PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTAJAKARTA NOMOR 169 TAHUN 2007 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 127 TAHUN 2007 TENTANG

5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 128 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

7. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 334 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUKAMARA

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PEMERINTAH KOTA KEDIRI KEDIRI KEDIRI

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

B A B P E N D A H U L U A N

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN

-1- GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 141 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT JIWA

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TAMIANG NOMOR 77 TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 38 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja.

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO UTARA

file/perbub/upt-puskesmas/2009 2

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT KHUSUS BERSALIN SAYANG IBU KELAS B

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 281 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG. Rumah Sakit Umum. Tata Kerja. Organisasi. Pencabutan.

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN.

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. D. 6 Nopember 2008

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN BUPATI MADIUN,

PROVINSI KALIMANTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG,

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

3. Bupati adalah Bupati Jombang. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten. 5. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 079 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN GUBERNURPROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 25 TAHUN 2017

BUPATI BURU PROVINSI MALUKU PERATURAN BUPATI BURU NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KOTA MADIUN

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG

2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan ( Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 100, Tambah Lembaran Negara Nomor 3445 );

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

MEMUTUSKAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LANDAK

BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 27 TAHUN 2007

BUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS

Transkripsi:

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTAJAKARTA NOMOR 169 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DINAS KESEHATAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 39 ayat (3) Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 58 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai pelaksanaan lebih lanjut Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2001, susunan organisasi dan tata kerja Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan dan Pusat Kesehatan Masyarakat Kelurahan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, dan dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan pada Pusat Kesehatan Masyarakat, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Daerah

Khusus Ibukota Jakarta. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan; 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; 6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; 7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 8. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran; 9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 10. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus ibukota Jakarta Sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah; 17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 18. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; 19. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah; 20. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 21. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/MENKES/SK/H/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat; 22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 23. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/02/M.PAN/1/2007 tentang Pedoman Organisasi Satuan Kerja di lingkungan instansi Pemerintah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum; 24. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Bentuk Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 25. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pokokpokok Pengelolaan Keuangan Daerah; 26. Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Barang Daerah; 27. Keputusan Gubernur Nomor 58 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 28. Peraturan Gubernur Nomor 29 Tahun 2006 tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 29. Keputusan Gubernur Nomor 2086 Tahun 2006 tentang

Penetapan 44 Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Sebagai Unit Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Yang Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Secara Bertahap; 30. Peraturan Gubernur Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Daerah dan Puskesmas Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DINAS KESEHATAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus ibukota Jakarta. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 3. Gubernur adalah Gubernur Provinsi Daerah Khusus ibukota Jakarta. 4. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus ibukota Jakarta. 5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 6. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Perangkat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dinas, Badan, Kantor, Kota Administrasi/Kabupaten Administrasi, Kecamatan dan Kelurahan. 7. Unit Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat UKPD adalah bagian atau subordinat SKPD.

8. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 9. Suku Dinas Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Sudin Kesmas adalah Suku Dinas Kesehatan Masyarakat di Kota Administrasi Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 10. Suku Dinas Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya disebut Sudin Yankes adalah Suku Dinas Pelayanan Kesehatan di Kota Administrasi Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 11. Kepala Sudin Kesmas adalah Kepala Suku Dinas Kesehatan Masyarakat di Kota Administrasi Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 12. Kepala Sudin Yankes adalah Kepala Suku Dinas Pelayanan Kesehatan di Kota Administrasi Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 13. Kecamatan adalah Kecamatan di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 14. Puskesmas Kecamatan adalah Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 15. Kepala Puskesmas Kecamatan adalah Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 16. Kelurahan adalah Kelurahan di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 17. Puskesmas Kelurahan adalah Pusat Kesehatan Masyarakat Kelurahan di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 18. Kepala Puskesmas Kelurahan adalah Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Kelurahan di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 19. Unit Pelayanan adalah bagian atau subordinat dari Puskesmas Kecamatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan. 20. Unit Penunjang adalah bagian atau subordinat dari Puskesmas Kecamatan yang melaksanakan pelayanan penunjang kesehatan.

BAB II KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 2 (1) Puskesmas Kecamatan merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan di bidang pelayanan, pembinaan dan pengembangan kesehatan masyarakat di Kecamatan. (2) Puskesmas Kecamatan dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas Kecamatan yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Kepala Sudin Kesmas. Pasal 3 (1) Puskesmas Kelurahan merupakan Unit Kerja Dinas Kesehatan di bawah Puskesmas Kecamatan di bidang pembinaan, pengembangan dan pelayanan kesehatan masyarakat di Kelurahan. (2) Puskesmas Kelurahan dipimpin oleh seorang Kepala Puskesmas Kelurahan yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas melalui Kepala Puskesmas Kecamatan. Pasal 4 (1) Puskesmas Kecamatan mempunyai tugas melaksanakan pelayanan kesehatan perorangan dengan mengutamakan upaya penyembuhan (kuratif), pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan secara terpadu dengan upaya pencegahan (preventif) dan peningkatan (promotif) serta melaksanakan pemberdayaan Puskesmas Kelurahan. (2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Puskesmas Kecamatan mempunyai fungsi: a. penyusunan rencana kerja dan anggaran Puskesmas Kecamatan; b. pelaksanaan rencana kerja dan anggaran yang telah ditetapkan; c. pelaksanaan pelayanan kesehatan perorangan; d. penyelenggaraan pelayanan medis umum; e. penyelenggaraan asuhan keperawatan; f. penyelenggaraan pelayanan persalinan; g. penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi dan mulut;

h. penyelenggaraan pelayanan kesehatan spesialis terbatas kebidanan, kesehatan anak, penyakit dalam, mata dan telinga, hidung dan tenggorokan; i. penyelenggaraan rawat inap terbatas; j. penyelenggaraan pelayanan penunjang medis laboratorium, radiologi, gizi, farmasi, dan optik; k. penyelenggaraan pelayanan ambulans rujukan; l. penyelenggaraan pelayanan Keluarga Berencana; m. penyelenggaraan pelayanan imunisasi; n. penyelenggaraan pelayanan 24 jam; o. penyelenggaraan pelayanan rujukan; p. penyelenggaraan konsultasi kesehatan perorangan; q. penyelenggaraan pemberdayaan puskesmas Kelurahan; r. penyelenggaraan pencatatan medis; s. penyelenggaraan pemeliharaan perawatan peralatan kedokteran, peralatan keperawatan, peralatan perkantoran dan peralatan medis lainnya; t. penyelenggaraan peningkatan dan penjaminan mutu pelayanan; u. penyusunan standar operasional prosedur v. pengelolaan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, surat menyurat, dan kearsipan serta kebersihan, keamanan dan keindahan Puskesmas; w. pembinaan dan pengembangan kesehatan kerja; x. pemeriksaan jenazah; y. pengumpulan dan pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan tugas dan fungsi yang diselenggarakan oleh Puskesmas Kelurahan; z. pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan fungsi Puskesmas Kecamatan; aa. pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Puskesmas Kecamatan secara berkala setiap bulan dan setiap 3 (tiga) bulan kepada Kepala Dinas Kesehatan melalui Kepala Suku Dinas Kesmas. (3) Puskesmas Kecamatan merupakan bagian dari sistem Kesehatan Daerah dan penanggulangan kejadian luar biasa dan/atau sejenis itu di bidang kesehatan. Pasal 5 (1) Puskesmas Kelurahan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan, pengembangan dan pelayanan kesehatan masyarakat di Kelurahan. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Puskesmas Kelurahan mempunyai rincian tugas : a. menyusun dan melaksanakan rencana kerja dan anggaran Puskesmas Keiurahan;

b. melaksanakan rencana kerja dan anggaran yang telah ditetapkan; c. melaksanakan pembinaan dan pengembangan kesehatan keluarga, bayi, balita, prasekolah sekolah, remaja, ibu dan usia lanjut; d. melaksanakan upaya kesehatan lingkungan bekerja sama dengan Kelurahan yang bersangkutan; e. melaksanakan upaya perbaikan gizi masyarakat; f. melaksanakan pembinaan dan pengembangan kader kesehatan meliputi dokter kecil, kader kesehatan remaja, kader Posyandu, dukun beranak/peraji, kader Pengawas Minum Obat (PMO), juru pemantau jentik, dan kader kesehatan lainnya; g. melaksanakan pengamatan dan penanggulangan penyakit menular yang meliputi surveilans penyakit, penyelidikan epidemiologi untuk demam berdarah, keracunan makanan, pemantauan jentik berkala untuk demam berdarah dan survey penyakit yang berpotensi menjadi wabah; h. melaksanakan kunjungan rumah untuk registrasi dan pemutakhiran data keluarga miskin, pemegang Kartu Keluarga Miskin, Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin, kasus kematian karena penyakit tertentu, usia lanjut, gizi buruk, penderita TBC, imunisasi, ibu hamil, dan kusta; i. melaksanakan pembinaan dan pengembangan kegiatanposyandu; j. memberikan masukan dan bantuan pelaksanaan pengasapan dalam rangka penanggulangaf; demam berdarah kepada Kelurahan dan Sudin Kesmas; k. memberikan masukan mengenai kebersihan dan penataan permukiman dalam rangka pemeliharaan dan peningkatan kesehatan lingkungan kepada Kelurahan, Sudin Kesmas dan Unit Kerja terkait lainnya; l. melaksanakan pelayanan medis berupa klinik umum, klinik gigi, klinik KB, klinik Kesehatan Ibu dan Anak dan klinik tindakan; m. melaksanakan pencatatan medis; n. penyelenggaraan kefarmasian sederhana; o. melaksanakan kegiatan administrasi perkantoran; p. mengolah dan menganalisis data hasil pelaksanaan tugas dan fungsi Puskesmas Kelurahan secara berkala setiap bulan kepada Kepala Suku Dinas Kesmas melalui Kepala Puskesmas Kecamatan; q. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Puskesmas Kelurahan secara berkala setiap bulan dan setiap 3 (tiga) bulan kepada Kepada Puskesmas Kecamatan. (3) Puskesmas Kelurahan merupakan bagian dari system Kesehatan Daerah dan penanggulangan kejadian luar biasa

dan/atau sejenis di bidang kesehatan. BAB III ORGAN IS AS I Bagian Pertama Susunan Organisasi Pasal 6 (1) Susunan organisasi Puskesmas Kecamatan terdiri dari : a. Kepala Puskesmas Kecamatan; b. Subbagian Tata Usaha dan Keuangan; c. Seksi Pelayanan; d. Seksi Penunjang dan Kesmas; e. Unit Pelayanan; f. Unit Penunjang; dan g. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Bagan susunan organisasi Puskesmas Kecamatan adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan Gubernur ini. Pasal 7 (1) Susunan organisasi Puskesmas Keiurahan terdiri dari; a. Kepala Puskesmas Kelurahan; b. Penanggung Jawab Tugas; dan c. Keiompok Jabatan Fungsional. (2) Bagan susunan organisasi Puskesmas Keiurahan adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan Gubernur. Bagian Kedua Puskesmas Kecamatan Pasal 8 Kepala Puskesmas Kecamatan mempunyai tugas : a. memimpin, mengkoordinasikan, mengawasi dan mengendalikan peaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4; b. memimpin dan mengkoordinasikan, mengawasi, mengendalikan

dan mengevaluasi pelaksanaan tugas Kepala Subbagian Tata Usaha dan Keuangan, para Kepala Seksi, dan Kelompok Jabatan Fungsional; c. mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan tugas Puskesmas Kelurahan; d. mengupayakan peningkatan dan pengembangan pelayanan Puskesmas Kecamatan baik kualitas maupun kuantitas; e. melaksanakan koordinasi vertikal, horizontal dan diagonal dengan SKPD/UK dalam rangka peningkatan pelayanan Puskesmas Kecamatan; dan f. melaporkan dan mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan tugas dan fungsi Puskesmas Kecamatan. Pasal 9 (1) Subbagian Tata Usaha dan Keuangan mempunyai tugas : a. menyusun rencana kegiatan dan anggaran Subbagian Tata Usaha dan Keuangan; b. melaksanakan rencana kerja dan anggaran yang telah ditetapkan; c. menghimpun rencana kerja dan anggaran Seksi dan mengintegrasikannya dengan rencana kerja dan anggaran Subbagian Tata Usaha dan Keuangan menjadi rencana kerja dan anggaran Puskesmas Kecamatan; d. melaksanakan pengelolaan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, penyelenggaraan upacara dinas, surat menyurat dan kearsipan serta keamanan, ketertiban, kebersihan, pemeliharaan, perawatan dan keindahan Puskesmas Kecamatan; e. melaksanakan kegiatan kehumasan dan pemasaran; f. melaksanakan monitoring pelaksanaan rencana kerja dan anggaran Puskesmas Kecamatan serta rencana kerja dan anggaran Puskesmas Kelurahan; g. menghimpun laporan dari Seksi serta Subbagian Tata Usaha dan Keuangan untuk disusun menjadi Iaporan Puskesmas Kecamatan; h. mengkoordinasikan penyusunan formula pemberian imbalan jasa kepada pegawai Puskemas Kecamatan i. menghimpun rencana kegiatan dan anggaran Puskesmas Kelurahan untuk ditempatkan tersendiri dalam rencana kerja dan anggaran Puskesmas Kecamatan; dan j. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Subbagian Tata Usaha dan Keuangan. (2) Subbagian Tata Usaha dan Keuangan; dipimpin oleh seorang KepalaSubbagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas Kecamatan.

Pasal 10 (1) Seksi Pelayanan mempunyai tugas : a. menghimpun masukan dari Unit Pelayanan untuk disusun menjadi rencana kegiatan dan anggaran Seksi Pelayanan; b. melaksanakan rencana kerja dan anggaran yang telah ditetapkan; c. mengupayakan pemenuhan kebutuhan prasarana dan sarana pelaksanaan tugas Unit Pelayanan; d. memonitor kelengkapan/ketersediaan dan kelayakan prasarana dan sarana Unit Pelayanan; e. menyusun standar operasional Unit Pelayanan; f. memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan standar pelayanan dan standar operasional oleh Unit Pelayanan; g. mengkoordinasikan, memonitor, mengawasi, mengevaluasi dan membina kegiatan pelayanan Unit Pelayanan; h. memfasilitasi kegiatan pengembangan kompetensi pelaksana pelayanan di Unit Pelayanan; i. menyusun rencana dan mengimplementasikan pengembangan Unit Pelayanan; j. menyiapkan bahan penyusunan pemberian imbalan jasa kepada pelaksana pelayanan di Unit Pelayanan dan disampaikan kepada Kepala Puskesmas Kecamatan melalui Kepala Subbagian Tata Usaha dan Keuangan; k. memfasilitasi dan mengupayakan penyelesaian permasalahan dan/atau klaim dari masyarakat atas pelayanan yang dilakukan oleh Unit Pelayaran; l. melaksanakan koordinasi dengan Seksi Penunjang dan Kesmas serta Subbagian Tata Usaha dan Keuangan dalam rangka peningkatan pelayanan Puskesmas Kecamatan; dan m. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Pelayanan. (2) Seksi Pelayanan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas Kecamatan. Pasal 11 (1) Seksi Penunjang dan Kesmas mempunyai tugas : a. menghimpun masukan dari Unit Penunjang untuk disusun menjadi rencana kerja dan anggaran Seksi Penunjang dan Kesmas; b. mengupayakan pemenuhan kebutuhan prasarana dan sarana pelaksanaan tugas Unit Penunjang;

c. memonitor ketersediaan dan kelayakan prasarana dan sarana Unit Penunjang; d. menyusun standar operasional Unit Penunjang; e. memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan standar pelayanan dan standar operasional oleh Unit penunjang; f. mengkoordinasikan, memonitor, mengawasi, mengevaluasi dan membina kegiatan pelayanan Unit Penunjang; g. memfasilitasi kegiatan pengembangan kompetensi pelaksana pelayanan di Unit Penunjang; h. menyusun rencana dan mengimplementasikan pengembangan Unit Penunjang; i. menyiapkan bahan penyusunan pamberian imbalan jasa kepada pelaksana pelayanan di Unit Penunjang dan disampaikan kepada Kepala Puskesmas melalui Kepala Subbagian Tata Usaha dan Keuangan; j. memfasilitasi dan mengupayakan penyelesaian permasalahan dan/atau klaim dari masyarakat atas pelayanan yang dilakukan oleh Unit Penunjang; k. melaksanakan koordinasi dengan Seksi Pelayanan dan Subbagian Tata Usaha dan Keuangan dalam rangka peningkatan pelayanan Puskesmas Kecamatan; l. melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan kesehatan kerja serta kegiatan kesehatan masyarakat lainnya yang tidak termasuk rincian tugas puskesmas Kelurahan; m. memelihara dan merawat peralatan kesehatan; n. memfasilitasi pemberdayaan Puskesmas Kelurahan; dan o. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi Penunjang dan Kesmas. (2) Seksi Penunjang dan Kesmas dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas Kecamatan. Pasal 12 (1) Unit Pelayanan mempunyai tugas antara lain melaksanakan pelayanan kesehatan umum, gigi dan mulut, spesialis, rumah bersalin, rawat inap, pelayanan 24 jam, dan ambulans. (2) Unit Pelayanan antara lain terdiri dari: a. Unit Kesehatan Umum; b. Unit Kesehatan Gigi dan Mulut; c. Unit Kesehatan Ibu dan Anak; d. Unit Kesehatan Spesialis; e. Unit Rawat Snap; f. Unit Rumah Bersalin; g. Unit Pelayanan 24 jam dan Ambulans;

h. Unit Pelayanan Keluarga Berencana; dan i. Kamar Operasi. (3) Penetapan pengurangan dan penambahan Unit Pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan keputusan Kepala Dinas setelah menerima pertimbangan dari Kepala Suku Dinas Kesehatan Masyarakat atas usul dari Kepala Puskesmas Kecamatan. (4) Untuk memperlancar pelaksanaan tugas Unit Pelayanan, Kepala Puskesmas Kecamatan dapat menugaskan satu orang Penanggung Jawab untuk memimpin satu atau beberapa Unit Pelayanan atas usul Kepala Seksi Pelayanan. (5) Penanggung jawab Unit Pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Pelayanan. (6) Uraian tugas Penanggung Jawab Unit Pelayanan ditetapkan Kepala Puskesmas Kecamatan atas usul Kepala Seksi Pelayanan. Pasal 13 (1) Unit Penunjang mempunyai tugas antara lain melaksanakan kegiatan pelayanan penunjang meliputi pelayanan farmasi, gizi, laboratorium, radiologi, pemeliharaan peralatan kesehatan dan fisioterapi. (2) Unit Penunjang antara lain terdiri dari: a. Unit Farmasi; b. Unit Gizi; c. Unit Laboratorium; d. Unit Radiologi; e. Unit Pemeliharaan Peralatan Kesehatan; dan f. Unit Fisioterapi. (3) Penetapan, pengurangan dan penambahan Unit Penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan setelah menerima pertimbangan dari Kepala Suku Dinas Kesehatan Masyarakat atas usul Kepala Puskesmas Kecamatan. (4) Untuk memperlancar pelaksanaan tugas Unit Penunjang, Kepala Puskesmas Kecamatan dapat menugaskan satu orang Penanggung Jawab untuk memimpin satu atau beberapa Unit Penunjang atas usul Kepala Seksi Penunjang dan Kesmas. (5) Penanggung Jawab Unit Penunjang sebagaimana dimaksud

pada ayat (4) dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Penunjang dan Kesmas. (6) Uraian tugas Penanggung Jawab Unit Penunjang ditetapkan Kepala Puskesmas Kecamatan atas usul Kepala Seksi Penunjang dan Kesmas. Pasal 14 (1) Kelompok Jabatan Fungsional merupakan wadah pengembangan kompetensi pejabat fungsional kesehatan dan fungsional lainnya yang bertugas di Puskesmas Kecamatan. (2) Untuk mengorganisasikan, memfasilkasi dan memimpin kegiatan pengembangan kompetensi pejabat fungsional dalam wadah Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Puskesmas Kecamatan dapat mengangkat satu orang pejabat fungsional sebagai Ketua Kelompok Jabatan Fungsional, satu orang pejabat fungsional sebagai SekretarisKelompok Jabatan Fungsional, dan tiga orang pejabat fusgsional sebagai Anggota Tim Kerja Kelompok Jabatan Fungsional. (3) Ketua Kelompok Jabatan Fungsional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas Kecamatan, Sekretaris Kelompok Jabatan Fungsional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua Kelompok Jabatan Fungsional dan Anggota Tim Kerja Kelompok Jabatan Fungsional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua Kelompok Jabatan Fungsional. (4) Dalam mengorganisasikan, memfasilitasi dan memimpin kegiatan Kelompok Jabatan Fungsional, Ketua Kelompok Jabatan Fungsional wajib berkoordinasi dan bekerja sama dengan Kepala Seksi Pelayanan, Kepala Seksi Penunjang dan Kesmas dan Kepala Subbagian Tata Usaha dan Keuangan. (5) Ketua, Sekretaris dan Anggota Tim Kerja Kelompok Jabatan Fungsional diangkat untuk masa tugas 3 (tiga) tahun, dan hanya dapat diangkat kembali untuk satu kali masa tugas berikutnya. (6) Ketua, Sekretaris dan Anggota Tim Kerja Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas : a. menyusun norma jabatan fungsional di Puskesmas Kecamatan; b. melaksanakan pengawasan dan pembinaan pelaksanaan norma jabatan fungsional; c. melaksanakan kegiatan peningkatan kompetensi pejabat fungsional;

d. membina kemitraan, keharmonisan dan kerja sama antar profesi jabatan fungsional; e. memfasilitasi penyelesaian permasalahan pelanggaran norma jabatan fungsional; f. memberikan rekomendasi sanksi terhadap pejabat fungsional yang melanggar norma pejabat fungsional, rekomendasi sanksi disampaikan kepada Kepala Puskesmas Kecamatan; dan g. melaporkan pelaksanaan tugas kepada Kepala Puskesmas Kecamatan dengan tembusan kepada Kepala Seksi Pelayanan, Kepala Seksi Penunjang dan Kesmas dan Kepala Subbagian Tata Usaha dan Keuangan. (7) Pejabat fungsional yang dapat diangkat sebagai Ketua atau Sekretaris Kelompok Jabatan Fungsional, sekurang-kurangnya harus memenuhi persyaratan : a. menduduki jabatan fungsional; b. memiliki dedikasi tinggi dalam menjalankan pelayanan profesi nya; c. memiliki nilai keteladanan dan dihormati oleh pejabat fungsional di Puskesmas Kecamatan; dan d. berperilaku baik di Puskesmas Kecamatan. (8) Rincian tugas Ketua dan Sekretaris Kelompok Jabatan Fungsional ditetapkan oleh Kepala Puskesmas Kecamatan. Pasal 15 (1) Pejabat fungsional Puskesmas Kecamatan melaksanakan tugas sesuai keahlian, standar pelayanan, standar operasional, norma, dan ketentuan peraturan perundarg-undangan profesi masingmasing serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan Puskesmas Kecamatan. (2) Pejabat fungsional Puskesmas Kecamatan melaksanakan pelayanan/tugas pada satuan kerja struktural Subbagian, Seksi, Unit Pelayanan dan Unit Penunjang. (3) Dalam melaksanakan pelayanan/tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pejabat fungsional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada atasan langsungnya pada unit kerja yang bersangkutan.

Bagian Ketiga Puskesmas Kelurahan Pasal 16 Kepala Puskesmas Kelurahan mempunyai tugas : a. memimpin, mengkoordinasikan, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5; b. memelihara dan meningkatkan pelayanan Puskesmas Kelurahan; c. melaksanakan koordinasi vertikal, horizontal dan diagonal dengan SKPD/UKPD dalam peningkatan pelayanan Puskesmas Kelurahan; dan d. melaporkan dan mempertanggungjawabkan hasil pelaksanaan tugas Puskesmas Kelurahan. Pasal 17 (1) Untuk membantu pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Kepala Puskesmas Kelurahan dapat menugaskan satu orang pegawai Puskesmas Kelurahan sebagai Penanggung Jawab Tugas untuk menangani satu atau beberapa rincian tugas Puskesmas Kelurahan. (2) Penanggung Jawab Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling banyak 5 (lima) orang. (3) Penugasan Penanggung Jawab Tugas disesuaikan dengan latar belakang pendidikan formal dan pelatihan kedinasan, pengalaman, kecakapan atau kinerja pegawai yang bersangkutan. (4) Penanggung Jawab Tugas diangkat untuk masa tugas 3 (tiga) tahun, dan dapat diangkat kembali hanya untuk satu kali masa tugas berikutnya, dan dilakukan mutasi penugasan secara reguler baik pada lingkup internal maupun eksternal Puskesmas Kelurahan. (5) Penanggung Jawab Tugas dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas Kelurahan. (6) Rincian tugas Penanggung Jawab Tugas ditetapkan Kepala Puskesmas Kelurahan. (7) Penanggung Jawab Tugas dalam melaksanakan tugasnya wajib berkoordinasi, bekerja sama. saling membantu di antara Penanggung Jawab Tugas.

Pasal 18 (1) Kelompok Jabatan Fungsional Puskesmas Kelurahan merupakan wadah pengembangan kompetensi pejabat fungsional yang bertugas di Puskesmas Kelurahan. (2) Untuk mengorganisasikan, memfasilstasi dan memimpin kegiatan pengembangan pejabat fungsional dalam wadah Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Puskesmas Kelurahan dapat mengangkat satu orang pejabat fungsional sebagai Koordinator Kelompok Jabatan Fungsional, dan satu orang pejabat fungsional sebagai Pelaksana Administrasi Kelompok Jabatan Fungsional. (3) Koordinator Kelompok Jabatan Fungsional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas Kelurahan, dan Pelaksana Administrasi berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Koordinator Kelompok Jabata Fungsional. (4) Dalam mengorganisasikan, memfasilitasi dan memimpin kegiatan Kelompok Jabatan Fungsional, Koordinator Kelompok Jabatan Fungsional wajib berkoordinasi dan bekerja sama dengan Penanggung Jawab Tugas di Puskesmas Kelurahan. (5) Koordinator, dan Pelaksana Administrasi Kelompok Jabatan Fungsional diangkat untuk masa tugas 3 (tiga) tahun, dan hanya dapat diangkat kembali untuk satu kali masa tugas berikutnya. (6) Koordinator dan Pelaksana Administrasi Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 14 ayat (6) untuk lingkup Puskesmas Kelurahan. BAB IV STATUS JABATAN Pasal 19 (1) Kepala Puskesmas Kecamatan adalah jabatan struktural eselon IVa, Kepala Subbagian Tata Usaha dan Keuangan, Kepala Seksi Pelayanan, Kepala Seksi Penunjang dan Kesmas Puskesmas Kecamatan adalah jabatan struktural eselon IVb yang diangkat oleh Gubernur dari PNS yang memenuhi persyaratan atas usul Kepala Dinas Kesehatan. (2) Kepala Puskesmas Kelurahan adalah jabatan struktural non eselon yang diangkat oleh Kepala Dinas atas usul Kepala Suku Dinas Kesehatan Masyarakat.

(3) Kepala Puskesmas Kecamatan dan Kepala Puskesmas Kelurahan diangkat dari seorang tenaga kesehatan yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian. (4) Penanggung Jawab Unit Pelayanan, Penanggung Jawab Unit Penunjang, Ketua Kelompok Jabatan Fungsional Puskesmas Kecamatan serta Penanggung Jawab Tugas dan Koordinator Kelompok Jabatan Fungsional Puskesmas Kelurahan bukan jabatan struktural. (5) Kepala Subbagian Tata Usaha dan Keuangan Puskesmas Kecamatan diajukan dan diangkat dari PNS yang memenuhi persyaratan dan mempunyai pendidikan formal, pendidikan dan pelatihan kedinasan, dan/atau kompetensi di bidang keuangan/ administrasi. BAB V TATA KERJA Pasal 20 (1) Seluruh pejabat dan pegawai Puskesmas Kecamatan dan Puskesmas Kelurahan dalam melaksanakan tugas/pelayanan wajib menerapkan asas-asas pemerintahan dan pengelolaan keuangan yang baik sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. (2) Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Puskesmas Kecamatan, Kepala Puskesmas Kelurahan, Kepala Seksi Pelayanan Puskesmas Kecamatan, Kepala Seksi Penunjang dan Kesmas Puskesmas Kecamatan dan Kepala Subbagian Tata Usaha dan Keuangan Puskesmas Kecamatan, Penanggung Jawab Unit Pelayanan Puskesmas Kecamatan, Penanggung Jawab Unit Penunjang Puskesmas Kecamatan, dan Ketua Kelompok'Jabatan Fungsional Puskesmas Kecamatan serta Penanggung Jawab Tugas dan Koordinator Kelompok Jabatan Fungsional Puskesmas Kelurahan wajib melaksanakan dan menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplikasi, profesionalisme, efisiensi, efektivitas, transparansi, produktivitas, menjunjung etika dan harmonisasi. (3) Setiap pengemban tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), wajib memimpin, mengkoordinasikan, mengarahkan, mengawasi, membimbing, membina dan mengembangkan bawahan masing-masing sesuai batas kewenangannya. (4) Setiap pengemban tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

wajib menindaklanjuti temuan pelanggaran yang dilakukan bawahan masing-masing. (5) Setiap pengemban tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib membuat uraian tugas bawahan masing-masing. (6) Setiap bawahan wajib mengembangkan diri demi peningkatan kinerja dan taat pada ketentuan peraturan perundang-undangan serta loyal kepada institusi Puskesmas Kecamatan/Puskesmas Kelurahan. Pasal 21 (1) Setiap bawahan wajib menyampaikan laporan reguler dan insidentil pelaksanaan tugas kepada atasan langsungnya secara berjenjang. (2) Tiap laporan yang diterima oleh pimpinan dari bawahan wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan kepada atasan dan petunjuk kepada bawahan serta pengambil keputusan pada lingkup tugasnya. Pasal 22 (1) Sudin Yankes secara fungsional melaksanakan pembinaan, monitoring, pemantauan, dan supervisi terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kegiatar pelayanan kesehatan, gawat darurat dan bencana serta keluarga miskin di Puskesmas Kecamatan. (2) Puskesmas Kecamatan menyampaikan laporan kegiatan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Sudin Yankes. (3) Sudin Kesmas secara struktural melaksanakan monitoring, pemantauan, dan supervisi terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan kegiatan kesehatan masyarakat dan kegiatan lain di luar kegiatan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (4) Puskesmas Kecamatan menyampaikan laporan kegiatan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada Sudin Kesmas. Pasal 23 Keputusan dalam bentuk dan tingkat manapun hams didasarkan atas pertimbangan obyektif.

BAB VI KEPEGAWAIAN Pasal 24 Kepegawaian pada Puskesmas Kecamatan dan Puskesmas Kelurahan diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian. Pasal 25 (1) Untuk penyegaran, pengembangan wawasan, eningkatan pengalaman dan kaderisasi pejabat fungsional Puskesmas Kecamatan dimutasi/dipindahtugaskan antarunit kerja Dinas Kesehatan. (2) Dalam rangka pembinaan dan pengembangan karier pegawai pengemban tugas dimutasi/dipinciah antarunit kerja Dinas Kesehatan secara periodik dan konsisten. (3) Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian penugasan/ penempatan pejabat fungsional dan PNS lain antarpuskesmas Kelurahan dalam satu Kecamatan, dan antarpuskesmas Kecamatan dalam satu Kota Administrasi ditetapkan dan menjadi kewenangan Kepala Sudin Kesmas. (4) Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian penugasan/ penempatan pejabat fungsional dan PNS lain antar Puskesmas Kelurahan, antarpuskesmas Kecamatan di luar satu Kota Administrasi dan/atau antarunit Kerja Dinas Kesehatan ditetapkan dan menjadi kewenangan Kepala Dinas. BAB VII KEUANGAN Pasal 26 Keuangan Puskesmas Kecamatan dan Puskesmas Kelurahan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan di bidang keuangan negara/daerah. Pasal 27 Anggaran Puskesmas Kelurahan untuk melaksanakan tugas dan rincian tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dialokasikan

tersendiri dalam Rencana Kerja dan Anggaran/Dokumen Pelaksanaan Anggaran Puskesmas Kecamatan dan dilaksanakan oleh Puskesmas Kelurahan. BAB VIII PEMBINAAN Pasal 28 (1) Pembinaan teknis Puskesmas Kecamatan dan Puskesmas Kelurahan dilakukan oleh Dinas Kesehatan. (2) Pembinaan administrasi keuangan Puskesmas Kecamatan dan Puskesmas Kelurahan dilakukan oleh Biro Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. (3) Pembinaan kelembagaan dan tata kelola dilakukan oleh Biro Organisasi dan Tatalaksana Sekretariat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. (4) Dalam melaksanakan pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2), dan (3), Dinas Kesehatan, Biro Keuangan dan Biro Organisasi dan Tatalaksana dapat mengikutsertakan SKPD dan UKPD terkait. BAB IX PENGAWASAN DAN PELAPORAN Pasal 29 Pengawasan terhadap Puskesmas Kecamatan dan Puskesmas Kelurahan dilaksanakan oleh : a. Lembaga negara yang bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara; b. SKPD dan instansi Pemerintah yang bertanggung jawab dalam pengawasan Daerah; dan c. Instansi pengawasan fungsional lainnya. Pasal 30 (1) Puskesmas Kecamatan rnenyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan fungsi secara berkala dan/atau sewaktu-waktu kepada Dinas Kesehatan melalui Sudin Kesmas dengan tembusan kepada Sudin Yankes.

(2) Puskesmas Kelurahan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan fungsinya secara berkala dan/atau sewaktu-waktu kepada Dinas Kesehatan melalui Puskesmas Kecamatan. (3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup laporan keuangan dan laporan kinerja. BAB X ASET Pasal 31 (1) Aset yang dimanfaatkan Puskesmas Kecamatan dan Puskesmas Kelurahan merupakan kekayaan Daerah yang tidak dipisahkan. (2) Pengelolaan aset sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan di bidang pengelolaan barang milik Negara/Daerah. BAB XI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 32 Pengaturan mengenai pembentukan, organisasi dan tata kerja Puskesmas Kecamatan dan Puskesmes Kelurahan di Kabupaten Administrasi ditetapkan tersendiri dengan peraturan Gubernur. Pasal 33 (1) Puskesmas Kecamatan dan Puskesmas Kelurahan dapat didayagunakan sebagai sarana pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan serta penelitian bidang kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Penerimaan dari pendayagunaan Puskesmas Kecamatan dan Puskesmas Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pendapatan Puskesmas Kecamatan atau Puskesmas Kelurahan. (3) Pendayagunaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara proporsional dan tidak mengganggu pelayanan dan/atau menurunkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 34 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tangga diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 14 Desember 2007 GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Diundangkan di Jakarta pada tanggal 28 Desember 2007 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, BERITA DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2007 NOMOR 170

Lampiran I : Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 169 Tahun 2007 Tanggal 14 Desember 2007 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KECAMATAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

Lampiran I : Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 169 Tahun 2007 Tanggal 14 Desember 2007 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT KECAMATAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,