ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BERBASIS STATISTICAL QUALITY CONTROL (STUDI KASUS PADA PT APPAREL ONE INDONESIA)

dokumen-dokumen yang mirip
Prosiding Manajemen ISSN:

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENGENDALIKAN TINGKAT KERUSAKAN PRODUK EKSPOR DI PT. ASIA PACIFIC FIBERS, TBK KALIWUNGU

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

ABSTRACT. Keyword : Quality, Defect Product, Statistical Quality Control, and np Control Chart. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk

ABSTRAK. Kata kunci : Pengendalian Kualitas, peta kendali u, diagram sebab akibat, kulit. Universitas Kristen Maranatha. vii

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN ALAT BANTU STATISTIK (SEVEN TOOLS) DALAM UPAYA MENEKAN TINGKAT KERUSAKAN PRODUK

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha

BAB III METODE PENELITIAN

The use of Statitical Quality Control to reduce a defective product at shoes company CV. Fortuna shoes. Abstract

ABSTRACT. Keywords: Quality Control, Statistical Assistance Tools, Product Damage. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

ABSTRACT. Keywords: Product defects, quality control, statistical aid. Universitas Kristen Marantaha

Daftar Pustaka. Al Fakhri, faiz Analisis Pengendalian Kualitas Produksi di PT. Masscom

BAB I PENDAHULUAN. satu yang dapat dilakukan perusahaan agar mampu bersaing adalah

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK END 200 DENGAN METODE STATISTICAL PROSES KONTROL PADA PT. UNITED CAN COMPANY LTD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

BAB 2 LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6

BAB 2 LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak terhadap persaingan bisnis yang semakin tinggi dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java

ANALISIS QUALITY CONTROL PADA PRODUKSI SUSU SAPI DI CV CITA NASIONAL GETASAN TAHUN Oleh Yuliyarto Alumni STIE AMA Salatiga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba

Pengendalian Kualitas Kertas Dengan Menggunakan Statistical Process Control di Paper Machine 3

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA

Analisis Kualitas Tenun Sarung Menggunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. PTI Pekalongan

Analisis Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control Pada PT. X

STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL

Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang)

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. manajemen yang berguna untuk menerapkan keputusan-keputusan dalam upaya

ANALISIS PRODUKSI KAYU LAPIS MENGGUNAKAN STATISTICAL QUALITY CONTROL

Prosiding Manajemen ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

KUALITAS PRODUK BEDAK TWO-WAY CAKE DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DAN FMEA PADA PT UNIVERSAL SCIENCE COSMETIC

ABSTRAK ABSTRAK. Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Peta kendali P, Histogram, Pareto, diagram sebab- akibat. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

Anjasoa et al., 2016 Analisis Pengendalian Kualitas Produk Genteng pada UD Genteng Jaya...

ANALISIS USULAN PERBAIKAN KUALITAS PADA PROSES PERAKITAN PINTU MOBIL PADA PT. MERCEDES-BENZ INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN DMAIC

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.

ABSTRAK. Kata kunci: pengendalian kualitas, diagram pareto, peta kendali p, diagram sebab-akibat. Universitas Kristen Maranatha

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia industry manufaktur maupun jasa semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. dan kemajuan yang cukup signifikan. Hal ini bisa terjadi karena adanya niat serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat

ABSTRACT. Keywords: Quality Control, Types of Pants Defects, c Chart, Check Sheet, Pareto Diagram, Fish Bone Diagram. vi Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENGENDALIAN KUALITAS SEWING DI PT. BINA BUSANA INTERNUSA III SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perekonomian telah memasuki era globalisasi yang akan diwarnai

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Pengendalian kualitas, peta kendali c, diagram sebab akibat, jam tangan kayu. vii

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen operasi merupakan salah satu dari tiga fungsi utama pada

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL QUALITY CONTROL (SQC) UNTUK MEMINIMUMKAN PRODUK GAGAL PADA TOKO ROTI BAROKAH BAKERY

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016

(Studi Kasus di PT Panca Bintang Tunggal Sejahtera)

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI DALAM UPAYA MENGENDALIKAN TINGKAT KERUSAKAN PRODUK Oleh : Darsono. Abstraksi

ANALISIS PETA KENDALI p YANG DISTANDARISASI DALAM PROSES PRODUKSI REGULATOR SET FUJIYAMA (Studi Kasus : PT. XYZ)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di zaman seperti sekarang ini dengan kemajuan industri yang didukung

EVALUASI PENGAWASAN KUALITAS PRODUK KAYU LAPIS PADA CV CIPTA USAHA MANDIRI JURNAL PENELITIAN

ABSTRACT. Keywords: Quality Control, Types of Sleeping Clothes, p Chart, Check Sheet, Pareto Diagram, Fish Bone Diagram. vii

ANALISA PENGURANGAN DEFECT

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak perusahaan yang bergerak dalam bisnis produk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Implementasi Pengendalian Kualitas Dengan Menggunakan Metode Statistik Pada Pabrik Cat CV X Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (Studi Kasus pada Kantor Pos Mpc Bandung)

Kata kunci: SPC; Granule; Clay

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BERBASIS STATISTICAL QUALITY CONTROL (STUDI KASUS PADA PT APPAREL ONE INDONESIA) Muhammad Naufal Luthfi, Rustono, Khairul Saleh Program Studi Manajemen Bisnis International, Jurusan Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Semarang ABSTRACT This study aims to determine how is the implementation of quality control products conducted in PT Apparel One Indonesia by using statistical methods. The data collecting method in this study is direct observation conducted in August 2015. Analysis of quality control is done using statistical methods contained in Statistical Quality Control (SQC) such as check sheets, histograms, p-charts, pareto charts and cause-effect diagram. C Chart analysis results indicate that there are four days which are still experiencing irregularities. Data on the number 14 (August 21 th ) and 16 (August 25 th ) has passed the lower limit which means percentage failure is good enough to close to 0. However the data number 13 (August 20 th ) and 18 (August 27 th ) the failure has passed the upper limit where the failure is reach 7.60 % and 8.14 % indicates that the process is in a state of uncontrolled or still experiencing irregularities. Based on Pareto diagram, it can be seen that the failure is mostly caused by skip at 30.4% followed by puckering 20.4 % then cleanliness 18.4 %, caused by broken 17.5 % and measure 13.3 %. From the analysis of cause-effect diagram, it is also seen that the factors causing products failure is derived from human factors, machinery production, working methods, materials/ raw materials and work environment. In order to prevent failure, the company can take preventive and corrective measures to reduce the level of product failure and improve product quality, such as training the worker, doing maintenance regularly, and inspection on the material quality. Keywords: Quality Control, Statistical Methods, Statistical Quality Control 65

PENDAHULUAN Tujuan utama setiap perusahaan pada dasarnya adalah untuk memperoleh laba yang optimal sesuai dengan perkembangan perusahaan dalam perusahaan ditentukan berdasarkan ukuran dan karakteristik tertentu (Juita, 2005 dalam Fakhri, 2010). Produk yang berkualitas akan memberikan keuntungan bisnis. jangka panjang. Namun, tuntutan Namun, meskipun proses produksi konsumen yang senantiasa berubah menuntut perusahaan agar lebih fleksibel dalam memenuhi tuntutan konsumen, hal ini berhubungan langsung dengan seberapa baikkualitas produk yang dihasilkan dan diterima konsumen. Hal ini menyebabkan perusahaan harus dapat mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan atau bahkan lebih baik lagi. Untuk menghasilkan kualitas yang terbaik diperlukan upaya perbaikan yang berkesinambungan (continuous improvement) terhadap kemampuan produk, manusia, proses dan lingkungan (La Hatani, 2008). Kualitas produk yang dihasilkan telah dilaksanakan dengan baik, pada kenyataannya seringkali masih ditemukan ketidaksesuaian antara produk yang dihasilkan dengan yang diharapkan, kualitas produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar, atau dengan kata lain produk yang dihasilkan mengalami kerusakan/ kegagalan/ cacat produk. Hal tersebut disebabkan adanya penyimpangan dari berbagai faktor, baik yang berasal dari bahan baku, tenaga kerja maupun kinerja dari fasilitas mesin yang digunakan dalam proses produksi. Ada banyak metode yang membahas mengenai kualitas dengan karakteristik masing-masing. Untuk mengukur 66

seberapa besar tingkat kerusakan suatu produk yang masih dapat diterima perusahaan yaitu dengan cara menentukan batas toleransi dari cacat produk yang dihasilkan, dapat melalui metode pengendalian kualitas dengan menggunakan alat bantu statistik. Metode pengendalian kualitas yang didalam pelaksanaannya menggunakan alat bantu statistik yaitu pengendalian kualitas secara statistik menggunakan SPC (Statistical Process Control) dan SQC (Statistical Quality Control), mempunyai 7 alat statistik utama yang digunakan sebagai alat bantu mengendalikan kualitas sebagaimana disebutkan juga oleh Heizer dan Render dalam bukunya Manajemen Operasi (2006: 263-268), antara lain: checksheet, histogram, control chart, diagram pareto, diagram sebab akibat, scatterdiagram dan diagam proses, dimana proses produksi dikendalikan kualitasnya mulai dari awal sampai produk itu jadi. Sebelum dipasarkan, produk diinspeksi terlebih dahulu oleh departemen yang bertanggung jawab, apabila ada produk yang jelek (reject), maka produk itu dipisahkan sehingga produk yang dihasilkan jumlahnya berkurang. PT Apparel One Indonesia adalah perusahaan yang bergerak dalam industry garmen, PT Apparel One Indonesia memproduksi sportswear dari brand Adidas. Proses pengendalian kualitas PT Apparel One Indonesia adalah dengan menyeleksi hasil produk jadi dengan menggunakan metode 100% check, yaitu menyeleksi satu per satu produk jadi. Perusahaan mempunyai target standar/ sasaran mutu yang ditetapkan oleh perusahaan di awal produksi dengan hasil produksi yang dihasilkan dan produk yang mengalami kegagalan tidak lebih dari 5% dari 67

jumlah produksi. Kenyataanya tingkat kecacatan produk mencapai 6%, ini melebihi batas toleransi kecacatan produk yaitu tidak lebih dari 5%. Hal ini menyebabkan kerugian berupa pemborosan, terlebih apabila produk yang mengalami kecacatan jumlahnya melebihi batas toleransi yang telah diterapkan perusahaan. Dari data yang didapat, dapat diketahui bahwa jumlah produk cacat setiap bulan nya adalah tidak sama. Tingkat kegagalan produk masih ada melebihi batas toleransi perusahaan yaitu 5%. Presentase kegagalan tertinggi terjadi pada bulan Agustus 2015 mencapai 6.80%, dari data tersebut maka dalam penelitian ini difokuskan untuk meneliti kegagalan produk pada bulan Agustus 2015. Dengan detail defect sebagai berikut: skip sebanyak 4931, cleanliness sebanyak 2982, puckering sebanyak 3315, broken sebanyak 2835, measure sebanyak 2150 dengan total defect sebesar 16213. Rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimana pelaksanaan pengendalian kualitas di PT Apparel One Indonesia dalam upaya menekan tingkat produk cacat pada produk yang dihasilkan guna memenuhi batas toleransi? b. Jenis kerusakan apa saja yang terjadi pada produk pakaian jadi yang diproduksi oleh PT Apparel One Indonesia? c. Faktor apa saja yang menyebabkan kerusakan pada produk pakaian jadi yang diproduksi oleh PT Apparel One Indonesia? Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk menganalisis bagaimana pelaksanaan pengendalian kualitas di PT Apparel One Indonesia dalam 68

upaya menekan tingkat kerusakan produk. b. Menganalisis jenis-jenis kerusakan yang terjadi pada produk yang diproduksi oleh PT Apparel One Indonesia. c. Mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kerusakan pada produk yang diproduksi oleh PT Apparel One Indonesia. mempertahankan dan meningkatkan kualitas suatu produk dan jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat memenuhi kepuasan konsumen. Pengendalian Kualitas Statistik. Pengendalian kualitas secara statistik dilakukan dengan menggunakan kombinasi alat bantu statistik yang terdapat pada SPC (Statistical Process Control) dan SQC (Statistical Quality LANDASAN TEORI Kualitas. Heizer & Render (2009) mengatakan bahwa kualitas adalah keseluruhan corak dan karakteristik dari produk atau jasa yang berkemampuan untuk memenuhi kebutuhan yang tampak jelas maupun yang tersembunyi. Pengendalian Kualitas. Vincent Gasperz (2005) pengendalian kualitas adalah suatu teknik dan tindakan yang terencana, dilakukan untuk mencapai, Control). Statistical Process Control. Heizer dan Render (2006) menyatakan bahwa SPC adalah sebuah proses yang digunakan untuk mengawasi standar, membuat pengukuran dan mengambil tindakan perbaikan selagi sebuah produk atau jasa sedang diproduksi. Statistical Quality Control. adalah suatu sistem yang dikembangkan untuk menjaga standar yang uniform dari kualitas hasil produksi, pada 69

tingkat biaya yang minimum dan menerapkan bantuan untuk mencapai efisiensi. Tujuan Pengendalian Kualitas. Sofjan Assauri (1998) berpendapat bahwa tujuan pengendalian kualitas adalah untuk mendapatkan jaminan bahwa kualitas produk atau jasa yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan dengan mengeluarkan biaya yang ekonomis atau serendah mungkin. Faktor Pengendalian Kualitas. Douglas C. Montgomery (2001) mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan adalah kemampuan proses, spesifikasi yang berlaku, tingkat ketidaksesuaian yang dapat diterima dan biaya kualitas. Biaya Kualitas. Biaya kualitas sangat mempengaruhi tingkat pengendalian dimana biaya kualitas mempunyai hubungan yang positif dengan terciptanya produk yang berkualitas. Biaya kualitas meliputi biaya pencegahan, biaya deteksi, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal. Alat Bantu Pengendalian Kualitas. Heizer dan Render (2006) menyatakan bahwa alat bantu pengendalian kualitas antara lain check sheet, histogram, control chart, diagram pareto, diagram sebab akibat, scatter diagram dan diagram proses. Langkah Pengendalian Kualitas. Proses pengendalian kualitas tersebut dapat dilakukan salah satunya dengan melalui penerapan PDCA (plan-docheck-action). M. N. Nasution (2005) mengungkapkan bahwa tahap dalam siklus PDCA adalah merencanakan spesifikasi atau standar kualitas yang kualitas dalam menghasilkan produk baik, rencana yang telah disusun 70

diimplementasikan secara bertahap, bahan baku yang digunakan. memeriksa atau meneliti merujuk pada Metode Analisis. Pengolahan data penetapan apakah pelaksanaannya berada dalam jalur, dan penyesuaian dilakukan bila dianggap perlu, yang didasarkan hasil analisis di atas dilakukan dengan menggunakan alat bantu yang terdapat pada Statistical Quality Control (SQC) dan Statistical Process Control (SPC) (Heizer and METODE PENELITIAN Variabel. Terdapat 2 variabel pada Render, 2006). Adapun langkahlangkahnya sebagai berikut: Mengumpulkan data menggunakan penelitian ini yaitu variabel utama check sheet; membuat histogram; yaitu pengendalian kualitas dan subvariabel pengukuran kualitas yang diteliti yaitu pengukuran secara atribut yang digunakan untuk menentukan membuat peta kendali (C-chart) dengan cara sebagai berikut: a. Menghitung garis pusat/central Line (CL) tingkat ketidaksesuaian yang terjadi terhadap produk yang dihasilkan oleh Keterangan: perusahaan. Data yang digunakan : rata-rata produk cacat adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif yaitu data mengenai jumlah produksi dan data misdruk. Data kualitatif yaitu informasi mengenai jenis misdruk, penyebab terjadinya, bagan proses produksi, dan : jumlah produk cacat g : jumlah cacat periode agustus b. Menghitung batas kendali atas atau Upper Control Limit (UCL) Keterangan: 71

: rata-rata produk cacat c. Menghitung batas kendali bawah atau Lower Control Limit (LCL) dengan menggunakan histogram; membuat rekomendasi atau usulan perbaikan kualitas. Keterangan: : rata-rata produk cacat Apabila data yang diperoleh tidak seluruhnya berada dalam batas kendali yang ditetapkan berarti bahwa data HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan Data. Langkah ini untuk mengetahui permasalahan berdasarkan frekuensi dari jenis kegagalan dan mengambil keputusan yang diambil belum seragam. Hal untuk perbaikan kualitas. Adapun hasil tersebut menyatakan bahwa pengendalian kualitas yang dilakukan PT Apparel One Indonesia masih perlu perbaikan. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik c-chart apabila ada titik yang berfluktuasi secara tidak beraturan yang menunjukkan bahwa proses produksi masih mengalami penyimpangan. Langkah selanjutknya adalah mencari faktor penyebab yang paling dominan dengan diagram sebab-akibat, setelah diketahui pengumpulan data melalui check sheet yang telah dilakukan didapat hasil bahwa rata-rata presentase kegagalan pada bulan agustus adalah 6,8%. Histogram. Tampilan grafis dari data yang dikumpulkan, dimana setiap tampilan batang menunjukan proporsi frekuensi pada masing-masing kategori secara berdampingan. GAMBAR 1 HISTOGRAM KEGAGALAN PRODUK masalah utama yang paling dominan 72

C Chart of total defect 0 1 0 0 1 UCL=896.1 0 0 _ C=810.6 Sumber: Analisis MS. Excel, 2016 Dari hasil histogram diatas, terlihat bahwa jumlah produk yang mengalami 0 1 0 1 3 5 7 9 1 1 1 3 1 5 1 7 1 9 Sample Sumber: Analisis Software Minitab 17, 2016 LCL=725.2 cacat tertinggi adalah jenis cacat Skip dengan jumlah cacat sebanyak 4931 produk, kemudian diikuti oleh cacat yang disebabkan oleh Puckering sebanyak 3315 produk, cacat yang disebabkan karena Cleanliness berjumlah 2982, lalu yang disebabkan oleh Broken sebanyak 2835 produk, dan cacat yang disebabkan akibat Measure berjumlah 2150 produk. C-Chart. Diagram c-chart produk sportswear. GAMBAR 2 DIAGRAM C CHART CACAT PRODUK AGUSTUS 2015 Dari hasil analisis peta kendali diatas dengan menggunakan Minitab 17, dapat dilihat bahwa masih terdapat data yang berada diluar batas kendali atas maupun bawah. Bisa dilihat untuk data pada nomor 14 (21 agustus) telah melewati batas bawah yang berarti presesntase kegagalan sudah cukup baik karena semakin mendekati 0 maka dapat diartikan semakin baik. Namun, pada data nomor 10 (14 Agustus) dan nomor 18 (27 Agustus) kegagalan telah melewati batas atas yaitu dimana kegagalan mencapai 901 dan 970 kegagalan Hal ini menyatakan bahwa proses pengendalian di PT 73

Apparel One Indonesia perlu perbaikan yang lebih lanjut. Implikasi Penelitian. Hasil perhitungan menggunakan peta kendali c menunjukan bahwa proses produksi masih mengalami penyimpangan atau tidak dalam batas pengendalian yang ditentukan. Karena adanya titik berfluktuasi sangat tinggi dan tidak beraturan dan berada diluar dari batas pengendalianya. Bisa dilihat dari data pada data nomor 10 (14 Agustus) dan nomor 18 (27 Agustus) kegagalan telah melewati batas atas yaitu dimana kegagalan mencapai 901 dan 970 kegagalan Hal ini menyatakan bahwa proses pengendalian di PT Apparel One Indonesia perlu perbaikan yang lebih lanjut. Dari hasil analisis Pareto Chart dapat diketahui bahwa jenis kegagalan terbesar adalah jenis cacat Skip dengan jumlah cacat cacat yang disebabkan oleh Puckering 20.4%, cacat yang disebabkan karena Cleanlinnes berjumlah 18.4%, lalu yang disebabkan oleh Broken sebesar 17.5% dan cacat yang disebabkan akibat Measure 13.3%. Setelah diketahui presentase kegagalan untuk tiap jenis jenis kegagalan maka dapat setelah itu dapat menggunakan diagram sebab akibat atau diagram tulang ikan (Fishbone Chart) untuk menelusuri penyebab timbulnya kegagalan tersebut. Dari hasil analisis menggunakan diagram sebab akibat atau diagram tulang ikan (Fishbone Chart) secara umum, ada tiga faktor dominan yang menyebabkan terjadinya kegagalan produk adalah disebabkan oleh faktor personnel (manusia), faktor material dan faktor machine/ mesin. Untuk faktor personnel (manusia) sebesar 30.4% kemudian diikuti oleh diakibatkan adanya kesalahan dan 74

ketidak pahaman pekerja dalam mengatur mesin dan keteledoran dari pekerja yang tidak disiplin atau tidak telti dalam bekerja. Selain itu pekerja juga sering tidak menaati peraturan atau standar operasional yang berlaku sehingga banyak menimbulkan produk perusahaan untuk meningkatkan kinerja manufakturnya terutama dalam hal melakukan pengendalian kualitas produksi, agar secara konsisten dapat menghasilkan produk yang berkualitas dengan menekan tingkat kegagalan menjadi serendah mungkin. yang cacat. Untuk faktor material disebabkan dari bahan baku yang PENUTUP diterima dari tempat penyimpanan Kesimpulan. Berdasarkan penelitian yang kondisinya sudah rusak. Kejadian tersebut dikarenakan kurangnya pengawasan terhadap proses penyimpanan bahan baku. Untuk faktor machine diakibatkan ketidakstabilan mesin yang digunakan untuk produksi, terkadang mesin ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat bantu statistik dengan peta kendali c dalam pengendalian kualitas produk dapat mengidentifikasikan bahwa produk berada di luar batas kendali yang seharusnya. Hal tersebut seperti yang mengalami eror pada saat proses ditunjukkan pada grafik kontrol yang produksi berlangsung, ataupun settingannya yang mudah berubah, komponen yang seringkali rusak serta sering macet. Dengan hasil ini cukup untuk dapat membuka pandangan memperlihatkan bahwa titik berfluktuasi sangat tinggi dan tidak beraturan, serta banyak terdapat titik yang keluar dari batas kendali. Dilihat dari data pada nomor 14 (21 agustus), 75

16 (25 Agustus), dan 19 (28 Agustus) telah melewati batas bawah yang berarti presesntase kegagalan sudah cukup baik karena semakin mendekati 0 maka dapat diartikan semakin baik. Namun, pada data nomor 13 (20 Agustus) dan nomor 18 (27 Agustus) kegagalan telah melewati batas atas yaitu dimana kegagalan mencapai 7.60% dan 8.14% yang mengindikasikan bahwa proses berada dalam keadaan tidak terkendali atau masih mengalami penyimpangan. Berdasarkan diagram pareto, prioritas perbaikan yang perlu dilakukan oleh PT Apparel One Indonesia untuk menekan atau mengurangi jumlah kegagalan produk yang terjadi dalam produksi dapat dilakukan pada kegagalan produk Skip terlebih dahulu, karena presentase kegagalan sebesar 30.4% kemudian diikuti oleh cacat yang disebabkan oleh Puckering 20.4%, cacat yang disebabkan karena Cleanlinnes berjumlah 18.4%, lalu yang disebabkan oleh Broken sebesar 17.5% dan cacat yang disebabkan akibat Measure 13.3%. Saran. PT Apparel One Indonesia perlu menggunakan metode statistik (Statistical Quality Control) untuk dapat mengetahui jenis kerusakan yang sering terjadi, seberapa banyak kerusakan yang terjadi dan faktorfaktor yang menjadi penyebabnya. Berdasarkan analisis menggunakan alat bantu statistik yang telah dilakukan, perusahaan dapat melakukan perbaikan kualitas dengan memfokuskan perbaikan pada jenis kegagalan yang memiliki jumlah besar atau dominan dalam produksi, yang disebabkan oleh faktor antara lain; manusia, mesin, metode, material dan lingkungan. Secara umum penyebab utama terjadinya kegagalan produk 76

berasal dari faktor material, manusia dan mesin. Hal tersebut berdasarkan pengamatan yang dilakukan dimana kerusakan pada produk sportswear, pada saat proses produksi benang berlangsung menggunakan mesin yang mana setiap mesin dijalankan oleh satu operator. Oleh karena itu, usulan tindakan untuk mengatasi terjadinya kegagalan produk yang disebabkan oleh faktor tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: pengecekan bahan baku harus lebih teliti, melakukan pengawasan atas para pekerja dengan lebih ketat, DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofjan. 1998. Manajemen Operasi Dan Produksi. Jakarta : LP FE UI Montgomery, Douglas C. 2001. Introduction to Statistical Quality Control.4 th Edition. New York : John Wiley & Sons, Inc. Prawirosentono, Suyadi. 2007. Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu terpadu Abad 21 Kiat Membangun Bisnis Kompetitif. Jakarta : Bumi Aksara. Heizer, Jay and Barry Render. 2009. memberikan pelatihan kepada para Operations Management pekerja, melakukan pengecekan kesiapan mesin sebelum dan sesudah digunakan agar sesuai standar operasional, melakukan perawatan (Manajemen Operasi) 9 th Edition. Jakarta : Salemba Empat. Hatani, La. 2008. Manajemen Pengendalian Mutu Produksi Roti mesin secara berkala, tidak hanya Melalui Pendekatan Statistical ketika mesin mengalami kerusakan saja. Quality Control (SQC). Tsutsui, William M. 1996. 77

W.Edwards Deming and the Origins of Quality Control in Japan. Journal of Japanese Studies, Vol. 22 No. 2 (Summer, (25 Mei 2016). Hermawati, Sri dan Sunarto. 2007. Analisis Pengendalian Mutu Produk PT. Meiwa Indonesia Plant 1996) II Depok. Gasperz, Vincent. 2005. Total Quality Management. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Nasution, M. N. 2005.Manajemen Mutu Terpadu. Bogor : Ghalia Indonesia. Fakhri, Al. 2010. Analisis Pengendalian Kualitas Pada PT. http://publication.gunadarma.ac.id/ bitstream/123456789/543/1/sri_he rmaw ati_sunarto.pdf (25 Mei 2016). Siringoringo, Hotniar dan Fajar Sidik N. 2008. Analisis Cacat Produk Botol Milkuat 100 ml Faizuddin, Muhammad, 2015 Masscom Graphy Dalam Upaya ANALISIS PENGENDALIAN Mengendalikan Tingkat Kerusakan KUALITAS PRODUK DALAM Produk Menggunakan Alat Bantu UPAYA MENGENDALIKAN Statistik.Semarang : Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro. Christian, Wendy. 2013. TINGKAT KERUSAKAN PRODUK EKSPOR DI PT. ASIA PACIFIC FIBERS, Tbk KALIWUNGU Implementasi Pengendalian Kualitas Dengan Metode Statistik Pada XYZ http://repository.ubaya.ac.id/11091/ 78