MODUL 1 STATIKA I PENGERTIAN DASAR STATIKA. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL 5 STATIKA I MUATAN TIDAK LANGSUNG. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

MODUL 2 STATIKA I BALOK TERJEPIT SEBELAH. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

Pertemuan I, II I. Gaya dan Konstruksi

MODUL 3 STATIKA I BALOK DIATAS DUA PERLETAKAN. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

Gaya. Gaya adalah suatu sebab yang mengubah sesuatu benda dari keadaan diam menjadi bergerak atau dari keadaan bergerak menjadi diam.

2 Mekanika Rekayasa 1

STATIKA I. Reaksi Perletakan Struktur Statis Tertentu : Balok Sederhana dan Balok Majemuk/Gerbe ACEP HIDAYAT,ST,MT. Modul ke: Fakultas FTPD

1.1. Mekanika benda tegar : Statika : mempelajari benda dalam keadaan diam. Dinamika : mempelajari benda dalam keadaan bergerak.

BAB II PELENGKUNG TIGA SENDI

MODUL 9. Sesi 1 STATIKA I PELENGKUNG TIGA SENDI. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

KONSTRUKSI BALOK DENGAN BEBAN TERPUSAT DAN MERATA

sendi Gambar 5.1. Gambar konstruksi jembatan dalam Mekanika Teknik

Mata Kuliah: Statika Struktur Satuan Acara Pengajaran:

TUGAS MAHASISWA TENTANG

MODUL PERKULIAHAN. Gaya Dalam Struktur Statis Tertentu Pada Portal Sederhana

Pertemuan V,VI III. Gaya Geser dan Momen Lentur

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB IV KONSTRUKSI RANGKA BATANG. Konstruksi rangka batang adalah suatu konstruksi yg tersusun atas batangbatang

Struktur Beton. Ir. H. Armeyn, MT. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Teknik Sipil dan Geodesi Institut Teknologi Padang

BAB II DASAR TEORI 2.1 Spin Coating Metode Spin Coating

MEKANIKA REKAYASA. Bagian 1. Pendahuluan

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

Modul Sifat dan Operasi Gaya. Ir.Yoke Lestyowati, MT

Kuliah keempat. Ilmu Gaya. Reaksi Perletakan pada balok di atas dua tumpuan

MODUL 4 STATIKA I BALOK MENGANJUR (OVERHANG) DIATAS DUA PERLETAKAN. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

ANALISA STATIS TERTENTU WINDA TRI WAHYUNINGTYAS

MODUL ILMU STATIKA DAN TEGANGAN (MEKANIKA TEKNIK)

STATIKA. Dan lain-lain. Ilmu pengetahuan terapan yang berhubungan dengan GAYA dan GERAK

III. TEGANGAN DALAM BALOK

Mekanika Rekayasa/Teknik I

Jenis Jenis Beban. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

Pertemuan XI : SAMBUNGAN BAUT

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Tumpuan Rol

STRUKTUR STATIS TERTENTU PORTAL DAN PELENGKUNG

Oleh : Ir. H. Armeyn Syam, MT FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

Sebuah benda tegar dikatakan dalam keseimbangan jika gaya gaya yang bereaksi pada benda tersebut membentuk gaya / sistem gaya ekvivalen dengan nol.

KULIAH MEKANIKA TEKNIK GAYA DAN BEBAN

STRUKTUR STATIS TAK TENTU

BAB III PENGURAIAN GAYA

Bab 6 Defleksi Elastik Balok

MEKANIKA REKAYASA III

TM. V : Metode RITTER. TKS 4008 Analisis Struktur I

Modul 4 PRINSIP DASAR

PUNTIRAN. A. pengertian

MODUL 4 STRUKTUR BAJA 1. S e s i 1 Batang Tekan (Compression Member) Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Berkembangnya kemajuan teknologi bangunan bangunan tinggi disebabkan

BAB IV BEBAN BERGERAK DAN GARIS PENGARUH

Materi Pembelajaran : 7. Pelaksanaan Konstruksi Komposit dengan Perancah dan Tanpa Perancah. 8. Contoh Soal.

Struktur Lipatan. Struktur Lipatan 1

MEKANIKA TEKNIK 02. Oleh: Faqih Ma arif, M.Eng

BALOK SEDERHANA BALOK SEDERHANA DAN BALOK SENDI BANYAK

MEKANIKA TEKNIK 1. Tujuan : Mahasiswa dapat memahami dan mengenal gaya pada keseimbangan suatu konstruksi.

BESARAN VEKTOR B A B B A B

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Profil C merupakan baja profil berbentuk kanal, bertepi bulat canai,

MODUL 3 : METODA PERSAMAAN TIGA MOMEN Judul :METODA PERSAMAAN TIGA MOMEN UNTUK MENYELESAIKAN STRUKTUR STATIS TIDAK TERTENTU

GAYA GESER, MOMEN LENTUR, DAN TEGANGAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Dasar Mesin Pencacah Rumput

Gambar solusi 28

KONSTRUKSI BALOK DENGAN BEBAN TIDAK LANGSUNG DAN KOSTRUKSI BALOK YANG MIRING

BAB I PENDAHULUAN. Dinding ( wall ) adalah suatu struktur padat yang membatasi dan melindungi

BAB I STRUKTUR STATIS TAK TENTU

II. GAYA GESER DAN MOMEN LENTUR

PRINSIP DASAR MEKANIKA STRUKTUR

MODUL 6. S e s i 4 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

BAB II DASAR-DASAR DESAIN BETON BERTULANG. Beton merupakan suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan

RANGKA BATANG ( TRUSS)

Pertemuan VI,VII III. Metode Defleksi Kemiringan (The Slope Deflection Method)

BAB II LANDASAN TEORI

C 7 D. Pelat Buhul. A, B, C, D, E = Titik Buhul A 1 2 B E. Gambar 1

Bab 5 Puntiran. Gambar 5.1. Contoh batang yang mengalami puntiran

bermassa M = 300 kg disisi kanan papan sejauh mungkin tanpa papan terguling.. Jarak beban di letakkan di kanan penumpu adalah a m c m e.

FISIKA XI SMA 3

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

KEANDALAN STRUKTUR BALOK SEDERHANA DENGAN SIMULASI MONTE CARLO

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

MODUL 2 : ARTI KONSTRUKSI STATIS TERTENTU DAN CARA PENYELESAIANNYA 2.1. JUDUL : KONSTRUKSI STATIS TERTENTU

PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU

Persamaan Tiga Momen

MODUL 6. S e s i 1 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN ITSM BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 2

M E K A N I K A R E K A Y A S A I KODE MK : SEMESTER : I / 3 SKS

BAB 4 Tegangan dan Regangan pada Balok akibat Lentur, Gaya Normal dan Geser

Modul SAP2000 Ver.7.42

PENGARUH DAN FUNGSI BATANG NOL TERHADAP DEFLEKSI TITIK BUHUL STRUKTUR RANGKA Iwan-Indra Gunawan PENDAHULUAN

Pertemuan I,II I. Struktur Statis Tertentu dan Struktur Statis Tak Tentu

BAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral

BAB III ANALISIS STRUKTUR STATIS TERTENTU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan

II. KAJIAN PUSTAKA. gaya-gaya yang bekerja secara transversal terhadap sumbunya. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. yang demikian kompleks, metode eksak akan sulit digunakan. Kompleksitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STRUKTUR CANGKANG I. PENDAHULULUAN

Rangka Batang (Truss Structures)

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

STATIKA STRUKTUR. Syamsul Hadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Diktat-elemen mesin-agustinus purna irawan-tm.ft.untar

Tarikan/dorongan yang bekerja pada suatu benda akibat interaksi benda tersebut dengan benda lain. benda + gaya = gerak?????

MENGHITUNG MOMEN GAYA DALAM STATIKA BANGUNAN

Transkripsi:

STATIKA I MODUL 1 PENGETIAN DASA STATIKA Dosen Pengasuh : Materi Pembelajaran : 1. Pengertian Dasar Statika. Gaya. Pembagian Gaya Menurut Macamnya. Gaya terpusat. Gaya terbagi rata. Gaya Momen, Torsi. Menyusun Dan Menguraikan Gaya. Metode Analitis. Metode Grafis.. Gaya-gaya Dalam. Pengertian. Gaya Normal. Gaya Lintang Geser. Momen Lentur. 3. Perletakan/Tumpuan. Tumpuan Sendi. Tumpuan ol. Tumpuan Jepit. Aplikasi. Perjanjian Tanda. Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa memahami dan mengetahui tentang gaya-gaya, menyusun dan menguraikan gaya, gaya-gaya dalam serta perletakan. DAFTA PUSTAKA a) Soemono, Ir., STATIKA 1, Edisi kedua, Cetakan ke-4, Penerbit ITB, Bandung, 1985.

UCAPAN TEIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pemilik hak cipta photo-photo, buku-buku rujukan dan artikel, yang terlampir dalam modul pembelajaran ini. Semoga modul pembelajaran ini bermanfaat. Wassalam Penulis Thamrin Nasution thamrinnst.wordpress.com thamrin_nst@hotmail.co.id thamrinnst.wordpress.com

A. GAYA PENGETIAN DASA STATIKA Dalam mekanika teknik, gaya dapat diartikan sebagai muatan yang bekerja pada suatu konstruksi. 1. SIFAT GAYA. a. Mempunyai besaran (kg, ton dsb). b. Mempunyai arah. c. Mempunyai titik tangkap. Semua gaya yang garis kerjanya terletak pada satu bidang datar disebut KOPLANA. Semua gaya yang garis kerjanya berpotongan pada satu titik disebut gaya KONKUEN (bertitik pegang tunggal). Y P1 Bidang datar P P3 P1 X Gaya Koplanar Z P Gaya Konkuren. PEMBAGIAN GAYA MENUUT MACAMNYA. a. Gaya Terpusat (point load). - Akibat berat orang. - Berat kolom. - oda kenderaan. - Dll. P ton b. Gaya Terbagi ata (distributed load). - Akibat berat lantai, balok pada bangunan, dsb. - Angin pada dinding ataupun atap bangunan. - Air pada bendungan. q ton/m c. Gaya Momen. - Momen lentur - Momen Torsi (puntir). (momen = gaya x lengan gaya). 1

Ml Momen lentur Momen torsi B. MENYUSUN DAN MENGUAIKAN GAYA PADA BIDANG DATA. Tujuan : Mencari besar, arah dan letak titik tangkap resultan gaya. 1. METODE ANALITIS. Sejumlah gaya dapat digantikan oleh satu gaya yang disebut ESULTAN GAYA. a. Gaya Konkuren. Perhatikan gambar kumpulan gaya berikut yang terletak pada bidang X-Y, sin Y K K sin K cos O cos X x = cos y = sin Kx = K cos Ky = K sin Perjanjian tanda, - arah gaya kekanan dan keatas bertanda positip (+), - arah gaya kekiri dan kebawah bertanda negatip (-). Besar resultan gaya, - pada sumbu X, x = Kx = x - Kx = cos - K cos - pada sumbu Y, y = Ky = y + Ky = sin + K sin

Maka resultan gaya, x y esultan ini bekerja melalui titik O. Arah resultan gaya, y tan γ x X x x x (+) x (-) b. Gaya Tidak Konkuren. Perhatikan gambar kumpulan gaya berikut yang terletak pada bidang X-Y, y Y y y1 y Ky y K Kx y 1 x ys x x xs x1 Komponen gaya pada sumbu X dan Y, x = cos 1 y = sin 1 Kx = K cos Ky = K sin x = Kx = x + Kx = cos 1 + K cos y = Ky = y + Ky = sin 1 + K sin esultan, x y Letak titik tangkap gaya resultan. Untuk mencari letak titik tangkap resultan adalah dengan menghitung momen Mx dan My terhadap titik O (pusat sumbu X-Y), dimana momen sama dengan gaya dikali lengan gaya seperti berikut, 3

Mx = x. y1 + Kx. y = Kx. y My = y. x1 + Ky. x = Ky. x...(1) Titik tangkap resultan dinamakan titik (s) dengan koordinat (xs,ys), maka momen akibat resultan gaya, Mx = x. ys ; My = y. xs Mx My ys ; xs x y...() Substitusikan (1) kedalam (), Ky.x xs ; ys y Kx.y x Arah resultan, tan γ y x Contoh soal : 1). Y 5,74 K 3 o o 14 o K3 1,419 X Diketahui : Gaya-gaya seperti tergambar, = 6 ton, K = 8 ton, K3 = 3 ton dengan koordinat titik tangkap gaya-gaya (,), (4,4) dan (5,3). Arah masing-masing gaya 1 = 14 o, = o dan 3 = 3 o. 4

Ditanya : Besar resultan gaya, letak titik tangkap resultan dan arahnya. Penyelesaian : - esultan pada sumbu X, x = Kx = cos 1 + K cos + K3 cos 3 = (6).cos 14 o + (8).cos o + (3).cos 3 o = - 4,596 + 7,518 + 1,5 x = + 4,4 ton (kekanan). - esultan pada sumbu Y, y = Ky = sin 1 + K sin + K sin = (6).sin 14 o + (8).sin o + (3).sin 3 o = 3,857 +,736,598 y = + 3,995 ton (keatas) - esultan total, x y (4,4) (3,995) = 5,959 ton - Arah resultan, y 3,995 tan γ =,9344 x 4,4 = arc tan (,9344) = 4 o 5 45 - Letak titik tangkap gaya resultan pada sumbu X dan Y. Momen terhadap sumbu X, Mx = x. y1 + Kx. y + K3x. y3 = (6).cos 14 o.() + (8).cos o.(4) + (3).cos 3 o.(3) = - 9,193 + 3,7 + 4,5 Mx = 5,378 t.m. Momen terhadap sumbu Y, My = y. x1 + Ky. x + K3y. x3 = (6).sin 14 o.() + (8).sin o.(4) + (3).sin 3 o.(5) = 7,713 + 1,945 1,99 My = 5,668 t.m. Mx = x. ys Mx 5,378 ys = 5,74 m. x 4,4 My = y. xs My 5,668 xs = 1,419 m. y 3,995 5

). Tentukan besar dan letak titik tangkap gaya resultan berikut. Y a3 a a1 o x P1 P P3 = P1 + P + P3 X Penyelesaian : - Besar resultan, = P1 + P + P3 - Letak titik tangkap gaya resultan, x. = P1. a1 + P. a + P3. a3 P1.a1 P.a P3.a3 x atau P1.a1 P.a P3.a3 x P1 P P3 Apabila, P1 = 1 ton ; P = ton ; P3 = 3 ton dan a1 = 1 meter ; a = 3 meter ; a3 = 6 meter maka, (1t).(1m) ( t).(3m) (3t).(6) x (1t) ( t) (3t) x = 4,167 meter (dari sb-y). 3). Mencari letak titik berat luasan. Y a a3 a1 X x F1 F F3 Ftotal = F1 + F + F3 6

- Besar resultan, = Ftotal = F1 + F + F3 - Letak titik tangkap gaya resultan, x. = F1. a1 + F. a + F3. a3 atau x x F1.a1 F.a F3.a3 F1.a1 F.a F3.a3 F1 F F3 (dari sumbu Y).. METODE GAFIS. A). POLIGON GAYA. Apabila terdapat dua gaya dan K seperti gambar berikut, // a) b) \ \ O K Maka resultan dapat dicari dengan cara, menarik garis yang paralel dengan gaya dan K, kemudian ditarik garis dari titik O ketitik perpotongan kedua garis tadi, hasil ini disebut paralelogram gaya. Untuk mempercepat proses pekerjaan dapat digambarkan sebagai berikut, a) O b) // = - K O K O K = mengimbangi a. Gaya bersifat konkuren. Apabila terdapat gaya seperti gambar berikut, maka resultan dapat dicari seperti cara grafis diatas yaitu, K3 K K4 K3 K3 K a) b) c) K K5 K4 K4 K5 POLIGON GAYA K5 Untuk menggambarkan gaya-gaya...k5 harus dilakukan dengan skala sehingga menghasilkan gambar b) diatas yang disebut poligon gaya. 7

b. Gaya tidak konkuren. Sebagai contoh gaya tidak konkuren, ambil contoh soal pada cara analitis sebelumnya. Y 5,74 K 3 o o 14 o K3 1,419 X Maka penyelesaian grafis adalah sebagai berikut, K K3 K3 K cara pertama cara kedua 8

B). POLIGON BATANG. Pada cara ini resultan dari gaya-gaya yang tidak konkuren dapat dicari beserta titik tangkapnya, lihat contoh-contoh berikut. 1). Gaya-gaya paralel secara vertikal, besar dan letaknya sembarang. titik sembarang a) K5 5 K3 K4 K 1 3 b) diagram kutub K S 1 4 5 3 K3 4 K4 5 K5 S titik sembarang Langkah-langkah penyelesaian grafis mencari resultan adalah dengan menggambarkan pertama kali diagram kutubnya (dengan memakai skala gaya), yaitu : a. Susunlah gaya-gaya...k5 seperti terlihat pada gambar b). b. Buat titik sembarang S. c. Tarik garis yang menghubungkan titik S dengan ujung atas gaya dan selanjutnya dinamakan garis. d. Kemudian hubungkan pula titik S dengan ujung gaya K, dinamakan garis 1, dan seterusnya sampai dengan garis 5. e. Setelah diagram kutub selesai, buat gambar a), dengan cara menarik garis yang sejajar (//) dengan garis memotong gaya pada titik sembarang. f. Pada titik perpotongan ini (yaitu pada gaya ), tarik garis sejajar (//) dengan garis 1 sampai memotong gaya K. Dan seterusnya digambarkan sampai dengan garis yang sejajar garis 5 yang memotong gaya K5. g. Perpanjanglah garis dan garis 5 sampai keduanya saling berpotongan satu sama lain. Titik potong ini adalah merupakan titik tangkap gaya resultan. 9

). Gaya-gaya tidak paralel, tidak konkuren, besar dan letaknya sembarang. 3 4 5 1 K K3 K4 K5 1 K 3 K3 4 K4 5 K5 1

3).Gambar/lukisan tidak simetris. Mencari letak titik berat poligon batang. F1 F F1 1 F 3 F3 F3 F 1 F 1 F3 F1 F3 3 F1 F3 F F1 3 3 1 C. KEADAAN SEIMBANG. Jika benda dibebani dengan gaya-gaya dan ternyata benda tersebut tidak bergerak maka benda tersebut dikatakan dalam keadaan seimbang statis, artinya gaya-gaya yang bekerja dalam keadaan seimbang statis antara gaya aksi dan reaksi. Contoh gaya konkuren berikut, Gaya-gaya seimbang apabila, x = Kx = y = Ky = x y K4 Y K3 K X 1

Dalam bentuk aplikasi pada jembatan seperti berikut, P1 P P3 a b A B Balok diatas dua tumpuan (A dan B), dalam keadaan seimbang statis terdapat gaya-gaya, a + b = P1 + P + P3 13

GAYA-GAYA DALAM 1. PENGETIAN. Gaya yang dipikul suatu konstruksi akan disalurkan ke setiap bagian dari konstruksi. Gaya yang disalurkan ini disebut gaya dalam. Gaya dalam ini menimbuljan perobahan bentuk (deformasi) pada bagian konstruksi, yang dilawan oleh tegangan didalamnya, sehingga keseimbangan dalam tercapai. Gaya-gaya dalam ini berupa GAYA NOMAL, GAYA LINTANG/GESE, GAYA MOMEN LENTU dan MOMEN TOSI.. Gaya Normal. Gaya normal dapat berupa tekan atau tarik seperti berikut, N N N N N N N N 3. Gaya Lintang/Geser. I P II A I II B Q+ A B Q- Q+ Pot. I Dimana, P = gaya luar A = gaya reaksi pada perletakan/tumpuan A. B = gaya reaksi pada perletakan/tumpuan B. Q = gaya lintang (gaya/perlawanan dalam). Q- Pot. II 14

Potongan I. Akibat gaya reaksi A elemen balok sebelah kiri terangkat keatas, oleh gaya dalam (gaya lintang) dikembalikan kebentuk semula, pada keadaan ini disebut gaya lintang positip (Q+). Potongan II. Identik dengan peristiwa diatas (pot. I), elemen sebelah kanan yang terangkat keatas, sehingga menghasilkan gaya lintang negatip (Q-). 4. Momen Lentur. Pot. I P A B I garis lentur A Pot. I B Momen lentur Akibat gaya luar P maka balok akan melentur, oleh gaya dalam momen lentur kondisi ini akan dilawan sehingga terdapat keseimbangan dalam. P M- A B A B Garis lentur M+ P A B A B 5. Momen Torsi. P Tampang balok menahan momen torsi/ puntir sebesar, M torsi BAB = P. z III z M torsi = P. z 15

PELETAKAN / TUMPUAN Semua bangunan (konstruksi) terletak diatas tumpuan/perletakan. Fungsi tumpuan adalah menyalurkan gaya-gaya luar yang bekerja pada konstruksi dan berat konstruksi itu sendiri ke bagian bawahnya. Sehingga terdapat reaksi-reaksi yang mengimbangi gaya-gaya luar tadi dan berat konstruksi. Jenis-Jenis Tumpuan. 1. Tumpuan Sendi. Konstruksi sendi Gaya-gaya yang dapat/tidak dapat bekerja pada sendi, Simbol V V = gaya vertikal tidak sama dengan nol. M = V (dapat memikul gaya vertikal). H = gaya-gaya horisontal tidak sama dengan nol. H (tidak dapat bergeser kesamping, dapat memikul gaya horisontal). M = momen sama dengan nol. M = (tidak dapat memikul momen, karena sendi dapat perputar pada porosnya). H. Tumpuan ol. Simbol Konstruksi rol V M = Gaya-gaya yang dapat/tidak dapat bekerja pada rol, V = gaya vertikal tidak sama dengan nol. V (dapat memikul gaya vertikal). H = gaya-gaya horisontal sama dengan nol. H = (dapat bergeser kesamping, tidak dapat memikul gaya horisontal). M = momen sama dengan nol. M = (tidak dapat memikul momen, karena sendi dapat perputar pada porosnya). H = 16

3. Tumpuan Jepit. balok beton Konstruksi perletakan jepit S i m b o l M H V Gaya-gaya yang bekerja Gaya-gaya yang dapat/tidak dapat bekerja pada perletakan jepit, V = gaya vertikal tidak sama dengan nol. V (dapat memikul gaya vertikal). H = gaya-gaya horisontal tidak sama dengan nol. H M = momen sama dengan nol. M (dapat memikul momen) 4. Aplikasi, P1 P AH A B AV BV Gaya-gaya P1 dan P yang bekerja pada konstruksi dan reaksi-reaksi dari tumpuan sendi ( AH, AV ) dan tumpuan rol ( BV ) berada dalam keadaan seimbang statis. Dalam Penyelesaian digunakan syarat seimbang pada gaya koplanar, yaitu gaya-gaya vertikal = ( V = ), gaya-gaya horisontal = ( H = ), momen pada tumpuan sendi = ( M A = ), momen pada tumpuan rol = ( M B = ). 17

Jadi ada empat persamaan dengan tiga variabel yang tidak diketahui, yaitu AH, AV dan BV, oleh karena itu struktur disebut Statis tertentu. Apabila perletakan rol B diganti dengan sendi, maka variabel yang tidak diketahui menjadi 4 (empat) yaitu AH, AV, BH dan BV dengan empat persamaan, struktur ini menjadi Statis tidak tertentu. 5. Perjanjian Tanda. Dalam perhitungan statika dipakai perjanjian tanda seperti berikut : a. Gaya-gaya vertikal yang arahnya menuju keatas dianggap positip, sedangkan gayagaya vertikal yang arahnya menuju kebawah dianggap negatip. b. Gaya-gaya horisontal yang arahnya menuju kekanan dianggap positip, sedangkan gaya-gaya horisontal yang arahnya menuju kekiri dianggap negatip. c. Momen yang menyebabkan serat sebelah atas balok tertekan dan serat bawah tertarik dianggap positip, sedangkan momen yang menyebabkan serat balok sebelah atas tertarik dan bawah tertekan dianggap negatip. d. Gaya normal tekan bertanda negatip, dan gaya normal tarik bertanda positip. e. Gaya lintang bertanda positip apabila reaksi perletakan kiri menekan balok kearah atas dan gaya luar menekan balok kearah bawah, kebalikan dari peristiwa ini gaya lintang bertanda negatip. f. Jumlah aljabar momen pada tumpuan/perletakan bertanda positip apabila arah putaran momen searah jarum jam, sebaliknya jumlah aljabar momen pada perletakan bertanda negatip bila arah putaran berlawanan jarum jam. WOKSHOP/PELATIHAN Diketahui penampang dengan ukuran-ukuran seperti tergambar. Tentukanlah letak pusat pusat berat dengan cara analitis dan grafis terhadap sb-x dan sb-y. Y h1 5 cm 1 3 h3 h b1 = 1 cm + X b = cm + X/ b3 = 5 cm + X h1 = 1 cm + X/ h = 11 cm + X h3 = 4 cm + X/ Catatan : X = satu angka terakhir No.Stb. b1 b b3 3 cm X Penyelesian : CAA ANALITIS X = -1 b1 = 9 cm ; b = 1,5 cm ; b3 = 4 cm ; h1 =,5 cm ; h = 1 cm ; h3 = 3,5 cm a). Luas. F1 = b1. h1 = (9 cm). (,5 cm) = 4,5 cm. F = b. h = (1,5 cm). (1 cm) = 15, cm. 18

F3 = b3. h3 = (4 cm). (3,5 cm) = 14, cm. Jumlah Ftotal = 33,5 cm. b). Letak Pusat Berat Penampang Terhadap sb-x dan sb-y. x1 = (5 cm) + ½ b1 = 1/ (9 cm) + (5 cm) = 9,5 cm. x = (5 cm) + b1 + ½ b = (5 cm) + (9 cm) + 1/ (1,5 cm) = 14,75 cm. x3 = (5 cm) + b1 + b + ½ b3 = (5 cm) + (9 cm) + (1,5 cm) + 1/ (4 cm) = 17,5 cm. y1 = (3 cm) + h ½ h1 = (3 cm) + (1 cm) 1/ (,5 cm) = 1,75 cm. y = (3 cm) + ½ h = (3 cm) + 1/ (1 cm) = 8 cm. y3 = (3 cm) + ½ h3 = (3 cm) + 1/ (3,5 cm) = 4,75 cm. Mx1 = F1. y1 = (4,5 cm ). (1,75 cm) = 57,375 cm 3. Mx = F. y = (15 cm ). (8 cm) = 1, cm 3. Mx3 = F3. y3 = (14 cm ). (4,75 cm) = 66,5 cm 3. Jumlah Mx = 43,875 cm 3. My1 = F1. x1 = (4,5 cm ). ( 9,5 cm) = 4,75 cm 3. My = F. x = (15 cm ). (14,75 cm) = 1,5 cm 3. My3 = F3. x3 = (14 cm ). (17,5 cm) = 45, cm 3. Jumlah My = 59, cm 3. My 59, X = 15,19 cm dari sumbu Y. Ftotal 33,5 Mx 43,875 Y = 7,8 cm dari sumbu X. Ftotal 33,5 Kunci Jawaban No. b1 b b3 h1 h h3 F1 F F3 Ftotal x1 x x3 Stb. cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm cm -1 9. 1.5 4..5 1. 3.5 4.5 15. 14. 33.5 9.5 14.75 17.5 1.. 5. 1. 11. 4. 1... 5. 1. 16. 19.5 1 11..5 6. 1.5 1. 4.5 16.5 3. 7. 73.5 1.5 17.5 1.5 1. 3. 7.. 13. 5. 4. 39. 35. 98. 11. 18.5 3.5 3 13. 3.5 8..5 14. 5.5 3.5 49. 44. 15.5 11.5 19.75 5.5 4 14. 4. 9. 3. 15. 6. 4. 6. 54. 156. 1. 1. 7.5 5 15. 4.5 1. 3.5 16. 6.5 5.5 7. 65. 189.5 1.5.5 9.5 6 16. 5. 11. 4. 17. 7. 64. 85. 77. 6. 13. 3.5 31.5 7 17. 5.5 1. 4.5 18. 7.5 76.5 99. 9. 65.5 13.5 4.75 33.5 8 18. 6. 13. 5. 19. 8. 9. 114. 14. 38. 14. 6. 35.5 9 19. 6.5 14. 5.5. 8.5 14.5 13. 119. 353.5 14.5 7.5 37.5 y1 y y3 Mx1 Mx Mx3 My1 My My3 cm cm cm cm 3 cm 3 cm 3 cm 3 cm 3 cm 3 1.75 8. 4.75 57.375 1. 66.5 4.75 1.5 45. 13.5 8.5 5. 135. 187. 1. 1. 35. 39. 14.5 9. 5.5 35.15 7. 141.75 173.5 517.5 58.5 15. 9.5 5.5 36. 37.5 19.5 64. 71.5 8.5 15.75 1. 5.75 511.875 49. 53. 373.75 967.75 11. 16.5 1.5 6. 693. 63. 34. 54. 16. 1485. 17.5 11. 6.5 95.65 79. 46.5 656.5 16. 1917.5 18. 11.5 6.5 115. 977.5 5.5 83. 1997.5 45.5 18.75 1. 6.75 1434.375 1188. 67.5 13.75 45.5 315. 19.5 1.5 7. 1755. 145. 78. 16. 964. 369. 19

.5 13. 7.5 116.15 169. 86.75 1515.5 354.5 446.5 Mx My X Y cm 3 cm 3 cm cm 43.875 59. 15.19 7.8 4. 84. 16.19 8.1 646.875 171.5 17.3 8.8 93. 188. 18.45 9.4 154.875 463.5 19.63 1. 1647. 349..83 1.56 13.875 4175.75.4 11.1 63. 555. 3.5 11.64 39.875 6498. 4.47 1.17 398. 7916. 5.7 1.69 4668.875 95.5 6.93 13.1