PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PERUBAHAN SUDUT PENYALAAN (IGNITION TIME) TERHADAP EMSISI GAS BUANG PADA MESIN SEPEDA MOTOR 4 (EMPAT) LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

UJI PERFORMA PENGARUH IGNITION TIMING TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN BERBAHAN BAKAR LPG

: ENDIKA PRANNANTA L2E

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN BAHAN BAKAR GAS PADA MESIN SEPEDA MOTOR DITINJAU DARI ASPEK DAYA dan TORSI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMAJUAN WAKTU PENGAPIAN DAN PENINGKATAN RASIO KOMPRESI TERHADAP DAYA DAN TORSI SEPEDA MOTOR SUPRA FIT DENGAN BAHAN BAKAR LPG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH IGNITION TIMING DENGAN BAHAN BAKAR LPG TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH SATU SILINDER

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang masuk melalui lubang intake dengan 7 variabel bukaan klep in saat

Karakteristik Emisi Gas Buang Kendaraan Berbahan Bakar LPG untuk Mesin Bensin Single Piston

diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar minyak yang ketersediaannya semakin

PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART


Pengaruh Variasi Durasi Noken As Terhadap Unjuk Kerja Mesin Honda Kharisma Dengan Menggunakan 2 Busi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS AKHIR SARJANA. Disusun oleh : EDY MURDIYANTO L2E

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi otomotif saat ini semakin pesat, hal ini didasari atas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

Kampus Unpar Tunjung Nyaho Jl. H. Timang, 73111A.

Gambar 4.1 Grafik perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. t 1000

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH TIMING INJECTION TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL 1 SILINDER PUTARAN KONSTAN DENGAN BAHAN BAKAR BIO SOLAR

PENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI PERBANDINGAN KINERJA MOTOR STASIONER EMPAT LANGKAH SATU SILINDER MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR GAS LPG DAN BIOGAS

LATAR BELAKANG. Alternatif pengganti bahan bakar minyak. Nilai Emisi LPG. Converter Kit Manual yg Brebet. Converter Kit

PERBANDINGAN KOMPRESI

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci : ECU BRT, Remot Juken, STD, Performa, Efesiensi.

Gambar 4.1 Grafik percobaan perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar).

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

III. METODE PENELITIAN

PERUBAHAN BENTUK THROTTLE VALVE KARBURATOR TERHADAP KINERJA ENGINE UNTUK 4 LANGKAH

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

BAB II DASAR TEORI 2.1 Kajian Pustaka

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Teknik Mesin. menggunakan alat uji percikan bunga api, dynotest, dan uji jalan.proses pengujian dapat dilihat dibawah ini.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

ABSTRAK. : I Made Sumaryanta

STUDI ALTERNATIF PENGGUNAAN BBG GAS ELPIJI UNTUK BAHAN BAKAR MESIN BENSIN KONVENSIONAL

PENGARUH PERUBAHAN WAKTU PENGAPIAN (IGNITION TIMING) TERHADAP TORSI, DAYA, DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN HONDA G200 DENGAN BAHAN BAKAR GAS LPG

TUGAS AKHIR. DisusunOleh: MHD YAHYA NIM

PERBANDINGAN UNJUK KERJA GENSET 4-LANGKAH MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BENSIN DAN LPG DENGAN PENAMBAHAN MIXER VENTURI

METODOLOGI PENELITIAN. 1. Spesifikasi sepeda motor bensin 4-langkah 100 cc. uji yang digunakan adalah sebagai berikut :

ANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

ANALISA PENGARUH DURASI CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR HONDA TIGER 200 CC TUNE UP DRAG BIKE

I. PENDAHULUAN. Katakunci : Electronic Control Unit, Injection Control, Maximum Best Torque (MBT), Ignition Timing, Bioetanol E100.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi

MODIFIKASI MESIN MOTOR BENSIN 4 TAK TIPE 5K 1486 cc MENJADI BAHAN BAKAR LPG. Oleh : Hari Budianto

LUTFI RISWANDA Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta INTISARI

Performansi Sepeda Motor Empat Langkah Menggunakan Bahan Bakar dengan Angka Oktan Lebih Rendah dari Yang Direkomendasikan

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

TUGAS SARJANA. Pengujian Mesin Sepeda Motor Dengan Menggunakan Bahan Bakar Premium Dan Gas (LPG) Ditinjau Dari Aspek Emisi Gas Buang

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

BAB III DATA DAN PEMBAHASAN

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KARBURATOR RACING TERHADAP KINERJA MOTOR 2-LANGKAH 150 CC Andriansyah Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

EFISIENSI GAS ENGINE PADA BERBAGAI PUTARAN: STUDI EKSPERIMEN PADA JES GAS ENGINE J208GS

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

MODIFIKASI MESIN DIESEL SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR SOLAR MENJADI LPG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GAS MIXER

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN

PENAMBAHAN ADITIF PRESTONE, REDEX DAN BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PRESTASI MESIN DIESEL, TORSI, DAYA, DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR CAIR SPESIFIK.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UNJUK KERJA MOBIL MSG 01 DENGAN SISTEM TENAGA UDARA

PENGARUH CAMPURAN METANOL TERHADAP PRESTASI MESIN

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

Ahmad Nur Rokman 1, Romy 2 Laboratorium Konversi Energi, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Riau 1

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bensin Prinsip Dasar Motor Bensin

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

III. METODE PENELITIAN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH VARIASI UKURAN MAIN JET KARBURATOR DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125

Transkripsi:

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG Bambang Yunianto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro ABSTRAK Bahan bakar LPG merupakan bahan bakar gas yang ramah lingkungan, sehingga dapat dijadikan bahan bakar alternatif selain bahan bakar bensin Performa Mesin bensin yang dioperasikan dengan menggunakan bahan bakar gas LPG mengalami penurunan. Penurunan ini terjadi dikarenakan karakteristik sifat bahan bakar bensin berbeda dengan LPG. Hal ini dapat diatasi dengan mengatur saat penyalaan sehingga lebih sesuai dengan karakteristik gas LPG. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa dengan pengaturan saat penyalaan 11 sebelum TMA, menghasilkan prestasi (Torsi dan Daya) yang dekat dengan prestasi motor bensin yaitu hanya selisih 3 %. Prestasi terbaik pada mesin bahan bakar bensin ataupun LPG berkisar pada putaran 4000 s.d 5000 rpm Keywords : LPG, prestasi mesin, saat penyalaan. 1. Pendahuluan Dewasa ini industri kendaraan bermotor telah berkembang pesat. Sebagian besar dari kendaraan bermotor tersebut menggunakan bahan bakar minyak sebagai sumber energi penggerak. Akibat penggunaan bahan bakar minyak yang cukup besar ini persediaan minyak bumi semakin menipis. Perlu dikembangkan diversivikasi bahan bakar selain bahan bakar minyak, salah satunya bahan bakar LPG yang merupakan bahan bakar gas yang ramah lingkungan. Mengingat LPG masuk ruang bakar sudah berada dalam fase gas maka dengan mudah dapat bercampur dengan udara dalam ruang bakar dan dapat memberikan pembakaran yang lebih sempurna Pada pengujian ini akan dilakukan uji sepeda motor 4 langkah dengan menggunakan bahan bakar LPG sebagai alternatif uji coba sebagai pengganti premium. LPG (Liquid Petroleum Gas) merupakan unsur hidrokarbon yang berasal dari alam. Komponennya didominasi oleh propana (C 3 H ) dan butana (C 8 4 H 10 ), LPG juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana (C 2 H 6 ) dan pentana (C 5 H 12 ). Selain dapat menggunakan bahan bakar bensin, motor bensin juga dapat menggunakan bahan bakar gas. Namun unjuk kerja dari motor bensin menurun ketika menggunakan bahan bakar. Penurunan unjuk kerja ini karena mesin tersebut memang dirancang untuk bahan bakar bensin, kecuali kalau mesin itu memang dirancang untuk berbahan bakar gas. Penurunan unjuk kerja motor ini disebabkan oleh adanya perbedaan karakteristik penyalaan dari kedua bahan bakar tersebut. Salah satu cara untuk meningkatkan unjuk kerja dari motor bensin yang menggunakan bahan bakar gas adalah dengan mengatur penyalaan pengapian sehingga waktu pengapiannya menjadi lebih tepat. Gelas ukur bensin 2. Alat Percobaan Anemometer 242

Flow Gauge Mesin Uji Tabung LPG Gambar 2. Converter kit Load Cell sistem Timbangan Digital Gambar 1. Skema perangkat uji mesin bi-fuel Mesin yang digunakan dalam pengujian ini adalah mesin sepeda motor 4 tak dengan spesifikasi teknis sebagai berikut: Merk : RIMCO Jumlah silinder : 1 buah Diameter silinder dan langkah : 50x 49,5 mm Volume langkah : 100 CC Kompresi ratio : 8,8 : 1 Daya maksimum : 7,5 Hp / 7.000 rpm Torsi maksimum : 0,77 Kgm / 5.000 rpm Tekanan kompresi :10,5 Kg/cm 2 / 400 rpm Putaran idle mesin :1950 rpm Sitem pengapian :CDI Dalam operasionalnya, mesin ini telah mengalami perbesaran diameter silinder (over size) 0,25 mm. Untuk gambar converterkit pada karburator sebagai berikut: Modifikasi dilakukan dengan cara membuat mekanisme pengatur laju gas yang pergerakannya sama dengan pergerakan katup throttle karburator, serta membuat lubang baru untuk pemasukan gas pada karburator. Agar lebih aman dan baik mekanisme pemasukan gasnya, digunakan katup membran yang bekerja berdasarkan kevakuman pada intake manifold, jadi gas LPG baru akan mengalir saat mesin dihidupkan (ada isapan/vakum di intake manifold), dan akan berhenti mengalir jika mesin mati. 3. Sistem Pengapian Sistem pengapian pada motor bensin berfungsi mengatur proses pembakaran campuran bensin dan udara di dalam silinder sesuai waktu yang sudah ditentukan yaitu pada akhir langkah kompresi. Saat penyalaan yang tepat sangat mempengaruhi proses pembakaran sempurna. Sistem pengapian terdiri dari berbagai komponen, yang bekerja bersama-sama dalam waktu yang sangat cepat dan singkat. (KSME International Journal, VoL 16 No. 7, pp. 935~ 941, 2002). Bila saat pengapian dimajukan terlalu jauh (lihat gambar 3 titik A) maka tekanan pembakaran maksimum akan tercapai sebelum 10º sesudah TMA. Karena tekanan di dalam silinder akan menjadi lebih tinggi dari pada pembakaran dengan waktu yang tepat, pembakaran campuran udara bahan bakar yang spontan akan 243

terjadi dan akhirnya akan terjadi knocking atau detonasi. LPG. (KSME International Journal, VoL 16 No. 7, pp. 935~ 941, 2002) 4. Langkah Pengujian Pengujian diawali dengan menggunakan bahan bakar bensin pada kondisi saat penyalaan standart (14º sebelum TMA). Sedangkan pengujian dengan bahan bakar LPG dilakukan pada beberapa sudut pengapian 14º, yaitu: Gambar 3. Posisi saat pengapian Knocking merupakan ledakan yang menghasilkan gelombang kejutan berupa suara ketukan karena naiknya tekanan yang besar dan kuat yang terjadi pada akhir pembakaran. Saat pengapian yang terlalu maju juga bisa menyebabkan suhu mesin menjadi terlalu tinggi. Sedangkan bila saat pengapian dimundurkan terlalu jauh (lihat gambar 3 titik C) maka tekanan pembakaran maksimum akan terjadi setelah 10 setelah TMA (saat dimana torak telah turun cukup jauh). Bila dibandingkan dengan pengapian yang waktunya tepat (gambar 3 titik B), maka pembakaran dapat menghasilkan tekanan pembakaran yang optimal. Motor bakar dengan bahan bakar gas LPG mempunyai karakteristik yang berbeda dalam hal proses pembakaran yang disebabkan oleh perbedaan nilai AFR relative (λ) dari bahan bakar tersebut, yaitu perambatan nyala antara bahan bakar bensin dan LPG dapat dibandingkan dengan melihat kondisi AFR relatifnya (λ). Perambatan nyala LPG akan lebih cepat dari pada bensin apabila kondisi λ > 1 atau campuran miskin. Tetapi apabila λ < 1 atau campuran bahan bakar kaya maka perambatan nyala dari bensin lebih cepat dari Sudut pengapian 11º sebelum TMA Sudut pengapian 14º sebelum TMA (posisi standart) Sudut pengapian 17º sebelum TMA Adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut: 1. Menghidupkan mesin dan mengatur kran pengatur laju LPG agar diperoleh putaran mesin yang stabil. 2. Memasukkan persneling/transmisi pada posisi gigi 4, dan mulai membuka throttle gas untuk mencapai putaran 8.000 rpm. 3. Mengukur dan mencatat parameter-parameter yaitu kecepatan udara melewati karburator, waktu konsumsi bensin dan beban pengereman yang tampil di display digital (pada kondisi ini adalah nol karena belum dilakukan beban pengereman). 4. Merubah pembebanan sehingga putaran mesin turun pada putaran 7.500 rpm, kemudian catat parameter-parameter tersebut di atas. Demikian seterusnya sampai pada putaran 3.000 rpm, dengan selisih setiap penurunan putaran 500 rpm. 5. Data dan Pembahasan 5.1.Analisa Torsi dan Daya 244

Daya Pengereman (kw Torsi (Nm) Dari gambar 4. terlihat bahwa mesin dengan bahan bakar gas LPG menghasilkan torsi yang lebih kecil (rata-rata sebesar 25% lebih kecil) dibandingkan dengan torsi yang dihasilkan oleh mesin dengan bahan bakar bensin. Torsi Bensin - LPG 10,0 8,0 6,0 4,0 2,0 0,0 2500 4500 6500 8500 LPG 17 BENSIN 14 bensin. Hal ini dapat mengakibatkan penyaluran tenaga hasil pembakaran melalui engkol menjadi lebih kecil dari semestinya. Dengan pengapian pada 11 maka tekanan puncak pembakaran mencapai titik tekanan yang lebih besar dibandingkan dengan pengapian 14 dan 17 sehingga dihasilkan penyaluran tenaga hasil pembakaran yang lebih besar. 5.2. Analisa Pengaturan Sudut Pengapian Terhadap Daya Pengereman (kw) Dibandingkan dengan bahan bakar bensin pengapian standart, daya LPG11 hanya berselisih rata-rata 3 % lebih kecil dari torsi bensin standart. Gambar 4. Torsi Terhadap Putaran Mesin 5,0 Daya Pengereman (kw) Dari grafik torsi diatas menunjukkan bahwa pada kondisi pengoperasian yang sama, bahan bakar LPG dengan waktu pengapian 14 dan 17 sebelum TMA tidak mampu memutar mesin dengan beban pengereman saat di putaran kurang dari 4.000 rpm, hal ini dikarenakan efek torsi yang lebih kecil sehingga berdampak pada daya putar mesin yang lebih kecil dalam menerima beban, tetapi pada bahan bakar LPG dengan waktu pengapian 11 masih mampu untuk memutar mesin hingga pada putaran mesin 3000 rpm, hal ini disebabkan karena kecepatan perambatan nyala (flame velocity). Dalam KSME International Journal, VoL 16 No. 7, pp. 935~ 941, 2002 Analysis of Combustion and Flame Propagation Characteristics of LPG and Gasoline Fuels by Laser Deflection Method disebutkan bahwa LPG terbakar lebih cepat dari bensin pada kondisi λ > 1. Hal ini akan mengakibatkan pergeseran terjadinya tekanan puncak pembakaran, yaitu lebih awal (formasi sudut engkol lebih kecil) daripada 4,0 3,0 2,0 1,0 0,0 2500 4500 6500 8500 Gambar 5. Daya Pengereman terhadap Putaran Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa daya yang dihasilkan LPG 11 lebih tinggi dari daya pada variasi sudut pengapian yang lain. Daya tertinggi LPG 11 pada 5000 rpm dengan daya pengereman sebesar 3,673 kw. 5.3. Analisa Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (BSFC) Konsumsi bahan bakar spesifik (BSFC) menyatakan ukuran ekonomis dari bahan bakar 245

BSFC (kg/kwh) AFR RELATIF dalam pengoperasian yaitu banyaknya bahan bakar yang digunakan setiap jam untuk menghasilkan satu satuan daya.semakin rendah nilai BSFC maka pemakaian bahan bakarnya akan lebih ekonomis. BSFC (kg/kwh) 0,60 0,50 0,40 0,30 0,20 0,10 0,00 2500 3500 4500 5500 6500 7500 8500 LPG 17 BENSIN 14 Gambar 6. BSFC terhadap putaran mesin Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa kondisi terbaik mesin adalah pada kisaran putaran 3.000 rpm sampai 4.500 untuk bahan bakar bensin dan 4.000 rpm sampai 5.000 rpm untuk bahan bakar LPG pada pengapian standart (14 sebelum TMA). Nilai BSFC terbaik untuk bahan bakar LPG pada pengapian 11 sebelum TMA dengan nilai BSFC 0,111 kg/kwh pada 6000 rpm. AFR RELATIF (λ) 2,5 2,2 1,9 1,6 1,3 1 0,7 0,4 0,1-0,2 2500 3500 4500 5500 6500 7500 8500 LPG 17 BENSIN 14 Gambar 7. AFR relatif terhadap Putaran Mesin Dari grafik pengujian AFR relatif (λ) diatas dapat dilihat bahwa AFR relatif pada LPG 11 sebelum TMA lebih besar dari AFR relatif pada variasi perubahan sudut yang lain. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pengubahan sudut pengapian 11 sebelum TMA adalah kondisi sudut pengapian yang menghasilkan daya yang maksimal (mendekati daya pada bensin dengan pengapian standart) dibandingkan dengan variasi sudut pengapian 14 dan 17 sebelum TMA. 5.4. Analisa Konsumsi Udara Terhadap Daya Rasio konsumsi udara terhadap bahan bakar adalah untuk menyatakan kaya atau miskinnya campuran udara bahan bakar. Rasio ini dinyatakan dalam AFR relatif yaitu yang dirumuskan sebagai berikut: AFR aktual AFR stokiometris 5. Kesimpulan Dari hasil pengujian mesin sepeda motor Rimco terhadap performa untuk dua jenis bahan bakar yaitu bensin dan LPG dengan pengubahan 246

pada sudut pengapian, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : a. Pemakaian bahan bakar LPG pada mesin menghasilkan daya dan torsi rata-rata sebesar 25% lebih kecil dibandingkan daya dan torsi yang dihasilkan oleh bensin. b. Torsi LPG pada sudut pengapian 11 lebih tinggi dari torsi pada variasi sudut pengapian yang lain, yaitu pada 4000 rpm dengan torsi 8.309 Nm. Dibandingkan dengan bahan bakar bensin pengapian standart, LPG11 hanya berselisih rata-rata 3 % lebih kecil dari torsi bensin standart. c. Kondisi operasi terbaik mesin baik dengan bahan bakar bensin maupun LPG dalam kisaran putaran 4.000 rpm sampai 5.000 rpm 247