F. R. Pawere 1, L.Y. Sonbait 2 ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 03 Pebruari :23 - Update Terakhir Selasa, 17 Pebruari :58

KONVERSI SAMPAH ORGANIK MENJADI SILASE PAKAN KOMPLIT DENGAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI FERMENTASI DAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN SAPI BALI

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Musim kemarau di Indonesia menjadi permasalahan yang cukup

Jurnal Ternak, Vol.05, No.02, Des. 2014

I. PENDAHULUAN. Nenas adalah komoditas hortikultura yang sangat potensial dan penting di dunia.

PENERAPAN IPTEKS. Hafni Indriati Junifa Layla Sihombing Jasmidi Kinanti Wijaya

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 2, Juni 2014

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS TERNAK SAPI POTONG DI KELURAHAN MERDEKA KECAMATAN KUPANG TIMUR KABUPATEN KUPANG

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

BAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun

Petunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi

PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) KELOMPOK TANI KALISAPUN DAN MAKANTAR KELURAHAN MAPANGET BARAT KOTA MANADO

I. PENDAHULUAN. Upaya memenuhi kebutuhan hijauan ternak ruminansia saat ini, para

PENERAPAN TEKNOLOGI PAKAN DAN FORMULASI RANSUM PADA KELOMPOK TERNAK KAMBING DI KABUPATEN BIREUEN

PAKAN TERNAK HAYLASE JERAMI PADI DARI STARTER ISI RUMEN Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si Widyaiswara Muda I. PENDAHULUAN

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN MAGELANG JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN 2013

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017

SAMPAH POTENSI PAKAN TERNAK YANG MELIMPAH. Oleh: Dwi Lestari Ningrum, SPt

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

I. PENDAHULUAN. kehidupan dan kelangsungan populasi ternak ruminansia. Menurut Abdullah et al.

PERBAIKAN KUALITAS PAKAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH KANDANG GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

MEMBUAT SILASE PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

Oleh: Setyo Utomo dan Nur Rasminati Universitas Mercu Buana Yogakarta

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

Pengembangan Peternakan Terpadu dan Pakan Ternak yang dapat Mendukung Program Posdaya

PEMANFAATAN LIMBAH PRODUKSI MIE SEBAGAI ALTERNATIF PAKAN TERNAK

Riswandi, Sofia Sandi, Meisji Liana Sari, Muhakka, Asep Indra M. Ali Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK

Diharapkan dengan diketahuinya media yang sesuai, pembuatan dan pemanfaatan silase bisa disebarluaskan sehingga dapat menunjang persediaan hijauan yan

PENGARUH SUBSTITUSI RUMPUT GAJAH DENGAN LIMBAH TANAMAN SAWI PUTIH FERMENTASI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI DOMBA LOKAL JANTAN EKOR TIPIS SKRIPSI

APLIKASI PAKAN FERMENTASI BERBASIS HIJAUAN LOKAL PADA PETERNAKAN SAPI DI KECAMATAN GERAGAI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

I. PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein hewani adalah sapi perah dengan produk

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 19 September :41 - Update Terakhir Minggu, 19 September :39

SILASE DAN GROWTH PROMOTOR

MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PAKAN MELALUI INTRODUKSI JAGUNG VARIETAS UNGGUL SEBAGAI BORDER TANAMAN KENTANG

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

PENDAHULUAN. rendah adalah masalah yang krusial dialami Indonesia saat ini. Catatan Direktorat

Cara pengawetan yang akan dilakukan dalam percobaan ini adalah dalam bentuk basah (kadar air tinggi). Salah satu masalah pengawetan dalam bentuk basah

SISTEM PERTANIAN TERPADU TEBU-TERNAK MENDUKUNG SWASEMBADA GULA DAN DAGING

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PEMANFAATAN PRODUK JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK DI DESA CILIANG DAN CINTARATU, KECAMATAN PARIGI, KABUPATEN CIAMIS

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 1, Pebruari 2014 BIOGAS WUJUD PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT DI TUNGGULSARI TAYU PATI

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. atau sampai kesulitan mendapatkan hijauan makanan ternak (HMT) segar sebagai

KAJIAN POTENSI LIMBAH PERTANIAN SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI POTONG DI KOTA PARE-PARE

POTENSI LIMBAH KULIT BUAH PISANG (Musa paradisiaca L.) DARI PEDAGANG GORENGAN DI KOTA MANOKWARI

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

PEMANFAATAN JERAMI JAGUNG FERMENTASI PADA SAPI DARA BALI (SISTEM INTEGRASI JAGUNG SAPI)

Keberhasilan Pembangunan Peternakan di Kabupaten Bangka Barat. dalam arti yang luas dan melalui pendekatan yang menyeluruh dan integratif dengan

OPTIMALISASI PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN MELALUI PEMBUATAN KOMPOS DAN SILASE PADA KELOMPOK PETERNAK SAPI DAN KELOMPOK WANITA PETANI HOLTIKULTURA 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup, berproduksi, dan berkembang biak. Tillman dkk., (1989) menyatakan

PENDAHULUAN. karena Indonesia memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau.

PAKAN LENGKAP BERBASIS BIOMASSA SAWIT: PENGGEMUKAN SAPI LOKAL DAN KAMBING KACANG

APLIKASI COMPLETE FEED FERMENTASI LIMBAH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN KOTA BARU KOTA JAMBI

KUALITAS SILASE RUMPUT IRIAN (Sorghum sp) DENGAN PERLAKUAN PENAMBAHAN DEDAK PADI PADA BERBAGAI TINGKAT PRODUKSI BAHAN KERING

BAB I PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis tanaman

ABSTRAK ABSTRACT. Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Jl PB Sudirman Denpasar, emai: 2

Siti Nurul Kamaliyah. SISTEM TIGA STRATA (Three Strata Farming System)

II. Beberapa Istilah di dalam Hijauan Pakan Ternak Di dalam buku ini yang dimaksud dengan hijauan pakan ternak (HPT) adalah semua pakan sumber serat

AGROVETERINER Vol.5, No.1 Desember 2016

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT DI WILAYAH BENCANA GEMPA MELALUI PERTANIAN TERPADU. Abstrak

APLIKASI TEKNOLOGI BIO CUBED HAY MENUJU DESA MANDIRI PAKAN TERNAK Technology Application of Bio Cubed Hay to Independent Ration Village

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan baik kualitas, kuantitas

HIJAUAN GLIRICIDIA SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA

I. PENDAHULUAN. Permintaan pangan hewani terutama daging sapi meningkat cukup besar

BAB I PENDAHULUAN. kotoran manusia atau hewan, dedaunan, bahan-bahan yang berasal dari tanaman

I. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi

PENERAPAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM SAPI POTONG DI KELOMPOK SAIYO SAKATO KECAMATAN IV ANGKEK KABUPATEN AGAM

Tabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman

BAB I PENDAHULUAN. kasar yang tinggi. Ternak ruminansia dalam masa pertumbuhannya, menyusui,

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.

Temu Teknis Fungsionol non Penelh 000 dengan dosis yang tinggi pula yaitu 40 ton pupuk kandang, 900 kg urea, 450 kg TSP dan 450 kg KCL per ha/ tahun.

Coleman and Lawrence (2000) menambahkan bahwa kelemahan dari pakan olahan dalam hal ini wafer antara lain adalah:

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK

Temu Lapang Bioindustri Sawit-Sapi

HUBUNGAN KONSUMSI PAKAN DENGAN POTENSI LIMBAH PADA SAPI BALI UNTUK PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR ABSTRAK PENDAHULUAN

Pakan Sapi dari Jerami Padi hasil Amoniasi dan Fermentasi. 2 Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe

KONSENTRAT TERNAK RUMINANSIA

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

JENIS PAKAN. 1) Hijauan Segar

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung

Tingkat Adopsi Petani terhadap Teknologi Jamu Ternak di Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017 PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK DI KELOMPOK PETERNAK MAULAFA

I. PENDAHULUAN. besar untuk dikembangkan, sapi ini adalah keturunan Banteng (Bos sundaicus)

I. PENDAHULUAN. tinggi perlu didukung oleh ketersediaan hijauan yang cukup dan kontinyu. Tetapi

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sangat berperan penting sebagai sumber asupan gizi yang dibutuhkan

BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN

Lampiran 1. Peta Kabupaten Pati

ANALISIS EKONOMI PAKAN TERNAK TERFERMENTASI BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI PISANG DI KABUPATEN LUMAJANG

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan makanan pada saat masa penggantian dari makanan kuning telur ke

Transkripsi:

JURNAL UDAYANA MENGABDI, VOLUME 15 NOMOR 2, MEI 2016 ALTERNATIF PENYEDIAAN PAKAN DENGAN PENERAPAN BUDIDAYA HMT ORGANIK, TEKNOLOGI PENGOLAHAN HIJAUAN DAN LIMBAH PERTANIAN PADA SENTRA PRODUKSI SAPI POTONG DI KABUPATEN MANOKWARI F. R. Pawere 1, L.Y. Sonbait 2 ABSTRAK Pemberian makanan pada sapi pada sentra produksi sapi potong di Wilayah Masni Kabupaten Manokwari adalah kurang efisien. Kelebihan pakan biasanya dibuang atau dibakar. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk memberi pelatihan kepada para petani dalam penyediaan pakan ternak sapi potong agar menjadi lebih efisien. Hal ini adalah dengan membangun kebun Hijauan Makanan Ternak (HTM) dan mengolah limbah pakan ternak dengan menggunakan biogas menjadi pupuk bagi HTM, dan teknologi pengolahan limbah pakan yang dapat membuat silase, amoniasi dan jerami. Hasil pengabdian ini adalah petani sudah memiliki kebun HTM sendiri, peternak dapat membuat silase, amoniasi dan jerami sebagai pakan alternatif bila pakan sangat sulit diperoleh, terutama selama musim kemarau. Kata kunci: teknologi pengolahan pakan, biogas, produksi ternak sapi, Hijauan Makanan Ternak, pupuk ABSTRACT Feeding the cattle, in beef cattle production centers in Masni District Manokwari Regency is less efficient. Excess of feed is usually thrown away or burned. The purpose of this community service is to train farmers to build forage fodder gardens for providing feed for cattle. The feed waste is processed using Biogas technology to be forage fodder gardens fertilizer. By using feed processing technology, it can make silage, ammoniation and hay. The results of community service were farmers already have their own fodder gardens, breeders can make silage, ammoniation and hay as an alternative feed when feed is very difficult to obtain, especially during the dry season. Keywords: feed processing technology, beef cattle production, forage fodder gardens, Biogas, fertilizer 1. PENDAHULUAN Kabupaten Manokwari sebagai daerah produsen ternak sapi potong terbesar di Propinsi Papua Barat dengan jumlah populasi sapi sebesar 20.843 ekor atau sekitar 40,05% dari total populasi sapi potong di Provinsi Papua Barat (Statistik Peternakan Papua Barat,2013). Populasi sapi Potong di Distrik Masni sekitar 8576 ekor sedang Populasi sapi potong di Distrik Prafi sebesar 4056 ekor. Kepemilikan ternak di Distrik Masni adalah 5-6 ekor per peternak sedang di Distrik Prafi 3-4 ekor per peternak. Pakan hijauan yang biasa diberikan pada sapi adalah berupa rumput Pennisetum purpureum dan Pennisetum purpureophoides. Rumput tersebut diperoleh dari lahan-lahan kosong di sekitar persawahan, pinggiran jalan atau sekitar areal perkebunan kelapasawit milik PT. 1 Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan, Universitas Papua, Papua Barat, frandz_pawere@yahoo.co.id 2 Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan, Universitas Papua, Papua Barat, lukas.sonbait@gmail.com 24

F. R.Pawere, L. Y. Sonbait Perkebunan Nusantara II yang merupakan cabang PTP. Tanjung Morawa Medan dan Perkebunan kelapa sawit milik PT. Medco Papua Hijau Selaras Manokwari. Masalah pokok bagi peternak di wilayah distrik Masni dan Prafi adalah ketersediaan pakan. Kebutuhan hijauan pakan bagi ternak sapi adalah 100-150 kg hijauan segar per hari. Pada saat musim kemarau pakan sangat sulit didapatkan dan pada saat musim hujan pakan sangat melimpah bahkan kelebihan pakan biasanya dibakar. Kegiatan Program IbM ini dapat membantu para peternak dengan menerapkan beberapa teknologi sederhana dan praktis yang dapat menjadi solusi alternatif dalam penyediaan pakan sapi potong di kedua Distrik tersebut di atas. 2. METODE PEMECAHAN MASALAH Kegiatan penerapam Ipteks bagi Masyarakat (IbM) dilakukan di 2 kelompok yaitu di kelompok Peternak Sapi SP 3 Distrik Prafi dan Kelompok Peternak SP 6 distrik Masni yang berlangsung dari bulan Mei 2015 hingga November 2015. Pada kegiatan Pengabdian ini, dilakukan metoda PRA (Participatory Rural Appraisal) dimana dilakukan pendekatan yang memungkinkan masyarakat bersama-sama menganalisis masalah dan merumuskan perencanaan dan kebijakan melalui kegiatan pelatihan dan penyuluhan yang dilakukan tim. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah pengamatan langsung di lapangan, ceramah, diskusi, demonstrasi dengan melakukan praktek bersama secara langsung dengan petani peternak di kedua lokasi. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Pembuatan demplot rumput Pennisetum Purpurem Pada umumnya peternak tidak memiliki kebun hijauan makanan ternak (HMT). Padahal kebun HMT sangat penting sekali untuk ketersediaan pakan bagi ternak sepanjang hidupnya. Kegiatan penyuluhan dan demonstrasi tentang pembuatan demplot HMT sangat disukai oleh peternak. Para peternak sangat tertarik dengan materi yang disampaikan. Mereka menyadari bahwa pembuatan kebun HMT sangat bermanfaat sekali. Setelah penyampaian materi dilanjutkan dengan kegiatan demonstrasi ploting (demplot). Pembuatan demplot berlangsung selama 2 hari. Pada hari kedua langsung dilakukan penanaman rumput gajah dengan jarak tanam 30x30cm. Para peternak telah memahami cara pembuatan demplot HMT karena mereka diberikan kesempatan secara langsung untuk membuat demplot HMT. Gambar 1. Demplot Rumput Pennisetum Purpureum VOLUME 15 NO. 2, MEI 2016 25

ALTERNATIF PENYEDIAAN PAKAN DENGAN PENERAPAN BUDIDAYA HMT ORGANIK, TEKNOLOGI PENGOLAHAN HIJAUAN DAN LIMBAH PERTANIAN PADA SENTRA PRODUKSI SAPI POTONG DI KABUPATEN MANOKWARI 3.2. Pemanfaatan Limbah Biogas Gambar 2. Limbah biogas yang dimanfaatkan sebagai pupuk bagi Rumput Pennisetum purpureum Junus etal.,(1997) menyatakan bahwa sludge yang dihasilkan dari pembuatan biogas memiliki kandungan protein 11,46% dan mineral 45,02%, C/N ratio biogas adalah 13/1 sangat sesuai dengan tanah pertanian. Berarti limbah biogas dapat dimanfaatkan untuk budidaya rumput gajah. Percobaan penggunaan limbah biogas sebagai pupuk organik ternyata menunjukan hasil produksi rumput gajah yang sangat baik bila dibandingkan dengan rumput gajah yang dipupuk dengan urea. Secara visual, rumput gajah hasil pemupukan dengan biogas memiliki daun yang lebih hijau dan lebar dibandingkan dengan rumput gajah yang dipupuk dengan urea. Secara ekonomi, pemupukan dengan menggunakan limbah biogas lebih hemat biaya bahkan limbah biogas tersebut tidak dibeli hanya diberikan cuma-cuma oleh pemiliknya. Peternak sekarang tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli pupuk urea lagi. Mereka sekarang menggunakan limbah biogas. Pemilik limbah biogas sekarang merasa senang karena limbah biogas tidak menjadi masalah bagi lingkungan tempat tinggalnya. Gambar 3. Rumput Pennisetum purpureum yang diberi pupuk limbah biogas 3.2.1. Pembuatan Silase Bahan Silase berasal dari rumput gajah yang diperoleh dari kebun HMT yang dibuat dengan pemupukan menggunakan limbah biogas. 26 JURNAL UDAYANA MENGABDI

F. R.Pawere, L. Y. Sonbait Gambar 4.Penyuluhan Pembuatan Silase Pembuatan silase dengan metode pemotongan dan pelayuan yaitu hijauan sebelum dipotong-potong berukuran 3-5 cm terlebih dahulu dilayukan selama dua hari (kandungan bahan kering 40%-50%). Kemudian, potongan rumput itu dimasukan ke dalam plastik polibag (berfungsi sebagai silo) berukuran besar dan dipadatkan dengan cara diinjak kemudian plastik polibag ditutup rapat dengan cara plastik tersebut diikat sehingga tidak ada oksigen yang masuk. Setelah itu dimasukan ke dalam sebuah ember besar berfungsi sebagai tempat untuk melindungi silase dari serangan hama tikus. Lalu disimpan di gudang dengan suhu 27 C hingga 35 C. Gambar 5.Kiri Rumput Pennisetum purpureum dianginkan sebelum dicacah Kanan Rumput Pennisetum purpureum dicacah dan dimasukkan ke dalam silo Percobaan hasil pembuatan silase secara beramai-ramai, kami bersama peternak memberikan hasil percobaan pembuatan silase kepada ternak sapi. Ternak sapi sangat suka sekali. Para peternak menyaksikan secara langsung sapi mengkonsumsi silase yang dibuat. Respon dari peternak setelah melihat hasil percobaan ini adalah mereka akan memanfaatkan rumput gajah yang berlebihan pada saat panen hijauan untuk dibuat menjadi silase. VOLUME 15 NO. 2, MEI 2016 27

ALTERNATIF PENYEDIAAN PAKAN DENGAN PENERAPAN BUDIDAYA HMT ORGANIK, TEKNOLOGI PENGOLAHAN HIJAUAN DAN LIMBAH PERTANIAN PADA SENTRA PRODUKSI SAPI POTONG DI KABUPATEN MANOKWARI Gambar 6.Silase dari rumput Pennisetum purpureum diberikan ke ternak sapi Jerami padi yang tidak dimanfaatkan oleh manusia dapat dijadikan pakan bagi ternak sapi. Salah satu caranya adalah meningkatkan kualitas gizinya dengan cara menambahkan urea sebanyak 4kg untuk 100kg jerami.proses amoniasi berlangsung selama 7 hari. 3.2.2. Pembuatan Amoniasi Percobaan pemberian amoniasi kepada ternak sapi kurang memuaskan. Karena amoniase yang diberikan hanya dikonsumsi sebagian saja. Hal ini diduga karena amoniasi kurang palatable bagi ternak sapi. Pakan hijauan juga masih tersedia cukup banyak (melimpah ruah) sehingga amoniase menjadi alternatif pilihan terakhir bagi ternak sapi. Bagi para peternak pengetahuan pembuatan amoniasi sangat bermanfaat pada saat kekurangan pakan atau musim kemarau dimana pakan sangat sulit diperoleh maka amoniasi dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternatif. Gambar 7. Pembuatan amoniasi dari jerami padi dan pemanfaatannya pada ternak sapi 3.2.3. Pembuatan Hay Bahan dasar pembuatan hay adalah jerami kering. Jerami padi yang tidak terpakai tersebut dikeringkan di bawah sinar matahari sampai kering dengan kadar sekitar 20%-30%, sehingga hijauan yang berlebihan dapat disimpan untuk jangka waktu tertentu sehingga dapat mengatasi kesulitan pakan saat musim kemarau. Kami juga mengajarkan pada peternak bahwa selain jerami padi, rumput pakan ternak juga dapat dibuat jadi hay. Misalnya rumput gajah, rumput raja, rumput sorgum, dan lain-lain. Percobaan pemberian hay kepada ternak sapi dilakukan bersama-sama dengan peternak. Ternak sapi kurang menyukai hay tersebut. Hal ini diduga karena tidak ada masa adaptasi pemberian pakan. Selain karena rumput pakan ternak masih banyak tersedia di alam, sehingga hay tersebut menjadi pakan alternative bagi sapi di saat kesulitan pakan. Para peternak sangat berterimakasih terhadap kegiatan pembuatan hay. Mereka sudah mengetahui alternatif pemberian pakan bagi ternak sapi mereka di saat kesulitan pakan. 28 JURNAL UDAYANA MENGABDI

F. R.Pawere, L. Y. Sonbait Gambar 8. Hay dari jerami padi 4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1. Simpulan Respon sangat baik sekali yang diberikan oleh para peternak terhadap introduksi alternative penyediaan pakan bagi ternak sapi dan pembuatan pupuk dari limbah biogas. Peternak telah memahami cara membuat silase, amoniasi, hay dan cara pemberiannya ke ternak sapi serta peternak juga sudah bisa membuat pupuk dari limbah biogas untuk memupuk tanaman hijauan pakan ternaknya. 4.2. Saran Kegiatan pembuatan silase dan pupuk dari biogas perlu dilanjutkan karena tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi bagi peternak, namun juga dapat mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah biogas. DAFTAR PUSTAKA AAK. 1983. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja & Perah. Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI). Yogyakarta. BPS Papua Barat, 2013. Papua Barat dalam Angka tahun 2013. Badan Pusat Statistik Propinsi Papua Barat. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Papua Barat, 2013. Data Statistik Peternakan Propinsi Papua Barat Tahun 2013. [Laporan Dinas]. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Papua Barat. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Papua Barat, 2013. Profil dinas peternakan tahun 2013. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Papua Barat. H. R. Kartadisastra. 1997. Penyediaan dan Pengelolaan Pakan Ternak Ruminansia. Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI). Yogyakarta. Herriyadi, R. 2010. Pengolahan Jerami Padi Melalui Amoniasi Urea & Kotoran Ayam Sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia. Makalah LKTI, YPI Guyangan Trangkil Pati JawaTengah. http://livesctockrview.com. Referensi. Jerami fermentasi, alternatif hijauan pakan ternak. 26 April 2013 Junus, M. 1997. Teknik membuat dan memanfaatkan biogas. Gajah Mada university Press. Soetanto H. dan Subagio I. 1988. Landasan Agrsotologi. NUFFIC- Unibraw, Malang. Sukria, A. H. Dan Krisnan R. 2009. Sumber dan ketersediaan bahan baku pakan di Indonesia. IPB Press, Bogor. VOLUME 15 NO. 2, MEI 2016 29