA

POLA FRIEZE PADA BATIK PAPUA

DAFTAR ISI. Halaman. Daftar Isi... BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Ruang Lingkup... 2

PENERAPAN GEOMETRI TRANSFORMASI PADA MOTIF BATIK LAMPUNG

Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Matematika materi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni budaya adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan pada

SEBUAH TELAAH ELIPS DAN LINGKARAN MELALUI SEBUAH PENDEKATAN ALJABAR MATRIKS

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah anak-anak sangat suka menggambar atau membuat coretancoretan

Meningkatkan Pengenalan Masyarakat terhadap Jenis Bangun Ruang melalui Platonic Solid

Kerajinan Fungsi Hias

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan tradisi dan

Matematika dan Kreativitas 1. Dr. Ariyadi Wijaya 2.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Syafrida Eliani, 2013

Ramadana Putra. into their surroundings and through the permeability of bodies, the surroundings enter them (Franck, 1998).

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER PRAKARYA KELAS VII

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

14. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SD/MI

PEMBANGKITAN RAGAM BATIK KONTEMPORER DENGAN POLA MENGIKUTI GRUP KRISTALOGRAFI BIDANG

2016 ANALISIS PROSES PEMBUATAN BONEKA KAYU LAME D I KAMPUNG LEUWI ANYAR KOTA TASIKMALAYA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Kemampuan fisik berkaitan dengan stamina dan karakteristik tubuh, sedangkan

Pembelajaran Matematika SMK Bernuansa Etnomatematika

SURVEI POLA GRUP KRISTALOGRAFI BIDANG RAGAM BATIK TRADISIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Etnomatematika Pasuruan: Eksplorasi Geometri Untuk Sekolah Dasar Pada Motif Batik Pasedahan Suropati

GAMBAR ORNAMEN. Dwi Retno SA., M.Sn

Briefing Desain. Analisa. Sketsa Awasl. penyelesaian

Geometri Bangun Datar. Suprih Widodo, S.Si., M.T.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusiamanusia

MATA PELAJARAN : KETERAMPILAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

MATA PELAJARAN : KETERAMPILAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

Penerapan Transformasi Geometri pada Karya Seni Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perusahaan

ISBN

BAB I PENDAHULUAN. besar pola pikir masyarakat semakin kreatif dibandingkan dengan daerah-daerah

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Mata Kuliah : Pendidikan Seni Rupa. Kode Mata Kuliah : SKS : 3 (Tiga) Oleh : Ira Rengganis, S.Pd., M.

ETNOMATEMATIKA: MODEL BARU DALAM PEMBELAJARAN

PEMAHAMAN GURU TERHADAP MUATAN LOKAL PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (Studi Deskriptif pada SMP di Kabupaten OKU Timur)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Seni Budaya merupakan satu diantara mata pelajaran yang ada di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Wahyuni, 2013

Pengembangan Pembelajaran Seni Kriya Menggunakan Teknik Pemodelan Berbasis Pendekatan Saintifik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah hasil karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan

BAB I PENDAHULUAN. mendukung kegiatannya sehari-hari. Berbagai macam cara dilakukan untuk

Rusli P.D. Kolnel, Rully Charitas Indra Prahmana, Samsul Arifin, Pengaruh Pembelajaran...

Indikator Esensial Mengindentifikasi tahapan dalam membuat benda kerajinan

Andrefi Purjiningrum 1, Siti Wahyuningsih 2, Rukayah 2

I. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATEMATIKA SDLB TUNARUNGU

Silabus Matematika Kelas VII Semester Genap 44

BAB I PENDAHULUAN. Bilangan merupakan hal yang sering anak-anak jumpai. Menurut hasil

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang dimilikinya. Manusia tidak dapat hidup sendiri-sendiri, mereka

Etnomatematika Arfak (Papua Barat-Indonesia): Operasi Bilangan pada Perniagaan Masyarakat Arfak Masa Lalu.

Kami selalu memberikan yang terbaik untuk Bangsa dan para pembaca.

Transkripsi:

Jurnal Matematika Vol. 4 No. 2, Desember 2014. ISSN: 1693-1394 Etnomatematika di Balik Kerajinan Anyaman Bali Kadek Rahayu Puspadewi Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Mahasaraswati Denpasar e-mail: rahayu_puspa23@yahoo.co.id I Gst. Ngurah Nila Putra Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Mahasaraswati Denpasar e-mail: gungwis@gmail.com Abstract: This paper is study about the existence of ethnomathematics on the Bali woven handicraft. Ethnomathematics is mathematics that grow and develop in a particular culture. Unconsciously, the society use tesselation concepts in making woven handicraft. A tessellation is a special type of pattern that consists of geometric figures that fit without gaps or overlaps to cover the plane. The existence of ethnomathematics on woven handicraft can be used as a source of learning and of course can make learners better understand how their cultural relate with mathematics. Keywords: ethnomathematics, woven handicraft, tesselation 1. Pendahuluan Sebagian besar masyarakat sering tidak menyadari telah menerapkan ilmu matematika dalam kehidupannya. Kecendrungannya adalah mereka memandang bahwa matematika hanyalah suatu mata pelajaran yang hanya diperoleh di bangku sekolah. Padahal matematika sering digunakan dalam berbagai aspek kehidupan, misalnya dalam mengukur, mengurutkan bilangan dan lain sebagainya. D Ambrosio pada tahun 1985 memperkenalkan suatu istilah etnomatematika. Ia menggunakan istilah ini untuk menyebutkan suatu matematika yang berbeda dengan matematika sekolah. academic mathematics that is the mathematics which is taught and learned in the schools. In contrast to this, we call ethnomathematics the mathematics which is practiced among identifiable cultural groups, such as national-tribal societies, labor groups, children of a certain age bracket, professional classes, and so on. (D Ambrosio, [2]:45) Artinya, matematika yang dibelajarkan di sekolah dikenal dengan academic mathematics, sedangkan etnomatematika merupakan matematika yang diterapkan pada kelompok budaya yang teridentifikasi seperti masyarakat suku, kelompok buruh, anak-anak dari kelompok usia tertentu, kelas profesional, dan lain sebagainya. Sehingga dapat dikatakan 80

Puspadewi, K. R., Putra, I G.N.N./ Etnomatematika di Bali Kerajinan Anyaman Bali bahwa etnomatematika merupakan matematika yang muncul sebagai akibat pengaruh kegiatan yang ada di lingkungan yang dipengaruhi oleh budaya. Dengan lahirnya etnomatematika, seseorang dapat melihat keberadaan matematika sebagai suatu ilmu yang tidak hanya berlangsung di kelas semata. Etnomatematika merupakan matematika yang tumbuh dan berkembang dalam suatu kebudayaan tertentu. Etnomatematika dipersepsikan sebagai lensa untuk memandang dan memahami matematika sebagai produk budaya. Budaya yang dimaksud disini mengacu pada bahasa masyarakat, tempat, tradisi, cara mengorganisir, menafsirkan, konseptualisasi, dan memberikan makna terhadap dunia fisik dan sosial (Ascher [1]). Kajian etnomatematika dalam pembelajaran matematika mencakup segala bidang antara lain arsitektur, tenun, jahit, pertanian, hubungan kekerabatan, ornamen, dan spiritual dan praktik keagamaan sering selaras dengan pola yang terjadi di alam atau memerintahkan sistem ide-ide abstrak. Kajian terkait etnomatematika telah banyak dilakukan, beberapa diantaranya adalah permainan teka-teki Wasakwakwalwa dalam budaya Hausa di Nigeria Utara, metode tukang kayu Afrika Selatan dalam menentukan pusat tutup kotak berbentuk persegi panjang dan lain sebagainya. Kajian mengenai etnomatematika pada budaya Bali juga telah dilakukan antara lain mengenai kajian tentang Asta Kosala-Kosali, ukiran Bali, perhitungan Kalender Bali, serta metode tukang bangunan di Bali. Selain yang disebutkan, salah satu unsur budaya Bali yang lain yang kiranya menarik untuk dikaji adalah mengenai kerajinan anyaman di Bali. Seni menganyam adalah salah satu bentuk seni kriya. Seni anyaman merupakan seni merajut yang biasanya menggunakan bahan dari bambu, rotan, daun-daun yang memiliki serat seperti eceng gondok dan daun pandan. Keberadaan seni anyaman merupakan warisan nenek moyang yang sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Dari hasil pengamatan, pada hasil kerajinan anyaman ini terkandung unsur matematika. Etnomatematika yang ada pada kerajinan anyaman ini dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran sebagai salah satu sumber belajar. Hal ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi siswa serta menambah motivasinya dalam belajar. 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Teselasi pada Kajian Geometri A tessellation is a special type of pattern that consists of geometric figures that fit without gaps or overlaps to cover the plane (O Daffer, [4]:676). Kutipan di atas menyatakan bahwa teselasi merupakan suatu pola khusus yang terdiri dari bangunbangun geometri yang disusun tanpa pemisah/jarak untuk menutupi suatu bidang datar. Istilah lain yang sering digunakan untuk menyebut teselasi adalah pengubinan. 81

Jurnal Matematika Vol. 4 No. 2, Desember 2014. ISSN: 1693-1394 Teselasi atau pengubinan merupakan konsep antar cabang ilmu pengetahuan, yaitu matematika dan seni (Rokhmah, [5]:1). Ketika teselasi digunakan oleh beberapa seniman dan tukang batu, teselasi mengacu pada konsep artistik. Sedangkan dalam pembelajaran matematika, teselasi meliputi beberapa konsep-konsep matematika yang lebih dalam seperti segi banyak beraturan, segi banyak tidak beraturan, kekongruenan, sudut dalam, jumlah sudut dalam suatu segi banyak, simetri, translasi, refleksi, dan rotasi. Prinsip teselasi tersebut banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada teknik pemasangan ubin, pembuatan motif kain, desain pola wallpaper dan lainlain (Depdiknas [3]). Bahkan di alam pun bisa ditemukan contoh teselasi yang terjadi secara alami, yaitu pada sarang lebah. Bangun-bangun geometri yang bisa menteselasi contohnya persegi, segitiga, segi lima beraturan, segi enam beraturan dan bisa juga berupa kurva. Beberapa definisi terkait teselasi diberikan sebagai berikut: a. Regular Tesselation Such a tesselation, made up of congruent regular polygons of one type, all meeting edge to edge and vertex to vertex is called a regular tesselation (O Daffer, [4]:677). Hanya ada tiga poligon beraturan yang dapat menteselasi bidang datar yaitu segitiga, persegi, dan segienam beraturan. 1. Tesselasi dengan segitiga 2. Tesselasi dengan persegi 3. Tesselasi dengan segienam beraturan b. Semiregular Tesselation A tesselation formed by two or more regular polygons with the arrangement of polygons at each vertex the same is called a semiregular tesselation (O Daffer, [4]:677). Dua hal penting yang dimiliki oleh semi regular tesselation adalah teselasi ini dibentuk oleh poligon-poligon beraturan dan setiap puncak pada pertemuan poligonpoligon ini adalah sama. 82

Puspadewi, K. R., Putra, I G.N.N./ Etnomatematika di Bali Kerajinan Anyaman Bali Terdapat delapan semi regular tesselation yang dapat dibentuk, seperti yang disajikan pada gambar berikut. Gambar 1. Delapan Buah Semi Regular Tesselation c. A Demi Regular Tesselation A demi regular tesselation is a tessellations of regular polygons that has exactly two or three different polygon arrangements about its vertices (O Daffer, [4]: 688). Sebagai contoh: 3. Pembahasan (a) (b) Gambar 2. Contoh Demi Regular Tesselation 3.1 Keberadaan Kerajinan Anyaman Bali Salah satu hasil kreativitas manusia adalah menciptakan sesuatu sesuai dengan kebutuhannya dengan menggunakan tangannya sendiri. Manusia bisa belajar dari pengalamannya dalam menggunakan tangannya sendiri. Dengan pengalaman ini, seseorang akan menjadi semakin terampil serta kreatif dalam menciptakan sesuatu. Hal 83

Jurnal Matematika Vol. 4 No. 2, Desember 2014. ISSN: 1693-1394 ini menjadi sarana utama dalam penguasaan teknik kriya sesuai dengan bahan yang dipakainya. Lebih lanjut Sumantra [6] mengatakan bahwa penguasaan teknik kriya berkembang bersamaan dengan perkembangan pengetahuan terhadap bahan, yang biasanya dimulai dari pengalaman mengenal karakter bahan. Kebiasaan untuk memakai daun dari beberapa jenis tumbuh-tumbuhan dan pohon untuk berteduh, untuk alas tidur dan duduk atau untuk keperluan menyimpan sesuatu, menimbulkan keinginan membuat anyaman untuk keperluan serupa. Keterampilan menganyam, melipat dan merangkai daun atau serat dan kulit bambu merupakan langkah awal untuk mendapatkan keterampilan tersebut. Pemilihan terhadap bahanbahan tersebut sebagai bahan baku anyaman dimulai dari pengalaman dalam mengenal bahan tersebut. Misalnya bahan serat dan kulit bambu sering dipakai untuk tali-temali karena kelenturannya. Untuk kerajinan anyaman, bahan perlu diolah dahulu. Selesai bahan diolah, keterampilan tangan si penganyam sangat menjamin terwujud tidaknya suatu benda anyaman. Karena terdapat berbagai cara menganyam yang bergantung pada keterampilan tangan si penganyam, maka akan menimbulkan mutu yang berbeda-beda dari hasil anyaman tersebut. Seni menganyam adalah salah satu bentuk seni kriya. Seni anyaman merupakan seni merajut yang biasanya menggunakan bahan dari bambu, rotan, daun-daun yang memiliki serat seperti eceng gondok dan daun pandan. Hasil kerajinan ini beraneka ragam seperti tikar, kursi, sandal, tas, dan lain sebagainya. Keberadaan seni anyaman merupakan warisan nenek moyang yang sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Seni anyaman ini telah ada di berbagai wilayah Indonesia termasuk Bali. Beberapa pengrajin anyaman di Bali bisa ditemukan di daerah Bangli, Bone, Tigawasa, dan lain-lain. Sebagian besar produk yang dibuat merupakan kerajinan anyaman yang sering dikonsumsi masyarakat Bali untuk kebutuhan sehari-hari. Beberapa kerajinan anyaman itu antara lain sok asi, sok, lampid, bodag, tempeh, tikeh sanggah, tikeh flase, capil, bedeg, dan lain-lain. Sok asi, sok, lampid, bodag, tempeh, capil, dan bedeg terbuat dari bambu. Sedangkan tikeh sanggah dan tikeh flase terbuat dari daun pandan. Perlu ditekankan bahwa masing-masing daerah mungkin memiliki perbedaan istilah atau nama mengenai kerajinan anyaman ini. 84

Puspadewi, K. R., Putra, I G.N.N./ Etnomatematika di Bali Kerajinan Anyaman Bali Adapun gambar dari beberapa kerajinan di atas disajikan pada gambar 3. Tempeh Lampid Sok Sok Asi Bodag Tikeh Sanggah Tikeh Flase Bedeg Capil Gambar 3. Berbagai Kerajinan Anyaman yang Terbuat dari Bambu dan Daun Pandan Masyarakat Bali lebih banyak mengkonsumsi hasil kerajinan anyaman ini untuk mendukung kegiatan upacara keagamaan. Mengingat umat Hindu di Bali hampir setiap hari bergulat dengan ritual keagamaan maka produk-produk anyaman ini sangat mudah dijumpai. Sok asi, sok, lampid, bodag, serta tempeh sering digunakan masyarakat Bali khususnya umat Hindu untuk tempat sesajen (banten). Tikeh sanggah digunakan umat Hindu sebagai alas banten pada pelinggih-pelinggih sanggah/pura. Sedangkan kerajinan anyaman yang lain, seperti capil, bedeg, dan tikeh flase digunakan dalam menjalankan aktivitas keseharian. Capil sering dipakai petani untuk melindungi kepalanya dari terik matahari. Namun belakangan ini, capil sering terlihat digantung pada tembok-tembok 85

Jurnal Matematika Vol. 4 No. 2, Desember 2014. ISSN: 1693-1394 rumah untuk menambah estetika ruangan. Sedangkan, tikeh flase bisa digunakan sebagai alas banten ataupun alas duduk saat bersantai. Bedeg bisa digunakan sebagai plafon ataupun dinding pada rumah. 3.2 Etnomatematika Pada Kerajinan Anyaman Bali Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, teselasi merupakan suatu pola khusus yang terdiri dari bangun-bangun geometri yang tersusun tanpa pemisah/jarak ataupun tumpang tindih dalam menutupi suatu bidang datar. Prinsip teselasi ini banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari seperti pada pengubinan tembok ataupun lantai, motif kain, termasuk pula pada kerajinan anyaman. Di Bali khususnya, terdapat beberapa kerajinan anyaman yang sering digunakan masyarakat untuk keperluan seharihari seperti sok, tempeh, bodag, tikeh flase, dan lain-lain. Secara umum, kerajinan ini memiliki pola anyaman yang hampir sama dan sederhana, kecuali sok asi kini telah memiliki berbagai pola dengan warna yang beraneka ragam serta dengan bahan yang beraneka pula. Adapun pola sederhana yang sering ditemukan pada kerajinan anyaman di Bali adalah sebagai berikut. Sok asi, tempeh, bodag, lampid, capil, dan bedeg memiliki pola seperti gambar di samping Gambar 4. Pola Anyaman Sok Asi, Tempeh, Bodag, Lampid, Capil, dan Bedeg Tikeh flase dan tikeh sanggah memiliki pola seperti gambar di samping Gambar 5. Pola Anyaman Tikeh Flase dan Tikeh Sanggah Pada gambar 4, pola anyaman yang ada pada sok asi, tempeh, bodag, lampid, capil, dan bedeg menggunakan prinsip teselasi. Teselasi tersebut menggunakan satu jenis bangun geometri yaitu persegi panjang. Perhatikan bahwa tidak ada jarak antara bangun yang satu dengan yang lain. Pada gambar 5, pola anyaman yang ada pada tikeh sanggah dan tikeh flase juga menggunakan prinsip teselasi. Teselasi tersebut juga menggunakan satu jenis bangun geometri yaitu persegi. Antara persegi satu dengan yang lain juga tidak ada pemisah/jarak. Karena menggunakan bangun persegi maka pola anyaman pada gambar 5 dapat digolongkan ke dalam regular tesselation. 86

Puspadewi, K. R., Putra, I G.N.N./ Etnomatematika di Bali Kerajinan Anyaman Bali 3.3 Pemanfaatan Etnomatematika Kerajinan Anyaman Bali dalam Pembelajaran Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa pada beberapa kerajinan anyaman Bali seperti sok asi, sok, lampid, bodag, tempeh, tikeh sanggah, klabang, capil, bedeg, dll terkandung unsur matematika, salah satunya adalah penggunaan prinsip teselasi/pengubinan. Karena mengandung unsur matematika maka tentunya hasil-hasil kerajinan anyaman ini dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran di kelas terutama sebagai sumber belajar. Materi teselasi atau pengubinan terdapat di kelas VI semester I, dimana siswa diharapkan dapat menemukan bangun segi banyak beraturan maupun tak beraturan yang membentuk pola pengubinan melalui pengamatan dan melakukan pengubinan menggunakan segibanyak beraturan tertentu. Desain pengubinan yang baik dapat dibuat dengan menyusun beberapa bentuk bangun, pola dan menggunakan komposisi warnawarna yang menarik. Untuk dapat mencapai kompetensi tersebut, pengetahuan mengenai prinsip-prinsip teselasi/pengubinan serta kreativitas siswa sangat diperlukan. Beberapa kerajinan anyaman Bali seperti yang disebutkan di atas, dapat dijadikan contoh benda-benda yang menggunakan prinsip teselasi. Siswa dapat diminta untuk mengidentifikasi benda-benda sekitar yang memanfaatkan prinsip teselasi ini. Jika mereka belum menyebutkan benda-benda kerajinan anyaman, guru dapat memberi informasi pada siswa. Di samping itu, siswa dapat diminta untuk mengidentifikasi bangun geometri, menghitung banyaknya jenis bangun geometri, serta menggolongkan teselasi yang ada pada pola anyaman tersebut (regular, semiregular atau demi regular tesselation). Beberapa unsur matematika yang lain yang ada dalam pola anyaman ini antara lain mengenai garis vertikal dan horisontal, garis tegak lurus, garis sejajar, sudut sikusiku, simetri, dan lain sebagainya. Guru dapat mengemas pembelajaran dengan memanfaatkan unsur matematika ini dengan menyesuaikan pada topik yang dibahas. Perhatikan gambar contoh pola anyaman berikut. I A I II Adapun Gambar 6. beberapa Beberapa hal Unsur yang Matematika dapat dikaji Pada dari Pola gambar Anyaman di atas antara lain: 1. Bangun geometri yang ada adalah persegi panjang. 2. Antara persegi panjang yang satu dengan yang lain simetris. 3. Sudut yang ada adalah sudut siku-siku (sudut A). 87

Jurnal Matematika Vol. 4 No. 2, Desember 2014. ISSN: 1693-1394 4. Garis yang berwarna merah merupakan contoh garis horisontal. 5. Garis yang berwarna hijau merupakan contoh garis vertikal. 6. Garis yang berwarna hijau tegak lurus dengan garis yang berwarna merah. 7. Antara garis merah yang satu dengan yang lain saling sejajar, begitu pula antara garis hijau yang satu dengan yang lain saling sejajar Pembelajaran yang menyelipkan etnomatematika yang bersumber dari kerajinan anyaman akan menambah wawasan siswa mengenai keberadaan matematika yang ada pada salah satu unsur budaya yang mereka miliki, meningkatkan motivasi dalam belajar serta memfasilitasi siswa dalam mengaitkan konsep-konsep yang dipelajari dengan situasi dunia nyata. 4. Kesimpulan dan Saran Teselasi merupakan pola khusus yang terdiri dari bangun-bangun geometri yang disusun tanpa pemisah/jarak untuk menutupi suatu bidang datar. Istilah lain yang sering digunakan untuk menyebut teselasi adalah pengubinan. Etnomatematika yang ada pada kerajinan anyaman Bali adalah adanya penggunaan prinsip teselasi/pengubinan pada pola anyaman. Pola anyaman yang ada pada sok asi, tempeh, bodag, lampid, capil, dan bedeg menggunakan prinsip teselasi. Teselasi tersebut menggunakan satu jenis bangun geometri yaitu persegi panjang. Pola anyaman yang ada pada tikeh sanggah dan tikeh flase juga menggunakan prinsip teselasi. Teselasi tersebut juga menggunakan satu jenis bangun geometri yaitu persegi. Karena menggunakan bangun persegi maka pola anyaman pada tikeh sanggah dan tikeh flase digolongkan ke dalam regular tesselation. Etnomatematika pada kerajinan anyaman Bali dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran, menambah wawasan siswa mengenai keberadaan matematika yang ada pada salah satu unsur budaya yang mereka miliki, meningkatkan motivasi dalam belajar serta memfasilitasi siswa dalam mengaitkan konsep-konsep yang dipelajari dengan situasi dunia nyata. Bagi para pembaca yang berminat dapat mengeksplorasi lebih lanjut keberadaan etnomatematika pada kerajinan anyaman Bali ataupun pada unsur budaya Bali yang lain. Daftar Pustaka [1] Ascher, M. 1991. Ethnomathematics: A Multicultural View of Mathematical Ideas. New York: Capman & Hall. [2] D Ambrosio, Ubiratan. 1985. Ethnomathematics and Its Place in the History and Pedagogy of Mathematics. Tersedia pada http://www.math.utep.edu/faculty/pmdelgado2/math1319/history/dambrosio.pdf. Diunduh tanggal 21 Maret 2013 88

Puspadewi, K. R., Putra, I G.N.N./ Etnomatematika di Bali Kerajinan Anyaman Bali [3] Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Model Kurikulum Sekolah Menengah Pertama Bertaraf Internasional. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMP [4] O Daffer, Phares G. 2008. Mathematics for Elementary School Teachers. Fourth Edition. Pearson Education. [5] Rokhmah, Siti, dkk. 2010. Empowering Student s Creativity Through Learning Tessellation Using the Internet. Tersedia pada http://ifed.or.id/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=147:empowe ring-students-creativity-through-learning-tesselation-using-theinternet&catid=45:pendidkan&itemid=54&lang=in. Diunduh tanggal 21 Maret 2013 [6] Sumantra, I Made. Domain Seni Kriya, Antara Teknik dan Ekspresi. Tersedia pada http://www.isi-dps.ac.id/download/keberadaan-seni-kriya-masa-kini-oleh-i- Made-Sumantra.pdf. Diunduh tanggal 21 Maret 2013 89