BAB I PENDAHULUAN. Sistem administrasi kependudukan merupakan sub sistem dari sistem

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI KEPENDUDUKAN PADA KANTOR KECAMATAN BANYUMANIK SEMARANG BERBASIS WEB. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 07 Tahun 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 07 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penggunanya. Sebuah Sistem Informasi diharapkan dapat memberikan keefektifitasan

DAFTAR ISI.. RIWAYAT HIDUP PENULIS Abstrak Abstract Lembar Pengesahan KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH..

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1.2. Perumusan Masalah

BUPATI BANDUNG BARAT

UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DASAR HUKUM PELAKSANAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BAGI PETUGAS REGISTRASI DESA/KELURAHAN

LAPORAN PENERAPAN DAN PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) TAHUN 2014 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDA ACEH

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA (RENJA) 2015 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN TAHUN BERJALAN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

DASAR HUKUM PELAKSANAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BAGI PETUGAS REGISTRASI DESA/KELURAHAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. Toko McCallister merupakan suatu toko yang bergerak dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DALAM BINGKAI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA. Oleh : Taufiqurrohman, SH, M.Si

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

UU ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN UU 23 TAHUN 2006 DIPERBAHARUI UU 24 TAHUN 2013

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sumber informasi yang diperlukan oleh suatu instansi, organisasi, atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Telkom Indonesia Wilayah Kota Bandung Divisi Customer Care

PERATURAN BUPATI TANGERANG TENTANG TATA CARA DAN PERSAYARATAN PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG

PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. E-Government menjadi sangat popular sejalan dengan perkembangan

W ALIKOTA MOJOKERTO WALIKOTA MOJOKERTO,

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya sistem administrasi kependudukan merupakan sub sistem

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG

UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2015

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2012

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

WALIKOTA TASIKMALAYA,

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % (1) (2) (3) (4) (5) Sasaran 1.1

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada. terhadap penentuan status pribadi dan status hukum setiap peristiwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG.

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. bencana kebakaran yang dapat terjadi setiap saat. yang terlambat ( tahun 2010)

BUPATI BINTAN PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 11 TAHUN 2009 TENTANG DISPENSASI PELAYANAN PENCATATAN KELAHIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 03 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

WALIKOTA LUBUKLINGGAU PROVINSI SUMATERA SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Suatu organisasi harus memiliki visi dan misi yang jelas untuk

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2009 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2012

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2012

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

GAMBARAN PELAYANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN KABUPATEN BANDUNG

BUPATI TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KOTA PONTIANAK KEPUTUSAN KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA PONTIANAK NOMOR 22 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 13 TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 16 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang No 23 Tahun 2006 administrasi kependudukan. untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan database yaitu sistem informasi mempunyai manfaat yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu diantaranya. Sistem e-learning atau sistem

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 8 TAHUN

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2010/2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 2 TAHUN 2012 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL WALIKOTA MADIUN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 3 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 1

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2010 TENTANG FORMULIR DAN BUKU YANG DIGUNAKAN DALAM PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

tingkat kecepatan akses data (laporan) menjadi terlambat jika sewaktu-waktu menghubungkan kualitas informasi dan kinerja suatu instansi.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada hakikatnya berkewajiban untuk memberikan perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status hukum setiap Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialami oleh Penduduk yang berada di dalam dan/atau di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sistem administrasi kependudukan merupakan sub sistem dari sistem administrasi Negara, yang mempunyai peranan penting dalam pemerintahan dan pembangunan. Penyelenggaraan administrasi kependudukan diarahkan pada pemenuhan hak asasi setiap orang dibidang pelayanan administrasi kependudukan, peningkatan kesadaran penduduk dan kewajibannya untuk berperan serta dalam pelaksanaan administrasi kependudukan. Sejalan dengan arah penyelenggaran administrasi kependudukan, maka pendataan penduduk dan pencatatan sipil sebagai sub-sub sistem pilar dari administrasi kependudukan perlu ditata dengan sebaik-baiknya agar dapat memberikan manfaat dalam perbaikan pemerintahan dan pembangunan. Perolehan data kependudukan di Indonesia masih tergantung pada data hasil sensus dan survei atau data administratif yang diperoleh secara periodik dan masih bersifat agregat (makro). Kebutuhan data mikro penduduk untuk identifikasi calon pemilih Pemilu, penyaluran dana Jaring Pengaman Sosial (JPS), 1

2 bantuan untuk penduduk miskin / BLT, beasiswa untuk wajib belajar dan kegiatan perencanaan pembangunan dirasakan masih belum akurat karena tidak diperoleh dengan cara registrasi. Pencatatan biodata penduduk diarahkan pada pemenuhan kebutuhan mikro faktual dari setiap penduduk dan keluarga yang merupakan tanggung jawab pemerintah kabupaten/kota, dimana dalam pelaksanaannya diawali dari desa/kelurahan selaku ujung tombak pendataan penduduk. Data tersebut merupakan sumber database kependudukan secara nasional yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat, dalam hal ini Direktorat Jenderal Administrasi Kependudukan. Namun hingga saat ini hasil pendataan penduduk dan pencatatan sipil yang berupa data/laporan belum dapat secara maksimal didayagunakan untuk kepentingan pelayanan publik lainnya maupun untuk perencanaan pembangunan. Banyak komponen-komponen pendataan penduduk, seperti kelahiran, kematian, perkawinan, dan perceraian belum didata secara benar. Selain itu juga peristiwa kependudukan, seperti pindah datang, pindah keluar belum di tata secara baik, bahkan penduduk masih banyak yang belum memiliki dokumen seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), akta kelahiran, kartu keluarga bahkan selain itu ada permasalahan yang serius, yaitu adanya penduduk yang memilki KTP ganda. Untuk penerbitan NIK, setiap Penduduk wajib mencatatkan biodata Penduduk yang diawali dengan pengisian formulir biodata Penduduk di desa/kelurahan secara benar untuk selanjutnya di proses di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. NIK wajib dicantumkan dalam setiap Dokumen Kependudukan, baik dalam pelayanan Pendaftaran Penduduk maupun Pencatatan Sipil, serta sebagai dasar penerbitan berbagai dokumen yang ditetapkan

3 berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. Dalam Pelaksanaannya, pada setiap proses pendataan yang berhubungan dengan administrasi kependudukan, baik petugas Desa maupun penduduk, masih terdapat kurangnya kesadaran akan pentingnya Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai identitas pembeda (unique) antara satu dengan yang lainnya, sehingga komponen NIK tidak dimasukan dalam setiap pendataan penduduk. Dalam pelayanan pendataan penduduk perlu dilakukan dengan benar dan cepat agar penduduk sebagai pelanggan merasa mendapat pelayanan yang memuaskan. Pada pendataan biodata penduduk yang masuk ke kecamatan dan kabupaten memiliki permasalahan sulitnya mencari arsip /berkas data-data penduduk. Hal ini akan mengakibatkan terlambatnya mendata penduduk yang seharusnya sudah masuk ke kabupaten. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor sentral dalam suatu institusi. Apapun bentuk dan tujuannya, institusi dibuat berdasarkan visi untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola oleh manusia. Jadi manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan institusi. Seiring dengan perkembangan dan penyesuian diri suatu institusi dalam hal ini pegawai negeri dengan perkembangan IPTEK dan perkembangan lingkungan, maka sumber daya manusia yang ada di dalamnya harus pula dikembangkan agar dapat pula menyesuaikan diri dengan perkembangan institusi terutama dalam bidang teknologi. Pengembangan sumber daya manusia perlu dilakukan terus menerus untuk menghindari sumber daya manusia yang kurang pengetahuannya, yang tidak siap dalam perubahan yang terjadi, terutama dalam bidang teknologi.

4 Kemajuan teknologi yang sangat pesat mendorong setiap instansi untuk mengikuti perkembangan teknologi dan terus meningkatkan kemampuannya dalam mengelola data-data dan informasi yang lebih akurat dan efisien yang dibutuhkan suatu instansi. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dibutuhkan suatu aplikasi atau perangkat lunak yang mendukung kebutuhan instansi pemerintahan desa yang akan sangat membantu manajemen instansi pemerintah baik dalam menciptakan efisiensi dan efektifitas kerja instansi pemerintah desa itu sendiri, maupun dalam meningkatkan pelayanan ke masyarakat. Sehubungan dengan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka akan dilakukan pembangunan perangkat lunak administrasi kependudukan dengan objek kasus di Desa Margaluyu Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang dimana desa margaluyu memiliki misi dan visi untuk menyediakan dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi penduduknya terutama dalam hal administrasi kependudukan, yang kemudian diangkat menjadi topik dalam pembuatan judul laporan Tugas Akhir dengan judul PEMBANGUNAN PERANGKAT LUNAK ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (Studi Kasus: Desa Margaluyu). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi permasalahan yang terjadi yaitu: 1. Bagaimana merancang dan membangun perangkat lunak pendataan penduduk agar data yang dihasilkan akurat dan mutakhir serta semua

5 proses pendataan penduduk dapat ter-manage dengan baik dan tidak adanya permasalahan pendataan penduduk? 2. Apa saja komponen-komponen pendataan penduduk yang harus dibenahi? 3. Bagaimana mengembangkan sumber daya manusia dalam sebuah instansi agar tidak tertinggal pengetahuannya dalam hal perkembangan IPTEK? 1.3 Batasan Masalah Dalam pembangunan perangkat lunak ini, supaya pembahasan dan penganalisaan dapat dilakukan dan tercapai sesuai dengan tujuan, maka masalah yang akan dibahas akan dibatasi dan nantinya akan menjadi dasar batasan-batasan dalam pembangunan perangkat lunak. Batasan-batasan tersebut adalah: 1. Membenahi komponen-komponen data penduduk terutama memasukan Nomor Induk Kependudukan (NIK) menjadi komponen data penduduk yang digunakan sebagai pembeda (unique) antara penduduk yang satu dengan yang lainnya. 2. Perangkat lunak yang akan dibangun hanya dibatasi untuk memanage proses-proses yang berhubungan dengan administrasi kependudukan, yaitu meliputi : Data KK Data Induk Penduduk Data Kematian Data Kelahiran Data Pindah Datang

6 Data Pindah Keluar Laporan Kependudukan Pembuatan surat keterangan kematian, kelahiran, dan pindah. 1.4 Tujuan Pembangunan perangkat lunak administrasi kependudukan yang diajukan sebagai Tugas Akhir ini adalah untuk memberikan solusi tentang berbagai masalah administrasi kependudukan di tingkat pemerintahan desa, khususnya Desa Margaluyu, terutama permasalahan pengelolaan data kependudukan, dan dokumentasi pendataan penduduk. Berikut sebagian tujuan-tujuan yang diharapkan tercapai dengan terbangunnya perangkat lunak ini: 1. Semua pendataan yang berhubungan dengan administrasi kependudukan dapat dilakukan secara optimal, akurat dan mutakhir. 2. Dapat menjamin tersimpannya data-data penduduk dan dapat digunakan untuk pembuatan laporan dalam bentuk dokumen fisik (print out) sesuai dengan data-data yang ada. 3. Dapat menjadi penunjang kemajuan pengetahuan aparat desa, terutama dalam hal perkembangan Teknologi. Hasil akhir dari Tugas Akhir yaitu sebuah produk yang nantinya diharapkan dapat diimplementasikan sebagai penunjang kinerja petugas desa

7 dalam proses administrasi kependudukan di tingkat pemerintahan desa, khususnya di Desa Margaluyu. 1.5 Teknik Penelitian Untuk pengumpulan data dan informasi penunjang dalam pembangunan perangkat lunak dan penyusunan laporan tugas akhir ini, maka akan dilakukan beberapa metodologi-metodologi sebagai berikut: 1.5.1 Observasi 1.5.1.1 Wawancara Wawancara dilakukan dengan aparat desa, baik Kepala Desa maupun dengan pamong-pamong desa yang bekerja di kantor Desa. Dengan melakukan wawancara terhadap aparat desa akan mendapatkan gambaran tentang proses pendataan penduduk yang selama ini dilakukan di lingkungan Desa Margaluyu. 1.5.1.2 Pengumpulan dokumen Pengumpulan dokumen bertujuan untuk mendapatkan dokumentasi berupa format pendataan yang dilakukan sebelumnya secara tertulis, profil desa margaluyu, dokumen batas wilayah dan yang lainnya. 1.5.2 Study Literature Study literature yang dilakukan dengan mencari dan membaca data yang bersumber dari website serta buku-buku yang berhubungan dengan pokok bahasan.

8 1.5.3 Konsultasi Konsultasi dilakukan dengan dosen pembimbing untuk memberi pendapat, saran yang harus dilakukan dalam mengerjakan tugas akhir ini. 1.6 Metodologi Pengembangan Perangkat Lunak Pembangunan perangkat lunak administrasi kependudukan ini akan dilakukan dengan metodologi waterfall. Metodologi ini memungkinkan untuk pengujian atau pengecekan pada setiap tahapan untuk meminimalisir kesalahan pada setiap tahapan. Jika terjadi kesalahan pada satu tahap maka kembali pada tahap sebelumnya untuk perbaikan, dan jika telah benar maka dilanjutkan pada tahapan selanjutnya. ANALISIS DESIGN CODING TESTING MAINTENANCE Gambar 1.1 Metodologi Waterfall

9 1.6.1 Analisis (Analysis) Tahapan analisis dilakukan untuk mengetahui kebutuhan pengguna/client (user requirement) untuk dijadikan acuan kebutuhan erangkat lunak (software request), selanjutnya dilakukan perencanaan perangkat lunak yang akan dibangun (software planning) dan pendefinisian kebutuhan perangkat lunak (software requirement definition). 1.6.2 Perancangan (Design) Pada tahapan ini dilakukan perancangan perangkat lunak yang akan dibangun dan harus sesuai dengan analisis yang telah dilakukan termasuk juga pernacangan Database 1.6.3 Pengkodean (coding) Pada tahapan ini dilakukan pengkodean (coding) dengan menggunakan bahasa pemrograman sesuai dengan pernacangan yang dilakukan. 1.6.4 Pengujian (Testing) Setelah proses coding selesai maka dilakukan pengujian terhadap perangkat lunak yang telah dibangun, jika masih terjadi kesalahan atau tidak sesuai dengan tujuan awal maka dilakukan kembali perbaikan dan penyempurnaan untuk selanjutnya dilakukan pengujian kembali.

10 1.6.5 Perawatan (Maintenance) Setelah perangkat lunak ini terbangun maka harus dilakukan perawatan (maintenance) terhadap perangkat lunak secara kuntinuitas/terus-menerus. 1.7 Jadwal Penelitian dan Penyusunan Laporan Tabel 1.1 Jadwal Penelitian dan Penyusunan Laporan Tahap Pengerjaan System request System planning BULAN Oktober November Desember januari februari Software req. definition Software design Coding Testing Documentation

11 1.8 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan laporan Tugas Akhir ini sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang masalah, tujuan pembangunan perangkat lunak, perumusan masalah yang merumuskan berbagai masalah yang berhubungan dengan objek penelitian, batasan masalah untuk memberikan batasan tentang masalah yang akan dibahas, metodologi pembangunan perangkat lunak yang digunakan, metodologi yang dilakukan dalam mengerjakan tugas akhir ini, serta sistematika penulisan yang menguraikan urutan penyajian yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang landasan teori dari topik laporan tugas akhir secara mendalam. BAB III ANALISIS Bab ini akan menguraikan hasil pengolahan data dan analisis terhadap sistem pendataan penduduk serta persoalan yang ada pada sistem pendataan penduduk tersebut. BAB IV PERANCANGAN Bab ini menguraikan tahapan-tahapan perancangan sistem yang akan dibangun sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan.

12 BAB V IMPLEMENTASI Bab ini berisi pengimplementasian sesuai dengan analisis dan perancangan yang telah dilakukan sebelumnya. BAB VI PENUTUP Bab ini berisi seluruh kesimpulan akhir serta usulan, solusi dan saran, baik diajukan kepada instansi maupun peneliti lebih lanjut.